Makalah PDF
Makalah PDF
oleh
SARI LESTARI (1602809)
VINA APRILIANA (1602549 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam
keadaan sehat walafiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada
Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan
bagi ummat-Nya.
Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai aspek legal
dalam dunia pendidikan yang perlu diketahui.
Saran dan kritik
kami nantikan
demi
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pengadilan ................................................................... 3
2.2 Hak dan Kewajiban Guru ......................................................... 4
2.3 Hak Legal Siswa ...................................................................... 7
2.4 Aktivitas Keagamaan di Sekolah ............................................. 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
program pengembangan profesi, hal ini juga harus sejalan dengan hak dan
kewajiban guru.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja hak legal dan tanggung jawab yang dimiliki guru?
2. Apa saja hak legal yang dimiliki siswa?
3. Bagaimana aktivitas keagamaan dilakukan di sekolah umum?
1.3
Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan pembahasanyang terdapat dalam makalah ini
yaitu:
1. Untuk mendeskrispikan hak legal dan tanggung jawab yang dimiliki
guru.
2. Untuk mendeskripsikan hak legal yang dimiliki siswa.
3. Untuk menjelaskan mengenai aktivitas agama di sekolah umum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Pengadilan
Kasus yang melibatkan isu-isu yang berhubungan dengan pendidikan dapat
A.
Pengadilan Negeri
Rincian masing-masing sistem peradilan negara ditemukan dalam
Jika satu sisi tetap tidak puas, pengajuan naik banding dapat dilakukan
kepada pengadilan tertinggi di negara yang sering disebut Mahkamah
Agung. Sisi yang ingin naik banding dapat mengajukan petisi kepada
Mahkamah Agung untuk mempertimbangkan kasus tersebut.
B.
Pengadilan Federal
Pengadilan federal disusun dalam sistem tiga tingkat: pengadilan
2.2
setiap guru mandapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban
yang harus dilaksanakan.
A.
Hak-Hak Guru
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
2.
3.
4.
5.
Memperoleh
dan
memanfaatkan
sarana
dan
prasarana
7.
8.
9.
10. Memperoleh
kesempatan
untuk
mengembangkan
dan
pelatihan
dan
bidangnya.
pengembangan
profesi
dalam
B.
Kewajiban Guru
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20,
bermutu,
serta
menilai
dan
mengevaluasi
hasil
pembelajaran.
2.
3.
Bertindak
objektif
dan
tidak
diskriminatif
atas
dasar
5.
2.
3.
Sebelum
diterima
di
sekolah
untuk
mengajar,
guru
harus
5.
6.
Seorang siswa yang melakukan serangan fisik pada seorang guru yang
sedang melakukan tugas di wilayah kerja, termasuk kegiatan
ekstrakurikuler, harus segera diskors.
8.
9.
10. Guru berhak untuk memilih materi pelajaran dan bahan pembelajaran
yang relevan untuk siswa tanpa campur tangan dari pengurus sekolah
ataupun orang luar.
11. Guru harus menjadi contoh teladan bagi siswa mulai dari sikap, cara
berpakaian, dan gaya berbicara.
12. Guru diwajibkan oleh hukum untuk melindungi siswa mereka dari
cedera atau bahaya.
13. Guru harus melaporkan kasus dugaan pelecehan terhadap siswa kepada
pihak yang berwenang.
14. Guru berhak mendapatkan perlindungan hak cipta terhadap materi ajar
yang diunggah secara online.
2.2
A.
Hak-Hak Siswa
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
1. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama;
2. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuannya;
3. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya;
4. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya;
5. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan
lain yang setara;
6. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas
waktu yang ditetapkan.
B.
Kewajiban Siswa
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berkewajiban:
1. menjaga
norma-norma
pendidikan
untuk
menjamin
2.
3.
Siswa
laki-laki
dilarang
menggunakan
anting-anting
dan
Jika
terjadi
tindak
skorsing,
siswa
berhak
untuk
membuat
6.
7.
8.
9.
13. Siswa berhak untuk melaporkan ke pihak yang berwenang atas segala
tindak perilaku pelecehan seksual di sekolah, baik dalam bentuk fisik
maupun verbal.
14. Sehubungan dengan penelitian atau proyek yang dilakukan guru kepada
siswa, siswa berhak untuk menolak dijadikan eksperimen jika
pertanyaan menyinggung hal-hal pribadi seperti afiliasi politik, perilaku
seksual atau sikap, masalah psikologis atau mental, pendapatan, dan
hal-hal pribadi lainnya.
15. Siswa berhak mendapatkan privasi mengenai catatan mereka di sekolah
seperti rapor, dan catatatn kriminal.
16. Siswa memiliki hak untuk memilih home-schooling ataupun sekolah
konvensional
2.3
melindungi para pemeluk agama dengan tidak memihak salah satunya, dan tidak
pula merendahkan. Selain itu juga pemerintah dilarang untuk ikut campur dalam
hak seseorang memilih keyakinan yang dianutnya, dan juga tidak ikut campur
terhadap berbagai aktivitas keagamaan (Ornstein, 2008: 275).
Namun, pada beberapa kasus seperti di New York, siswa dilarang oleh
hukum untuk melakukan aktivitas keagamaan di sekolah. Doa yang mereka
panjatkan dinilai akan memecah kesatuan karna berasal hanya dari satu sumber
kitab dari salah satu agama. Di sisi lain, pengadilan telah memutuskan bahwa
10
siswa diizinkan untuk memimpin atau berpartisipasi dalam doa-doa pada upacara
peringatan, asalkan keputusan untuk melakukan hal tersebut dibuat oleh siswa
tanpa keterlibatan ulama.
Menampilkan lambang atau simbol dari suatu agama tertentu juga dilarang
di sekolah karena tidak konstitusional. Namun, jika sekolah tersebut merupakan
sekolah yang menganut paham sekulerisme, menampilkan lambang atau simbol
kegamaan diperbolehkan.
Di Indonesia sendiri, pelaksanaan pelajaran agama di sekolah selama ini
sudah berjalan. Pendidikan agama disekolah sudah diatur sejak tahun UU No. 4
tahun 1950, kemudian UU No. 12 tahun 1954 hingga saat UU No. 20 Tahun 2003,
akan tetapi sering kali persoalan hak bergama bagi anak berbenturan dengan
persoalan sarak (Setyawan, 2014).
Seperti diungkapkan diatas, walaupun pendidikan agama telah diatur dalam
berbagai bentuk regulasi termasuk dalam UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 55
Tahun 2007, tapi dalam prakteknya masih sering terjadi pelanggaran. Problem
yang sering muncul adalah, ada satuan pendidikan agama tertentu, yang menolak
untuk memberikan ajaran agama bagi siswa yang tidak seagama dengan lembaga
penyelenggara pendidikan berbasis agama tersebut. Seharusnya, sekalipun itu
adalah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) / MTs/MA, jika kemudian
mendeklarasikan sebagai sekolah terbuka dan kemudian ada siswa non muslim
(sesuai UU / Peraturan Pemerintah) yang masuk, maka dia wajib menyediakan
dan memberikan hak beragama bagi siswa yang berbeda agama tersebut.
Hukum di negara Amerika telah mengatur tentang aktivitas keagamaan di
sekolah bagi kelompok-kelompok religius. Aktivitas keagamaan yang dilakukan
oleh kelompok-kelompok tertentu di sekolah tidak dilarang selama tidak
menganggu jam pelajaran. Sekolah juga telah dilarang oleh hukum setempat
untuk mensponsori kegiatan keagamaan tersebut, dan pihak luar juga dilarang
untuk mengelola kelompok keagamaan tersebut untuk mengatur pertemuan rutin
(Ornstein, 2008: 277).
Buku pelajaran juga tidak boleh mengandung materi tentang secular
humanism atau kepercayaan sekuler, dan juga tidak boleh mengandung unsur
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Kontrak kerja yang ditandatangani oleh guru dapat melindungi guru dari
pemecatan tidak beralasan.
2. Guru mempunyai hak untuk membentuk organisasi, namun beberpaa
negara melarang mereka untuk melakukan aksi demonstrasi.
3. Hak guru tentang kebebasan memberikan pendapat tergantung pada
kesepakatan individu dan pihak yang berwenang, dan kebijakan dari
sekolah.
4. Guru harus menjadi contoh teladan bagi siswa baik itu dari sikap maupun
cara berpakaian.
5. Sekolah harus membuat kebijakan mengenai perlindungan siswa dari
tindak pelecehan seksual dan kekerasan fisik di lingkungan sekolah.
6. Pembacaan doa di sekolah di atur oleh masing-masing kebijakan sekolah.
3.2
Saran
Sekolah harus membuat kebijakan terkait hak dan tanggung jawab siswa
tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Hal ini agar hak dan tanggung jawab
siswa menjadi selaras. Guru sebagai pendidik sudah seharusnya menjadi teladan
dan pelindung bagi siswa selama di sekolah. Pelecehan seksual dan pemberian
hukuman dengan kekerasan fisik merupakan hal yang tidak mematuhi norma
sosial sehingga guru harus benar-benar memperhatikan lingkungan sekitar siswa.
13
DAFTAR PUSTAKA
14