Respon Adaptif
Antisipasi
3.
Respon Maladaptif
Ringan
Sedang
Berat
Panik
Etiologi
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
1) Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian, id dan
superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls primitif
seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma norma budaya
seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua
elemen
yang
bertentangan
dan
fungsi
ansietas
adalah
terhadap
tidak
adanya
penerimaan
dari
hubungan
mencapai
tujuan yang
diinginkan.
Daftar tentang
mekanisme
biologis
berhubungan
dengan
ansietas
4.
Pohon Masalah
Core Problem
Stressor
5.
Klasifikasi
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang
dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas.
Menurut Peplau (dalam Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan
yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu
individu
menyelesaikan
memfokuskan
masalah,
berpikir,
perhatian
bertindak,
untuk
belajar,
merasakan,
dan
d)
e)
f)
g)
h)
6. Gejala Klinis
Keluhan (keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami
ansietas), antara lain sebagai berikut:
a. Cemas, khawatir, firasat, buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
b.
c.
d.
e.
f.
tersinggung.
Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
Gangguan pola tidur, mimpi (mimpi yang menegangkan).
Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
Keluhan (keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran
berdenging
(tinitus),
berdebar-debar,
sesak
napas,
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat
anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
c. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi
bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya
ingat.
5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang
tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
9. Komplikasi
a. Depresi
b. Somatoform
c. Skizofrenia Hibefrenik
d. Skizofrenia Simplek
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan ansietas menurut (Stuart,
2007) yaitu:
Identitas Klien
1) Initial :Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita daripada lakilaki, karena wanita lebih mudah stress dibanding pria.
2) Umur : Toddler-lansia
3) Pekerjaan : Pekerajaan yang mempunyai tingkat stressor yang besar.
4) Pendidikan : Orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang
rendah lebih rentan mengalami ansietas
b. Alasan Masuk
Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.
c. Faktor Predisposisi
1) Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego.
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasan
takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya
terjadi dalam kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih
antara gangguan ansietas dengan depresi
d. Fisik
Tanda Vital:
TD : Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.
N
: Menurun
S : Normal (36C - 37,5C ), ada juga yang mengalami hipotermi
tergantung respon individu dalam menangania ansietasnya
berkurangnya
toleransi
terhadap
stress,
dan
Spiritual:
1) Nilai dan keyakinan
2) Kegiatan ibadah
f. Status Mental:
1) Penampilan : pada orang yang mengalami ansietas berat dan panik
biasanya penampilannya tidak rapi.
2) Pembicaraan : bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang
3)
4)
5)
6)
keras.
Aktivitas motorik : lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.
Alam perasaan : sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.
Afek : labil
Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersingung
h. Mekanisme Koping
Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan
panik). Menurut Stuart (2007). Individu menggunakan berbagai
k. Aspek medik
Diagnosa Medik:
1) Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap
dua atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini
menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang
(inability to relax)
2) Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan Motorik:
a) Kedutan otot atau rasa gemetar
b) Otot tegang/kaku/pegel linu
c) Tidak bisa diam
d) Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik:
a) Nafas pendek/ terasa berat
b) Jantung berdebar-debar
c) Telapak tangan basah dingin
d) Mulut kering
e) Kepala pusing/rasa melayang
f) Mual, mencret, perut tidak enak
g) Muka panas/ badan menggigil
h) Buang air kecil lebih sering
i) Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang
a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
b)
c)
d)
e)
Mudah terkejut/kaget
Sulit konsentrasi pikiran
Sukar tidur
Mudah tersinggung
terlihat
sering
1) Gelisah, Distres
2) Kesedihan yang mendalam
3) Ketakutan
4) Perasaan tidak adekua
5) Berfokus pada diri sendiri
6) Peningkatan kewaspadan
7) Iritabilitas
8) Gugup senang berlebihan
9) Rasa nyeri yang meningkatkan ketidak berdayaan
10) Peningkatan rasa ketidak berdayaan yang persiste
11) Bingung, menyesal
12) Ragu/ tidak percaya diri
13) Khawatir
c. Fisiologis
1) Wajah tegang, tremor tangan
2) Peningkatan keringa
3) Peningkatan ketegangan
4) Gemetar, tremor
5) Suara bergetar
d. Simpatik
1) Anoreksia
2) Eksitasi kardiovaskular
3) Diare, mulut kering
4) Wajah merah
5) Jantung berdebar-debar
6) Peningkatan tekanan darah
7) Peningkatan denyut nadi
8) Peningkatan reflek
9) Peningkataan frekwensi pernapasan, pupil meleba
10) Kesulitan bernapas
11) Vasokontriksi superfisial
12) Lemah, Kedutan pada otot
e. Parasimpatik
1) Nyeri abdomen
2) Penurunan tekanan darah
Kognitif :
4. Perencanaan
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Ansietas
Intervensi
NOC
NIC
a. Anxiety self-control
Anxiety
b. Anxiety level
kecemasan)
c. Coping
Reduction
a. Gunakan
Kriteria Hasil :
(penurunan
pendekatan
yang
menenangkan
a. Klien
mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
gejala cemas
b. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
untuk
sign
dalam
batas normal
tubuh,
ekspresi
anak
h. Dengarkan
wajah,
tubuh
tingkat
d. Postur
bahasa
mengontrol
cemas
c. Vital
situasi stress
dengan
penuh
perhatian
dan
i.
aktivitas
j.
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
pasien
mengungkapkan
untuk
perasaan,
ketakutan, persepsi
l.
1. Implementasi
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Fokus intervensi pada pasien dengan respons ansietas menurut
tingkatannya, yaitu :
a. Intervensi dalam ansietas tingkat berat dan panic
b. Prioritas tertinggi dari tujuan keperawatan harus ditunjukkan untuk
menurunkan ansietas tingkat berat atau panik pasien dan intervensi
keperawatan yang berhubungan harus supportif dan protektif.
c. Intervensi dalam ansietas tingkat sedang
d. Saat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan atau sedang
perawat dapat mengimplementasikan intervensi keperawatan re
edukatif atau berorientasi pada pikiran
e. Intervensi ini melibatkan pasien dalam proses pemecahan masalah.
2. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada pasien. Evaluasi ini harus dilakukan terus
menerus pada respons ansietas pasien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dievaluasi meliputi :;
a. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau system diri pasien
berkurang dalam sifat, jumlah asal atau waktunya?
b. Apakah perilaku pasien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau
tingkat yang lebih berat?
c. Apakah sumber koping pasien telah dikaji dan dikerahkan dengan
adekuat?
d. Apakah pasien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyai
pandangan terhadap perasaan tersebut?
e. Apakah pasien menggunakan respon koping adaptif?
f. Sudahkan pasien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi
kecemasan?
g. Apakah pasien menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perubahan personal?
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. ( 2008 ), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC
Carpenito-Moyet, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi
10. Jakarta: EGC
Direja Surya, Herman Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
Erna Cahyani.2016. Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Ansietas. (Online. Available) From:
https://www.scribd.com/document/320503011/LP-SP-Ansietas ,
Diakses pada Kamis, 1 September 2016 pukul 16.00
Hawari, Dadang. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta :
FK Universitas Indonesia