Anda di halaman 1dari 19

Terapi

Dengan terapi sebagian besar pasien mengalami perbaikan. Dua terapi yang
paling efektif adalah farmakoterapi dan terapi kognitif perilaku. Terapi keluarga dan
kelompok dapat membantu penderita dan keluarganya menyesuaikan diri dengan keadaan
pasien yang memiliki gangguan dan menyesuaikan diri dengan kesulitan psikososial yang
dapat dicetuskan oleh gangguan tersebut. 1
Farmakoterapi
Alprazolam (Xanax) dan paroxetine (paxil) adalah dua obat yang disetujui FDA
untuk terapi gangguan panik. Umumnya pegalaman menunjukkan keunggulan selektif
serotonin

reuptake

inhibitor

(SSRI)

dan

clomipramine

(anfranil)

daripada

benzodiazepine, monoamine oxsidase inhibitor (MAOI), dan obat trisiklik serta


tetrasiklik dalam efektifitas dan toleransi efek yang merugikan. Suatu pendekatan
konservatif adalah memulai dengan paroxetine, sertraline atau fluvoxamine pada
gangguan panik terisolasi. Jika diinginkan kendali yang cepat terhadap gejala yang parah
pemberian alprazolam harus dimulai bersamaan dengan SSRI diikuti penurunan dosis
benzodiazepine secara perlahan. Kombinasi SSRI atau obat trisiklik dan benzodiazepin
atau SSRI dan litium atau obat trisiklik dapat dicoba. Apabila terapi yang digunakan
efektif, terapi dilanjutkan selama 8 sampai 12 bulan. Pada terapi yang tidak memberikan
respon harus dikaji ulang adanya keadaan komorbid seperti depresi, penggunaan alkohol
atau penggunaan zat.

Seletive serotonin reutake inhibitor.


Semua SSRI efektif untuk gangguan panik. Paroxetin memiliki efek sedatif dan
cenderung segera membuat pasien tenang sehingga menimbulkan kepatuhan yang lebih
besar serta putus minum obat yang lebih sedikit. Fluoxamine dan sertralin adalah obat
berikutnya yang paling baik ditoleransi. Satu pendekatan bagi pasien dengan gangguan
panik adalah dengan memulai paroxetine 5-10 mg /hari selama 1-2 minggu kemudian
dosisnya ditingkatkan 10 mg/hari setiap 1-2 minggu hingga maksimum 60 mg. Jika
sedasi tidak dapat ditoleransi dosis paroxetine diturunkan bertahap hingga 10 mg/hari dan
diganti menjadi fluoxetine pada 10 mg/hari dan dititrasi meningkat secara perlahan.
Strategi lain dapat digunakan berdasarkan pengalaman klinisi. 1
Mekanisme kerja SSRI
SSRI dipercaya dapat meningkatkan kadar serotonin di ekstraselular dengan
caramenghambat pengambilan kembali serotonin ke dalam sel presinaptik sehingga ada
lebih banyak serotonin di celah sinaptik yang dapat berikatan dengan reseptor sel post-sinaptik.
SSRI memiliki tingkat selektivitas yang cukup baik terhadap transporter monoamin yang
lain,seperti pada transporter noradrenaline dan dopamine, SSRI memiliki afinitas yang lemah
terhadap kedua reseptor tersebut sehingga efek sampingnya lebih sedikit.SSRI merupakan obat
psikotropik pertama yang dianggap memiliki desain obatrasional, karena cara kerjanya benarbenar spesifik pada suatu target biologi tertentu dan memberikan efek berdasarkan target
tersebut. Oleh karena itu SSRI digunakan secara luas dihampir semua negara sebagai lini
pertama pengobatan antipanik. (1)
SSRI dapat diberikan selama 2-4 minggu, dan dosisnya dapat ditingkatkan
secara bertahap tergantung pada kebutuhan. Semua jenis SSRI yang dikenal saat ini
memilikiefektifitas yang baik dalam menangani gangguan panik. Salah satunya, Fluoxetine
dalamsalut memiliki masa paruh waktu yang panjang sehingga cocok digunakan untuk pasien
yangkurang patuh minum obat. Selain itu waktu paruh yang panjang dapat meminimalisir

efek withdrawl yang dapat terjadi ketika pasien lelah atau tiba-tiba menghentikan penggunaan
SSRI. (1)
Contoh Obat Golongan SSRI

Fluoxetine (Prozac)

Fluoxetine secara selektif menghambat reuptake seotonin presinaptik, dengan efek minimal
atau tanpa efek sama sekali terhadap reuptake norepinephrine atau dopamine.
Paroxetine (Paxil, Paxil CR)
Ini merupakan SSRI alternatif yang bersifat sedasi karena cara kerjanya berupakan
inhibitor selektif yang poten terhadap serotonin neuronal dan memiliki efek yang lemah
terhadap reuptake norepinephrine dan dopamine.

Sertraline (Zoloft)

Cara kerjanya mirip fluoxetine namun memiliki efek inhibisi yang lemah pada reuptake
norephinephrine dan dopamine neuronal.

Fluvoxamine (Luvox, Luvox CR)

Fluoxamine merupakan inhibitor selektif yang juga poten pada reuptake serotonin neuronal
serta secara signifikan tidak berikatan pada alfa-adrenergik, histamine atau reseptor kolinergik
sehingga efek sampingnya lebih sedikit dibanding obat-obatan jeis trisiklik.

Citalopram (Celexa)

Citalopram meningkatkan aktivitas serotonin melalui inhibisi selektif reuptake serotonin


pada membran neuronal. Efek samping antikolinergik obat ini lebih sedikit.

Escitalopram (Lexapro)

Escitalopram merupakan enantiomer citalopram. Mekanisme kerjanya mirip dengan citalopram.


Efek samping SSRI
Efek samping SSRI biasanya timbul selama 1-4 minggu pertama ketika tubuh
mulaimencoba beradaptasi dengan obat (kecuali efek samping seksual yang timbul pada fase
akhir pengobatan). Biasanya penggunaan SSRI mencapai 6-8 minggu ketika obat mulai
mendekat potensi terapi yang menyeluruh. Adapun beberapa efek samping SSRI antara lain:
anhedonia,insomnia, nyeri kepala, tinitus, apati, retensi urin, perubahan pada perilaku

seksual, penurunan berat badan, mual, muntah dan yang ditakutkan adalah efek sampinng
keinginan bunuh diri dan meningkatkan perasaan depresi pada awal pengobatan. (1)

Benzodiazepin
Benzodiazepin memiliki awitan kerja untuk panik yang paling cepat, sering dalam
minggu pertama, dan dapat digunakan untuk periode waktu yang lama tanpa timbul
toleransi terhadap efek anti panik. Alprazolam adalah benzodiazepine yang paling luas
digunakan untuk gangguan panik tetapi studi menunjukkan lorazepam atau Ativan
memiliki efisiensi yang sama, dan pada laporan kasus juga menunjukkan bahwa
klonazepam atau klonopin dapat efektif. Setelah 4-12 minggu dosis benzodiazepine dapat
diturunkan sementara obat serotonergik diteruskan. Keberatan utama para klinisi
mengenai benzodiazepine adalah potensi ketergantungannya, gangguan kognitif, dan
penyalahgunaan terutama setelah penggunaan jangka panjang. Pasien harus diperingatkan
untuk tidak menyetir atau mengoperasikan peralatan yang berbahaya selama
mengkonsumsi benzodiazepine. 1
Cara Kerja Benzodiazepin
Benzodiazepin bekerja dengan cara meningkatkan efek neurotransmiter GABA (gammabutyric acid), yang berakibat pada inhibisi fungsi eksitasi sehingga dapat menimbulkan kantuk,
menekan kecemasan, anti-kejang, melemaskan otot dan dapat mengakibatkan amnesia.
Ada 3 jenis benzodiazepin yakni yang short acting, intermediate acting dan long acting.
Benzodiazepin short- dan intermediate acting digunakan untuk mengatasi insomnia sedangkan
yang

golongan

long-acting

Contoh Obat Benzodiazepin

Lorazepam (Ativan)

digunakan

untuk

mengatasi

gangguan

panik. (1)

Lorazepam merupakan suatu hipnotik-sedatif yang memiliki efek onset singkat dan paruh
waktunya tergolong intermediate. Dengan meningkatkan aksi GABA, yang merupakan inhibitor
utama di otak, lorazepam dapat menekan semua kerja SSP, termasuk sistem limbik dan formasi
retikuler.

Clonazepam (Klonopin)

Clonazepam menfasilitasi inhibisi GABA dan transmiter inhibitorik lainnya. Selain itu, obat ini
memiliki waktu paru yang relatif panjang sekitar 36 jam.

Alprazolam (Xanax, Xanax XR)

Alprazolam merupakan terapi pilihan untuk manajemen serangan panik. Obat ini dapat terikat
pada reseptor-reseptor pada beberapa bagian otak, termauk sistem limbik dan RES. Meskipun
begitu banyak ahli yang tidak menyarankan penggunaan alprazolam dalam waktu lama karena
tingkat ketergantungannya sangat tinggi.

Diazepam (Valium, Diastat, Diazepam Intensol)

Diazepam meruapakan salah satu jenis benzodiazepin yang potensinya rendah. Namun dapat
digunakan untuk mengatasi serangan panik.
Efek Samping Benzodiazepin
Efek samping yang paling sering ditemukan pada benzodiazepin biasanya berkaitan
dengan efek sedasi dan relaksan ototnya. Beberapa di antaranya adalah mengantuk, pusing, dan
penurunan konsentrasi dan kewaspadaan. Kurangnya koordinasi bisa mengakibatkan jatuh dan
kecelakaan, terutama pada orang tua. Akibat lain dari benzodiazepin adalah penurunan
kemampuan menyetir sehingga dapat berakibat pada tingginya angka kecelakaan.
Efek samping lainnya adalah hipotensi dan penekanan pusat pernapasan terutama pada
penggunaan intravena. Beberapa efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan
benzodiazepin adalah mual, muntah, perubahan selera makan, pandangan kabur, bingung,
euforia, depersonalisasi dan mimpi buruk. Beberapa kasus juga menunjukkan bahwa
benzodiazepin bersifat liver toksik. (1)

Obat trisiklik dan tertrasiklik


Menurut data diantara obat-obat trisiklik clomipramine dan imipramine (tofranil)
adalah obat yang paling efektif untuk terapi gangguan panik. Pengalaman klinis
menunjukkan dosis harus dinaikkan perlahan untuk menghindari stimulus berlebihan dan
bahwa seluruh manfaat klinis membutuhkan dosis utuh dan mungkin belum dicapai
selama 8-12 minggu. Obat-obatan trisiklik lebih sedikit digunakan daripada SSRI karena
obat trisiklik umunya memiliki efek simpang lebih berat pada dosis lebih tinggi yang
diperlukan untuk terapi yang lebih efektif bagi gangguan panik. 1

Mekanisme Kerja Trisiklik


Mekanisme kerja kebanyakan trisiklik menyerupai cara kerja SNRI (serotoninnorepinephrine reuptake inhibitor) dengan cara memblok transporter serotonin dan
norepinephrine, sehingga terjadi peningkatan neurotransmiter ekstraseluler yang dapat bereaksi
dalam proses neurotransmisi. TCA sama sekali tidak bereaksi terhadap transporter dopamin
sehingga efek samping akibat peningkatan dopamin seperti halusinasi dapat berkurang.(1)
Selain bereaksi pada reseptor norepinephrine dan serotonin, trisiklik juga bereaksi sebagai
antagonis pada neurotransmiter 5-HT2 (5-HT2A and 5-HT2C), 5-HT6, 5-HT7, 1-adrenergic,
and NMDA receptors, dan sebagai agonists pada sigma receptors (1 and 2), yang memberikan
kontribusi pada efek terapi dan efek sampingnya. Trisiklik juga dikenal sebagai antihistamin dan
antikolinergik kuat karena dapat bereaksi dengan reseptor histamine dan asetilkolin muskarinik.
(1)

Kebanyak trisiklik juga dapat menghambat kanal natrium dan kalsium, sehingga dapat
bekerja seperti obat-obatan natrium channel blocker dan calcium channel blocker. Karena itu
penggunanaan berlebih trisiklik dapat menyebabkan kardiotoksik. (1)
Contoh Obat Trisiklik

Imipramine (Tofranil, Tofranil-PM)

Imipramine menghambat reuptake norepinephrine dan serotonin pada neuron


presinaptikin.

Desipramine (Norpramin) dapat meningkatkan konsentrasi norepinephrine pada celah


sinaptik SSP dengan cara menghambat reuptakenya di membran presinaptik. Hal ini
dapat menyebabkan efek desensitasi pada adenyl cyclase, menurunkan regulasi reseptor
beta-adrenergik, dan regulasi reseptor serotonin.

Clomipramine (Anafranil)

Obat ini berefek langsung pada uptake serotonin sedangakan pada efeknya uptake
norepinephrine terjadi ketika obat ini diubah menjadi metabolitnya, desmethylclomipramine.
Efek Samping Trisiklik
Ada banyak efek samping yang dapat disebabkan oleh trisiklik yang berkaitan dengan
antimuskarinik-nya. Beberapa di antaranya adalah mulut kering, hidung kering, pandangan
kabur, konstipasi, retensi urin, gangguan memori dan peningkatan temperatur tubuh.
Efek samping lainnya adalah pusing, cemas, anhedonia, bingung, sulit tidur, akathisia,
hipersensitivitas, hipotensi, aritmia serta kadang-kadang rhabdomiolisis.

Monoamine oxidase inhibitor


Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) merupakan salah satu jenis antidepresi yang
dapat digunakan untuk mengatasi gangguan panik. Pada masa lalu golongan ini digunakan untuk
mengatasi gangguan panik dan depresi yang sudah resisten terhadap golongan trisiklik.
MAO paling efektif digunakan pada gangguan panik yang disertai agoraphobia. Selain itu MAO
juga dapat digunakan untuk mengatasi migraine dan penyakit parkinson karena target dari obat
ini adalah MAO-B yang berperan dalam timbulnya nyeri kepala dan gejala parkinson.

Kemungkinan MAOI menyebabkan stimulasi berlebihan lebih kecil daripada SSRI atau trisklik
tapi obat ini memerlukan dosis penuh selama sedikitnya 8-12 minggu agar efektif. 1

Cara Kerja MAOI


MAOI bekerja dengan cara menghambat aktivitas monoamine oxidase, sehingga ini
dapat mencegah pemecahan monoamine neurotransmitters dan meningkatkan avaibilitasnya.
Terdapat 2 jenis monoamine oxidase, MAO-A dan MAO-B. MAO-A berkaitan dengan
deaminasi serotonin, melatonin, epinephrine and norepinephrine. Sedangkan MAO-B
mendeaminasi phenylethylamine and trace amines. Dopamine dideaminasi oleh keduanya.
Contoh Obat MAOI

Phenelzine (Nardil)

Nardil merupakan obat golongan MAOI yang paling sering digunakan dalam mengatasi
gangguan panik. Hal ini telah dibuktikan merlalui superioritas yang jelas terhadap placebo dalam
percobaan double-blind untuk mengatas gangguan panik. Obat ini biasanya digunakan untuk
pasien yang tidak respon terhadap obat golongan trisiklik atau obat antidepresi golongan kedua.

Tranylcypromine (Parnate)

Obat ini juga efektif terhadap gangguan panik karena berikatan secara ireversibel pada MAO
sehingga dapat mengurangi pemecahan monoamin dan meningkatkan avaibilitas sinaptik.
Efek Samping MAOI
Ketika dikonsumsi peroral, MAOI menghambat katabolisme amine. Sehingga ketika
makanan yang mengandung tiramin dikonsumsi, seseorang dapat menderita krisis hipertensi.
Jika makanan yang mengandung tiptofan dimakan juga, maka hal ini dapat menyebabkan
hiperserotonemia. Jumlah makanan yang dibutuhkan hingga menimbulkan reaksi berbeda-beda
pada tiap individu.
Mekanisme pasti mengapa konsumsi tiramin dapat menyebabkan krisis hipertensi pada
pengguna obat MAOI belum diketahui, tapi diperkirakan tiramin menggantikan norepinefrin
pada penyimpanannya di vesikel, dalam hal ini norepinefrin terdepak oleh tiramin. Hal ini dapat
memicu aliran pengeluaran norepinefrin sehingga dapat menyebabkan krisis hipertensi. Teori

lain menyatakan bahwa proliferasi dan akumulasi katekolamin yang menyebabkan krisis
hipertensi. (1)
Beberapa makanan yang mengandung tiramin antara lain hati, makanan yang
difermentasi dan zat-zat lain yang mengandung levodopa seperti kacang-kacangan. Makananmakanan itu harus dihindarkan dari pengguna MAOI. (1)

1. Obat-obat lain
a. Antikonvulsan
Data mengenai penggunaan antikonvulsan untuk mengatasi gangguan
panik masih terbatas. Asam valproat adalah antikonvulsan mood stabilizer
yang dilaporkan efektif dalam mengatasi gangguan panik dalam sebuah
penelitian (Woodman and Noyes 1994). Antikonvulsan lain yang juga
terbukti efektif adalah Gabapentin dengan dosis 600-3600 mg/hari (Pande
et al. 2000). Gabapentin dan asam valproat dapat digunakan sebagai terapi
tunggal atau kombinasi bersama antidepresan.7
b. Antihipertensi
Golongan calcium channel blocker dan penyekat beta-adrenergik adalah obatobatan yang dikatakan dapat digunakan pada terapi gangguan panik. Namun
penelitian yang telah dilakukan belum cukup dapat membuktikan efektifitas
penggunaan yang bermakna pada gangguan panik. Golongan penyekat beta dapat
digunakan untuk mengurangi efek somatik seperti palpitasi. Pemberian penyekat
beta adrenergik ini dapat mengakibatkan efek samping seperti kelelahan,
gangguan tidur dan kemungkinan dapat memperburuk keadaan depresi sehingga
tidak dianjurkan untuk diberikan sebagai terapi rutin pada gangguan panik.8
c. Buspiron
Merupakan agonis parsial reseptor serotonin 5-HT1A. Terapi tunggal buspiron
tidak terlalu efektif untuk gangguan panik, tetapi dapat digunakan sebagai terapi
tambahan bersama antidepresan dan benzodiazepin.2

Pemilihan Obat dan Pengaturan Dosis


Cara penggunaan
1. Pemilihan obat
Semua jenis obat anti panik (Trisiklik, Benzodiazepin, Reversible Inhibitor of
Monoamine Oxydase-A (RIMA), SSRI) sama efektifnya menanggulangi sindrom
panik pada tahap sedang dan pada stadium awal dari gangguan panik. Bagi mereka
yang sensetif terhadap efek samping golongan trisiklik atau adanya penyakit organik
sebagai penyulit, dapat beralih ke golongan SSRI atau RIMA di mana efek samping
relatif lebih ringan. Alprazolam merupakan obat yang paling kurang toksik dan
onset of action yang lebih cepat.2
2. Pengaturan dosis
Cara terbaik untuk melihat apakah terdapat keseimbangan antara efek samping dan
khasiat obat adalah dengan meneliti sebaik mungkin antara waktu pemberian obat dan
dosis, dalam hubungan dengan jumlah serangan panik dalam periode waktu tertentu.
Mulai dengan dosis rendah, secara perlahan-lahan dosis dinaikkan dalam beberapa
minggu untuk meminimalkan efek samping dan mencegah terjadinya toleransi obat.
Dosis efektif dicapai dalam waktu 2-3 bulan. Apabila dosis tidak dinaikkan secara
perlahan-lahan, penderita tidak akan merasakan manfaatnya, atau malah akan mundur
dari perkembangan yang sudah mulai membaik pada awal pengobatan dalam
beberapa minggu.3
Dosis efektif untuk Alprazolam pada umumnya sekitar 4 mg/hari, pada beberapa
kasus dapat mencapai 6 mg/hari. Untuk golongan Trisiklik, dosis efektif biasanya
sekitar 150-200 mg/hari. Alprazolam umumnya telah mulai berkhasiat dalam waktu
beberapa hari setelah pemberian obat, sedangkan Trisiklik/RIMA/ SSRI baru
menunjukkan efek setelah pemberian 4-6 minggu.
Imipramin atau Clomipramine dapat dimulai dengan 25-50 mg/hari, (dosis
tunggal pada malam hari), dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25 mg/hari
dengan selang waktu beberapa hari sampai 1 minggu, hingga tercapai dosis efektif
yang mampu mengendalikan sindrom panik (biasanya sampai sekitar 150-200
mg/hari), dengan efek samping yang dapat ditoleransi oleh penderita. Dosis efektif
dipertahankan sekitar 6 bulan, kemudian dikurangi perlahan-lahan sampai 1-2 bulan.

Dosis pemeliharaan (maintenance) umumnya agak tinggi, meskipun sifatnya


individual, Imipramin/Clomiperamin sekitar 100-200 mg/hari dan Setraline sekitar
100 mg/hari, serta bertahan untuk jangka waktu yang lama (1-2 tahun).
3. Lama pemberian
Batas lamanya pemberian obat bersifat individual, umumnya selama 6 bulan sampai
12 bulan, kemudian dihentikan secara bertahap selama 3 bulan bila kondisi penderita
sudah memungkinkan (bebas gejala dalam kurun waktu tertentu). Dalam 3 bulan
setelah bebas obat sekitar 75% penderita menunjukkan gejala kambuh. Dalam
keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semul diulangi untuk selama 2 tahun.
Setelah itu diboba lagi diberhentikan perlahan-lahan dalam kurun waktu 3 bulan dan
seterusnya. Ada beberapa penderita yang memerlukan pengonatan bertahun-tahun
untuk mempertahankan bebas gejala dan bebas dari disabilitas.2
A. Sediaan obat anti-panik dan dosis anjuran
No
1.
2.
3.

Nama Generik
Imipramine
Clomipramine
Alprazolam

4.

Diazepam

Golongan
Trisiklik

Sediaan
Tab. 25 mg
Tab. 25 mg
Tab. 0,25-0,5-1

Dosis Anjuran
75-150 mg/hari
75-150 mg/hari
3x 0,25-0,5 mg/hari

mg
Tab. 25 mg

Peroral 10-30
mg/hari, 2-3x/hari,

Benzodiazepin

Parental IV/IM 210 mg/kali, setiap


5.

Klordiazepoksoid

Tab. 5 mg

3-4 jam
15-30 mg/hari

6.
7.
8.
9.
10

Lorazepam
Clobazam
Brumazepin
Oksazolom
Klorazepat

Caps. 5 mg
Tab. 0,5-2 mg
Tab. 10 mg
Tab. 1,5-3-6 mg
Tab. 10 mg
Caps. 5-10 mg

2-3 x/hari
2-3x 1 mg/hari
2-3x 10 mg/hari
3x 1,5 mg/hari
2-3x 10 mg/hari
2-3x 5 mg/hari

.
11.
12

Prazepam
Moclobemide

Tab. 5 mg
Tab. 150 mg

2-3x 5 mg/hari
300-600 mg/hari

RIMA (Reversible Inhibitor


of Monoamine Oxydase-A)

13

Sertraline

Tab. 50 mg

50-100 mg/hari

.
14

Fluoxetine

Caps. 10-20 mg

20-40 mg/hari

.
15

Parocetine

Tab. 20 mg

20-40 mg/hari

.
16

Fluvoxamine

Tab. 50 mg

50-100 mg/hari

.
17

Citalopram

Tab. 20 mg

20-40 mg/hari

.
18

Buspiron

Tab. 10 mg

15-30 mg/hari

SSRI (Selective Serotonine


Reuptake Inhibitor)

Obat lain

.
Tabel 1: Nama generik, golongan, sediaan, dan dosis anjuran anti panik (sumber:
Farmakologi dan terapi FKUI, 2007)

Tidak respon terhadap terapi


Jika pasien gagal memberikan respon terhadap salah satu golongan maka
golongan obat lain harus dicoba. Data terkini menunjukkan nefazodon dan fenlafaxin
efektif untuk digunakan. Laporan kasus mengesankan efektifitas carbamazepine,
valproate, dan inhibitor saluran kalsium. 1
Durasi farmakoterapi
Ketika efektif terapi diteruskan selama 8-12 bulan. Gangguan panik adalah
keadaan kronik mungin seumur hidup dan kambuh jika terapi dihentikan. 1

Terapi perilaku dan kognitif


Dari berbagai respon disimpulkan bahwa terapi kognitif dan perilaku
mengungguli terapi farmakologi saja. Laporan lain menyimpulkan sebaliknya. 1
Terapi kognitif

Dua fokus utama terapi kognitif adalah instruksi mengenai keyakinan pasien yang
salah dan informasi mengenai serangan panik. Terapi ini secara tidak langsung mengajak
individu untuk membentuk kembali pola perilaku menjadi lebih rasional serta
restrukturisasi kognitif. Individu dilatih untuk membuat daftar pengalaman harian serta
cara individu dalam menyikapi berbagai peristiwa yang dialami dan dilakukan evaluasi
setiap kali pertemuan. Pada sebuah penelitian mengenai perbandingan terapi kognitif dan
perilaku dengan terapi perilaku itu sendiri, diperoleh fakta bahwa terapi kognitif dan
perilaku, keduanya menjadi kombinasi terapi yang lebih unggul secara bersama-sama
dibandingkan dengan terapi perilaku secara tunggal. 1

Aplikasi relaksasi
Tujuannya adalah memberikan pasien rasa kendali mengenai tingkat ansietas dan
relaksasi. Melaui penggunaan teknik standar relaksasi otot dan membayangkan situasi yang
membuat santai, pasien mempelajari teknik yang dapat membantu mereka melewati sebuah
serangan panik Teknik dasar menggunakan terapi relaksasi otot dan membayangkan situasi yang
membuat santai, sehingga pasien menguasai teknik yang dapat membantu saat terjadi serangan
panik.3,10 Individu diperkenalkan kepada sensasi ketegangan dan sesudah itu sensasi relaks.
Individu harus bisa membedakan antara sensasi saat panik dengan sensasi relaks. Lazarus
menggabungkan teknik terapi relaksasi dengan pernapasan.7 Hiperventilasi dianggap
berhubungan dengan serangan panik yang mungkin berkaitan dengan sejumlah gejala seperti
pusing dan pingsan, pendekatan langsung adalah melatih pasien untuk melakukan hiperventilasi.
Lazarus juga mengatakan bahwa terapi hipnosis dapat digunakan untuk menginduksi relaksasi.
Pelatihan Pernapasan

Hiperventilasi berhubungan dengan serangan panik mungkin berkaitan dengan


sejumlah gejala seperti pusing dan pingsan, suatu pendekatan langsung untuk
mengendalikan serangan panik adalah melatih paisen melakukan hiperventilasi. 1

Pajanan invivo
Teknik ini meliputi pemajanan pasien terhadap stimulus yang ditakuti yang
semakin lama semkain berat dari waktu ke waktu pasien menjadi mengalami desensitisasi
terhadap pnegalaman tersebut. 1

Terapi psikososial lain


Terapi keluarga
Keluarga pasien mungkin telah dipengaruhi oleh gangguan anggota keluarga.
Terapi keluarga yang ditujukan pada edukasi dan dukungan sering bermanfaat. 1
Psikoterapi berorientasi tilikan
Terapi berfokus membantu pasien mengerti arti ansietas yang tidak disadari,
simbolisme situasi yang dihindari, kebutuhan untuk menekan impuls, dan keuntungan
sekunder gejala tersebut. 1
Psikoterapi kombinasi dan farmakoterapi
Intervensi psikoterapeutik membantu pasien menghadapi rasa takut keluar rumah.
Disamping itu, beberapa pasien akan menolak obat karena mereka yakin obat akan
menstigmatisasi mereka sebagai orang sakit jiwa sehingga intervensi terapeutik

dibutuhkan untuk membantu mereka mengerti dan menghilangkan resistensi mereka


terhadap farmakoterapi. 1
Penatalaksanaan Ketika Serangan Panik Terjadi
Serangan panik merupakan salah satu jenis kegawatdaruratan psikiatri. Adapun
beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi pasien serangan panik yang
datang dengan keluhan nyeri dada, sesak napas, palpitasi, atau nyaris pingsan antara lain:8
1. Terapi oksigen
2.

Membaringkan pasien dalam posisi Fowler

3.

Memonitor tanda-tanda vital, saturasi oksigen, dan EKG

4.

Memeriksa ada tidaknya kelainan lain yang dialami pasien seperti kelainan
kardiopulmoner dan memastikan kalau pasien memang sedang mengalami
serangan panik.

5. Memberikan penjelasan dan motivasi pada pasien kalau semua keluhan yang
dialaminya dapat berkurang jika dia menenangkan diri.
6. Memberikan injeks lorazepam 0.5 mg IV 20 min untuk menenangkan dan
mengurangi impuls tak terkontrol pasien.
Komponen utama dari terapi pasien serangan panik adalah menjelaskan pada pasien
kalau kondisi yang dialaminya bukanlah disebabkan oleh kondisi medis yang serius dan
bukan pula dikarenakan oleh gangguan mental yang parah, tapi lebih diakibatkan oleh
ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh karena respon sistem simpatik atau fight or
flight response. Memberi keyakinan seperti ini terbukti menjadi plasebo yang signifikan
dalam memperbaiki kondisi pasien. Dokter dan staf IRD harus mendengarkan keluhan
pasien secara efektif namun tetap menunjukkan empati terhadap kondisi pasien. Kita

harus hati-hati dalam menggunakan frasa seperti Penyakit Anda tidak serius atau
Anda akan baik-baik saja karena itu dapat di-misinterpretasi oleh pasien sebagai
ketiadaan empati. Bila keadaan pasien membaik, lorazepam injeksi dapat diganti dengan
lorazepam oral atau golongan benzodiazepin lain. Terapi ini tidak boleh lebih dari 1
minggu untuk mencegah ketergantungan. Benzodiazepin digunakan hanya untuk
meningkatkan kepercayaan diri pasien. Setelah serangan panik berlalu, pasien harus
dijelaskan mengenai pentingnya terapi jangka panjang seperti CBT dan penggunaan obat
jenis SSRI.7,8
Penatalaksanaan Gangguan Panik Ketika Tidak Ada Serangan
Mengingat gangguan panik merupakan suatu penyakit yang bersifat kronik, sering
berulang, serta dapat menyertai berbagai gangguan mental dan somatik lain, maka
penatalaksanaan yang tepat serta hemat biaya sangat dibutuhkan oleh pasien untuk
mengurangi beban ekonomi yang bisa ikut menjadi pemicu gangguan mental yang lain
lagi pada pasien. RANZCP (Royal Australian and New Zealand College of Psychiatrist)
menyatakan bahwa penatalaksanaan yang direkomendasikan untuk menangani gangguan
panik adalah mengedukasi pasien dan keluarga agar dapat mendukung pasien dalam
mengatasi kepanikannya. Terapi medikasi hanya dianjurkan untuk penggunaan jangka
pendek.9
Saat ini CBT (Cognitive-behaviour therapy) merupakan terapi yang dianggap lebih
efektif dan murah dalam mengatasi gangguan panik jika dibandingkan dengan terapi
medikasi. Untuk terapi medikasi, obat-obatan golongan tricyclic dan serotonin selective
reuptake inhibitors (SSRI) dianggap memiliki efikasi yang setara serta lebih dipilih
sebagai medikasi pilihan dibanding golongan benzodiazepin yang sering disalahgunakan

serta dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada pasien yang mengalami


ketergantunganalkohol.7
1. Cognitive-behavioral therapy (CBT)
CBT, dengan atau tanpa farmakoterapi, merupakan terapi pilihan untuk gangguan
panik, dan terapi ini harus diberikan pada semua pasien. CBT memiliki efikasi yang lebih
tinggi dalam mengatasi gangguan panik dan biayanya lebih murah. Selain itu tingkat drop
out dan relaps juga lebih rendah jika dibandingkan dengan terapi farmakologi. Meskipun
begitu, hasil yang lebih superior dapat dihasilkan dari kombinasi CBT dan
famakoterapi.10
Beberapa Metode CBT
Terdapat beberapa metode CBT, beberapa diantaranya yakni metode restrukturisasi,
terapi relaksasi, terapi bernapas, dan terapi interocepative.Inti dari terapi CBT adalah
membantu pasien dalam memahami cara kerja pemikiran otomatis dan keyakinan yang
salah dapat menimbulkan respon emosional yang berlebihan, seperti pada gangguan
panik. Terapi restrukturisasi,melalui terapi ini pasien dapat merestrukturisasi isi
pikirannya dengan cara mengganti semua pikiran pikiran negatif yang dapat
mengakibatkan perasaan tidak menyenangkan yang dapat memicu serangan panik dengan
pemikiran-pemikiran positif.

Terapi relaksasi dan bernapas dapat digunakan untuk

membantu pasien mengontrol kadar kecemasan dan mencegah hypocania ketika serangan
panik terjadi. Semua jenis CBT seperti di atas dapat dilakukan pasien dengan atau tanpa
melibatkan dokter. Namun salah satu metode CBT seperti interoceptive therapy yang
terbukti berhasil pada 87% pasien harus dilakukan dengan bantuan dokter di suatu
lingkungan yang terkontrol. Karena terapi ini dilakukan dengan memberikan paparan

yang dapat menstimulus serangan panik pasien dengan cara meningkatkannya sedikit
demi sedikit hingga pasien mengalami desensitasi terhadap stimulus tersebut. Adapun
beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mendesensitasi gangguan panik antara
lain:.9,10

Hiperventilasi disengaja ini dapat mengakibatkan kepala pusing, derealisasi, dan


pandangan menjadi kabur

Melakukan putaran pada kursi ergonomis ini dapat mengakibatkan rasa pusing dan
disorientasi

Bernapas melalui pipet ini dapat mengakibatkan sesak napas dan konstriksi saluran
napas

Menahan napas - ini dapat menciptakan sensasi seperti pengalaman menjelang ajal

Menegangkan badan untuk menciptakan perasaan tegang dan waspada

Semua tindakan di atas dilakukan tidak boleh lebih dari 1 menit. Kuncinya dari teknik di
atas adalah menciptakan sejumlah stimulus yang menyerupai serangan panik. Latihanlatihan tersebut diulangi 3-5 kali sehari hingga pasien tidak lagi merasakan kepanikan
terhadap stimulus seperti itu. Biasanya butuh waktu hingga beberapa minggu untuk dapat
mencapai hal itu.9 Pemaparan terhadap stimulus tersebut dilakukan agar pasien dapat
belajar melalui pengalaman bahwa semua sensasi internal yang dia rasakan seperti sesak
napas, pusing dan pandangan yang kabur bukanlah hal yang harus ditakuti. Ketika pasien
mulai menyadari hal tersebut maka secara otomatis, hippocampus dan amygdala, yang
merupakan pusat emosi, akan ikut mempelajarinya sebagai hal yang tidak perlu ditakuti,
sehingga respon sistem simpatik akan ikut berkurang.7,9

1. Sadock BJ. Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2012. Jakarta.
2. Memon

MA.

29/03/2011;

Panic
cited

Disorder.
on

Medscape
January

Reference;
2012];

2011

Available

[updated
from:

http://emedicine.medscape.com.

3. Kusumadewi I, Elvira SD. Gangguan Panik. In: Elvira SD, Hadisukanto G,


editors. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010. p. 235-41.

4. Chakraburtty A. Panic Disorder. WebMD; 2009 [updated 09/02/2009; cited on


January 2012]; Available from: http://www.webmd.com.

Anda mungkin juga menyukai