1) Manifestasi kardiovaskuler
Mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium
dari aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron), pitting
edema (kaki,tangan,sakrum), edema periorbital, Friction
rub perikardial, pembesaran vena leher.
2) Manifestasi dermatologi
Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering, bersisik,
pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan
kasar. c.
3) Manifestasi Pulmoner Krekels,
sputum kental dan liat, napas dangkal, pernapasan
Kussmaul
4) Manifestasi Gastrointestinal
Napas berbau amonia, ulserasi dan pendarahan pada
mulut, anoreksia, mual,muntah, konstipasi dan diare,
pendarahan saluran gastrointestinal e.
5) Manifestasi Neurologi
Kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang,
kelemahan tungkai, panas pada telapak kaki, perubahan
perilaku f.
6) Manifestasi Muskuloskeletal
Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot drop
7) Manifestasi Reproduktif
Amenore dan atrofi testikuler
D. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron
(termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang
lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh
hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat
disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR /
daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai dari nefronnefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa
direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus.
Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak
oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana
anorganik.
Uremia akibat peningkatan kadar uream dalam tubuh.
Gagal jantung akibat peningkatan kerja jantung yang berlebihan.
Malnutrisi karena anoreksia, mual, dan muntah.
Hiperparatiroid, Hiperkalemia, dan Hiperfosfatemia.
5) Pemeriksaan penunjang
Menurut Suyono (2001), untuk menentukan diagnosa pada CKD
dapat dilakukan cara sebagai berikut:
1) Pemeriksaan laboratorium
Menentukan derajat kegawatan CKD, menentukan gangguan
sistem dan membantu menetapkan etiologi.
2) Pemeriksaan USG
Untuk mencari apakah ada batuan, atau massa tumor, juga
untuk mengetahui beberapa pembesaran ginjal.
3) Pemeriksaan EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tandatanda perikarditis, aritmia dan gangguan elektrolit
6) Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan pasien GGK adalah untuk
mempertahankan fungsi ginjal yang tersisa dan homeostasis tubuh
selama mungkin serta mencegah atau mengobati komplikasi
(Smeltzer, 2001; Rubenstain dkk, 2007).
2. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian Primer
Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik,antara lain :
1)
a)
b)
c)
2)
a)
b)
c)
d)
3)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
4)
Airway
Lidah jatuh kebelakang
Benda asing/ darah pada rongga mulut
Adanya sekret
Breathing
pasien sesak nafas dan cepat letih
Pernafasan Kusmaul
Dispnea
Nafas berbau amoniak
Circulation
TD meningkat
Nadi kuat
Disritmia
Adanya peningkatan JVP
Terdapat edema pada ekstremitas bahkan anasarka
Capillary refill > 3 detik
Akral dingin
Cenderung adanya perdarahan terutama pada lambung
Disability : pemeriksaan neurologis GCS menurun bahkan terjadi
koma, Kelemahan dan keletihan, Konfusi, Disorientasi, Kejang, Kelemahan
pada tungkai
A : Allert
b. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau
penenganan pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi :
a)
b)
c)
d)
e) Riwayat kesehatan
Faktor resiko (mengalami infeksi saluran nafas atas, infeksi kulit,
infeksi saluran kemih, hepatitis, riwayat penggunaan obat nefrotik,
riwayat keluarga dengan penyakit polikistik, keganasan, nefritis
herediter)
f) Anamnesa
1) Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC,
RBC)
2) Cardiovaskuler: Oedema, hipertensi, tachicardi, aritmia, peningkatan
kalium
3) Kulit : pruritus, ekskortiasis, pucat kering.
4) Elektrolit: Peningkatan kalium, peningkatan H+, PO, Ca, Mg,
5)
penurunan HCO3
Gastrointestinal : Halitosis, stomatitis, ginggivitis, pengecapan
menurun, nausea, ainoreksia, vomitus, hematomisis, melena, gadtritis,
haus.
6) Metabolik : Urea berlebihan, creatinin meningkat.
7) Neurologis: Gangguan fungsi kognitif, tingkah laku, penurunan
kesadaran, perubahan fungsi motorik
8) Oculair : Mata merah, gangguan penglihatan
9) Reproduksi : Infertil, impoten, amenhorea, penurunan libido
10) Respirasi : edema paru, hiperventilasi, pernafasan kusmaul
11) Lain-lain : Penurunan berat badan
2. Diagnosa yang mungkin muncul
NOC
NOC :
Fluid balance
Terbebas dari edema,
efusi
Bunyi nafas bersih,
tidak adanya dispnew
Memelihara tekanan
vena central, tekanan
kapiler paru, output
jantung dan vital sign
nrmal
NIC
NIC :
Fluid management
Kaji status cairan,
timbang berat badan,
seimbangkan masukan
dan keluaran, turgor
kulit dan edema
Batasi masukan cairan
Identifikasi sumber
potencial cairan
Jelaskan pada pasien
dan keluarga rasional
pembatasan cairn
Kolaborasi pemberian
cairan secara terapi
Hemodialysis terapy
Ambil sempel darah
Respiratory status :
Peningkatan
ventilasi dan
oksigenasi yang
adekuat
Bebas dari tandatanda distress
pernapasan
Suara nafas bersih,
tidak ada sianosis
dan
dispnew( mampu
mengeluarkan
sputm, mampu
bernafas dengan
mudah
Ttv dalam rentang
normal
Rekam ttv
Sesuaikan tekanan
filtrasi
Respiratory
monitoring
Moitor rata-rata
kedalaman, irama,
dan usaha respirasi
Catat pergerakan
dada, amati
kesimetrian,
penggunaan otot
tambahan, retraksi
otot
supraclavikuler
dan intercostal
Monitor pola nafas
Auskultasi suara
nafas, catat area
peurunan/ tidak
adanya ventilasi
Oksigen thyrepi
Auskultasi bunyi
nafas
Ajarkan pasien
nafas dalam
Atur posisi
senyaman
mungkin
Batasi untuk
beraktifitas
Kolaborasi
pemberian
oksigen
4. Daftar pustaka
Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan,
Diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC
Nanda. 2005. Nursing Diagnoses Definition dan Classification.
Philadelpia
Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. 2006
Herdinan, Heather T. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC. 2012.
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi :
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Soeparman. 1987. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta : FKUI
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta