FISIKA DASAR
AMPEREMETER DAN VOLTMETER ARUS SEARAH (DC)
EKO FUJIANTO
(0516101055)
(0516101059)
Bab I
Pendahuluan
I.I Latar Belakang
Praktikum mengenai rangkaian arus searah ini dilakukan dalam memenuhi kuliah
Fisis Dasar 1 yang diambil oleh praktikan dan pembuatan laporan ini sebagai kriteria dalam
praktikum. Praktikan mengharapkan dengan membuat laporan ini dapat mendukung
praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.
Elektronika menjadi bagian favorit dalam fisika terutama pada bagian instrumentasi
yang akhir akhir ini menjadi mengalami perkembangan pesat. Hampir semua peralatan
modern bertumpu pada prinsip elektronika dari pencukur rambut elektronik hingga pesawat
ulang alik. Perlu diakui bahwa untuk melakukan pengembangan teknologi yang berguna bagi
umat manusia tidaklah mudah melainkan harus melewati berbagai percobaan dasar yang
menjadi modal awal bagi seorang pereka cipta untuk memulai percobaannya. Di bangku
kuliah mulai diperdalam tentang proses kerja , langkah pembuatan rangkaian , hingga pada
proses pembuatan instrumentasi yang banyak digunakan di berbagai bidang seperti
kedokteran dan industri. Oleh karena itu sangatlah penting bagi mahasiswa agar mampu
mengetahui dan memahami teknologi elektronika, sehingga penguasaan elektronika dasar
tentang berbagai komponen dan alat ukur listrik amat diperlukan sebagai dasar untuk
pembelajaran lebih lanjut.
I.2 Tujuan
Bab II
Landasan Teori
Apabila sebuah elemen listrik (misalnya hamabatan) diberi beda potensial, maka di dalamnya
akan dialiri listrik. Pada umumnya untuk suatu hambatan yang biasa, grafik karakteristik V vs
I adalah sebuah linier dan memenuhi hokum Ohm.
V =IR .(1)
Dengan :
V
Untuk mengukur kuat arus disuatu rangkaian digunakan amperemeter. Amperemeter dipasang
seri (seperti gambar 1a). Mengukur tegangan antara dua titik dalam rangkaian digunakan
voltmeter. Voltmeter pengukur tegangan dipasang pararel (seperti gambar 1b).
Sedangkan untuk mengukur arus dan tegangan secara serempak dapat dilakukan seperti pada
gambar 1c dan 1d.
Gambar 1a
Gambar 1c
Gambar 1b
Gambar 1d
tetapi voltmeter tidak mengukur tegangan ujung-ujung R. Sehingga jika pengukuran arus
yang dimaksud melalui R, tegangan yang diaksud pada ujung-ujung R, maka pada gambar 1c
maupun gambar 1d, hanya satu alat yang mengukur sebenarnya. Sehingga hasil pengukuran
perlu dikoreksi dan untuk mengoreksinya perlu diketahui hambatan dan amperemeter dan
voltmeter.
Hambatan dalam amperemeter dan voltmeter dapat diukur dengan 2 cara :
1. Pengukuran hambatan dalam amperemeter
Cara I :
Perhatikan gambar 2a. Jika hasil pengukuran voltmeter adalah voltmeter dan hasil
pengukuran amperemeter adalah I, maka pada hambatan dan amperemeter adalah:
R A=
V
..(2)
A
Cara II :
Perhatikan gambar 2b, pengukuran dilakukan dua kali, mula-mula ketika RB belum
dipasang, misalkan hasil penunjukan amperemeter I1. Kemudian Rb dipasang maka
penunjuka amperemeter akan berubah, misalkan I2, maka hambatan dalam
amperemeter itu adalah :
I 1I 2
R A=
RB .(3)
I2
Gambar 2a
Gambar 2b
Perhatikan gambar 3a, jika hasil pengukuran amperemeter adalah I dan hasil
pengukuran voltmeter adalah V maka hambatan dlam Voltmeter:
R v=
V
..(4)
I
Cara II:
Perhatikan gambar 3b, pengukuran dilakukan dua kali, mula-mula ketia Ra belum
dipasang, misalkan hasil penunjukan Voltmeter V1. Kemudian Ra dipasang maka
penunjukan voltmeter akan berubah, misalkan menjadi V2, maka hambatan dalam
Voltmeter:
R 1=
V 1V 1
RB .(5)
V2
Gambar 3a
Gambar 3b
Gambar 4a
Gambar 4b
Jika batas ukur Amperemeter mula-mula adalah I dan kita inginkan supaya batas ukur
menjadi n x 1 maka perlu diberi hambatan pararel (shunt) sebesar:
R sh=
Ra
RB . ( 6 )
n1
Jika batas ukur Voltmeter mula-mula adalah V dan kita inginkan supaya batas ukur
menjadi n x V maka perlu diberi hambatan seri (shunt) sebesar:
Rs = (n 1) Rv . (7)
4. Mengukur Nilai Hambatan (Rx)
Dalam percobaan untuk mengukur Rx dapat digunakan dua metode rangkaian seperti
pada gambar 5a dan 5b. Dimana masing-masing metode mempunyai perbedaan
(kelemahan)
Dalam rangkaian seperti gambar 1 dn 2, dapat diketahui kuat arus yang melalui Rx pada
beberapa beda potensial.
2.2 ALAT YANG DIGUNAKAN
a. Laptop
b. Aplikasi NI Multism 14.0
Bab III
Pengumpulan data dan Pengolahan data
3. 1 Pengumpulan data
Hambatan Amperemeter
1. Cara pertama
5 Volt
10 Volt
15 Volt
20 Volt
25 Volt
0,263
0,526
0,789
1,053
1,316
2,368
4,737
7,105
9,474
11,842
2. Cara kedua
V1
5 Volt
A
RB
4,955
10
V2
5 Volt
A
RB
2,619
10
10
Volt
9,911
10
10
Volt
5,238
10
15
Volt
7,858
10
15
Volt
0,015
10
20
Volt
0,02
10
20
Volt
0,01
10
25
Volt
0,025
10
25
Volt
0,013
10
10 Volt
2,1
10
15 Volt
3,15
15
20 Volt
4,2
20
25 Volt
5,25
25
10
Volt
3,333
10
10
Volt
15
Volt
5
10
15
Volt
20
Volt
6,667
10
20
Volt
25
Volt
8,333
10
25
Volt
Hambatan Voltmeter
1. Cara pertama
5 Volt
1,05
5
A
V
2. Cara kedua
V1
5 Volt
V
RB
1,667
10
V2
5 Volt
V
RB
1,25
10
2,5
10
3,75
10
5
10
6,25
10
10 Volt
0,455
1,364
15 Volt
0,682
2,045
20 Volt
0,909
2,727
25 Volt
1,136
3,409
Hambatan Rx
1. Cara pertama
5 Volt
0,227
0,682
A
V
2. Cara kedua
A
V
5 Volt
0,227
2,727
10 Volt
0,455
5,455
15 Volt
0,682
8,182
20 Volt
0,909
10,909
25 Volt
1,36
13,636
V
A
2.368
0.263
RA =
V
A
4.737
= 0.526
RA =
V
A
7.105
= 0.789
R1 =
= 9,004
= 9,006
V
A
= 1.053
RA =
V
A
11.842
= 1.316
x RB =
4.9552.619
2.619
x RB =
9.911 5.328
5.328
x RB =
7.858 0.015
0.015
x RB =
0.020.01
0.01
x RB =
0.025 0.013
0.013
x 10 = 8,919
R1 =
V 1V 2
V2
x 10 = 8,602
= 9,005
R1 =
RA =
V 1V 2
V2
9.474
= 8,997
= 8,998
V 1V 2
V2
x 10 = 9,981
V 1V 2
V2
R1 =
10 = 10
Cara kedua
R1 =
V 1V 2
V2
x 10 = 9,231
Hambatan Voltmeter
Cara pertama
RA =
V
A
5
= 1.05
RA =
= 4,762
V
A
10
= 2.1
= 4,762
RA =
V
A
= 3.15
15
RA =
V
A
= 4.2
= 4,762
R1 =
20
RA =
25
= 5.25
= 4,762
R1 =
V 1V 2
V2
1.667 1.25
1.25
3.333 2.5
2.5
V 1V 2
V2
5 3.75
3.75
6.667 5
5
x RB =
10 = 3.333
Cara kedua
R1
x RB =
x 10 = 3.332
= 4,762
R1 =
V
A
V 1V 2
V2
RB
V 1V 2
V2
x RB =
10 = 3.334
R1
V 1V 2
V2
RB
x 10 = 3.336
8.333 6.25
6.25
x 10 = 3.333
Hambatan Rx
Cara kedua
Cara pertama
RA =
V
A
0.682
= 0.227
V
A
RA =
= 2,766
1.364
= 0.455
V
A
RA =
RA =
V
A
= 0.227
RA =
V
A
= 0.455
RA =
V
A
= 0.682
RA =
V
A
10.909
0.909
= 12,001
RA =
V
A
13.636
1.136
= 12,004
2,998
2.045
= 0.628
3,256
RA =
RA =
V
A
2.727
= 0.909
V
A
= 12,013
5.455
= 11,99
8.182
= 11,998
=3
3.409
= 1.136
2,507
2.727
Bab IV
Analisis
A
9
,
0
0
4
9
,
0
0
6
V
9
,4
,
0
7
0
65
2
8
,4
,9
7
9
6
7
28
4
,
,
9
7
9
6
8
2
4
,
7
6
2
4R
,
X
27
6,
27
6
6
2
,
9
9
8
3
,
2
5
6
3
2
,
5
0
7
9
V
5
9
5
5
5
R
X
3
3
voltmeter, maupun hambatan RX dan analisis data, disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam merangkai alat yang digunakan saat
praktikum.
2. Kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca skala alat ukur.
Bab V
Kesimpulan
Untuk menentukan hambatan dalam voltmeter dan amperemeter dapat di gunakan 2 cara,
yaitu :
1. Cara pertama adalah pengukuran langsung dengan menggunakan voltmeter dimana
R= A
http://ekapswtest.blogspot.co.id/2012/04/amperemeter-danvoltmeter.html
DAFTAR PUSTAKA