Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FILSAFAT

Resume Africas Forgotten Kingdom

Disusun oleh:

Wahyu Hidayat

11/318177/TK/38102

JURUSAN TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014

Africas Forgotten Kingdom


Tahun 1871 penjelajah Jerman bernama Karl Mauch mencari kota legenda
Zimbabwe di pedalaman Afrika. Mauch menghabiskan 6 tahun di Afrika menghadapi
kemiskinan, penderitaan dan dalam perjalanannya nyaris tewas dalam mengejar impiannya.
Karl Mauch mempunyai impian untuk menjelajah Afrika sejak ia masih kecil, itu
terlihat pada saau Mauch melihat peta Afrika pada usia 10 tahun dan berjanji bahwa suatu
hari nanti akan menjelajahi daratan tersebut. Mauch tertarik pad Afrika karena adanya cerita
cerita legenda yang menakjubkan, didiami oleh binatang-binatang buas dan penduduk asli
yang liar. Seperti pada orang Eropa pada umumnya, pengetahuan Mauch pada awalnya dari
legenda yang berkembang dalam Alkitab. Salah satu legenda yang mempesonanya adalah
legenda Ratu Sheba yang memberikan emas pada Raja Solomon yang mana memiliki
tambang emas bernama Ophir. Mauch terlahir sebagai orang tidak mampu dan orang tuanya
hanya mengjinkan berkerja sebagai guru, maka dari itu Mauch memepelajari segala
sesuatunya dengan mandiri seperti masalah kesehatan, kedokteran, serangga, burung, bahan
galian, pemetaan, geologi dll. Mauch membekali diri untuk dapat memulai petualangan di
Afrika dengan mempelajari pengetahuan tersebut untuk bertahan hidup di Afrikadan melatih
kemampuan fisiknya melalui olahraga setiap hari dengan berjalan 9,5 km perhari pada
semua musim. Karena ia berasal dari

keluarga yang

kurang

mampu, Karl Mauch

meminta dukungan untuk menjelajahi Afrika kepada Insitut Geografi Jerman

namun

ia ditolak dengan alasan status pendidikan. Insitut Geografi Jerman tidak ingin membiayai
penjelajahan tanpa adanya status pendidikan tingkat universitas. Karl Mauch tetap nekat
untuk berangkat dengan cara ia mendaftar menjadi awak kapal yang akan berlayar menuju
Durban, Afrika Selatan pada tahun 1864 saat usia Mauch mencapai 27 tahun. Ia sampai di
Afrika. Pada tahun
1865, Afrika Selatan didiami oleh bermacam-macam suku, seperti Suku Xhosa, Zulu dan
Lesotho. Sekitar juta orang kulit putih datang ke Afrika bahkan ada yang melakukan
penjajahan. Penjajahan yang dilakukan orang kulit putih yang kebanyakan adalah
orang Belanda sangat tidak manusiawi. Mereka memperlakukan orang berkulit hitam
selayaknya binatang.

Setahun kemudian

ia bepergian dari satu perkampungan ke

perkampungan lainnya di daerah perbatasan untuk menggali lebih dalam mengenai


pedalaman Afrika Selatan. Selama perjalanannya ia menemui warga Afrika yang tidak
ramah akibat penjajahan tersebut. Mereka mencurigai siapapun yang membuat peta atau
meneliti tanah milik mereka. Akhirnya Karl Mauch berpura-pura gila untuk mencapai
tujuannya. Dengan kompas, tinta dan pena Mauch membuat peta dan menggambarkan
pedalaman Afrika Selatan, semua hasil

penelitiannya dan catatan harian miliknya dikirimkan ke Insitut Geografi Jerman. Laporan
tersebut mulai diterbitkan dan pihak Institut Geografi Jerman mulai mengirim dana bantuan
untuk dukungan melanjutkan penjelajahan Mauch. Perjalanan Mauch mulai membaik ketika
menemukan emas pertamanya. Mauch memilih antara emas atau petualangan dan Mauch
memutuskan untuk meningalkan emas dan mencari pentualangan dan kehormatan.
Pada tahun 1868 pada usia 31 tahun Mauch menjelajahi Afrika. Singkat cerita, setelah
melalui perjalanan panjang selama 6 tahun dan terserang penyakit malaria pada saat
memetakan garis pantai berlumpur. Saat telah pulih Mauch tetap melanjutkan perjalanannya
dan mendengar penduduk Afrika bercerita tentang kota batu yang ditinggalkan dekat sungai
Limpopo hingga akhirnya ia menemukan reruntuhan tua yang diduga merupakan Great
Zimbabwe. Dinding batu tersebut seluas 1,5 km persegi dan tersebar di lembah dengan
reruntuhan di sebuah bukit mengelilinya. Ditengah-tengahnya berdiri dinding 9 meter
sepanjang ratusan meter . Bangunan tersebut adalah kota tua yang dulu terdapat sebuah
kebudayaan unik di Sub-Sahara Afrika.
beranggapan

bahwa

bangunan

Karl

Mauch

dan

penduduk

setempat

tersebut merupakan peninggalan dari orang kulit putih

karena meyakini bahwa orang afrika membuat bangunan dengan kayu dan rumput bukan
dengan batu. Akhirnya Karl Mauch menyimpulkan bahwa bangunan tersebut merupakan
peninggalan Ratu Sheba setelah mencari melalui bukti peninggalan dan Alkitab. Pencarian
bukti nyata yang dilakukan Mauch adalah dengan dia memotong serpihan dari balok kayu.
Bau yang dipancarkan memiliki kesamaan besar dengan kayu cedar yang digunakan dalam
pensil. Warnanya juga sama. Mauch percaya bahwa Sheba telah membawa cedar dari
Libanon, tanah di sebelah utara Israel kuno. Bukti paling banyak terlihat pada suku Afrika
setempat yang melakukan khitanan dan upacara penyelembihan.
Suatu ketika tiba-tiba Mauch

jatuh sakit dan harus kembali ke negaranya.

Jerman telah banyak berubah ketika Mauch kembali yaitu banyak terjadi peperangan dan
gejolak politik. Selain itu, usahanya selama ini mencari bukti dan teori yang
dikeluarkan tentang Sheba ditolak oleh ilmuan dan sejarawan.

Ahli Kimia juga

membantah argumen Mauch tentang serpihan kayu di bangunan tersebut bukanlah kayu
cedar dari Lebanon .
Karl Mauch depresi dan mengakhiri hidupnya dengan melompat dari jendela lantai
atas pada tahun 1875. Atas semua pencapaiannya untuk menemukan Zimbabwe, didirikan
Tugu Karl Mauch di salah satu perguruan tinggi pelatihan guru di Jerman.
Lima puluh tahun kemudian, tahun 1929, salah satu ahli purbakala terkenal Gertrude
Caton-Thompson menjelajahi reruntuhan Zimbabwe untuk mencari petunjuk asal
usul

Zimbabwe. Gertrude lahir pada tahun 1888 dari sebuah keluarga Inggris. Ia senang
bepergian ke suatu tempat, mulai saat itu ia menyukai peradaban kuno karena kunjungannya
ke Roma, Pompeii.
Saat usianya mencapai 20 tahun, ia hidup dalam keadaan makmur namun tidak
memiliki tujuan. Ia menikah dengan seorang prajurit bernama Carlyon MacFarlane. Pada
tahun 1914 pecah PD I, Carylon pergi berperang, Gertrude juga ikut berperang bersama
suaminya. Pada

16 September 1916 , ia mendapat kabar bahwa suaminya telah

tiada. Peristiwa tersebut telah membentuk karakter mandiri, tegas, disiplin dan penuh kasih
sayang serta mempengaruhi karirnya.
Pada tahun 1920 ia menjadi relawan untuk melakukan penggalian purbakala di
selatan Perancis. Ia yang saat itu berusia 32 tahun menetapkan hatinya untuk mengejar
keinginannya menjadi seorang ahli purbakala. Ahli budaya Mesir Sir Flinders Petrie juga
meminta bantuannya untuk melakukan penggalian di Mesir. Getrude dapat bekerja sama
dengan ba ik dengan Sir Petrie. Pada tahun 1924, Sir F. Petrie membantu Getrude
memperoleh dana untuk penggaliannya sendiri di Mesir. Namun kesimpulannya dari
hasil penggalian tersebut terdapat konradiksi dengan teori Sir Petrie. Akhirnya Sir
Petrie memutuskan aliran dana untuk Gertrude, tetapi Gertrude tetap melanjutkan dengan
dananya sendiri.
Sebuah yayasan Anglo Rhodesian, nama Rodesia diambil dari usahawan dan
bangsawan Cecil Rhodes melakukan kerja sama dengan Gertrude untuk menjalankan
penggalian di Great Zimbabwe. Harapannya untuk menemukan petunjuk tentang
kependudukan misterius yang pernah berkembang di sana dan ia harus mempresentasikan
kesimpulannya tentang penduduk Zimbabwe asli kepada Bristish Association for the
Advancement of Science dalam waktu 8 bulan.
Dalam waktu 40 tahun, pendatang kulit putih telah menciptakan masyarakat
perkebunan di Salisbury namun dengan pengorbanan bangsa kulit hitam, sementara
kulit putih hidup dengan makmur mengatur perkebunan dan tambang. Sedangkan kulit
hit am melakukan pekerjaan kasar tanpa pendidikan dan pendapatan rendah. Rasial
pemikiran orang kulit putih terhadap orang kuit hitam meresap kedalam semua aspek
kehidupan disana. Getrurde melakukan penelitian bersama timnya yang terdiri dari
wanita,

hal

ini

u ntuk memperjuangkan hak-hak wanita dalam dunia arkeologi dan

merupakan tim wanita pertama dalam penelitan purbakala dalam sejarah.

Sesampainya di reruntuhan Zimbabwe, ia menemukan kondisi reruntuhan telah


hancur akibat aktifitas penambangan dan ahli purbakala sebelumnya. Para pencari
harta menemukan patung burung batu dan Cecil Rhodes meminta dan membayar ahli
purbakala untuk membuktikan bahwa Great Zimbabwe dibangun oleh peradaban kulit putih.
Demi hal tersebut ber ton ton tanah dipindahkan sehingga merusak benda-benda bersejarah
asli Afrika. Dan akhirnya pencarian itu tidak terbukti.
Gerturde dan timnya menggali di beberapa situs yang tersisa namun belum
juga menemukan kesimpulan hingga pertemuan dengan British Association sudah semakin
dekat. Gertrude menggunakan pesawat untuk melakukan pengamatan sehingga ia bisa
memeriksa reruntuhan dari sudut pandang yang baru. Dia menjadi salah satu arkeolog
pertama yang menggunakan observasi udara.
Saat Gerturbe melewati reruntuhan bukit ia melihat jalan tanah yang tertutup oleh
vegetasi, jalan tersebut mengantarkannya pada teras bagian bawah dari dinding bukit
dan jelas tidak pernah digunakan selama ratusan tahun. Keesokan harinya Gertrude
memindahkan timnya ke teras bukit. Disana mereka menemukan banyak benda yang tidak
tersentuh oleh siapapun kecuali penduduk asli. Semua yang Gertrude temukan adalah asli
buatan bangsa Afrika. Ada perubahan model tembikar dan desain gerabah, tetapi selalu
bercirikan Afrika. Satu-satunya bahan asing yang ia temukan adalah manik-manik kaca
dan keramik dari daerah Timur Jauh dan timur dekattetapi jelas tertanggal sekitar abad ke13. Jadi mereka berkesimpulan pada fakta yang ada bahwa material tersebut merupakan
budaya lokal abad ke-13 yang didapatkan dari hubungan dagang dengan negeri lain.
Gertrude berkesimpulan bahwa Great Zimbabwe telah menjadi kota orang kulit hitam
Afrika sejak abad 9 hingga abad 14 dan merupakan pusat perdagangan utama yang besar.
Great Zimbabwe telah menguasai rute perdagangan Afrika yang dipakai untuk membawa
gading dan emas dari pedalaman ke pesisir. Mitra dagang mereka (Afrika) adalah pedagang
Arab yang merupakan perantara perdagangan menuju India dan China.
Gertrude mengumpulkan hasil temuannya tepat sebelum pertemuan asosiasi itu.
Gertrude mempresentasikan penemuannya di Johannesburg pada 2 Agustus 1929. Gertrude
mengatakan bahwa Daripada merendahkan peradaban lain, disini ada peradaban penduduk
asli. Yang memperlihatkan organisasi nasional tentang industri yang luar biasa.
Dalam sebuah kertas Gertrude membunuh peradaban kulit putih yang hilang yang
selama ini diyakini. Sebagai gantinya ia menggambarkan sebuah metropolis hitam
yang

berkembang dan diperkirakan hidup 10 hingga 15 ribu orang, sebuah kota besar seperti
kota di Eropa pada saat itu. Banyak dari para pendengar presentasi dipermalukan. Mereka
tetap yakin bahwa orang-orang Afrika tidak akan mampu menciptakan peradaban tersebut.
Gertrude berangkat ke Inggris pada akhir 1929 dimana kontroversi seputar Great
Zimbabwe masih mengikutinya. Pada tahun 1930, temuan Gertrude dari Great Zimbabwe
dipamerkan di British Museum di London. Dia hadir disana setiap 3 kali dalam seminggu
untuk menjawab pertanyaan terutama bagi mereka yang masih percaya pada Ratu Sheba.
Penggalian besar terakhir Gertrude di tahun 1938. Gertrude berharap menemukan
hubungan antara Arab Selatan dan Great Zimbabwe. Dimungkinkan pedagang Arab yang
membawa barang dagangan ke pesisir Afrika dari India dan China mempengaruhi
pembangunan Great Zimbabwe. Gertrude mencari arsitektur, seni, pasangan batu, apa pun
yang mungkin menghubungkan dua negeri tersebut. Gertrude bertemu orang Arab
yang masih melakukan tehnik pembangunan tradisional menggunakan batu tapi
hubungannya dengan Great Zimbabwe masih belum jelas. Menjelang akhir ekspedisi,
Gertrube mengalami sakit dan kelelahan, maka ia kembali ke Inggris. Dia mulai terserang
pusing pusing yang mengganggunya selama sisa hidupnya dan dokter mendiagnosa bahwa
ada gelembung pada jantungnya.
Setelah berusia 50 tahun, Gertrude menetap dalam kehidupan yang tenang
bersama teman-temannya, keluarga deNavarros dan anak-anak mereka, Michael. Gertrude
meninggalkan warisan terbesar yaitu untuk mengungkapkan bahwa peradaban yang tinggi
muncul di Sub-Sahara Afrika. Pemukim kulit putih tidak bisa lagi mengklaim Great
Zimbabwe sebagai milik mereka. Ketika mayoritas kulit hitam di Rhodesia berkuasa pada
tahun 1979, mereka menamai negara itu Zimbabwe sebagai kebanggaan atas kejayaan
Afrika di masa lalu. Gertrude CatonThompson mengatakan bahwa Great Zimbabwe
terletak di jantung Afrika yang masih berdetak.

No

Pernyataan

Kategori
Pseudo Ilmiah

Ilmiah
1

Mauch
menghabiskan 6
tahun di Afrika
menghadapi
kemiskinan,
penderitaan,
Africa
masih
merupakan daratan
penuh misteri

Alasan :
Mauch sempat diserang
malaria bahkan pernah
koma. Mauch ditinggal
oleh para porter.

Sekitar juta
orang kulit putih
datang ke Afrika
bahkan ada yang
melakukan
penjajahan

Alasan :
Pendatang kulit putih
telah
menciptakan
masyarakat perkebunan
di
Salisbury
namun
dengan
pengorbanan
bangsa
kulit
hitam,
sementara kulit putih
hidup dengan makmur
mengatur
perkebunan
dan tambang. Sedangkan
kulit hitam melakukan
pekerjaan kasar tanpa
pendidikan
dan
pendapatan
rendah.
Rasial pemikiran orang
kulit
putih terhadap
orang kuit hitam meresap
kedalam semua aspek
kehidupan

Tambang
Solomon
bernama
yang tertulis
Alkitab.

Cerita
tentang
kedatangan
ratu
Sheba dan adanya
Raja Solomon
Mauch menyangka
bahwa kaye cedar
yang ada pada

Raja
yang
Ophir
dalam

Non Ilmiah
-

Alasan :
Kisah-kisah luar biasa
tergambar di daratan
yang
menakjubkan
tersebut
dibuktikan
lewat Alkitab. Para
penjelajah dari eropa
banyak yang tewas.

Alasan :
Tidak
dapat
menemukan
posisi
tambang
emas
Ophir
tersebut
selama
pencarian
Mauch.
Alasan :
Tidak adanya bukti
tertulis dan fakta
yang memperkuat.
Alasan :
Berdasarkan
penelitian ahli kimia

Great Zimbabwe
berasal
dari
Lebanon
dan
dibawa oleh Ratu
Sheba
Penduduk
Setempat bercerita
tentang Kota Batu
yang ditinggalkan
di dekat Sungai
Limpopo
Karl
Mauch
menemukan Great
Zimbabwe

Kota batu tersebut


diyakini
sebagai
istana dan kuil
Ratu Sheba

10

Budaya Khitanan
dan
Upacara
Penyembelihan
dipelajari
dari
generasi Sheba

11

Zimbabwe
merupakan karya
peradaban putih.

di
Jerman
mengatakan
bahwa
kayu tersebut tidak
dari Lebanon.
Alasan :
Karl Mauch berhasil
menemukan kota batu
tersebut Great Zimbabwe

Alasan :
Terdapat deskripsi jelas
tentang
Kota
Batu/Zimbabwe tersebut
antara lain :
1. Dinding batu seluas
2
1,5 km
dibatasi
reruntuhan bukit
2. Di tengah-tengahnya
berdiri sebuah pagar
setinggi 9 meter dan
sepanjang
ratusan
meter
3. Kota tersebut terbuat
dari batu
Alasan :
Menyangka
bahwa
kaye yang ada pada
great
Zimbabwe
adaalah kayu cedar
yang dibawa oleh ratu
Sheba dari Lebanon
Alasan :
Tidak ada bukti yang
menujukkan
Ratu
Sheba
pernah
mengunjungi Israel
kuno
ataupun
Lebanon
Alasan :
Cecil
Rhodes
membayar
tenaga
kerja
untuk
membuktikan bahwa
Great Zimbabwe di
bangun
oleh
peradaban
putih.
Namun tetap saja
bekas
konstruksi

peradaban
putih
terhadap Zimbabwe
tidak
pernah
ditemukan.
12

13

14

15

Gertrude melihat
suatu garis jalur
yang dari tanah
disamarkan
oleh
daun-daunan dan
telah lama tidak
digunakan.
Jalur
tersebut menuju ke
teras di bawah
dinding bukit
Semua
yang
Gertrude temukan
adalah asli buatan
bangsa Afrika

Alasan :
Gertrude (ahli purbakala)
menemukan teras yang
dimaksud
dengan
melakukan
perjalanan
darat
setelah
survei
dengan pesawat.

Alasan :
Pada penemuan artefak
di teras bukit dominan
bercirikan
Afrika
walaupun ada barang
asing dari timur yang
merupakan hasil dari
hubungan dagang dengan
bangsa Arab.
Zimbabwe menjadi Alasan :
kota kulit hitam Zimbabwe kala itu telah
Africa sejak abad 9 menguasai
rute
sampai abad 14
perdagangan di Africa
yang
dipakai
untuk
membawa gading dan
emas dari pedalaman ke
pesisir Afrika
Dimungkinkan
pedagang
Arab
yang
membawa
barang dagangan
ke pesisir Afrika
dari India dan
China
mempengaruhi
pembangunan
Great Zimbabwe

Alasan :
Gertrude
bertemu
orang Arab yang masih
melakukan
tehnik
pembangunan
tradisional
menggunakan batu tapi
hubungannya dengan
Great Zimbabwe masih
belum jelas.

Anda mungkin juga menyukai