Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I

PERCOBAAN III
UJI ANION

OLEH
NAMA

: HABRIN KIFLI HS.

STAMBUK

: F1C1 15 034

KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN

: DEBBY ZULFITRI CAHYUNI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat
tertentu yang ada dalam sampel.
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4
atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun
demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion
dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO yang
diasamkan.
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya
kenaikan jumlah elektron. Misalnya atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan
satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang
dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena
dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih
dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau
memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S22-, dan N3-, Na dan Cl-.
+

Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu
atom. Berdasarkan uraian di atas dilakukan percobaan uji anion dengan cara
mengidentifikasi anion secara kuantitatif.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan Uji Anion adalah bagaimana cara
mengidentifikasi anion secara kuantitatif.
C. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai pada percobaan Uji Anion adalah untuk
mengidentifikasi anion secara kuantitatif.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh pada percobaan Uji Anion adalah dapat
mengidentifikasi anion secara kuantitatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analisis dapat dibagi dalam dua bidang yang disebut dengan analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel
(contoh). Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai
konstituen yang diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau
sebagian besar dari contoh yang dianalisis (Underwood, 1986).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik
untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah
AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata. Anion kompleks halida
seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat misalnya (CO(C 2O4)3)3- dan
anion oksa dari oksigen. Klorat, Bromat dan iodat merupakan ion yang
bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam
transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat
(KMnO4) dan kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Besari, 1982).
Sistem analisis dengan HPLC terus berkembangan, terutama dengan
dibuatnya berbagai instrument analisis seperti Detektor Konduktivitas serta
pengembangan kolom anion. Sehingga analisis anion termasuk sulfat bisa lebih
cepat, akurat dengan batas deteksi lebih kecil. Pada awalnya untuk analisis
sulfat digunakan detektor Indek Bias, yang memang secara umum setiap jenis
bahan mempunyai indek bias yang berbeda, tetapi sistem ini batas deteksinya

cukup besar (Setiawan, 2011).


Reaksi pergantian anion dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu perlakuan
langsung dari garam halida dengan asam lewis dan pembentukan cairan ionik
melalui reaksi metatesis anion. Pembentukan cairan ionik dengan proses ini
dilakukan dengan perlakuan dari garam halida dengan asam Lewis (biasanya
AlCl3). Proses yang umum dilakukan, yaitu perlakuan dari kuartener garam halida
Q+X- dengan asam Lewis MXn menghasilkan pembentukan lebih dari satu spesi
anion yang bergantung dari perbandingan relatif dari Q+X- dan MXn. Reaksi
metatesis anion biasanya terjadi pada garam-garam yang ditambahkan dengan
garam perak (AgNO3, AgNO2, AgBF4, Ag[CO2CH3] dan Ag2SO4) dalam metanol
atau larutan metanol. Pada beberapa aplikasi, produk akan berupa cairan pada
suhu ruangan. Kombinasi dari anion dapat menghasilkan perbedaan sifat termal
yang berbeda-beda (Efendi dkk, 2015).
Identifikasi anion dapat terjadi pada Mekanisme adsorpsi yang terjadi
antara kitosan dan zat warna melibatkan gugus NH2 yang dimiliki oleh kitosan
akan berubah menjadi NH3+ dalam suasana asam. Gugus ini bersifat polikation,
sedangkan zat warna yang bersifat asam jika dilarutkan dalam air akan terion
menjadi Na+ dan anion zat warna. Anion ini akan berinteraksi dengan gugus NH 3+
melalui gaya elektrostatik (Dinata, 2013).

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat
Percobaan Uji Anion dilaksanakan pada hari Selasa, 22 November 2016
pada pukul 07.30-10.00 WITA bertempat di laboratorium Kimia Analitik Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tabung reaksi, pipet
tetes, gegep, spatula, hot plate, oven dan gelas kimia 250 mL.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu larutan sampel ( air
AC dan air galon), HNO3 2M, NaOH 1%, AgNO3, HNO3 6M, pereaksi
Ammonium molibdat, kertas lakmus, tissue, akuades, dan alumunium foil.

C. Prosedur Kerja
1. Pengujian Anion PO43-

Air AC
-

dipipet 3 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2 mL HNO3 6M
ditambahkan ammonium molibdat
dikocok
dipanaskan
diamati perubahannya

Terbentuk endapan kuning

Air galon
-

dipipet 3 mL
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 2 mL HNO3 6M
ditambahkan ammonium molibdat
dikocok
dipanaskan
diamati perubahannya

Terbentuk endapan kuning

2. Pengujian anion BO33-

Air AC
- diteteskan sebanyak 2 tetes pada
kertas lakmus
- dikeringkan menggunakan oven
- ditambahkan 2 tetes NaOH 1%
- diamati perubahannya

Tidak terbentuk noda hijau kehitaman

Air galon
- diteteskan sebanyak 2 tetes pada
kertas lakmus
- dikeringkan menggunakan oven
- ditambahkan 2 tetes NaOH 1%
- diamati perubahannya

Tidak terbentuk noda hijau kehitaman

3. Pengujian anion Cl-

Air AC
- dipipet 3 mL
- dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
- ditambahkan sedikit AgNO3
- ditambahkan 1 tetes HNO3
2M
- diamati perubahan yang
terjadi
Tidak terbentuk endapan putih

Air galon
- dipipet 3 mL
- dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
- ditambahkan sedikit AgNO3
- ditambahkan 1 tetes HNO3
2M
- diamati perubahan yang
terjadi

Tidak terbentuk endapan putih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
No
1.

Perlakuan

Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah

Uji PO433 mL air AC + 2 mL


HNO3 6M + pereaksi
ammonium molibdat +
dipanaskan
Bening

Terbentuk endapan

3 mL air galon + 2 mL
HNO3 6M + pereaksi
ammonium molibdat +
dipanaskan
Bening
2.

Uji BO332 tetes air AC


diteteskan pada
kertas lakmus + di
keringkan dalam
oven + 2 tetes
NaOH 1%

Terbentuk endapan
Tidak terbentuk
noda hijau
kehitaman

Berwarna
merah

Tidak terbentuk noda


2 tetes air galon
diteteskan pada
kertas lakmus + di
keringkan dalam
oven + 2 tetes
NaOH 1%
3.

hijau kehitaman
Berwarna
merah

Uji Cl3 mL air AC + sedikit


AgNO3 + 1 tetes
HNO3 2M

Bening

Tidak terbentuk
endapan putih

Bening

Tidak terbentuk
endapan putih

3 mL air galon +
sedikit AgNO3 + 1
tetes HNO3 2M

B. Pembahasan
Analisa kualitatif merupakan analisis kimia yang berhubungan dengan
identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum diketahui zatnya. Ada dua
aspek penting dalam analisis kualitatif yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua
aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan ekstraksi. Sifatsifat ini

sebagai sifat periodik menentukan kecenderungan dari kelarutan klorida, sulfida,


hidroksida, karbonat, sulfat, dan garamgaram lainnya
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum dasardasar kimia analitik
kali ini adalah mengenai uji anion. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi jenisjenis anion yang terdapat dalam suatu sample yang belum
diketahui zat yang terkandung didalamnya. Untuk mendeteksi anion dalam suatu
sampel, anion dapat dipisahkan dalam golongangolongan utama, bergantung
pada kelarutan garamgaramnya. Anion yang akan diidentifikasi dalam sampel
yang digunakan adalah anion PO43-, Cl- dan BO33-.
Identifikasi keberadaan ion dalam suatu bahan atau sampel sebagaimana
biasa harus dilakukan pemeriksaan kualitatif dari sampel tersebut melalui uji
pendahuluan. Analisis pendahuluan atau pemeriksaan pendahuluan yang
dilakukan terhadap sampel dalam percobaan ini, meliputi pemeriksaan
pendahuluan dengan uji kering yaitu uji rupa dan bentuk zat pada suhu kamar, uji
warna zat pada keadaan panas dan dingin. Larutan sampel tersebut direaksikan
dengan ammonium molibdat melaui pemanasan. Dengan pemanasan yang cukup,
bahanbahan pengganggu atau kotorankotoran yang masih terkandung dalam
sampel dapat dihilangkan baik melalui proses penguapan, ataupun pengendapan
bersama ion logam yang terkandung dalam sampel tersebut. Sebab melaui
pendidihan larutan sampel didalam natrium karbonat, semua ion logamnya akan
mengendap sebagai karbonat sehingga setelah penyaringan, filtrat dari pemurnian
larutan yang didihkan tersebut dapat dipakai untuk pengujian dalam
mengidentifikasi kandungan anion dari sampel tersebut.

Larutan sampel yang telah mengalami pemurnian direaksikan dengan


beberapa reagen yang spesifik terhadap jenis anion yang diidentifikasi. Anion
umumnya terbagi dalam tiga golongan yaitu golongan sulfat, nitrat dan halida.
Masingmasing golongan tersebut akan mengendap jika direaksikan dengan
reagennya yang sesuai. Anion PO43- merupakan anion golongan sulfat yang
seyogianya mengendap dengan Ba+ dalam suasana basa. Pengujian yang
dilakukan terhadap identifikasi anion ini adalah dengan mereaksikan larutan
sampel dengan asam nitrat dan amonium molibdat, terbentuk endapan namun
hanya sedikit endapana yang terbentuk. Endapan terbentuk dalam jumlah sedikit
ada dua kemungkinan yang dapat disoroti yaitu yang pertama, didalam sampel
memang terkandung anion PO43- tetapi jumlahnya tidak banyak, sedangkan
kemungkinan yang kedua adalah endapan tidak terbentuk karena reaksi tidak
dilakukan dalam temperatur yang cukup bagi ion untuk berreaksi membentuk
endapan.
Anion golongan halida yang diidentifikasi adalah Cl -. Pereaksi yang
digunakan adalah AgNO3 dan asam nitrat. Reaksi antara larutan sampel dengan
AgNO3 dalam identifikasi anion Cl- menunjukkan hasil tidak terbentuknya anion
golongan halida yang mengendap bersama Ag- dalam suasana asam. Namun
fungsi penambahan asam nitrat kedalam larutan membuat endapan dari larutan
tersebut larut dan kembali seperti warna semula yaitu jernih. Ini menunjukkan
bahwa anionanion tersebut bereaksi kembali dengan asam nitrat membentuk
asam.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, pengamatan dan pembahasan mengenai
identifikasi anion dalam suatu sampel maka dapat disimpulkan bahwa untuk
mengidentifikasi anion dalam sampel, larutan sampel direaksikan dengan pereaksi
yang spesifik dengan janis anion yang diidentifikasi. Dari dua Sampel yang diuji
hanya terkandung anion PO43- tetapi dalam jumlah yang sedikit.

DAFTAR PUSTAKA
Besari, I., 1982, Kimia Organik untuk Universitas Edisi I, Armico Bandung,
Bandung.
Dinata, M., Widhi, M., dan Siti, S.M., 2015, I Kitosan Bead Sulfat sebagai
Penurun Kadar Zat Warna Yellow Irk, Indonesian journal of chemical
science, 2(1).
Effendi, D.B., Nurul, H.R., Asep, B.D.N., dan Ahmad, M., 2015, Sintesis
Nanoselulosa, Jurnal integrasi proses, 5(2).
Setiawan, B., dan Dwi, P., 2011, Validasi HPLC untuk Analisis Anion Fosfat dan
Sulfat dalam Proses Permunian Torium dari Pasir Monasit, Jurnal
Penelitian dan Pengolahan Perangkat Nuklir, ISSN 1410 8178.
Underwood, A., 1993, Analisis Kimia Kualitatif Edisi IV, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai