Bioenergetika mempelajari tentang perpindahan energi dari sistem yang bekerja
dalam sel ke lingkungan diluar sel atau sebaliknya. Bioenergetika adalah termodinamika biokimia artinya proses-proses transfer energi yang terjadi pada tingkatan sel makhluk hidup dari makhluk hidup tingkat rendah (bakteri dan alga) hingga ke makhluk hidup tingkat tinggi (tumbuhan, hewan dan manusia) yang berbeda satu sama lain pada tingkatan metabolisme selnya. Didalam bioenergetika juga mempelajari bagaimana hubungan energi dalam, energi kalor, entropi, dan usaha yang dihasilkan dalam suatu metabolisme yang dilakukan oleh sel. Begitu pula dengan beberapa energi yang berkaitan dengan bienergetika seperti energi potensial, energi kinetik, energi Gibbs, dan entalpi. Organisme hidup selalu membutuhkan masukan energi secara kontinyu. Energi
diperlukan untuk melakukan proses metabolisme sehingga dapat melangsungkan proses
kehidupan. Sistem biologis pada dasarnya bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk menjalankan proses-proses kehidupan. Pada sistem biologis berlaku hukum termodinamika I dan II. Hukum termodinamika I merupakan hukum kekekalan energi (energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan), dan hukum termodinamika II merupakan peningkatan entropi
total sistem akibat transformasi energi. Sesuai dengan hukum termodinamika II, kita dapat mengetahui apakah reaksi terjadi secara spontan atau tidak. Suatu reaksi berlangsung spontan jika terjadi pelepasan energi bebas sehingga G (energi bebas) bernilai negatif (-). Dalam proses metabolisme makhluk hidup senyawa fosfat diperlukan dalam sistem biologis untuk memenuhi peran penting yaitu untuk mengatur pengalihan energi. Senyawa fosfat dapat ditemukan dalam bentuk ATP, GTP, dan NADPH. ATP adalah zat perantara penukar energi bebas, yang merangkaikan proses-proses yang bersifat eksergonik dan prosesproses yang bersifat endergonic. ATP tersusun dari basa nitrogen Adenin yang berikatan dengan gula pentosa pada karbon 1-nya (Adenosine) dan tiga gugus fosfat pada karbon nomer 5-nya. GTP berperan sebagai agen transfer energy atau penggerak substrat dalam reaksi metabolik, seperti ATP, namun lebih spesifik sebagai sumber energi untuk sintesis protein dan glukoneogenesis yaitu proses elongasi. Sedangkan NADPH adalah suatu agen pereduksi yang berperan sebagai kofaktor dalam reaksi anabolisme atau sebaliknya dihasilkan pada reaksi katabolisme.