Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH PILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH

Disusun Oleh:
Dwinta Rara D.S 03031181320078
Altri Dahliana

03031281320004

Dosen Pengampu : Hj. Tuty Emilis Agustina, S.T, M.T,.PH.D.

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Ion Exchange
Pertukaran ion melibatkan butiran-butiran resin dengan permukaan yang
bermuatan positif (kation) atau negatif (anion). Biasanya resin-resin tersebut
memiliki pori-pori kecil untuk menambah luas permukaan kontak. Sebagai
contoh gambaran, salah satu jenis resin ion exchange adalah berupa molekul
ikatan hidrokarbon kompleks yang sangat panjang dengan ujung rantai
mengikat ion H+ untuk resin kation, dan OH untuk resin anion. Pada proses
ekstraksi protein, resin ion exchange dikemas ke dalam sebuah wadah kolom,
dan diisi dengan larutan penyetimbang (equilibration buffer). Larutan
penyetimbang ini mengisi sela-sela kosong antara butiran resin serta
menyelimuti permukaan pori tiap-tiap butirannya.
Kekuatan ion dan pH larutan penyetimbang dijaga pada angka khusus,
sehingga pada saat sampel campuran dimasukan ke dalam kolom resin, hanya
ion-ion molekul protein sasaran yang terikat oleh molekul resin. Pengontrolan
nilai pH ini sangat penting karena molekul-molekul protein tersusun atas ionion asam amino yang kekuatan muatannya sangat bergantung terhadap pH
lingkungannya.

Contoh

penggunaan ion

exchange lain

yaitu

pada

proses softening (pelunakan) air dan juga demineralisasi air. Metode


pertukaran ion adalah suatu reaksi (pertukaran) reversible ion-ion pada
padatan (material / media penukar ion) dengan yang ada pada larutan, tetapi
tidak terdapat perubahan substansial dalam struktur dari padatan tersebut.
Secara sederhana metode pertukaran ion dapat diartikan sebagai metode
untuk menghilangkan ion-ion yang tidak dikehendaki.
Secara prinsip ion exchange bekerja dengan menukar ion yang ada
di air dengan ion tertentu. Ilustrasi sederhananya seperti saat kita bawa
uang ke dealer mobil untuk

membeli sebuah mobil baru. Uang itu kita

serahkan ke dealernya dan sebagai imbalannya kita boleh membawa mobil


baru, sederhananya seperti itu. Ada dua jenis resin yang dipergunakan yaitu
resin Kation dan resin Anion. Resin Kation akan menukar semua ion positif

di air

(misalnya Natrium, Kalsium, Magnesium, Strontium) dengan ion

Hidrogen. Sedangkan resin Anion akan menukar semua ion negatif di air
(Klorida, Sulfat, Nitrat) dengan ion OH. Ion Hidrogen (H) bertemu dengan
ion OH akan menghasilkan air murni (H2O).
1.2. Pengertian Softening Air
Proses softening air adalah proses menghilangkan zat-zat kimia pengeras
air yakni ion kalsium dan magnesium. Sedangkan proses demineralisasi
adalah proses menghilangkan seluruh kandungan ion-ion mineral yang
terlarut di dalam air. Jika R adalah senyawa resin, maka reaksi pertukaran ion
kalsium yang terjadi pada proses softening air adalah sebagai berikut:
2

RNa

Ca++

R2Ca

Na+

Pada proses softening air, pertukaran ion terjadi pada saat air dengan
kandungan ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+) melewati gugusan resin
kation. Pada awalnya molekul resin mengikat lemah ion sodium (Na +), dan
karena ion molekul resin memiliki gaya tarik-menarik yang lebih kuat dengan
ion kalsium dan magnesium, maka terjadilah proses pertukaran ion. Molekul
resin melepas ion sodium ke dalam air, diikuti dengan pengikatan ion kalsium
dan magnesium ke molekul resin.
Untuk melakukan regenerasi, pada proses softening air dibutuhkan larutan
garam NaCl pekat yang dialirkan melewati resin. Larutan NaCl ini biasanya
1000

kali

lebih

pekat

dari

larutan

NaCl

biasa.

R2Ca + 2 NaCl 2 RNa + CaCl2.


Setelah digunakan beberapa waktu, resin kation dan anion akan
kehabisan kemampuan

menukarnya.

regenerasi.

Kation regenerasi dilakukan menggunakan

Untuk

resin

Pada

saat itulah dilakukan

asam sulfat atau asam klorida, dan resin Anion menggunakan sodium
hidroksida. Setelah regenerasi maka proses penukaran ion siap dilakukan
kembali. Jangka waktu antara pasca regenerasi sampai proses
regenerasi kembali disebut sebagai jam operasi. Sebuah sistem Ion
Exhanger yang memiliki jam operasi selama 24 jam misalnya, dapat
beroperasi penuh selama 24 jam sebelum akhirnya mengalami

kejenuhan dan harus diregenerasi. Untuk mendapatkan jam operasi


yang lebih panjang, akan dibutuhkan jumlah resin yang jauh lebih
banyak lagi. Dan untuk jumlah resin yang sama, jam operasi Ion
Exchanger

akan

sangat dipengaruhi TDS (total dissolved solid) -

total ion/ kadar garam- dari air baku. Jika sebuah sistem Ion
Exchange mampu beroperasi selama 24 jam untuk TDS 150 ppm,
maka apabila TDS naik menjadi 300 ppm jam operasi akan turun
menjadi sekitar 12 jam.
Salah satu efek negatif dari Ion Exchange adalah

proses

regenerasinya yang menggunakan asam dan basa kuat. Proses


regenerasi ini jika tidak ditangani dengan baik

akan

menimbulkan

pencemaran lingkungan. Seharusnya sebelum limbah regenerasi ini


dibuang ke lingkungan, dilakukan proses penetralan pH dulu. Tetapi
pada

faktanya,

masih

banyak

yang

langsung

membuang

begitu saja limbah regenerasi ke lingkungan.

BAB II
DESKRIPSI
2.1.
Proses Softening (Pelunakan)
Untuk keperluan proses pelunakan, umumnya menggunakan pertukaran kation
yaitu ion Natrium (Na+ ) yang bahan penukar ionnya dikenal orang dengan
nama Sodium Zeolite atau Resin. Zeolite atau Resin adalah suatu senyawa

radikal dari bahan penukar ion yang masing-masing disingkat dengan huruf Z
dan R sehingga sebutan lengkap dari bahan penukar ion tersebut dapat ditulis
Na2Z (sodium zeolite) dan Na2R (sodium Resin). Sodium Zeolite merupakan
bahan penukar ion yang pertama kali digunakan ditemukan sebagai bahan
mineral

yang

merupakan

senyawa

komplek

dengan

rumus

kimia

Na2(Al2Si2O8). Karena bahan ini sulit diproduksi secara besar-besaran, maka


sekarang ini banyak diproduksi dari bahan sintetis hidrokarbon untuk
diproduksi secara besar-besaran yang sekarang dikenal orang dengan sebutan
Resin. Sodium Resin setelah digunakan dalam periode tertentu akan
digantikan oleh ion-ion Ca dan Mg dari garam-garam sadah. Oleh karena itu
untuk mengaktifkan kembali dapat diregenerasi dengan cara mereaksikannya

dengan larutan garam dapur (NaCl). Sebagai gambaran, bagaimana proses


pelunakan dengan cara pertukaran ion berlangsung dapat dilihat pada gambar
(1). Gambar (1) juga menunjukkan sebuah pelunak air dengan metoda
pertukaran ion (Resin softener). Resin ditempatkan diatas tumpukan kerikil
(gravel) didalam sebuah bejana tertutup seperti didalam pressure filter.
Air yang akan dilunakkan dialirkan dari bagian atas bejana kemudian
menembus tumpukan resin sambil melakukan pertukaran ion. Jika air yang
telah dilunakkan cukup

jumlahnya maka ion kalsium dan magnesium

menggantikan ion sodium yang ada didalam Resin, dan bila keaktifannya
sudah menurun maka harus segera diregenerasi dengan mereaksikannya
dengan larutan garam dapur (NaCl), yang umumnya konsentrasinya dibuat 10
% dalam larutan. Setelah regenerasi perlu dilakukan pembilasan dengan air
lunak agar supaya sisa larutan garam dan endapan yang tertinggal didalam
tumpukan

Resin

dapat

dibuang

keluar.

Untuk

mempercepat

dan

menyempurnakan reaksi regenerasi biasanya dibantu dengan melakukan


pengadukan.
Besarnya laju alir dalam proses pelunakan sekitar 7,5 - 19,5 m3 /jam-m
luas permukaan tumpukan Resin didalam softener. Pada saat dilakukan
regenerasi, pengadukan maupun pembilasan, volume tumpukan Resin akan
mengembang, dan pengembangannya akan mencapai 50 - 75 %. Lapisan
kerikil penyangga ketebalannya tidak boleh kurang dari 60 cm. Keuntungan
dan kerugian pelunakan air dengan metoda pertukaran ion ini adalah:
Keuntungannya:
1. Peralatannya kompak dan efisien, serta pemeliharaannya mudah.
2. Tidak ada endapan lumpur seperti halnya pada proses soda kapur,
sehingga tidak ada persoalan pembuangan lumpur.
3. Proses ini juga dapat menurunkan kandungan besi dan mangan.
4. Dapat melunakkan air dengan berbagai macam derajat kesadahan.
Kerugiannya:
1. Natrium bikarbonat yang dihasilkan dari reaksi pelunakan dapat
menimbulkan priming dan foaming didalam ketel.
2. Air yang mempunyai kekeruhan tinggi tidak dapat dilunakkan
dengan cara ini.
Banyak air tanah yang dipakai dalam industri menganduang unsur-unsur kalsium
(Ca) dan dan magnesium (Mg) yang bersumber dari air tanah. Unsur-unsur
tersebut berada dalam senyawa hidrokarbonat yg larut dalam air Ion Ca+2 dan Mg
harus diambil dengan resin penukar ion dalam bentuk R-Na. Berikut merupakan
gambar alat dari water softener.

Bagian-bagian dari alat pelunak air (water softener) umumnya


a.
b.
c.

terdiri dari:
satu unit tangki (simplex)
dua unit tangki (duplex)
banyak unit tangki (multiplex)

BAB III
APLIKASI
3.1. Cara kerja dan aplikasi ion exchanger
Pada dasarnya cara kerja kolom ion exchange adalah penukaran ion
muatan listrik yang dibawa oleh fluida dengan muatan ion pada resin yang
tersedian didalam tabung ion exchanger. Secara umum fungsi kolom ion
exchange digunakan sebagai media purifikasi dan filtrasi muatan ion mineral
pada fluida yang tidak dikehendaki seperti Calcium dan Magnesium dan
menukarnya dengan Potasium dan Hydrogen, sehingga fluida yang keluar dari

kolom tersebut memenuhi kriteria yang kita kehendaki. Aplikasi ion exchange
sebagai water softening merupakan fungsi umum dan digunakan sangat luas di
industri yang memerlukan soft water untuk proses dan bahan baku boiler. Ion
exchange sebagai water softening ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi
kesadahan pada air misalnya Ca dan Mg.
Air baku yang mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) harus
diturunkan konsenrasinya dengan cara menggantinya dengan muatan ion
sodium yang terdapat pada resin. Softwater digunakan untuk boiler feed water
guna mencegah terjadinya endapan (scaling) pada saluran air baik pada sistem
boiler maupun pada sistem pendingin.
3.2. Sifat Media Penukar Ion
Media penukar ion pada proses pengolahan air harus memiliki sifat-sifat
sebagai berikut :
1. Memiliki ion dalam media penukar ion itu sendiri.
2. Tidak larut dalam air.
3. Memiliki luas permukaan yang cukup pada struktur pori-porinya bagi ion
untuk lewat baik di dalam maupun di luar media.
4. Memiliki kapasitas penukar ion dan dapat diregenerasi dengan bahan
kimia yang sesuai.
5. Bersifat tahan lama dan stabil secara kimia.
6. Tidak beracun dan dalam penggunaannya tidak mewarnai air.
3.3. Proses Regenerasi Pada Unit Water Softener
Proses regenerasi resin biasanya memakan waktu mendekati satu jam
sehingga tangki 2 unit (duplex) sering dipakai supaya pada saat salah satu
tangki diregenerasi maka proses pelunakan air dapat terus berjalan karena
tangki yang lain dapat terus beroperasi. Triplex atau unit multiplex dipakai
apabila adanya kebutuhan untuk peningkatan kapasitas sehingga dapat
menjamin kuantitas tersedianya air yang tidak sadah secara kontinu.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2009.

Pengolahan

air

dengan

ion

exchange.

(Online)

https://politeknikcitrawidya
edukasi.wordpress.com/2009/01/09/pengolahan-air-dengan-ion-exchange-diindustri/ (Diakses pada tanggal 5 September 2016)

Anonim.

2010.

Pengertian

Ion

exchanger.

(Online)

http://artikel-

teknologi.com/2010 /03/08/pengertian-ion-exchange/ (Diakses pada tanggal 5


September 2016)

Anda mungkin juga menyukai