Filsafat berasal dari kata falsafah (bahasa Arab) atau filosofi (bahasa Junani)
berarti cinta kebijaksanaan cinta menggunakan akal budinya atau cinta
menggunakan pengalaman dan pengetahuannya secara arif. Karena
menggunakan pengalaman dan pengetahuan secara arif dengan akal budi itu
dianggap suatu kebenaran untuk bertindak maka cinta kebijaksanaan juga
dianggap cinta akan kebenaran untuk bertindak.
Filsafat yang merupakan induk segala ilmu dan semula merupakan pengetahuan
umum atau anggapan umum yang dianggap benar atau common sense
berkembang menjadi ilmu tentang kebijaksanaan dengan klasifikasi dan
perkembangan yang bermacam macam.
Filsafat dibagi dalam sepuluh cabang:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari aturan atau patokan yang
harus ditaati agar orang dapat berpikir dengan tepat, teliti, dan teratur
untuk mencapai kebenaran,
Epistemologi, salah satu cabang filsafat yang menyoroti, dari sudut sebab
pertama, gejala pengetahuan dan kesadaran manusia.
Kritik ilmu yang disebut filsafat ilmu pengetahuan adalah cabang filsafat
yang memPelajari ontologi, jenis atau tipe dan teori pembagian ilmu,
metode yang digunakan dalam ilmu untuk menemukan kebenaran dan
kepastian serta tujuan ilmu secara teori dan praktik untuk keputusan,
prediksi dan tindakan (lihat bagan Philosophy of Science pada bagian akhir
buku ini).
Ontologi sering disebut metafisika umum atau filsafat pertama adalah
filsafat tentang seluruh kenyataan atau segala sesuatu sejauh ilu "ada".
Manusia, benda, tumbuh-tumbuhan binatang adalah suatu pengada,
karena itu pengetahuan tentang pengada sejauh mereka ada, disebut
ontologi. Jadi, metafisika adalah refleksi filsafat kenyataan paling dalam
dan paling akhir secara mutlak.
Teologi metafisik rnembicarakan filsafat ke-Tuhanan atau logos (ilmu)
tentang Theos (Tuhan) menurut ajaran agarna dan kepercayaan.
Kosmologi membicarakan kosmos atau alam semesta tentang hal ihwal
dan evolusinya. Filsuf yang berperan antara lain Pitagoras, Plato,
Ptolemeus (sistem edaran benda di langit, bertahan 14 abad) lalu diganti
oleh sistim Copernicus.
Antropologi bersangkutan dengan Filsafat manusia mempelajari manusia
sebagai manusia; menguraikan apa atau siapa manusia menurut adanya
yang terdalam, sejauh bisa diketahui mulai dengan akal " budinya yang
murni. Kajian filsafat manusia adalah manusia yang hidup dalam banyak
dimensi.
8.
9.
10.
Etika atau filsafat moral. Etika adalah bidang filsafat yang mempelajari
tindakan manusia. Etika dibedakan dari semua cabang filsafat lain karena
tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia
seharusnya bertindak dalam kaitannya dengan tujuan hidupnya.
Estetika sering juga disebut filsafat keindahan (seni), adalah cabang
filsafat yang berbicara tentang pengalaman, bentuknya, hakikat
keindahan yang bersifat jasmani dan rohani. Apa karya seni itu, apa yang
disebut indah itu; mengapa obyek tertentu atau bidang tertentu sangat
menarik untuk manusia? Itulah pertanyaan yang menjadi tugas estetika.
Estetika pada umumnya juga dikaitkan dengan etika.
Sejarah filsafat adalah cabang filsafat yang mengajarkan jawaban para
pemikir besar, tema yang dianggap paling penting dalam periode tertentu,
dan aliran besar yang menguasai pemikiran selama suatu jaman atau
suatu bagian dunia tertentu.
Fiisafat merupakan suatu forum, tempat atau ajang diskusi yang bebas; tempat
mencari hikmat di tengahtengah ilmu pengetahuan.
Filsafat berusaha mendekati masalah mendasar manusia yang harus dihadapi
secara terbuka, mendalam, sistematis, kritis dan tidak apriori, atau
berprasangka, tidak dogmatis dan ideologis, melainkan secara rasional dan
argumentatif serta obyektif. jadi filsafat timbul karena pendalaman sistematis
dari pengetahuan. Pengertian pengetahuan juga dapat bermacam-macam antara
lain adalah "sesuatu yang ada atau dianggap ada"
Filsafat sering diuraikan dengan kata-kata atau kalimat yang susah dipahami
oleh yang baru belajar. Karena itu dalam buku Pegangan ini baik untuk Filsafat
Umum sebagai pengenalan, Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan dan Filsafat Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, Etika serta I-ogika sesuai penjelasan di Kritik Ilmu,
masing-masing ditinjau dari:
1. Aspek ontologi: mempel ajari " yang ada",being, what atau who
dengan sebenarnya yang dibagi menjadi objek materi dan
2. Aspek aksiologi: mempelajari tujuan "yang ada" secara etis untuk apa dan
kapan, serta,
3. Aspek epistemologi: mempelajari mengapa dan bagaimana teori pembagian
ilmu tertentu, cara atau metode dan sistim iang digunakan untuk mencapai
"yang ada" tadi secara etis dan benar.
Selanjutnya, apakah Filsafat Ilmu Pengetahuan itu hanya merupakan forum atau
ajang diskusi untuk berpikir yang abstrak saja atau dapat dimanfaatkan untuk
hal-hal yang kongkrit dan praktis? Bila mempelajari Filsafat misalnya Filsafat Ilmu
Pengetahuan yang umumnya tak terpisahkan dengan Teknologi dan Etika,
tentulah pemikiran abstrak itu dapat dikaitkan dengan kegunaan kongkrit dan
praktis-etis karena telah disinggung di Kritik Ilmu atau Filsafat Ilmu Pengetahuan
bahwa dengan metode ilmiah dapat menemukan kebenaran dan kepastian.
Selanjutnya untuk mengambil keputusan dan tindakan harus
mempertimbangkan
logika atau berpikir benar, rasional, argumentatif dan obyektif. Untuk suatu
tindakan harus mempertimbangkan Etika atau filsafat moral mengenai tindakan
rnanusia.Demikian pula harus, memper-timbangkan estetika hingga tindakan
atau perilaku tersebut dapat diterima secara obyektif.
BAB 2
PENGENALAN FILSAFAT
PENGENALAN FILSAFAT UMUM
Setiap fakta dari aspek ontologi dapat dinyatakan kebenaran definisinya dan
dapat dipandang dari dua objek, yaitu objek materi dan objek formal. Dengan
demikian Filsafat dari aspek ontologi adalah ilmu tentang kebijaksanaan atau
kebenaran. Yang dipelajari
adalah obyek sebenarnya.
Filsafat usaha untuk menyatakan kebenaran fakta secara menyeluruh,
mendalam dan sejelas mungkin (Witgenstein, Titus)
A.
B.
C.
Filsafat :
Ilmu tanpa batas dan universal untuk menemukan pengetahuan secara
menyeluruh dan dapat diungkapkan dengan jelas
Filsafat :
Ilmu yang mencari kebenaran paling dalam tentang seluruh kenyataan.
Usaha menjawab secara metodis, sistematis koheren tentang seluruh
fakta/kenyataan
Filsafat :
Ilmu
pengetahuan
umum
untukmencari
kebenaran
seluruh
fakta/kenyataan
Jadi aspek aksiologi Filsafat adalah untuk mencari kebenaran tentang seluruh
fakta/kenyataan.
Kegunaan
: 1. Menemukan kebenaran
2. Menimbulkan keyakinan
3. Menemukan ide
HOW
1.
2.
3.
1. PENDEKATAN FENOMENOLOGIS/GEJALA
Gejala
hubungan
kesatuan
asasi
subyek
(manusia)
obyek
(pengetahuary benda untuk menemukan hasil bersifat sementara dan
terbuka) yang dapat dikritik.
Gejala jasmani-inderawi yang merupakan hasil pengalaman kongkrit
(hasil tergantung tempat + waktu)
Gejala umum, pengalaman abstrak (hasil tak tergantung tempat +
waktu)
Cara/metode pendalaman gejala tersebut terus dilakukan dan filsafat mencari
kebenaran sesuai klasifikasi filsafat dan model pendalamannya.
Filsafat manusia
2.
Filsafat alam
3.
Filsafat keTuhanan
4.
Filsafat etika
5.
Filsafat pengetahuan
5.1. Filsafat pengetahuan umum
5.2. Filsafat ilmu pengetahuan
partikuler
Aposteriori (Aristoteles):
BAB 3
PENGETAHUAN DAN FILSAFAT PENGETAHUAN
PENGETAHUAN (P)
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia ingin tahu atas fakta baik "yang ada"
yaitu benda maupun "yang dianggap ada" misalnya setan. Persepsi subjek
(manusia) atas objek atau fakta tersebut adalah pengetahuan sesuai dengan
landasan metode yang digunakan, maka pengetahuan (P) dapat dipandang dari
sudut obyek materi dan obyek formal. Misalnya air.
2.
3.
4.
KLASIFIKASI PENGETAHUAN
A. Klasifikasi;
1.
Manis (dirasakan)
Suara (didengar)
Busuk (dicium)
Halus (diraba)
2.
Pengetahuan Abstrak
3.
sopan (etika)
indah (estetika)
4.
Pengetahuan Supranafural
instink (naluri)
2.
Kesaksian orang lain (authority) seperti ulama, guru, orang yang dituakan.
3.
kebenaran.
= pemahaman + penghayatan kebenaran
Hakikat Pengetahuan = penghayatan kebenaran Pengetahuan = Filsafat.
: pengetahuan sehari-hari.
3.2 Ilmiah
: Ilmu pengetahuan
4. P. intuitif /imaginatif
Fantasi
Imaginasi estetis
Fantasi praktis
Fantasi ilmiah
4. TEORI FENOMENOLOGI
(Edmund Husserl 1,859 -1938)
Aliran ini menganggap bahwa pengetahuan adalah hasil kesatuan gejala yaitu:
2.
3.
Keadaan/hal yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya, suatu yang
sungguh-sungguh/benar benar ada (fakta)
4.
Persesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan, atau antara ide
dengan realita (Nasution)
5.
Persesuaian antara persepsi subyek (manusia) dengan obyek yang
merupakan fakta dan nilai yang benar
Kriteria Kebenaran
Ada 3 (tiga) macam sasaran pengetahuan, yang benar.
A.
Sasaran yang pada dasarnya ada dan dapat ditangkap oleh indera lahir (panca
indera) atau indera bathin.
Ukuran kebenarannya adalah bukti kenyataan (fakta)
B.
Sasaran yang pada dasarnya tidak ada, dan menjadi ada berkat kegiatan sukma
atau akal. Ukuran kebenarannya adalah hukum berfikir (rasional yaitu akal,
pendirian, dan keputusan).
C.
sasaran yang pada dasarnya ada tetapi berada di luar jangkauan fikiran dan
perasaan manusia. Landasan kebenarannya adalah rasa percaya (super
rasional).
Dalam kaitannya dengan kriteria atau tolok ukur kebenaran ada beberapa teori
yaitu:
1.
Menurut teori ini, kebenaran ialah kesesuaian antara realita obyek dengan suatu
yang ditangkap oleh subyek dan dikomunikasikan kepada subyek lain misalnya
spidol dikomunikasikan spidol.
2.
Menurut teori ini, kriteria kebenaran adalah adanya konsistensi antara kesankesan terhadap suatu realita, jadi kebenaran adalah kesepakatan antara subyek
terhadap satu obyek, misalnya spidol dan secara konsisten disebut spidol.
3.
Teori pragmatis
Menurut teori ini, kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria fungsional
atau manfaat dalam kehidupan praktis misalnya disebut spidol bila dapat dipakai
untuk menulis
Tingkatan Kebenaran
Tingkatan kebenaran ada 3 yaitu:
1.
Kebenaran mutlak
Kebenaran mutlak ini juga disebut kebenaran absolut yaitu kebenaran yang
sebenar benarnya, kebenaran sejati, kebenaran sempurna, kebenaran yang tidak
mempunyai cacat sedikitpun atau kebenaran hakiki.
2.
Kebenaran nisbi
Kebenaran nisbi ini juga biasa disebut kebenaran relatif, yaitu kebenaran yang
setingkat berada di bawah kebenaran mutlak. Kebenaran dalam tingkatan ini
merupakan tingkatan yang umum dan beragam, kebenaran yang tidak utuh dan
masih mengandung kesalahan.
3.
Kebenaran dasar
PENGETAHUAN :
Contoh pengetahuan:
Kebenaran dari aspek ontologi (apa yang ada), aspek aksiologi (untuk apa) dan
aspek epistemilogi (mengapa dan bagaimana dapat diperoleh pengetahuan)
misalnya:garam dapur.
KEPASTIAN
Kepastian adalah kebenaran yang tepat, dapat diukur, tidakberubah, tidak
terpengaruh oleh suatu apapun dan tidak terikat oleh ruang dan waktu. Menurut
kamus besar bahasa Indonesia, kepastian adalah suatu hal yang menunjuk
angka (dapat diukur) misalnya 2 + 2 = 4
TEORI KEPASTIAN
1.
Kepastian alam (certitudo physicalis) : Kepastian misalnya adanya
matahari, bulan, bumi adalah pianet yang tidak terikat oleh ruang dan waktu
2.
Kepastian manusiawi (certitudo moralis) : Misalnya adanya matahari
merupakan kepastian, membuat manusia berpikir bahwa pasti ada yang
menciptakan matahari dan ada manfaatnya bagi alam dan manusia.
3.
Kepastian metafisika (certitudo intelektualis) : Misalnya adanya
perputaran antara bumi dan matahari secara teratur sehingga matahari terbit
pasti di sebelah timur.
BAB 4
ILMU PENGETAHUAN : SCIENCE (I.P)
Telah disebutkan secara singkat dalam Bab I, bila kumpulan pengetahuan yang
benar disusun dengan sistim dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku
universal dan dapat diuji/diverifikasi
kebenarannya maka terjadilah ilmu pengetahuan.
Untuk mendalami Ilmu Pengetahuan, sebaiknya lebih dulu mengerti
Pengetahuan yang diuraikan dalam Bab 3. Seperti halnya sistematika
Pengetahuan maka Ilmu Pengetahuan akan ditinjau dari aspek ontologi,
aksiologi, dan epistemologi.
d.
- kehidupan
- benda mati
- alam semesta
* formal : obyek yang menjadi pusat perhatian pusat perhatian (focus of interest)
atau bidang studi mis. : kesehatan, kedokteran, pertanian, ekonomi, sastra
3. Struktur, klasifikasi, sifat, dan lain-lain harap dipelajari dari ilmu
yang ditekuni.
4. Klasifikasi ilmu pengetahuan.
Contoh klasifikasi Ilmu Pengetahuan yang sederhana yaitu:
1.
Ilmu Dasar (Basic Sciences) misalnya biologi yang bertujuan mendalami
teori dan isi alam yang hidup.
2.
Ilmu Terapan (Applied Sciences) yangbertujuan untuk pemanfaatan ilmu
guna memecahkan masalah praktis misalnya mekanisasi dan teknologi
pertanian.
Kebenaran (Truth)
Pengetahuan (Knowledge)
Pemahamari (Understanding)
Penjelasan (Explanation)
Klasifikasi (Classification)
Peramalan (Prediction)
Pengendalian (Control)
Penerapan (Application)
Penemuan (invention)
Produksi (Production)
2.
Nilai etis: kebenaran, mis. Kesehatan yang lebih baik, bernilai etis dan
estetis.
III. ASPEK EPISTEMOLOGI (WHY, HOW)
1.
Why: misalnya ilmu kesehatan, masih banyak yang tidak sehat hingga ada
keinginan mencari kebenaran ilmiah apa penyebabnya.
2.
How: misalnya pemikiran dan pengkajian ilmiah/hasil ilmiah yang disusun
secara sistematik, dengan metode ilmiah untuk mendapatkan kebenaran
tentang kesehatan.
Sistem penalaran/logika
Sistem klasifikasi
Sistem pembuktian/statistika
Faktor sistim
a.
b.
c.
Ada mekanisme keterkaitan antar elemen itu dan merupakan suafu
kesatuan organisasi.
d.
e.
Menghasilkan sesuatu yang dapat diamati dan disaksikan (Generating an
obsewable product).
Sistematik berarti bahwa ilmu pengetahuan itu secara teratur dan
tersusun hingga memberikan pengertian tentang hakikat, kebenaran dan
pembuktian kebenaran. Kebenaran,/kesalahan dan atau kepastian itu dapat
dipertanggungjawabkan berdasar pembuktian dengan metode ilmiah.
-
2.
3.
Bagaimana metode mencapai tujuan tersebut/bagaimana dan mengapa
menyuslrn sistematika ilmu secara benar dan mudah dipelajari (aspek
epistemologi).
Metode
Yang dimaksudkan dengan metode yaitu cara untuk mendapatkan atau
menemukan pengetahuan yang benar dan bersifat ilmiah. Metode ilmiah
mensyaratkan asas dan prosedur tertentu yang disebut kegiatan ilmiah misalnya
penalaran, studi kasus dan penelitian. Metode ilmiah dapat dengan penalaran
dan pembuktian kebenaran ilmiah.
- logis
- analitis
a.
Berpikir logis adalah kegiatan berpikir menurut pola, alur dan kerangka
tertentu (frame of logic) yaitu, menurut logika; deduksi-induksi; rasionalismempirism; abstrak-kongkrit; aprioriaposteriori.
b.
Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir
analisis-sintesis berdasarkan langkah-langkah tertentu (metode
ilmiah/penelitian).
Kepastian ini dapat dilihat dengan mikroskop atau dengan metode lain dan
berlaku universal.
Jadi penyakit lepra yang dulu dianggap kutukan Tuhan, kini dapat
dijelaskan sebagai berikut Aspek ontologi lepra adalah penyakit yang
disebabkan oleh M. Leprae
-
Dinamis
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pembahasan
13.
Simpulan pernyataan menjadi hasil riset yang dapat
dipertanggungjawabkan
14.
BAB 5
PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN (PIP)
Ilmu pengetahun yang baik itu sifatnya dinamis hingga berkembang, misalnya:
Penjelasan (explanation);
Peramalan (prediction);
Pengendalian (control);
Pengamatan
Penelitian
BAB 6
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN (FIP)
Nama lain dari Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah Kritik Ilmu. Filsafat Ilmu
Pengetahuan menurut kelompok I. Kant tentang kritik dan kritisisme adalah
sebagai berikut:
1.
Kritik dan kritisisme muncul dari istilah kritik. Kata kritik dipakai sejak
masa Renaisans (1350-1600).
2.
Masa puncak adalah masa Aufklarung (Abad ke-17 dan 18). Kritik yang
semula masih berada di bawah kewibawaan Gereja dan ajaran iman berubah
menjadi kritik rasional yang otonom' Filsuf Immanuel Kant (1724-1804) yang
menyebut filsafatnya sebagai kritisisme.
3.
Kant berpendapat bahwa sebelum melakukan penyelidikan filosofis,
terlebih dahulu harus menyelidiki kemampuan dan batas-batas pikiran manusia.
Dengan kata lain, manusia harus mengetahui syarat kemungkinan pengetahuan
manusia. Dengan cara itu manusia akan dibangunkan dari tidur dogmatis dan
bersikap kritis. Jadi kritisisme adalah cara kerja fisafat yang sebelum memulai
penyelidikannya terlebih dahulu menyelidiki batas-batas dan kemampuan akal
budi manusia.
Sebenarnya perkembangan ilmu pengetahuan itu memerlukan waktu panjang
dan bukan hasil kajian seorang ahli saja. Demikian pula kajian Ilmu Pengetahuan
yang mendalam atau Filsafat Ilmu Pengetahuan diperlukan waktu lama.
I. ASPEK ONTOLOGI
Dalam menguraikan aspek ontologi hendaknya secara:
a.
b.
Sistematis : Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu
keseluruhan;
c.
Koheren : Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang
bertentangan;
d.
e.
Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang,
melainkan secara multidimensional; atau secara keseluruhan (holistik)
f.
g.
Universal : Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di
mana saja.
II. ASPEK AKSIOLOGI
Tuiuan dasarnya menemukan kebenaran atas fakta "yang ada" atau sedapat
mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah.
III. ASPEK EPISTEMOLOGI
Menemukan kebenaran menurut AR Lacey (Oxford Companion to Philosophy)
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Falsification atau operasionalism (experimental operation, operation
research)
5.
6.
Metode hipotetico-deduktif
7.
Ciri Ilmu
Ciri ilmu juga perlu memperhatikan sifat dan klasifikasi ilmu sebagai berikut :
Sifat Ilmu :
Asal ilmu atau sejarah ilmu tertentu ditemukan dengan metode penelitian
sejarah dan klasifikasinya diuraikan berdasar perkembangan ilmu tersebut. Salah
satu klasifikasi ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut :
BAB 7
TEKNOLOGI DAN FILSAFAT TEKNOLOGI
I. ASPEK ONTOLOGI
Definisi Teknologi:
1.
1 706),
2.
Cara atau proses untuk membuat mampu lebih mengembangkan
sesuatu,yang keterampilan manusia (Schon).
3.
4.
Proses penerapan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang
menghasilkan nilai tambah (produk) bagi pemenuhan kebutuhan manusia (UU
No.8, 1990).
5.
Proses penerapan dan pemanfaatan pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang menghasilkan produk barang atau jasa (Hardjoeno).
OBJEK:
-
Objek Materi: makhluk hidup, benda mati antara lain bahan dan alat.
Tujuan/Manfaat
a.
b.
c.
2.
Nilai Etis
a.
Umumnya nilai positif lebih besar dari pada nilai negatif bila dikontrol
dengan kebijakan (mis. kebijakan Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Irak
yang menggunakan senjata kuman dan kimia).
b.
Hasil teknologi tidak merusak nilai kemanusiaan: mis. hukuman dan
pengawasan terhadap lrak, terjadilah damai (tak perang), merasa aman/
sejahtera.
c.
Nilai alam dan lingkungan lestari artinya: - Tidak dirusak dan tidak ada
dampak negatif
III. ASPEK EPISTEMOLOGI
1.
2.
How karena pengkajian sampai aplikasi produk/jasa maka proses
jenisnya dapat dibedakan menjadi:
Ditandai rasionalisasi
2.
3.
Otomatisme, Robotisme
4.
Terus berkembang dengan teknologi baru lebih kecil/ sederhana,
misalnya hand phone.
5.
6.
Universaiisme, sama ukuran - sekrup sama menurut Standar
Internasional (SI).
Masalah Etis akibat Teknologi dan hal yang terjadi atau perlu diperhatikan:
FILSAFAT TEKNOLOGI
adalah cabang filsafat tentang teknologi
I. ASPEK ONTOLOGI
Definisi: Rumuskan dari berbagai definisi di atas dan berikan argumentasinya.
Dari aspek ontologi juga disebut Tekno ontologi atau Tekno metafisik. Apa objek
materi dan objek formanya? Mengapa menggunakan teknologi? Karena teknologi
kini bersama pengetahuan dan ilmu pengetahuan (iptek), bahkan dengan seni
(ipteks) berusaha membuat produk barang/ jasayang lebih baik, indah, produktif,
efisien dan efektif.
dengan analisis-sintesis
dengan efisiensi
ingat dampak
BAB 8
ETIKA DAN BIOETIKA
ETIKA
Etika berasal dari kata ethos.
Ethos (Yunani): Kebiasaan, adat,watak, perasaan, sikap dan cara berfikir
Etika berarti Moral (Latin): Adat kebiasaan.
Mos (tunggal) : Kebiasaan.
Mores (jamak) : Adatkebiasaan, kesusilaan.
Sistematika Etika juga akan menggunakan sistematika yang lalu yaitu dipandang
dari aspek ontologi, aspek aksiologi dan aspek epistemologi.
I. ASPEK ONTOLOGI
Definisi Etika:
Dep.P&K:
1.Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan;
2.Kumpulan nilai/azas yang berkenaan dengan akhlak;
3.Ilmu tentang yang baik dan buruk serta Kewajiban moral (akhlak).
Bertens:
1.
Sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi
seorang/kelompok dalam mengatur tingkah lakunya;
2.
3.
Nilai susila yaitu perilaku baik yang banyak berkaitan dengan peraturan (misal
taat pada hukurn yang berlaku, tak KKN, etika riset, tak plagiat), taat pada
agama, menghargai pandangan hidup misalrya Pancasila dan menghormati adat
kebiasaan yang baik.
Dari segi norma masyarakat etika dapat dibedakan menjadi:
1. Etika agama: norma kongkrit
2. Etika peraturan: norma umum
3. Etika situasi : norma khusus/unik
Etika di sini sama artinya dengan sistem moral. Moralitas berarti nilai, sifat
moral, keseluruhan azas tingkah laku yang berkaitan dengan moral baik dan
buruk (Ciri khas manusia)
Amoral :
sawah.
Immoral : Tidak bermoral, tidak berakhlak dan tidak etis Misalnya petani tak
bercelana bekerja di sawah.
Etika (ethics) = Moral (absolut) mis. Jangan membunuh;
menghormati Peraturan dan tak melanggarnya
Etiket (ethiquette) = Sopan santun (tak absolut) terhadap orang lain.
Etika baru menjadi ilmu, bila kemungkinan etis (azas/nilai yang dianggap baik
dan buruk) diterima dalam suatu masyarakat tanpa disadari-menjadi bahan
refleksi dari penelitian sistematis dan metodis.
Banyak teori etika, namun perlu dicatat pendapat William David Ross (18771971.). Ia mengatakan kebenaran merupakan kewajiban prima facie yang
berlaku sampai ada kewajiban yang lebih penting.
Ross menyusun sebuah daftar kewajiban yang semuanya merupakan kewajiban
prima facie:
1) Kewajiban kesetiaan
2) Kewajiban ganti rugi
3) Kewajiban terima kasih
4) Kewajiban keadilan
5) Kewajiban berbuat baik
6) Kewajiban mengembangkan dirinya
7) Kewajiban untuk tidak merugikan
Klasifikasi
1.
Etika Normatif
Menilai perilaku moral atas norma benar dan tidak, apa yang seharusnya
(should, ought to, sollen)
a. Etika Umum
b. Etika Khusus (etika terapan/applied ethics)
3.
Meta Etika
Lebih tinggi dari perilaku etis, dianalisis dan dikritik karena menyangkut nilai dan
keadilan
BIOETIKA
Definisi:
Kajian tentang dimensi moral dari pengambilam keputusan yang berkaitan
dengan kesehatan danbiologi (Samuel Garovitz, 1977)
Dari Bio (organisme hidup) dapat berkembang menjadi: Biologi, Bioteknologi,
Genetika, Kedokteran, Psikologi.
Bioetika: merupakan etika mengenai kehidupan, hingga , keputusan yang
diambil dapat menimbuikan dilema negatif, Oleh karena itu perlu metode
pengambilan keputusan etis berdasarkan:
1. Deontologi: Kewajiban/prinsip yang harus dilakukan atau etika kewajiban.
7.
BAB 9
LOGIKA
Pengertian atau term atau premis adalah persepsi pikiran atas sesuatu
baik deduktif maupun induktif.
BAB 10
KEPUTUSAN DAN TINDAKAN
Contoh:
1.Karena undang-undang wajib militer di Inggris, Bertrandt Russel yang tetap
mau bebas, anti perang dan ingin damai, tak mau wajib militer. Karena dibatasi
kebebasan individunya oleh kebebasan sosial, maka dia diganjar dengan
hukuman penjara.
2.Untuk menambah ilmu, mahasiswa mendapat tugas pengkajian pustaka dalam
bidang ilmu tertentu, dalam bentuk penulisan ilmiah. Seterusnya makalahnya
dipresentasikan di kelas, didiskusikan serta diperbaiki.
Kewajiban dengan kebebasan itu harus dipertanggungjawabkan sampai sebelum
ujian. Bila kebebasan yang dibatasi tersebut tak dipenuhi,baru ada paksaan atau
sangsi misalnya takboleh mengikuti ujian.
Contoh lain dalam demokrasi, orang bebas mengeluarkan pendapat dan unjuk
rasa yangbiasanya dalam bentuk dernonstrasi, Namun bila kebebasan tersebut
kebablasan antara lain merusak tempat ibadalr, rumah sekolah sampai
pembunuhan, hal itu melanggar kebebasan sosial dan harus dihukum. Mungkin
pelanggaran kebebasan tersebut akan berkurang atau tak terjadi bila kita
menyadari kebebasan dalam demokrasi, etika dan bioetika disertai pelaksanaan
kebijakan yang berlaku dengan hukuman berat bagi pelanggar.
Pertanggungjawaban atas tindakan maupun keputusan harus memperhatikan
kebebasan dan etika, baik kebebasan individu maupun kebebasan sosial.
Kebebasan dibatasi oleh etika, Jenis etika tersebut antara lain:
1.Etika normatif di sini perlu diperhatikan:
Hedonisme: yaitu egoisme yang menginginkan kesenangan, kenikmatan dan
kebahagiaan diri.
Pengembangan diri yaitu egoisme yang menginginkan untuk pengem-bangan
diri dalam nilai kebenaran dan kurang memperhatikan yang lain.
Utilitarisme yaitu keinginan dengan tujuan yang berguna atau bermanfaat bagi
orang banyak.
1.Etika peraturan yaitu undang-undang, peraturan atau kesepakatan yang harus
ditaati.
2.Etika situasi yaitu keadaan yang membatasi kebebasan sosial misalnya syarat
menjadi penguasa negara memenuhi kecuali kesehatan. Walaupun kecuali di sini
kesehatan merupakan syarat yang pentingbagi seorang pejabat negara.
3.Relativisme yaitu ketaatan atau syaratyangrelatif kecil dibandingkan syarat iain
yang kegunaannya lebih besar misalnya bukan sarjana, namun karena
pengalaman mempunyai kemampuan memifnpin dan manajemen baik dalam
lingkungan tertentu.
KegiatanManusia PENAMPILANKEBUDAYAAN
Pra Ilmiah:
-
Mistik
Ilmiah
Pragmatik :
- Ilmiah universal
- Filsafat Ilmu
- Etika dan Estetika