Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Interaksi

obat

merupakan

mempengaruhi respon tubuh


berinteraksi
dengan

dengan

suatu

terhadap

makanan

obat lain. Dikatakan

faktor

yang

dapat

Obat

dapat

pengobatan.

atau minuman, zat kimia atau

terjadi

interaksi

apabila makanan,

minuman, zat kimia, dan obat lain tersebut mengubah efek dari
suatu obat

yang

diberikan

bersamaan

atau

hampir

diberikan

secara

bersamaan

(Ganiswara, 2000).
Beberapa
penulisan

obat

resep,

sering

maka

mungkin

terdapat

obat

berlawanan. Obat pertama dapat memperkuat


memperpanjang

atau memperpendek

bersamaan
yang

pada

kerjanya

atau memperlemah,

kerja obat kedua.

Interaksi

obat harus lebih diperhatikan, karena interaksi obat pada terapi obat
dapat

menyebabkan

kerusakan

kasus

pada pasien,

yang

parah

dengan

dan

demikian

tingkat
jumlah

kerusakandan

tingkat

keparahan kasus terjadinya interaksi obat dapat dikurangi (Mutschler,


1991).
Ke jadian interaksi obat yang mungkin terjadi diperkirakan
berkisar antara 2,2% sampai 30% dalam penelitian pasien rawat inap
di rumah sakit, dan berkisar antara 9,2% sampai 70,3% pada pasien
1

di masyarakat. Kemungkinan tersebut sampai 11,1% pasien yang


benar-benar mengalami gejala yang diakibatkan oleh interaksi obat
(Fradgley, 2003).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi interaksi obat ?
2. Apa definisi interaksi farmakodinamika ?
3. Apa itu interaksi antagonis atau berlawanan ?
4. Bagaimana interaksi obat ACE inhibitor atau Loop diuretic dengan
NSAID?
5. Bagaimana interaksi obat Antikoagulan dengan Vitamin K ?
6. Bagaimana interaksi obat Antidiabetik dengan Glukokortikoid ?
7. Bagaimana interaksi obat Antineoplastic dengan Megestrol ?
8. Bagaimana interaksi obat Levodopa dengan Antipsikotik ?
9. Bagaiman interaksi obat Levodopa dengan Takrin ?

1..3 Tujuan
1.Untuk mengetahui apa itu interaksi obat
2. Untuk mengetahui apa itu interaksi farmakodinamika
3. Untuk mengetahui apa itu interaksi antagonis atau berlawanan
2

4. Untuk mengetahui interaksi obat ACE inhibitor atau Loop diuretic


dengan NSAID
5. Untuk mengetahui interaksi obat Antikoagulan dengan Vitamin K
6. Untuk mengetahui interaksi obat Antidiabetik dengan Glukokortikoid
7. Untuk mengetahui interaksi obat Antineoplastik dengan Megestrol
8. Untuk mengetahui interaksi obat Levodopa dengan Antipsikotik
9. Untuk mengetahui interaksi obat Levodopa dengan Takrin

BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Interaksi Obat


Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah
terkait obat (drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian
atau keadaan terapi obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis
pasien.

Sebuah

interaksi

obat terjadi ketika farmakokinetika atau

farmakodinamika obat dalam tubuh diubah oleh kehadiran satu atau


lebih zat yang berinteraksi (Piscitelli, 2005).
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang sama dapat
berubah efeknya secara tidak langsung atau dapat berinteraksi. Interaksi
3

bisa bersifat potensiasi atau antagonis efek satu obat oleh obat lainnya,
atau adakalanya beberapa efek lainnya (BNF 58, 2009).
Suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat diubah oleh kehadiran
obat lain, obat herbal, makanan, minuman atau agen kimia lainnya dalam
lingkungannya. Definisi yang lebih relevan kepada pasien adalah ketika
obat bersaing

satu

dengan

yang

lainnya,

atau

apa

yang

terjadi

ketika obat hadir bersama satu dengan yang lainnya (Stockley, 2008).
Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat
meningkatkan toksisitas dan atau mengurangi efektivitas obat yang
berinteraksi terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan
yang sempit (indeks terapi yang rendah), misalnya glikosida jantung,
antikoagulan, dan obat-obat sitostatik (Setiawati, 2007).

1.1

Definisi Interaksi Farmakodinamika

Interaksi farmakodinamika berbeda dengan interaksi farmakokinetik.


Pada interaksi farmakokinetik terjadi perubahan kadar obat obyek oleh
karena perubahan pada proses absorbs, distribusi, metabolism, dan
ekskresi obat. Pada interaksi farmakodinamik tidak terjadi perubahan kadar
obat obyek dalam darah. Tetapi yang terjadi adalah perubahan efek obat
obyek yang disebabkan oleh obat presipitan karena pengaruhnya pada
tempat kerja obat. Artinya ada perubahan tindakan obat tanpa perubahan
konsentrasi serum melalui faktor-faktor farmakokinetik.
4

1 Efek adisi terjadi ketika dua obat atau lebih dengan efek yang sama
digabungkan dan hasilnya adalah jumlah efek secara tersendiri sesuai
dosis yang digunakan. Efek aditif ini mungkin bermanfaat atau
berbahaya terhadap klien. Hal ini dinyatakan dengan 1+1=2. Salah
satu contohnya adalah barbiturate dan obat penenang yang diberikan
secara bersamaan sebelum bedah untuk membuat pasien rileks.
2 Efek sinergis terjadi ketika dua obat atau lebih, dengan atau tanpa
efek

yang

sama

digunakan

secara

bersamaan

untuk

mengombinasikan efek yang dimiliki outcome yang lebih besar dari


jumlah komponen aktif satu obat saja.
3 Potensiasi menggambarkan efek sinergistik tertentu; suatu interaksi
obat dimana hanya satu dari dua obat yang tindakannya diperbesar
oleh keberadaan obat kedua. Jika dua obat yang memiliki efek
farmakologi yang sama diberikan secara bersamaan, maka efeknya
bisa adisi misalnya alcohol menekan system saraf pusat dan jika
digunakan dalam jumlah sedang dengan dosis terapi normal dengan
ansiolitik, dan hipnotik, maka dapat menyebabkan rasa kantuk yang
luar biasa. Interaksi ini lebih cocok dipertimbangkan dalam konteks
outcome klinis yang luas dari penggunaan dua obat secara
bersamaan. Efek-efek adisi dapat terjadi dengan efek utama obat
serta efek negatifnya sehingga suatu interaksi adisi dapat terjadi
dengan penggunaan obat-obatan antimuskarinik, antiparkinson (efek
utama) atau butirofenon (efek berlawanan) yang dapat meningkatkan
nefrotoksik antimuskarinik yang serius. Kadang-kadang efek adisi
5

murni bersifat toksik (missal ototoksisitas, nefrotoksisitas, depresi


sumsum tulang, perpanjangan interval QT) istilah adisi, sumasi,
sinergi atau potensial lazim digunakan untuk menggambarkan apa
yang terjadi jika dua obat atau lebih bertindak seperti ini. Istilahistilah ini mencakup definisi farmakologi yang tepat namun sering
digunakan secara bebas dan dianggap sinonim karena dalam
prakteknya sulit untuk mengetahui peningkatan aktivitas yang
sesungguhnya atau untuk mengetahui apakah efek lebih tinggi atau
lebih randah dari pada jumlah masing-masing efak.
4 Reaksi antagonis memiliki efek sinergisme yang sebaliknya dan
menghasilkan suatu efek kombinasi yang lebih rendah dari komponen
aktif secara terpisah. Berlawanan dengan interaksi farmakodinamik
yang bersifat adisi, interaksi yang bersifat antagonis menunjukkan
beberapa pasangan obat dengan aktivitas yang bertentangan satu
sama lain.

2.2

Interaksi yang bertentangan atau antagonistik

Berlawanan dengan interaksi farmakodinamik yang bersifat adisi,


interaksi yang bersifat antagonis menunjukkan beberapa pasangan
obat dengan aktifitas yang bertentangan satu sama lain.

Obat-o bat yang

Interaksi dengan

mempengaruhi

obat

Implikasi klinis
ACE imhibitor atau
Loop diuretik.

NSAID

Efek antihipertensi
bertentanga

antikoagulant
Vitamin K

Efek antikoagulan
bertentangan.

antidiabetik

Glukokortikoid

Efek pengurangan
glukosa darah,

antineoplastik

Megesterol

bertentangan
Efek antineoplastik,
mungkin bertentangan.

levodopa

Antipsikotik ( obatobatan dengan efek

Efek antiparkinsonian,

dopamin antagonis ).

bertentangan.

takrin
Efek antiparkinsonnian

Levodopa
7

bertentangan.

ACE inhibitor dan NSAID (ARBs)


Interaksi obat dengan makanan sangat penting untuk dua jenis ACE
inhibitor yakni moekssipril dan kaptopril, yang harus diberikan satu jam
sebelum atau paling tidak dua jam setelah makan. Penurunan sebesar 4050% dalam kadar sistemik dapat terlihat ketika salah satu ARBs yakni
valsaran digunakan secara bersama pada waktu makan. Karena kedua
kelas

obat

ini

pemberiannya

dapat
harus

meningkatkan
dilakukan

secara

kadar
hati

kalium
hati

serum
ketika

maka
pasien

menggunakan suplemen kalium atau makanan yang kaya kalium. ACE


inhibitor dan ARB menunjukan beberapa interaksi yang penting.
Gambar diatas menunjukan jalur dimana sebagai interaksi yang
penting. Obat golongan ACE inhibitor dan Angiostensin II reseptor
Antagonis (ARB) pada sistem renin ANGIOSTENSIN Aldosteron ( RAA ). ACE
inhibitor bekerja dengan menghambat enzim Angiostensinb converting
enzime ( ACE ) yaitu suatu enzim yang dapat menguraikan angiostensin I
menjadi angiostensin II yang merupakan senyawa vasokonstriktor
Sedangkan ARB bekerja dengan menghambat reseptor angiostensin
II ( AT1 ). Kombinasi antara ACE inhibitor dengan ARB dapat memperkuat
efek antihipertensi yang disebabkan karena kedua karena kedua golongan
8

obat ini bekerja pada sistem RAA. Aspirin dan golongan analgetik lainnya
( NSAID ) dapat mengurangi efek antihipertensi suatu ACE inhibitor
biasanya melalui hambatan sintesi prostaglandin akibat ACE inhibitor.

Gambar : mekanisme kerja interaksi antara NSAIDs dan ACE


inhibitor
Gambar diatas menunjukkan mekanisme kerja interaksi antara
NSAID dengan ACE inhibitor. Prostaglaandin yang memiliki efek vasodilator
dan antitrombotik ( prostasiklin ) dan sebagai vasokonstriktor dan
protrombotik ( tromboksan ). Prostaglandin berperan penting didalam
memelihara

keseimbangan

karena

efek

vasidilatornya

saat

terjadi

peningkatan efek vasokonstriksi pada penderita gagal jantung. Pada


penelitian klinis menunjukan kadar prostaglandin pada penderierita
9

dengan disfungsi ventrikel kiri 3-10 x lebih bnnyak dibandingkan dengan


orang normal. Kadar prostaglandin tersebut berkaitan dengan peningkatan
sistem renin angiotensn aldosteron dimana obat golongan ACE inhibitor
bekerja

pada

sistem

ini.

Obat

golongan

NSAID

bekerja

dengan

menghambat enzim siklooksigenase yang mengakibatkan terjadinya


hambatan sintesis prostasiklin. Secara klinis interaksi seperti ini sepertinya
tidak mempengaruhi kemampuan ACE inhibitor untuk mencegah outcome
kadiovaskular atau ginjal yang buruk. ACE inhibitor dapat menigkatan
reaksi hipersensitivitas seperti gejala-gejala flu dan ruam kulit, meskipun
mekanisme pastinya belum diketahui.
ACE inhibitor dan ARB dapat meningkatan kadar menigkatan kadar
kalium dan penggunaan secara bersamaan memerlukan pemantuan kadar
litium secara ketat. Inhibitor atau induktor yang kuat terhadap jalur ini
dapat meningkat atau meurunkan efektifitas losartan sebagai obat anti
hipertensi. Meskipun berpotensi menimbulkan interaksi, belum banyak
interaksi obat yang signifikan secara klinis ditemukan untuk ARB.
Ketika salah satu kelas obat ini digunakan pada pasien dengan
insulin fesiensi ginjal maka harus dilakukan dengan hati-hati karena
keduanya dapat memperburuk fungsi ginjal atau dapat meyebabkan gagal
ginjal akut ginjal akut pada penderita renal arteri stenosis. Tidak satupun
dari kelas obat ini yang dianjurkan untuk wanita hamil karena dapat
menimbulkan kerusakan berat terhadap ginjal neonatus.

10

Antikoagulant dan vitamin K


Antikoagulan adalah at-zat yang dapat mencegah pembekuan darah
dengan jalan menghambat pembentukan fibrin. Antagonis dan vitamin K
ini digunakan pada keadaan dimana terdapat kecendrungan untuk
membeku yang meningkat, misalnya pada trombosis. Pada trombosis
koroner (infark), sebagian otot jantung menjadi mati karena penyaluran
darah ke bagian ini terhalang oleh trombus di salah satu cabangnya. Obatobat ini sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup penderita.
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan
jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa
faktor pembekuan darah.Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk
mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk
mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium
atau tranfusi.
Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok :
(1)Heparin
(2)Antikoagulan

oral

terdiri

derivat

4-hidroksikumarin

misalnya:

dikumarol, warfarin dan derifat-derifat indan-1,3-dion misalnya


anisindion
(3)Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium, salah satu
faktor pembukaan darah.
11

Vitamin K dari Koagulations-Vitamin dalam Bahasa Jerman dan Bahasa


Denmark merujuk pada sebuah kelompok lipophilic, vitamin hydrophobic
yang dibutuhkan untuk modifikasi pasca-terjemah dari berbagai macam
protein, terutama banyak dibutuhkan untuk proses pembekuan darah.
Secara kimia vitamin ini terdiri dari turunan 2-methyl-1,4-naphthoquinone.
Vitamin K2 (menaquinone, menatetrenone) secara normal diproduksi
oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan defisiensi gizi akibat diet yang
sangat jarang kecuali saluran pencernaan mengalami kerusakan yang
sangat

parah

sehingga

tidak

dapat

menyerap

molekul.

Vitamin K merupakan salah satu dari factor pembeku darah. Vitamin K


sangat penting untuk pembentukan protrombin yang memungkinkan
darah membeku, dan ternyata kadarnya dianggap rendah pada bayi
baru lahir. Kadar vitamin K rendah adalah normal, dan secara fisiologis
diharapkan pada bayi baru lahir. Pada beberapa hari dan beberapa minggu
awal setelah kelahiran bayi akan membentuk pasokan vitamin K dari
makanan.
Interaksi obat golongan antikoagulan dengan vitamin K sangan jelas
efek antikoagulan bertentengan.

Antidiabetik dan glukokortikoid

12

Farmakodinamik dari golongan antidiabetik salah satu nya insulin yaitu


insulin mempunyai efek penting yang memudahkan gerak glukosa
menembus membran sel. Insulin membantu meningkatkan penyimpanan
lemak dan glukosa kedalam sel-sel sasaran, mempengaruhi pertumbuhan
sel serta fungsi metabolisme berbagai macam jaringan. Insulin bekerja
pada hidrat arang, lemak serta protein, dan kerja insulin ini pada dasarnya
bertujuan untuk mengubah arah lintasan metabolik sehingga gula,lemak
dan asam amino dapat tersimpan dan tidak terbakar habis.
Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin,
setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa.
Tahapnya adalah proses glukosa melewati membrane sel.
Untuk dapat melewati membran sel beta dibutuhkan bantuan
senyawa lain. Glucose transporter (GLUT) adalah senyawa asam amino
yang terdapat di dalam berbagai sel yang berperan dalam proses
metabolisme glukosa. Fungsinya sebagai kendaraan pengangkut glukosa
masuk dari luar kedalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT
2) yang terdapat dalam sel beta misalnya, diperlukan dalam proses
masuknya glukosa dari dalam darah, melewati membran, ke dalam sel.
Proses ini penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan
mengalami proses glikolisis dan fosforilasi didalam sel dan kemudian
membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbentuk, dibutuhkan untuk
tahap selanjutnya yakni proses mengaktifkan penutupan K channel pada
13

membran sel. Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K


dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran
sel, yang diikuti kemudian oleh tahap pembukaan Ca channel. Keadaan
inilah yang memungkinkan masuknya ion Ca sehingga menyebabkan
peningkatan kadar ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan bagi proses
sekresi insulin melalui mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya
dapat dijelaskan. (Gambar 1).

Gambar 3. Sekresi insulin di membrane sel


Interaksi yang bertentangan atau antagonistik pada antidiabetik ini
pada golongan glukokortikoid yang mana implikasi klinis nya bertentangan
pada efek pengurangan glukosa darah.
14

Pada glukokortikoid tersebut meningkatkan kadar gula dara sehingga


pelepasan insulin dan menghambat masuk nya glukosa kedalam sel otot.
Peningkatan produksi glukosa ini diikuti oleh bertambahnya eksresi
nitrogen, dimana hal tersebut menunjukan terjadinya katabolisme protein
menjadi karbohidrat. Glukokortikoid juga merangsang lipase yang sensitif
dan

menyebabkan

liplisis.

Peningkatan

kadar

insulin

merangsang

lipogenesis dan sedikit menghambat lipolisis sehingga hasil akhirnya


adalah peningkatan deposit lemak, dan gliserol kedalam darah.
Beberapa hormon melawan efek hipoglikemia insulin misalnya
hormon

pertumbuhan,

kortikotropin,

glukokortikoid,

tiroid,

estrogen,

progestin dan glukagon. Adrenalin menghambat sekresi insulin dan


merangsang glikogenolisis.
Antineoplastik dan megestrol
Obat antineoplastik (juga disebut sitotoksik atau kadang-kadang cytostatics)digunakan
dalam pengobatan penyakit ganas sendiri atau bersama dengan radioterapi, operasi atau
imunosupresan. Mereka juga menemukan aplikasi dalam pengobatan sejumlah gangguan
autoimun seperti arthritis arthritis dan psoriasis, dan beberapa digunakan dengan
imunosupresan lainnya obat (siklosporin, kortikosteroid) untuk mencegah penolakan
transplantasi. Ini obat lain yang ditangani di bawah bagian imunosupresan .(hal.1009).
Dari semua obat yang dibahas dalam publikasi ini, obat antineoplastik yang antara
yang paling beracun dan memiliki indeks terapeutik yang rendah. Ini berarti bahwa

15

peningkatan cukup kecil di tingkat mereka dapat menyebabkan perkembangan yang serius dan
toksisitas yang mengancam jiwa.
Alasan untuk termasuk data ini adalah bahwa antineoplastik obat sebagai kelompok
tidak meminjamkan diri siap dengan jenis studi klinis yang dapat dilakukan dengan banyak
obat lain, dan ada tampaknya akan menjadi pembenaran dalam hal ini untuk termasuk bukti
tidak langsung semacam ini. Tujuannya bukan untuk membuat prediksi yang pasti, tapi untuk
memperingatkan pengguna kemungkinan interaksi.
Ada beberapa in vitro bukti yang menunjukkan bahwa megestrol asetat mungkin
memusuhi aktivitas antitumor dari cisplatin . Dalam satu studi klinis megestrol mengurangi
tingkat respon terhadap etoposid dengan cisplatin tapi di tempat lain tidak berpengaruh pada
tingkat respon terhadap siklus siklofosfamid , doxorubicin dan vincristine bergantian , dan
etoposida dengan cisplatin.
Levodopa dan antipsikotik
Mekanisme kerja Levodopa adalah mengendalikan kadar dopamin substansia nigra, di
dalam neuron tersebut levodopa akan berkonversi menjadi dopamin, tetapi pada pengobatan
yang terlambat dimana jumlah neuron dan sel-sel yang mampu mengambil levodopa
berkurang akibat penyakit. Kesembuhan bersifat simptomatik dan berlangsung selama obat
berada dalam tubuh. Parkinson diakibatkan dopamin yang tidak mencukupi pada daerah
tertentu di otak. Dopamin tidak dapat melewati sawar darah otak, sementara levodopa dapat,
sehingga lebih mudah levodopa lebih mudah diubah menjadi dopamin di otak.
Interaksi Levodopa dengan Antipsikotik

16

Kesembuhan bersifat simptomatik dan berlangsung selama obat berada dalam tubuh.
Parkinson diakibatkan dopamin yang tidak mencukupi pada daerah tertentu di otak. Dopamin
tidak dapat melewati sawar darah otak, sementara levodopa dapat, sehingga lebih mudah
levodopa lebih mudah diubah menjadi dopamin di otak.
obat-obat antipsikotik bekerja dengan menginterferensi transmisi
dopaminergic pada otak dengan menghambat reseptor dopamine D2.
Dopamin merupakan salah satu neurotransmitter pada manusia yang
sangat berperan pada mekanisme terjadinya gangguan psikotik. Dopamin
sendiri diproduksi pada beberapa area di otak, termasuk subtantia nigra
dan area ventral tegmental. Dopamin jua merupakan neurohormon yang
dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsi utama hormon ini adalah menghambat
pembentukan prolaktin dan lobus anterior kelenjar pituitary. Dopamin
memiliki banyak fungsi di otak, termasuk peran pentingnya pada perilaku
dan kognisi, pergerakan volunter, motivasi, penghambat produksi prolaktin
(berperan dalam masa menyusui), tidur mood, perhatian, dan proses
belajar. Dopaminergik neuron (neuron yang menggunakan dopamin
sebagai neurotransmitter) utamanya terdapat pada area ventral tegmental
(AVT) pada midbrain, substantia nigra pars compacta dan nucleus arcuata
pada hipotalamu, jalur dopaminergik merupakan jalur neural pada otak
yang mengirimkan dopamin dari satu regio di otak ke regio lainnya.

17

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Interaksi obat merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi
respon tubuh terhadap pengobatan. Obat dapat berinteraksi
dengan makanan

atau minuman, zat kimia atau dengan obat lain.

Dikatakan terjadi interaksi apabila makanan, minuman, zat kimia, dan


obat lain tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan
bersamaan atau hampir bersamaan.
Berlawanan dengan interaksi farmakodinamik yang bersifat adisi,
interaksi yang bersifat antagonis menunjukkan beberapa pasangan
obat dengan aktifitas yang bertentangan satu sama lain.
B. SARAN
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasan dikarenakan karena berbagai macam faktor ketebatasan waktu, pemikiran dan
pengetahuin penulis yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempurnaan makalah ini
penulis sangat membutuhkan saran dan masukan yang bersifat membangun bagi para
pembaca.

18

19

20

Anda mungkin juga menyukai