1. MUHAMMAD TARMIZI
2. MUHAMMAD BAGUS SETYAWAN
3. FATICHUL MUHTADI
4. ALPIAN UMBU DEWA
5. TITAH KHALIMATUS SYA'DIYAH
6. RINA AFRIANI
7. YUMIATI TUWA RINGU
8. HENY SULISTYARINI
131611123033
131611123034
131611123035
131611123036
131611123037
131611123038
131611123039
131611123040
Sebagai insan yang penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, tak lupa
penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya lah, maka penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Remaja.
Selama proses penulisan makalah ini banyak bimbingan dan dukungan
yang diperoleh dari berbagai pihak, baik moril maupun material. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini di sampaikan ucapan terima kasih yang berlimpah.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima
sebagai bahan masukkan guna penyempurnaan makalah ini.
Surabaya,
September 2016
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................2
1.1. Latar belakang................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................55
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Remaja merupakan salah satu asset bangsa yang harus dijaga betul-betul,
karena merekalah yang akan menjadi penerus bangsa ini. Masa remaja
merupakan
masa
dimana
dianggap
sebagai
masa
topan
badai
dan stress (Storm and Stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas
untuk menetukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia
akan
menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka ia bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan
dengan baik.
Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang rawan. Masalah yang
paling banyak ditemukan : kehamilan, penyalahgunaan obat dan alkohol,
kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena hubungan sex ( Lancaster, 1996). Di
Indonesia, masalah remaja : penyalahgunaan obat dan alkohol, kehamilan,
perilaku kekerasan dan malnutrisi.
Oleh karena itu diharapkan keperawatan kesehatan komunitas ini yang
merupakan sebuah pelayanan kesehatan yang memfasilitasi berbagai masalah
pada komunitas, dapat
53
BAB II
TINJAUAN TEORI
53
hormon
pertumbuhan
(Growth
hormone),
hormone
gonadotropik,
banyak
alternatif
pemecahan
masalah
beserta
53
53
Hal yang terakhir ini disebabkan orang tua tabu membicarakan seks
dengan anaknya dan hubungan orang tua-anak sudah terlanjur jauh
sehingga anak berpaling ke sumber-sumber lain yang tidak akurat,
khususnya teman.
e. Pergaulan yang makin bebas
Kebebasan pergaulan antar jenis kelamin pada remaja, kiranya
dengan mudah bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya di kota-kota besar. Di pihak lain, tidak dapat diingkari
adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan
wanita dalam masyarakat sebagai akhibat berkembangnya peran dan
pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan
pria (Sarwono, 2002).
transeksualisme.
Minat
seksual
kaum
pasangan seksnya.
Eksibitionisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan
aktivitas seksual.
Voyeurisme : Mendapatkan kepuasan seks dengan
seks
53
dengan
dengan binatang
Zoophilia : Mendapatkan kepuasan dengan melihat
mengetahuinya.
Incest : Hubungan seksual yang dilakukan antara dua
seorang lelaki.
Promiscuity dan prostitusi : Mengadakan hubungan
seksual dengan banyak orang.
3) Disfungsi Psikoseksual
a) Gambaran utama dari Disfungsi Psikoseksual adalah
terdapat hambatan pada perubahan psikofisiologik yang
biasanya terjadi pada orang yang sedang bergairah seksual.
Hambatan selera seksual
Sukar atau tidak bis timbul minat seksual sama
sekali secara menetap dan meresap.
Ejakulasi prematur
Secara berulang-ulang dan menetap terjadi
ejakulasi sebelum dikehendaki karena tidak adanya
pengendalian yang wajar terhadap ejakulasi selama
aktivitas seksual.
53
Dispareunia fungsional
Rasa nyeri yang berulang dan menetap pada alat
kelamin sewaktu senggama, baik pada pria maupun
wanita.
Vagina fungsional
Ketegangan otot vagina yang tidak terkendali
sehingga mengalami senggama.
atau
jamu,
memijat
peranakannya
atau
mencoba
mengeluarkan janin dengan cara bantuan dukun atau meminum obatobatan yang diberikan dokter atau bidan. Cara tersebut bisa
mengakhibatkan perdarahan, infeksi sehingga kematian si calon ibu.
Sedangkan pada janin mengalami kecacatan mental maupun
fisikdalam
masa
pertumbuhannya
(Direktorat
Remaja
dan
berbeda-beda,
beberapa
diantaranya
tidak
dapat
53
merupakan
singkatan
dari
AIDS
Related
53
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
lain
Berbohong atau memanipulasi keadaan
Kurang disiplin
Bengong atau linglung
Suka membolos sekolah atau dari pekerjaan kantor
Mengabaikan kegiatan ibadah
Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang
53
melakukan
sosialisasi
secara
terprogram,
yaitu
pola
pikir
dan
perilaku
adiktif
yang
disubstitusi
dengan
gejala
simptomatik,
misalnya
obat
penghilang rasa nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai
dengan gejala yang ditimbulkan akibat putus zat tersebut.
b. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan
secara utuh dan terpadu melalui pendekatan non medis,
psikologis, sosial dan religi agar pengguna NAPZA yang
menderita
kemampuan
sindroma
fungsional
ketergantungan
seoptimal
dapat
mencapai
mungkin.
Tujuannya
53
bahwa
setelah
klien
psikososial
merupakan
ketagihan)
dan
tidak
menimbulkan
kepribadian
anaknya
yang
mengalami
penyalahgunaan NAPZA.
c) Rehabilitasi komunitas
Berupa program terstruktur yang diikuti oleh mereka
yang tinggal dalam satu tempat. Dipimpin oleh seorang
mantan pemakai yang dinyatakan memenuhi syarat sebagai
konselor, setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan.
Tenaga profesional hanya sebagai konsultan saja. Di sini
klien dilatih keterampilan mengelola waktu dan perilakunya
secara efektif dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga
dapat mengatasi keinginan mengunakan narkoba lagi atau
nagih (craving) dan mencegah relaps.
Dalam program ini semua klien ikut aktif dalam
proses terapi. Mereka bebas menyatakan perasaan dan
perilaku sejauh tidak membahayakan orang lain.
d) Rehabilitasi keagamaan
53
waktu
detoksifikasi
tidaklah
cukup
untuk
Konsep diri remaja yang sehat mampu mengatur hidupnya sendiri sesuai
standar tingkah laku dirinya sendiri, bukan di atur oleh orang lain. Remaja
ini mudah menyesuaikan diri dengan standar tingkah laku yang dituntut
lingkungan, mudah memotivasi diri untuk mencapai tujuan hidup.
Rini (2004) konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa
pertumbuhan seorang manusia sejak kecil hingga dewasa. Lingkungan,
pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang
tua dari lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai
siapa dirinya. Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini
mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya
bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
2. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak
sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai
orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu
tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima
pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
4. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan
menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
5. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu
untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang
lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima
di lingkungannya.
53
tentang
kemugkinan-kemungkinan,
sehingga
sering
53
53
53
a) Persepsi penduduk
Mengkaji tentang pendapat penduduk setempat mengenai remaja
yang ada di wilayah tersebut.
b) Persepsi perawat
Mengkaji tentang pendapat perawat mengenai remaja yang ada di
wilayah tersebut.
B. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data;
a)
b)
c)
d)
C. Prioritas Masalah
Masala
Perhatian
Masyarakat
Skor
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
4 : sangat tinggi
Poin Prevalensi
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
4 : sangat tinggi
Tingkat
Kemungkinan untuk
Bahaya
dikelola
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
4 : sangat tinggi
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
4 : sangat tinggi
logika
berfikir
atau
penarikan
kesimpulan
untuk
53
tujuan,
rencana
tindakan
keperawatan
yang
akan
program
untuk
pendidikan
Penggunaan zat
3.
Bunuh diri
4.
terhadap
F. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (lyer dkk, 1996). Tahap
implementasi dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
rencana strategi untuk membantu komunitas untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan
untuk memodifikasi factor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
komunitas.
Tujuan dari implementasi adalah membantu komunitas dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencangkup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi
koping. Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan
dengan baik, jika komunitas mempunyai keinginan untuk berpartisipasi
dalam implementasi tindakan keperawatan. Selama tahap pelaksanaan
perawat
terus
melakukan
pengumpulan
data
memilih
tindakan
memuat
keberhasilan
proses
dan
kerhasilan
tindakan
53
Lingkungan
Terbuka
Batas
Wilayah
Tingkat
Sosial
Ekonomi
Halaman :
RT 01 RW 01:
Sebagian besar rumah penduduk di wilayah RT 01
RW 01 tidak memiliki halaman. Sebagian rumah
penduduk
memiliki
halaman,
pemanfaatan
pekarangan rumah dengan menanami tanaman hias
dan sebagian tanaman toga. Keadaan pekarangan
sebagian besar bersih. Terdapat tempat sampah
disetiap rumah. Sampah setiap hari diambil oleh
petugas kebersihan.
Luas :
RT 01 RW 01
Tidak terdapat lahan kosong, hampir semua lahan
digunakan sebagai lahan perumahan.
Halaman di depan mushola banyak digunakan anak
usia sekolah untuk bermain bola.
Halaman balai RT 01 biasa digunakan untuk
kegiatan Posyandu anak posyandu lansia dan
kegiatan warga yang lain
Batas Daerah :
RT 01 RW 01
Utara : Berbatasan dengan jalan gang.
Timur : Berbatasan dengan wilayah RT 9
Selatan : Berbatasan dengan sungai hilir dan jalan
Barat : Berbatasan dengan wilayah RT 7
Tingkat Sosial :
RT 01 RW 01:
Masyarakat di RT 01 mempunyai hubungan sosial
yang baik antar-tetangga, kegiatan warga dapat
berjalan. Seperti pengajian ibu-ibu, arisan PKK,
pengajian yasin tahlil untuk bapak-bapak setiap 1
minggu sekali.
Sebagian remaja mengisi waktu luangnya dengan
mengikuti kegiatan karang taruna, tetapi pada saat
pengkajian karang taruna aktif bila ada kegiatan
seperti persiapan kegiatan HUT kemerdekaan RI.
Bila tidak ada kegiatan karang tarunanya pasif.
Tingkat Ekonomi :
53
RT 01 RW 01 :
Sebagian besar keluarga dengan anak remaja di RT
01 memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah.
Sebagian besar keluarga dengan anak remaja bekerja
di wiraswasta.
Kebiasaan
Fasilitas
Umum
Kesehatan :
Terdapat Puskesmas Melati sebagai puskesmas induk
dan bidan praktik swasta.
Sekolah :
Terdapat PAUD dan TK
Agama :
Terdapat mushola
Ekonomi :
Terdapat toko kebutuhan sehari-hari, pedagang kaki
lima, pedagang keliling, dan warung makan
Agen-agen :
Air isi ulang dan produk air minerla lainnya.
Suku
Bangsa
Agama
Health
Morbidity
Sarana
Penunjang
Lain-lain :
Poskamling, balai RT, BPS. Dll
Sebagian besar anak usia remaja merupakan suku
Jawa ada sebagian juga ada yang suku madura.
Mayoritas anak remaja beragama Islam
Gangguan masalah kesehatan pada anak usia remaja
di wilayah RT 01 RW 01 gangguan gizi kelebihan
atau
kekurangan,
kecelakaan,
kurangnya
pengetahuan remaja tentang penyalahgunaan
NAPZA dan kesehatan reproduksi remaja,
kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya
merokok.
1. Rata-rata mempunyai televisi, radio.
2. Media cetak yang dibaca oleh sebagian besar
masyarakat adalah Koran dan majalah.
3. Sudah ada sumber air bersih yaitu PDAM dan
sumur. Air yang dikonsumsi warga untuk
kebutuhan makan dan minum ada yang
menggunakan PAM, dan juga air isi ulang.
4. Sumber penerangan menggunakan PLN
5. Sumber informasi kesehatan didapatkan anak
usia remaja selain dari sekolah dan dari media
elektronik TV (Belum pernah ada penyuluhan
tentang penyalahgunaan NAPZA dan kesehatan
reproduksi remaja).
B. Data Sekunder
1.2 Proporsi jumlah anak usia remaja di RT 01 RW 01 berdasarkan
jenis kelamin
Jenis Kelamin
10
Laki Laki
Gambar 1.1
12
Perempuan
53
Status Gizi
111 2
17
kurus sekali
kurus
normal
gemuk
obesitas
4
10
8
Kurang
Gambar 1.4
Cukup
Baik
Kurang
Gambar 1.5
11
Cukup
Baik
53
1. Analisa Data
Tabel 2.1 Analisa data asuhan keperawatan komunitas di RT 01 RW 01 Kelurahan Bunga , September 2016
Data Subyektif
Data Obyektif
Masalah Keperawatan
1. Sebagian besar orang tua mengatakan anaknya
1. Dari 22 anak usia remaja di wilayah RT Perilaku
kesehatan
mengisi waktu luangnya dengan bermain gadget
01 RW 01 hanya 11 remaja yang cenderung beresiko pada
dan nongkrong dengan teman sebaya.
mengaji di musholla setempat.
anak usia remaja di RT 01
2. Sebagian orang tua juga mengatakan anak
2. Pada jam-jam tertentu warnet selalu RW 01 Kelurahan Bunga
mereka yang suka bermain di warnet bisa
ramai dikunjungi oleh anak usia remaja. Kecamatan Melati Kota
mengganggu waktu belajarnya
Wangi Sekali
3. Tampak setiap malam minggu
3. Sebagian remaja mengatakan mengisi waktu
banyak anak usia remaja laki laki
luangnya dengan balapan motor di daerah dekat
keluar dengan membawa motor.
wilayah RW 01 (Tempat balapan liar).
4. Terdapat karang taruna yang hanya aktif
4. Sebagian remaja tidak mengerti tentang
bila akan mengadakan suatu kegiatan
penyalahgunaan
NAPZA
dan
kesehatan
misalnya peringatan HUT RI, dan di
reproduksi remaja.
wilayah RT 01 RW 01 belum ada
kegiatan posyandu remaja, kegiatan di
TPA hanya mengaji belum ada kegiatan
penyuluhan tentang penyalahgunaan
NAPZA dan kesehatan reproduksi
remaja
Berdasarkan pengkajian sebelumnya 30
remaja
mempunyai
pengetahuan
tentang
penyalahgunaan
NAPZA
kurang.
Berdasarkan pengkajian sebelumnya 30
remaja
mempunyai
pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi kurang.
5. 1 remaja yang mengalami obesitas dan
1 remaja status gizinya kurus sekali.
6. Orang
tua
membiarkan
anak
mengkonsumsi makanan siap saji.
7. Tampak sebagian remaja yang merokok
depan gang.
2. Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, dilaporkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas
masalah, adapun penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.2 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas RT 01 RW 01 Kelurahan Bunga, September 2016
Diagnosa keperawatan pada
agregat usia remaja
Pentingnya penyelesaian
masalah
1 : rendah
Penyelesaian untuk
peningkatan kualitas hidup
0 : tidak ada
2 : sedang
3 : tinggi
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
3
Perilaku
kesehatan
cenderung beresiko pada
ak usia remaja di RT 01
RW 01 Kelurahan Bunga
1 : rendah
2 : sedang
3 : tinggi
3
Total Score
3
3. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada anak usia remaja di RT 01 RW 01 Kelurahan Bunga Kecamatan Melati
Kota Wangi Sekali
Tabel 5.1 Intervensi kperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 01/RW01 Kelurahan Bunga Kecamatan Melati Kota Wangi
Sekali
Diagnosa Keperawatan
Rencana
NOC
NIC
Kegiatan
1. Kontrol
risiko
penggunaan Pendidikan kesehatan (5510)
Perilaku
kesehatan
Prevensi
tembakau (1906)
1. Targetkan sasaran pada kelompok
cenderung beresiko pada
Primer
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Prevensi
Skunder
5.
6.
7.
8.
Prevensi
Tersier
3. Kontrol
risiko
penggunaan
tembakau (1906)
a. Memonitor lingkungan sekitar
terkait faktor yang mendukung
penggunaan rokok (3)
b. Mengetahui
pengaruh
teman
terhadap penggunaan merokok (3)
c. Mengenali perilaku lingkungan
dalam penggunaan rokok (3)
d. Mengenali pengaruh
budaya
dalam penggunaan rokok (3)
e. Menggunakan fasilitas kesehatan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
pendukung.
Identifikasi
kelompokkelompok
pendukung yang telah ada sebagai
pilihan kepada pasien
Buat kelompok dengan anggota yang
sesuai 5-12 orang / kelompok
Lakukan pertemuan secara rutin
Monitor keaktifan setiap peserta dalam
kelompok
Tekankan pentingnya koping yang
efektif.
Bantu kelompok melalui semua tahap
dalam proses mulai dari orientasi sampai
terbangun kedekatan antar anggota.
Rujuk pasien kedokter spesialis bila
diperlukan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada masa ini
mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Perubahan mood
(swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban
pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah.
Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut
belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Remaja merupakan tahapan seseorang di mana ia berada di antara fase
anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu
memang berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari segi pubertas,
100 tahun terakhir usia remaja putri menapatkan haid pertama semakin
berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun, demikian pula remaja pria.
Kebanyakan orang menggolongkan remaja dari usia 12-24 tahun dan beberapa
literature yang menyebutkan 15-24 tahun. Hal yang terpenting adalah
seseorang mengalami perubahan pesat dalam hidupnya di berbagai aspek.
Tanda-tanda remaja yang memiliki konsep diri yang positif adalah:
1. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2. Merasa setara dengan orang lain.
3. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan
siapapun, selalu menghargai orang lain.
4. Menerima pujian tanpa rasa malu.
5. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan
keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh
masyarakat.
6. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek
kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil diskusi kami pada makalah ini, telah dipelajari berbagai
pembahasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khusus yaitu pada
kelompok remaja. Harapan kami, semoga dengan terus belajar akan
memperbaiki mutu Perawat di masa yang akan datang. Mengingat Perawat
juga memiliki peran penting di komunitas, maka Perawat wajib selalu
menambah dan memperbarui ilmu pengetahuan mengenai asuhan keperawatan
termasuk pada komunitas yang salah satunya adalah pada kelompok khusus
remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2008.). Diambil kembali dari http://drsuparyanto.blogspot.co.id/2010/09/penyimpangan-seksual-sexualdeviation.html (diakses pada tanggal 10 Oktober 2016).
BKKBN.(2012). Materi Pegangan Kader Tentang Bimbingan Dan Pembinaan
Keluarga Remaja. Jakarta: Direktorat Bina Ketahanan Remaja BKKBN
Depkes, T. P. (2010). Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta:
Salemba Medika.
Dianawati, A. (2006). Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta: Kawan Pustaka.
Effendi, Ferry, & Makfudhli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta
: Salemba Medika
Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta:
PT. BPK Gunung Mulia.
Hawari, D. (2003). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika,
Alkohol dan Zat Aditif). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FK-UI).
Indonesia, D. P. (1997). Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia No. 67 Tahun 1997
Sekretariat Negara.
Joewana, S. (2004). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat
Psikoaktif. Jakarta: EGC.
Junaedi, D. (2010). 17+ Seks Menyimpang. Jakarta: Semesta Rakyat Merdeka.
Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:
Salemba Medika
Martono, et. al. (2006). Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.
RI, D. K. (2005). Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Jakarta.
Santrock, John W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga