Anda di halaman 1dari 15

PRE PLANNING

PENYULUHAN KESEHATAN DIARE DI POSYANDU BALITA RW 03


KELURAHAN KEDUNG COWEK KECAMATAN
BULAK SURABAYA

DISUSUN OLEH :
GERBONG 2
NERS A7

PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2016/2017

KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES HANG TUAH SURABAYA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIARE
Pokok Bahasan

: Diare

Sub Bahasan

: 1. Pengertian Diare
2. Penyebab dan faktor risiko terjadinya Diare
3. Tanda dan gejala Diare
4. Pencegahan Diare
5. Penatalaksanaan Diare

Sasaran

: Ibu Balita di RW. 03 Kelurahan Kedung Cowek


Kecamatan Bulak Surabaya.

Metode

: Ceramah
Diskusi

Media

: Leaflet

Waktu

: 30 menit.

Tempat

: Balai RW 03

Hari dan tanggal

: Kamis, 1 Desember 2016

Pukul

: 09.00 WIB

I.

LATAR BELAKANG
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di Negara

berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan


dan kematian akibat diare (Adisasmito, 2007). Diare pada bayi bersifat akut,
berkepanjangan, dan kronik. Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi
masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah
tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO
memperkirakan 4 milyar kasus, terjadi di dunia pada sebagian besar anak-anak
dibawah umur 5 tahun. Bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi

yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen Kesehatan


menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi, balita, dan
anak-anak di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko
yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare di Indonesia. Salah satu
faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air
bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas
bakterologis air, dan kondisi rumah (Soegijanto, 2009).
Berdasarkan data WHO tahun 2010, pada Weekly Morbidity and Mortality
Report (WMMR), dilaporkan bahwa pada minggu ke-22 (29 Mei 4 Juni 2010)
dari semua jumlah kunjungan pasien 12% diantaranya adalah kasus penyakit diare
dan dari semua jumlah kunjungan pasien 23% diantaranya adalah balita, dimana
yang menderita penyakit diare adalah 9% dari semua jumlah kunjungan pasien
balita. Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2010) diare dan gastroenteritis
menempati urutan pertama pada pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di rumah sakit, dengan CFR (Case Fatality Rate) 1,79%. Pada tahun 2010
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare terjadi di 11 provinsi dengan CFR 1,74%.
Jumlah CFR tersebut sama dengan CFR tahun 2009. Angka CFR diare pada
periode 2006-2010 yaitu tahun 2006 (2,26%), tahun 2007 (1,79%), tahun 2008
(2,94%), tahun 2009 (1,74%), tahun 2010 (1,74%). Terdapat peningkatan CFR
(Case Fatality Rase) yang cukup signifikan antara tahun 2007 dan tahun 2008 dari
1,79% menjadi 2,94% dan pada tahun 2009 dan 2010 angka ini mengalami
penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh adanya perbaikan penatalaksanaan
diare. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk
menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk.
Secara keseluruhan diare disebabkan oleh infeksi bakteri, terkecuali
ditemukan sebab-sebab yang lain. Infeksi bakteri yang sering menimbulkan diare
adalah infeksi bakteri E.coli Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab
banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi
masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia.
Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk
di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar
bakteri ini. Diare dapat mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit serta

gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik dan


hipokalemia, gangguan sirkulasi darah, gangguan gizi yang terjadi akibat
keluarnya cairan yang berlebihan karena diare (Soegeng, 2002 dalam Purwanto,
2014).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat
khusunya kalangan menengah kebawah tentang diare masih sangat kurang, dan
dalam upaya membantu pemerintah meminimalisir angka kejadian diare penulis
sebagai mahasiswa keperawatan secara khusus akan memberikan penyuluhan
kepada salah satu keluarga di suatu daerah tertentu tentang diare.
II.

TIU ( Tujuan Intruksional Umum )


Meningkatkan

pengetahuan

ibu

balita

tentang

penyebab

dan

penatalaksanaan diare.
III. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )
Setelah di lakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, peserta
mengerti apa yang telah di sampaikan dengan kriteria hasil :
1. Ibu balita dapat menjelaskan pengertian diare
2. Ibu balita dapat menyebutkan penyebab dan faktor risiko terjadinya diare
3. Ibu balita dapat menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala diare
4. Ibu balita dapat menyebutkan pencegahan diare
5. Ibu balita dapat menyebutkan 3 penatalaksanaan diare
IV.

SASARAN

Ibu Balita di RW. 03 Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya


V.

MATERI (TERLAMPIR)

VI.

METODE

1.

Ceramah

2.

Diskusi

VII. MEDIA
1.

Leaflet

2.

Flipchart

VIII. KRITERIA EVALUASI


1.

Kriteria Struktur :
a.

Ibu Balita hadir minimal 20 orang.

b.

Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Posyandu Lansia RW 03


Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Bulak Surabaya.

c.

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan


saat penyuluhan.

2.

Kriteria Proses :
a.

Ibu Balita antusias terhadap materi penyuluhan.

b.

Ibu Balita mendengarkan penyuluhan.

c.

Ibu Balita mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara


benar.

3.

Kriteria Hasil :
a.

Ibu balita dapat menjelaskan pengertian diare

b.

Ibu balita dapat menyebutkan penyebab dan faktor risiko terjadinya


diare

IX.

c.

Ibu balita dapat menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala diare

d.

Ibu balita dapat menyebutkan pencegahan diare

e.

Ibu balita dapat menyebutkan 3 penatalaksanaan diare

KEGIATAN PENYULUHAN
No
1.

Waktu
Pembukaan
5 Menit

Kegiatan Penyuluh
1. Memberi salam pembukaan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan

Respon Audience
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan.
3. Memperhatikan.

tujuan
4. Memperhatikan.

penyuluhan.
4. Menyebutkan materi yang

5. Menjawab pertanyaan

akan diberikan.
5. Memberikan

beberapa

yang

diajukan

oleh

pertanyaan

pada

audience

penyuluh.

tentang materi penyuluhan


2.

Pelaksanaan
10 menit

yang akan dilakasanakan.


1. Menjelaskan kepada sasaran 1.
definisi Diare

Mendengarkan
secara seksama

2. Menjelaskan penyebab dan


faktor risiko penyakit Diare

2.

3. Menjelaskan tanda dan gejala


penyakit Diare

memperhatikan
3.

4. Menjelaskan cara pencegahan


Diare

Mendengarkan dan
memperhatikan

4.

5. Menjelaskan cara penanganan


Diare

Mendengarkan dan

Mendengarkan dan
memperhatikan

5.

Mendengarkan dan
memperhatikan

3.

Evaluasi
1. Memberikan
kesempatan 1.
Bertanya
10
Menit
kepada
audience
unuk
pemateri

kepada

bertanya tentang materi yang


telah diberikan.
2. Memberikan
kepada

pertanyaan

audience

tentang 2. Menjawab pertanyaan

materi penyuluhan yang telah


4.

Terminasi

disampaikan.
1. Mengucapkan

5 Menit

atas

terimakasih 1. Mendengarkan.

perhatian

yang

diberikan.
2. Mengucapkan
penutup.

X.

SETTING TEMPAT

pemteri

2. Menjawab salam.
salam

Keterangan :
: Pembawa acara dan moderator

: Observer

: Penyaji

: Audience

: Fasilitator
XI.

PENGORGANISASIAN

a.

Pembawa acara dan moderator : Nurul Maulidia

b.

Penyaji

: Tiara Widya Puspitasari

c.

Observer

: Arinda Riskiyatul Laily

d.

Fasilitator

: Nia Dewi Syinta

e.

Dokumentasi

: Putri Dwi Kurniawati


Surabaya, 01 Desember 2016
Mengetahui,

Penanggung jawab Kegiatan

Ketua Kelompok

(Tiara Widya P.)


Pembimbing Lahan

( Sofyan Riyandi U)
Pembimbing Institusi

MATERI PENYULUHAN
A.

Pengertian
Diare merupakan salah satu penyakit menular yang angka kesakitan dan

kematiannya relatif tinggi. Diare adalah berak-berak lembek sampai cair

(mencret), bahkan dapat berupa cair saja, yang lebih sering dari biasanya (3 kali
atau lebih dalam sehari) yang ditandai dengan gejala dehidrasi, demam, mual dan
muntah, anorexia, lemah, pucat, keratin abdominal, mata cekung, membran
mukosa kering, pengeluaran urin menurun, dan lain sebagainya (Nazek, 2007;
Chang, 2008).
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa
darah dan atau lendir dalam feses, sedangkan diare akut sendiri didefinisikan
dengan diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya
sakit (Sodikin, 2011).
Diare didefinisikan sebagai pasase feses cair lebih dari tiga kali sehari
disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses (Widjaja M.C,
2011).
B.

Penyebab Diare
Di Negara maju, hampir sekitar 70-90% penyebab dari diare sudah dapat

dipastikan. Secara garis besar penyebab diare dikelompokan menjadi penyebab


langsung atau faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat
terjadinya diare. Menurut (Widoyono, 2011) penyebab diare dapat dielompokkan
menjadi :
1.
2.

Virus: Rotavirus (40-60%), Adenovirus.


Bakteri: Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio cholera, dan

3.

lain-lain.
Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lambia, Cryptosporidium (4-

4.
5.
6.

11%).
Keracunan makanan.
Malabsorbsi: Karbohidrat, lemak, dan protein.
Alergi: makanan, susu sapi.
Menurut Cecily (2009), penyebab diare dibagi dalam beberapa faktor, yaitu:

1.

Faktor infeksi
a. Infeksi Internal
Adalah infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
Gastroenteritis akut pada anak, meliputi infeksi bakteri (fibrio E Colli
salmonella, sigela, yarsinia, aeromenas dsb). Infeksi virus (entero virus,
edeno virus, rota virus, asto virus, dll) Infeksi parasit (E.Histolicia,

G.Lombia, T.Hominis) dan Jamur (C.Albicans) dan virus (rotavirus,


adenovirus enteri, virus Norwalk, dan lain-lain) (Cecily, 2009).
b. Bakteri berlebihan di usus kecil
Karena masalah usus kecil, bakteri kolon dapat menyebar dari usus besar
dan masuk ke usus kecil. Misalnya Campylobacter, salmonella, shigella,
Escherichia coli, Yersinia, dan lain-lain (Cecily, 2009). Ketika itu terjadi
usus kecil berada dalam posisi siap mencerna dan menyerap makanan.
Namun, karena bakteri ini makanan pun tidak dapat diserap dan dicerna
oleh usus kecil. Mekanisme yang mengarah ke pengembangan diare
pada pertumbuhan bakteri yang berlebihan tidak diketahui.
c. Infeksi parenteral adalah infeksi di luar sistem perencanaan yang dapat
menimbulkan Gastroenteritis seperti tonsillitis, bronco pneumonia,
ensefalitis.
d. Penggunaan botol susu yang tidak bersih. Penggunaan botol ini
memudahkan pencemaran oleh kuman yang berasal dari feses dan sukar
dibersihkan. Pada saat susu dimasukkan ke dalam botol yang tidak
bersih, maka akan terjadi kontaminasi kuman dan bila tidak segera
diminum kuman akan tumbuh.
e. Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dan feses. Air mungkin
terpapar dari sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Pencemaran
di rumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup, atau
apabila

tangan

yang

tercemar

kuman

mengenai

air

sewaktu

mengambilnya dari tempat penyimpanan.


f. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang
feses, atau sebelum memasak makanan.
g. Membuang feses (termasuk feses bayi) dengan tidak benar. Ada
anggapan di masyarakat bahwa feses bayi tidak membahayakan
kesehatan, padahal sebenarnya feses bayi mengandung virus atau bakteri
dalam jumlah besar. Feses binatang dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.
2.

Faktor Malabsorbsi
a. Malasorbsi karbohidrat disakarida (Intoleransi laktosa, maltose, dan
sukrosa). Monosakarid (Intoleransi glukosa, fruktosa, dan glukosa).

b. Intoleransi laktosa merupakan penyebab Gastroenteritis yang terpenting


3.

pada bayi dan anak.


Faktor Makanan
Gastroenteritis akut dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan zat
besi, alergi makanan tertentu atau keracunan makanan. Keracunan makanan
biasanya disebabkan oleh bakteri. Racun menyebabkan sakit perut (kram)
dan muntah juga menyebabkan usus kecil untuk mengeluarkan sejumlah
besar air yang menyebabkan diare. Gejala keracunan makanan biasanya
berlangsung kurang dari 24 jam. Dengan beberapa bakteri, racun diproduksi
dalam makanan sebelum dimakan, sedangkan dengan bakteri lain, racun
yang diproduksi dalam usus setelah makanan dimakan.
Gejala biasanya muncul dalam waktu beberapa jam ketika keracunan
makanan disebabkan oleh racun yang terbentuk dalam makanan sebelum
dimakan perlu waktu lebih lama untuk gejala mengembangkan saat racun
terbentuk di dalam usus (karena butuh waktu bagi bakteri untuk
menghasilkan racun). Oleh karena itu, dalam kasus terakhir. Gejala

4.

biasanya, muncul setelah 7-15 jam.


Faktor Psikologi
Gastroenteritis dapat terjadi psikologi rasa takut dan cemas jarang terjadi

pada anak yang lebih besar (Sodikin, 2011).


Menurut Mafazah (2013) dalam jurnal Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar,
Personal Hygiene Ibu Dan Kejadian Diare, faktor risiko yang meningkatkan kejadian
diare adalah:

a. Kurangnya air bersih untuk kebersihan perorangan dan kebersihan


rumah tangga
b. Air yang tercemar tinja
c. Pembuangan tinja yang tidak benar
d. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak layak, khususnya
makanan pendamping ASI.
e. Ketidaksediaan sarana tempat pembuangan sampah
f. Ketidaksediaan sarana pembuangan air limbah
g. Personal hygiene ibu
C.

Tanda dan Gejala

Menurut Suratun (2010), tanda dan gejala diare pada balita sebagai
berikut:
1. Pada bayi dan anak akan menjadikan cengeng dan gelisah
2. Suhu badan tunggi
3. Tinja bayi encer, berlendir dan berdarah
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake makanan yang kurang
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Dehidrasi
D.

Penatalaksanaan Diare
Menurut Diyono (2013) penatalaksanaan diare adalah :

1.
2.
3.
4.

Penanganan fokus pada penyebab.


Pemberian cairan dan elektrolit secara oral seperti pedialyte atau oralit.
Pada bayi pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.
Pemberian makanan dengan kualitas dan kuantitas cukup, mudah diabsorbsi,
tidak merangsang, diberikan pada porsi kecil tetapi sering.

E.

Pencegahan Diare
Menurut Mafazah (2013) dalam jurnal Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar,

Personal Hygiene Ibu Dan Kejadian Diare, pencegahan diare antara lain menjaga
kebersihan lingkungan, personal hygiene ibu, pemberian ASI dan gizi secara terus
menerus, serta imunisasi.
Menurut Sodikin (2011), pencegahan pada diare antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Menjaga kebersihan diri dan lingkungan


Menggunakan sumber air yang bersih
Memasak makanan atau minuman dengan benar, sampai matang
menutup makanan atau minuman agar terhindar dari lalat dan kuman
BAB di jamban yang bersih dan cuci tangan setelah BAB

DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN PADA IBU BALITA DI RW


03 KELURAHAN KEDUNG COWEK KECAMATAN BULAK
No

Nama

Alamat

Tanda Tangan

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, W. (2007). Sistem Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Cecily, Betz L. (2011). Buku Saku Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta : EGC.
Diyono, mulyanti. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan
Dilengkapi Contoh Studi Kasus dengan Aplikasi Nanda Nic Noc.
Mafazah, Lailatul. (2013). Ketersediaan Sarana Sanitasi Dasar, Personal Hygiene
Ibu Dan Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan Masyarakat 8 (2) (2013) 176182 ISSN 1858-1196.
Nazek, Al-Gallas. 2007. Etiology of Acute Diarrhea in Children and Adults in
Tunis, Tunisia, with Emphasis on Diarrheagenic Escherichia coli:
Prevalence, Phenotyping, and Molecular Epidemiology. Am J Trop Med
Hyg, 77(3): 571-582.
Soegijanto, Soegeng. (2009). Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di
Indonesia Cetakan I. Surabaya : Airlangga.
Sodikin. (2011). Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta :
Salemba Medika.
Suratun, Lusianah. (2010). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : Trans Info Media.
Widjaja, M.C. (2002). Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita, Jakarta :
Kawan Pustaka.
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis (Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya). Surabaya : Erlangga.

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PENYULUHAN


Nama Responden

Alamat

Umur

No
1.
2.
3.
4.
5.

Pertanyaan
Mampu menjelaskan pengertian diare
Mampu menyebutkan penyebab atau faktor risiko diare
Mampu menyebutkan tanda dan gejala diare
Mampu menyebutkan penatalaksanaan diare
Mampu menyebutkan cara pencegahan diare
Total Skor

Skor Pre

Keterangan:
P1: Tidak (1)
Ya (2)
P2: Mampu menyebutkan satu penyebab atau faktor risiko diare (1)
Mampu menyebutkan dua penyebab atau faktor risiko diare (2)
Mampu menyebutkan tiga penyebab atau faktor risiko diare (3)
P3: Mampu menyebutkan satu tanda gejala diare (1)
Mampu menyebutkan dua tanda gejala diare (2)
Mampu menyebutkan tiga tanda gejala diare (3)
P4: Mampu menyebutkan satu penatalaksanaan diare (1)
Mampu menyebutkan dua penatalaksanaan diare (2)
Mampu menyebutkan tiga penatalaksanaan diare (3)
P5: Mampu menyebutkan satu cara pencegahan diare (1)
Mampu menyebutkan dua cara pencegahan diare (2)
Mampu menyebutkan tiga cara pencegahan diare (3)

Skor Post

Anda mungkin juga menyukai