Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti
di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyebab
kematian kedua pada anak balita setelah pneumonia. Diperkirakan 4 milyar kasus diare
terjadi setiap tahun pada anak balita di seluruh dunia. Setiap tahun 1,5 juta anak balita
meninggal karena diare. Diare membawa kematian lebih cepat pada anak-anak dibanding
orang dewasa karena terjadinya dehidrasi dan malnutrisi (Depkes, 2014).
Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian anak berusia di
bawah lima tahun. Laporan Riskesdas 2012 menunjukkan diare sebagai penyebab 31 persen
kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu tahun, dan 25 persen kematian anak usia
antara satu sampai empat tahun (UNICEF, 2012). Proporsi kasus diare di Jawa Tengah tahun
2014 sebesar 79,8% (Depkes, 2014). Berdasarkan renstra kabupaten demak tahun 2012-2016,
Angka kematian bayi di Kabupaten Demak pada tahun 2006 adalah 6,57 per 1.000 kelahiran
hidup dan pada tahun 2010 angka kematian bayi dapat ditekan menjadi 5,4 per 1.000
kelahiran hidup. Banyak faktor yang menjadi penyebab kematian ibu/bayi seperti penyakit
infeksi, dan penyakit infeksi yang menjadi penyebab utama kematian pada bayi dan balita
adalah diare.
Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang
berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar
oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembuangan tinja yang tidak higienis), kebersihan
perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan penyimpanan
makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Umiati, 2010). Data terakhir
menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000
penduduk (Tambuwan, et al, 2015). Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air
minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88 persen kematian anak akibat diare di
seluruh dunia (UNICEF, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Umiati (2010), diketahui bahwa ada hubungan
bermakna antara kesakitan diare dengan sumber air bersih, kepemilikan jamban, jenis lantai,

pencahayaan rumah dan ventilasi rumah. Rahadi (2005) menyimpulkan bahwa ada hubungan
antara kepemilikan jamban, jarak SPAL, jenis lantai dengan kejadian diare. Berdasarkan hasil
penelitian Wibowo et al (2004) diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara
terjadinya diare dengan pembuangan tinja dan jenis sumber air minum.
Puskesmas Demak 3 merupakan salah satu Puskesmas di wilayah kecamatan Demak
yang memiliki jumlah balita yang cukup banyak.menderita diare. Setiap harinya poli KIA
selalu menerima kasus diare. Rata-rata usia balita yang menderita diare adalah 1-3 tahun.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016.
B. Perumusan Masalah
1. Masalah Umum
Apakah ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016?
2. Masalah Khusus
a. Apakah ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare pada balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016?
b. Apakah ada hubungan antara kualitas fisik air bersih dengan kejadian diare pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016?
c. Apakah ada hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016?
d. Apakah ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan
kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun
2016.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare pada balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016.

b. Mengetahui hubungan antara kualitas fisik air bersih dengan kejadian diare pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016.
c. Mengetahui hubungan antara kepemilikan jamban dengan kejadian diare pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016.
d. Mengetahui hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016.
.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi instansi terkait
Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan tentang hubungan antara sanitasi
lingkungan dengan kejadian penyakit diare sehingga dapat meningkatkan penyuluhan dan
pembinaan terhadap masyarakat luas.
2. Bagi masyarakat
Menambah pengetahuan tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian
penyakit diare sehingga masyarakat dapat lebih meningkatkan sanitasi lingkungannya.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang hubungan
sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit diare.
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan memberi pengalaman langsung dalam mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang dimiliki.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai hubungan
antara sanitasi lingkungan yang meliputi sumber air minum, kualitas fisik air bersih,
kepemilikan jamban dan jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Demak 3, Kota Demak Tahun 2016.
DAFTAR PUSTAKA
UNICEF. (2012). Ringkasan Kajian: Air Bersih, Sanitasi, dan Kebersihan. Unicef Indonesia.
https://www.unicef.org/indonesia/id/A8_-_B_Ringkasan_Kajian_Air_Bersih.pdf
Umiati. (2010). Hubungan antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Skripsi. Solo:
Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Wibowo T, Soenarto S & Pramono D. 2004. Faktor-faktor Resiko Kejadian Diare Berdarah
pada Balita di Kabupaten Sleman. Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 20. No.1.
Maret 2004: 41-48.
Rahadi E B. 2005. Hubungan Sanitasi Rumah dengan Kejadian Diare di Desa Peganjaran
Kecamatan Bae Kabupaten Kudus Tahun 2005. (KTI) UMS. Diakses: 18 Mei 2009.
http://etd.library.ums.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jtptumsgdl-sl-2007ekobagusra-9071.
Riskesdas RI, (2013). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementrian kesehatan
RI. Jakarta. 6 oktober 2014.www.litbang.depkes.go.id/...ri skesdas/Riskesdas

Anda mungkin juga menyukai