Abstract
Cr(VI) is one of the components of industrial wastewater pollution which is carcinogenic and toxic to humans.
The method to reduce the Cr(VI) in industrial wastewater is using activated carbon based on banana peel. This study
aims to determine the effect of carbonization temperature on the production of activated carbon based on banana peel
as well as the effect of addition of 2M H2SO4 acid activator on carbon activation process. Carbonization process is
carried out at temperature of 400, 450, 500, 550 and 600 oC in carbonization reactor for 90 minutes with N2 gas flow.
Then, the carbon will be activated for 24 hours using a solution of 2M H2SO4 acid. The results showed that the
carbonization temperature has a great effect on the carbon and the activated carbon. The optimal temperature for
carbonization is 600C and has been activated. Activated carbon by carbonization temperature of 600C has water
content of 2.48%; ash content of 6.97%; surface area of 62.27 m2 / g; the average pore diameter of 26.998 ; and the
ability to adsorp the Cr(VI) for about 60.9%.
Keywords: banana peel, activated carbon, carbonization, activation
Abstrak
Logam Cr(VI) adalah salah satu komponen pencemaran air limbah industri yang bersifat
karsinogenik dan toksik terhadap manusia. Salah satu solusinya yaitu pengurangan logam Cr(VI) pada air
limbah industri dengan menggunakan karbon aktif berbasis kulit pisang. Pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh suhu karbonisasi terhadap pembuatan karbon aktif berbasis kulit pisang serta pengaruh
penambahan aktivator asam H2SO4 2M pada proses aktivasi karbon. Proses karbonisasi dilakukan pada suhu
400, 450, 500, 550 dan 600oC di dalam reaktor karbonisasi selama 90 menit dan dengan dialirkan gas N2.
Selanjutnya karbon diaktivasi selama 24 jam menggunakan larutan asam H2SO4 2M. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa suhu karbonisasi sangat berpengaruh pada karbon dan karbon aktif yang dihasilkan,
dengan hasil terbaik adalah pada suhu karbonisasi 600 oC dan telah diaktivasi. Karbon aktif dengan suhu
karbonisasi 600 oC menghasilkan kadar air sebesar 2,48% ; kadar abu 6,97% ; luas permukaan sebesar 62,27
m2/g ; rata-rata diameter pori sebesar 26,998 ; dan kemampuan untuk adsorpsi ion logam Cr(VI) sebesar
60,9%.
Alat Penelitian
Pada penilitian ini alat yang digunakan
antara lain: Alat karbonisasi, ayakan 80
mesh, labu Erlenmeyer, gelas ukur, pipet
tetes, pipet ukur, labu ukur, corong kaca,
kaca arloji, cawan porselen, desikator, oven,
neraca analitik, alat penumbuk, shaker, dan
muffle furnace.
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian
ini adalah kulit pisang kepok, kertas saring
whatman 41, aquadest, aquademin, H2SO4,
K2Cr2O7, H3PO4, gas N2 dan larutan
diphenylcarbazide.
Rangkaian Alat Karbonisasi
Rangkaian alat yang digunakan pada
penelitian ini sesuai dengan Gambar 1.
Persiapan Bahan dan Pembuatan
Karbon
Kulit pisang kepok dicuci dan dipotongpotong
kemudian
dikeringkan
lalu
dihaluskan dan diayak menggunakan
ayakahan 80 mesh. Kulit pisang dalam
bentuk serbuk dikarbonisasi dengan adanya
aliran gas N2 pada variasi suhu 400, 450,
500, 550, dan 600 oC selama 90 menit.
Pembuatan Karbon Aktif
Karbon direndam dalam larutan H2SO4
2M selama 24 jam dengan perbandingan
1:2. Setelah itu karbon karbon disaring dan
dicuci menggunakan aquadest hingga pH
larutan sama dengan pH aquadest. Karbon
aktif yang diperoleh dikeringkan dengan
suhu 110 oC hingga diperoleh berat konstan.
Karbon aktif yang diperoleh kemudian
dianalisa menggunakan analisa FTIR untuk
mengetahui gugus fungsi karbon aktif dan
analisa
menggunakan
BET
untuk
menentukan luas permukaan karbon aktif.
Analisa BET
Analisa BET dilakukan untuk mengetahui
luas permukaan pori karbon dan karbon
aktif.
Analisa FT-IR
Analisa FTIR dilakukan untuk mengetahui
gugus fungsi dari kulit pisang, karbon, dan
karbon aktif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
: Kulit Pisang
: Karbon Suhu 600oC
: Karbon Aktif Suhu 600oC
Gambar 3 Hasil FTIR Kulit Pisang, Karbon,
dan Karbon Aktif
Gambar 2. Grafik Yield Hasil Karbonisasi
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa
semakin tinggi suhu karbonisasi maka yield
yang dihasilkan semakin rendah. Yield
terbesar dihasilkan pada karbonisasi dengan
suhu 400oC yaitu sebesar 42,83%
sedangkan yield terendah dihasilkan pada
karbonisasi dengan suhu 600oC yaitu
sebesar 32,33%. Hal ini menunjukan bahwa
semakin tinggi suhu maka semakin banyak
massa kulit pisang yang hilang karena
terjadinya penguapan zat volatile dan
dekomposisi senyawa seperti hemiselulosa,
selulosa, dan lignin (Brenes, 2006).
Karakterisasi Gugus Fungsi
Menggunakan FTIR
Untuk mengetahui gugus fungsi pada
kulit pisang, karbon tanpa aktivasi dan
karbon aktif maka dilakukan analisis FT-IR.
Gambar 3 menunjukkan terjadi perubahan
gugus fungsi dan perubahan intensitas
transmittan yang dihasilkan. Perubahan
gugus fungsi dikarenakan adanya peran
aktivator yang dapat melarutkan pengotor,
sedangkan perubahan intensitas transmittan
menandakan semakin tinggi intensitas pada
suatu spektrum maka akan mempengaruhi
Kadar air
Kadar abu
(SNI No.
06-37301995)
Maks.
15%
Maks.
10%
Karbon
Karbon
Aktif
11,18%
2,48%
33,57%
6,97%
Luas
Permukaan
(m2/g)
Rata-rata
Diameter
Pori ()
Karbon
(suhu
karbonisasi oC)
400
600
Karbon Aktif
(suhu karbonisasi
o
C)
400
600
0,61
1,64
6,72
62,27
2138,1
59,5
48,4
26,9
G.
Savage.
2009.
Carbon-Carbon
Composite.
UK:
SpringerScience+Business Media, B.V.