Anda di halaman 1dari 5

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Korosi Merata
Korosi adalah suatu reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat yang

ada di lingkungannya sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak


dikehendaki. Dalam kehidupan sehari-hari korosi kita kenal dengan sebutan
perkaratan. Jika dilihat dari sudut pandang kimia, korosi pada dasarnya
merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan beroksigen. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Rumus kimia karat besi adalah
Fe2O3 . XH2O suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
[http://teknikkimia2001.blogspot.com/2009/02/pengertian-korosi_20.html]
Korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari logam ke
lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron (anoda)
dan lingkungannya sebagai penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada
logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi. Daerah anoda dan katoda
pada prinsipnya dapat terbentuk bila pada permukaan logam atau paduan terdapat
perbedaan potensial atau energi bebas dari titik yang satu terhadap yang lain
disekitarnya. Perbedaan potensial ini dapat dihasilkan misalnya oleh dua jenis
logam yang berhubungan secara listrik, perbedaan rasa, perbedaan suhu,
perbedaan tegangan, perbedaan besar butiran daerah pinggir dan tengah butiran
dan juga pengaruh konsentrasi dari lingkungan. Serangan korosi pada logamlogam oleh lingkungannya dapat menghasilkan berbagai bentuk kerusakan. Jenis
kerusakan yang terjadi tidak hanya tergantung pada jenis logam, keadaan fisik
logam dan keadaan penggunaan-penggunaannya, tetapi juga tergantung pada
lingkungannya.

[http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-

baku-dan-produk-industri/terbentuknya-anoda-dan-katoda/]

Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak di seluruh


permukaan logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata
akan terjadi pengurangan dimensi yang relative besar persatuanwaktu. Kerugian
langsung akibat korosi merata berupa kehilangan material konstruksi, keselamatan
kerja, dan pencemaran lingkungan akibat produk korosi dalam bentuk senyawa
yang mencemarkan lingkungan.Sedangkan kerugian tidak langsung, antara lain
berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan (preventive
maintenance).[http://www.bunghatta.ac.id/artikel-235-korosi-perusak-yangterabaikan.html, 2014].
Korosi ini terjadi jika lingkungan korosif mempunyai akses yang sama ke
seluruh bagian dari permukaan logam dan secara thermodinamika logamnya harus
mempunyai komposisi kimia yang sama. Akan tetapi kondisi ini tidak berlaku
umum. Pada umumnya korosi merata ini tidak mempunyai sifat protektif mandiri
yang baik, sehingga mekanisme korosi di semua tempat berlangsung tanpa
hambatan yang berarti. Sebagai contoh korosi merata pada baja karbon rendah
dalam larutan berair, mekanismenya dapat dijelaskan seperti di bawah ini :
1. Pada awalnya ada interaksi antara larutan berair dengan permukaan
baja yang bebas membentuk sel korosi mikro yang bersifat
elektrokimia, dimana butir kristal logam akan bertindak sebagai katoda
karena mempunyai energi yang relatif lebih rendah daripada unsur
karbon atau senyawa karbida dibatas butir.
2. Reaksi elektrokimia lebih lanjut akan terjadi antara butir kristal
sebagai anoda karena mempunyai energi yang lebih tinggi daripada
produk korosi tahap pertama.
3. Produk korosi yang sifatnya tidak melekat pada permukaan logam
dasar, akan mengakibatkan reaksi korosi secara elektrokimia
berlangsung berkelanjutan.
2.2

Mekanisme Korosi Merata


Korosi dalam larutan electrolyte merupakan proses elektrokimia. Teori ini

didasarkan pada terbentuknya sel listrik bila permukaan metal ditutupi electrolyte.

Metal yang terkorosi meninggalkan metal di daerah anoda sebagai kation metal
yang larut atau diubah menjadi padatan. Reaksi oksidasi anoda ini diikuti oleh
reduksi oleh unsur-unsur pokok elektrolit di katoda. Anoda dan katoda dapat
berupa metal yang sama atau metal yang berbeda (korosi bimetal).
Beda potensial antara anoda dan katoda merupakan gaya gerak listrik dari
aksi korosi. Besarnya arus ditentukan oleh beda potensial sirkuit terbuka antara
anoda dan katoda, besarnya polarisasi elektrokimia yang terjadi di anoda dan
katoda dan tahanan listrik larutan.
Korosi besi dalam media asam dan larutan garam netral ditulis menurut
reaksi:
Fe(metal)

Fe2+(aq) + 2e.......................................................................................(1)
Dalam larutan asam tanpa oksigen reaksi katoda:

2H+ + 2e(metal)

H2(gas).......................................................................................(2)

Dalam larutan garam netral, tidak terjadi pelepasan hidrogen dan reaksi
katoda merupakan redusi oksigen larut:
O2 + H2O + 2e(metal)

2(OH)-..........................................................................(3)

Dengan demikian reaksi anoda sama, reaksi katoda dapat berbeda


tergantung kemampuan oksigen mencapai metal. Jika kandungan oksigen dalam
larutan garam netral dikurangi berarti laju reaksi (3) berkurang. Ini berarti laju
korosi besi berkurang (cathodic control) karena perpindahan muatan di anoda
harus sama di katoda. Hal yang sama juga terjadi bila anoda tidak larut dengan
mudah karena misalnya ada suatu lapis penghalang, reaksi dikendalikan oleh
faktor ini (anodic control ).
Produk proses anoda dan katoda sering bereaksi lebih lanjut menghasilkan
produk korosi yang kelihatan misalnya ion hydroxyl pada reaksi katoda (2) dalam
perjalanannya bertemu dengan ion ferrous, bersatu membentuk ferroushydroxide.
2.3

Pengendalian Korosi Merata


Adapun cara-cara pengendalian korosi diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan material

Pemilihan material sebagai bahan baku untuk membuat benda kerja


harus diperhitungkan sedemikian rupa dengan memeperhatikan halhal
sebagai berikut, yaitu: lokasi benda kerja itu akan diletakan, digunakan
untuk menampung apa, dilakukan untuk melakukan prose apa, kondisi
lingkungannya sekitarnya dan perlakuan apa saja yang dilakukan terhadap
benda kerja tersebut.
2. Alloying dan design
Alloying merupakan teknik pengendalian korosi yang sederhana,
mudah dan sering dilakukan. Alloying dilakukan sebelum benda kerja
digunakan, jadi dilakukan bersamaan dengan saat mendesain benda kerja.
Dikenal 3 (tiga) macam teknik pengendalian korosi secara alloying dengan
tujuan untuk mengubah

komposisi logam dengan cara penambahan

paduan.Dengan tujuan untuk membuat logam menjadi bersifat pasif,


bersifat katodik, bersifat netral dan menjadi oksida. [Soesaptri O, 2006].
Pemilihan desain yang tidak memicu munculnya reaksi korosi. Contoh
pengendalian korosi di lingkungan laut adalah desain struktur yang tidak
bisa memicu munculnya reaksi korosi adalah desain yang menghindarkan
timbulnya jebakan air pada bagian-bagian struktur tersebut. Demikian juga
desain yang memudahkan sirkulasi air yang cepat, sehingga bagian
struktur tersebut cepat kering.
3. Pelapisan permukaan
Pelapisan merupakan teknik pengendalian atau proteksi logam yang
paling sederhana dan umum dilakukan orang.Selain dimaksud untuk
memproteksi

benda

kerja

atau

logam,pelapisan

juga

berfungsi

memperindah penampakan permukaan benda kerja.


4. Alterasi lingkungan
Pengaturan lingkungan dapat mengurangi kecepatan korosi. Bentukbentuk alterasi lingkungan korosif yang sering dilakukan adalah dengan
menurunkan temperatur, kecepatan aliran, penghilangan oksigen atau
oksidator lainnya atau dengan memperkecil konsentrasi ion-ion agresif

seperti eliminasi ion klorida. Selain itu, penambahan inhibitor juga


termasuk alterasi lingkungan.
5. Inhibitor
Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan dalam
jumlah kecil tetapi memadai ke dalam suatu lingkungan yang korosif
secara efektif akan menghambat atau menurunkan laju korosi. Hal ini
dimungkinkan karena inhibitor akan membentuk lapisan film inhibisi yang
bersifat proteksi setempat yang dihasilkan oleh reaksi antara inhibitor
dengan peremukan yang terkorosi sehingga korosi dapat dikendalikan. Ada
berbagai jenis inhibitor dan klasifikasinya dibuat berdasarkan mekanisme
inhibisinya.Macam-macam inhibitor antaralain :
1. Inhibitor katodik
Kation inhibitor berpindah ke katoda dan membentuk lapisan pasif
yang menghambat terjadinya reaksi katodik. Contohnya: Ca(HCO 3),
ZnSO4, poliphospat dan lain-lain.
2. Inhibitor anodik
Anion inhibitor berpindah ke anoda dan membentuk lapisan pasif
yang menghambat terjadinya reaksi anodik. Contohnya khromat,
nitrit, silikat, benzoat dan lain-lain.
3. Inhibitor campuran
Inhibitor ini berfungsi untuk menghambat reaksi katodik dan
anodik. Contohnya arsenat, triazols, selenat dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai