kami melihat peluang bisnis dari dodol asem yang kami rasa belum ada di pasar
atau dunia bisnis, sehingga mempunyai peluang untuk bersaing.
Kegiatan pengenalan produk dodol asem kami golongkan menjadi dua
kegiatan yang terdiri dari kegiatan sosialisasi dan kegiatan bazar produk. Untuk
kegiatan sosialisasi kami laksanakan sebanyak empat kali, dengan tujuan agar
sosialisasi bisa merata, tidak hanya dalam satu RT atau dusun sehingga
diharapkan dengan banyaknya kegiatan sosialisasi tersebut, masyarakat yang ikut
sosialisasi lebih banyak dan mungkin beberapa dari mereka berniat untuk
memproduksi dodol asem sebagai usaha mereka dengan demikian program
sosialisasi yang kami lakukan ada keberlanjutan manfaatnya bagi masyarakat
Desa Cermee. Sedangkan untuk kegiatan bazar produk, dilaksanakan sebanyak
dua kali yaitu dalam acara rapat pleno PKK Se-Kecamatan Cermee dan dalam
acara jalan-jalan santai yang dilaksanakan didesa Ramban Kulon. Tujuan
dilakukannya kegiatan bazar produk selain untuk memperkenalkan dodol asem
pada masyarakat yang lebih luas juga untuk mengetahui respon/pendapat
masyarakat terhadap dodol asem. Adapun rincian kegiatan sosialisasi dan bazar
dirinci sebagai berikut:
a. Sosialisasi pertama dilakukan di RT 18 b pada tanggal 14 Agustus pukul
19.00-20.00 WIB dengan peserta ibu-ibu sekitar. Alasan mengadakan
sosialisasi di RT 18 tersebut karena bersamaan dengan acara sosialisasi
tentang energi terbarukan banyak ibu-ibu yang datang dalam acara tersebut
sehingga kami memanfaatkan acara tersebut untuk sekalian mensosialisasikan
dodol asem pada warga RT 18 Desa Cermee. Kendala yang dihadapi untuk
kegiatan sosialisasi tersebut adalah karena kurangnya persiapan sehingga kami
belum sempat membawa contoh produk dodol asem. Adapun warga (ibu-ibu)
yang ikut sosialisasi adalah sebanyak 11 orang.
b. Sosialisasi yang kedua dilaksanakan di RT 18 b pada tanggal 15 Agustus 2016
pukul 12.00-13.00 WIB dengan peserta ibu-ibu arisan setempat. Alasan
dilakukannya sosialisasi ditempat tersebut adalah untuk memotivasi ibu-ibu
anggota arisan agar tergerak untuk membuka usaha/memproduksi dodol asem
didalam kegiatan arisan tersebut, sehingga bisa menjadi usaha bersama ibu-ibu
arisan tersebut. Adapun target warga yang datang dalam acara sosialisasi
adalah 20 warga namun yang datang hanya 10 warga. Kendala yang dihadapi
adalah sedikitnya warga yang datang dalam acara tersebut.
c. Sosialisasi yang ketiga kami lakukan pada hari yang sama yaitu Senin 15
Agustus pukul 18.00-20.00 WIB bersamaan dengan kegiatan pengajian ibuibu di RT 17. Target warga (ibu-ibu) yang datang dalam acara sosialisasi yang
ketiga adalah 50 orang namun realisasinya yang datang sejumlah 25 warga.
Alasan dilakukannya sosialisasi di tempat tersebut karena ibu-ibu anggota
pengajian tersebut cukup banyak,sehingga target peserta sosialisasi lebih
banyak dengan demikian diharapkan ada beberapa ibu-ibu anggota pengajian
yang tertarik untuk membuka usaha/memproduksi dodol asem. Selain itu,
dalam acara tersebut juga dilakukan sosialisasi tentang tempe gembos dan
sosialisasi tentang demam berdarah, sehingga dengan dilakukannya sosialisasi
dodol asem ditempat tersebut bisa mengefisiensikan waktu dan tenaga. Tidak
ada kendala yang dihadapi selama acara maupun selama memproduksi dodol
asem.Dalam sosialisasi tersebut didukung sepenuhnya oleh ibu kepala
desa,yang membantu koordinasi dengan ketua pengajian setempat, sehingga
kami bisa melakukan sosialisasi di pengajian tersebut.
d. Sosialisasi yang ke-empat kami lakukan di Dusun Simpang Tiga bersamaan
dengan kegiatan pengajian ibu-ibu sekitar pada tanggal 17 Agustus 2016 pukul
19.00-20.30 WIB dengan target peserta 40 namun realisasi warga yang datang
dalam acara tersebut hanya 20 orang. Alasan dilakukannya sosialisasi di dusun
tersebut karena bersamaan dengan sosialisasi tempe gembos,sehingga sekalian
dilakukan sosialisasi dodol asem untuk mengefektifkan waktu, biaya dan
tenaga.
e. Kegiatan bazar produk dodol asem yang pertama dilakukan pada tanggal 24
Agustus 2016 pada pukul 08.00-12.00 WIB dalam acara Rapat Pleno PKK SeKecamatan Cermee yang bertempat di Desa Bercak. Kegiatan bazar dilakukan
di stand yang sudah disediakan per desa. Kegiatan tersebut merupakan agenda
rutin ibu-ibu PKK Kecamatan Cermee, kami hanya sebatas menyediakan
produk dodol asem untuk selanjutnya dipromosikan dan dijual oleh ibu kepala
desa. Dalam acara bazar tersebut, produk dodol asem kami terjual
- Loyang
C. Cara membuat dodol asem :
1. Campurkan adonan tepung
ketan,tepung
beras,
vanili
dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
merah larut
Setelah gula merah larut,masukkan campuran adonan tepung tadi
Masukkan sari asem ke dalam wajan
Aduk hingga adonan mengental (kurang lebih 3 jam ) dalam api sedang
Setelah adonan matang (ditandai dengan adonan yang sudah tidak lengket)
Waktu
10 Agustus
2016
Tempat
Dusun Barat
Sawah
Penanggung
Jawab
Dwi Kristanti
Rencana Biaya
Rp 95.500
Tempat
15 Agustus 2016
RT 17 dan 18
Desa Cermee
Dusun Simpang
Tiga (Desa
Cermee ) dan
Desa Bercak
Desa Ramban
17 dan 24 Agustus
2016
28 Agustus 2016
Banyaknya
produksi
kg
Total Biaya
Produksi
Rp.76.000,-
1 kg
Rp.84.000,-
1 kg
Rp.84.000,-
Kulon
Total realisasi dana
Rp.244.000,-
rencana semula yang hanya menganggarkan satu kali kegiatan sosialisasi dan
tidak ada kegiatan bazar.
1.7 Peran Anggota Kelompok
Dalam proses pembuatan dodol hingga acara sosialisasi semua anggota
berperan aktif sehingga acara bisa berjalan dengan baik.Adapun pembagian tugas
atau peran masing-masing anggota kelompok didalam kegiatan sosialisasi dodol
asem adalah sebagai berikut:
Penanggung Jawab dan pemateri
: Dwi Kristanti
Bagian Produksi
Bagian Perlengkapan
Bagian Dokumentasi
baku kedelai kurang lebih 1 ton. Ampas hasil penggilingan kedelai yang dihasikan
juga relatif banyak. Berdasarkan kondisi tersebut, kami melakukan sosialisasi
pengolahan ampas tahu menjadi tempe gembos ini kepada masyarakat, yang
sebelumnya belum mengetahui tentang cara pembuatan tempe gembos menjadi
tahu dan tertarik untuk mengembangkan usaha tempe gembos.
2.1 Faktor pendukung dan penghambat
Pelaksanaan Program kerja sosialisasi pemanfaatan limbah padat industri tahu
terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor yang dapat
mendukung terealisinya program kerja pemanfaatan ampas tahu ini adalah
banyaknya ketersediaan ampas tahu di Desa Cermee, sedangkan hal yang dapat
menghambat terealisasinya program ini adalah anggapan masyarakat tentang
sulitnya teknologi pengolahan produk.
2.2 Biaya Kegiatan
Biaya kegiatan yang digunakan dalam program kerja pembuatan tempe
gembos meliputi biaya produksi dan biaya pengemasan. Pembuatan tempe
gembos dilakukan 6 kali yang terdiri dari 3 kali percobaan dan 3 kali untuk
sosialisasi. Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan tempe gembos ini adalah
sebesar Rp. 64.000. Pengeluaran yang dilakukan adalah untuk pembelian bahan
baku dan peralatan seperti ragi tempe, kain serbet, plastik dll. Berikut adalah
rincian biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan program kerja sosialisasi
pembuatan tempe gembos
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Barang
Ragi Tempe
Kain serbet
Plastik 0,5 kg
Print materi
Print sticker
Jumlah
2 buah
3 buah
2 pack
60 lembar
20 lembar
Jumlah
Harga satuan
Rp. 12.000
Rp. 3.333
Rp. 3000
-
Total Harga
Rp. 24.000
Rp. 10.000
Rp. 6.000
Rp. 10.000
Rp. 4.000
Rp. 64.000
Hasil kegiatan dari program kerja pemanfaatan limbah padat industri tahu
didasarkan pada dua tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan ini terdiri dari tahap
persiapan atau tahapan pembuatan tempe gembos dan tahap penyampaian materi
(sosialisasi). Pembuatan tempe gembos dilakukan sebanyak 6 kali produksi
dengan bahan baku sekitar 2 kg ampas kedelai, sedangkan sosialisasi pembuatan
tempe gembos telaksana 4 kali dengan sasaran dan tempat yang berbeda.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan meliputi pembuatan produk tempe gembos
dan pengemasan produk tempe gembos. Bahan baku pembuatan tempe gembos
yang berupa ampas kedelai didapatkan dari industri tahu Fida. Industri tahu ini
menyediakan ampas hasil penggilingan kedelai kurang lebih sebanyak 500 kg
setiap harinya. Selain ampas kedelai, bahan lain yang diperlukan untuk pembuatan
tempe gembos adalah ragi tempe. Ragi tempe didapatkan dari toko kuning yang
ada di dekat alun-alun Kabupaten Situbondo. Pembuatan tempe gembos dilakukan
sebanyak 6 kali produksi. Produksi pertama dilakukan pada tanggal 31 Juli 2016.
Percobaan pertama ini bertujan untuk mengetahui seberapa besar perbandingan
ragi tempe dan ampas tahu yang diberikan dalam pembuatan tempe gembos.
Dalam program kerja pembuatan tempe gembos ini dilakukan beberapa kali
percobaan dikarenakan literatur tentang pembuatan tempe gembos yang kami
dapatkan berbeda metode. Secara umum, perbedaan metode tersebut terdapat pada
perbandingan pemberian ragi tempe dan lamanya proses pemeraman. Setelah
dilakukan percobaan, hasil yang didapatkan untuk penambahan ragi tempe adalah
sebesar 4 sendok makan/kg ampas kedelai.
Percobaan kedua dilaksanakan tanggal 3 Agustus 2016. Percobaan kedua ini
bertujan untuk mengetahui seberapa lama pemeraman yang dilakukan untuk
menghasilkan tempe gembos yang padat dan kompak. Setelah dilakukan
percobaan, hasil yang didapatkan untuk lama pemeraman tempe gembos adalah 2
hari. Produksi ketiga dilakukan pada tanggal 6 Juli 2016. Produksi ketiga ini
dilakukan dengan menggabungkan hasil percobaan sebelumnya. Tempe gembos
yang dihasilkan sesuai dengan harapan yaitu padat dan kompak. Produksi
keempat, kelima, dan keenam berturut-turut dilakukan pada tanggal 11, 12 dan 14
Agustus 2016. Produksi ini dilakukan sebagai prototype untuk sosialisasi yang
menggunakan jarum/lidi
Simpan tempe gembos pada ruang gelap dan ditutp menggnakan serbet
selama 2 hari
Plastik yang digunakan untuk pengemasan tempe gembos adalah plastik es 0,5
kg. Plastik ini kemudian direkatkan menggunakan sealer pada ujungnya. Untuk
menambah fungsi estetika, kami menambahkan label/brand produk tempe gembos
khas cermee dengan nama Temee (Tempe Gembos cerme). Label yang ada
dalam kemasan tempe gembos ini mencakup nama dan komposisi produk.
a)
audience. Selain pemberian selebaran, kami juga membawa contoh produk tempe
gembos sebagai produk contoh.
c. Sosialisasi di RT. 17
Penyampaian materi ketiga dilakukan di RT 17 dusun krajan pada tanggal 15
Agustus 2016. Sosialisasi dilakukan pada jam 18.00-20.00 WIB. Sasaran
sosialisasi kali ini adalah ibu-ibu pengajian putri RT 17, dengan peserta yang
datang 25 orang. Sosialisasi diawali dengan penyampaian materi mengenai
pembuatan tempe gembos secara lisan dan dibantu dengan pembagian selebaran
untuk mempermudah pemahaman audience. Selain pemberian selebaran, kami
juga membawa contoh produk tempe gembos sebagai produk contoh.
d. Sosialisasi di RT.
Sosialisasi terakhir dilaksanakan di RT dusun simpang tiga pada tanggal 17
Agustus 2016 yang dilakukan pada jam 19.00-20.30 WIB. Sasaran kali ini adalah
ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam pengajian putri RT. Sosialisasi
dilakukan di Dusun simpang tiga dikarenakan di dusun ini banyak terdapat
industri tahu yang mana menghasilkan limbah padat yang dapat langsung dibuat
menjadi tempe gembos. Diharapkan sosialisasi ini dapat memotivasi ibu-ibu
dusun simpang tiga untuk membuka usaha tempe gembos. Acara ini dihadiri oleh
25 orang. Sosialisasi diawali dengan penyampaian materi mengenai pembuatan
tempe gembos secara lisan dan dibantu dengan pembagian selebaran untuk
mempermudah pemahaman audience. Selain pemberian selebaran, kami juga
membawa contoh produk tempe gembos sebagai produk contoh.
2.4 Peran Anggota Kelompok
Pelaksanaan program sosialisasi pembuatan tempe gembos dilaksanakan oleh
seluruh anggota kelompok, dimana masing-masing individu mempunyai peranan
tersendiri dalam melaksanakan program. Dalam hal ini, seluruh anggota
kelompok ikut berperan aktif dalam melaksanakan program. Adapun pembagian
tugas atau peran masing-masing anggota kelompok didalam kegiatan sosialisasi
dodol asem adalah sebagai berikut:
Koordinator dan pemateri
Bagian Produksi
Bagian Perlengkapan
Bagian Dokumentasi
organisasi kepada anggotanya agar dapat mandiri dan bersaing dalam ranah
perekonomian dimasyarakat. Adapun rincian kegiatan sosialisasi yang dilakukan
yaitu:
a. Sosialisasi yang pertama dilakukan di RT 18 b pada tanggal 14 Agustus pukul
19.00-20.00 WIB dengan peserta ibu-ibu sekitar. Alasan
mengadakan
adalah karena ada beberapa ibu-ibu yang tidak menjadi anggota koperasi
namun menjadi anggota dari Bank btpn syariah yang kurang berminat pada
koperasi juga karena kurangnya persiapan sehingga kami belum sempat
membawa contoh produk dodol asem. Adapun warga (ibu-ibu) yang ikut
sosialisasi adalah sebanyak 11 orang namun untuk pelatihan dan pemberian
keterampilan pembuatan dodol asem dan tempe gembos ibu-ibu merespon
dengan positif dan juga mengikuti dengan penuh antusias.
b. Sosialisasi yang kedua dilaksanakan di RT 18 b pada tanggal 15 Agustus
2016 pukul 12.00-13.00 WIB dengan peserta ibu-ibu arisan setempat. Kami
memanfaatkan acara tersebut sebagai acara kegiatan kami karena dengan
mengikuti acara arisan kami dapat menghemat pengeluaran untuk program
kerja dan kami tidak perlu untuk mengumpukan warga, kami cukup meminta
izin
kepada
ketua
arisan
untuk
ikut
dalam
acara
tersebut
dan
ini
akan
lebih
banyak
kemungkinanya
untuk
membuka
dan
ingin
mempraktekkan
dirumahnya.
maupun
selama
kepada
warga
tentang
pentingnya
berkoperasi,
bagaimana
seharusnya anggota koperasi dalam menjalankan materi dan juga pentingnya softskill atau kemampuan individu dalam produksi suatu barang sehingga individu
tersebut mempunyai keahlian dan nilai tambah yang bermanfaat bagi dirinya, bagi
keluarga juga bagi orang-orang disekitarnya. Pelatihan yang kami berikan yaitu
pemberian latihan tentang pemanfaatan limbah tahu yang biasanya dibuang atau
dijual untuk pakan ternak dan mempunyai nilai ekonomis yang kecil namun
sekarang dapat menjadi bahan baku yang bermanfaat dan dengan dimanfaatkan
semaksimal mungkin sehingga memiliki manfaat yang besar juga nilai ekonomis
yang tinggi, kemudian sosialisasi dodol asem karena di desa Cermee memiliki
banyak sumberdaya bahan baku yang digunakan daam pembuatan dodol asem
yaitu pohon asem, permasalahan yang kami temui hampir sama karena masyarkat
desa Cermee ini hanya menjual asam mentah ke pengepul dengan harga rendah
namun dengan adanya pelatihan pembuatan dodol asem ini diharapkan
masyarakant dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kedua produk tersebut
sehingga dapat menaikkan pendapatan mereka dan masyarakat sekitar. Rincian
untuk pembuatan tempe gembos dan dodol asem dijelaskan pada bagian sub-bab
dibawah.
3.2 Keberlanjutan Program
Untuk keberlanjutan program sendiri, kami berharap ilmu dan materi yang
kami berikan dapat diserap dengan baik dan di aplikasikan oleh ibu-ibu terutama
anggota kopwan SERBA GUNA dan juga ibu-ibu rumah tangga yang lainnya
agar sosialisasi dan pelatihan yang kami berikan ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat. Melihat cukup antusiasnya masyarakat dan respon positif dari
masyarakat selama kami melakukan sosialisasi. Banyak masyarakat yang merasa
tertarik untuk membuat produk dodol asem dan tempe gembos, hal tersebut
ditunjukkan dari banyak masyarakat yang bertanya tentang cara produksi dan hal
lainnya yang terkait dengan tempe gembos dan dodol asem pada saat sesi tanya
jawab selama sosialisasi berlangsung. Selain itu, respon positif juga ditunjukkan
oleh ibu kepala desa Cermee yang juga merupakan anggota kopwan SERBA
GUNA yang berencana salah satu produk dari program kami yaitu menyajikan
dodol asem sebagai hidangan dalam Rapat Pleno PKK Se-Kecamatan Cermee
yang berikutnya akan digelar di Desa Cermee dan berniat menjadikan dodol asem
sebagai makanan khas desa Cermee.
3.3 Rencana Biaya Program Kerja
Selama berada di Desa Cermee, kami telah menyusun rencana biaya untuk
menjalankan program-program yang akan di jalankan dalam bentuk tabel berikut :
Kegiatan
Waktu
Sosialisasi
3 Agustus
pemberdayaan
2016
Penanggung
Tempat
Balai desa
Jawab
Moh. Zainul alam
Rencana Biaya
Rp. 100.000
Cermee
anggota
koperasi
Realisasi Biaya Program Kerja
Dana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp 50.000
dengan rincian sebagai berikut :
Tanggal Sosialisasi
14 Agustus 2016
Tempat
RT 18 b Desa
Biaya
-
Total Biaya
-
15 Agustus 2016
Cermee
RT 18 b d Desa
Rp. 20.000
Rp. 20.000,-
17 Agustus 2016
cermee
RT 17 Desa
Rp. 30.000
Cermee
Total realisasi dana
Berikut penjelasan dari rincian penggunaan dana diatas:
Rp. 50.000,-
Dalam tabel diatas ada perbedaan tempat pelaksanaan sosialisasi yang semula
dilakukan di balai Desa Cermee namun tidak jadi dikarenakan karena pihat
pengurus koperasi yang mempunyai masalah mendadak karena ibu kepala
koperasi Hj. Asiati mendadak mengalami sakit struk dan harus dirawat di rumah
sakit dan membutuhkan waktu yang lama sedangkan dalam koperasi hanya ada
empat (empat) pengurus yang masih aktif dan sulit untuk dimintai kerja sama
dengan alasan harus ada izin dari ibu ketua koperasi dan akhirnya kami meminta
izin untuk langsung terjun di masyaratkat namun tetep menggunakan kopwan
SERBA GUNA
terfokus pada ibu-ibu anggota koperasi dan masyarakat sekitar, sehingga kami
memilih perkumpulan warga seperti arisan dan pengajian sepagai tujuan
sosialisasi kami. Juga permintaan dari ibu kepala desa yang dulunya pengurus
koperasi yang meminta untuk melakukan sosialisasi di tempat-tempat tersebut
karena banyak anggota kopersai di wilayah itu. Sedangkan untuk dana dalam
sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus itu kosong karena sosialisasi
itu terfokus pada sosialisasi energi terbarukan sehingga kami tidak mengeluarkan
dana untuk sosialisasi hari itu. Sosialisasi selanjutnya yang dilakukan pada
tanggal 15 Agustus itu dilakukan sehari dua kali karena bertepatan dengan arisan
yang diadakan di RT 18 b dan RT 17 kami melakukan sosialisasi ulang di RT 18 b
bukan berarti kami mengulangi sosialisasi yang kami kerjakan pada tanggal 14
malam namun dikarenkan pada tanggal 15 itu di RT 18b itu ada acara arisan yang
di anggotanya mencakup luar wilayah juga jadi sosialisasi kami bisa mencakup
warga lebi banyak lagi. Sedangkan untuk sosialisasi tanggal 17 Agustus itu berada
di Dusun Simpang Tiga dan dilaksanakan pada malam hari bersama ibu-ibu
pengajian RT 17 tersebut kami memang meminta izin kepada ketua pengajian
yaitu Bu Ridha untuk mengikuti pengajian dan memberikan sosialisasi kepada
anggota pengajian tentang koperasi dan pemberdayaan wanita terutama anggota
koperasi dan juga seluruh ibu-ibu yang mengikuti pengajian yang didalamnya
: Dwi Kristanti
: Wulan Suci W.
Bagian Produksi