A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Perguruan Tinggi Kesehatan Kota Semarang
Kota Semarang adalah Ibukota Provinsi Jawa Tengah, sekaligus
kota metropolitan terbesar kelima di indonesia. Sebagai, salah satu kota
paling berkembang di pulau jawa, kota Semarang memiliki sejumlah
perguruan tinggi ternama baik negeri maupun swasta, yang membidangi
dalam berbagai konsentrasi keilmuan mulai dari keguruan, keteknikan,
perkapalan, pariwisata, ekonomi, perbankan, hingga kesehatan yang
berjumlah 45 perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi Kesehatan Kota Semarang yaitu, perguruan
tinggi kesehatan yang terdiri dari Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES),
Akademi Perawat (AKPER), Akademi Kebidanan (AKBID), Politeknik
Kesehatan (Poltekes), Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR), Akademi
Analis Kesehatan (AAK), dan Universitas yang berjumlah 17 perguruan
tinggi kesehatan.
Penelitian ini dilakukan pada Pegawai wanita yang bekerja di
perguruan tinggi kesehatan kota Semarang dengan sampel sebanyak 42
orang di 6 perguruan tinggi kesehatan kota Semarang antara lain
Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS), Politeknik Kesehatan
Kepmenkes Semarang (POLTEKES), STIKES Karya Husada Semarang,
STIKES Tlogorejo Semarang, STIKES Widya Husada Semarang, dan
AKBID Karsa Mulia Semarang.
2. Analisis Univariat
Penelitian ini menggunakan metode wawancara kepada responden
dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Kuesioner yang
digunakan berisi pertanyaan pengetahuan, sikap, dukungan tempat kerja,
dan perilaku penerapan ASI eksklusif.
a. Karakteristik Responden
1) Umur Responden
20-30 tahun
21
50.0
> 30 tahun
21
50.0
Total
42
100.0
D3
14.3
D4 / S1
15
35.7
S2
21
50.0
Total
42
100.0
tinggi,
dan
paling
banyak
responden
berpendidikan S2 (50.0%)
3) Bidang Pekerjaan Responden
Bidang pekerjaan responden dibagi menjadi 3 yaitu: staf
administrasi, staf laboran, dan staf pengajar atau dosen, tersaji
pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 distribusi frekuensi bidang pekerjaan responden
Pendidikan ibu
Staf Administrasi
19.0
Staf Laboran
19.0
26
61.9
Total
42
100.0
4) Jumlah Anak
Responden memiliki anak rata-rata 2 orang, paling sedikit
memiliki 1 anak dan paling banyak memiliki 4 anak. Jumlah
anak responden tersaji pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 distribusi frekuensi jumlah anak
Jumlah anak
Primipara
17
40.5
Multipara
25
59.5
Total
42
100.0
anak
14
bulan, dengan umur termuda adalah 6.5 bulan dan usia tertua 24
bulan.
Tabel 4.5 distribusi frekuensi umur anak
Umur anak
1 tahun
18
42.9
> 1 tahun
13
31.0
< 2 tahun
11
26.2
Total
42
100.0
Pertanyaan
Benar
Salah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
39
92.9
7.1
33
78.6
21.4
37
88.1
11.9
35
42
83.3
100
7
0
16.7
0
41
97.6
2.4
36
35
40
85.7
83.3
95.2
6
7
2
14.3
16.7
4.8
22
52.4
20
47.6
41
97.6
2.4
40
95.2
4.8
35
83.3
16.7
26
61.9
16
38.1
29
69.0
13
31.0
ASI
yang
menjawab
pertanyaan
dengan
salah
Baik
Pengetahuan
32
76.2
Cukup
Total
10
42
23.8
100
c. Sikap
Rata-rata skor nilai sikap responden 60,14%, dengan nilai
sikap rendah yaitu 46 dan nilai sikap tertinggi yaitu 67 dengan
standar deviasi 4,709. Hasil jawaban responden tentang sikap
terhadap ASI eksklusif ditunjukan pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang ASI
Eksklusif
No
1
2
3
4
5
Pertanyaan
ASI sangat banyak manfaatnya
untuk bayi
Pemberian ASI eksklusif diberikan
selama 6 bulan penuh
ASI yang pertama keluar dan
berwarna kuning merugikan
bayi sehingga harus di buang
ASI merugikan bagi ibu
Dengan memberikan ASI eksklusif
dapat meningkatkan kekebalan
tubuh secara alami pada bayi
STS
%
TS
%
S
%
SS
%
2.4
7.1
38
90.5
9.5
38
90.5
39
92.9
7.1
38
90.5
7.1
2.4
2.4
7.1
38
90.5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
21
50
15
35.7
14.3
0-
14.3
36
85.7
21.4
33
78.6
21
50.0
17
40.5
7.1
2.4
22
52.4
13
31.0
11.9
4.8
2.4
21.4
32
76.2
4.8
19.0
32
76.2
12
28.6
15
35.7
12
28.6
7.1
11.9
19
45.2
14
33.3
9.5
26
61.9
13
31.0
7.1
26
61.9
15
35.7
2.4
11.9
37
88.1
29
69.0
Sikap Negatif
13
31.0
Total
42
100.0
Pertanyaan
Tempat kerja memberikan bahan bacaan seperti
majalah, buku bacaan tentang pemberian ASI
eksklusif
Tempat bekerja tidak bekerjasama dengan klinik
konsultasi ASI
Teman kantor memberikan informasi bahwa bayi 0-6
bulan hanya boleh di beri ASI
Tempat kerja tidak perlu memberikan informasi
mengenai ASI eksklusif kepada karyawanya yang
sedang menyusui.
Tempat bekerja menyediakan tempat penitipan anak
(TPA)
Tempat bekerja memberikan motivasi untuk tetap
memberikan ASI eksklusif.
Permasalahan
menyusui
merupakan
Benar
Salah
23
54.8
19
45.2
17
40.5
25
59.5
40
95.2
4.8
12
28.6
30
71.4
9.5
38
90.5
30
71.4
12
28.6
15
35.7
27
64.3
8
9
10
11
12
13
14
15
12
28.6
30
71.4
11.9
37
88.1
11.9
37
88.1
10
23.8
32
76.2
25
59.5
17
40.5
18
42.9
24
57.1
34
81.0
19.0
34
81.0
19.0
yang
menjawab
pertanyaan
dengan
salah
yang
sedang
menyusui
(71.4%),
permasalahan
Mendukung
13
31.0
Tidak Mendukung
29
69.0
Total
42
100.0
ASI eksklusif
34
81.0
19.0
Total
42
100.0
dengan
perilaku
penerapan ASI
Pengetahuan
Keputusan
Tidak ASI
ASI eksklusif
eksklusif
n
%
n
%
Baik
31
96.9
Cukup
30.0
Total
34
81.0
3.1
70.
0
19.
0
Total
n
32
10
42
%
100.
0
100.
0
100.
0
0R
95%
p
Value
72.3 (CI
95% : 6.51803.11)
0.000
Sikap
Sikap Positif
Keputusan
Tidak ASI
ASI eksklusif
eksklusif
n
%
n
%
28
96.6
1
3.4
Total
n
29
%
100.0
0R
95%
p
Value
32.667
0.001
Sikap Negatif
Total
46.2
53.8
13
100.0
34
81.0
19.0
42
100.0
(CI 95% :
3.36-317.22)
1
2
Dukungan tempat
kerja
Mendukung
Tidak mendukung
Total
Keputusan
ASI
Tidak ASI
eksklusif
eksklusif
n
%
n
%
84.
15.
11
2
6
4
79.
20.
23
6
3
7
81.
19.
34
8
0
0
0R
95%
Total
n
13
100.0
1.435
29
100.0
(CI 95% :
0.24-8.29)
42
100.0
p
Value
1.000
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan,
31 resonden
eksklusif
(44)
. Pada
28 resonden
Berdasarkan
uji
statistika
menggunakan
chi-kuadrat
2009, diperoleh
(46)
. Dan
hasil
penelitian
yang
telah
dilakukan,
11
hal
ini
dikarenakan
adanya
faktor
lain
yang
laboratorium,
memerah ASI saat suasana kantor sepi (bebas dari pegawai lakilaki), hingga memerah ASI di bawah meja kerja.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di
puskesmas Kartasura tahun 2013 didapatkan hasil penelitian, tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan tempat kerja
dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang bekerja di
wilayah kerja puskesmas katrasura(44). Dan pada penelitian lain
yang dilakukan di kecamatan Pringapus kabupaten Semarang
diperoleh hasil penelitian tidak ada hubungan fasilitas di tempat
kerja dengan perilaku penerapan asi eksklusif (p=1.000)(18).
C. Keterbatasan Penelitian
1. Perizinan yang sulit
2. Tidak semua perguruan tinggi kesehatan kooperatif untuk dilakukan
penelitian.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Faktor Ibu dan
Dukungan Tempat Kerja dengan Perilaku Penerapan ASI Eksklusif pada
Ibu yang Bekerja di Perguruan Tinggi Kesehatan Kota Semarang dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 32 (76.2%)
dan berpengetahuan cukup 10 (23.8%)
2. Sebanyak 29 (69.0%) responden memiliki sikap positif dan 13 (31.0%)
responden memiliki sikap negatif
3. Tempat bekerja yang mendukung ibu untuk ASI eksklusif sebanyak 13
(31.0%) dan 29 (69.0%) tempat bekerja tidak mendukung ibu untuk
ASI eksklusif.
4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku
penerapan ASI eksklusif (p= 0.000)
5. Ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku penerapan
ASI eksklusif (p= 0.001)
6. Tidak Ada hubungan yang signifikan antara dukungan tempat kerja
dengan perilaku penerapan ASI eksklusif (p= 1.000)
B. Saran
1. Bagi tempat penelitian
Diharapkan perguruan
tinggi
kesehatan
mendukung
program