Penyuluhan Febry
Penyuluhan Febry
Disusun Oleh :
Febryanty Justicya S (120100024)
Supervisor:
dr. Sri Sofyani, M.Ked(Ped), SpA(K)
dr. Azwan Hakmi, M.Kes, SpA
dr. Lily Rahmawati, SpA, IBCLC
dr. Monalisa Elizabeth, M.Ked(Ped), SpA
dr. Ika Citra Dewi, M.Ked(Ped), SpA
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
11
BAB I
PENDAHULUAN
Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang
paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Insidennya berkisar antara 1 : 14.000
sampai dengan 1 : 34.000 kelahiran hidup. Retinoblastoma ini tidak hanya dapat
mengakibatkan kebutaan namun sangat membahayakan kehidupan. Bila tidak
diobati secara tepat, dapat berakibat fatal karena dalam satu sampai dua tahun
seteiah didiagnosis akan bermetastase ke otak atau berrnetastase iauh secara
hematogen menyebabkan kematian.
Di negara berkembang, upaya pencegahan dan deteksi dini belum banyak
dilakukan oleh para orang tua. Salah satu sebabnya adalah pengetahuan yang
masih minim mengenai penyakit kanker tersebut. Dalam penelitian menyebutkan
bahwa 5-10% anak usia prasekolah dan 10% anak usia sekolah memiliki masalah
penglihatan. Namun seringkali anak-anak sulit menceritakan masalah penglihatan
yang mereka alami. Karena itu, skrining mata pada anak sangat diperlukan untuk
mendeteksi masalah penglihatan sedini mungkin. Skrining dan pemeriksaan mata
anak sebaiknya dilakukan pada saat baru lahir, usia 6 bulan, usia 3-4 tahun, dan
dilanjutkan pemeriksaan rutin pada usia 5 tahun ke atas. Setidaknya anak
diperiksakan ke dokter mata setiap 2 tahun dan harus lebih sering apabila telah
ditemukan masalah spesifik atau terdapat faktor risiko.
Terapi retinoblastoma mempunyai tujuan untuk menyelamatkan hidup
(tujuan yang paling utama), menyelamatkan mata (jika memungkinkan), dan
menyelamatkan penglihatan semaksimal mungkin. Pengobatan dapat berupa
fotokoagulasi, krioterapi, radioterapi, dan kemoterapi serta tindakan bedah. Tidak
semua terapi dapat memberikan ketiga jaminan tersebut, misalnya terapi
pembedahan
yang
hanya
bisa
menjamin
keselamatan
nyawa.
Untuk
Sehingga, deteksi secara dini sangat diperlukan. Selain itu, apabila penderita
ditemukan di stadium awal, harapan hidup akan lebih besar daripada penderita
yang ditemukan saat sudah stadium lanjut. Penderita retinoblastoma stadium
lanjut tidak mempunyai harapan hidup
Sebagai tenaga kesehatan hendaknya menjadi motor dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat, termasuk dalam mencegah angka mortalitas akibat
retinoblastoma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang
paling sering dijumpai pada bayi dan anak
2.2. Etiologi
Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan
protektif yang berada dalam pita kromosom, bisa karena mutasi atau diturunkan.
Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya
cenderung diturunkan. Sekitar 10% penderita retinoblastoma memiliki saudara
yang juga menderita retinoblastoma dan mendapatkan gennya dari orang tua.
Kanker
bisa
menyerang
salah
satu
maupun
kedua
mata.
pola
pertumbuhan
yang
akan
dipaparkan
di
bawah
ini.
1. Pola pertumbuhan
Retinoblastoma Intraokular dapat menampakkan sejumlah pola pertumbuhan,
pada pola pertumbuhan endofitik, ini tampak sebagai gambaran massa putih
sampai coklat muda yang menembus membran limitan interna. Retinoblastoma
Endofitik
kadang
berhubungan
dengan
vitreous
seeding.
Sel-sel
dari
Retinoblastoma yang masih dapat hidup terlepas dalam vitreous dan ruang sub
retina dan biasanya dapat menimbulkan perluasan tumor melalui mata. Vitreous
seeding sebagian kecil meluas memberikan gambaran klinis mirip endopthalmitis,
vitreous seeding mungkin juga memasuki bilik mata depan, yang dapat berkumpul
di iris membentuk nodule atau menempati bagian inferior membentuk
Pseudohypopyon.
Tumor Eksofitik biasanya kuning keputihan dan terjadi pada ruang subretinal,
yang mengenai pembuluh darah retina dan sering kali terjadi peningkatan
diameter
pembuluh
darah
dengan
warna
lebih
pekat.
Pertumbuhan
memberikan
gambar
khas
chalky
white
appearance.
2.6 Diagnosis
Pada pemeriksaan funduskopi didapatkan gambaran tumor dengan warna
putih atau krem kekuningan, dengan lesi satelit pada retina, ruang sub retina dan
terdapat sel-sel tumor pada korpus vitreus (Vitreus Seeding). Untuk mendapatkan
pemeriksaan funduskopi yang lebih detail sebaiknya pemeriksaan dilakukan
dengan midriatil untuk melebarkan pupil.
3a
Beberapa
lesi
pada
anterior
sampai
ekuator.
4b
5a
5b
: Vitreous seeding
Tumor
Didapatkan
masif
tiga
setengah
stadium
pada
atau
lebih
retina.
retinoblastoma,
yaitu:14
1. Stadium tenang : Pupil lebar. Pada pupil tampak reflek kuning yang disebut
Amourotic Cats Eye. Hal inilah yang menarik perhatian orangtuanya untuk
membawa anak berobat. Pada funduskopi tampak bercak berwarna kuning
mengkilat dapat menonjol ke dalam badan kaca. Pada permukaan terdapat
neovaskularisasi dan perdarahan.
2. Stadium glaukoma : Oleh karena tumor yang semakin besar, maka tekanan
intraokuler meningkat sehingga menyebabkan glaukoma sekunder dengan disertai
rasa sakit yang sangat. Media refrakta menjadi keruh, oleh karenanya pada
pemeriksaan dengan funduskopi sudah tidak jelas dan sukar untuk menentukan
besarnya tumor.
3. Stadium ekstraokuler : Tumor menjadi lebih besar, bola mata membesar,
menyebabkan eksoptalmus, kemudian dapat pecah ke depan sampai keluar dari
rongga orbita disertai dengan jaringan nekrosis di atasnya (retinoblastoma
eksofitik). Pertumbuhan dapat pula terjadi kebelakang sepanjang nervus optikus
dan masuk ke ruang tengkorak (retinoblastoma endofitik)
Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah dilatih
sebelumnya, tidak harus oleh seorang dokter yang bertugas di rumah sakit
besar. Di puskesmas pun, pemeriksaan ini dapat dilakukan. Pemeriksaan ini
menggunakan alat yang dinamakan ophthalmoscope, suatu alat untuk melihat
bagian dalam dari mata anak yang diperiksa. Retinoblastoma terjadi pada anak
usia balita, sehingga dalam proses pemeriksaannya, anak bersangkutan biasanya
diminta untuk duduk di pangkuan ibunya sementara pemeriksa berada tidak jauh
dari hadapan mereka.
Bila mata anak dalam kondisi normal, maka pemeriksa melalui alat
ophthalmoscope akan melihat warna merah terpantul dari mata anak yang
diperiksa. Pemeriksa akan menganjurkan orangtua membawa anaknya ke fasilitas
kesehatan yang lebih lengkap bila melalui alat tersebut pemeriksa tidak melihat
warna merah terpantul dari mata anak yang diperiksa atau ada pantulan warna
merah, namun mata anak yang diperiksa juling. Saat ini, setelah mengetahui
adanya Lihat Merah, diharapkan orangtua mau memeriksakan anaknya sekali
setahun selama masih berusia balita.
2.7. Pencegahan
Secara umum tidak diketahui apa yang menyebabkan retinoblastoma.
Karena itu tidak ada cara untuk mencegahnya.
Pada keluarga yang memiliki retinoblastoma, periksakan anak anda apakah juga
mengalami retinoblastoma pada tahap awal. Retinablastoma apabila dapat
diketahui sejak dini, maka akan mungkin untuk disembuhkan
BAB III
KESIMPULAN
Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang
paling sering dijumpai pada bayi dan anak. Retinoblastoma ini tidak hanya dapat
mengakibatkan
kebutaan
namun
sangat
membahayakan
karena
dapat
menyebabkan kematian.
Upaya pencegahan dan deteksi dini belum banyak dilakukan oleh para
orang tua. Salah satu sebabnya adalah pengetahuan yang masih minim mengenai
penyakit kanker tersebut. Karena itu, skrining mata pada anak sangat diperlukan
untuk mendeteksi masalah penglihatan sedini mungkin. Selain itu, perlu dikenali
tanda dan gejala retinoblastoma sedini mungkin yaitu, mata merah dan nyeri, mata
juling, warna iris yang tidak normal, mata kucing, bola mata menjadi besar,
gangguan penglihatan sampai kebutaan
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
10
11