Anda di halaman 1dari 2

Protokol Sampling

Metode ini digunakan untuk mengukur kerapatan penutupan tajuk dan kerapatan tumbuhan
bawah dari unit populasi penelitian yang akan diukur. Tujuannya untuk memilih unit yang
mewakili populasi penelitian terhadap atribut yang menarik. Pengambilan data dengan protokol
sampling dilakukan dengan membuat petak ukur berbentuk lingkaran dengan diameter 22,6 m.
Pengamatan penutupan tajuk dan tumbuhan bawah dilakukan pada sepuluh titik arah timur-barat
dan sepuluh titik arah utara selatan. Prosentase penutupan tajuk dan tumbuhan bawah dilakukan
dengan menggunakan tabung okuler. Data penutupan tajuk dan tumbuhan bawah diperoleh
dengan menggunakan tabung okuler, kemudian pengambilan data dilakukan dengan
mengarahkan tabung okuler ke arah tutupan tajuk dan tumbuhan bawah dari timur ke barat dan
utara ke selatan. Apabila hasil pengamatan dengan tabung okuler diperoleh penutupan tajuk
lebbih dari 1/3 maka diasumsikan bahwa penutupan tajuk cukup rapat.
Produktivitas pakan
Produksi adalah hasil yang dipanen pada suatu saat per satuan luas, sedangkan produktivitas
adalah hasil yang dipanen persatuan luas dan waktu. Produktivitas terbagi menjadi 2 macam,
yaitu produktivitas primer dan produktivitas sekkunder. Produktivitas primer adalah laju di mana
energi pancaran disimpan oelh kegiatan fotosintesis dalam bentuk senyawa organikdan dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Produktivitas sekunder adalah laju penyimpanan energi pada
tingkat konsumen. Produktivitas hijauan pakan di suatu kawasan merupakan hal yang penting
karena dapat

mengembangkan populasi suatu jenis satwa pada tingkat tertentu. Untuk

mengetahui produktivitas pakan dapat membuat Petak Ukur Permanen (PUP) 1 x 1 m untuk
rumput dan 2 x 2 m untuk tumbuhan bawah secara puruposive sampling. Kemudian
mengidentifikasi dan mencatat semua jenis rumput dan tumbuhan bawah yang ditemui di dalam
PUP. Untuk rumput pada petak 1 x 1 m dipanen dan dipotong bagian atasnya dan disisakan 1
cm, pemotongan dilakukan pada ketinggian yang sama agar bagian tersebut masih dapat tumbuh.
Setelah dilakukan panen rumput kemudian ditimbang tiap jenis untuk memperoleh berat basah.
Kemudian dioven hingga diperoleh berat kering konstan (3 hari) dan ditimbang untuk
memperoleh berat kering. Dari berat kering ini dapat dihitung nilai INP dari jenis yang ada.
Produksi biomasa diperoleh dari hasil pemanenan setelah pembersihan plot pengamatan.
Pemotongan rumput dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval pemotongan dan untuk

mengetahui berat basah produksi biomasa dilakukan dengan cara ditimbang. Produktivitas
rumput dan semak dilakukan dengan perhitungan matematis dari data produksi biomasa.
Analisis data komposisi jenis rumput dan semak dapat menggunakan rumus
INP = Wa x 100%
Wt
Wa : berat kering pemanenan setiap jenis tumbuhan bawah
Wt : berat kering pemanenan semua jenis tumbuhan bawah
Produksi biomasa rumput dan semak seluruh areal dihitung dengan menggunakan rumus
P=p
L l
P : produksi biomasa seluruh kawasan
L : luas seluruh kawasan
p : produksi biomasa seluruh plot sampel
l : luas seluruh plot sampel
Produktivitas tumbuhan bawah dihitung dengan rumus
Produktivitas = produksi biomasa seluruh kawasan (rata-rata tiap PUP)
Interval waktu pengamatan (14 hari)

Anda mungkin juga menyukai