1.1.
TUGAS KHUSUS
Pengkajian Kajian Penyakit
KAJIAN RESEP PASIEN DENGAN PENYAKIT DIABETES MILETUS
Tinjauan Pustaka
A. Diabetes Mellitus
Definisi Diabetes Mellitus (DM)
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai kumpulan gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi
fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan
oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Soegondo S.
1999).
Etiologi dan Patofisiologi
a. Etiologi
Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar gula
darah terganggu, insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula
dalam darah bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darah akan
menyumbat
seluruh
sistem
energi
dan
tubuh
berusaha
kuat
kadar gula dalam darah sangat cepat pula karena insulin tidak mencukupi
jika ini terjadi maka terjadilah diabetes mellitus. (Tjokroprawiro, 2006 ).
Insulin berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah guna
menjamin kecukupan gula yang disediakan setiap saat bagi seluruh
jaringan dan organ, sehingga proses-proses kehidupan utama bisa
berkesinambungan. Pelepasan insulin dihambat oleh adanya hormon
hormon tertentu lainnya, terutama adrenalin dan nonadrenalin, yang
dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar adrenal, yang juga dikenal sebagai
katekolamin, dan somatostatin. (McWright, Bogdan. 2008).
b. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke
lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu
makanan di pecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat
menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam
lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan kemudian masuk
ke dalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk
dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar.
Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk
dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan terutama
glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya
adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses
metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu
bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau
hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas (Suyono, 2005).
Kriteria
Normal
Pra diabet
Diabetes
<100
100-125
126
(mg/dL)
<140
140-199
200
B. Stroke
Pengertian Stroke
Stroke adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak
(Price & Wilson, 2006). Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi
otak yang timbul mendadak, disebabkan karena terjadi gangguan
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja
(Muttaqin, 2008). Lebih lanjut Irfan (2010) menyebutkan stroke atau
Cerebrovascular Accident merupakan gangguan sistem saraf pusat dan
merupakan penyebab utama gangguan aktivitas fungsional pada orang
dewasa.
Etiologi Stroke
Stroke biasanya diakibatkan oleh salah satu dari empat kejadian :
(1) trombosis (bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher), (2)
embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh lain), (3) iskemia (penurunan aliran darah ke area
otak), (4) hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan ke jaringan otak atau ruang sekitar otak). Akibatnya adalah
penghentian suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan
kejadian stroke sebelumnya atau TIA (Transient Ischemic Attack), dan (f)
fibromuscular dysplasia.
Sementara itu faktor yang dapat dikendalikan secara umum dapat
dibagi menjadi 2 kategori yakni gaya hidup dan segi medis. Gaya hidup,
meliputi: (a) merokok, (b) konsumsi alkohol, (c) obesitas, (d) kurang
berolahraga. Sementara dari segi medis, meliputi: (a) tekanan darah
tinggi atau hipertensi, (b) fifrilasi atrium, (c) kolestrol tinggi, (d)
sebabnya
h. Gangguan penglihatan
i. Gerakan tidak terkontrol
j. Bingung/konfulsi, delirium, letargi, stupor atau koma
Komplikasi Stroke
Menurut Pudiastuti (2011) pada pasien stroke yang berbaring lama
dapat terjadi masalah fisik dan emosional diantaranya:
a. Bekuan darah (Trombosis) Mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh
menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan (edema) selain itu juga
dapat menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk
dalam satu arteri yang mengalirkan darah ke paru.
b. Dekubitus Bagian tubuh yang sering mengalami memar adalah
pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat
dengan baik maka akan terjadi ulkus dekubitus dan infeksi.
c. Pneumonia Pasien stroke tidak bisa batuk dan menelan dengan
sempurna, hal ini menyebabkan cairan terkumpul di paru-paru dan
selanjutnya menimbulkan pneumoni.
d. Atrofi dan kekakuan sendi (Kontraktur) Hal ini disebabkan karena
kurang gerak dan immobilisasi.
e. Depresi dan kecemasan Gangguan perasaan sering terjadi pada stroke
dan menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang tidak diinginkan
Patofisiologi Hipertensi
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri
dalam millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya
diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD).
TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah
kontraksi sewaktu bilik jantung diisi.
Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara
potensial dalam terbentuknya hipertensi;
-
Diabetes mellitus
Resistensi insulin
Obesitas
Klasifikasi Hipertensi
darah
diastolic (mmHg)
(mmHg)
Normal
<120
<80
Prehipertensi
120-139
80-90
Hipertensi stage 1
140-159
90-99
Hipertensi stage 2
>160
>100
Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak
meliputi:
1. Pengkajian Resep
2. Dispensing
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4. Konseling
5. Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy Care)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Analisa resep dalam tugas khusus ini bertujuan untuk menilai
apakah suatu resep obat yang diberikan oleh dokter kepada pasien telah
rasional,
serta
apakah
berpotensi
menimbulkan Drugs
Related
2.
stabilitas; dan
3.
kompatibilitas
(ketercampuran
Obat).
4.
interaksi.
1.1.3
Studi Kasus
Data pasien
Nama
No. RM
Umur
Jenis kelamin
Ruang/Bed
Tgl masuk
Tgl pulang
Berat badan
Tinggi badan
Nama dokter
: Ny. SH
: 00.712.143
: 66 tahun
: perempuan
: E / 2-2
: 2/9/16
: 9/9/16
: 60 kg
: 150 cm
: dr. B, SpS
: Tidak ada
: DM, hipertensi, sakit lambung
::-
(Agustus 2016)
Nama Obat
Candesartan 8 mg
Glimepirid 2 mg
Metformin 500 mg
Furosemid
Dexpira 1200 mg
Aturan pakai
1 x tab
2 x 1 pc
2 x 1 ac
1 x 1 pagi pc
1x1
Indikasi
Hipertensi
DM tipe 2
DM tipe 2
Hipertensi
Akut hemiparesis
Nama Obat
Candesartan 8 mg
Furosemid 40 mg
Metformin 500 mg
Clopidogrel 75 mg
Aturan Pakai
1 x pagi
1 x 1 pagi
2x1
1 x 1 pagi
5
6
7
8
Glimepirid 2 mg
Lancid 30 mg
Dulcolax sup
Neurotam 1200 mg
1 x 1 pagi
2x1
prn
2x1
1.1.4
Analisa SOAP
Subjective
o Ny SH (66 tahun)
o Dirawat di RS : dengan keluhan lemas seluruh tubuh dan tidak mau makan
o Riwayat penyakit sebelumnya :
DM tipe 2, hipertensi dan sakit lambung
Tidak memiliki riwayat penyakit keluarga dan sosial
o Penggunaan obat sebelumnya :
N
Nama Obat
Aturan pakai
o
1
2
3
4
5
Candesartan 8 mg
Glimepirid 2 mg
Metformin 500 mg
Furosemid
Dexpira 1200 mg
1 x tab
2 x 1 pc
2 x 1 ac
1 x 1 pagi pc
1x1
Objective
Diagnosis: akut hemiparesis ec susp stroke infark otak dan DM
Data parameter klinik :
Parameter/ tgl
TD (mmHg)
RR (x/mnt)
HR (x/mnt)
Suhu (oC)
Tanggal
3/9
130/80
24
88
36
4/9
130/80
20
80
36,4
5/9
160/80
20
86
36,6
6/9
140/90
20
80
36
7/9
170/90
20
82
36
Nilai normal
Satuan
Hasil Pemeriksaan
Keterangan
1/9(1
Normal
pemeriksaan
H 2/9
MRS)
Hb
Ht
L
TC
12.3 15.3
37 47
4rb 10rb
150rb
g/dl
%
mm3
mm3
12.7
40
15.95
302
Normal
Normal
Tinggi
Normal
450rb
Eritrosit
4.50 5.9
Gula
darah 70 100
puasa
2 jam puasa
Ur
Cr (kreatinin)
MCV
MCH
MCHC
HbA1c
mg/dl
4.9
180
Normal
Tinggi
244
31
1.03
82
28
34
7. 2
Tinggi
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kontrol
sedang
Assesment
Analisis
Penyebab
Kondisi Pasien
Penyakit
Strategi Terapi
Process
Resep Dokter
Kajian
Rasionalitas
o Analisis kondisi pasein
Pasien didiagnosa mengalami akut hemiparesis ec susp
stroke infark, kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor :
- Diabetes;
Kondisi pasien : (1/9) GDS = 180 mg/dL; G2PP = 244 mg/dL;
Penilaian
HbA1c = 7,2%
: GDS dan G2PP belum mencapai angka normal,
dengan target nilai HbA1c <7%, maka penggunaan
Obat pasien
Keterangan
pasien
memiliki
riwayat
sakit
terjadinya
stroke
infark,
sehingga
Keterangan
Ada
Tidak
Nama Dokter
dr. B, Sp.S
SIP Dokter
Alamat Dokter
RS I
9 September 2016
Paraf Dokter
Nama Pasien
Ny. SH
Alamat Pasien
Umur Pasien
66 Tahun
Perempuan
60 kg
Komponen Resep
Nama Obat
Ada
Tidak
Keterangan
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Candesartan
Furosemide
Metformin
Clopidogrel
Glimepiride
Lancid
Dulcolax
Nurotam
8 mg
Kekuatan Sediaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Candesartan
Furosemide
Metformin
Clopidogrel
Glimepiride
Lancid
Dulcolax
Neurotam
40 mg
500 mg
75 mg
2 mg
30 mg
1200 mg
Jumlah Obat
- Aspek Farmasetik
Bentu
Nama Obat
k
Sediaa
n
Candesarta
n
Furosemid
Metformin
Tablet
Tablet
Tablet
Bentuk
Pada
Kekuatan
Sediaan
Resep
Tablet
Tablet
Tablet
8 mg dan 16
mg
Kekuatan
Pada
8mg
40 mg
Cara
Pada
Pemberi
Resep
an
Aturan Pakai
Resep
Hipertensi
40 mg
Aturan
ID : 4 mg/hari
max 32 mg
mg
500 mg
3x/hari atau
850 mg/hari
75 325 mg /
75 mg /
PO,
hari
hari
ac/pc
2 mg /
PO, ac,
hari
mane
75 mg
75 mg
Glimepirid
Tablet
Tablet
1, 2, 3, 4 mg
2 mg
1 4 mg / hari
Kapsul
30 mg
30 mg
30 mg/ hari
10 mg
10 mg sehari
Bila perlu
800 mg 3x
1200 mg
sehari
2x sehari
Tablet
Bisacodyl
Suppo
Suppo
Piracetam
Tablet
Tablet
5 mg ; 10 mg;
15 mg
400 mg ; 800
mg ; 1,2g
1200 mg
PO, pc
2x/hari
Tablet
mane
Hiper : 40mg
Tablet
Kapsu
PO, ac/
40 mg
Clopidogrel
Lancid
PO, pc
Edema : 20 -80
500 mg 2500 mg
4mg
30 mg
PO, ac
2x/hari
Kesesu
aian
Sesuai
Sesuai
sesuai
Sesuai
Sesuai
Tidak
sesuai
Rectal
Sesuai
PO, ac
Sesuai
Aspek Klinis
Nama Obat
Indikasi
Indikasi
Pasien
4 mg/hari
Hipertensi
maksimal
32 mg/hari
kiri.
Furosemid
Dosis
Hipertensi
Dosis
Kesesuai
Pasien
an
4
mg/hari
20 80
40
mg/hari
mg/hari
sesuai
sesuai
Diabetes
500 mg 2-
500 mg
melitus
3x/hari
2x/hari
75 325
75 mg /
mg / hari
hari
Diabetes
1 4 mg /
2 mg /
melitus
hari
hari
Sesuai
Mengurangi kejadian
Clopidogrel
aterosklerosis (infark
Stoke infark
Sesuai
kematian vaskular).
Diabetes mellitus tipe 2
Glimepirid
Lancid
Sakit
lambung
esofagitis
30 mg/ hari
Sesuai
30 mg
Tidak
2x/hari
sesuai
prn
Sesuai
prosedur
diagnostik
dan
Konstipasi
10 mg prn
Stroke
800 mg 3x
infark
sehari
mempercepat defekasi
Piracetam
Pengobatan
pasca
infark
serebral
1200
mg
2x
sehari
KETERANGAN
obat
kurang tepat
Penggunaan
obesitas
obat -
tanpa indikasi
Dosis terlalu kecil
Reaksi
obat
yang -
tidak dikehendaki
Interaksi obat
Sesuai
o Interaksi Obat
Furosemid dan Metformin (moderate)
Efek
: Meningkatkan efek metformin, yang dapat
menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa/ asidosis laktat yang
menyebabkan kelemahan, mengantuk, denyut jantung melambat,
nyeri otot, sesak napas, sakit perut, pusing dan hilang kesadaran.
Penanganan : Monitor kadar gula darah pasien, memberi jarak
-
minum obat.
Furosemid dan glimepirid (moderate)
Efek : Mengganggu kontrol glukosa darah dan mengurangi
efektivitas glimepirid, serta menambah berat badan pasien.
Penanganan : furosemid di berikan di pagi hari.
Planning
a) Tujuan Terapi
1. Menghilangkan atau mengurangi gejala klinis pasien seperti nyeri
2. Mencegah kondisi yang tidak diinginkan seperti kekambuhan stroke
3. Mengontrol tekanan darah (130/80 mmHg)
4. Mengontrol gula darah pasien
5. Mengurangi resiko komplikasi penyakit
a) Terapi Farmakologi
1. Candesartan
Indikasi
Maintenance terapi hipertensi
Dosis
4 mg/hari sebelum makan
Peringatan
dan Hipotensi (kemungkinan perlu penurunan dosis pada pasien dengan
perhatian
Efek samping
2. Glimepirid
Indikasi
Diabetes mellitus tipe 2
Dosis
2 mg/hari sebelum makan
Peringatan
dan Hipoglikemi pada pasien geriatric.
perhatian
Efek samping
3. Metformin
Indikasi
Diabetes mellitus tipe 2
Dosis
500 mg, 2 x sehari setelah makan
Peringatan
dan Terapi metformin jangka panjang dapat menyebabkan malabsoprsi
perhatian
vitamin B12 dan asam folat di saluran GI. Oleh karena itu perlu diperiksa
kadar vitamin B12 dalam serum setiap tahunnya.
Tidak dianjurkan pada wanita hamil dan menyusui (kategori B).
Penyesuaian dosis antikoagulan mungkin diperlukan karena adanya
Efek samping
4. Furosemid
Indikasi
Edema, maintenance hipertensi
Dosis
40 mg/hari, diminum pagi hari untuk mencegah diuresis malam hari
Peringatan
dan Pemberian furosemida pada pasien diabetes melitus, gula darah dan urin
perhatian
yang
diketahui
sensitif
terhadap
sulfonamida
dapat
hipomagnesemia,
alkalosis
perhatian
Efek samping
Mekanisme kerja
Informasi
6. Clopidogrel
Indikasi
Mengurangi kejadian aterosklerosis (infark miokard, stroke dan
Dosis
Peringatan
perhatian
Efek samping
7. Lancid (lansoprazol)
Indikasi
Ulkus duodenum, ulkus gaster, refluks esophagitis
Dosis
30 mg, 2 x sehari sebelum makan
Peringatan
dan Hati-hati penggunaan jangka panjang, wanita hamil dan menyusui
perhatian
Efek samping
Efek samping
Komplikasi
Efek samping
Tekanan darah
Gula darah
Kadar lipid
Kondisi pasein yang obesitas sangat memungkinkan kadar lipidnya tinggi,
namun saat perawatan pasein tidak mendapatkan pemeriksaan kadar lipid
dalam darah. Jika hasil tes lipid menunjukkan angka diatas normal, maka
dapat dipertimbangkan penanganannya dengan terapi antihiperlipidemia
golongan statin.
Infeksi
Kondisi psikologis
Pasien stroke sering menderita depresi akibat perubahan lifestyle dan
kerusakan otak pada frontal. Kerusakan pada frontal menyebabkan 70 %
Pengobatan Rekomendasi
Candesartan 8 mg
Candesartan 8 mg
Furosemed 40 mg
Furosemed 40 mg
Metformin 500 mg
Metformin 500 mg
Clopidogrel 75 mg
Clopidogrel 75 mg
Glimepirid 2 mg
Akarbose
Lancid 30 mg
Lancid 30 mg
Dulcolax sup
Dulcolax sup
Neurotam 1200 mg
Neurotam 1200 mg
Kepada perawat:
-
Mengkomunikasikan
kepada
perawat
tentang
obat-obat
yang
digunakan pada terapi pasien saat di rawat, beserta dosis dan aturan
pemakaiannya sehingga pemantauan dapat lebih maksimal
-
Kepada dokter
-
Mengkomunikasikan
riwayat
penyakit
dan
obat-obatan
yang
4.1.5 Kesimpulan
Pasien mengalami DM tipe 2 karena hasil lab gula darah tinggi yaitu
GDP/G2PP sebesar 180/244 mg/dL. Penanganan untuk mengontrol kadar
gula darah pasien adalah dengan pemberian obat antidiabetes yakni
DAFTAR PUSTAKA
APTFI. 2009. Kurikulum Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia. Asosiasi
Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia. Jakarta; Indonesia
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.
1981. Keputusan
MenteriKesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
278/MENKES/SK/V/1981 tentang Persyaratan Apotek. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta;
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. PMK 35 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Jakarta; Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit. Jakarta; Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika
dan Prekursor Farmasi. Jakarta: Depkes RI; 2015.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan No. 922/MENKES/PER/XI/1993 tentang
Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Apotik. Jakarta..
Departemen Kesehatan RI, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004, tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta.
Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi. Direktorat
Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan.
Depkes RI. 2009. Pedoman Pemantauan Terapi Obat. Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Dipiro, J.T., et al. 2015. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 9 ed.
London: Mc. Graw Hill.
Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Edisi Pertama. Penerbit
Graha Ilmu:Yogyakarta.
Katzung, Bertram G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi 4. Alih bahasa :
Staf Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Jakarta : EGC
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Lestari, C. S., Rahayu, S., Rya, H., Suhardjono, Maisunah, Soewarni, S., Sri
Sunarsih, E., 2002, Seni Menulis Resep, Teori dan Praktek, edisi revisi
I, penerbit P.T. Perca, Jakarta
McEvoy, G., et al, (Eds.), 2011, AHFS Drug Information Essentials, American
Society of Health-System Pharmacist, Bethesda Maryland.
McWright, Bogdan. 2008. Panduan Bagi Penderita Diabetes. Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher.
Muttaqin, Arif, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan, Jakarta: Salemba Medika
National Stroke Association. Risk factor of stroke; 2009.
Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses
Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.
Pudiastuti, Ratna D. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. yogyakarta: nuha medika.
Siregar dan Amalia. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soegondo S. 1999. Diagnosis dan Klasifikasi DM Terkini dalam Pedoman
Diabetis Mellitus. Jakarta FKUI.
Suyono, Slamet dkk. 2005. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang
Diabetes. Jakarta : FKUI.
Tjokroprawiro A, 2006. Hidup Sehat Bersama Diabetes Mellitus, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Wirjoatmodjo, K., 1995, Menuju Penggunaan Obat Yang Lebih Rasional,
Pelaksanaan, di Rumah Sakit dalam kerangka Manajemen
Peningkatan Mutu, dalam Dwiprahasto, I., Kristin, E., dan Mustofa,
(eds), Penggunaan Antibiotik Rasional, 102, Laboratorium
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.