Anda di halaman 1dari 8

A.

Latar Belakang
Dewasa ini kemajuan pada bidang teknologi informasi yang sangat pesat,
juga telah mendorong globalisasi Hak atas Kekayaan Intelektual selanjutnya
disebut HaKI. Suatu barang atau jasa yang pada hari ini dibuat oleh seseorang,
dimasa yang akan datang sangat mungkin diakui oleh orang lain sebagai
karyanya. Kebutuhan untuk melindungi barang atau jasa dari kemungkinan
pemalsuan atau persaingan yang tidak sehat (curang) juga berarti kebutuhan untuk
melindungi HaKI yang digunakan untuk membuat produk yang bersangkutan.
Secara subtantif pengertian HaKI dapat dideskripsikan sebagai Hak atas
Kekaayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Untuk melindungi HaKI menjadi hal yang penting bagi negara-negara di
dunia saat ini. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa perlindungan terhadap HaKI
sama pentingnya dengan perlindungan kepentingan hukum dan ekonomi, terutama
dalam pandangan internasional karena selanjutnya pertikaian HaKI sudah tidak
lagi menjadi masalah teknis hukum, tetapi juga menyangkut pertikaian bisnis
untuk meraih keuntungan.
Pelanggaran Hak Cipta Kekayaan Intelektual (Intellectual Property
Copyrights violation) Hak Cipta Kekayaan Intelektual (HAKI) pertama kali
disahkan pada tahun 1981 oleh Mahkamah Agung Amerika setelah kasus
Diamond Vs Diehr bergulir. Hak paten atau hak cipta kekayaan intelektual sangat
penting karena memberikan hak kepada perusahaan software (perangkat lunak)
tertentu untuk melindungi hasil karyanya dari pembajakan oleh perusahaan
software lain sekaligus memberikan peluang bagi mereka untuk menjadikan
software buatannya sebagai komoditas finansial yang dapat mendorong
pertumbuhan industri. Dengan adanya hak cipta terhadap software (perangkat
lunak pada komputer), apabila terjadi pembajakan terhadap software tersebut
maka pelakunya dapat dituntut secara hukum dan dikenakan sanksi yang berat.
Maka, para perusahaan software pun berlomba-lomba mematenkan produknya
tidak peduli betapa mahal dan sulitnya proses pengeluaran hak paten tersebut.

Namun di satu sisi, hak cipta kekayaan intelektual memberikan masalah


baru terkait dengan aplikasinya oleh para pengguna di seluruh dunia.
Disebarluaskannya penggunaan floppy disk drive pada PC hingga alat yang saat
ini populer yaitu CD-RW dan DVD-RW membuat kasus pembajakan software
semakin marak di seluruh dunia. Kemampuan alat ini untuk menciptakan software
lebih banyak dimanfaatkan oleh pengguna komputer untuk menggandakan
software dengan mudah tanpa mengurangi kualitas produknya. Bahkan produk
hasil penggandaannya akan berfungsi sama seperti software yang asli.
Selain mengakibatkan kerugian pada perusahaan komputer yang
menciptakan software, pembajakan juga mengakibatkan pelanggaran terhadap hak
cipta kekayaan intelektual. Memang tak dapat dipungkiri bahwa makin meluasnya
penggunaan teknologi komputer untuk kantor maupun pribadi memungkinkan
setiap individu di seluruh dunia untuk menggandakan software tanpa diketahui
oleh pemilik hak cipta sehingga pembajakan software sulit untuk diawasi dan
ditindak. Namun sejauh ini berbagai upaya tengah dilakukan pemerintah dan
produsen software untuk melindungi properti intelektual hasil inovasi mereka dari
pembajakan. Pemerintah mengeluarkan aturan hukum berkaitan dengan Undangudang tentang hak cipta kekayaan intelektual (HAKI) yang berisi tentang tata cara
perlindungan software, berbagai bentuk pembajakan serta sanksi bagi pelaku
pembajakan sofware. Aturan hukum ini tentunya akan mencapai titik keberhasilan
apabila diikuti dengan penegakan hukum yang mendasar dimana kalangan
korporat,

pemerintahan,

hingga

para

penegak

hukum

juga

diharuskan

menggunakan software asli dalam pemakaian teknologi di lingkungan mereka.


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hak cipta ?
2. Apa yang dimaksud program komputer ?
3. Pasal apa saja yang mengatur tentang perlindungan program computer ?
4. Apa saja kasus yang berkaitan dengan perlindungan program computer ?

C. Definisi

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak


Cipta (UUHC), Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa Hak Cipta adalah Hak
eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Hak cipta (lambang internasional: , Unicode: U+00A9) adalah hak eksklusif
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan
gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan hak untuk
menyalin suatu ciptaan.Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak
tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan.Pada
umumnya pula, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.
Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau
ciptaan. Ciptaan tersebut dapat mencakup puisi, drama, serta karya tulis lainnya,
film, karya-karya koreografis (tari, balet, dan sebagainya), komposisi musik,
rekaman suara, lukisan, gambar, patung, foto, perangkat lunak komputer,
siaranradio dan televisi, dan (dalam yurisdiksi tertentu) desain industri.
Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan intelektual, namun hak
cipta berbeda secara mencolok dari hak kekayaan intelektual lainnya (seperti
paten, yang memberikan hak monopoli atas penggunaan invensi), karena hak cipta
bukan merupakan hak monopoli untuk melakukan sesuatu, melainkan hak untuk
mencegah orang lain yang melakukannya.
Pengertian perangkat lunak menurut Al Bahra bin Ladjamudin (2006:3) adalah
objek tertentu yang dapat dijalankan seperti kode sumber, kode objek atau sebuah
program aplikasi yang lengkap.
Menurut

Jogiyanto

(2001)

program

aplikasi

merupakan

penerapan,

menyimpan suatu hal, data, permasalahan, proyek kedalam suatu sarana atau
media yang dapat digunakan untuk menerapkan atau mengimplementasikan hal
atau permasalahan yang ada sehingga berubah menjadi suatu bentuk yang baru

tanpa menghilangkan nilai-nilai dasar dari hal data, permasalahan, serta proyek itu
sendiri.
D. Pasal Pasal Tentang Perlindungan Terhadap Program Komputer
Berikut dibawah ini adalah beberapa pasal dari Undang-Undang Hak Cipta No
19 Tahun 2002 yang berhubungan dengan perlindungan terhadap programprogram komputer :
a. Pasal 1 ayat 8 tentang definisi program komputer
Program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam
suatu bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan
dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat
komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk
mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang
instruksi-instruksi tersebut.
b. Pasal 2 ayat 2 tentang pemegang hak cipta atas program komputer
Pencipta dan/atau pemegang hak cipta atas karya sinematografi dan
Program Komputer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang
orang lain yang tanpa persetujuaanya menyewakan ciptaan tersebut untuk
kepentingan yang bersifat komersial.
c. Pasal 12 ayat 1 a
Dalam undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam
bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, yang mencakup : buku, Program
Komputer, pamphlet, perwajahan (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan
semua hasil karya tulis lain.
d. Pasal 15 ayat 1 g
Pasal ini menyatakan bahwa pembuatan salinan cadangan suatu program
komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata
untuk digunakan sendiri tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.
e. Pasal 30 ayat 1
Bahwa masa berlaku hak ciptaan program komputer adalah 50 tahun sejak
ciptaan tersebut diumumkan.
f. Pasal 72 ayat 3
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan
untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah
E. Contoh Kasus
Berikut ini beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan
perlindungan program computer :
a. Penyebaran virus secara sengaja
Penyebaran virus pada umumnya dilakukan dengan menggunakan
email. Sering kali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak
menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui
emailnya.
Contoh Kasus :
Perusahaan

peranti

lunak,

Microsoft

dan

Norton,

Selasa

(23/3/2010), menginformasikan adanya ancaman penyusupan virus baru


lewat surat elektronik (e-mail) yang merusak data komputer pengguna
layanan internet, seperti Yahoo, Hotmail, dan AOL (American OnLine).
Virus itu masuk ke surat elektronik dalam bentuk program
presentasi Power Point dengan nama Life is Beautiful. Jika Anda
menerimanya, segera hapus file tersebut. Karena jika itu dibuka, akan
muncul pesan di layar komputer Anda kalimat: it is too late now; your
life is no longer beautiful. (Sudah terlambat sekarang, hidup Anda tak
indah lagi).
Undang-Undang :
Sebetulnya di Indonesia belum ada undang-undang yang langsung
menegaskan pada kasus ini, namun dalam beberapa kasus, ini bisa di jerat
dengan undang-undang : Pasal 27 (1): Setiap orang dilarang menggunakan
dan atau mengakses komputer dan atau sistem elektronik dengan cara
apapun tanpa hak, untuk memperoleh, mengubah, merusak, atau
menghilangkan informasi dalam komputer dan atau sistem elektronik.
(Pidana empat tahun penjara dan denda Rp 1 miliar).
b. Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion

Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan


internet untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan
memasuki sistem jaringan komputer pihak sasaran. Sabotage and
Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat
gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program
komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Contoh Kasus :
Munculnya

sendmail

worm

(sekitar

tahun

1988)

yang

menghentikan sistem email Internet kala itu. Kemudian dibentuk sebuah


Computer Emergency Response Team (CERT). Semenjak itu di negara
lain mulai juga dibentuk CERT untuk menjadi point of contact bagi orang
untuk melaporkan masalah kemanan. IDCERT merupakan CERT
Indonesia.
Undang-undang :
Pasal 27 (1): Setiap orang dilarang menggunakan dan atau
mengakses komputer dan atau sistem elektronik dengan cara apapun tanpa
hak, untuk memperoleh, mengubah, merusak, atau menghilangkan
informasi dalam komputer dan atau sistem elektronik. (Pidana empat tahun
penjara dan denda Rp 1 miliar).
c. Hacking dan Cracker
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang punya minat
besar untuk mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana
meningkatkan kapabilitasnya. Adapun mereka yang sering melakukan
aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker. Boleh dibilang
cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan
kemampuannya untuk hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet
memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari pembajakan account milik
orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga
pelumpuhan target sasaran. Tindakan yang terakhir disebut sebagai DoS
(Denial Of Service). Dos attack merupakan serangan yang bertujuan

melumpuhkan target (hang, crash) sehingga tidak dapat memberikan


layanan.
Contoh Kasus :
Pada tahun 1983, pertama kalinya FBI menangkap kelompok
kriminal komputer The 414s(414 merupakan kode area lokal mereka) yang
berbasis di Milwaukee AS. Kelompok yang kemudian disebut hacker
tersebut melakukan pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik
Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik
Laboratorium Nasional Los Alamos. Salah seorang dari antara pelaku
tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5
pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
Undang-Undang :
Pasal 27 (1): Setiap orang dilarang menggunakan dan atau mengakses
komputer dan atau sistem elektronik dengan cara apapun tanpa hak, untuk
memperoleh, mengubah, merusak, atau menghilangkan informasi dalam
komputer dan atau sistem elektronik. (Pidana empat tahun penjara dan
d. Hijacking
Hijacking merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya
orang lain. Yang paling sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan
perangkat lunak).
Contoh Kasus :
Polri menangkap dua tersangka pembajakan hak cipta softaware
dari perusahaan PT Surya Toto Indonesia (STI) dan PT MA di wilayah
Jabodetabek. Mereka, Sintawati, manajer dan Yuliawansari, direktur
marketing PT STI perusahaan yang bergerak dibidang IT. Akibat
perbuatan kedua tersangka, merugikan pemegang lisensi resmi pemegang
hak cipta software senilai US$2,4 miliar. Dari PT STI, polisi menyita 200
lebih software ilegal yang diinstal dalam 300 unit komputer. Sedangkan

dari PT MA, Polri juga menyita 85 unit komputer yang diduga telah
diinstal ke berbagai software yang hak ciptanya dimiliki Business
Software Alliance (BSA). Polisi juga berhasil menemukan barang bukti
software ilegal yang hak ciptanya dimiliki anggota BSA, antara lain
program

Microsoft,

Symantec,

Borland,

Adobe,

Cisco

System,

Macromedia dan Autodesk. Program tersebut telah digandakan tersangka.


Para tersangka menggandakan program tersebut dan mengedarkannya
kemudian menjualnya kepada pihak lain. Mereka dari satu perusahaan,
yakni PT STI, kata Kabid Penum Humas Polri Kombes Bambang
Kuncoko kepada wartawan di Mabes Polri, Rabu (1/11).
Undang-Undang :
Pasal 72 ayat 3 : Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak
memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program
komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah.

Anda mungkin juga menyukai