Anda di halaman 1dari 20

Bidang Ekonomi

Program kerja bidang ekonomi di desa Cermee lebih kepada pembinaan


kepada masyarakat dalam pemanfaatan limbah maupun bahan pangan yang
sebelumnya memiliki nilai jual rendah menjadi produk yang memiliki harga jual
yang lebih tinggi. Di dalam pelaksanaannya, kami bekerja sama dengan instansi
dan masyarakat desa Cermee agar kegiatan berjalan lancar. Tujuan dari program
kerja pilar ekonomi adalah memberdayakan masyarakat sekitar menjadi
masyarakat yang kreatif, mempunyai jiwa wirausaha yang mampu melihat
peluang usaha di lingkungannya sehingga nantinya akan meningkatkan taraf
perekonomian masyarakat Desa Cermee. Adapun program kerja bidang ekonomi
meliputi pemanfaatan limbah padat tahu menjadi produk Temee (Tempe Gembos
Cermee yang memiliki nilai jual tinggi, pengolahan asem menjadi Dolmee
(Dodol Asem Cermee) untuk meningkatkan nilai jual produk, dan pemberdayaan
anggota koperasi wanita di desa Cermee.
1. Sosialisasi Pengolahan Asem Menjadi Dolmee (Dodol Asem Cermee) untuk
Meningkatkan Nilai Jual Produk
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan, desa Cermee
merupakan desa yang mempunyai banyak potensi, salah satunya adalah buah
asem. Banyak dijumpai pohon asem baik itu dipekarangan warga ataupun di
pinggir jalan. Masyarakat desa Cermee

kami rasa kurang optimal dalam

memanfaatkan potensi buah asem yang melimpah tersebut,bmereka hanya


menjual asem hasil unduhan dalam bentuk asem kering yang sudah dipisah dari
bijinya dengan harga jual yang masih relatif murah yaitu Rp.8000,-/kg, padahal
apabila masyarakat kreatif dalam mengolah buah asem yang tersedia banyak
tersebut menjadi produk olahan, akan mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Berdasarkan kondisi tersebut, kami melakukan sosialisasi tentang
pengolahan buah asem menjadi sebuah produk yang mempunyai nilai jual lebih
yaitu dodol asem. Kami memilih mengolah buah asem menjadi dodol asem karena

kami melihat peluang bisnis dari dodol asem yang kami rasa belum ada di pasar
atau dunia bisnis, sehingga mempunyai peluang untuk bersaing.
Kegiatan pengenalan produk dodol asem kami golongkan menjadi dua
kegiatan yang terdiri dari kegiatan sosialisasi dan kegiatan bazar produk. Untuk
kegiatan sosialisasi kami laksanakan sebanyak empat kali, dengan tujuan agar
sosialisasi bisa merata, tidak hanya dalam satu RT atau dusun sehingga
diharapkan dengan banyaknya kegiatan sosialisasi tersebut, masyarakat yang ikut
sosialisasi lebih banyak dan mungkin beberapa dari mereka berniat untuk
memproduksi dodol asem sebagai usaha mereka dengan demikian program
sosialisasi yang kami lakukan ada keberlanjutan manfaatnya bagi masyarakat
Desa Cermee. Sedangkan untuk kegiatan bazar produk, dilaksanakan sebanyak
dua kali yaitu dalam acara rapat pleno PKK Se-Kecamatan Cermee dan dalam
acara jalan-jalan santai yang dilaksanakan didesa Ramban Kulon. Tujuan
dilakukannya kegiatan bazar produk selain untuk memperkenalkan dodol asem
pada masyarakat yang lebih luas juga untuk mengetahui respon/pendapat
masyarakat terhadap dodol asem. Adapun rincian kegiatan sosialisasi dan bazar
dirinci sebagai berikut:
a. Sosialisasi pertama dilakukan di RT 18 b pada tanggal 14 Agustus pukul
19.00-20.00 WIB dengan peserta ibu-ibu sekitar. Alasan mengadakan
sosialisasi di RT 18 tersebut karena bersamaan dengan acara sosialisasi
tentang energi terbarukan banyak ibu-ibu yang datang dalam acara tersebut
sehingga kami memanfaatkan acara tersebut untuk sekalian mensosialisasikan
dodol asem pada warga RT 18 Desa Cermee. Kendala yang dihadapi untuk
kegiatan sosialisasi tersebut adalah karena kurangnya persiapan sehingga kami
belum sempat membawa contoh produk dodol asem. Adapun warga (ibu-ibu)
yang ikut sosialisasi adalah sebanyak 11 orang.
b. Sosialisasi yang kedua dilaksanakan di RT 18 b pada tanggal 15 Agustus 2016
pukul 12.00-13.00 WIB dengan peserta ibu-ibu arisan setempat. Alasan
dilakukannya sosialisasi ditempat tersebut adalah untuk memotivasi ibu-ibu
anggota arisan agar tergerak untuk membuka usaha/memproduksi dodol asem
didalam kegiatan arisan tersebut, sehingga bisa menjadi usaha bersama ibu-ibu

arisan tersebut. Adapun target warga yang datang dalam acara sosialisasi
adalah 20 warga namun yang datang hanya 10 warga. Kendala yang dihadapi
adalah sedikitnya warga yang datang dalam acara tersebut.
c. Sosialisasi yang ketiga kami lakukan pada hari yang sama yaitu Senin 15
Agustus pukul 18.00-20.00 WIB bersamaan dengan kegiatan pengajian ibuibu di RT 17. Target warga (ibu-ibu) yang datang dalam acara sosialisasi yang
ketiga adalah 50 orang namun realisasinya yang datang sejumlah 25 warga.
Alasan dilakukannya sosialisasi di tempat tersebut karena ibu-ibu anggota
pengajian tersebut cukup banyak,sehingga target peserta sosialisasi lebih
banyak dengan demikian diharapkan ada beberapa ibu-ibu anggota pengajian
yang tertarik untuk membuka usaha/memproduksi dodol asem. Selain itu,
dalam acara tersebut juga dilakukan sosialisasi tentang tempe gembos dan
sosialisasi tentang demam berdarah, sehingga dengan dilakukannya sosialisasi
dodol asem ditempat tersebut bisa mengefisiensikan waktu dan tenaga. Tidak
ada kendala yang dihadapi selama acara maupun selama memproduksi dodol
asem.Dalam sosialisasi tersebut didukung sepenuhnya oleh ibu kepala
desa,yang membantu koordinasi dengan ketua pengajian setempat, sehingga
kami bisa melakukan sosialisasi di pengajian tersebut.
d. Sosialisasi yang ke-empat kami lakukan di Dusun Simpang Tiga bersamaan
dengan kegiatan pengajian ibu-ibu sekitar pada tanggal 17 Agustus 2016 pukul
19.00-20.30 WIB dengan target peserta 40 namun realisasi warga yang datang
dalam acara tersebut hanya 20 orang. Alasan dilakukannya sosialisasi di dusun
tersebut karena bersamaan dengan sosialisasi tempe gembos,sehingga sekalian
dilakukan sosialisasi dodol asem untuk mengefektifkan waktu, biaya dan
tenaga.
e. Kegiatan bazar produk dodol asem yang pertama dilakukan pada tanggal 24
Agustus 2016 pada pukul 08.00-12.00 WIB dalam acara Rapat Pleno PKK SeKecamatan Cermee yang bertempat di Desa Bercak. Kegiatan bazar dilakukan
di stand yang sudah disediakan per desa. Kegiatan tersebut merupakan agenda
rutin ibu-ibu PKK Kecamatan Cermee, kami hanya sebatas menyediakan
produk dodol asem untuk selanjutnya dipromosikan dan dijual oleh ibu kepala
desa. Dalam acara bazar tersebut, produk dodol asem kami terjual

semuanya,sehingga bisa mengembalikan modal yang dipakai dalam


pembuatan dodol. Sedangkan untuk bazar yang kedua dilakukan dalam acara
jalan-jalan sehat yang diadakan kelompok KKN Desa Ramban Kulon pada
tanggal 28 Agustus 2016. Dalam bazar yang kedua, minat masyarakat
terhadap dodol asem masih rendah, dilihat dari banyaknya dodol yang terjual
masih sedikit, menurut analisa kami hal tersebut bisa disebabkan karena
beberapa faktor. Faktor yang pertama karena dodol asem merupakan makanan
yang masih asing bagi masyarakat sehingga masyarakat ragu/enggan untuk
membeli, faktor kedua, karena ada beberapa masyarakat yang tidak terlalu
suka rasa asam sehingga mereka tidak tertarik untuk membeli produk kami
dan faktor yang ketiga, dikarenakan masyarakat lebih fokus dalam acara
pembagian doorprize jalan-jalan santai sehingga masyarakat tidak terlalu
perhatian terhadap produk dodol asem kami.
1.1 Teknis Kegiatan
Kegiatan sosialisasi kami lakukan dalam bentuk pemberian materi atau
pengetahuan kepada warga tentang alasan kami melalukan program sosialisasi
tersebut, dilanjutkan dengan pemberian materi tentang pembuatan dodol asem
serta pembagian produk jadi yaitu dodol asem kepada para warga yang datang
kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab terkait produk. Berikut rincian
bahan dan alat-alat yang digunakan serta cara pembuatan dodol asem yang
disampaikan pada warga
A. Bahan-bahan
- Asam Jawa 1 kg
- Gula merah 1 kg
- Tepung ketan 1 kg
- 3 buah kelapa
- Tepung beras kg
- Garam 2 sendok makan
- Vanili 3 bungkus
B. Alat-alat yang digunakan
- Kompor Gas
- Wajan besar
- Wajan Sedang
- Parutan Kelapa
- Baskom

- Loyang
C. Cara membuat dodol asem :
1. Campurkan adonan tepung

ketan,tepung

beras,

vanili

dan

2.
3.
4.
5.

garam,tambahkan air secukupnya


Rebus asam jawa yang telah dibersihkan kulitnya,ambil sarinya
Parut Kelapa dan ambil santannya, kira-kira 2 liter santan
Rebus santan sampai mendidih sambil terus diaduk
Setelah santan mendidih, masukkan gula merah dan aduk sampai gula

6.
7.
8.
9.

merah larut
Setelah gula merah larut,masukkan campuran adonan tepung tadi
Masukkan sari asem ke dalam wajan
Aduk hingga adonan mengental (kurang lebih 3 jam ) dalam api sedang
Setelah adonan matang (ditandai dengan adonan yang sudah tidak lengket)

tuang ke dalam loyang dan dinginkan


10. Setelah dingin, dodol asem siap dikemas
1.2 Hasil Kegiatan
Selama beberapa kali melakukan sosialisasi dan bazar banyak hasil yang
dicapai,diantaranya banyak masyarakat yang tahu bahwa buah asem yang
sebelumnya hanya digunakan sebagai bumbu dapur bisa diolah menjadi berbagai
macam produk olahan seperti dodol asem yang mempunyai nilai jula lebih
tinggi,selain itu masyarakat yang mengikuti sosialisasi diantara mereka ada yang
tertarik untuk mengembangkan produk dodol asem tersebut sebagai bisnis
mereka.
1.3 Faktor Pendukung dan Penghambat
Keberhasilan suatu kegiatan dipengaruhi oleh faktor penghambat dan
pendukung kegiatan tersebut. Faktor pendukung kegiatan sosialisasi tersebut
diantaranya adanya dukungan penuh dari ibu kepala desa yang tertarik dan
mendukung penuh acara sosialisasi, selain itu faktor pendukung lainnya adalah
adanya kerja sama yang baik dari berbagai pihak seperti ketua pengajian yang
memberikan izin didalam pelaksanaan sosialisasi. Faktor penghambat didalam
pelaksanaan kegiatan adalah masalah bahasa, kami menyampaikan materi
sosialisasi menggunakan bahasa Indonesia, sementara sasaran warga sosialisasi
kebanyakan ibu-ibu yang sudah lanjut usia yang mungkin kurang kemampuan

dalam berbahasa Indonesia, sehingga mungkin apa yang disampaikan dalam


kegiatan sosialisasi tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh warga.
1.4 Keberlanjutan Program
Untuk keberlanjutan program sendiri,kami cukup antusias dengan melihat
respon positif dari masyarakat selama kami melakukan sosialisasi.Banyak
masyarakat yang merasa tertarik untuk membuat produk dodol.Hal tersebut
ditunjukkan dari banyak masyarakat yang bertanya tentang cara produksi dan hal
lainnya yang terkait dengan dodol asem pada saat sesi tanya jawab selama
sosialisasi.Selain itu,respon positif juga ditunjukkan oleh ibu kepala desa Cermee
yang berencana menyajikan dodol asem sebagai hidangan dalam Rapat Pleno
PKK Se-Kecamatan Cermee yang berikutnya akan digelar di Desa Cermee dan
berniat menjadikan dodol asem sebagai makanan khas desa Cermee.
1.5 Rencana Biaya Program Kerja
Selama berada di Desa Cermee, kami telah menyusun rencana biaya untuk
menjalankan program-program yang akan di jalankan dalam bentuk tabel berikut :
Kegiatan
Sosialisasi
pembuatan
dodol asem

Waktu
10 Agustus
2016

Tempat
Dusun Barat
Sawah

Penanggung
Jawab
Dwi Kristanti

Rencana Biaya
Rp 95.500

1.6 Realisasi Biaya Program Kerja


Dana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp 244.000,00
dengan rincian sebagai berikut :
Tanggal Sosialisasi

Tempat

15 Agustus 2016

RT 17 dan 18
Desa Cermee
Dusun Simpang
Tiga (Desa
Cermee ) dan
Desa Bercak
Desa Ramban

17 dan 24 Agustus
2016

28 Agustus 2016

Banyaknya
produksi
kg

Total Biaya
Produksi
Rp.76.000,-

1 kg

Rp.84.000,-

1 kg

Rp.84.000,-

Kulon
Total realisasi dana

Rp.244.000,-

Berikut penjelasan dari rincian penggunaan dana diatas:


Dalam tabel diatas ada perbedaan tempat pelaksanaan sosialisasi yang
semula dilakukan di dusun barat sawah namun tidak jadi, dikarenakan permintaan
dari ibu kepala desa yang meminta untuk melakukan sosialisasi di tempat-tempat
tersebut.Didalam pelaksanaannya sendiri,tidak sesuai dengan jadwal yang semula
direncanakan tanggal 10 Agustus mundur ke tanggal 14 Agustus dikarenakan
perubahan produk dari permen ke dodol asem,sehingga memerlukan trial produk
lagi.Sedangkan untuk dana dalam sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 15
Agustus walaupun hanya memproduksi kg dodol namun biaya yang
dikeluarkan cukup besar karena didalamnya ada biaya yang digunakan untuk trial
permen asem sebesar Rp.36.000,-. Hal ini disebabkan karena sebelumnya kami
merencanakan membuat produk olahan asem berupa permen asem,namun selama
dua kali trial kami gagal sehingga mengganti produk dari permen asem ke dodol
asem. Untuk trial dodol asem, tidak menemukan kendala berarti, sekali trial sudah
berhasil dan hasilnya bisa dibawa untuk contoh produk dalam sosialisasi yang
dilakukan pada tanggal 15 Agustus. Sedangkan untuk sosialisasi tanggal 17, 24
dan 28 Agustus kami memproduksi dodol asem sebanyak 1 kg untuk tanggal 17
dan 24, dan 1 kg lagi pada tanggal 28 Agustus, untuk hasil produksi 1 kg tersebut
cukup banyak sehingga bisa digunakan dalam beberapa kali kegiatan sosialisasi
dan bazaar.
Didalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi dodol asem sendiri,kami hanya
mengeluarkan dana untuk proses pembuatan dodol saja, tidak ada pengeluaran
untuk konsumsi peserta sosialisasi karena acara sosialisasi kami adakan didalam
pengajian atau arisan ibu-ibu setempat. Untuk perbandingan dana antara dana
yang dianggarkan dengan realisasi dana cukup besar yaitu sebesar Rp.195.500,dikarenakan adanya perubahan produk yang rencana semula permen asem
menjadi dodol asem, selain itu selisih anggaran dana awal dengan realisasi dana
juga disebabkan karena kegiatan sosialisasi dilakukan selama beberapa kali
pelaksanaan dengan tambahan dua kali kegiatan bazaar yang berbeda dengan

rencana semula yang hanya menganggarkan satu kali kegiatan sosialisasi dan
tidak ada kegiatan bazar.
1.7 Peran Anggota Kelompok
Dalam proses pembuatan dodol hingga acara sosialisasi semua anggota
berperan aktif sehingga acara bisa berjalan dengan baik.Adapun pembagian tugas
atau peran masing-masing anggota kelompok didalam kegiatan sosialisasi dodol
asem adalah sebagai berikut:
Penanggung Jawab dan pemateri

: Dwi Kristanti

Bagian Produksi

: Farihah Yuliana,Ria Rismawati,Syukron


Mamun, Ayu Megawati

Bagian Perlengkapan

: Wulan Suci W, Delvi Picalista, Dewi


Indasya

Bagian Dokumentasi

: Hilman Hariri, Moh.Zaenul Alam

2. Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Padat Tahu Menjadi Produk Temee


(Tempe Gembos Cermee) yang Memiliki Nilai Jual Tinggi
Pengadaan program kerja pemanfaatan limbah padat industri tahu
didasarkan pada banyaknya industri tahu yang ada di Desa Cermee. Pada masingmasing industri tahu ini menghasilkan limbah padat yang belum termanfaatkan
secara optimal. Secara umum, limbah padat industri tahu yang berupa ampas
kedelai ini dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Ampas kedelai mentah ini
dijual dengan harga Rp. 2.500/5kg. Harga tersebut terlampau cukup murah jika
dibandingkan dengan mengolahnya menjadi suatu produk jadi seperti tempe
gembos. Banyak masyarakat di desa Cermee yang belum mengetahui tempe
gembos maupun cara pengolahanya. Pengolahan ampas tahu menjadi tempe
gembos ini bisa digunakan sebagai salah satu alternatif pemanfaatan limbah padat
industri tahu menjadi sebuah produk dengan harga jual yang lebih tinggi. Industri
tahu di Desa Cermee berlokasi pada dusun simpang tiga. Terdapat beberapa
industri tahu, salah satunya adalah industri tahu Fida yang bertempat pada RT.
Industri tahu Fida ini memproduksi tahu hingga 40.000 buah/hari dengan bahan

baku kedelai kurang lebih 1 ton. Ampas hasil penggilingan kedelai yang dihasikan
juga relatif banyak. Berdasarkan kondisi tersebut, kami melakukan sosialisasi
pengolahan ampas tahu menjadi tempe gembos ini kepada masyarakat, yang
sebelumnya belum mengetahui tentang cara pembuatan tempe gembos menjadi
tahu dan tertarik untuk mengembangkan usaha tempe gembos.
2.1 Faktor pendukung dan penghambat
Pelaksanaan Program kerja sosialisasi pemanfaatan limbah padat industri tahu
terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor yang dapat
mendukung terealisinya program kerja pemanfaatan ampas tahu ini adalah
banyaknya ketersediaan ampas tahu di Desa Cermee, sedangkan hal yang dapat
menghambat terealisasinya program ini adalah anggapan masyarakat tentang
sulitnya teknologi pengolahan produk.
2.2 Biaya Kegiatan
Biaya kegiatan yang digunakan dalam program kerja pembuatan tempe
gembos meliputi biaya produksi dan biaya pengemasan. Pembuatan tempe
gembos dilakukan 6 kali yang terdiri dari 3 kali percobaan dan 3 kali untuk
sosialisasi. Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan tempe gembos ini adalah
sebesar Rp. 64.000. Pengeluaran yang dilakukan adalah untuk pembelian bahan
baku dan peralatan seperti ragi tempe, kain serbet, plastik dll. Berikut adalah
rincian biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan program kerja sosialisasi
pembuatan tempe gembos
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Barang
Ragi Tempe
Kain serbet
Plastik 0,5 kg
Print materi
Print sticker

2.3 Hasil Kegiatan

Jumlah
2 buah
3 buah
2 pack
60 lembar
20 lembar
Jumlah

Harga satuan
Rp. 12.000
Rp. 3.333
Rp. 3000
-

Total Harga
Rp. 24.000
Rp. 10.000
Rp. 6.000
Rp. 10.000
Rp. 4.000
Rp. 64.000

Hasil kegiatan dari program kerja pemanfaatan limbah padat industri tahu
didasarkan pada dua tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan ini terdiri dari tahap
persiapan atau tahapan pembuatan tempe gembos dan tahap penyampaian materi
(sosialisasi). Pembuatan tempe gembos dilakukan sebanyak 6 kali produksi
dengan bahan baku sekitar 2 kg ampas kedelai, sedangkan sosialisasi pembuatan
tempe gembos telaksana 4 kali dengan sasaran dan tempat yang berbeda.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan meliputi pembuatan produk tempe gembos
dan pengemasan produk tempe gembos. Bahan baku pembuatan tempe gembos
yang berupa ampas kedelai didapatkan dari industri tahu Fida. Industri tahu ini
menyediakan ampas hasil penggilingan kedelai kurang lebih sebanyak 500 kg
setiap harinya. Selain ampas kedelai, bahan lain yang diperlukan untuk pembuatan
tempe gembos adalah ragi tempe. Ragi tempe didapatkan dari toko kuning yang
ada di dekat alun-alun Kabupaten Situbondo. Pembuatan tempe gembos dilakukan
sebanyak 6 kali produksi. Produksi pertama dilakukan pada tanggal 31 Juli 2016.
Percobaan pertama ini bertujan untuk mengetahui seberapa besar perbandingan
ragi tempe dan ampas tahu yang diberikan dalam pembuatan tempe gembos.
Dalam program kerja pembuatan tempe gembos ini dilakukan beberapa kali
percobaan dikarenakan literatur tentang pembuatan tempe gembos yang kami
dapatkan berbeda metode. Secara umum, perbedaan metode tersebut terdapat pada
perbandingan pemberian ragi tempe dan lamanya proses pemeraman. Setelah
dilakukan percobaan, hasil yang didapatkan untuk penambahan ragi tempe adalah
sebesar 4 sendok makan/kg ampas kedelai.
Percobaan kedua dilaksanakan tanggal 3 Agustus 2016. Percobaan kedua ini
bertujan untuk mengetahui seberapa lama pemeraman yang dilakukan untuk
menghasilkan tempe gembos yang padat dan kompak. Setelah dilakukan
percobaan, hasil yang didapatkan untuk lama pemeraman tempe gembos adalah 2
hari. Produksi ketiga dilakukan pada tanggal 6 Juli 2016. Produksi ketiga ini
dilakukan dengan menggabungkan hasil percobaan sebelumnya. Tempe gembos
yang dihasilkan sesuai dengan harapan yaitu padat dan kompak. Produksi
keempat, kelima, dan keenam berturut-turut dilakukan pada tanggal 11, 12 dan 14
Agustus 2016. Produksi ini dilakukan sebagai prototype untuk sosialisasi yang

akan dilakukan. Secara umum, pembuatan tempe gembos membutuhkan waktu


sekitar 2 hari, sehingga perlu direncanakan sebelumnya mengenai jadwal produksi
dan jadwal sosialisasi. Pembuatan tempe gembos ini terbilang cukup mudah untuk
dilakukan, sehingga mudah dipahami oleh ibu-ibu rumah tangga pada umumnya.
Pembuatan tempe gembos juga tidak memerlukan bahan baku, peralatan, dan
biaya yang banyak, sehingga cocok digunakan sebagai peluang usaha. Berikut
adalah peralatan, bahan baku dan cara pembuatan tempe gembos secara garis
besar
A. Alat
- Baskom
- Tampah
- Kain saring
- Kain serbet
- Spatula
- Jarum/lidi
- Dandang
- Sendok
- Kompor
- Timbangan
- Plastik
B. Bahan
- Ampas kedelai
- Ragi tempe
C. Cara pembuatan tempe gembos
- Ampas kedelai dilakukan penyaringan menggunakan kain saring
- Pengukusan ampas kedelai selama 30-40 menit
- Peras dan kering anginkan ampas menggunakan tampah sampai dingin
- Campurkan 4 sdm ragi tempe kedalam 1 kg ampas kedelai
- Masukan ampas kedelai kedalam plastik yang telah dilubangi
-

menggunakan jarum/lidi
Simpan tempe gembos pada ruang gelap dan ditutp menggnakan serbet
selama 2 hari

Plastik yang digunakan untuk pengemasan tempe gembos adalah plastik es 0,5
kg. Plastik ini kemudian direkatkan menggunakan sealer pada ujungnya. Untuk
menambah fungsi estetika, kami menambahkan label/brand produk tempe gembos
khas cermee dengan nama Temee (Tempe Gembos cerme). Label yang ada
dalam kemasan tempe gembos ini mencakup nama dan komposisi produk.
a)

Gambar 4.1 a) Label/sticker produk tempe gembos b) Kemasan tempe gembos


2. Tahap Penyampaian Materi
Tahap penyampaian materi atau sosialisasi merupakan tahap utama dalam
program kerja ini. Sosialisasi dilakukan di beberapa tempat perkumpulan ibu-ibu
arisan dan pengajian desa, khususnya di dusun simpang tiga yang dimana banyak
terdapat industri tahu. Sosialisasi dilakukan dengan cara pemberian materi
mengenai pembuatan tempe gembos. Penyampaian materi kepada audience
dipermudah dengan memberikan selebaran yang berisikan tentang cara pembuatan
tempe gembos dalam bentuk gambar dan tulisan. Pelaksanaan sosialisasi tempe
gembos telah terlaksana sebanyak 4 kali di tempat yang berbeda. Sasaran utama
dari program kerja kami adalah ibu-ibu rumah tangga.
a. Sosialisasi di RT. 18 b
Sosialisasi tempe gembos pertama kali dilakukan pada tanggal 14 Agustus
2016 di RT. 18 b Dusun Krajan yang bertempat dirumah bapak ketua RT. Program
ini dilaksanakan bersamaan dengan program sosialisasi energi terbarukan dan
pembuatan dodol asem. Acara ini dihadiri oleh 11 orang yang sebagian besar
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sosialisasi diawali dengan penyampaian
materi mengenai pembuatan tempe gembos secara lisan dan dibantu dengan
pembagian selebaran untuk mempermudah pemahaman audience. Selain
pemberian selebaran, kami juga membawa contoh produk tempe gembos sebagai
produk contoh.
b. Sosialisasi di RT. 18 b
Sosialisasi pembuatan tempe gembos kembali dilaksanakan di RT. 18 b,
namun berbeda sasaran dan lokasi. Sasaran dari sosialisasi kali ini adalah ibu-ibu
yang tergabung dalam paguyban arisan di RT. 18 b. Sosialisasi dilakukan pada
tanggal 15 Agustus 2016 jam 12.00-13.00 WIB, dengan target peserta 20 orang.
Akan tetapi, peserta yang datang tidak bisa memenuhi target. Sosialisasi ini
dilakukan di paguyuban arisan adalah untuk memotivasi ibu-ibu anggota arisan
agar tertarik untuk membuka usaha bersama produk tempe gembos. Sosialisasi
diawali dengan penyampaian materi mengenai pembuatan tempe gembos secara
lisan dan dibantu dengan pembagian selebaran untuk mempermudah pemahaman

audience. Selain pemberian selebaran, kami juga membawa contoh produk tempe
gembos sebagai produk contoh.
c. Sosialisasi di RT. 17
Penyampaian materi ketiga dilakukan di RT 17 dusun krajan pada tanggal 15
Agustus 2016. Sosialisasi dilakukan pada jam 18.00-20.00 WIB. Sasaran
sosialisasi kali ini adalah ibu-ibu pengajian putri RT 17, dengan peserta yang
datang 25 orang. Sosialisasi diawali dengan penyampaian materi mengenai
pembuatan tempe gembos secara lisan dan dibantu dengan pembagian selebaran
untuk mempermudah pemahaman audience. Selain pemberian selebaran, kami
juga membawa contoh produk tempe gembos sebagai produk contoh.
d. Sosialisasi di RT.
Sosialisasi terakhir dilaksanakan di RT dusun simpang tiga pada tanggal 17
Agustus 2016 yang dilakukan pada jam 19.00-20.30 WIB. Sasaran kali ini adalah
ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam pengajian putri RT. Sosialisasi
dilakukan di Dusun simpang tiga dikarenakan di dusun ini banyak terdapat
industri tahu yang mana menghasilkan limbah padat yang dapat langsung dibuat
menjadi tempe gembos. Diharapkan sosialisasi ini dapat memotivasi ibu-ibu
dusun simpang tiga untuk membuka usaha tempe gembos. Acara ini dihadiri oleh
25 orang. Sosialisasi diawali dengan penyampaian materi mengenai pembuatan
tempe gembos secara lisan dan dibantu dengan pembagian selebaran untuk
mempermudah pemahaman audience. Selain pemberian selebaran, kami juga
membawa contoh produk tempe gembos sebagai produk contoh.
2.4 Peran Anggota Kelompok
Pelaksanaan program sosialisasi pembuatan tempe gembos dilaksanakan oleh
seluruh anggota kelompok, dimana masing-masing individu mempunyai peranan
tersendiri dalam melaksanakan program. Dalam hal ini, seluruh anggota
kelompok ikut berperan aktif dalam melaksanakan program. Adapun pembagian
tugas atau peran masing-masing anggota kelompok didalam kegiatan sosialisasi
dodol asem adalah sebagai berikut:
Koordinator dan pemateri

: Wulan Suci Wahyuningtyas

Bagian Produksi

: Dwi Kristanti, Farihah Yuliana, Ria Rismawati,


Syukron Mamun

Bagian Perlengkapan

: Ayu Megawati, Delvi Picalista, Dewi Indasya

Bagian Dokumentasi

: Hilman Hariri, Moh. Zainul Alam

3. Pemberdayaan Anggota Koperasi Wanita


Program ekonomi pemberdayaan wanita yang dilaksanakan ditujukan untuk
anggota koperasi. Kami bekerja sama dengan pengurus Koperasi Wanita SERBA
GUNA No. Badan Hukum : 34/BH/X.V1.5/2010 yang berada didalam pasar
Desa Cermee Kecamatan Cermee.
Pemilihan Kopwan sebagai tujuan dari pelaksanaan salah satu program
ekonomi ini adalah karena anggota Kopwan yaitu ibu-ibu yang menjadi tujuan
utama untuk pemberdayaan wanita di Desa Cermee, ibu-ibu anggota koperasi
tersebut sebagian besar bermata pencaharian sebagai pedagang dipasar desa
Cermee, namun banyak juga anggota Kopwan yang menjadi anggota namun
hanya untuk meminjam uang pada koperasi tanpa memberikan timbal balik seperti
hasil dari usahanya hanya cicilan pengambalian perminggu itu lah yang menjadi
pendapatan Kopwan Serba Guna, terkadang juga ditemui bahwa modal yang
dipinjam deri Kopwan tersebut tidak digunakan secara efektif dan tepat guna
sebagai modal usaha atau untuk peningkatan produksi dari usaha mereka namun
juga banyak yang disalah gunkan dengan gunakan modal tersebut untuk
memenuhi kebtuhan sehari-hari.
Mengacu dari observasi tersebut kami membuat dan merancang program
yang menurut kami dibutuhkan para anggota koperasi yaitu tentang apa arti
sesungguhnya dari adanya koperasi terutaman koperasi wanita yang berada di
Desa cermee, apa saja yang harus dilakukan oleh anggota koperasi dan bagaimana
koperasi itu dapat berjalan sehingga menghasilkan manfaat bagi anggotanya dan
dapat mensejahterakan semua anggotanya. Oleh sebab itu program yang kami
jalakan ini adalah terfokus kepada anggota dan masyarakat dengan memberikan
sosialisasi terutama bagi anggota koperasi untuk lebih berperan aktif dalam
membangun koperasi bersama karena koperasi merupakan organisasi kerakyatan
yang mewadai para anggota didalamnya agar dapat kreatif dan mandiri sehingga
dapat meningkatkan taraf hidup dan mensejahterakan anggotanya dengan cara
memberikan pelatihan kerja atau soft-skill, modal dan pengetahuan tentang

organisasi kepada anggotanya agar dapat mandiri dan bersaing dalam ranah
perekonomian dimasyarakat. Adapun rincian kegiatan sosialisasi yang dilakukan
yaitu:
a. Sosialisasi yang pertama dilakukan di RT 18 b pada tanggal 14 Agustus pukul
19.00-20.00 WIB dengan peserta ibu-ibu sekitar. Alasan

mengadakan

sosialisasi di RT 18 tersebut karena bersamaan dengan acara sosialisasi


tentang energi terbarukan, sosialisasi tempe gembos dan dodol asem. Acara
tersebut dihadiri oleh ibu-ibu dan bapak-bapak, karena banyak ibu-ibu yang
hadir kami memanfaatkan acara tersebut untuk masuk dan mensosialisasikan
pentingnya koperasi bertepatan ada beberapa ibu-ibu yang menjadi anggota
dari koperasi wanita SERBA GUNA yang didalamnya terdapat pelatiahan
pembuatan produk dodol asem dan tempe gembos dan sekalian pengenalan
produk tempe gembos yang telah jadi. Dalam sosialisasi pada warga RT 18
Desa Cermee,

kendala yang dihadapi untuk kegiatan sosialisasi tersebut

adalah karena ada beberapa ibu-ibu yang tidak menjadi anggota koperasi
namun menjadi anggota dari Bank btpn syariah yang kurang berminat pada
koperasi juga karena kurangnya persiapan sehingga kami belum sempat
membawa contoh produk dodol asem. Adapun warga (ibu-ibu) yang ikut
sosialisasi adalah sebanyak 11 orang namun untuk pelatihan dan pemberian
keterampilan pembuatan dodol asem dan tempe gembos ibu-ibu merespon
dengan positif dan juga mengikuti dengan penuh antusias.
b. Sosialisasi yang kedua dilaksanakan di RT 18 b pada tanggal 15 Agustus
2016 pukul 12.00-13.00 WIB dengan peserta ibu-ibu arisan setempat. Kami
memanfaatkan acara tersebut sebagai acara kegiatan kami karena dengan
mengikuti acara arisan kami dapat menghemat pengeluaran untuk program
kerja dan kami tidak perlu untuk mengumpukan warga, kami cukup meminta
izin

kepada

ketua

arisan

untuk

ikut

dalam

acara

tersebut

dan

mensosialisasikan program kerja tentang pemberdayaan wanita terutama para


anggota koperasi dan ibu-ibu rumah tangga sekitar yang menjadi anggota
arisan di RT 18 b tersebut. Alasan dilakukannya sosialisasi ditempat tersebut
adalah untuk memotivasi ibu-ibu anggota arisan dan anggota koperasi wanita

SERBA GUNA yang juga menjadi anggota

arisan agar memiliki

pengetahuan tambahan dan tergerak untuk membuka usaha / memproduksi


dodol asem dan tempe gembos didalam kegiatan arisan atau di aplikasikan
untuk benar-benar di terapkan sehinga dapat berguna dan bermanfaat
kedepanya, sehingga bisa menjadi usaha bersama ibu-ibu arisan tersebut.
Adapun target warga yang datang dalam acara sosialisasi adalah 20 warga
namun yang datang hanya sekitar 10 warga. Kendala yang dihadapi adalah
sedikitnya warga yang datang dalam acara tersebut namun antusias ibu-ibu
yang hadir untuk mengikuti sosialisasi dan pelatihan dari kami sangat
antusias dan baik sekali.
c. Sosialisasi yang ketiga kami lakukan di Dusun Simpang Tiga pada hari Rabu
17 Agustus pukul 18.00-20.00 WIB bersamaan dengan kegiatan pengajian
ibu-ibu di RT 17. Soasialisasi ini menargetkan ibu-ibu di RT 17 karena disana
banyak ibu-ibu yang menjadi anggota koperasi wanita SERBA GUNA dan
juga ibu-ibu dilingkungan sekitar RT 17 yang merupakan wilayah dimana
baha baku tempe gembos itu berada karena disana ada usaha rumahan (Home
Industry) yaitu usaha pembuatan tahu milik Ibu Fida tujuan kami dengan
adanya lokasi sumber daya bahan baku yang dekat masyarakat akan lebih
mudah dalam mengaplikasian informasi tersebut, jadi apabila kami memberi
sosialisasi tentang pentingnya koperasi dan pemberdayaan wanita di
lingkungan RT 17 maka ibu-ibu warga RT 17 akan dengan mudah
memperoleh bahan baku pembuatan tempe gembos tersebut. Target yang
kami tuju yaitu warga (ibu-ibu) yang datang dalam acara sosialisasi yang
ketiga adalah 50 orang namun realisasinya yang datang sejumlah 25 warga.
Alasan dilakukannya sosialisasi di tempat tersebut karena ibu-ibu anggota
pengajian tersebut cukup banyak, sehingga diharapkan kemungkinan peluang
dari adanya manfaat keberlanjutan dari adanya sosialisasi pemberdayaan
wanita

ini

akan

lebih

banyak

kemungkinanya

untuk

membuka

usaha/memproduksi tempe gembos dan dodol asem. Selama acara


berlangsung kami tidak memiliki kendala karena anggota pengajian yang
terdiri dari ibu-ibu tersebut merespon dengan baik juga mengikuti acara

sosialisasi dengan antusias bahkan beberapa ibu-ibu tersebut bertanya tentang


salah produk yang kami berikan yaitu tempe gembos dan asem dengan sangat
mendetail

dan

ingin

mempraktekkan

dirumahnya.

maupun

selama

memproduksi tempe gembos dan dodol asem. Dalam sosialisasi tersebut


didukung sepenuhnya oleh ibu kepala desa,yang membantu koordinasi
dengan ketua pengajian setempat,sehingga kami bisa melakukan sosialisasi di
pengajian tersebut.
3.1 Teknis Kegiatan
Kegiatan sosialisasi kami lakukan dalam bentuk pemberian materi atau
pengetahuan

kepada

warga

tentang

pentingnya

berkoperasi,

bagaimana

seharusnya anggota koperasi dalam menjalankan materi dan juga pentingnya softskill atau kemampuan individu dalam produksi suatu barang sehingga individu
tersebut mempunyai keahlian dan nilai tambah yang bermanfaat bagi dirinya, bagi
keluarga juga bagi orang-orang disekitarnya. Pelatihan yang kami berikan yaitu
pemberian latihan tentang pemanfaatan limbah tahu yang biasanya dibuang atau
dijual untuk pakan ternak dan mempunyai nilai ekonomis yang kecil namun
sekarang dapat menjadi bahan baku yang bermanfaat dan dengan dimanfaatkan
semaksimal mungkin sehingga memiliki manfaat yang besar juga nilai ekonomis
yang tinggi, kemudian sosialisasi dodol asem karena di desa Cermee memiliki
banyak sumberdaya bahan baku yang digunakan daam pembuatan dodol asem
yaitu pohon asem, permasalahan yang kami temui hampir sama karena masyarkat
desa Cermee ini hanya menjual asam mentah ke pengepul dengan harga rendah
namun dengan adanya pelatihan pembuatan dodol asem ini diharapkan
masyarakant dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kedua produk tersebut
sehingga dapat menaikkan pendapatan mereka dan masyarakat sekitar. Rincian
untuk pembuatan tempe gembos dan dodol asem dijelaskan pada bagian sub-bab
dibawah.
3.2 Keberlanjutan Program
Untuk keberlanjutan program sendiri, kami berharap ilmu dan materi yang
kami berikan dapat diserap dengan baik dan di aplikasikan oleh ibu-ibu terutama

anggota kopwan SERBA GUNA dan juga ibu-ibu rumah tangga yang lainnya
agar sosialisasi dan pelatihan yang kami berikan ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat. Melihat cukup antusiasnya masyarakat dan respon positif dari
masyarakat selama kami melakukan sosialisasi. Banyak masyarakat yang merasa
tertarik untuk membuat produk dodol asem dan tempe gembos, hal tersebut
ditunjukkan dari banyak masyarakat yang bertanya tentang cara produksi dan hal
lainnya yang terkait dengan tempe gembos dan dodol asem pada saat sesi tanya
jawab selama sosialisasi berlangsung. Selain itu, respon positif juga ditunjukkan
oleh ibu kepala desa Cermee yang juga merupakan anggota kopwan SERBA
GUNA yang berencana salah satu produk dari program kami yaitu menyajikan
dodol asem sebagai hidangan dalam Rapat Pleno PKK Se-Kecamatan Cermee
yang berikutnya akan digelar di Desa Cermee dan berniat menjadikan dodol asem
sebagai makanan khas desa Cermee.
3.3 Rencana Biaya Program Kerja
Selama berada di Desa Cermee, kami telah menyusun rencana biaya untuk
menjalankan program-program yang akan di jalankan dalam bentuk tabel berikut :
Kegiatan

Waktu

Sosialisasi

3 Agustus

pemberdayaan

2016

Penanggung

Tempat
Balai desa

Jawab
Moh. Zainul alam

Rencana Biaya
Rp. 100.000

Cermee

anggota
koperasi
Realisasi Biaya Program Kerja
Dana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp 50.000
dengan rincian sebagai berikut :
Tanggal Sosialisasi
14 Agustus 2016

Tempat
RT 18 b Desa

Biaya
-

Total Biaya
-

15 Agustus 2016

Cermee
RT 18 b d Desa

Rp. 20.000

Rp. 20.000,-

17 Agustus 2016

cermee
RT 17 Desa

Rp. 30.000

Rp. 30. 000,-

Cermee
Total realisasi dana
Berikut penjelasan dari rincian penggunaan dana diatas:

Rp. 50.000,-

Dalam tabel diatas ada perbedaan tempat pelaksanaan sosialisasi yang semula
dilakukan di balai Desa Cermee namun tidak jadi dikarenakan karena pihat
pengurus koperasi yang mempunyai masalah mendadak karena ibu kepala
koperasi Hj. Asiati mendadak mengalami sakit struk dan harus dirawat di rumah
sakit dan membutuhkan waktu yang lama sedangkan dalam koperasi hanya ada
empat (empat) pengurus yang masih aktif dan sulit untuk dimintai kerja sama
dengan alasan harus ada izin dari ibu ketua koperasi dan akhirnya kami meminta
izin untuk langsung terjun di masyaratkat namun tetep menggunakan kopwan
SERBA GUNA

sebagai tujuan pemberdayaan untuk sosialisasi kami yang

terfokus pada ibu-ibu anggota koperasi dan masyarakat sekitar, sehingga kami
memilih perkumpulan warga seperti arisan dan pengajian sepagai tujuan
sosialisasi kami. Juga permintaan dari ibu kepala desa yang dulunya pengurus
koperasi yang meminta untuk melakukan sosialisasi di tempat-tempat tersebut
karena banyak anggota kopersai di wilayah itu. Sedangkan untuk dana dalam
sosialisasi yang dilakukan pada tanggal 14 Agustus itu kosong karena sosialisasi
itu terfokus pada sosialisasi energi terbarukan sehingga kami tidak mengeluarkan
dana untuk sosialisasi hari itu. Sosialisasi selanjutnya yang dilakukan pada
tanggal 15 Agustus itu dilakukan sehari dua kali karena bertepatan dengan arisan
yang diadakan di RT 18 b dan RT 17 kami melakukan sosialisasi ulang di RT 18 b
bukan berarti kami mengulangi sosialisasi yang kami kerjakan pada tanggal 14
malam namun dikarenkan pada tanggal 15 itu di RT 18b itu ada acara arisan yang
di anggotanya mencakup luar wilayah juga jadi sosialisasi kami bisa mencakup
warga lebi banyak lagi. Sedangkan untuk sosialisasi tanggal 17 Agustus itu berada
di Dusun Simpang Tiga dan dilaksanakan pada malam hari bersama ibu-ibu
pengajian RT 17 tersebut kami memang meminta izin kepada ketua pengajian
yaitu Bu Ridha untuk mengikuti pengajian dan memberikan sosialisasi kepada
anggota pengajian tentang koperasi dan pemberdayaan wanita terutama anggota
koperasi dan juga seluruh ibu-ibu yang mengikuti pengajian yang didalamnya

memberikan pelatihan tentang pemanfaatan limbah tahu menjadi tempe gembos


dan pengolahan produk asem menjadi dodol asem.
Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi tentang koperasi dan pemberdayaan
anggota koperasi dan wanita ini kami hanya mengeluarkan biaya untuk konsumsi
peserta saja karena dalam sosialisasi ini hanya pemberian materi dan pengetahuan
kepada anggota koperasi dan ibu-ibu untuk biaya produksi sendiri tertera dalam
laporan masing-masing produksi tempe gembos dan dodol asem.
3.4 Peran Anggota Kelompok
Dalam proses sosialisasi ini semua anggota berperan aktif dalam membantu
berjalannya program ini mulai dari pembuatan surat izin kepada koperasi sampai
pelaksanaan sosialisasi berlangsung, sehingga acara bisa berjalan dengan baik.
Adapun pembagian tugas atau peran masing-masing anggota kelompok didalam
kegiatan sosialisasi tentang koperasi dan pemberdayaan anggota koperasi sebagai
berikut:
Penanggung Jawab dan pemateri Koperasi Wanita : Moh. Zainul Alam
Penanggung Jawab dan pemateri Dodol Asem

: Dwi Kristanti

Penanggung Jawab dan pemateri Tempe Gembos

: Wulan Suci W.

Bagian Produksi

: Kelompok KKN 124 a

Bagian Koordinator dan perlengkapan

: Kelompok KKN 124 b

Anda mungkin juga menyukai