Disusun Oleh :
Sandy Murtiningtyas
J510165090
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
MAKALAH
Melaksanakan Kegiatan Pencegahan Spesifik seperti Vaksinasi, Pemeriksaan
Medis Berkala dan Dukungan Berkala
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bagian
Program
Pendidikan
Profesi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing
Nama
(...............................)
(.................................)
Penguji
Nama
(.................................)
BAB I
PENDAHULUAN
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan
terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah
pencegahan, haruslah didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber
dari hasil analisis dari epidemiologi. Pencegahan penyakit berkembang secara
terus menerus dan pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi
saja, tetapi pencegahan penyakit non-infeksi. Bahkan pada saat ini
pencegahan dilakukan pada fenomena non-penyakit seperti pencegahan
terhadap ledakan penduduk dengan keluarga berencana (Rivai, 2005).
Secara konvensional, upaya pencegahan penyakit dan keadaan apa saja
yang menghambat tumbuh kembang anak, seperti cedera, keracunan,
kecelakaan, kekerasan pada anak (fisik mental maupun seksual), konsumsi
alkohol dan obat-obatan terlarang, dapat dilakukan dalam tiga tingkat, yaitu
pencegahan primer, sekunder, dan tersier yang dapat dilakukan selama masa
tumbuh kembangnya sejak prakonsepsi, prenatal, masa neonatal, bayi, masa
sekolah dan remaja menuju dewasa (Rivai, 2005).
Vaksinasi sebagai upaya pencegahan primer, hasil penelitian di dunia
mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan hidup di suatu negara
saling berkaitan, yaitu makin rendah angka kelahiran makin tinggi usia
harapan hidup. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi maupun upaya
yang menentukan situasi yang kondusif untuk itu mutlak harus dilakukan pada
anak sedini mungkin untuk mendapatkan kualitas hidup terbaik ketika
dewasa( Febriana, 2009).
Medical Check-up atau pemeriksaan kesehatan berkala adalah
pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan
pasien, bukan untuk mendiagnosis gejala atau mengobati penyakit. Medical
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Vaksinasi
1. Definisi
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar
sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar (Cahyono, 2010).
2. Jenis-jenis Vaksin
air (varisela).
b. Inactivated vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat
kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh
bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus
atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :
Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen
dapat dimasukkan dalam bentuk antigen
Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral
dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler
Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu
sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak
menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan
menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru
barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga
Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody
Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan
infeksi alamiah
Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio
(Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera,
vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.
c. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri
dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui
rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe.
Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib)
dan vaksin Influenza.
e. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen
binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B
mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau
determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin
ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan
pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
f. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam
jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel
prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel
bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA
rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin
DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen
sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk
antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus
vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini
Yang disebut orang tua adalah mereka yang berusia di atas 55 tahun
di mana kekebalan tubuhnya mulai menurun. Jadwal vaksinasi
dewasa dapat dimajukan, misalnya menjadi 40 tahun, jika orang tua
tersebut menderita diabetes (kencing manis) atau penyakit lainnya
yang menyebabkan kekebalan tubuhnya menurun.
Manfaat untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal sehat untuk melanjutkan pembangunan negara.
Manfaat untuk orang sekitar
Di lingkungan yang mayoritas telah diimunisasi, maka mereka yang
belum diimunisasi biasanya juga terhindar dari penyakit yang
sehubungan dengan imunisasi tersebut, karena memang di
lingkungan tersebut tidak ada orang yang terjangkit penyakit
tersebut. Oleh karena itu eradikasi atau menghilangkan sesuatu
penyakit dari lingkungan tersebut, misalnya Polio dilakuakan tidak
perlu mencapai 100 persen, jika yang diimunisasi telah mencapai 90
persen, maka telah dianggap berhasil.
B. Pemeriksaan Medis Berkala
1. Definisi
C. Upaya Pencegahan
1. Definisi
2. Tingkat Pencegahan
BAB III
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
Addin, A. 2009. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Bandung: PT.
Puri Delco.