TUJUAN BELAJAR
Umum
FEED TANK
Feed tank berfungsi sebagai tempat penampungan air umpan boiler yang sudah
didemineralized melalui proses pertukaran ion di Cation dan Anion Exchanger. Mutu air
umpan boiler ini penting untuk terus dijaga, agar terbebas dari logam oksidator dan lumpur
yang dapat menyebabkan terjadinya kerak dan korosi pada pipa boiler serta dapat
menurunkan perpindahan panasnya.
Feed Water Tank juga berfungsi untuk melakukan pemanasan air pada air umpan sehingga
tercapai temperatur 70oC.
VACUUM DEARATOR
Vacuum Dearator berfungsi untuk menangkap konsentrasi gas-gas terlarut dalam air umpan
boiler. Gas-gas terlarut dapat menyebabkan terjadinya korosi dan kerak pada jaringan
perpipaan dan drum pada boiler.
Ejector berfungsi untuk menghasilkan kevacuuman di dalam tabung, dengan memanfaatkan
pancaran (kecepatan aliran) steam melewati venturi sehingga menghasilkan tekanan negatif
pada bagian yang dilewati. Ejector terbuat dari besi tuang.
FEED WATER PUMP
Feed Water Pump berfungsi untuk memompakan air yang telah melewati proses di Vacuum
Dearator ke dalam upper drum boiler. Jenis pompa yang digunakan adalah pompa multistage
(tekanan tinggi), hal ini disebabkan tekanan di upper drum dapat mencapai 35 bar. Dilihat
dari penggerak utamanya feed water pump dapat dibagi atas dua yaitu penggerak electrik dan
penggerak steam.
CHEMICAL DOSING PUMP
Chemical Dosing Pump berfungsi unmtuk menginjeksikan bahan kimia yang dibutuhkan
untuk internal water treatment dalam boiler. Pompa chemical ini harus dijaga agar beroperasi
normal untuk memastikan bahan kimia terinjeksi sesuai dengan dosis.
MANOMETER DAN FLOWMETER
Flowmeter berfungsi untuk mengetahui pemakaian air boiler selama proses pengoperasian
boiler.
BOILER
Boiler merupakan instalasi penghasil uap yang dipakai untuk menggerakkan turbin uap
sebagai pembangkit tenaga di pabrik kelapa sawit, selain itu uap juga digunakan untuk proses
perebusan dan keperluan pemanasan lainnya. Boiler bekerja mengkonversi panas yang
dihasilkan bahan bakar ke dalam bentuk uap yang mengandung entalphy, yang kemudian
digunakan untuk menggerakkan turbin uap.
Bagian-bagian Boiler
1. Ruang Bakar.
2. Pensuplai Udara Pembakaran.
3. Upper Drum.
4. Lower Drum.
5. Pipa Air.
6. Superheater.
7. Penangkap Abu Pembakaran.
8. Cerobong Asap (Chimney).
9. Shoot Blowing.
10. Safety Devices, adalah kelengkapan boiler yang harus ada untuk menjamin keamanan
dalam pengoperasiannya. Safety Device ini terdiri atas:
1. Safety Valve.
2. Sight Glass.
3. Pressure Gauge.
4. Water Level Control.
5. Main Stop Valve.
Gbr. Water Level Control
Gbr. Penampang Boiler
STEAM DAN BOILER
Boiler adalah suatu alat yang menghasilkan uap (steam) dari air dengan jalan pemanasan.
Dengan adanya perubahan air menjadi steam, maka ada 3 hal yang perlu diperhatikan:
1. Container
Container adalah tempat untuk memanaskan air menjadi uap air.
2. Air
priming dapat menyebabkan kerusakan mesin dan turbin. Penyebab priming dapat terjadi
karena persoalan mekanis dan sebagian lagi persoalan kimia, seperti:
1. Ketinggian air di dalam boiler terlalu tinggi.
2. Konsentrasi tinggi dari bahan kimia dalam air.
3. Kotoran-kotoran yang menyebabkan naiknya tegangan permukaan.
4. Pembukaan katup uap terlalu cepat.
Pencegahannya:
Kalau penyebabnya adalah persoalan mekanik maka pencegahannya meliputi:
1. Desain boiler harus tepat.
2. Dijaga ketinggian air.
3. Metode penyalaan.
4. Over loading
5. Perubahan yang sangat mencolok
6. Steam storage diatas water level harus tepat.
7. Ukuran steam header
8. Kecepatan uap meninggalkan boiler.
Kalau penyebabnya adalah zat kimia, maka perlu adanya kontrol solid yang terdapat di dalam
air boiler tersebut.
3.2.3. Carry Over
Carry over terjadi karena adanya zat padat yang ada didalam air boiler ikut dengan air atau
steam keluar boiler dan akan mengendap pada pipa-pipa uap, keran-keran, superheater, mesin
atau turbin. Padatan ini akan merusak sudu-sudu turbin dan pelumasan dari mesin-mesin.
Selain itu akibat adanya pemanasan, maka zat padat yang ada didalam air akan timbul dan
melekat pada metal kemudian dengan pemansan lebih lanjut akan pecah atau lepas sehingga
bisa merusak benda-benda yang dilekati zat padat tersebut.
Carry over dari air boiler merupakan persoalan mekanis atau sebagian persoalan kimia. Kalau
penyebabnya masalah mekanis meliputi: defisiensi pada boiler design, ketinggian air,
penyalaan yang tidak benar, over loading dan perubahan yang mencolok. Kalau penyebabnya
masalah kimia, disebabkan adanya kandungan zat-zat kimia yang melebihi critical
concentration-nya.
Pencegahannya:
1. Disain boiler haruslah baik.
2. Jika penyebabnya adalah persoalan kimia, maka perlu diperhatikan: keadaan dan jumlah
zat padat yang ada di dalam air boiler.
3.2.4. Scale (kerak)
Kerak didalam boiler disebabkan oleh garam-garam Ca++ dan Mg ++. Scale yang terbentuk
akan menyebabkan:
1. Isolasi terhadap panas sehingga energi dari bahan bakar tertolak.
2. Scale ini kadang-kadang tiba-tiba pecah, sehingga air langsung berhubungan dengan ketel
yang akan menimbulkan pecahan (kebocoran) karena ketel mendapat tekanan yang kuat.
Jenis-jenis kerak yang terdapat pada boiler:
1. Sludge (lumpur).
Kerak ini tidak mengganggu terlalu banyak, dengan blow downlumpur-lumpur tadi bisa
dikurangi. Selain dari maksud di atas blow down berguna untuk:
a. Mengontrol ketinggian air.
b. Mengontrol konsentrasi bahan kimia pada air.
c. Pembuangan pada waktu pembersihan.
3.2.5. Korosi
Korosi adalah perusakan pada logam. Perusakan yang cukup besar bisa menyebabkan
reparasi yang berat bahkan kadang-kadang ketel tersebut harus dihentikan pemakaiannya.
Penyebab korosi:
a. Asam atau pH rendah.
Pada saat pH rendah, ion-ion hidrogen akan melapisi permukaan logam sehingga
menimbulkan gas yang meninggalkan permukaan logam tersebut sehingga menyebabkan
terjadinya korosi.
b. Adanya oksigen
Adanya oksigen yang terlarut akan menyebabkan korosi sebagai berikut:
1. oksigen akan mengoksidasi ferrooksida. Fe(OH)2 akan menjadi Ferrihidroksida Fe(OH)3.
Fe(OH)3 mempunyai sifat mudah melarut di dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut:
4 Fe(OH)2 + O2 + H2O Fe(OH)3.
2. Oksigen akan bereaksi dengan ion hidrogen yang melapisi permukaan logam. Ion hidrogen
tersebut terjadi karena karena adanya reaksi Fe++ dengan air.
Fe++ + 2 H2O Fe(OH)2 +2 H+
4 H+ + O2 2H2O
Dengan hilangnya lapisan tadi membuka kemungkinan korosi seperti halnya pada reaksi (1).
c. Adanya bikarbonat
Adanya bikarbonat di dalam air boiler akan menyebabkan terjadinya CO2, karena pemanasan
dan adanya tekanan. CO2 akan terjadi bereaksi dengan air menjadi asam karbonat. Asam ini
pelan-pelan akan bereaksi dengan logam dan besi membentuk garam bikarbonat. Garam
bikarbonat ini dengan pemansan akan membentuk CO2 lagi.Sekali lagi CO2 bereaksi dengan
air membentuk asam, demikian terus menerus sehingga bisa membentuk suatu siklus.
Fe + 2 H2CO3 Fe (HCO3)2 + H2
Fe(HCO3)2 + H2O + panas Fe(OH)2 + 2H2O + 2CO2
d. Adanya gas: H2S, SO2 dan NH3
Adanya gas H2S, SO2 dan NH3 bisa menyebabkan korosi, tetapi tidak sehebat yang
disebabkan oleh gas O2 atau CO2.
e. Adanya bahan-bahan organik
Adanya bahan-bahan organik yang berupa asam organik yang masuk k edalam boiler akan
menyebabkan terjadinya korosi.
f. Adanya minyak dan gemuk.
Minyak dan gemuk yang berasal dari minyak bumi, binatang dan tumbuh-tumbuahn akan
menghasilkan asam organik dan gliserin. Asam organik akan bereaksi dengan besi, contohnya
CO2 yang berasal dari asam organik juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korosi.
Pencegahan korosi:
Untuk mencegah terjadi nya korosi dapat dilaksanakan seperti berikut ini:
a. Penagturan alkalinitas dan pembentukan lapisan film, dimana pH air boiler diharapkan
lebih besar dari 9,5 dan kecil kandungan alkali hidroksida. Alkalinitas bisa diatur dengan
menambahkan soda ash (NaCO3), kaustik soda (NaOH) dan trisodium phosphat.
b. Untuk menghilangkan kandungan O2 dapat dilakukan dengan deaerasi, sedangkan untuk
menghilangkan CO2 dapat dilakukan dengan pemanasan dengan cara pemanasan
pendahuluan secara terbuka pada boiler feed water. Dapat juga dengan ,menambahkan bahanbahan kimia, misalnya: tannin, dan turunan glucose.
c. Memberikan perlindungan dengan pembentukan film yaitu menggunakan tannin, turunan
lignin dengan turunan glukosa.
d. Jika penyebab korosi adalah karena iar kondensat maka pencegahan dapat dilakukan
dengan menambahkan senyawa amin atau amonia.
Diharapkan hardness di dalam air boiler adalah nol, tetapi hal seperti ini sangat sulit untuk
dicapai.
Internal treatment dengan bahan kimia
Bahan kimia yang biasa digunakan di dalam internal treatment untuk boiler tekanan adalah:
1. Soda Ash (Na2CO3)
Akibat penambahan Na2CO3, soda akan bereaksi dengan kerak berbentuk sulfat dari kalsium
dan magnesium membentuk lumpur karbonat yang bisa dihilangkan dengan cara blow down.
Na2CO3 + CaSO4 CaCO3 + Na2SO4
Na2CO3 + MgSO4 MgCO3 + Na2SO4
Sedangkan MgSO4 juga bisa bereaksi dengan Caustic soda membentuk Mg(OH)2 yang
merupakan lumpur.
MgCO3 + H2O + panas 2NaOH + CO2
2 NaOH + MgSO4 Mg (OH)2 + NaSO4
Soda Ash kurang baik digunakan sebagai bahan kimia pembersih air karena dapat
membentuk gas CO2. Tetapi bila dikombinasikan dengan senyawa organik seperti: tannin,
lignin, penggunaan soda lebih baik jika dibandingkan dengan phosphat. Penggunaan soda
dengan bahan organik tersebut akan membentuk lumpur, tetapi lumpur tersebut dapat
dihilangkan degan proses blow down.
2. Caustic soda (NaOH)
Caustic Soda sebagai bahan alkali akan menetralisir korosi yang disebabkan oleh asam atau
gas. Tetapi, caustic soda kurang sesuai digunakan untuk bahan kimia pemebersih air boiler
yang bertekanan tinggi. Kelebihan caustic soda akan menyebabkan caustic embrittlement,
tetapi sangat baik untuk mengurangi Mg, karena reaksi NaOH dengan Mg akan membentuk
Mg(OH)2 yang berupa lumpur.
3. Natrium Phosphat
Phosphat akan menghasilkan Calsium phosphat yang berupa lumpur.
3CaCO3 + Na3PO4 Ca(PO4)2 + 3NaCO3
Kelebihan PO4 diharapkan tidak melebihi dari 50 ppm, selain menggunakan Na3PO4 dapat
juga digunakan bahan kimia lain, seperti:
a. Disodium phosphat
3CaCO3 + 2NaH2PO4 Ca3(PO4)2 + Na2CO3 + 2H2O + 2CO2
b. Monosodium phosphat
2NaH2PO4 + CaCO3 + 4NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 2H2O
c. Sodium metaphosphat
2NaPO4 + 3CaCO3 + 4NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 2H2O
d. Asam phosphat
2H3PO4 + 3CaCO3 + 6NaOH Ca3(PO4)2 + 3Na2CO3 + 6H2O
4. Silicat dan aluminat
Sodium aluminat, bila bereaksi dengan magnesium akan membentuk floc dan mengendap
sebagai magnesium aluminat. Jika ada silica, Ca dan Mg aluminat silica akan terbentuk.
Beberapa kompleks silica tidak bisa dicegah dengan internal softening karena temperatur
tinggi dan kecepatan penguapan senyawa tersebut terbentuk apalagi kalau ada senyawa
aluminium dan besi.
5. Chemical deareation
Untuk boiler bertekanan tinggi, O2 dapat dihilangkan dengan :
a. Metallic iron
Karena reaksinya lambat, kapasitasnya rendah, maka jarang digunakan
b. Ferrous hydroxide
FeSO4 dan NaOH ditambahkan membentuk Fe(OH)2 yang akan bisa menghilangkan O2