Anda di halaman 1dari 6

34

BAB III
METODA KARYA TULIS ILMIAH

A. Jenis dan Rancangan


Jenis dan rancangan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah jenis studi
kasus dengan metode deskriptif. Menurut Hidayat (2009), studi kasus
merupakan metode karya tulis ilmiah yang mendalami suatu kasus tertentu
secara detail yang mencakup pengkajian satu unit subjek secara intensif misal
klien, keluarga, kelompok, komunitas atau institusi. Rancangan studi kasus
tergantung pada keadaan kasus dan mempertimbangkan faktor waktu, riwayat
dan pola perilaku sebelumnya sehingga harus dikaji secara rinci. Keuntungan
rancangan ini adalah pengkajian secara rinci dengan jumlah responden
sedikit, sehingga didapatkan gambaran 1 unit subjek secara jelas. Misalnya,
studi kasus tentang asuhan keperawatan klien dengan AMI pada hari pertama
serangan di RS. Penulis akan mengkaji variabel secara luas mulai dari biopsiko-sosio-spiritual (Nursalam, 2009).
Dalam karya tulis ini, penulis

melakukan serangkaian proses

keperawatan mulai dari pengkajian untuk mengumpulkan data, penetapan


diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data, perencanaan tindakan
keperawatan (intervensi), pelaksanaan tindakan keperawatan (implementasi)
dan melakukan evaluasi keperawatan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
serta mendokumentasikannya sebagai bukti pertanggungjawaban dan
pertanggunggugatan.
B. Tempat dan Waktu
34

35

Penyusunan karya tulis ilmiah ini dilakukan pada tanggal 30 Maret 5


Mei 2015. Pengambilan data dilaksanakan di ruang Intensif Care Unit RSUD
Pandan Arang Boyolali pada tanggal 3 5 April 2015.
C. Subjek
Subjek dalam karya tulis ini adalah Tn.S dengan diagnosa medis STEMI
di ruang Intensif Care Unit RSUD Pandan Arang Boyolali. Menurut Arikunto
(2007), subjek dalam karya tulis terdiri atas satu unit atau satu kesatuan unit
yang dipandang sebagai kasus. Jadi dalam mengelola subyek yaitu Tn.S,
penulis melakukan proses keperawatan yang berfokus pada kebutuhan dasar
manusia yang terganggu akibat masalah STEMI.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Hidayat (2009), teknik pengumpulan data merupakan cara
mengumpulkan data dari suatu karya tulis. Sesuai pendapat Nursalam (2009),
pengumpulan data pada tahap pengkajian karya tulis ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode seperti pengukuran biofisiologi, wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi karena beberapa metode
tersebut efektif dan sistematis untuk melakukan pendekatan pada klien baik
pada tahap pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Adapun metode pengumpulan data tersebut sebagai berikut :
1. Pengukuran Biofisiologis
Pengukuran biofisiologis adalah pengukuran yang digunakan pada
tindakan keperawatan yang berorientasi pada dimensi fisiologis.
Instrumen pengumpulan data pada pengukuran ini dibagi menjadi 2 yaitu
in-vivo (observasi proses fisiologis tubuh tanpa pengambilan spesimen
dari tubuh) dan in-vitro (observasi proses fisiologis dengan mengambil
spesimen dari tubuh). Dalam karya tulis ini, penulis menggunakan

36

pengukuran biofisiologis in-vivo untuk mengukur vital sign dan


mengetahui respon klien terhadap tindakan keperawatan, sedangkan
pengukuran biofisiologis in-vitro digunakan untuk mengetahui nilai
normal dan temuan abnormal hasil pemeriksaan laboratorium darah
seperti hematologi (leukosit, trombosit, eritrosit, hemoglobin), serum
cardiac enzim (CKMB, CKNAC, cTnT-cTnI) dan elektrolit (natrium,
kalium, chlorida).
2. Observasi
Menurut Nursalam (2009), observasi dibedakan menjadi 2 yaitu
tidak terstruktur (secara spontan mengobservasi dan mencatat apa yang
dilihat dengan sedikit perencanaan) seperti mengobservasi vital sign,
ekspresi wajah, kecemasan, kegelisahan dan hasil laboratorium darah
sedangkan terstruktur (mengobservasi fakta yang ada pada subjek
berdasarkan perencanaan yang disusun) seperti pengamatan airway,
breathing, circulasi, disability, exposure dan respon klien terhadap
tindakan keperawatan.
3. Wawancara
Menurut Hidayat

(2009),

wawancara

merupakan

metode

pengumpulan data dengan cara wawancara langsung pada klien sehingga


terbina

hubungan

saling

percaya,

didapat

informasi

mendalam yang diperlukan dalam pengumpulan data,


perumusan

masalah

dan

perencanaan

tindakan

keperawatan, serta membantu klien mendapat informasi


tentang penyakitnya dan dapat berpartisipasi dalam
identifikasi masalah dan tujuan terapi. Data yang diperoleh dari

37

wawancara berupa data subjektif (pengalaman yang dilaporkan oleh klien


dan

keluarga).

Dalam

menggunakan

pengumpulan

jenis

data

wawancara

ini,

penulis

alloanamnesa

(wawancara dengan keluarga/orang terdekat klien) dan


autoanamnesa

(wawancara

dengan

klien

langsung)

sehingga didapat data lengkap tentang kondisi pasien


meliputi

keluhan

utama,

riwayat

penyakit

(dahulu,

sekarang, keluarga) dan pola fungsional sebelum dan


selama sakit guna membantu mengatasi masalah klien.
4. Dokumentasi
Menurut Hidayat (2009), dokumentasi adalah metode
pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari
dokumen asli. Pada metode ini penulis mengumpulkan data dari hasil
pemeriksaan penunjang berupa gambaran elektrokardiografi (EKG), tabel
angka kejadian penyakit di instalasi care unit RSUD Pandan Arang
Boyolali, hasil pemeriksaan laboratorium darah dan daftar periksa/rekam
medis klien.
5. Pemeriksaan Fisik
Menurut Potter dan Perry (2005), pemeriksaan fisik merupakan
peninjauan dari ujung rambut sampai kaki pada setiap sistem tubuh untuk
memperoleh data yang komprehensif dan sistematif untuk membuat
penilaian klinis, membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.
Adapun teknik-teknik pemeriksaan fisik yang digunakan dalam
pengumpulan data di karya tulis ini sebagai berikut :

38

a. Inspeksi adalah pemeriksaan menggunakan indera penglihatan,


pendengaran dan penciuman meliputi melihat ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, tumor dan edema.
b. Palpasi adalah pemeriksaan menggunakan indera peraba untuk
mengetahui temperatur, elastisitas, tekstur, gerakan, vibrasi, massa,
krepitasi, sensasi, bentuk, ukuran dan kelembaban.
c. Perkusi adalah pemeriksaan dengan pengetukan permukaan tubuh
untuk membandingkan bagian tubuh yang menghasilkan suara untuk
mengidentifikasi lokasi, konsistensi jaringan dan penentuan densitas.
d. Auskultasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan stetoskop
untuk mendengarkan bunyi jantung, suara nafas dan bising usus.
6. Metode Kepustakaan
Dalam metode deskriptif ini penulis menggunakan literature
informasi dari bahan-bahan bacaan seperti bukubuku diperpustakaan
sebagai literature yang relevan dengan kasus yang diambil sebagai bahan
pembuatan kerya tulis ilmiah ini (Hidayat, 2009).
E. Analisa Data
Analisa yang digunakan dalam studi kasus ini adalah statistik deskriptif.
Menurut Hidayat (2009), statistik deskriptif adalah statistik yang membahas
cara-cara meringkas, menyajikan dan mendeskripsikan suatu data dengan
tujuan agar mudah dimengerti dan mempunyai makna. Sedangkan menurut
Nursalam (2009), analisa deskriptif adalah prosedur pengolahan data dengan
menggambarkan secara rinci objek penelitian agar didapat data yang jelas dan
lengkap.

39

Jadi analisa deskriptif adalah suatu cara untuk mengolah dan menyajikan
data dengan menggambarkan secara rinci suatu data kemudian diringkas agar
mudah dipahami dan mempunyai makna untuk suatu karya tulis ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai