Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Kebanyakan orang belum memiliki pemahaman yang tepat
mengenai karang gigi (dental calculus) sehingga masyarakat
masih kurang begitu perhatian dengan keberadaan karang gigi.
Karang gigi adalah kumpulan plak gigi dan sisa-sisa makanan
yang tidak dibersihkan dalam waktu lama sehingga mengalami
pengerasan. Warnanya bisa coklat, hijau, putih, maupun kuning
dan biasa terlihat melingkar di perbatasan gigi dan gusi.
Iritasi karang gigi dapat menyebabkan efek kesehatan, tak
hanya terhadap gigi, tetapi juga bagian tubuh yang lain. Iritasi
karang gigi di daerah gigi depan bawah biasanya menyebabkan
napas besar, napas pendek, mudah lelah walaupun bekerja
sedikit. Terkadang juga disertai dengan gejala gangguan
pencernaan.
Pembersihan karang dilakukan dengan scaling dan root
planning. Pasien dapat melakukan scaling tiap 6 bulan sekali

sekaligus memeriksakan kesehatan giginya secara teratur 6 bulan


sekali. Hal ini bertujuan bila adanya penyakit gigi dan mulut
dapat di deteksi lebih dini sehingga tidak berakibat fatal.
Penelitian explanatory research menggunakan metode
survei

dengan

pendekatan

cross

sectional

menunjukkan

hubungan bermakna antara tingkat pendidikan, pengetahuan dan


sikap terhadap pencegahan dan penanganan karang gigi,
frekuensi antara waktu menggosok gigi, cara mengunyah
makanan, status merokok dengan derajat karang gigi masih
kurang. Disarankan untuk melakukan pencegahan dengan
membersihkan karang gigi, menggosok gigi secara rutin minimal
2 kali sehari dan tepat waktu, menghindari kebiasaan merokok
dan mengunyah makanan dengan 2 belah rahang.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Kamus Kedokteran Gigi ( F.J Harty dan R Ogston )
kalkulus

yang

dahulu

disebut tartar atau calcareous

deposits terdiri atas deposit plak yang termineralisasi, yang keras


dan menempel pada gigi. Warnanya bervariasi dari kuning hingga
cokelat. Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium
fosfat, kalsium karbonat, dan magnesium fosfat.
Kalkulus dapat juga diartikan massa kalsifikasi yang
terbentuk dan melekat pada permukaan gigi, objek solid lainnya
di dalam mulut. Menurut Drg Irene Sukardi, Sp Perio, karang
gigi berasal dari plak yang bercampur dengan zat kapur pada
ludah sehingga lama-kelamaan akan mengendap.

Kecepatan pertumbuhan karang gigi tiap2 orang tidak sama , hal


ini dipengaruhi oleh :
a.
b.
c.
d.

konsentrasi kalisum dan fosfat


jumlah relatif dari masing masing ion setiap harinya
derajat keasaman rongga mulut ( pH )
ketersediaan kalsium fosfat

Faktor banyak atau sedikitnya karang gigi dalam suatu populasi


tergantung dari :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

oral higiene ( derajat kebersihan rongga mulut )


daya jangkau ke pelayanan kesehatan gigi mulut
pola makan
umur
waktu pembersihan karang gigi/ interval pola scaling
adanya penyakit sistemik atau tidak
konsumsi obat obatan tertentu

B. Komposisi kalkulus
Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam
mulut serta waktu pembentukan kalkulus. Komposisi kalkulus
terdiri dari 80% masa anorganik, air, dan matriks organik (protein
dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit. Masa
anorganik terutama terdiri dari fosfat, kalsium, dalam bentuk
hidroksiapatite, brushite, dan fosfat oktakalsium. Selain itu, juga

terdapat sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium, fosfat, dan


florida.
C. Macam-macam kalkulus
Berdasakan lokasinya kalkulus ada 2 macam, yaitu :
1. Kalkulus supragingiva
a) Letak kalkulus di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas
gingival)
b) Sebagian besar bakterinya aerob, yaitu bakteri yang
menggunakan oksigen untuk kehidupannya.
c) Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang
berlawanan dengan duktus saliva, pada permukaan lingual
insisivus bawah dan permukaan bukal molar atas, tetapi
dapat juga terdeposit pada setiap gigi dan geligi tiruan yang
tidak dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan oklusal
gigi yang tidak mempunyai antagonis.
d) Warna agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain
seperti tembakau, anggur, pinang.
e) Bentuk cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi
dengan alat khusus
f) Sumber mineral diperoleh dari saliva
g) Dapat terlihat langsung di dalam mulut
2. Kalkulus subgingiva

a) Letaknya disekitar akar gigi di dekat batas apical poket yang


dalam, sekitar apeks gigi (dibawah gingival).
b) Sebagian besar bakterinya anaerob, yaitu bakteri yang hidup
di lingkungan yang tidak mengandung oksigen.
c) Bentuk lebih keras daripada kalkulus supragingiva, melekat
lebih erat pada permukaan gigi.
d) Warna hijau tua atau hitam
e) Sumber mineral diperoleh dari serum darah
f) Tidak dapat terlihat langsung dalam mulut
D. Penyebab kalkulus
1) Pembersihan gigi yang kurang baik
2) Tidak

memakai

kedua

sisi

gigi

untuk

mengunyah
3) Merokok,

asap

panas

yang

terhisap

mengakibatkan rongga mulut menjadi lebih


kering

sehingga

mendukung

pertumbuhan

bakteri anaerob dalam plak. Tar dalam rokok


juga dapat diendapkan pada permukaan gigi
dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi
lebih kasar dan mempermudah perlekatan

plak

dan

akhirnya

mengendap

menjadi

kalkulus.
E. Proses terjadinya kalkulus
Sisa makanan ( mengendap ) > lapisan bening dan tipis
( pelikel ) > pelikel + kuman > plak (berikatan dengan kalsium )
> karang gigi
Macam teori yang dikemukakan oleh para peneiti antara lain :
1) Teori CO, menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat
terjadi akibat adanya perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut
dengan tekanan CO dari duktus saliva, yang menyebabkan pH
saliva meningkat sehingga larutan menjadi jenuh.
2) Teori protein, pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva
bersinggungan dengan permukaan gigi maka protein tersebut
akan keluar dari saliva, sehingga mengurangi stabilitas
larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.
3) Teori fosfatase, fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati
atau bakteri. Fosfatase membantu proses hidrolisa fosfat saliva
sehingga terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.

4) Teori esterase, esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu


proses hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang
dengan kalsium membentuk kalsium fosfat.
5) Teori amonia, pada waktu tidur, aliran saliva berkurang,
membentuk ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi
pengendapan garam kalsium fosfat.
6) Teori pembenihan, plak gigi merupakan tempat pembentukan inti
ion-ion kalsium dan fosfor yang akan membentuk kristal inti
hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih kristal kalsium fosfat
dari saliva jenuh.

F. Peranan Mikroba Terhadap Pembentukan Kalkulus


Mula-mula

diakibatkan

oleh

sisa-sisa

makanan

yang

menempel pada gigi sehingga menjadi plak yang dipenuhi oleh


bakteri seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis,
Actinomyces viscosus, Actinobacillus actinomycetemcomitans,
Capnocytophypa species, Eikenella corrodens, Porphyromonas
gingivalis, Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia,
Bacteroides

forsythus,

Campylobacter

rectus,

Treponema

denticola dan lainnya. Dalam beberapa jam plak ditempati oleh

bakteri tersebut dan apabila dibiarkan beberapa hari akan di ikuti


oleh bakteri lain berupa kuman filamen, spiril, dan spirilcaeta
seperti Bifidobacterium, Neisseria, Branhamella dan lainnya
yang akan menghuni plak tersebut.
Dari beberapa bakteri tersebut ada yang menghasilkan
fosfatase yang membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga
terjadi pengendapan garam kalsium fosfat dan esterase yang
terdapat pada mikrorganisme tersebut juga membantu proses
hidrolisis ester lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan
kalsium membentuk kalsium fosfat. Plak yang tidak di bersihkan
akan mengalami mineralisasi (berikatan dengan kalsium).
Mineralisasi plak mulai dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12
hari untuk matang sehingga mengeras membetuk karang gigi
yang susah di bersihkan dengan sikat gigi kecuali dengan cara
scalling atau root planning yang bisa membantu menghilangkan
atau mengambil serta membersihkan karang gigi.
Ada lebih dari 300 bakteri pambentuk karang gigi diantaranya
adalah :

1.

Bifidobacterium
Bifidobacterium adalah gram-positif, tidak bergerak, tidak

membentuk

spora,

berbentuk

seragam(uniform)

atau

cabang( bifurcated Y, V dan berkelompok). Bentuk marphology


tergantung kondisi nutrisi dan perwarnaan yang tak stabil.
Kemampuan fermentasi terhadap berbagai karbohidrat dan tidak
membentuk gas, produk akhirnya dari fermentasi glukosa adalah
acetic dan lactic acid, bersifat anaerobic. Genus Bacterionema
mempunyai spesies tunggal yaitu Bacterionema matruchotti.
Bacterionema matruchotti selalu ditemukan pada hasil
pembiakan spesimen yang berasal dari plak gigi dan calculus,
tapi tidak dinyatakan sebagai penyebab penyakit pada manusia.
Sejak kuman ini mempunyai kemampuan untuk merubah
intracellular

calcium

menjadi

hydroxyapatite

mempunyai

peranan penting dalam pembentukan karang gigi.


2.

Streptococcus sanguis
Streptococcus sanguinis, cocus, gram-positif yang memiliki
dinding sel tebal yang terdiri dari peptidoglikan. Organisme ini

berisi banyak enzim yang meningkatkan jalur metabolik


termasuk biosintesis, pentosa fosfat jalur, glukoneogenesis,
fermentasi gula dan karbohidrat, dan sebagainya. Enzim tersebut
digunakan untuk glukoneogenesis memungkinkan bakteri untuk
mengubah asam amino menjadi fruktosa-6-fosfat. Streptococcus
sanguinis langsung mengikat permukaan dan berfungsi sebagai
tether untuk lampiran dari berbagai mikroorganisme mulut lain
yang menjajah permukaan gigi, membentuk plak gigi.

3.

Actinomyces viscosus
Actinomyces viscosus, gram-positif, fakultatif, katalase-positif,
berfilamen, atau mikroorganisme diphtheroidal. Semua budaya
tumbuh dengan baik aerobik dan anaerobik dengan penambahan
10% karbon dioksida. Mereka fermentasi laktosa, menghasilkan

katalase dan acetylmethylcarbinol, mengurangi nitrat, Aesculin


terhidrolisis, dan tidak menghasilkan gelatinase atau urease.

4.

Capnocytophypa species
Capnocytophypa species, genus anaerob gram-negatif yang
merupakan penghuni rongga mulut.

5.

Eikenella corrodens
Eikenella corrodens, gram negatif anaerob fakultatif. Koloni
kecil dan keabu-abuan, oksidase-positif, katalase-negatif, ureasenegatif, indol-negatif, dan mengurangi nitrat menjadi nitrit.
Eikenella corrodens adalah komensal dari mulut manusia dan
saluran pernapasan bagian atas.

6. Fusobacterium nucleatum
Fusobacterium nucleatum adalah bakteri oral, terdapat dalam
rongga mulut manusia. Organisme ini merupakan komponen plak
jika berlebih dapat mengakibatkan kalkulus yang mengiritasi
menjadi penyakit periodontal.

7. Neisseria dan Branhamella


Neisseria dan Branhamella, gram-negative, tidak bergerak,
tidak membentuk spora, berbentuk coffee bean/diplococci,
aerobik, membentuk enzyme cytochrome oxidase yang

merupakan bakteri yang terdapat pada mucous membrane dari


rongga mulut dan saluran nafas bagian atas. Genus dari Neisseria
dibagi menjadi spesies yang pathogenik yaitu Neisseria
gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis dan spesies yang
commensial yaitu Neisseria sicca, Neisseria subflava, Neisseria
flavescens dan Neisseria mucosa, pembagian ini berdasarkan
reaksi fermentasi karbohydrat.
Neisseria tidak terdapat secara normal dalam rongga mulut
termasuk plak gigi. Spesies dari genus Neisseria yang biasa
terdapat/hidup

dalam

rongga

mulut

tidak

patogen

atau

virulentnya lemah, dapat menyebabkan subacute bacterial


endocarditis dan purulent meningitis.
G. Akibat kalkulus
1) Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar
dan menjadi tempat menempelnya plak kembali sehingga
kelamaan karang gigi akan semakin mengendap, tebal dan
menjadi sarang kuman. Karang gigi dapat terlihat
kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman biasanya

akibat bercampur dengan rokok, teh, dan zat lain yang


dapat meninggalkan warna pada gigi. Jika dibiarkan
menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi ( menyerap )
tulang alveolar penyangga gigi dan akibatnya gigi mudah
goyang dan tanggal.Karang gigi mengandung banyak
kuman-kuman yang dapat menyebabkan penyakit lain di
daerah sekitar gigi. Bila tidak dibersihkan, maka kumankuman dapat memicu terjadinya infeksi pada daerah
penyangga gigi tersebut. Bila sudah infeksi maka masalah
lebih lanjut bisa timbul. Penderita biasanya mengeluh
gusinya terasa gatal, mulut berbau tak sedap, sikat gigi
sering berdarah, bahkan adakalanya gigi dapat lepas
sendiri dari jaringan penyangga gigi. Infeksi yang
mencapai lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan
menyebabkan tulang pernyangga gigi menipis sehingga
pada perbandingan panjang gigi yang tertanam pada tulang
dan tidak tertanam 1:3, gigi akan goyang dan mudah
tanggal.

Selain itu, kuman infeksi jaringan penyangga gigi juga dapat


menyebar ke seluruh tubuh. Melalui aliran darah, kuman dapat
menyebar ke organ lain seperti jantung. Karena itu ada beberapa
kasus penyakit yang sebenarnya dipicu oleh infeksi dari gigi, ini
disebut infeksi fokal.
H. Tindakan perawatan
Jika plak sudah mengendap menjadi karang gigi maka
penyikatan sekeras apapun dengan sikat gigi biasa tidak akan
menghilangkannya. Karang gigi harus dibersihkan dengan alat
yang disebut scaler. Ada yang manual ataupun dengan ultrasonic
scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan hilang
dan gigi menjadi bersih kembali. Namun, karang gigi dapat
timbul kembali apabila kebersihan gigi tidak dijaga dengan baik.
Penghambatan kalkulus pada gigi dengan beberapa agent
yang dapat mengurangi pembentukan kalkulus diantaranya
detrifaces yang mengandung pyrophosphate atau ion metal
seperti zink. Setiap detriface mengandung 2 soluble phosphate,
tetrasodium

pyrophospate,

dan

disodium

dihydrogen

pyrophospate sebagai tambahan flouride. Pyrophospate berguna


untuk struktural analog dari ion orthophosphate, menghancurkan
pembentukan

kristal

kalsium

fosfat,

dan

menghambat

pertumbuhan beberapa bakteri


I.

Pencegahan kalkulus
1) Jagalah kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua
kali sehari, dapat mencegah pembentukan plak sehingga
tidak terbentuk kalkulus.
2) Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan
menggunakan benang gigi (dental floss) atau sikat
interdental.
3) Perbanyaklah minum air putih
4) Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat
digunakan untuk mencegah timbulnya plak, obat ini dapat
digunakan setelah penyikatan gigi
5) Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula,
tepung dan minuman kafein.
6) Periksakan kesehatan gigi secara rutin 6 bulan sekali.

BAB III KESIMPULAN

Karang

gigi

(calculus)

adalah

deposit

plak

yang

termineralisasi, yang keras yang menempel pada gigi. Warnanya


bervariasi dari kuning hingga cokelat. Kalkulus terjadi karena
pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan
magnesium fosfat.
kecepatan pertumbuhan karang gigi tiap2 orang tidak sama , hal
ini dipengaruhi oleh :
1)
2)
3)
4)

konsentrasi kalisum dan fosfat


jumlah relatif dari masing masing ion setiap harinya
derajat keasaman rongga mulut ( pH )
ketersediaan kalsium fosfat

faktor banyak atau sedikitnya karang gigi dalam suatu populasi


tergantung dari :
1) oral higiene ( derajat kebersihan rongga mulut )
2) daya jangkau ke pelayanan kesehatan gigi mulut
3) pola makan

4)
5)
6)
7)
8)

umur
etnic
waktu pembersihan karang gigi/ interval pola scaling
adanya penyakit sistemik atau tidak
konsumsi obat obatan tertentu

Komposisi kalkulus terdiri dari 80% masa anorganik(dari


fosfat, kalsium, dalam bentuk hidroksiapatite, brushite, dan fosfat
oktakalsium) air, dan matriks organik (protein dan karbohidrat),
sel-sel epitel deskuamasi, leukosit. Selain itu, juga terdapat
sejumlah kecil kalsium karbonat, magnesium, fosfat, dan florida.
Berdasakan lokasinya Kalkulus ada 2 macam, yaitu :
1.

Kalkulus supragingiva
Letaknya di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival).
bakterinya

adalah

aerobic

bacteria,

yaitu

bakteri

yang

menggunakan oksigen untuk kehidupannya.


2.

Kalkulus subgingiva
Letaknya di akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam,
pada kasus yang parah, bahkan dapat ditemukan jauh lebih dalam
sampai ke apeks gigi (dibawah gingival). bakterinya adalah

bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak suka oksigen untuk


kelangsungan hidupnya.
Penyebab kalkulus antara lain karena pembersihan gigi yang
kurang baik, tidak memakai kedua sisi gigi untuk mengunyah
dan merokok. Proses terjadinya kalkulus :
Sisa Makanan ( Mengendap ) > Lapisan bening dan tipis
( Pelikel ) > Pelikel + kuman > Plak (berikatan dengan kalsium
) > Karang Gigi
Ada lebih dari 300 bakteri pambentuk karang gigi. Diawali
dengan bakteri-bakteri yang berada didalam plak seperti
Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Actinomyces
viscosus,

Actinobacillus

actinomycetemcomitans,

Capnocytophypa species, Eikenella corrodens, Porphyromonas


gingivalis, Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia,
Bacteroides

forsythus,

Campylobacter

rectus,

Treponema

denticola dan lainnya. Dalam beberapa jam plak ditempati oleh


bakteri tersebut dan apabila dibiarkan beberapa hari akan di ikuti
oleh bakteri lain berupa kuman filamen, spiril, dan spirilcaeta

seperti Bifidobacterium, Neisseria, Branhamella dan lainnya


yang akan menghuni plak tersebut. Plak yang tidak di bersihkan
akan mengalami mineralisasi (berikatan dengan kalsium)
sehingga mengeras membetuk karang gigi.
Akibat lanjut dari kalkulus dapat menyebabkan halitosis
( nafas berbau ) , resesi gingival/gusi melorot atau turun ,
gingivitis atau radang gusi dan lainnya. Karang gigi dapat
bersihkan dengan alat yang disebut scaler (manual dan ultrasonic
scaler). Pencegahannya dengan :
1) Jagalah kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi dua kali
sehari, dapat mencegah pembentukan plak sehingga tidak
terbentuk kalkulus.
2) Bersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dengan
menggunakan

benang

gigi

(dental

floss)

atau

sikat

interdental.
3) Perbanyaklah minum air putih
4) Obat kumur yang mengandung clorhexidine dapat digunakan
untuk mencegah timbulnya plak, obat ini dapat digunakan
setelah penyikatan gigi

5) Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula, tepung


dan minuman kafein.
6) Periksakan kesehatan gigi secara rutin 6 bulan sekali.

DAFTAR PUSTAKA

--------. 2012. Bakteriologi Rongga Mulut, (http://log.viva.co.id,


diakses 08 juni 2013)

--------. 2012. Pengertian dan Jenis Kalkulus, (Online), (http://zonaprasko.blogspot.com, diakses 08 juni 2013)
--------. 2011. Makalah Kesehatan Gigi dan Kebersihan Gigi dan Mulut
Seseorang, (Online), (http://tugas2kuliah.wordpress.com, diakses
08 juni 2013)
--------.
2013.
Efek
Samping
Karang
Gigi,
(http://www.readersdigest.co.id, diakses 08 juni 2013)

(Online),

--------. 2011. Mengenal Karang Gigi (Dental Calculus , (Online),


(http://gigimulutsehat.wordpress.com, diakses 08 juni 2013)
--------. 2011. Makalah Kesehatan Gigi dan Kebersihan Gigi dan Mulut
Seseorang, (Online), (http://tugas2kuliah.wordpress.com, diakses
08 juni 2013)
--------.
2013.
Efek
Samping
Karang
Gigi,
(http://www.readersdigest.co.id, diakses 08 juni 2013)

(Online),

Anda mungkin juga menyukai