Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam bahasa kedokteran Inggris, pinggang dikenal sebagai low back.
Secara anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L-1 sampai seluruh
tulang sakrum dan otot-otot sekitarnya. Tulang belakang lumbal sebagai unit
struktural dalam berbagai sikap tubuh dan gerakan ditinjau dari sudut mekanika.1
Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh
manusia. Fungsi penting tersebut antara lain,

membuat tubuh berdiri tegak,

pergerakan, dan melindungi beberapa organ penting.


Peranan otot-otot erektor trunksi adalah memberikan tenaga imbangan
ketika mengangkat benda. Dengan menggunakan alat petunjuk tekanan yang
ditempatkan didalam nukleus pulposus manusia, tekanan intradiskal dapat
diselidiki pada berbagai sikap tubuh dan keadaan. Sebagai standar dipakai tekanan
intradiskal ketika berdiri tegak.
Tekanan intradiskal yang meningkat pada berbagai sikap dan keadaan itu
diimbangi oleh tenaga otot abdominal dan torakal. Hal ini dapat diungkapkan oleh
penyelidikan yang menggunakan korset toraks atau abdomen yang bisa
dikembungkempiskan yang dikombinasi dengan penempatan alat penunjuk
tekanan didalam lambung. Hasil penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa
30% sampai 50% dari tekanan intradiskal torakal dan lumbal dapat dikurangi
dengan mengencangkan otot-otot torakal dan abdominal sewaktu melakukan
pekerjaan dan dalam berbagai posisi.1
Kontraksi otot-otot torakal dan abdominal yang sesuai dan tepat
dapat meringankan beban tulang belakang sehingga tenaga otot yang relevan
merupakan mekanisme yang melindungi tulang belakang. Secara sederhana,
kolumna vertebralis torakolumbal dapat dianggap sebagai tong dan otot-otot
torakal serta lumbal sebagai simpai tongnya.
Hernia Nukleus Pulposus merupakan salah satu dari sekian banyak Low
Back Pain akibat proses degeneratif. Penyakit ini banyak ditemukan di

masyarakat, biasanya mereka mengobatinya dengan pijat urat dan obat-obatan


gosok, karena anggapan yang salah bahwa penyakit ini hanya sakit otot biasa atau
karena capek bekerja. Penderita penyakit ini sering mengeluh sakit pinggang yang
menjalar ke tungkai bawah terutama pada saat aktifitas membungkuk (sholat,
mencangkul). Penderita mayoritas melakukan suatu aktifitas mengangkat beban
yang berat dan sering membungkuk.1,2

BAB II
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
2.1 Definisi2
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari
discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang atau dorsal
menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis
sehingga menyebabkan nyeri sepanjang daerah yang dipersarafi oleh saraf yang
terjepit tersebut.
2.2 Epidemiologi2
HNP paling sering terjadi pada dekade ke 4 dan ke 5 yang lebih banyak
mengenai pria dewasa dan individu dengan oekerjaan yang lebih banyak
membungkuk dan mengangkat beban berat.
Pada daerah lumbal ligamentum longitudinalis posterior lebih kuat dari
bagian tengah, maka protrusi discus lebih cenderung kearah posterolateral, dengan
kompresi radiks saraf.
2.3 Anatomi dan Fisiologi Vertebrae1,3
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel
yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae. Vertebrae
dikelompokkan sebagai berikut:
- 7 ruas vertebrae cervicales
- 12 ruas vertebrae thoracicae
- 5 ruas vertebrae lumbalis
- 5 ruas vertebrae sakralis (dengan ruas ke 5 menyatu membentuk sacrum)
- Coccygeae (4, 3 yang bawah biasanya menyatu)
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar
terbagi atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus
intervertebralis (sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale
anterior dan posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina,
kanalis vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat
otot penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae
antara satu dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).

Gambar 1 (a) Pembagian Columna Vertebrae, (b) Pembagian posterior dan anterior tulang vertebrae

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae
yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalis posterior.
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak

terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock
absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.

Gambar 2 Tulang rawan dan ligamentum dari columna vertebrae

Discus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage


Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari
nucleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat
mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi dan
ekstensi columna vertebralis.
Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya
adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian

yang merupakan bagian peka

nyeri adalah:
- Lig. Longitudinale anterior
- Lig. Longitudinale posterior
- Corpus vertebra dan periosteumnya
- Articulatio zygoapophyseal
- Lig. Supraspinosum
- Fasia dan otot
Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan
otot (aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini
stabilitas daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan
refleks otot-otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.

Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti
oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur,
dansukar dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1
sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi dibagian posterolateral.
2.4 Faktor Risiko4
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
1. Umur, makin bertambah umur risiko makin tinggi
2. Jenis kelamin, laki-laki lebih banyak dari wanita
3. Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
4. Degenerasi diskus intervertebralis
Faktor risiko yang dapat diubah
1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik
barang-barang berta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada
punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti
supir.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan
yang berat dalam jangka waktu yang lama.
3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus
untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat
menyebabkan strain pada punggung bawah.
2.5 Patofisiologis2
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya HNP , yaitu
1. Aliran darah ke discus berkurang
2. Beban berat
3. Ligamentum longitudinalis posterior menyempit
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nucleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
berada di canalis vertebralis menekan radiks.
Bangunan peka nyeri mengandung reseptor nosiseptif (nyeri) yang
terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis, termal, kimiawi). Stimulus ini

akan direspon dengan pengeluaran berbagai mediator inflamasi yang akan


menimbulkan persepsi nyeri. Mekanisme nyeri merupakan proteksi yang
bertujuan

untuk

mencegah

pergerakan

sehingga

proses

penyembuhan

dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang selanjutnya
dapat menimbulkan iskemia.
Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri inflamasi pada jaringan dengan
terlibatnya berbagai mediator inflamasi; atau nyeri neuropatik yang diakibatkan
lesi primer pada sistem saraf.
Iritasi neuropatik pada serabut saraf dapat menyebabkan 2 kemungkinan,
yaitu pertama, penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus saraf yang kaya
nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri
dirasakan sepanjang

serabut saraf

dan bertambah dengan

peregangan

serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan kedua, penekanan


mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana
terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan
timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan
termal. Hal ini merupakan dasar pemeriksaan Laseque.

2.6 Manifestasi Klinik


Manifestasi klinis yang timbul tergantung lokasi lumbal yang terkena. HNP
dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah,

yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang, sciatica,


dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena.
Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri pinggang dan sindroma
kauda equina.2
Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang
pada tubuh. masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf
sciatica menjalar dari tulang punggung bawah, di belakang persendian pinggul,
turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatica terbagi dalam
beberapa cabang dan terus menuju kaki.5
Ketika saraf sciatica terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisa
menyebar sepanjang panjang saraf sciatica menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar
5% pada orang Ischialgia, yaitu suatu kondisi dimana saraf Ischiadikus
yang

mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit. Penyebab terjepitnya

saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain kontraksi atau radang otot-otot
daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya Herniasi Nukleus
Pulposus (HNP), dan lain sebagainya.
Sciatica merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan nervus
ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak.
Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga,
dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan
menekuk punggung atau duduk.
Gejala yang sering ditimbulkan akibat ischialgia adalah:
- Nyeri punggung bawah.
- Nyeri daerah bokong.
- Rasa kaku/ tertarik pada punggung bawah.
- Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang
dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki,
-

tergantung bagian saraf mana yang terjepit.


Rasa nyeri sering ditimbukan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan,

terutama banyak membungkukkan badan atau benyak berdiri dan berjalan.


Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat,

batuk, bersin akibat bertambahnya tekanan intrakranial.


Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota
badan bawah atau tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot

tungkai bawah dan kehilangannya refleks tendon patella (KPR) dan achikkes
-

(APR).
Bila mengenai kauda ekuima dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi
seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan

tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.


Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk makan lebih nyaman duduk
pada sisi yang sehat.

Gambar 3 dermatom saraf

Rasa nyeri sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebi

ditimbulkan
setelah
melakukan
yang
berlebihan,
aktifitas

2.7 Diagnosis
Anamnesa
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai dari
bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian atas). Hal ini
dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi tungkai bagian
belakang.
- Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian ke
-

tungkai bawah (sifat nyeri radikuler).


Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat barang berat.
Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1 (garis antara dua

krista iliaka).
Nyrti spontan
Sifat nyeri adalah khas, yaitu posisi berbaring keduduk nyeri bertambah hebat,
sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau hilang.

Pemeriksaan Motorik
- Gaya jalan khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang nyeri dengan
-

fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang berjingkat.


Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas

Pemeriksaan Sensoris
- Lipatan bikong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat
- Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat sementara.
Pemeriksaan Khusus
1. Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT) dimana tungkai penderita
diangkat perlahan tanpa fleksi di lutut sampai sudut 90.
2. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian medial
dari ibu jari kaki (L5).
3. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu jari kaki
(L5), atau plantarfleksi (S1).
- Tes dorsofleksi, yaitu penderita jalan menggunakan tumit
- Tes plantarfleksi, yaitu penderita jalan menggunakan jari kakai
4. Kadang-kadang terdapat gangguan autonam yaitu retensio urine, yang
merupakan indikasi untuk segera operasi
5. Kadang-kadang terdapat anestesia di perineum, juga merupakan indikasi untuk
operasi

10

6. Tes provokasi yaitu tes valsava dan naffziger untuk menaikan tekanan
intratekal.
7. Tes kernique.
Tes Refleks
Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara L5-S1
terkena
Penunjang
- Darah rutin: tidak spesifik
- Urine rutin: tidak spesifik
- Liquor cerebrospinalis, biasanya normal. Jika terjadi blok akan didapatkan
peningkatan kadar protein ringan dengan adanya penyakit diskus. Kecil
-

manfaatnya untuk diagnosis.


Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran dan lokasi dari
hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk

menentukan tingkat protrusi diskus.


MRI tulang belakang bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula
spinalis atau kauda ekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan

dalam hal mengevaluasi gangguan radiks saraf.


Foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau
memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrata

dan pembentukan osteofit.


EMG (Electromyography) digunakan untuk membedakan kompresi radiks dari

neuropati perifer.
Myelo-CT untuk melihat lokasi HNP.

2.8 Penatalaksanaan
Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki
kondisi fisik pasien dan melindungi dan meningkatkan fungsi tulang punggung
secara keseluruhan. Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan
istirahat dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi
fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 % penderita akan sembuh dan kembali pada
aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat
perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan.
Terapi konservatif meliputi:

11

1. Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,
lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan
menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke
aktifitas biasa.
Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung,
lutut dan punggung bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari
vertebra lumbosakral akan memisahkan permukaan sendi dan memisahkan
aproksimasi jaringan yang meradang.
2. Medikamentosa
1) Analgetik dan NSAID
2) Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot
3) Opioid, tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan ketergantungan
4) Kortikosteroid oral dengan pemakaian yang masih menjadi kontroversi
namun dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi
inflamasi.
5) Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis
3. Terapi fisik
- Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti
bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan traksi
dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam
-

kecepatan penyembuhan.
Diatermi atau kompres dingin atau panas
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme
otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila
terdapat edema. Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas

maupun dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP kronis. Sebagai
penyangga korset dapat mengurangi beban diskus serta dapat mengurangi

spasme
Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal punggung
seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan

12

dan penguatan. Latihan bertujuan untuk memelihara fleksibilitas fisiologik,


kekuatan otot, mobilitas sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat
terjadi pemanjangan otot, ligamen dan tendon sehingga aliran darah
-

semakin meningkat.
Proper body mechanics
Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik untuk
mencegah terjadinya cedera maupun nyeri. Beberapa prinsip dalam menjaga
posisi punggung adalah sebagai berikut:
Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan, punggung tegak

dan lurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang punggung.


Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke
pinggir tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat
panggul dan berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan

tangan pada paha untuk membantu posisi berdiri.


Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan menggeser

posisi panggul.
Saat duduk, lengan membantu menyangga badan. Saat akan berdiri

badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai tumpuan.


Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak
jongkok, punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan
otot perut. Dengan punggung lurus, beban

diangkat dengan cara

meluruskan kaki. Beban yang diangkat dengan tangan diletakkan sedekat

mungkin dengan dada.


Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan, kepala, punggung

dan kaki harus berubah posisi secara bersamaan.


Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok
dengan wc duduk sehingga memudahkan gerakan dan tidak membebani
punggung saat bangkit.

Terapi Operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf
sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif HNP harus
berdasarkan alasan yang kuat yaitu berupa:
- Defisit neurologik memburuk.
- Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).

13

Paresis otot tungkai bawah.


Laminectomy
Laminectomy yaitu tindakan operatif membuang lamina vertebralis,
dapat dilakukan sebagai dekompresi terhadap radix spinalis yang tertekan atau
terjepit oleh protrusi nukleus pulposus.

Gambar 4 Laminectomy

Discectomy
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat untuk
mengurangi

tekanan

terhadap

nervus.

Discectomy

dilakukan

untuk

memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia. Hanya sekitar


2 3 hari tinggal dirumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada hari
pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah. Untuk
sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus
yang harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi
yang lebih ekstensif mungkin diperlukan dan mungkin memerlukan waktu
yang lebih lama untuk sembuh (recovery).
Mikrodiskectomy
Pilihan operasi lainnya meliputi

mikrodiskectomy,

prosedur

memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil


dengan menggunakan ray dan chemonucleosis. Chemonucleosis meliputi
injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam herniasi diskusi untuk

14

melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu
alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu

Gambar 5 Mikrodiskectomy

Pencegahan
Peregangan yang mendadak pada punggung. Jangan sekali-kali mengangkat
benda atau sesuatu dengan tubuh dalam

keadaan fleksi atau dalam keadaan

membungkuk. Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi
kambuhnya gejala setelah episode awal.

15

Saran
Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan
tempat tidur harus dipasang papan atau plywood agar kasur jangan melengkung.
Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka
bantal sebaiknya ditaruh dibawah pinggang. Penderita diperbolehkan untuk tidur

16

miring dengan kedua tungkai sedikit ditekuk pada sendi lutut. Istirahat mutlak di
tempat tidur berarti bahwa penderita tidak boleh bangun untuk mandi dan makan.
Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar orang sakit diperbolehkan
meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di pot sambil
berbaring terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi.
Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri.
Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan
dekalsifikasi sebaiknya jangan dimulai, setelah nyeri sudah hilang latihan gerakan
sambil berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.
Traksi dapat dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat
dilakukan pelvic traction, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara pelvic traction,
sederhana kedua tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak menjemukan
penderita. Maka pelvic traction dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama
bahkan terus-menerus. Latihan bias dengan melakukan flexion

excersise dan

abdominal excersise.
Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan.
Bila iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka orang
sakit diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa. Korset pinggang atau
griddle support sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh.
Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika serta nasehat untuk
jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama dalam sikap membungkuk.
Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting
artinya. Dengan demikian ia datang kembali dan sakit pinggang yang lebih jelas
mengarah ke lesi diskogenik.
2.9 Prognosis
- Sebagian pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservarid
- Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi
- Pada pasien yang dioperasi, 90% membaik terutama nyeri tungkai,
kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%.
Sebagian
pasien
akan
membaik
dalam
minggu
dengan
konservatif.
terjadinya
kekambuhan
adalah
BAB
III65%
kemungkinan
Sebagianbesar
kecil
berkembang
menjadi
kronik
meskipun
sudahterapi
diterapi.
KESIMPULAN
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) merupakan salah satu dari low back pain
adalah keluarnya nukleus puposus dari diskus dari robekan annulus fibrosus

17

hingga ke dorsal dan menekan medulla spinalis sehingga menyebabkan nyeri


sepanjang daerah yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit. Herniasi pada diskus
invertebralis dapat menyebabkan iritasi pada jaringan saraf yang menimbulkan
sensasi nyeri yang diskogenik. HNP paling sering terjadi pada dekade ke 4 dan ke
5 terutama individu dengan pekerjaan yang lebih banyak membungkuk dan
mengangkat beban berat, karena dengan bertambahnya usia kadar air nukleus
pulposus menurun dan diganti oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut,
diskus ini tipis dan kurang lentur, dan sukar dibedakan dari anulus dan ligamen
longitudinalis posterior dibagian L5-S1 sangat lemah, sehingga HNP sering terjadi
dibagian posterolateral. Faktor risiko paling sering meliputi usia, riwayat HNP
sebelumnya serta adanya aktivitas yang berat, dan berat badan berlebih.
Diagnosis, pada anamnesis ditemukan nyeri pinggang bagian bawah yang
menjalar kearah bawah. Pemeriksaan fisik ditemukan pada motorik, cara jalan
yang khas yaitu membungkuk, miring kesisi yang nyeri, pada sensorik terdapat
lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari yang sehat. Penatalaksanaan
secara konservatif dengan mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisik,
melindungi dan meningkatkan fungsi tulang belakang dengan tirah baring,
pemberian analgetik, dan terapi fisik. Terapi operatif untuk menghilangkan
penekanan dan iritasi saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang,
dengan indikasi defisit neurologik memburuk, gangguan otonom, dan parese otot
tungkai bawah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima. Jakarta :
PT Dian Rakyat. 1999
2. Nurekawati. 2011. Referat HNP. SMF Ilmu Penyakit Saraf. Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
3. Njoto Ibrahim, dr., M.Hum., M.Ked., PA. 2013. Anatomi II. Bagian
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

18

4. Purwanto ET. Hernia Nukleus Pulposus. Jakarta: Perdossi


5. Nuarta, Bagus. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran, edisi III,
jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59. 2004
6. Sakit Pinggang. In: Neurologi Klinis Dalam Praktik Umum, edisi III, cetakan
kelima. Jakarta : PT Dian Rakyat. 203-205
7. Anonim.
Hernia
Nukleus

Pulposus

(HNP).

http://kliniksehat.wordpress.com/2008/10/02/hernia-nukleus-pulposus-hnp/

19

Anda mungkin juga menyukai