Ibu Hamil Dan Urine PDF
Ibu Hamil Dan Urine PDF
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
ABSTRACT
Urinary tract infections is common as complication of pregnancy. When present, the types of
urinary tract infection are symptomatic bacteriuria, cystitis and pyelonephritis. The physiological
changes during pregnancy enhanced bacterial growth in the urinary tract. And bacteriuria increased
the risk of abortion, low birth weight and preterm birth. Routine simple laboratory method should be
done to detect bacteriuria during pregnancy. Gram staining and white cells count from centrifuged
specimen of urine are very helpful to diagnose the urinary tract infection. Urinary screening test for
baacteriuria during antenatal care is the most effective method to prevent complications of
bacteriuria in pregnancy.(J Kedokter Trisakti 2000;19(3):89-95)
Key words: pregnancy, bacteriuria, complication, risk.
ABSTRAK
Infeksi saluran kemih pada kehamilan sering menimbulkan komplikasi: seperti bakteriuria
asimtomatik, sistitis, dan pielonefritis. Perubahan fisologis pada kehamilan memudahkan
berkembang biaknya bakteri pada saluran kemih. Bakteriuria dapat menyebabkan risiko pada
kehamilan, seperti abortus, bayi lahir berat badan rendah, dan prematuritas. Bakteriuria dapat
berlanjut menyebabkan sistitis dan pielonefritis yang dapat menyebabkan risiko kesakitan, kematian
ibu dan janin. Untuk mencegah dan mendeteksi bakteriuria pada kehamilan, perlu dilakukan
pemeriksaan urine rutin dan pemeriksaan bakteriologik sederhana. Pemeriksaan urine dengan
pewarnaan Gram sangat menunjang untuk mendeteksi kuman Gram negatif pada bakteriuria, namun
memerlukan keahlian khusus, sedangkan pemeriksaan urine untuk menghitung jumlah lekosit dapat
menunjang deteksi adanya bakteriuria yang infektif. Mendeteksi bakteriuria pada pemeriksaan
kehamilan berkala adalah cara yang paling baik untuk mencegah komplikasi bakteriuria pada
kehamilan.
Kata kunci : kehamilan, bakteriuria,komplikasi, risiko
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih merupakan suatu
keadaan yang tidak dapat diabaikan karena
insidennya masih cukup tinggi, yaitu sekitar
5,2% (1), sedangkan dari penderita yang
berobat ke
dokter umum
0,5 - l %
menunjukkan gejala infeksi saluran kemih. (2)
Insiden pada wanita dewasa (5%) lebih banyak
dari pada pria
maupun
anak - anak,
.d o
.c
m
o
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Pada kehamilan, terjadi perubahan fisiologik dan struktur traktus urinarius, berupa
pelebaran kalises, pelvis ginjal dan ureter di
sebelah atas tulang pelvis. Kapasitas ureter
yang di luar kehamilan sekitar 2 - 4 ml akan
meningkat sampai 50 ml atau lebih selama
kehamilan, kapasitas kandung kemih juga
meningkat sampai 2 kali lipat pada kehamilan
aterm. Pelebaran tersebut terjadi akibat
berkurangnya tonus otot polos traktus urinarius
akibat kerja progesteron dan kompresi ureter
akibat pembesaran uterus, sehingga mekanisme pengosongan vesika urinaria tidak
sempurna dan terjadi stasis urine. Hal ini
menyebabkan mudahnya bakteri berkembang
biak dengan cepat pada vesika urinaria.
Perubahan traktus urinarius pada wanita hamil
di mulai kehamilan 7 minggu dan keadaan
menjadi normal setelah 8 minggu kelahiran (7)
Uretra pada wanita relatif pendek, panjangnya
antara 3-4 cm dan letaknya di ujung depan atas
vagina di mana terdapat kolonisasi bakteri dari
tractus gastrointestinal. (4) Bakteri tersebut
(uropatogens) umumnya dapat diisolasi pada
bakteriuria
asimtomatik,
sistitis
dan
pielonefritis. Escherichia coli merupakan
bakteri patogen utama pada 65% sampai 80%
kasus, bakteri lainnya Klebsiella pneumoniae,
Proteus mirabilis, Enterobacter species,
Staphylocooccus
saprophyticus
dan
Streptoccus
grup
B.
(Tabel
1).(4)
FISIOLOGI
Tabel 1: Kuman uropatogen yang umumnya diisolasi pada wanita hamil dengan pielonefritis (4)
Escherichia coli
86%
Proteus mirabilis
4%
Klebsiella species
4%
Enterobacter species
3%
Staphylococcus saprophyticus
2%
Streptococcus grup B
1%
90
.d o
Boekitwetan
.c
m
o
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
VIRULENSI BAKTERIAL
DIAGNOSIS
91
.d o
.c
m
o
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
88%.(4)
Bilamana
pada
pemeriksaan
mikroskopik urine dari subyek wanita
didapatkan banyak sel epitel skuamosa dengan
flora normal vagina maka sampel urine tersebut
menggambarkan adanya kontaminasi.
(ii) Biakan kuman cara konvensional untuk
hitung koloni dilakukan secara kuantitatif
Untuk biakan ini, 0,00l ml urin yang tidak di
sentrifugasi
diambil
dengan
memakai
sengkelit baku (1 / 1000) atau dengan cara
pengenceran urin terlebih dahulu dengan
buffered water dan kemudian ditanamkan pada
lempeng agar darah domba dan MacConkey.
Urine pada lempeng agar tersebut disebar
merata dengan spatel gelas dan lempeng agar
itu kemudian diinkubasikan pada suhu 37 0 C
selama 18-20 jam. Koloni-koloni yang tumbuh
dihitung dan dicatat. Identifikasi koloni-koloni
kuman dilakukan menurut metode baku yang
berlaku. (9-10 )
Interpretasi hitung koloni bakteri (9-10): jika
pada lempeng agar darah didapatkan jumlah
koloni bakteri < 10, kemungkinan besar ini
karena suatu kontaminasi dan identifikasi
bakteri tidak dilakukan. Dalam hal ini sediaan
pulasan Gram urin harus memberikan hasil
kuman Gram negatif. Jika terdapat bakteri pada
sediaan Gram maka lempeng agar diinkubasi
kembali untuk semalam karena mungkin bakteri
tumbuh lambat. Jumlah koloni pada lempeng
agar di antara 10-100 juga tidak dianggap
suatu bakteriuri, melainkan mungkin karena
pengambilan dan penanganan sampel yang
tidak betul. Hitung koloni kuman yang
menghasilkan jumlah kuman pada lempeng
agar > 100 dianggap bermakna sebagai
bakteriuria dan organisme yang tumbuh akan
diidentifikasi.
Biakan kuman dapat juga dilakukan
dengan cara Filter Paper Dilution system dari
Novel(11). Caranya dengan menggunakan 3 lapis
filter yang dibawahnya adalah agar untuk
pembiakan kuman. Cara ini dapat untuk
mendeteksi kuman Gram positif dan Gram
negatif dengan hasil yang memuaskan. Untuk
kuman Gram negatif hasilnya dibandingkan
dengan
kultur
konvensional,
ternyata
92
.d o
Boekitwetan
.c
m
o
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Tabel 2: Antibiotika yang dipakai untuk ASB dan sistitis pada kehamilan (4)
Pengobatan 3-7 hari:
nitrofurantoin
100 mg / 4 x sehari
sulfisoxazole
500 mg / 4 x sehari
cephalexin
250-500 mg / 4 x sehari
Pengobatan tunggal:
nitrofurantoin
amoxillin
cephalexin
sulfisoxazole
Pencegahan:
macrodantin
200mg / kali/hari
3 garam/kali/hari
2 gram/kali/hari
2 gram / kali / hari
100 mg
93
.d o
.c
m
o
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
ampisilin
cefazolin
ceftriaxone
mezlocillin
piperacillin
94
.d o
Boekitwetan
.c
m
o
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c
F -X C h a n ge
F -X C h a n ge
c u -tr a c k
N
y
bu
to
k
lic
Daftar Pustaka.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
95
.d o
.c
m
o
.d o
lic
to
bu
O
W
!
PD
O
W
!
PD
c u -tr a c k
.c