2)
3)
4)
5)
6)
7)
DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel
tersebut.
Teori ERROR
Salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis
"Error Castastrophe" (Darmojo dan Martono, 1999). Menurut teori tersebut menua diakibatkan
oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat
kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan
kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.
Pemakaian dan Rusak, wear and tear theory
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
Autoimune
Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Saat jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah
dan mati.
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self
recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel, maka
hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan
tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal
ini dibuktikan dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia
(Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain sistem imun tubuh
sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya
terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel patologis meningkat sesuai dengan
menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutif dari Nuryati, 1994)
Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak
dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh
lelah dipakai.
Teori Radikal Bebas
Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik
seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh
manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan
Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga
dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (1993) yang
dikutif dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua umur makin banyak
terbentuk radikal bebas, sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel
makin banyak akhirnya sel mati.
Teori Kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan
jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
b. Teori Sosial
1) Teori Aktifitas
Lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial
2) Teori Pembebasan
Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik
secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :
a) Kehilangan peran
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
8)
a)
b)
c)
c.
1)
2)
3)
Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lansia pada
saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori Freud, Buhler, Jung dan
Erikson.
Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan balita
. Erikson (1930) membagi kehidupan menjadi 8 fase dan lansia perlu menemukan integritas diri
melawan keputusasaan (ego integrity versus despair)..
Havighurst dan Duvall menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (development
tasks) selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia yaitu ;
Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis
Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
Menemukan makna kehidupan
Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia
Menerima dirinya sebagai calon lansia
Joan Birchenall RN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan perlunya
mempelajari psikologi perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang
selama fase kehidupannya.
Pokok-pokok dalam development theory adalah :
Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu
pensiun dan atau menduda atau menjanda.
Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam keluarga, kehilangan
identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan hidup dan
teman-temannya.
Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)
Wiley (1971), menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia kronologis yang
menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas peran, kewajiban, serta hak
mereka berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah
struktur dan prosesnya.
Pokok-pokok dari teori ini adalah :
Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat
Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok
Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di antara penduduk.
Teori Psikologi
Teori Kebutuhan Manusia menurut Hirarki Maslow
Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang
memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas
yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka berusaha
menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan
terbsebut tercapai. Semua kebutuhan ini sering digambarkan seperti sebuah segitiga dimana
kebutuhan dasar terletak paling bawah/di dasar.
Teori Individual Jung
Carl Jung (1960) menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari seluruh fase
kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa dewasa muda, usia
pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran seseorang
dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan/diorientasikan
terhadap dunia luar (ekstroverted) atau ke arah subyektif, pengalaman-pengalaman dari dalam
diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan
merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.
Teori Proses Kehidupan Manusia
b.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
OLAHRAGA
Latihan olahraga yang baik dan benar serta teratur harus memenuhi komponan
sebagai berikut:
1. Peregangan dan pemanasan 10 15 menit
2. Latihan initi 15 60 menit
3. Pendinginan 10 15 menit
Faktor yang diperhatikan :
1. Intensitas latihan pra usia lanjut 60 % - 80 % DNM
DNM (Denyut Nadi Maksimal ) : 220 usia x menit
Contoh : Bila usia 40 tahun DNM = 220 40 = 180 x / mnt
Batas atas 85 % = 85 % -x 180 x/mnt = 153 x/mnt
Batas bawah 60 % = 60 % x 180 x/mnt = 108 x/mnt
2. Frekuensi latihan --------------------3 5 x seminggu
3. Lamanya latihan -------------------- 30 45 menit, tidak termasuk waktu
pemanasan dan pendinginan.
Toleransi terhadap kekurangan O2 sangat menurun pada klien lansia, untuk itu
kekurangan O2 yang mendadak harus dicegah dengan cara posisi bersandar pada beberapa
bantal, jangan makan terlalu banyak, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan dan
sebagainya.
Seorang perawat harus dapat memotivasi para klien lansia agar mau dan
menerima makanan yang disajikan. Kurangnya kemampuan mengunyah sering dapat
menyebabkan hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
menghidangkan makanan lunak atau memakai gigi palsu. Waktu makan yang teratur, menu
bervariasi dan bergizi, makanan yang serasi, serta suasana yang menyenangkan dapat
menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu perawat harus mengatur makanan sesuai
diet yang dianjurkan.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
f.
2.
Psikologis-sosial
Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.
Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.
Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.
Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.
Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan menghilangkan perasaan
secara tepat.
Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.
a.
b.
c.
d.
3.
Spiritual
Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.
Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan kematian.
Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.
Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara tepat.
a.
b.
c.
d.
e.
E. Rencana Keperawatan
1.
Tujuan perencanaan
Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi
fisik, psiko, sosial dengan tak tergantung pada orang lain.
2.
Tujuan tindakan keperawatan
Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi :
Pemenuhan kebutuhan keselamatan
Peningkatan keamanan dan keselamatan
Memelihara kebersihan diri
Memelihara keseimbangan istirahat tidur
Peningkatan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
3.
Rencana dan Rasional
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
1) Makanan porsi kecil tapi sering, lunak.
R Menyesuaikan fungsi lambung dan melemahnya otot lambung dan usus.
2) Banyak minum dan kurangi makanan asin.
R. Mencegah kekeringan kulit dan kendor.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
Pengkajian
Fisiologis/fisik
Stratus gizi
IMT = Kg BB
normal laki laki = 18 -25
(TB)2
wanita = 17 23
Intake cairan dalam 24 jam
Kondisi kulit
Kondisi bibir , mukosamulut, gigi
Riwayat pengobatan, alkhohol, zat adiktif lainnya
Evaluasi kemampuan penglihatan , pendengaran dan mobilitas
Keluhan yang berhubungan dengan nutrisi : gangguan sistem digestif, nafsu makan, makanan
yang disukai dan tidak disukai, rasa dan aroma
Kebiasaan waktu makan ( 2 3 X sehari, snak dlll).
Psikososial/afektif
Kebiasaan saat makan (makan sendiri, sambil nonton TV,dll)
situasi lingkungan (kapasitas penyediaan makanan, pengolahan dan penyimpanan makanan)
sosiokultural yang berlaku yang mempengaruhi pola nutrisi dan eleminasi
Kondisi depresi yang dapat mengganggu pemenuhan nutrisi.
Pemeriksaan tambahan/laborat
Analisa darah :
Kreatinin : indekz massa otot
Serum protein khususnya untuk sintesa antibodi dan limfosit, dalam kekebalan seluler, enzym,
hormon, struktur sel yang luas, struktur jaringan
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi yang
tidak adekuat akibat anoreksia
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skleletal,, nyeri, intoleransi aktifitas
4. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi
5. Resiko cedera (dislokasi sendi) berhubungan dengan otot hilang kekuatannya, rasa nyeri sendi
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda infeksi
Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri, merah,gangguan fungsi
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur
R/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang
b. Ajarkan tentang perlunya menjaga kebersihan diri dan lingkungan
R/ Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan diri yang kurang sehat
c. Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTP
R/ meningkatkan kadar protein dalam dalam tubuh sehingga meningkatkan kemampuan
kekbalan dalam tubuh
d. Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat menyebabkan imunosupresi
R/ Menurunkan resiko terjadinya infeksi.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri
Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat
Kriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktifitas
Intervensi :
a.
Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit
R/ tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari proses inflamasi
b.
bantu dengan rentang gerak aktif/pasif
R/ mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot
c.
ubah posisi dengan sering dengan personal cukup
R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi
d.
Berikan lingkungan yang nyaman misaal alat bantu
R/ menghindari cedera.
INTERVENSI
RASIONALISASI
1. Tetapkan hubungan saling percaya perawat 1. Dengan adanya saling percaya klien akan
klien dengan cara:
mau mengungkapkan perasaan yang
terpendam yang beresiko menimbulkan
Dorong individu meng-ungkapkan
stress sehingga dengan proses katarsis
perasaan.
Dorong individu bertanya tentang masalah beban hidup klien akan berkurang
sehingga harga diri klien akan menjadi
dan penanganan serta akibat jika masalah
semakin baik.
stress tidak diatasi
Berikan informasi yang terpercaya dan
perkuat informasi yang telah diberikan
Perjelas mengenai konsep harga diri,
perawatan dan pemberi pelayanan
perawatan.
Hindari kritik negatif
Berikan privasi atau lingkungan aman.
1. Tingkatkan interaksi sosial
2). Untuk meningkatkan intensitas hubungan
Hindari perlindungan ber-lebihan
sehingga semakin banyak proses katarsis
yang dapat dilakukan dengan klien.
Dorong gerakan/latihan
3).
Sebagai
koping yang dapat meningkatkan
2. Gali kekuatan dan sumber - sumber pada
konsep
diri
klien.
individu
6.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Capernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa Yasmin Asih
EGC jakarta
C. Long barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit IV, V, VI Alih
bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, IAPK Bandung
Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC
Jakarta
Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta
Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Dep Kes R.I
Lueckennotte, Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year Incorporation
Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC
Anonym, Panduan Gerontologi, Jakarta: EGC