Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan, baik itu
jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat khusus, dan
kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk
bergerak.1 Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi tersebut
juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi dapat
melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi
penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan jiwa.2
Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis akut terutama
ditemukan pada anak-anak. Tulang yang sering terkena ialah femur bagian distal, tibia bagian
proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal, serta vertebra. Osteomielitis
kronik adalah akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik. Pada orang
dewasa, osteomilitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran darah, namun biasanya akibat
kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.
Insidensi

osteomyelitis

berkisar

antara

0,11,8%

dari

populasi

orang

dewasa. Prevalensinya pada anak-anak berusia kurang dari 1 tahun adalah 1 kasus per 1000
populasi sedangkan pada anak-anak yang lebih tua adalah 1 kasus dari 5000
populasi. Prevalensi osteomyelitis kronik berkisar antara 5-25% dari kasus osteomyelitis
akut. Ciampolini, J., K. G. Harding. 2000. Pathophysiology of chronic bacterial osteomyelits.
Postgrad Med J, 76: 479-483 (Ciampolini, 2000)
Mortalitas osteomyelitis terjadi sekitar 5-25% dan ada pula yang melaporkan hingga
40% pada era sebelum antibiotik ditemukan. Sekarang, mortalitas telah mencapai angka 0%.
Sedangkan morbiditas mencapai angka 5% menjadi komplikasi. Baltensperger, M., G. K.
Eyrich. 2009. Osteomyelitis of the Jaws. ISBN: 978-3-540-28764-3 (Baltensperger, 2009)
Osteomielitis masih merupakan permasalahan di negara kita karena hal-hal berikut.3,4
-

Tingkat higienis yang masih rendah dan pengertian mengenai pengobatan yang belum
baik.

Diagnosis yang sering terlambat sehingga biasanya berakhir dengan osteomielitis


kronis.

Fasilitas diagnostik yang belum memadai di puskesmas.

Angka kejadian tuberkulosis di Indonesia pada saat ini masih tinggi sehingga kasuskasus tuberkulosis tulang dan sendi juga masih tinggi.

Pengobatan osteomielitis memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya tinggi.

Banyaknya penderita dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan biasanya
datang dengan komplikasi osteomielitis.

1. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku ajar ilmu bedah, edisi revisi. Jakarta: EGC. 1997;
1058-64.
2. Wilson Scott C. Chapter 8 orthopedic infections. Dalam: Current diagnosis &
treatment in orthopedics, fourth edition. New Orleans: The McGraw-Hill Companies.
2006
3. Rasjad Chairuddin. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Jakarta: Yarsif Watampone. 2007
4. Sabiston DC. Buku ajar bedah bagian II. Jakarta: EGC. 2000.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI OSTEOMIELITIS
Osteomielitis (berasal dari kata osteo dan mielitis) adalah radang tulang yang
disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai organ infeksi lain juga dapat
menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan
sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum.3

Osteomyelitis

Gambar 1. Gambaran patosiologi osteomielitis5

Anatomi Tulang
Tulang dalam garis besarnya dibagi atas: 1
1. Tulang panjang
Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna dan humerus,ujung
tulang panjang dinamakan epifisis. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan
merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa
mengalami klasifikasi. Ujung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada
sendi-sendinya. Sedangkan, daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatan
dengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan suatu daerah yang
sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh karena daerah ini
merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandung pembuluh darah.
Kerusakan atau kelainan perkembangan pada daerah lempeng epifisis akan
menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang. Tulang panjang disusun untuk menyagga
berat badan dan gerakan.
2. Tulang pendek
Contoh dari tulang pendek antara lain tulang vetebra dan tulang-tulang karpal
3. Tulang pipih
Yang termaasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang scapula dan tulang
pelvis.

Tulang terdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut korteks
dan bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan diluarnya dilapisi oleh
periosteum. Periosteum pada anak lebih tebal dari orang dewasa, yang memungkinkan
penyembuhan tulang pada anak lebih cepat dibandingkan orang dewasa. 1

.
Gambar 1. Tulang Panjang
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya
terdiri atas tiga jenis dasarosteoblas, osteosit, dan osteoklas. 1,2
1. Osteoblast
Osteoblas merupakan salah satu jenis sel hasil diferensiasi sel mesenkim yang
sangat penting dalam proses osteogenesis atau osifikasi. Sebagai sel, osteoblas dapat
memproduksi sunstansi organik intraseluler atau matriks, dimana kalsifikasi terjadi di
kemidian hari. Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral
pada matriks tulang bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan terperangkap
dalam matriks tulang yg mengandung mineral.1,2
2. Osteosit
Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang.2
3. Osteoclast
Sel yang bersifat multinukleus, tidak ditutupi oleh permukaan tulang dengan
sifat dan fungsi resorpsi serta mengeluarkan tulang. 1,2

Matriks tulang menyimpan kalsium, posfor, magnesium, dan fluor. Tulang


mengandung 99% dari seluruh kalsium tubuh dan 90% dari seluruh fosfor tubuh. Unit dasar

dari kortek tulang disebut sistem haversian. Yg terdiri dari saluran haversian (yang berisi
pembuluh darah, saraf dan lymphatik), lacuna (berisi osteosit), lamella, canaliculi (saluran
kecil yang menghubungakan lacuna dan saluran haversian). 1,2
Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrus padat yang dinamakan periosteum.
Periosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya tumbuh selain sebagai
tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung syaraf, pembuluh darah, dan
limfatik. Lapisan yang paling dekat dengan tulang mengandung osteoblas yang merupakan
sel pembentuk tulang. 1,2
Endosteum adalah membran vasculer tipis yang menutupi rongga sum-sum tulang
panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas melarutkan tulang untuk
memelihara rongga sum-sum terletak dekat endosteum dan dalam lakuna howship. 2
Sumsum tulang merupakan jaringan vasculer dalam rongga sumsum tulang panjang
dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di dalam sternum vertebra
dan rusuk pada tulang dewasa, bertanggung jawab pada produksi sel darah merah dan putih.
Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning. 1,2
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai 5 fungsi utama,
yaitu: 1
1. Membentuk rangka badan
2. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam,
seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru-paru.
4. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium dan garam.
5. Sebagai organ yang berfugsi sebagai jaringan hemopoetik untuk memproduksi
sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit.
Rasjad C. Struktur dan fungsi Tulang. Dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3.
Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta.2007. Hal 6-11
Anatomi Tulang. www.HealthForAll.com . Last update March 2009

Anda mungkin juga menyukai