PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kesehatan menurut Undang Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat
dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun
sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga,
dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).
Di Puskesmas Kramat pada tahun 2015 terdapat 10 penyakit terbanyak seperti ISPA,
Hipertensi, Dermatitis, Diare, Penyakit kulit infeksi, DM yang bisa dicetuskan oleh PHBS.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KODE
J00-01
I10
M13
K30
L230
A09
J02
L08
22
E11
JENIS PENYAKIT
ISPA
Hipertensi
Jaringan Ikat dan otot
Gastritis / Dispepsia
Dermatitis Alergi
Diare
Faringitis
Kulit Infeksi
Penyakit Lain
Diabetes Mellitus
JUMLAH
4723
1049
1033
985
940
612
601
531
508
312
Berdasakan tabel di atas kami memutuskan untuk mengambil tema berupa Perilaku
HIdup Bersih dan Sehat di RW 03, Keluharan Kramat, Kecamatan Senan, Jakarta Pusat.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat Kelurahan
Kramat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat Kelurahan
Kramat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui masalah utama PHBS di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kramat periode Juni
Agustus 2016.
2. Melakukan intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dalam
jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan jangka menengah
dan jangka panjang yang diharapkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat (Dinkes Jabar, 2010).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat
dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun
sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga,
dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
2.2. TUJUAN
Menurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
2.3. STRATEGI
Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan
dan PHBS yaitu:
2.3.1
Pemberdayaan
adalah
proses
pemberian
informasi
secara
terus-menerus
dan
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada
(keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis
agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh
karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya
meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat
tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan
pendekatan masyarakat umum. 1,2
2.3.3
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait
ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan
4
pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat
informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan
sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non
pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi
jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. 1,2
Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui
atau menyadari adanya masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap
pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d)
sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah,
dan e) memutuskan tindak lanjut kesepakatan. 1,2
2.4. TATANAN
Ada lima tatanan PHBS yakni: tatanan rumah tangga, tatanan pendidikan, tempat umum,
tempat kerja, dan institusi kesehatan.
2.4.1
tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah
tangga Ber-PHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di
rumah tangga yaitu :
1 Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
2 Memberi bayi ASI ekslusif
3 Menimbang balita setiap bulan
4 Menggunakan air bersih
5 Mencuci tangan dengan air brsih dan sabun
6 Menggunakan jamban sehat
7 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8 Makan buah dan sayur setiap hari
9 Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10 Tidak merokok di dalam rumah.3
5
2.4.2
2.4.3
2.4.3.1 Definisi
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatanadalah persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya), yang memilikimanfaat sebagai
berikut3,4
1. Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan, sehingga
keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.
2. Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau
rumah sakit.
3. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan
steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
Agar masyarakat mau melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan, tentu saja membutuhkan
peran dari masyarakat sendiri. Dalam hal ini, Indonesia mengenal tokoh yang disebut kader
berikut peran-peran kader 3,4
1. Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan memberi tanda
seperti menempelkan stiker.
2. Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidang/ dokter.
3. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, misalnya
melalui penyuluhan kelompok di posyandu, arisan, pengajian, dan kunjungan rumah.
4. Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakan masyarakat dalam kegiatankegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan bayi seperti dana sosial bersalin, tabungan
ibu bersalin, ambulans desa, calondonor darah, warga dan suami siap Antar jaga, dan
sebagainya.
5. Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter selama masa
nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada hari minggu pertama, ketiga, dam
keenam setelah melahirkan.
6. Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan.
7. Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6 bulan (ASI
Eklusif).
7
2.4.4
2.4.4.1 Definisi
Pemberian Asi Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walau hanya air putih, sampai bayi
berumur 6 bulan3,4,5
2.4.4.2 Manfaat ASI
1 Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta
kecerdasan.
2 Mengandung zat kekebalan.
3 Melindungi bayi dari alergi.
4 Aman dan terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.
5 Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana
saja
6 Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi. 3,4,5
ASI tidak hanya bermanfaat bagi anak, namun juga bagi ibu dan keluarga seperti
Bagi ibu:
1 Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
2 Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
3 Mampercepat pemulihan kesehatan ibu.
4 Menunda kehamilan berikutnya.
5 Mengurangi resiko terkena kanker payudara.
6
Lebih praktis karena ASI lebih mudah di berikan pada saat bayi membutuhkan. 3,4,5
Bagi bayi:
1.
2.
Bagi keluarga:
1.
Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan
perlengkapannya.
2.
Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus air dan
perlengkapannya.
Untuk menjaga mutu dan produksi asi konsumsi gizi yang baik oleh ibu dapat
meningkatkan dan menjaga mutu serta jumlah produksi ASI. Dukungan suami, orang tua, ibu
mertua, dan keluarga lainnya sangat diperlukan agar upaya pemberian ASI Eklusif selama enam
bulan bisa berhasil. Peran kader untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif, adalah
mendata jumlah seluruh ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi baru lahir yang ada di wilayah
kerjanya. 4,5
1 Menberikan penyuluhan kepada ibu hamil, dan ibu menyusui di posyandu. Tentang pentingnya
memberikan ASI Eklusif.
2 Melakukan kunjungan ruma kepada ibu nifas yang tidak dating ke posyandu dan menganjurkan
agar ritin memeriksakan kesehatan bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan
ASI Eklusif. 4,5
2.4.5 Menimbang Tiap Bulan
2.4.5.1 Definisi
Menimbang tiap bulan adalah melakukan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan.
Setelah balita ditimbang di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau kartu menuju sehat (KMS)
maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat perkembangannya).
2.4.5.2 Manfaat
Adapun manfaat menimbang tiap bulan bagi balita adalah;
1.
2.
3.
4.
Berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah
Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera di rujuk ke puskesmas.
5.
6.
Berikut adalah peran kader agar masyarakatmau menimbang balita setiap bulandi posyandu
1 Mendata jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerjanya.
2 Memantau jumlah kunjungan ibu yang dating balitanya diposyandu.
3 Memanfaatkan setiap kesempatan didesa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang
pentingnya penimbangan balita, misalnya penyuluhan kelompok diposyandu, arisan,
pengajian, kunjungan rumah dan penyuluhan massa (pengeras suara di mesjid,
pengumuman kelurahan, poster, slebaran dll)
4 Melakukan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak dating keposyandu membawa balitanya dan
menganjurkan agar rutin menimbang balitanya di poyandu.
5 Mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian dan mendorong masyarakat sepeti:
lomba balita sehat, lomba memasak makanan balita sehat, kegiatan makan bersama untuk
balita dan sebagainya. 4,5
2.4.6 Penggunaan Air Bersih
2.4.6.1 Definisi
Penggunaan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari
untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. Syaratsyarat air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa,
dicium, dan diraba). Cara menjaga kebersihan sumber air bersih adalah
1 Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling sedikit 10 meter.
2 Sumber mata air harus dilindungi dari pencemaran.
3 Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya atidak rusak
seperti lantai sumur tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya
diberi penutup.
10
4 Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada
lantai/lantai dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan diletakan di
lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur). 4,5
Peran kader dalam menggerakanmasyarakat untuk menggunakan air bersih, adalah
1 Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki ketersediaan air bersih
dirumahnya.
2 Melakukan pendataan rumah tangga yang sulit mendapatkan air bersih.
3 Melaporkan kepada pemerintah desa/kelurahan tentang jumlah rumah tangga yang sulit untuk
mendapatkan air bersih.
4 Bersama pemerintah desa/kelurahan dan tokoh masyarakat setempat berupaya untuk memberi
kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan air bersih di lingkungan tempat
tinggalnya.
5 Mengadakan arisan warga untuk membangun sumur gali atau sumur pompa secara bergilir.
6 Membentuk kelompok pemakai air pompa (POKMAIR) untuk memelihara sumber air bersih
yang dipakai secara bersama, bagi daerah sulit air.
7 Menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam penyediaan air bersih.
8 Memanfaatkan setiap kesempatan didesa/kelurahan untuk memberkan penyuluhan tentang
pentingnya menggunakan air bersih, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu,
prtemuan Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan
lain-lain. 4,5
2.4.7 Cuci Tangan Pakai Sabun
2.4.7.1 Definisi
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabunpenting karena air yang tidak bersih
banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah
ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit. Sabun juga dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena
tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan. Peran kaderdalam membina perilaku
cuci tangan5,6
11
Mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama untuk menarik perhatian masyarakat, misalnya pada
peringaan hari-hari besar kesehatan atau ulang tahun kemerdekaan. 5,6
Setiap anggota rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar/buang air kecil.
Penting untuk menggunakan jamban, supaya
1
12
Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri,Typus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan.
Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang
penampungan minimal 10 meter)
Tidak berbau.
Peran kader dalam membina masyarakatuntuk memiliki dan menggunakan jamban sehat
1
Melakukan pendataan rumah tangga yang sudah dan belum memiliki serta
menggunakan jamban dirumahnnya.
Menggalang dunia usaha setempat untuk member bantuan dalam penyediaan jamban
sehat.
13
7 Meminta bantuan petugas Puskesmas setempat untuk memberikan bimbingan teknis tentang
cara-cara membuat jamban sehat yang sesuai dengan situasi dan kodisi daerah setempat. 5,6
2.4.9 Rumah Bebas Jentik
2.4.9.1 Definisi
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) adalah
pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang
ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah
seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan
secara teratur sekali dalam seminggu.Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk) pula penting
untuk dilakukan.Cara Pemeriksaan Jentik Berkala5,6
1 Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang
sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di
luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
2 Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
3 Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Menyaksikan/melihat jentik,
kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN kepada anggota rumah tangga
4 Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah)
dan pada formulir pelaporan ke puskesmas.
Peran kader dalam membina rumah tanggaagar menciptakan Rumah Bebas Jentik
1 Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang PSN
dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu, pertemuan kelompok Dasa
Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan melalui media
cetak (poster, slebaran, spanduk).
2 Bersama pemerintah desa/kelurahan tokoh masyarakat setempat menggerakan masyarakat untuk
melakukan PSN dan PJB.
3 Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka jentik
yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
14
4 Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja dan
melaporkan secara rutin kepada puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut
penanganan bila terjadi masalah/kasus.
5 Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi
sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk
secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.
2.4.10 Diet Buah dan Sayur
2.4.10.1 Definisi
Diet buah dan sayur perlu dilakukan setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi
minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah
setiap hari sangat penting, karena: Mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, mengandung serat yang tinggi.Sayur harus dimakan 2
porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau
setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika
direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral. 6
Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah mangkuk
buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang. Makanlah
berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.
Peran keluarga untuk menanamkan Kebiasaan makan sayur dan buah
1 Memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayur dan buah.
2 Menyediakan sayur dan buah setiap hari di rumah dengan harga terjangkau.
3 Perkenalan sejak dini kepada anak kebiasaan makan sayur dan buah pagi, siang, dan malem
4 Memanfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk mengingatkan tentang pentingnya makan
sayur dan buah.
Semua anggota keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah
melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat
penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Peran keluarga dan kader untuk mendorong anggota keluarga
melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah7
15
Bersama anggota keluarga sering melakukan kegiatan fisik secara bersama, misalnya
kalan pagi bersama, membersihkan rumah secara bersama-sama, dll.
Ada pembagian tugas untuk membersihkan rumah atau melaksanakan pekerjaan di rumah.
Kader mendorong lingkungan tempat tinggal untuk menyediakan fasilitas olahraga dan
tempat bermain untuk anak.
Peran keluarga dan kader untuk menciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak merokok kepada seluruh anggota
keluarga.
2. Menggalang kesepakatan keluarga umtuk mwnciptakan Rumah Tanpa Asap Rokok.
3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah.
4. Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara lain dengan tidak
memberikan uang untuk membeli rokok,tidak memberikan kesempatan siapa pun untuk merokok di
dalam rumah, tidak menyediakan asbak.
5. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.
6. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.
7. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alasan kesehatan. 3,8
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah, langkah-langkah
yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap
melaksanakan langkah tersebut harus dilakukan secara objektif dan rasional.
3.1
3.2
17
3.3
mengetahui dan melihat langsung kondisi dan keadaan rumah disetiap keluarga.
18
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu langkah-langkah
diagnosis komunitas. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka digunakan beberapa
metode dalam proses pengumpulan data
19
Metode Dokumentasi
Puskesmas Kelurahan Kramat, sedangkan data tersier diperoleh dari penelusuran tinjauan
pustaka.
Pengumpulan data dilakukan pada warga dari RW 003, Kelurahan Kramat,
Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Pengumpulan data ini dilakukan mulai dari tanggal Juni Agustus 2016 dengan
menggunakan metode kuisioner.
3.3.5
dari RW 03, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, DKI Jakarta
Juni-September 2016 digunakan cara manual dan bantuan software pengolahan data
menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel. Untuk menganalisa data-data yang
sudah didapat adalah dengan menggunakan analisa univariat.
NO
1.
2.
Variable
Indikator
Definisi Operasional
Persalinan oleh Ibu atau ibu hamil yang memiliki Persalinan yang ditolong oleh
tenaga
kesehatan
ASI Ekslusif
3.
formula.
Menimbang di Masyarakat yang memiliki balita, Penimbangan balita dilakukan
Posyandu
4.
Cuci
Pakai
5.
(Posyandu,
Puskesmas, dll.)
Tangan Masyarakat mencuci tangan sebelum Mencuci tangan pakai sabun
Sabun makan dan sesudah BAB.
(CTPS)
Air Bersih
Masyarakat
memanfaatkan
menggunakan/ air
air
bersih
bersih
untuk
minum,
Jamban Sehat
keperluan sehari-hari.
Anggota keluarga yang mengunakan Jamban yang digunakan oleh
jamban sehat
anggota
keluarga
yang
Pemberantasan
tertutup)
Kader dan anggota keluarga secara Rumah tangga yang setelah
Jentik
berkala
melakukan
jentik berkala
Aktivitas fisik
10
hari
Diet buah dan Anggota rumah tangga mengkonsunsi
sayur
Tidak merokok
Analisa Univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali setiap variabel dari
hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data sedemikian
rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.
Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik.
Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel yang diukur adalah :
1.
23
BAB IV
HASIL ANALISA
4.1. PROFIL KELURAHAN KRAMAT
4.1.1 Data Umum
Puskesmas Kelurahan Kramat terletak di Jalan Kramat Sentiong Ujung no. I 33, RT
010 / RW 07. Kelurahan Kramat , Kecamatan Senen, Kotamadya Jakarta Pusat dengan Visi, Misi
dan Tupoksi sebagai berikut:
Visi
Misi
:
a.
b.
c.
d.
Tugas Pokok :
Puskesmas Kecamatan merupakan Unit pelayanan teknis Dinas
Kesehatan yang
RW.01 : 16 RT ,
Luas
11.34 Ha
RW 02 : 7 RT ,
Luas
14.17 Ha
RW.03 : 11 RT ,
Luas
7.08 Ha
RW 04 : 15 RT ,
Luas
7.79 Ha
24
RW.05 : 13 RT ,
Luas
9.22 Ha
RW 06 : 13 RT ,
Luas
6.38 Ha
RW.07 : 9 RT ,
Luas
9.93 Ha
RW 08 : 12 RT ,
Luas
4.96 Ha
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
NO
WNI
RW
WNA
KK
LK
PR
JML
LK
PR
JML
LK
PR
JML
1
2
3
4
5
6
01
02
03
04
05
06
3.080
1.028
2.445
2.043
2.953
2.111
2.833
1.027
2.228
2.162
2.225
2.138
5.913
2.055
4.673
4.205
5.178
4.249
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1.907
328
1.043
1.128
2.095
878
936
103
151
114
212
213
2.843
431
1.194
1.242
2.
307
07
1.685
1.637
3.322
552
207
1.091
08
2.213
2.252
4.465
1.012
343
759
34.060
8.943
2.279
11.222
JUMLAH
17.558
16.50
2
25
1 Orang
2. Dokter Gigi
1 Orang
4. Bidan
1 Orang
3. Perawat
2 Orang
5. Assisten Apoteker
1 Orang
6. Kesling
1 Orang
6. Administrasi
2 Orang
Jumlah :
4
26
No
1
Nama
Dr. Lina Kusnadi
Pendidikan
Dokter umum
Jabatan
Gol
Ka
Puskesmas, III /C
Poli Umum,PAL
Poli gigi
UKS , Usila , P2P ,
2
3
Dokter gigi
Perawat
4
5
6
Deswita S, AMK
Meilina
Reni
Perawat
Bidan
Apoteker
II D
KB, posyandu, gizi II
Kamar obat,
-
SMEA
SMEA
S1
gudang obat
Loket
Loket
Kesehatan
--
SMEA
SMP
SMP
SMK
Lingkungan
Cleaning Service
Cleaning Service
Satpam
Satpam
III D
MTBS
7
8
9
10
11
12
13
Rima Kusumawardani
Nila
Ahmad Awaluddin
Kasim
Dewi Rossi
Chaerul
Sutisna
27
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
AS
I
KE
S
EH
EK
SK
LU
PO
SY
AN
D
U
SI
F
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 40 anak di RT 001 masalah yang paling mencolok di RT 001 pada kelompok
anak adalah 11 anak tidak melakukan timbang tiap bulan dan 10 anak tidak diberikan ASI
Eksklusif
M
ER
O
RO
K
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
SA
YU
H
AT
SE
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
28
Keterangan: Dari warga RT 001 sebanyak 113 orang (dewasa 73 orang, anak 40 orang) masalah
yang paling mencolok di RT 001 adalah 46 orang tidak melakukan aktivitas fisik dan 45 orang
tidak menggunakan air bersih
PO
SY
AN
D
U
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
SE
H
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 6 orang anak di RT 002 masalah yang paling mencolok adalah 2 orang anak
tidak mendapat ASI Eksklusif
29
M
ER
O
KO
K
SA
YU
TI
DA
K
DA
N
AH
D
IE
T
BU
AI
R
JA
M
BA
N
BE
RS
IH
SE
H
AT
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Jumlah warga RT 002 sebanyak 32 orang (dewasa 26 orang, anak 6 orang)
Masalah yang paling mencolok di RT 002 adalah 28 warga tidak menggunakan jamban sehat dan
22 orang tidak menggunakan air bersih
PE
RS
AL
IN
PO
SY
AN
D
U
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
SE
H
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
30
Keterangan: Dari 45 anak di RT 003 masalah yang paling mencolok di kelompok anak RT 003
adalah 9 orang tidak mendapat ASI Eksklusif, 2 orang tidak dibantu oleh tenaga kesehatan pada
saat persalinan dan 1 orang anak tidak melakukan timbang tiap bulan.
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
SA
YU
M
ER
O
KO
K
SE
H
AT
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari jumlah warga RT 003 sebanyak 135 orang (dewasa 90 orang, anak 45 orang)
Masalah yang paling mencolok di RT 003 adalah 84 orang tidak menggunakan Jamban Sehat dan
74 orang tidak melakukan Aktivitas fisik
31
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
AS
I
KE
S
EH
EK
SK
LU
PO
SY
AN
D
U
SI
F
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 41 orang masalah yang paling mencolok di RT 004 adalah 13 anak tidak
mendapat ASI Eksklusif, 4 orang tidak dibantu oleh tenaga kesehatan pada saat dilahirkan, dan 3
orang anak tidak melakukan timbang tiap bulan.
M
ER
O
RO
K
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
SA
YU
H
AT
SE
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
32
Keterangan: Dari jumlah warga RT 004 sebanyak 119 orang (dewasa 78 orang, anak 41 orang)
masalah yang paling mencolok di RT 004 adalah 87 orang tidak menggunakan Jamban Sehat dan
85 orang tidak melakukan aktivitas fisik.
PO
SY
AN
D
U
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
S
EH
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 42 orang anak terdapat masalah di RT 005 berupa 15 anak tidak mendapat
ASI Eksklusif dan 2 orang anak tidak dibantu tenaga kesehatan pada saat dilahirkan.
33
M
ER
O
KO
K
R
SA
YU
TI
DA
K
DA
N
AH
D
IE
T
BU
AI
R
JA
M
BA
N
SE
BE
RS
IH
H
AT
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Jumlah warga RT 005 sebanyak 110 orang (dewasa 68 orang, anak 42 orang)
masalah yang paling mencolok di RT 005 adalah 101 orang tidak melakukan Aktivitas fisik dan
64 orang tidak menggunakan Jamban Sehat.
PO
SY
AN
D
U
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
SE
H
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
34
Keterangan: Dari jumlah warga RT 006 9 orang anak terdapat masalah yang paling mencolok
di RT 006 adalah 2 orang anak tidak mendapat ASI Eksklusif
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
SA
YU
M
ER
O
KO
K
SE
H
AT
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari jumlah warga RT 006 sebanyak 35 orang (dewasa 26 orang, anak 9 orang)
masalah yang mencolok di RT 006 adalah 35 orang tidak melakukan Aktivitas fisik dan 10 orang
tidak melakukan Diet Buah dan Sayur
35
D
U
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
AS
I
PO
SY
AN
EK
SK
LU
KE
SE
H
AT
AN
SI
F
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 48 orang anak masalah yang mencolok di RT 007 adalah 13 anak tidak
mendapat ASI Ekslusif dan 4 orang anak tidak melakukan timbang tiap bulan
M
ER
O
KO
K
R
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
SA
YU
SE
H
AT
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
36
Keterangan: Dari jumlah warga RT 007 sebanyak 168 orang (dewasa 120 orang, anak 48 orang)
masalah yang mencolok di RT 007 adalah 130 orang tidak melaksanakan Aktivitas Fisik dan 78
orang tidak menggunakan Jamban Sehat
PO
SY
AN
D
U
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
S
EH
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 34 orang anak masalah yang mencolok di RT 008 adalah 4 orang anak tidak
mendapat ASI Eksklusif dan 1 orang anak tidak melakukan timbang tiap bulan
37
M
ER
O
KO
K
R
SA
YU
TI
DA
K
DA
N
AH
D
IE
T
BU
AI
R
JA
M
BA
N
SE
BE
RS
IH
H
AT
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari jumlah warga RT 008 sebanyak 99 orang (dewasa 65 orang, anak 34 orang)
Masalah yang mencolok di RT 008 adalah 60 orang tidak melakukan Aktivitas Fisik dan 44
orang tidak menggunakan Jamban Sehat
PO
SY
AN
D
U
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
S
EH
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
38
Keterangan: Dari 55 orang anak, Masalah yang mencolok di RT 009 adalah 8 orang tidak
mendapat ASI Eksklusif, 2 orang anak tidak dibantu oleh tenaga persalinan saat dilahirkan, dan 2
orang anak tidak melakukan timbang tiap bulan.
M
ER
O
KO
K
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
SA
YU
H
AT
SE
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari jumlah warga RT 009 sebanyak 183 orang (dewasa 128 orang, anak 55 orang)
Masalah yang mencolok di RT 009 adalah 133 orang tidak melakukan Aktivitas Fisik dan 131
orang tidak menggunakan Jamban Sehat
39
D
U
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
AS
I
PO
SY
AN
EK
SK
LU
KE
SE
H
AT
AN
SI
F
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 72 anak di RT 010 Masalah yang mencolok adalah 4 orang anak tidak
mendapatkan ASI Eksklusif, 2 orang anak tidak dibantu oleh tenaga kesehatan pada saat
dilahirkan, dan 2 orang anak tidak melakukan timbang tiap bulan
M
ER
O
RO
K
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
R
SA
YU
SE
H
AT
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
40
Keterangan: Dari jumlah warga RT 010 sebanyak 250 orang (dewasa 178 orang, anak 72 orang)
Masalah yang mencolok di RT 010 adalah 212 tidak menggunakan Jamban Sehat dan 216 tidak
melakukan Aktivitas Fisik
PO
SY
AN
D
U
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
SE
H
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Dari 75 orang anak masalah yang mencolok di RT 011 adalah 19 orang tidak
mendapatkan ASI Eksklusif, 6 orang anak tidak dibantu oleh tenaga kesehatan pada saat
dilahirkan dan 4 orang anak tidak melakukan timbang tiap bulan
41
M
ER
O
KO
K
R
SA
YU
TI
DA
K
DA
N
AH
D
IE
T
BU
AI
R
JA
M
BA
N
BE
RS
IH
SE
H
AT
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Keterangan: Jumlah warga RT 011 sebanyak 244 orang (dewasa 169 orang, anak 75 orang)
Masalah yang mencolok di RT 011 adalah 207 orang tidak menggunakan Jamban Sehat dan 161
orang tidak melakukan Aktivitas Fisik
NAN OLEH TENAGA KESEHATAN, ASI EKSKLUSIF, DAN POSYANDU PADA ANAK
D
U
PO
SY
AN
SI
F
EK
SK
LU
AS
I
PE
RS
AL
IN
AN
O
LE
H
TE
N
AG
A
KE
SE
H
AT
AN
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
42
PHBS WARGA RW 03
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
M
ER
O
KO
K
DA
N
AH
BU
D
IE
T
TI
DA
K
SA
YU
SE
H
AT
JA
M
BA
N
AI
R
BE
RS
IH
0%
Jumlah warga RW 03 sebanyak 1488 orang (dewasa 1.021 orang, anak 467 orang)
1. Jumlah warga RT 001 sebanyak 113 orang (dewasa 73 orang, anak 40 orang)
2. Jumlah warga RT 002 sebanyak 32 orang (dewasa 26 orang, anak 6 orang)
3. Jumlah warga RT 003 sebanyak 135 orang (dewasa 90 orang, anak 45 orang)
4. Jumlah warga RT 004 sebanyak 119 orang (dewasa 78 orang, anak 41 orang)
5. Jumlah warga RT 005 sebanyak 110 orang (dewasa 68 orang, anak 42 orang)
6. Jumlah warga RT 006 sebanyak 35 orang (dewasa 26 orang, anak 9 orang)
7. Jumlah warga RT 007 sebanyak 168 orang (dewasa 120 orang, anak 48 orang)
8. Jumlah warga RT 008 sebanyak 99 orang (dewasa 65 orang, anak 34 orang)
43
9. Jumlah warga RT 009 sebanyak 183 orang (dewasa 128 orang, anak 55 orang)
10. Jumlah warga RT 010 sebanyak 250 orang (dewasa 178 orang, anak 72 orang)
11. Jumlah warga RT 011 sebanyak 244 orang (dewasa 169 orang, anak 75 orang)
Peringkat perawatan anak pada warga RW 03 dari yang paling baik hingga paling
buruk:
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Posyandu
3. ASI eksklusif
Peringkat PHBS warga RW 03 dari yang paling baik hingga paling buruk:
1. Pemberantasan jentik
2. Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
3. Air bersih
4. Diet buah dan sayur
5. Tidak merokok
6. Jamban sehat
7. Aktivitas fisik
4.2
a
Pemasangan poster di lingkungan mengenai aktivitas fisik yang baik dan benar RW 03Pengadaan
aktivitas fisik berupa senam dengan mengajak waega rw 03
b Memberikan penyuluhan secara dan informasi terbaru terhadap tenaga kesehatan
dan kader desa dengan cara penyuluhan agar dapat mengubah paradigma
masyarakat bahwa hal kecil berupa aktifitas fisik yang baik dan benar dapat
c
aktifitas fisik yang baik dan benar dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Mendukung pelaksanaan program Puskesmas, yakni program PHBS
44
Indonesia.
Bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan informasi mengenai cara
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya setempat
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Area Masalah
Berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan
yang bertempat tinggal di RW 03, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, DKI
Jakarta maka dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah
pada umur 0-18 tahun yaitu Asi Eksklusif dan pada kelompok dewasa (Umur 18 tahun keatas)
aktifitas fisik yang kurang baik dan benar, khususnya olahraga pada keluarga binaan.
a. Rendahnya pengetahuan mengenai definisi dan pentingnya ASI Ekslusif
b. Kurangnya informasi mengenai bagaimana memperlancar produksi ASI
c. Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi, sehingga mempengaruhi nutrisi ibu
Penyebab aktifitas fisik yang kurang baik dan benar, antara lain adalah
a. Rendahnya kesadaran akan pentingnya aktifitas fisik yang baik dan benar.
b. Tidak mengetahui bagaimana cara melakukan aktifitas fisik yang baik dan benar
untuk menjaga kesehatan.
c. Ketidaktersediaan pengajar atau kader aktifitas fisik dan tempat untuk melakukan
aktifitas fisik.
d. Kurangnya informasi mengenai aktifitas fisik yang baik dan benar.
e. Rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi.
5.1.2
46
d. Bekerja sama dengan kader dan tokoh masyarakat untuk menyebarkan cara
melakukan aktifitas fisik yang baik dan benar dan bagaimana menyusui yang baik
dan benar.
e. Bekerja sama dengan dinas pendidikan untuk membantu melaksanakan program
wajib belajar sesuai standar pendidikan Indonesia dan tentang kesehatan kesegaran
jasmani dari masa pendidikan.
f. Bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan informasi mengenai cara
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya setempat untuk meningkatkan ekonomi
waega rw 03
5.1.3 Intervensi yang dilakukan
Intervensi untuk mengatasi aktivitas fisik yang kurang, antara lain adalah
1. Memberikan penyuluhan, diskusi dan demonstrasi kepada warga rw 03
mengenai:
a. Cara melakukan aktifitas fisik yang baik dan benar melalui pengadaan senam
b. Dampak buruk akibat tidak melakukan aktifitas fisik
2. Melakukan penyuluhan kepada keluarga binaan melalui media berupa:
a. Poster mengenai contoh gerakan aktifitas fisik yang baik dan benar
b. Poster mengenai kapan waktu yang tepat untuk melakukan aktifitas fisik
3. Penyediaan alat yang mendukung aktifitas fisik yang baik dan benar berupa
tempat melakukan aktifitas fisik dan instruktur
Intervensi untuk mengatasi masalah ASI Eksklusif, antara lain
1. Memberikan penyuluhan, diskusi dan demonstrasi kepada warga rw 03 mengenai
a. Pengertian ASI Eksklusif
b. Bagaimana memperlancar ASI beserta metodenya
2. Melakukan penyuluhan individu kepada warga dari rumah ke rumah bagi ibu yang
belum menopause
5.2 Saran
1.
2.
47
3.
4.
5.
6.
Pemberitahuan cara memberikan ASI yang baik dan benar oleh kader posyandu
kepada Ibu yang menyusui.
DAFTA
DAFTAR PUSTAKA
48
1.
2.
3.
Dinas Kesehatan RI, 2001. Buku Saku Pelaksanaan PHBS Bagi Masyarakat Di Wilayah
Kecamatan. Jakarta: Dinas Kesehatan RI.
4.
5.
Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
6.
Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
http://www.perdhaki.org/content/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat (accessed 15 Agustus
2016).
7.
Puskesmas Batu Putih. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Institusi Kesehatan.
https://puskesmasbatuputihberau.wordpress.com/promkes/info-kesehatan/perilaku-hidupbersih-dan-sehat-phbs-di-institusi-kesehatan/ (accessed 10 Agustus 2016).
8.
Saka Bhakti Husada Kota Kendari. Tujuan SKK PHBS di Institusi Kesehatan.
https://sbhkendari.wordpress.com/materi-sbh/krida-bina-phbs/skk-phbs-di-instansikesehatan/ (accessed 10 Agustus 2016).
9.
Proverawati, Atikah dan Eni Rahmawati. 2012. PHBS Perilaku Hidup Bersih &
Sehat.Yogyakarta: Nuha Medika.
LAMPIRAN
49
Gambar 1. Kegiatan Mengambil Sampel di RW 03
50
51
52