1. Metode Ceramah
Yang dimaksud dengan metode ceramah yaitu cara menyampaikan suatu
pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara lisan kepada anak didik atau
khalayak ramai. Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat,
dalam mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam banyak menggunakan
dengan acara berceramah ini. Hal ini tercermin dalam hadits beliau yang berbunyi
sebagai berikut :
guru
memperkenalkan
pokok
pelajaran
yang
baru,
dan
Kangmartho.com
Page 1
Kangmartho.com
Page 2
Kangmartho.com
Page 3
Tayar Yusuf. Ilmu Praktek Mengajar, Metodik Khusus Pengajaran Agama. Al-Maarif, Bandung,
1985. hlm
Kangmartho.com
Page 4
3. Sulit memprediksi arah penyelesaian diskusi. Hal ini terjadi jika proses
jalannya diskusi hanya merupakan ajang perbedaan pendapat yang tidak ada
ujung penyelesainnya
4. Siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara sistematis.
Terutama bagi siswa yang memiliki sifat pemalu dan rasa takut mengeluarkan
pendapat
5. Kesulitan mencari tema diskusi yang aktual, yang hangat dan menarik untuk
didiskusikan
Peranan guru atau pimpinan dalam diskusi
1. Guru atau pimpinan diskusi sebagai pengatur lalu lintas pembicaraan
Sebagai pimpinan diskusi, ia harus mampu mengatur jalannya diskusi, dan
menstimulir para peserta diskusi untuk menyeluarkan pendapatnya
Sebagai pimpinan diskusi, ia memiliki hak untuk :
a. Mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok tertentu
b. Mengatur agar tidak semua anggota peserta diskusi berbicara serentak
tanpa mengindahkan untuk mengambil bagian berbicara secara bergilir
c. Mencegah kemungkinan dikuasainya forum diskusi oleh orang-orang
tertentu saja. Sehingga tidak adnaya pemerataan berbicara
d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak aktif berbicara, karena
malu, atau pendiam agar dapat menyumbangkan buah pikirannya
2. Guru atau pimpinan diskusi berperan sebagai dinding penangkis
Sebagai pimpinan diskusi, ia selalu menerima pertanyaan-pertanyaan dari
peserta diskusi, kemudian pimpinan diskusi mengembalikannya lagi kepada
peserta diskusi untuk dipecahkan bersama-sama. Dan menjaga arah diskusi
jangan sampai terjadi terjadi debat kusir antara pimpinan dengan peserta
diskusi, dan antara diskusi dengan yang lain sesamanya. Akan tetapi
perdebatan terjadi dalam batas-batas yang wajar dan argumentatif rasional
Kangmartho.com
Page 5
Kangmartho.com
Page 6
Demikian pula dalam pelajaran sejarah, kita dapat memilih tema, misalnya :
bagaimana peranan umat Islam dalam merebut kemerdekaan, dalam menumpas
penjajah dan komunis/PKI di masa pra kemerdekaan. Dan dapat pula
mendiskusikan peran umat Islam secara global/internasional. Pendek kata tema
diskusi harus juga disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan anak
didik. Pada kelas-kelas yang masih rendah diskusi dapat dilakukan dengan yang
ringan-ringan, sedangkan pada kelas-kelas yang maju/tingkat tinggi, diskusi dapat
bersifat abstrak dan problematik pemikiran.
Dalam Al-Quran Allah mengajurkan kepada kita untuk berdiskusi dan
bermusyawarah secara baik dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi
bersama, yang berbunyi :
Maka disebabkan rahmat dari Allah0lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakanlah kamu
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertawaqal kepadaNya (Q.S Ali Imran:159).
Dalam ayat lain juga Allah menegaskan kepada orang yang mengakui dirinya
beriman, mendirikan salat serta bagi mereka karenanya mampu mengeluarkan/
menafkahkan sebagian dari hartanya, untuk selalu bermusyawarah dalam urusan
mereka. Dengan firmannya yang berbunyi :
Kangmartho.com
Page 7
to
show
(memperagakan/memperlihatkan)
proses
kelangsungan sesuatu.
Sedangkan pada metode eksperimen, dapat menjelaskan misalnya, untuk
menentukan/meneliti kadar tanah atau debu yang dapat dijasikan Tayamum
sebagai pengganti air juga dapat meneliti makanan dan minuman yang mungkin
memiliki unsur dan kadar minyak babi, tentunya hal ini dapat melihat/meneliti
label surkning makanan seperti : roti kaleng, susu dan makanan-makanan yang
lain yang banyak mengandung protein nabati atau hewani. Demikian juga halnya
Kangmartho.com
Page 8
Kangmartho.com
Page 9
diperlukan
adakanlah
terlebih
dahulu
uji
coba,
sebelum
Kangmartho.com
Page 10
2. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak
hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan
3. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jal ini dilakukan melalui
pengumpulan data-data observasi memberikan penafsiran serta kesimpukan,
yang dilakukan oleh siswa itu sendiri
4. Kemungkinan kesalahan dalam mengambil kesimpulan dapat dikurangi,
karena siswa mengamati langsuang terhadap suatu proses yang menjadi obyek
pelajaran atau mencoba melaksanakan sesuatu
5. Siswa mendapatkan pengalaman langsung dan praktis dalam kenyataan
sehari-hari yang sangat berguna bagi dirinya
Kelemahan-kelemahan metode eksperimen
1. Apabila sarana tidak tersedia atau kurangmemadai, maka proses jalannya
eksperimen akan menjadi tidak efektif
2. Metode ini dilaksanakan bila siswa belum matang untuk melaksanakan
eksperimen.
Hal
ini
berarti
melaksanakan
eksperimen
memerlukan
waktu
yang
panjang/lama.
Keterbatasan
waktu
dalam
Kangmartho.com
Page 11
2. Menjelaskan
prosedur/langkah-langkah
yang
akan
ditempuh
dalam
Kangmartho.com
Page 12
Kangmartho.com
Page 13
Kangmartho.com
Page 14
Kangmartho.com
Page 15
Kangmartho.com
Page 16
group tertentu untuk menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan, dengan cara
bersama-sama dan bertolong-tolongan
Cara pengelompokkan disini dapat pula dilakukan oleh siswa itu sendiri,
dengan maksud agar siswa dapat menetapkan mana di antara teman yang dapat
diajak untuk bekerja sama dalam kelompoknya. Namun pengelompokkan dapat
juga dilakukan dengan cara bimbingan guru bersangkutan dengan didasari atas
pertimbangan didaktis dan psikologis.
DalamAl-Quran banyak ayat yang menunjukkan pentingnya kerja kelompok
ini menjadi prinsip dalam pendidikan Islam : Sebagaimana firman Allah yang
berbunyi :
Bertolong-tolonglah untuk kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu bertolongtolongan tentang dosa dan pemusuhan
Langkah-langkah pengelompokkan yang perlu diperhatikan
1. Tidak mengabaikan asas individualitas, dimana masing-masing siswa dalam
kelompoknya dapat dipandang sebagai pribadi yang berada dari segi
kemampuan dan minatnya masing-masing. Dan oleh karena itu siswa dapat
dilayani sesuai dengan karakteristik mereka masing-masing
2. Jika dimaksudkan untuk memperolehdan memperbesar peran atau partisipasi
dari masing-masing siswa dalam kelompoknya
3. Mempertimbangkan fasilitas yang tersedia/dimiliki
4. Pembagian jenis kerja dan tujuan khusus yang hendak dicapai
Segi-segi kebaikan metode kerja kelompok :
1. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi dalam sikap dan perbuatan
2. Menumbuhkan rasa ingin maju dan mendorong anggota kelompok untuk
tampil sebagai kelompok yang terbaik sehingga dengan demikian terjadilah
persaingan yang sehat, untuk berlomba-lomba mencari kemajuan dan prestasi
dalam kelompoknya
Kangmartho.com
Page 17
Kangmartho.com
Page 18
Kangmartho.com
Page 19
Kangmartho.com
Page 20
Kangmartho.com
Page 21
Kangmartho.com
Page 22
dilakukan pada anak didik tidak merasa canggung setelah merasa dewasa.dan
Islam memberi sangsi bagi mereka yang tidak melaksanakan setelah sampai usia
baligh/dewasa. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW berbunyi :
Kangmartho.com
Page 23
Kangmartho.com
Page 24
hingga sampai siap sebagaimana mestinya. Metode ini populer dengan bentuk PR
(Pekerjaan Rumah). Sebetulnya bukan hanya itu/bukan hanya di rumah
Dengan kata lain metode resitasi dimaksudkan; yaitu guru menyajikan bahan
pelajaran dengan cara memberikan tugas kepada siswa, untuk dikerjakan dengan
penuh rasa tanggung jawab dan kesadaran. Dalam pelaksanaannya metode resitasi
bukan saja hanya dilakukan oleh siswa dirumah, akan tetapi pemberian tugas
(resitasi)
dapat
dikerjakan/dilaksanakan
di
sekolah/halaman
sekolah,
Kangmartho.com
Page 25
Kangmartho.com
Page 26
Kangmartho.com
Page 27
Kangmartho.com
Page 28
bagi
pementukan
(team
teaching)
hanya
sekedar
Kangmartho.com
Page 29
sebaik-baiknya,
Kangmartho.com
Page 30
Kangmartho.com
Page 31
metode
lampiran/inversi,
unsur
agama/jiwa
agama
hanya
ditumpangkan dalam pelajaran vak umum. Dan tugas pokok sang guru adalah di
bidang vak umum tersebut. Walhasil perbedaan kedua metode tersebut (metode
lampiran/insersi dengan metode membungkus/wrapping), adalah terletak pada
mata pelajarannya.
Kebaikan metode membungkus/wrapping :
1. Mealui metode membungkus/wrapping, ini berarti guru dituntut disamping
menguasai vak agama, sebaga itugas pokkoknya, juga harus menguasai vak
umum. Hal ini memungkinkan wawasan guru menjadi luas dan integral.
Kangmartho.com
Page 32
Kangmartho.com
Page 33
disamping
hendaknya
menguasai
pelajaran
juga
menguasai
metodologi pengajaran.
3. Setiap akan memberikan materi pelajaran, guru hendaknya merencanakan
materi pelajaran secara matang. Hilangkanlah sikap dan kebiasaan mengajar
hanay untuk memenuhi panggilan kewajiban. Guru yang baik adalah ia
senantiasa bermotivasi untuk mencari dan menemukan sesuatu yang terbaik
untuk anak didiknya
4. Untuk disadari oleh guru/dosen agama, bahwa ia adalah sosok pribadi yang
utuh dan bersih dihadapan anak didiknya. Dan menjadi cahaya panutan dalam
semua sikap dan tingkah lakunya. Akan tetapi sesekali kepribadian tadi
tercemar oleh pebuatan tercela dan nafsu yang rendah. Maka akibatnya
lunturlah kepribadian kepribadian tersebut dan hilanglah roh kebaikan dalam
dirinya. Maka dari itu, tunjukkanlah dan jagalah kepribadian itu secara baik.
Kangmartho.com
Page 34
hitam, tape recorder, gambar-gambar peta, dan lain-lain sebagainya. Lebih utama
menggunakan benda-benda asli sebagai peraga.
bentuk
bendanya,
sifat-sifatnya,
dengan
jalan
Kangmartho.com
Page 35
Kangmartho.com
Page 36
Kangmartho.com
Page 37
Kangmartho.com
Page 38
Kangmartho.com
Page 39
Kangmartho.com
Page 40
dan menggugah semangat jiwa keagamaan siswa sebagai suatu ciptaan Tuhan
yang ajaib dan mengagumkan, dengan seraya berkata :
Kangmartho.com
Page 41
dilaksanakan
1. Jika karyawisata menuju tempat-tempat pabrik, ke suatu percetakan, musuam
bersejarah dan ke panti asuhan biasanya diadakan terlebih dahulu kontak /
hubungan dengan pimpinan instansi bersagkutan, dan menetapkan waktu
pelaksanaannya
2. Mempersiapkan segala perangkat/peralatan yang diperlukan dalam perjalanan
3. Bila diperlukan bentuklah tim panitia pelaksana karya wisata. Yang bertugas
mengkoordinir dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
karyawisata dan keamanan
4. Membuat tata tertib yang harus ditaati, merencanakan waktu yang tepat,
rencana biaya dan sebagainya jauh-jauh hari sebelumnya
5. Mendiskusikan hasil karyawisata, serta merumuskan follow up dari hasil
karya wisata. Misalnya dengan membuat laporan dan karangan ilmiah
6. Perli berhati-hati agar pelaksanaan metode ini tidak hanya merupakan pikink
belaka
Kangmartho.com
Page 42
Kedua
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Masa
Masa
Masa
Masa
Masa
Masa
belajar
belajar
belajar
belajar
belajar
belajar
Ini berarti jika dalam satu tahun ada 42 minggu kita pergunakan tiga kali
dalam setahun untuk pelajaran proyek. Tiap-tiap bagian misalnya 4 minggu untuk
proyek, maka dalam tiga bagian tersebut ada 12 minggu untuk proyek. Tentu saja
di dalam 12 minggu tidaklah penuh 100% untuk metode proyek tersebut.
Proyek biasanya tidak lebih dari 50% dari waktu yang diperlukan. Jadi
berarti hanya dipergunakan waktu 6 minggu dalam 1 tahun. Atau hanya 1/7
bagian dari seluruh waktu perjalanan/belajar yang disediakan. Dan ini waktunya
tidak terlalu banyak dan tidak pula terlalu sedikit (jadi sedang).
Keunggulan metode proyek :
Kangmartho.com
Page 43
siswa
mampu/
dapat
menemukan
jawabannya,
atas
dasar
Kangmartho.com
Page 44
Dasar filsafat metode Socrates ini, adalah pandangan dari Socrates, bahwa
pada tiap individu anak didik telah ada potensi untuk mengetahui kebenaran dan
kebaikan serta kesalahan. Dan dengan demikian seseorang sekalipun kelihatannya
bodoh mungkin pula berpendapat / berbuat sebaliknya.
Langkah-langkah metode Socrates yaitu :
1. Menyiapkan deretan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa,
dengan memberi tanda atau kode-kode tertentu yang diperlukan
2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan siswa diharapkan
dapat menemukan jawabannya yang benar
3. Jika pertanyaan yang diajukan itu terjawab oleh siswa, maka guru dapat
melanjutkan/mengalihkan pertanyaan berikutnya hingga semua soal dapat
selesai terjawab oleh siswa.
4. Jika pada setiap soal pertanyaan yang diajukan ternyata belum memenuhi
tujuan, maka guru hendaknya mengulangi kembali pertanyaan tersebut.
Dengan
cara
memberikan
sedikit
ilustrasi,
apersepsi
dan
sekedar
Kangmartho.com
Page 45
2. Metode Socrates terlalu bersifat mekanis, dimana anak didik dapat dipandang
sebagai mesin, yang selalu siap untuk digerakkan
3. Lebih menekankan dari segi efektif (aspek berfikir) daripada kognitif
(penghayatan/perasaan). Padahal pengajaran agama sangat menonjolkan segi
perasaan dan penghayatan ini
4. Kadang-kadang tidak semua guru selalu siap memakai metode Socrates,
karena metode Socrates menuntut dari semua pihak baik guru maupun siswa
sama-sama aktif untuk belajar dan menguasai bahan/ilmu pengetahuan.
Saran-saran :
1. Metode Socrates sangat baik diterapkan pada tingkat-tingkat atas dan
perguran tinggi. Untuk melatih ketangkasan dan kecerdasan
2. Perlu perencanaan secara matang, dan menguasai bahan/materi yang akan
diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan dan soal-soal
3. Perlu diselingi dengan metode-metode lain. Seperti metode diskusi,
demonstrasi, dan selingan lain yang dapat meghilangkan kejenuhan dan
ketegangan
4. Bahan/materi yang akan disajikan, hendaknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan dan kecerdasan anak didik
5. Pada setiap akhir pertanyaan selesai dijawab oleh siswa, guru dapat
memberikan ulasan dan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pertanyaan
yang terjawab itu.
Pada pelajaran agama, metode Socrates dapat diterapkan dalam
menyajikan bahan pelajaran Sejarah Islam, Fiqih, yang memerlukan pemikiran
dan penguasaan melalui dalil-dalil dan argumentasi yang kuat.
Kangmartho.com
Page 46
menciptakan suatu metode mengajar yang dalam banyak hal dapat memberikan
sumbangan dalam proses belajar mengajar
Metode Herbart yaitu suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan
menghubung-hubungkan antara tanggapan lama dengan tanggapan yang baru
sehingga menimbulkan berbagai tanggapan dari siswa
Langkah-langkah metode Herbart yang perlu dilakukan sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Pada langkah persiapan, guru mempersiapkan secara matang terhadap
bahan/materi pelajaran yang akan disajikan, kemudian mengadakan apersepsi
terhadap pelajaran yang telah/lalu dengan pelajaran yang akan diberikan
2. Tahap penyajian bahasa pelajaran
Setelah diadakan apersepsi, langkah berikutnya guru mulai memberikan
materi pelajaran, dengan dimulai dari hal-hal yang kongkret kepada yang
abstrak, dari yang mudah/sederhana menuju kepada yang sukar/muskil.
Sehinggga pelajaran dapat diberikan berurutan dan sistematis
3. Proses asosiasi
Pada langkah ini guru mengadakan asosiasi/menautkan atau menghubungkan
serta membandingkan pelajaran yang telah lalu dengan pelajaran yang telah
diberikan/akan diberikan sehingga pelajaran memiliki hubungan simultan
4. Pengorganisasian bahan
Langkah berikutnya adalah mengorganisasi bahan yang baru dengan yang
lama itu sebagai suatu hasil hubungan asosiasi yang menjadi suatu sistem
pengertian yang kompak dan utuh. Tidak terpisah-pisah dan terpotong-potong
5. Aplikasi (penerapan)
Sebagai langkah terakhir, guru memberikan soal-soal, latihan-latihan dan
mempraktekkan hasil pelajaran yang telah diberikan.
Sehingga jika kita gambarkan langkah-langkah metode Herbart tersebut
dalam bentuk denah/bagan adalah sebagai berikut :
Kangmartho.com
Page 47
1.
Langkah
persiapan
mengejar
2.
Langkah
penyajian
bahan
3.
Langkah
pengasosia
sian bahan
4.
Langkah
pengorgani
sasian
5.
Langkah
aplikasi
Kangmartho.com
Page 48