Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indicator variabel, harus jelas
spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang
akan digunakan
Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang
diperlukan1
Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyususn
Analisis
variabel
penelitian,
yakni
mengkaji
variabel
menjadi
Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi
instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, manggantinya
dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya
Langkah umum di atas sekedar petunjuk untuk memudahkan peneliti
sehingga instrumen penelitian tidak dibuat asal jadi.2
dalam
suatu
penelitian.
Semakin
suatu
peubah,
konsep,
dan
indikatorpenelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen
penelitian tersebut dikembangkan.. Secara sederhana fungsi dari instrumen
penelitian
1
Jenis Metode
Angket (questionnaire)
Jenis Instrumen
Angket (questionnaire)
Daftar
cocok
(checklist)
Skala (scala),
2
3
Wawancara (interview)
inventori (inventory)
Pedoman wawancara (interview guide)
Pengamatan/Observasi
(Observation)
panduan pengamatan,
panduan observasi (observation sheet,
observation schedule),
Ujian/Tes (test)
Dokumentasi
inventori (inventory).
Daftar cocok (checklist)
Tabel
Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan
rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan
keadaannya.Angket
terbuka
digunakan
apabiia
peneliti
belum
dapat
Jenis Penataran
Tempat Penataran
.
.
.
.
.
.
dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor
Berapa Hari
..
..
..
Kuesioner tertutup
Adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
a.
b.
c.
d.
Kuesioner langsung
Responden menjawab pertanyaan seputar dirinya
Check list
Yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal membubuhkan
tanda check pada kolom jawaban yang tersedia. Di dalam penjelasan mengenai
angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi
kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam
penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah
angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek ().
Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan
sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar
cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar
cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok
peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali
responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa
pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak
diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk
membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.
Contoh:
Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda
melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini.
No.
1.
2.
Membersihkan rumah
3.
4.
5.
Dikerjakan
Anda
oleh Dikerjakan
bersama
Dikerjakan
pembantu
diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. Dikerjakan oleh Anda,
Dikerjakan bersama, dan Dikerjakan pembantu. Dengan daftar cocok ini
barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab
responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan
alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban
hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan
isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudahtahu (dan
hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk
kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanyadaftar tanda
centang yang disebut daftar cocok. Istilah daftar cocok juga dapat datang dari
apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda
centang pada daftar pernyataan yang disediakan.
f
Skala bertingkat
Jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya
menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju terhadap pernyataannya.
Interviu berstruktur
Dalam interviu berstruktur, pertanyaan dan alternatif jawaban yang
pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek, atau tentang keterangan lainnya dapat
diajukan secara bebas kepada subjek. Interviu seperti ini bersifat luwes dan
biasanya direncanakan agar sesuai dengan dengan subjek dan suasana pada saat
interviu dilaksanakan. Teknik wawncara ini tidak dapat segera dipergunakan
untuk pengukuran mengingat subjek mendapat kebebasan untuk menjawab sesuka
hatinya dan pertanyaan yang diajukan interviewer dapat menyimpang dari rencana
semula. Namun, interviu semacam ini dapat membantu menciptakan dan
menjelaskan dimensi-dimensi yang ada di dalam topic yang sedang dipersoalkan.
Kekuatan interviu terletak pada keterampilan seorang interviewer dalam
melakukan tugasnya, ia harus membuat suasana yang tenang, nyaman, dan
bersahabat agar sumber data dapat memberikan informasi yang jujur. Si
interviewer harus dibuat terpancing untuk mengeluarkan informasi yang akurat
tanpa merasa diminta secara paksa, ibaratnya informasi keluar seperti air mengalir
dengan derasnya.
Tes ini sangat tepat dilakukan oleh peneliti yang ingin mendapatkan
informasi terkini terkait dengan berbagai kejadian, seperti ketika seorang guru
sekolah dasar ingin mendapatkan gambaran menyeluruh tentang keinerja salah
seorang guru di sekolah tertentu, maka lakkukan dengan wawancara diantaranya
dengan kepala sekolah, dengan teman sejawat serta wawancara dilakukan dengan
sebagian siswa yang telah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan guru terkait.
3
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.
Jadi
observasi
merupakan
pengamatan
langsung
dengan
menggunakan
suara yang digunakan sebagai penyimpan sumber data, dimana sumber data dapat
diamati lebih lama bahkan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
Ada beberapa alat dan cara untuk mencatat hasil observasi, yaitu sebagai berikut:
a
sesorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka. Persyaratan pokok bagi tes adalah validitas dan
reliabilitas.4
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang
dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan
kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soalsoal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis
variabel yang diukur.
Berdasarkan sasaran dan objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes,
yaitu: a) tes kepribadian atau personality test, digunakan untuk mengungkap
kepribadian seseorang yang menyangkut konsep pribadi, kreativitas, disiplin,
kemampuan, bakat khusus, dan sebagainya, b) tes bakat atau aptitude test, tes ini
digunakan untuk mengetahui bakat seseorang, c) tes inteligensi atau intelligence
test, dilakukan untuk memperkirakan tingkat intelektual seseorang, d) tes sikap
atau attitude test, digunakan untuk mengukur berbagai sikap orang dalam
menghadapi suatu kondisi, e) tes minat atau measures of interest, ditujukan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu, f) tes prestasi atau achievementtest,
digunakan untuk mengetahui pencapaian seseorang setelah ia mempelajari
sesuatu.
Ada juga jenis tes yang sering digunakan sebagai alat pengukur, yaitu:
Tes lisan, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang
aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan
secara lisan pula
Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis
tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang
diberikan secara tertulis pula. Tes tertulis ini dibedakan dalam bentuk tes essay
(essay test) dan tes objektif5.
Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya
dalam
dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan
datanya. Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas
gejala yang diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda
centang dalam kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan tally
pada setiap pemunculan gejala.
Instrumen
dokumentasi
dikembangkan
untuk
penelitian
dengan
menggunakan pendekatan analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian
untuk mencari bukti-bukti sejarah, landasan hhukum, dan peraturan-peraturan
yang pernah berlaku. Subjek penelitiannya dapat berupa buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, bahkan benda-benda
bersejarah seperti prasasti dan artefak.
5ibid
Berdasarkan uji coba instrumen diatas, secara umum tujuan melakukan uji
coba instrumen ini dibagi menjadi 5 bagian:7
a
Jml
Skor Faktor 2 untuk
2
butir no:
(X2)
1
2
3
4
Jml
Total
(Y)
12
22
15
24
12
14
23
15
Tabel 3
Keputusan
valid
valid
tidak valid
valid
valid
valid
valid
135
135
135
140
142
X1 = 135,1
S1 = 6,1
S12 = 38,1
104
107
108
108
109
X2 = 101,85
S2 = 10,2
S22 = 104,4
Contoh:
Suatu instrumen penelitian akan digunakan untuk mengukur kinerja
aparatur Negara. Instrumen tersebut telah dikonsultasikan kepada paara
ahli aparatur dn dinyatakan siap untuk diujicoba. Uji coba diberlakukan
terhadap sampel 25 responden yang tahu maslaah aparatur. Berdasarkan
25 responden tersebut dapat dikelompokkan 27% responden yang
memberikan skor tinggi dan 27% skor rendah.
Untuk menguji daya pembeda digunakan rumus t-test sebagai
berikut:
X 1X 2
1
1
Sgab
+
n1 n2
t=
Di mana:
Sgab =
( n 11 ) s 12+(n 21)s 22
( n1+ n2 ) 2
Berdasarkan data yang ada pada tabel 4 dan rumus tersebut, maka:
( 71 ) 3,81+ ( 71 ) 104,4
Sgab =
( 7+7 )2
Sgab = 8,4
t=
135,1101,85
1 1
8,4
+
7 7
silang.
Internal consistency
Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen
sekali saja. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.
Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
Berkut rumus-rumus untuk uji relianilitas instrumen.
Rumus Spearman Brown:
2 rb
ri = 1+rb
di mana:
ri = reliabilitas insternal seluruh instrumen
rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)
s 2t piqi
k
Ri = (k 1)
s2t
12Ibid., h. 130.
Di mana:
K = jumlah item dalam instrumen
Pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
Q1 = 1 pi
s 21 = varians total
Rumus KR 21
K M
M
1
Ri =
k
(k 1)
Di mana:
K = jumlah item dalam instrumen
M = mean skor total
s 21 = varians total
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Fungsi dari instrumen penelitian ini adalah alat ukur yang dapat digunakan dalam
suatu penelitian yang berguan untuk pencatat informasi dari responden, alat
mengorganisasi proses wawancara, dan alat evaluasi terhadap hasil penelitian dari
staf peneliti.
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian haruslah diuji validitas
dan reliabilitasnya terlebih dahulu agar mendapatkan hasil penelitian yang valid
dan reliabel. Pengujian validitas instrumen meliputi pengujian validitas
konstruksi, pengujian validitas isi, dan pengujian validitas eksternal. Sedangkan
pengujian reabilitas instrumen dapat berupa test-retest, ekuivalen, dan gabungan.
DAFTAR PUSTAKA