Anda di halaman 1dari 85

Laporan Akhir

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)


Kabupaten Tolitoli

BAB II
ARAH KEBIJAKAN PERMUKIMAN DAN
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

2.1. Kebijakan Dalam Spatial Plan ,2.1.1. Kebijakan Pembangunan Tata Ruang Wilayah Sulawesi (RTR Pulau Sulawesi)
Dalam bidang ekonomi, kinerja pembangunan wilayah Sulawesi tahun 2010
menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2009, dengan pertumbuhan ekonomi
tertinggi berada di Provinsi Gorontalo. Adapun sektor utama yang menyumbang
perekonomian wilayah Sulawesi adalah sektor pertanian yaitu sebesar 30,20 persen, sektor
perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 16,04 persen, serta sektor jasa-jasa sebesar 13,74
persen. Dalam mendorong perekonomian Wilayah Sulawesi, realisasi investasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) masih relatif kecil.
Meskipun demikian, secara umum peringkat iklim investasi pada tahun 2008 di wilayah
Sulawesi merupakan yang terbaik secara nasional (dengan 3 provinsi menempati rangking
5 besar). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keunggulan dari sisi kondisi tenaga kerja,
keamanan usaha, kinerja ekonomi daerah, dan peranan dunia usaha dalam perekonomian
daerah, namun perhatian masih dibutuhkan dari sisi promosi investasi. Sementara itu,
perkembangan PDRB per kapita wilayah Sulawesi terus mengalami peningkatan, namun
perbandingan antar provinsi menunjukkan adanya ketimpangan yang cukup tinggi, yang
tertinggi yaitu provinsi Sulawesi Utara memiliki pendapatan per kapita sebesar Rp.7,46
juta/jiwa dan terendah berada di provinsi Gorontalo sebesar Rp.2,75 juta/jiwa.
Wilayah Sulawesi menghadapi kendala sarana dan prasarana transportasi, antara
lain belum meratanya ketersediaan prasarana, kurang memadainya mutu, dan lemahnya
integrasi jaringan transportasi multimoda antar wilayah. Dengan letak geografis yang
strategis, wilayah Sulawesi berpotensi menjadi hub jaringan transportasi laut antarnegara
dan antar pulau dalam rangka mendukung perdagangan luar negeri. Jaringan pelabuhan
Makassar, Bitung, Pantoloan, Kendari, Bau-bau, dan Anggrek berperan strategis dalam
upaya peningkatan perdagangan, baik di wilayah Sulawesi maupun maupun kawasan
Indonesia timur. Keterkaitan antarwilayah di Sulawesi juga menghadapi hambatan belum

CV. CIPTA PERSADA

II-1

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

optimalnya integrasi jaringan jalan lintas serta belum terintegrasinya jalur penerbangan
antar provinsi.
Dengan memperhatikan rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sulawesi,
pengembangan wilayah Sulawesi diarahkan untuk:
1. mendorong perkembangan peran Pulau Sulawesi sebagai salah satu wilayah yang
memiliki peluang eksternal cukup besar;
2. mengembangkan komoditas unggulan Pulau Sulawesi yang memiliki daya saing tinggi
melalui kerja sama lintas sektor dan lintas wilayah provinsi dalam pengelolaan dan
pemasarannya;
3. memprioritaskan kawasan tertinggal dan kawasan perbatasan dalam rangka
pencapaian

pemerataan

tingkat

perkembangan

antar

wilayah,

termasuk

pengembangan pulau-pulau kecil dan gugus kepulauan;


4. memanfaatkan potensi sumber daya di darat dan laut secara optimal serta mengatasi
potensi konflik lintas wilayah provinsi yang terjadi di beberapa wilayah perairan dan
daratan;
5. mempertahankan keberadaan sentra-sentra produksi pangan nasional, khususnya bagi
sawah beririgasi teknis dari ancaman konversi lahan;
6. memantapkan keterkaitan antara kawasan andalan dan kawasan budi daya lainnya
berikut kota-kota pusat kegiatan di dalamnya, dengan kawasan dan pusat-pusat
pertumbuhan antar pulau di wilayah nasional, serta dengan pusat-pusat pertumbuhan
di kawasan sub-regional ASEAN, Asia Pasifik, dan kawasan internasional lainnya
dalam menciptakan daya saing wilayah;
7. mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung hingga mencapai luasan
minimal 40 persen dari luas keseluruhan Pulau Sulawesi dalam rangka mengurangi
risiko dampak bencana lingkungan yang dapat mengancam keselamatan masyarakat
dan aset sosial-ekonominya, baik yang berbentuk prasarana, pusat permukiman
maupun kawasan budi daya;
8. meningkatkan upaya pengembangan dan pelestarian kesenian daerah;
9. meningkatkan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda;
10. memperluas pengerahan tenaga terdidik untuk pembangunan perdesaan;
11. meningkatkan upaya pemasyarakatan dan pembinaan olahraga;
12. meningkatkan upaya pembinaan olahraga yang bersifat nasional;
13. meningkatkan kerja sama pola kemitraan untuk pembangunan sarana dan prasarana
olahraga;
14. mengembangkan industri pengolahan yang berbasis pada sektor kelautan, pertanian,
perkebunan, pertambangan, dan kehutanan secara berkelanjutan; serta
CV. CIPTA PERSADA

II-2

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

15. mengembangkan pemanfaatan ruang untuk mewadahi dinamika kehidupan ekonomi,


sosial, dan budaya.
Pengembangan sistem pusat permukiman di wilayah Sulawesi ditekankan pada
terbentuknya fungsi dan hirarki pusat permukiman sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional yang meliputi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di
kawasan perbatasan negara. Pengembangan PKN di Pulau Sulawesi diarahkan untuk:
1. mendorong optimalisasi pengembangan kawasan perkotaan Mamminasata (Makassar

MarosSungguminasaTakalar) dan Manado-Bitung sebagai pusat pelayanan primer


yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya,
2. mendorong pengembangan kota-kota Gorontalo, Palu, dan Kendari sebagai pusat

pelayanan sekunder.
Pengembangan PKW di Pulau Sulawesi diarahkan untuk :
1. mendorong pengembangan kota-kota Tomohon, Kotamobagu, Tondano, Isimu,

Marisa,

Kwandang,

Luwuk,

Pare-pare,

Kolonodale,

Palopo,

Watampone,

Bulukumba, Jeneponto, Pangkajene, Barru, Lasolo, Rarowatu, Raha, Baubau, dan


Kolaka sebagai pusat pelayanan sekunder;
2. mengendalikan pengembangan kota-kota Mamuju, Poso, Buol, Donggala, Toli-Toli,

Tondano, dan Unaha sebagai pusat pelayanan sekunder sesuai dengan daya dukung
lingkungannya. Pengembangan PKL di Pulau Sulawesi diarahkan ditetapkan melalui
peraturan daerah provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota dengan
kriteria sebagaimana ditetapkan dalam RTRWN. Pengembangan PKSN di kawasan
perbatasan negara diarahkan pada pengembangan kota Melonguane dan Tahuna.
1) Tujuan Pengembangan Wilayah Sulawesi
Berdasarkan arahan pengembangan Wilayah Sulawesi, tujuan pembangunan wilayah
Sulawesi (2010-2014) adalah untuk:
a) meningkatkan standar hidup masyarakat di Wilayah Sulawesi;
b) meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan
dan pertambangan di Wilayah Sulawesi;
c) meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan
sarana transportasi, baik darat, laut, maupun udara;
d) meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar (jalan,
pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon);
CV. CIPTA PERSADA

II-3

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

e) meningkatkan aksesibilitas masyarakat Wilayah Sulawesi terhadap pelayanan


publik dasar;
f) mewujudkan keseimbangan pembangunan Wilayah Sulawesi bagian selatan,
Sulawesi bagian tengah dan Sulawesi bagian utara;
g) terwujudnya jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran;
h) meningkatkan peran Wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan nasional;
i) meningkatkan kesiapan daerah dalam menghadapi bencana alam;
j) mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung hingga mencapai luasan
minimal 40 persen dari luas Wilayah Sulawesi;
2) Sasaran Pengembangan Wilayah Sulawesi
Sasaran pengembangan wilayah Sulawesi pada tahun 2010 2014 adalah sebagai
berikut.
a) Meningkatnya standar hidup masyarakat wilayah Sulawesi yang ditunjukkan
dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan, yaitu : pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan, pengangguran, angka kematian bayi, angka harapan hidup,
serta pendapatan perkapita.
b) Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan,
perikanan dan pertambangan di wilayah Sulawesi.
c) Meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan
sarana transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
d) Meningkatnya jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar
(jalan, pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon).
e) Meningkatnya aksesibilitas masyarakat wilayah Sulawesi terhadap pelayanan
publik dasar.
f) Terwujudnya keseimbangan pembangunan wilayah Sulawesi bagian selatan,
Sulawesi bagian tengah dan Sulawesi bagian utara.
g) Terwujudnya jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran, yang antara
lain ditandai dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat
terhadap nilai budaya yang positif dan produktif, serta meningkatnya apresiasi
masyarakat terhadap keragaman dan kekayaan budaya.
h) Meningkatnya kontribusi wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan nasional.
i) Meningkatnya kesiapan daerah dalam menghadapi bencana.
j) Mewujudkan kawasan lindung hingga mencapai luas minimal 40 persen dari luas
wilayah Sulawesi.

CV. CIPTA PERSADA

II-4

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

3) Arah dan Strategi Pengembangan Wilayah Sulawesi


Pengembangan wilayah Sulawesi, sebagai salah satu pulau besar di Indonesia, sangat
penting

dalam

mendukung

peningkatan

kinerja

pembangunan

nasional.

WilayahSulawesi berpotensi besar sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Timur


Indonesia dan sub-regional ASEAN. Dengan kondisi ini, wilayah Sulawesi memiliki
akses perdagangan yang cukup strategis.
Memperhatikan PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Perpres
5/2010 tentang RPJMN 2010-2014 dan Rancangan Peraturan Presiden tentang
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi yaitu perluasan dan percepatan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, maka
arah kebijakan dan strategi pengembangan wilayah Sulawesi (20102014) sebagai
berikut.
1. Pengembangan wilayah Sulawesi sebagai sentra produksi pertanian dan perikanan

dan lumbung pangan nasional dilaksanakan dengan strategi:


a) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan perkebunan;
b) Meningkatkan produksi dan efisiensi usaha perikanan tangkap;
2. Pengembangan gugus industri unggulan wilayah, dengan strategi:

a) Mengembangkan Manado-Bitung sebagai pusat industri pengolahan berbasis


hasil laut;
b) Mengembangkan Gorontalo, Palu, Kendari, dan Mamuju sebagai pusat
industri pengolahan tanaman pangan dan hortikultura;
c) Mengembangkan metropolitan Maminasata sebagai pusat industri pengolahan
berbasis pertanian dan perkebunan;
3. Pengembangan jalur wisata alam dan budaya dengan strategi memperkuat jalur

wisata Toraja-Tomohon-Bunaken dengan Bali.


4. Pengembangan wilayah Sulawesi sebagai satu kesatuan ekonomi domestik, dengan

strategi:
a) Mengembangkan integrasi sistem jaringan transportasi darat lintas Sulawesi;
b) Meningkatkan intensitas perhubungan laut;
c) Meningkatkan integrasi jaringan perhubungan udara.
5. Pengembangan Sulawesi sebagai hub Kawasan Timur Indonesia, dilaksanakan

dengan strategi meningkatkan kapasitas pelayanan pelabuhan Makassar dan


Bitung.
6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, dilaksanakan dengan strategi:
CV. CIPTA PERSADA

II-5

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

a) Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan ketrampilan kerja;


b) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan;
c) Meningkatkan efektivitas dan sinergi program penanggulangan kemiskinan
dan perlindungan sosial.
7. Peningkatan kapasitas dan integrasi sistem jaringan listrik, dilaksanakan dengan

strategi:
a) meningkatkan kapasitas dan integrasi sistem jaringan listrik;
b) diversifikasi sumber energi primer.
8. Penguatan ketahanan dan harmonisasi masyarakat dilaksanakan dengan strategi:

a) Memperkuat kelembagaan dan kearifan lokal;


b) Meningkatkan kerja sama lintas agama, suku, ras, antara pemerintahmasyarakat.
9. Pembangunan kawasan perbatasan sebagai beranda depan wilayah nasional

dengan strategi:
a) Meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban kawasan perbatasan;
b) Meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dan keterkaitan kawasan perbatasan
dengan pusat pertumbuhan terdekat.
10. Penguatan daerah otonom dan kualitas pelayanan publik dengan strategi:

a) Meningkatkan kualitas legislasi dan regulasi;


b) Meningkatkan penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi;
c) Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
11. Peningkatan daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana, dengan strategi:

a) Meningkatkan kualitas penataan ruang wilayah.


b) Meningkatkan penegakan hukum dalam pengendalian pemanfaatan ruang,
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
c) Memperkuat mitigasi bencana.
2.1.2. Kebijakan Pembangunan Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah
Berdasarkan Rencana Strategis Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah, strategi
pengembangan yang akan di kembangkan adalah sebagai berikut ;
1. Strategi pengembangan kawasan strategis ;
2. Strategi

pengembangan

sistem

permukiman

yaitu

mengembangkan

pusat

pengembangan inter regional ;


3. Strategi pengembangan sistem transportasi yaitu pengembangan jalan trans sulawesi
dan pengembangan pelabuhan udara dan sungai sebagai pelabuhan ekspor ;
CV. CIPTA PERSADA

II-6

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Sistem pusat pengembangan kota-kota di Provinsi Sulawesi Tengah diarahkan pada


strategi pengembangan tata ruang melalui konsep pembangunan kutub (polarized

development), yaitu terbentuk rantai sistem perkotaan secara berjenjang dari Kecamatan
sampai ke kampung yang didukung prasarana wilayah melalui kegiatan pola ruang
pemetaan wilayah administrasi secara berstruktur karena sangat berdampak pada kondisi
tata ruang.
1) Sistem Pusat Permukiman Perkotaan ,Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, sistem
pusat permukiman perkotaan di Provinsi Sulawesi Tengah di dasarkan pada dua aspek
; yaitu potensi permasalahan yang berkembang di lapangan mencerminkan kondisi riil
orientasi pasar kawasan, serta arahan kebijakan yang tertuang dalam RTRW.
Berdasarkan kajian kedua aspek tersebut, ditemukan tiga bentuk Kota pusat kegiatan
perkotaan, yaitu ;

Pusat Kegiatan Nasional (PKN);

Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp);

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);

Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp); dan

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)


Tabel II.1
Sistem Pusat Permukiman Perkotaan di Provinsi Sulawesi Tengah
Klasifikasi Pusat
Permukiman

Kota/Kabupaten

PKN : Kota Palu


PKNpromosi : Luwuk di Kabupaten Banggai
PKW : Kota Poso di Kabupaten Poso;
Buol di Kabupaten Buol;
Kolonodale di Kabupaten Morowali;
Tolitoli di Kabupaten Tolitoli; dan
Donggala di Kabupaten Donggala.
PKWp : Parigi di Kabupaten Parigi Moutong
PKL : Bora di Kabupaten Sigi;
Salakan dan Banggai di Kabupaten Banggai Kepulauan;
Tinombo di Kabupaten Parigi Moutong;
Toili di Kabupaten Banggai;
Tentena dan Wuasa di Kabupaten Poso;
Tambu dan Watatu di Kabupaten Donggala;
Bungku dan Beteleme di Kabupaten Morowali;
Bangkir di Kabupaten Tolitoli;
Ampana dan Wakai di Kabupaten Tojo Una-Una; dan
Paleleh di Kabupaten Buol.
Sumber : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.26 Thn 2008 Tgl.10 Maret 2008, dan
RTRW Provinsi Sulawesi Tengah 2009-2027

CV. CIPTA PERSADA

II-7

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2) Kawasan Perdesaan dan Kawasan Perkotaan ,

Pengelolaan Kawasan Perdesaan


Kawasan perdesaan di Provinsi Sulawesi Tengah mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengolahan sumber daya alam, di dalamnya termasuk proses
produksi atau aktivitas pengolahan potensi wilayah pertanian tanaman pangan,
perkebunan, perikanan, perladangan, peternakan, dan kegiatan ikutan pertanian
lainnya. Proses produksi yang terjadi umumnya dilakukan dengan dukungan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi yang bersifat lokal.
Deliniasi kawasan berdasarkan fungsinya dapat diketahui dari terbentuknya
sentra-sentra produksi pertanian. Sentra produksi pertanian hubungannya dengan
daerah pemasaran melalui jalur transportasi yang ada, baik jalur jaringan jalan
dan perairan. Dalam perkembangan kawasan maka kawasan perdesaan yang ada
di deliniasi salah satunya adalah kawasan permukiman transmigrasi yang tersebar
di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Pola distribusi produk-produk
pertanian di kawasan perdesaan umumnya ke kawasan perkotaan yang ada dan
secara eksisting merupakan pusat perdagangan, baik perdagangan lokal, regional,
dan inter-regional. Kawasan perdesaan sebagai kawasan dengan kegiatan utama
produksi pertanian dengan hasil meliputi padi sawah dan ladang, komoditas
perkebunan (kelapa, cengkeh, kakao, dan lain-lain), perikanan (perikanan darat
dan laut) serta produk hutan.

Pengelolaan Kawasan Perkotaan


Perkembangan

kawasan

perkotaan

yang

ada

sangat

dipengaruhi

oleh

perkembangan jumlah penduduk dan ketersediaan sarana dan prasarana..


Umumnya kawasan perkotaan di Provinsi Sulawesi Tengah meningkat baik kualitas
dan kuantitasnya. Dari kawasan perkotaan sebagai pusat pelayanan fasilitas
ekonomi, perdagangan, pusat pergerakaan kawasan sekitar, pusat koleksi dan
distribusi produk-produk kawasan perdesaan. Hal ini terjadi di Kota Palu, Tolitoli,
Luwuk, Kolonodale, Pagimana, Parigi Moutong dan kota-kota lainnya.
Peningkatan kawasan ditandai dengan semakin bertambahnya kawasan perkotaan
sebagai akibat dari pemekaran wilayah, baik wilayah Kabupaten maupun
Kecamatan, seperti pemekaran Kabupaten Buol, Morowali, Banggai, Parigi
Moutong, Sigi, dan Tolitoli.

CV. CIPTA PERSADA

II-8

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

3) Arahan Struktur Ruang ,Berdasarkan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, sistem
pusat permukiman perkotaan di Provinsi Sulawesi Tengah didasarkan pada dua aspek ;
yaitu potensi dan permasalahan yang berkembang di lapangan mencerminkan kondisi
riil orientasi pasar kawasan, serta arahan kebijakan yang tertuang dalam RTRW.
Berdasarkan kajian terhadap kedua aspek tersebut, ditentukan tiga bentuk kota pusat
kegiatan perkotaan, yaitu Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang
tertuang dalam PP No.26 Tahun 2008 mengarahkan sistem pusat perkotaan di Provinsi
Sulawesi Tengah yang mana Kota Palu sebagai PKN ; Kota Poso, Kota Luwuk, Kota Buol,
Kota Kolonodale, Kota Tolitoli, dan Kota Donggala sebagai PKW ; dan Kota Parigi
sebagai PKW Promosi.
2.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli ,Kebijakan dalam penataan tata ruang Kota Tolitoli dirangkum dari dokumen
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah ada sebelumnya. Skenario pembangunan
RTRW Kota Tolitoli didasarkan pada pembangunan ruang wilayah Kota Tolitoli secara
terpadu dengan tetap memperhatikan keterkaitan wilayah, keserasian pertumbuhan serta
perkembangan wilayah kabupaten dalam lingkup regional. Penataan ruang Kota Tolitoli
bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Tolitoli sebagai kawasan
agropolitan dan minapolitan yang aman, nyaman, produktif, berkualitas dan berkelanjutan
dalam rangka mengembangkan Kawasan Andalan Tolitoli dan sekitarnya.
1) Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Tolitoli

Visi Kabupaten

Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten Tolitoli Sebagai Kawasan Agropolitan dan


Minapolitan Yang Produktif dan Berkualitas Secara Berkelanjutan

Misi Kabupaten
1. Terwujudnya ruang wilayah Kabupaten Tolitoli yang produktif, berkualitas,
berkelanjutan.
2. Terwujudnya keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi.
3. Mewujudkan struktur ruang kabupaten yang hirarkis dan seimbang.

CV. CIPTA PERSADA

II-9

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

4. Mewujudkan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian ruang wilayah


kabupaten dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
5. Berkembangnya Kabupaten Tolitoli melalui pemanfaatan potensi dan peluang
pengembangan wilayah.
6. Mengurangi

kesenjangan

perkembangan

wilayah

(Regional

inequalities/imbalance) antara kawasan Kota Tolitoli dan sekitarnya dengan


pusat-pusat permukiman lainnya.
7. Meningkatkan perekonomian wilayah melalui optimalisasi pemanfaatan
sumber daya secara berkelanjutan.
8. Meningkatkan integrasi wilayah antar kecamatan.
9. Terwujudnya keterpaduan penataan ruang wilayah Kabupaten Tolitoli dengan
wilayah berbatasan.
2) Kebijakan Perencanaan Ruang Kabupaten Tolitoli
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli memiliki arti penting dalam
perencanaan pembangunan dalam arti luas, terutama dalam kedudukannya sebagai ;
Penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Sulawesi Tengah
dan kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlaku.
Pemberi Matra ruang dari Pola Dasar pembangunan Daerah Kabupaten
Dasar Pertimbangan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan
Jangka Menengah Kabupaten
Dasar Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Atas dasar itu, perlu ditetapkan sebuah kebijakan Perencanaan Tata Ruang yang
meliputi struktur tata ruang, pola pemanfaatan ruang, sistem transportasi, serta
prasarana dan sarana Kota
Kebijakan penataan ruang Kota Tolitoli seperti yang tertuang dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan keterpaduan sistem perkotaan dan perdesaan;
2. Pengembangan prasarana wilayah untuk mendukung kawasan agropolitan dan
minapolitan dalam rangka pengembangan Kawasan Andalan Tolitoli dan
sekitarnya;
CV. CIPTA PERSADA

II-10

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

3. Mendorong terlaksananya peran kawasan strategis kabupaten dalam mewujudkan


pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk;
4. Peningkatan kualitas ruang kawasan lindung dan budidaya;
5. Peningkatan produktifitas lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan guna menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Tolitoli;
3) Kebijakan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Tolitoli
Dasar pertimbangan
Penyusunan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli 2011-2031
dilakukan berdasarkan analisis terhadap pertimbangan sebagai berikut :
Arahan Sistem Perkotaan dalam RTRWN dan RTRWP
Rencana

struktur

ruang

wilayah

Kabupaten

Tolitoli

dibentuk

dengan

mempertimbangkan adanya sistem perkotaan dalam dokumen RTRW Nasional dan

draft RTRW Propinsi Sulawesi Tengah. Sistem perkotaan yang membentuk struktur
ruang wilayah Kabupaten Tolitoli adalah :

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Sistem Perkotaan Nasional adalah Tolitoli

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam Sistem Perkotaan Propinsi adalah ; Bangkir

Jaringan Jalan Regional


Penyusunan

rencana

struktur

ruang

wilayah

Kabupaten

Tolitoli

juga

mempertimbangkan struktur jaringan jalan regional. Struktur jalan regional yang


membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli adalah :

Jaringan Jalan Kolektor K1


1. Ruas jalan Lakuan (Batas Buol) Laulalang dengan panjang 49,457 Km
2. Ruas jalan Laulalang Lingadan dengan panjang 16,251 km;
3. Ruas jalan Lingadan Batas Kota Tolitoli dengan panjang 40,711 km;
4. Ruas jalan Moh. Saleh denagn panjang 8,547 km;
5. Ruas jalan Yos Sudarso dengan panjang jalan 2,225 km;
6. Ruas jalan Syarif Mansyur dengan panjang jalan 0,708 km;
7. Ruas jalan A. Yani dengan panjang jalan 0,452 km;
8. Ruas jalan Moh. Hatta dengan panjang jalan 0,744 km;
9. Ruas jalan Abdul Muis dengan panjang jalan 0,908 km;
10. Ruas jalan Woltwer Maongonsidi dengan panjang jalan 1,120 km;

CV. CIPTA PERSADA

II-11

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

11. Ruas jalan Sona dengan panjang jalan 2,351 km;


12. Ruas jalan Tadulako dengan panjang jalan 1,208 km;
13. Ruas jalan Batas Kota Toli silondou dengan panjang jalan 33,581;
14. Ruas jalan Silaondou Malala dengan panjang jalan 38,692 km;
15. Ruas jalan Malala Ogutua dengan panjang jalan 54,875 km; dan
16. Ruas jalan Ogotua Ogoamas (Batas Donggala) dengan panjang jalan
35,151.

Jaringan Jalan Strategis Nasional Rencana, yang merupakan jalan nasional di


Kabupaten Tolitoli yaitu ruas jalan Mepanga (batas kabupaten) Basi dengan
panjang jalan 21,10 km

Jaringan Jalan Kolektor K2


1. Ruas jalan Simpang Lampasio Oyom dengan panjang jalan 13 km; dan
2. Ruas jalan Oyom Air Terang (batas kabupaten) dengan panjang jalan
89,45 km.

Tatanan Kepelabuhanan
Pelabuhan regional yang terdapat di wilayah Kabupaten Tolitoli adalah
1. Pelabuhan Tolitoli sebagai pelabuhan pengumpul
2. Pelabuhan Ogotua dan Malala sebagai pelabuhan pengumpan
Potensi Pengembangan Wilayah Belakang
Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli mempertimbangkan potensi
pengembangan wilayah belakang ibukota kecamatan. Potensi wilayah belakang
ibukota kecamatan yang membentuk struktur ruang wilayah Kabupaten Tolitoli
adalah (Tabel II.2) :
Tabel II.2
Potensi Pengembangan Wilayah Belakang Kota Kecamatan

Ibukota
Kecamatan
Bangkir

Dampal Selatan

Ogotua

Dampal Utara

Tinabogan

Dondo

Bilo

Ogodeide

No

Kecamatan

Potensi pengembangan wilayah belakang


Padi, ketela pohon, ketela rambat, kacang
tanah, kacang Hijau, kelapa, ternak ayam
kampung, itik
Kacang tanah, kelapa, jambu mente, ternak
sapi, kambing, domba
Padi,jagung, ketela pohon, ketela rambat,
kacang tanah, kelapa, lada, jambu mente,
kakao, ternak sapi, kerbau, kambing
Jagung, ketela pohon, ketela rambat,
kacang tanah, kacang hijau, kopi, pala,

CV. CIPTA PERSADA

II-12

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

No

Ibukota
Kecamatan

Kecamatan

Kayulompa

Basidondo

Tolitoli

Baolan

Sibea

Lampasio

Lalos

Galang

9
10

Laulalang
Galumpang

Tolitoli Utara
Dako Pemean

Potensi pengembangan wilayah belakang


lada, kakao,
Jagung, kacang kedele, kopi, pala, lada,
kakao, vanili
Cengkeh, kakao, ternak ayam kampung,
ayam ras
Padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat,
cengkeh, pala, vanili
Padi, kelapa, cengkeh, lada, kakao, ternak
sapi, kuda, babi, itik
Ternak kambing, babi, ayam kampung,
Pala,

Sumber : RTRW Kabupaten Tolitoli Thn.2011-2031

A. Pusat-pusat Kegiatan
Rencana pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Tolitoli yang diarahkan
pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan (2031) adalah sebagai berikut :
a. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

yang berfungsi melayani seluruh wilayah

kabupaten adalah Tolitoli


b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi melayani beberapa wilayah kecamatan
di sekitarnya adalah Bangkir.
c. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKLp) yang berfungsi melayani beberapa
wilayah kecamatan di sekitarnya adalah Malala, Laulalang dan Kayu Lompa
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang berfungsi melayani kecamatan adalah
Ogotua, Tinabogan, Lalos, Bilo, Sibea dan Galumpang
e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

yang berfungsi melayani

wilayah

desa/kelurahan di sekitarnya adalah Kombo, Padumpu, Bambapula, Tompo,


Malomba, Silondou, Labonu, Pulias, Tinanding, Oyom, Tinigi, Lingadan,
Salumpaga (Tabel II.3)
Tabel II.3
Rencana Pusat Kegiatan
Kabupaten Tolitoli 2011-2031

Fungsi Pusat
Kegiatan
PKW

Tolitoli

Galang

PKL

Bangkir

Dampal Selatan

PKLp

Malala

Dondo

Laulalang

Tolitoli Utara

No.

Kota

Kecamatan

Wilayah
Pelayanan
Seluruh
wilayah
Kabupaten
Tolitoli
Kecamatan
Dampal Selatan
dan Kecamatan
di sekitarnya
Kecamatan
Dondo
dan
kecamatan di
sekitarnya
Kecamatan

Keterangan
Pembangunan 5
tahun ke I
Pembangunan 5
tahun ke I
Pembangunan 5
tahun Ke II
Pembangunan 5

CV. CIPTA PERSADA

II-13

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

No.

Fungsi Pusat
Kegiatan

PPK

PPL

Kota

Kecamatan

Kayu Lompa

Basidondo

Ogotua

Dampal Utara

Tinabogan

Dondo

Lalos

Galang

Bilo

Ogodeide

Sibea

Lampasio

Galumpang

Dakopemean

Kombo

Dampal Selatan

Padumpu

Dampal Selatan

Bambapula

Dampal Utara

Tompo

Dampal Utara

Malomba

Dondo

Silondou

Basidondo

Labonu

Basidondo

Pulias

Ogodeide

Tinading

Lampasio

Oyom

Lampasio

Tinigi

Galang

Lingadan

Dakopemean

Salumpaga

Tolitoli Utara

Wilayah
Pelayanan
Tolitoli Utara
dan kecamatan
di sekitarnya
Kecamatan
Basidondo dan
kecamatan di
sekitarnya
Kecamatan
Dampal Utara
Kecamatan
Dondo
Kecamatan
Galang
Kecamatan
Ogodeide
Kecamatan
Lampasio
Kecamatan
Desa Kombo
dan desa di
sekitarnya
Desa Padumpu
dan desa di
seikitarnya
Desa
Bambapula dan
desa di
sekitarnya
Desa Tompo
dan desa di
sekitarnya
Desa Malomba
dan desa di
sekitarnya
Desa Silondou
dan desa di
sekitarnya
Desa Labonu
dan desa di
sekitarnya
Desa Pulias dan
desa di
sekitarnya
Desa Tinading
dan desa di
sekitarnya
Desa Oyom dan
desa di
sekitarnya
Desa Tinigi dan
desa di
sekitarnya
Desa Lingadan
dan desa di
sekitarnya
Desa
Salumpaga dan
desa di
sekitarnya

Keterangan
tahun ke I
Pembangunan 5
tahun ke II
Pembangunan
tahun ke II
Pembangunan
tahun ke III
Pembangunan
tahun ke II
Pembangunan
tahun ke III
Pembangunan
tahun ke II
Pembangunan
tahun ke III
Pembangunan
tahun ke III

5
5
5
5
5
5
5

Pembangunan 5
tahun ke IV
Pembangunan 5
tahun ke III
Pembangunan 5
tahun ke IV
Pembangunan 5
tahun ke III
Pembangunan 5
tahun ke III
Pembangunan 5
tahun ke IV
Pembangunan 5
tahun ke III
Pembangunan 5
tahun ke III
Pembangunan 5
tahun ke III
Pembangunan 5
tahun ke IV
Pembangunan 5
tahun ke III
Pembangunan 5
tahun ke IV

Sumber : RTRW Kabupaten Tolitoli Thn.2011-2031

CV. CIPTA PERSADA

II-14

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

B) Sistem Jaringan Prasarana Utama


Rencana sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Tolitoli yang diarahkan
pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan (2031) terdiri atas :
a. Sistem Jaringan Transportasi Darat
b. Sistem Jaringan Transportasi Laut
c. Sistem Jaringan Transportasi Udara
B.1

Sistem Jaringan Transportasi Darat


Sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Tolitoli yang diarahkan
pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan (2031) meliputi :
a.

Jaringan lalu lintas angkutan jalan

b.

Jaringan lalu lintas angkutan sungai, danau dan penyeberangan

B.1.1 Jaringan lalu lintas angkutan jalan


Jaringan lalu lintas angkutan jalan meliputi :
1) Jaringan jalan
Jaringan Jalan Kolektor Primer (K1) yang merupakan jalan nasional di
Kabupaten Tolitoli terdiri atas (Tabel II.4) :
Tabel II.4
Ruas Jalan Kolektor K1 di Kabupaten Tolitoli
No

Nama Ruas Jalan

Panjang ( Km )

Lakuan (Batas Buol) Laulalang

49,457

Laulalang Lingadan

16,251

Lingadan Batas Kota Tolitoli

40,711

Moh. Saleh

8,547

Yos Sudarso

2,225

Syarif Mansyur

0,708

A. Yani

0,452

Moh. Hatta

0,744

Abdul Muis

0,908

10

Wolter Monginsidi

1,120

11

Sona

2,351

12

Tadulako

1,208

13

Batas Kota Tolitoli Silondou

33,581

14

Silondou Malala

38,692

15

Malala Ogotua

54,875

16

Ogotua Ogoamas (Batas Donggala)

35,151

CV. CIPTA PERSADA

II-15

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Jaringan Jalan Strategis Nasional Rencana, yang merupakan jalan nasional di Kabupaten
Tolitoli terdiri atas (Tabel II.5) :
Tabel II.5
Ruas Jalan Strategis Nasional di kabupaten Tolitoli
No.
1

Nama Ruas Jalan

Panjang ( Km )

Mepanga ( batas kabupaten ) Basi

21,10

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Jaringan Jalan Kolektor Primer (K2) yang merupakan jalan provinsi di Kabupaten Tolitoli
yang terdiri atas (Tabel II.6) :
Tabel II.6
Ruas Jalan Kolektor K2 di Kabupaten Tolitoli
No

Nama Ruas Jalan

Panjang ( Km )

Simpang Lampasio Oyom

13,00

Oyom Air Terang ( batas kabupaten )

89,45

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Jaringan Jalan Kolektor Primer (K4) yang merupakan jalan kabupaten yang terdiri atas
(Tabel II.7) :
Tabel II.7
Ruas Jalan Kolektor Primer K4 di Kabupaten Tolitoli
No.

Nama Ruas Jalan

Panjang ( Km )

Buatan Bilo

26,00

Tambun Bilo

44,50

Tolitoli Nopi

4,55

Lalos Depot Pertamina

2,80

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Jalan Arteri Sekunder (dalam kota) yang terdapat di Kabupaten Tolitoli terdiri atas (Tabel II.8) :

CV. CIPTA PERSADA

II-16

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Tabel II.8
Ruas Jalan Arteri Sekunder (dalam Kota) di Kabupaten Tolitoli
No

NAMA RUAS JALAN

PANJANG ( Km )

Yos Sudarso

0,33

Moloon

1,90

Usman Binol

1,25

Magamu

1,28

S. Panggesar

0,55

Hi. Hayun

0,27

Wahid Hasyim

0,87

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

2) Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan


Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan yang diarahkan pengembangannya
hingga akhir tahun perencanaan (2031), terdiri atas :
a. Terminal penumpang tipe B yaitu Terminal Lelean Nono di Desa Lelean Nono
Kecamatan Baolan
b. Terminal penumpang tipe C terdiri atas :
1. Terminal Bumi Harapan dan Susumbolan di Kecamatan Baolan;
2. Terminal Sandana di Kecamatan Galang;
3. Terminal Malala di Kecamatan Dondo;
4. Terminal Binontoan di Kecamatan Tolitoli Utara; dan
5. Terminal Bangkir di Kecamatan Dampal Selatan.
c. Pengembangan terminal di Kecamatan Galang
d. Jembatan timbang terdapat di Kecamatan Basidondo dan Galang;
e. Unit pengujian kendaraan bermotor di Kecamatan Baolan;
3) Jaringan layanan lalu lintas angkutan jalan
Jaringan layanan lalu lintas angkutan jalan yang diarahkan pengembangannya hingga
akhir tahun perencanaan (2031) terdiri atas :
a. Trayek angkutan penumpang, terdiri atas :
1. Lelean Nono Bumi Harapan
2. Lelean Nono Susumbolan
3. Sandana Bumi Harapan
4. Sandana Susumbolan
5. Kalangkangan Sandana
6. Kalangkangan Binontoan
CV. CIPTA PERSADA

II-17

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

b. Lintas angkutan barang, terdiri atas :


1. Tolitoli Kota Palu
2. Tolitoli Kabupaten Buol
3. Tolitoli Tarakan Provinsi Kalimantan Timur; dan
4. Tolitoli Bitung Provinsi Sulawesi Utara
B.1.2.

Jaringan lalu lintas angkutan sungai, danau dan penyeberangan


Jaringan lalu lintas angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang diarahkan
pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan (2031) terdiri atas :
a.

Lintas penyeberangan yaitu Tanjung Batu Kecamatan Baolan Tarakan


Provinsi Kalimantan Timur; dan

b.

Pelabuhan penyeberangan yaitu PelabuhanTanjung Batu di Kecamatan


Baolan.

B.2.

Sistem Jaringan Transportasi Laut


Sistem jaringan transportasi laut di Kabupaten Tolitoli yang diarahkan
pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan (2031) meliputi :
a. Tatanan kepelabuhanan; dan
b. Alur pelayaran.
B.2.1.

Tatanan kepelabuhanan

Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Tolitoli adalah :


a. Pelabuhan pengumpul adalah Pelabuhan Dedek Tolitoli di Kecamatan Baolan;.
b. Pelabuhan pengumpan terdiri atas :
1). Pelabuhan Ogotua di Kecamatan Dampal Utara;
2). Pelabuhan Malala dan Salumbia di Kecamatan Dondo; dan
3). Pelabuhan Laulalang di Kecamatan Tolitoli Utara
c. Terminal khusus

berupa terminal khusus peti kemas di Kelurahan Sidoharjo

Kecamatan Baolan
B.2.2.

Alur pelayaran

Alur pelayaran terdiri atas :


a. Alur pelayaran lintas Provinsi, yaitu terdiri atas :
1. Tolitoli Tarakan,
2. Tolitoli Samarinda
3. Tolitoli Balikpapan
4. Tolitoli - Surabaya

CV. CIPTA PERSADA

II-18

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

5. Tolitoli - Makassar,
6. Tolitoli - Gorontalo dan
7. Tolitoli Bitung .
b. Alur pelayaran lintas Kabupaten dalam Provinsi, yaitu terdiri atas :
1. Tolitoli Palu,
2. Tolitoli - Buol,
3. Tolitoli Donggala
4. Tolitoli - Wani
5. Tolitoli Ogoamas
B.3.

Sistem Jaringan Transportasi Udara


Sistem

jaringan

transportasi

udara

di

Kabupaten

Tolitoli

yang

diarahkan

pengembangannya hingga akhir tahun perencanaan 2031 terdiri atas :


a. Tatanan kebandarudaraan; dan
b. Ruang udara untuk penerbangan.
B.3.1.

Tatanan kebandarudaraan
Tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Tolitoli yaitu Bandar Udara Sultan
Bantilan di Kecamatan Galang sebagai bandar udara pengumpan.

B.3.2.

Ruang Udara untuk penerbangan


Ruang udara untuk penerbangan adalah Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 49
Tahun 2000 tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (Tabel II.9)
Tabel II.9
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

.
Kategori dalam KKOP
Permukaan Pendekatan dan Lepas
landas
Kawasan Kemungkinan bahaya
kecelakaan
Permukaan Transisi
Permukaan Horizontal Dalam

Permukaan Kerucut

Definisi
Permukaan di bawah lintasan pesawat udara setelah lepas
landas atau akan mendarat, yaitu sejauh 15 Km dari ujung
landasan dengan kemiringan 2 %.
Bagian dari kawasan Pendekatan dan Lepas Landas, sejauh 3 Km
dari ujung landasan
Bidang miring sejajar poros landasan sampai 315 m dari sisi
landasan, dengan kemiringan 14,3% sampai memotong
Permukaan Horizontal Dalam
Bidang datar di atas dan di sekitar bandara dengan radius 4 Km
dari ujung landasan/permukaan utama dengan ketinggian +51
di atas ketinggian ambang landasan yang ditetapkan, yaitu
ambang landasan 29 dengan ketinggian +731,783 m dpl,
sehingga ketinggian permukaan Horizontal Dalam ini adalah
782,783 m dpl..
Bidang miring antara jarak 4 Km sampai 6 Km dari ujung
landasan/permukaan utama dengan kemiringan 5%, yang
menghubungkan tepi luar Permukaan Horizontal Dalam dengan
CV. CIPTA PERSADA

II-19

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Kategori dalam KKOP


Permukaan Horizontal Luar

Definisi
tepi Dalam Permukaan Horizintal Luar
Bidang datar di sekitar bandara dengan radius mulai 6 Km
sampai dengan 15 Km dari ujung landasan dengan ketinggian +
156 m di atas ketinggian ambang landasan atau ketinggi +
887,783 m dpl

Sumber : KM No. 49 Tahun 2000

2.1.4 Kedudukan Tolitoli


1) Fungsi dan Peran Kabupaten Tolitoli
Dalam RTRWN, Kabupaten Tolitoli di Tetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiatan Lokal
di Pulau Sulawesi dengan Kota-Kota utamanya Tolitoli dan Bangkir. Sebagai wilayah
yang dilintasi oleh Jalur selatan Trans Sulawesi, di bagian selatan Kabupaten Tolitoli
dapat berorientasi ke Kota Palu yang berkedudukan sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) atau bagian timur berorintasi ke Kabupaten Parigi Moutong (Kota Parigi) yang
berkedudukan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Provinsi Sulawesi Tengah.
Sementara itu di bagian utara, orientasi pengembangan wilayah dapat mengarah pada
Kota Buol (PKW) dan juga Kota Gorontalo (PKN) yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Buol. Melalui gambaran tersebut dapat di katakan bahwa Kabupaten
Tolitoli memiliki peran penting sebagai penghubung antara pusat-pusat utama di
pulau sulawesi yaitu antara Kota Palu, Gorontalo, Tarakan, samarinda, balikpapan,
makassar bahkan hingga surabaya melalui sistem transportasi laut.
Jaringan transportasi adalah serangkaian simpul dan atau ruang kegiatan yang
dihubungka oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk suatu kesatuan sistem yang
saling berhubungan dan berinteraksi dalam menyandang suatu fungsi untuk
pencapaian terselenggaranya keperluan penyelenggaraan hal-hal yang berkaitan
dengan pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Pola
transportasi Kabupaten Tolitoli terbentuk oleh sistem transportasi darat, laut dan udara
yang membentuk suatu kesatuan terintegrasi yang menghubungkan Kabupaten Tolitoli
dengan wilayah Regional Kota Palu yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah
dan wilayah-wilayah luar lainnya, serta untuk meningkatkan pelayanan transportasi
dalam hal ini perlu adanya peningkatan sarana dan prasarana transportasi yang ada,
pengelolaan manajemen lalulintas, peningkatan jumlah armada angkutan umum yang
terintegrasi dan merata, pengaturan rute, dan sebagainnya.

CV. CIPTA PERSADA

II-20

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2) Fungsi dan Peran Kota Tolitoli


Kota Tolitoli adalah Ibukota Kabupaten Tolitoli adalah merupakan kota yang potensial
di bagian Utara Kabupaten dan bagian barat pulau sulawesi yang berhadapan dengan
perairan terbuka Teluk Tolitoli.
Kota ini memiliki potensi pengembangan dalam berbagai sektor karena menjadi salah

satu Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang menjadi simpul koleksi dan distribusi barang dan
jasa, baik kebutuhan sehari-hari maupun perdagangan. Selain itu, potensi
pengembangan kota ini juga dibentuk oleh kedudukannya sebagai pusat pemerintahan
dan pelayanan sosial ekonomi pada tingkat Kabupaten, karen itu pula Kota Tolitoli
diharapkan akan menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
3) Kawasan Perkotaan Tolitoli dan Kota Tolitoli
Kawasan Perkotaan Tolitoli terdiri dari 2 wilayah administrasi kecamatan, yakni
Kecamatan Baolan Dan Kecamatan Galang dengan luas 156 Km2. Sementara itu secara
fisik wilayah Kota Tolitoli (kota inti/pusat pusat) terdiri dari 15 Desa/Kelurahan,
yaitu:
1) Kelurahan Sidoarjo

: Pusat Kota

2) Kelurahan Panasakan

: Pusat Kota

3) Kelurahan Tuweley

: Pusat Kota

4) Kelurahan Baru

: Kota Inti

5) Kelurahan Nalu

: Pusat Kota

6) Kelurahan Tambun

: Hinterland

7) Desa Dadakitan

: Hinterland

8) Desa Lelean Nono

: Hinterland

9) Desa Buntuna

: Hinterland

10) Desa Ogomoli

: Hinterland

11) Desa Sandana

: Hinterland

12) Desa Kalangkangan

: Hinterland

13) Desa Lantapan

: Hinterland

14) Desa Ginunggung

: Hinterland

15) Desa Lalos

: Hinterland

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Kawasan Perkotaan Tolitoli dan Peta Pusat Kota
Tolitoli dapat dilihat pada Peta 2.1 dan Peta 2.2 berikut ini :

CV. CIPTA PERSADA

II-21

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Peta 2.1 Peta Kawasan Perkotaan Tolitoli

CV. CIPTA PERSADA

II-22

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Peta 2.2 Peta Pusat Kota Tolitoli

CV. CIPTA PERSADA

II-23

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2.2

Kebijakan Dalam Development Plan ,-

2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)


Adapun kondisi pembangunan nasional secara umum berdasakan UU No. 12 tahun
2007, tentang RPJP Nasional 2005-2025 yang telah dilaksanakan selama ini telah
menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, yang meliputi bidang
sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),
politik, pertanahan dan keamanan, hukum serta aparatur, pembangunan wilayah dan tata
ruang, penyediaan sarana dan prasarana, serta pengeloaan sumber daya alam (SDA) dan
lingkungan hidup. Disamping banyak kemajuan yang telah dicapai, masih banyak pula
tantangan atau masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan. Untuk itu, masih
diperlukan upaya mengatasinya dalam pembangunan nasional 20 tahun kedepan 1.
Ditinjau berdasarkan kondisi sarana dan prasarana di Indonesia saat ini masih
ditandai oleh rendahnya aksesbilitas, kualitas atau cakupan pelayanan. Akibatnya, ada
sarana dan prasarana yang belum tersentuh sepenuhnya sehingga belum dapat menjadi
tulang punggung bagi pembangunan sektor riil termasuk dalam rangka mendukung
kebijakan ketahanan pangan di daerah, mendorong sektor produksi, serta mendukung
pembangunan wilayah2.

Kondisi Sub Bidang Perumahan. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan


perumahan hingga 2020 diperkirakan mencapai lebih dari 30 juta unit sehingga
kebutuhan rumah per tahun diperkirakan mencapai 1,2 juta unit. Data tahun 2004
mencatat bahwa sebanyak 4,3 juta rumah tangga belum memiliki rumah. Penyediaan air
minum juga tidak mengalami kemajuan yang berarti. Berdasarkan data statistik
perumahan dan permukiman tahun 2004, jumlah penduduk (perkotaan dan perdesaan)
yang mendapat akses pelayanan air minum perpipaan baru mencapai 18,3 %, hanya
sedikit miningkat dibandingkan 10 tahun sebelumnya (14,7 %). Demikian juga halnya
dengan penanganan persampahan di kawasan perkotaan dan pedesaan baru mencapai
18,41 % atau mencapai 40 juta jiwa, sedangkan cakupan pelayanan drainase baru
melayani 124 juta jiwa3.
Berdasarkan kondisi bidang wilayah dan tata ruang di Indonesia, saat ini dalam kondisi
krisis. Krisis tata ruang terjadi karena pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah
masih sering dilakukan tanpa mengikuti rencana tata ruang, tidak mempertimbangkan
keberlanjutan dan daya dukung lingkungan, serta tidak memperhatikan kerentanan
wilayah terhadap terjadinya bencana alam. Keinginan untuk memperoleh keuntungan
RPJPN, bagian lampiran hal. 5
RPJPN, bagian lampiran hal.9
3 RPJPN, bagian lampiran hal.12
1
2

CV. CIPTA PERSADA

II-24

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

ekonomi jangka pendek seringkali menimbulkan keinginan untuk mengeksploitasi sumber


daya alam secara berlebihan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya
alam dan lingkungan hidup, serta memperbesar resiko timbulnya korban akibat terjadinya
bencana alam. Selain itu, sring terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor, contohnya
konflik antara kehutanan dan pertambangan. Beberapa penyebab utama terjadinya
permasalahan tersebut adalah (a) belum tepatnya kompetensi sumber daya manusia dalam
bidang pengelolaan penataan ruang, (b) rendahnya kualitas dari rencana tata ruang, (c)
belum diacunya perundangan penataan ruang sebagai payung kebijakan pemanfaatan
ruang bagi semua sektor ; dan (d) lemahnya penerapan hukum berkenaan dengan
pemanfaatan ruang dan penegakan hukum terhadap pelangggaran dengan pemanfaatan
ruang4.
Pertumbuhan kota-kota besar dan metropolitan saat ini masih sangat terpusat di pulau
Jawa-Bali, sedangkan pertumbuhan kota-kota menengah dan kecil, terutama di luar jawa,
berjalan lambat dan tertinggal. Pertumbuhan perkotaan yang tidak seimbang ini ditambah
dengan adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah yang menimbulkan urbanisasi
yang tidak terkendali. Secara fisik, hal itu ditunjukkan oleh (1) meluasnya wilayah
perkotaan karena pesatnya perkembangan dan meluasnya kawasan pinggiran (fringe-area)
terutama di kota-kota besar metropolitan ; (2) meluasnya perkembangan fisik perkotaan di
kawasan sub-urban yang telah mengintegrasi kota-kota yang lebih kecil di sekitar kota
inti dan membentuk konurbasi yang tak terkendali ; (3) meningkatnya jumlah desa-kota;
dan (4) terjadinya reklasifikasi (perubahan daerah rural menjadi urban, terutama di jawa).
Kecenderungan perkembangan semacam itu berdampak negatif terhadap perkembangan
kota-kota besar metropolitan itu sendiri maupun kota-kota menengah dan kecil di wilayah
lain5
Dampak negatif yang ditimbulkan dari kota-kota besar dan metropolitan, antara lain,
adalah (1) terjadinya ekspolitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam di sekitar
kota-kota besar dan metropolitan untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi; (2) terjadinya secara terus menerus konversi lahan pertanian produktif menjadi
kawasan permukiman, perdagangan, dan industri; (3) menurunnya kualitas lingkungan
fisik kawasan perkotaan akibat terjadinya perusakan lingkungan dan timbulnya polusi; (4)
menurunnya kualitas hidup masyarakat di perkotaan karena permasalahan sosial-ekonomi,
serta penurunan kualitas pelayanan kebutuhan dasar perkotaan; serta (5) tidak mandiri
dan terarahnya pembangunan kota-kota baru sehingga justru menjadi tambahan beban
bagi kota inti. Dampak negatif lain yang ditimbulkan terhadap kota-kota di wilayah lain,
4
5

RPJPN, bagian lampiran hal.17


RPJPN, bagian lampiran hal.19

CV. CIPTA PERSADA

II-25

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

yaitu (1) tidak meratanya penyebaran penduduk perkotaan dan terjadinya konsentrasi
penduduk kota di pulau jawa, khususnya di jakarta, bogor, depok, tangerang, dan bekasi
(jabodetabek), (20 % dari total jumlah penduduk perkotaan Indonesia tinggal disana); (2)
tidak optimalnya fungsi ekonomi perkotaan, terutama di kota-kota menengah dan kecil,
dalam menarik investasi dan tempat penciptaan lapangan pekerjaan; dan (3) tidak
optimalnya peranan kota dalam memfasilitasi Pembangunan wilayah 6.
Ditinjau berdasarkan kondisi di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup, kedua
hal ini memiliki peran ganda yaitu sebagai modal pembangunan dan sekaligus sebagai
penopang sistem kehidupan. Adapun jasa-jasa lingkungan meliputi keanekaragaman
hayati, penyerapan karbon, pengaturan air secara alamiah, keindahan alam, dan udara
bersih merupakan penopang kehidupan manusia. Hasil pembangunan sumber daya alam
dan lingkungan hidup telah mampu menyumbang 24,8 % terhadap Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) dan 48 % terhadap penyerapan tenaga kerja. Namun, pengelolaan
sumber daya alam tersebut masih belum berkelanjutan dan masih mengabaikan kelestarian
fungsi lingkungan hidup sehingga daya dukung lingkungan menurun dan ketersediaan
sumber daya alam menipis. Menurunnya daya dukung dan ketersediaan sumber daya alam
juga terjadi karena kemampuan iptek yang rendah sehingga tidak mampu mengimbangi
laju pertumbuhan penduduk7.
Sumber daya kelautan belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini karena beberapa hal,
Antara lain (1) belum adanya penataan batas maritim; (2) adanya konflik dalam
pemanfaatan ruang di laut; (3) belum adanya jaminan keamanan dan keselamatan di laut;
(4) adanya otonomi daerah menyebabkan belum ada pemahaman yang sama terhadap
pengelolaan sumber daya kelautan; (5) adanya keterbatasan kemampuan sumber daya
manusia dalam mengelola sumber daya kelautan; dan (6) belum adanya dukungan riset
dan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan8.
Pencemaran air, udara, dan tanah juga masih belum tertangani secara tepat karena
semakin pesatnya aktivitas pembangunan yang kurang memperhatikan aspek kelestarian
fungsi lingkungan. Keberadaan masyarakat adat yang sangat bergantung pada sumber
daya alam dan memiliki kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam juga belum
diakui. Kearifan lokal sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan sumber daya alam
dan kelestarian fungsi lingkungan hidup9. Desentralisasi pembangunan dan otonomi
daerah juga telah mengakibatkan meningkatnya konflik pemanfaatan dan pengelolaan
sumber daya alam, baik antar wilayah, Antara pusat dan daerah, serta antar penggunaan.
RPJPN, bagian lampiran hal.19
RPJPN, bagian lampiran hal.20
8 RPJPN, bagian lampiran hal.21
9 RPJPN, bagian lampiran hal.21
6
7

CV. CIPTA PERSADA

II-26

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Untuk itu, kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara tepat
akan dapat mendorong perilaku masyarakat untuk menerapkan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dalam 20 tahun mendatang agar Indonesia tidak mengalami
krisis sumber daya alam, khususnya krisis air, krisis pangan, dan krisis energi10.
1) Tantangan Pembangunan Nasional, menurut RPJP Nasional 2005-2025
Tantangan Pembangunan Nasional, menurut RPJP Nasional 2005-2025 meliputi:
A. Tantangan Sub Bidang Permukiman
Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat
dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, adalah (a) melakukan reformasi
secara serentak, khususnya yang berkaitan dengan perpajakan, retribusi/biaya
perizinan daerah, pertanahan dan tata ruang, sebagai upaya untuk menekan dan
mengurangi harga rumah sehingga dapat meningkatkan kemampuan daya beli
masyarakat; (b) menyempurnakan pola subsidi sektor perumahan yang tepat sasaran,
transparan, akuntabel, dan pasti, khususnya subsidi bagi masyarakat berpendapatan
rendah; (c) mendorong adanya insentif perpajakan kepada dunia usaha agar
berpartisipasi secara langsung dalam penyediaan perumahan; dan (d) melakukan
penguatan swadaya masyarakat dalam pembangunan rumah melalui pemberian
fasilitas kredit mikro perumahan, fasilitasi untuk pemberdayaan masyarakat, dan
bantuan teknis kepada kelompok masyarakat yang berswadaya dalam pembangunan
rumah. Dengan demikian, penyediaan perumahan dapat diselenggarakan dengan
tidak hanya mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat, melainkan juga
melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan11
Adapun prioritas penggunaan sumber dana dengan makin terbatasnya sumber
dana yang dapat dimobilisasi oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan sarana dan prasarana, anggaran pemerintah akan lebih difokuskan
pada penyediaan sarana dan prasarana yang secara ekonomi dan sosial bermanfaat,
tetapi secara finansial kurang layak. Untuk proyek sarana prasarana yang layak secara
finansial akan dibangunan dengan memanfaatkan dana-dana masyarakat dan
membuka peluang kerja sama dengan badan usaha, terutama swasta dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana. Hal itu, merupakan tantangan
yang menuntut dilakukannya berbagai penyempurnaan aturan main, terutama yang
berkaitan dengan struktur industri penyediaan sarana dan prasarana serta pentingnya
10
11

RPJPN, bagian lampiran hal.21


RPJPN, bagian lampiran hal.21

CV. CIPTA PERSADA

II-27

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

reformasi disektor keuangan guna memfasilitasi kebutuhan akan dana-dana jangka


panjang masyarakat yang tersimpan di berbagai lembaga keuangan 12.
B. Tantangan Bidang Wilayah dan Tata Ruang
Pengaturan tata ruang sesuai peruntukan merupakan tantangan pada masa yang
akan datang yang harus dihadapi untuk mengatasi krisis tata ruang yang telah terjadi.
Untuk itu diperlukan penataan ruang yang baik dan berada dalam suatu sistem yang
menjamin konsistensi antara perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian tata ruang.
Penataan ruang yang baik diperlukan bagi (a) arahan lokasi kegiatan, (b) batasan
kemampuan lahan, termasuk didalamnya adalah daya dukung lingkungan dan
kerentanan terhadap bencana alam, (c) efisiensi dan sinkronisasi pemanfaatan ruang
dalam ruang penyelenggaraan berbagai kegiatan. Penataan ruang yang baik juga
harus didukung dengan regulasi tata ruang yang searah, dalam arti tidak saling
bertabrakan antarsektor, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dan daya dukung
lingkungan, serta kerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana 13.
Pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah perlu dilakukan tidak
hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia,
tetapi juga untuk menjaga stabilitas dan kesatuan nasional. Tujuan penting mendasar
yang akan dicapai untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah bukan untuk
memeratakan pembangunan fisik di setiap daerah, terutama untuk mengurangi
kesenjangan kualitas hidup dan kesehjahteraan masyarakat, baik di masing-masing
daerah maupun antar daerah. Dalam kaitan itu, perlu diperhatikan pemanfaatan
potensi dan peluang dari keunggulan sumber daya alam kelautan yang selama ini
belum optimal sebagai suatu kesatuan pengelolaan sumber daya alam di setiap
wilayah14.
C. Tantangan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Dengan menelaah kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup saat ini,
apabila tidak diantisipasi dengan kebijakan dan tindakan yang tepat akan dihadapkan
pada tiga ancaman, yaitu krisis pangan, krisis air, dan krisis energi. Ketiga krisis itu
menjadi tantangan jangka panjang yang perlu untuk diwaspadai agar tidak
menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat dan bangsa, yaitu
terancamnya

persatuan

bangsa,

meningkatnya

semangat

separatisme,

dan

menurunnya kesehatan masyarakat. Meningkatnya jumlah penduduk yang pesat


RPJPN, bagian lampiran hal.27
RPJPN, bagian lampiran hal.32
14 RPJPN, bagian lampiran hal.32
12
13

CV. CIPTA PERSADA

II-28

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

menyebabkan kemampuan penyediaan pangan semakin terbatas. Hal itu disebabkan


oleh meningkatnya konservasi lahan sawah dan lahan pertanian produktif lainnya,
rendahnya peningkatan produktivitas hasil pertanian, dan menurunnya kondisi
jaringan irigasi dan prasarana irigasi. Selain tiu, praktik pertanian konvensional
mengancam kelestarian sumber daya alam dan keberlanjutan sistem produksi
pertanian. Dilain pihak, bertambahnya kebutuhan lahan pertanian dan penggunaan
lainnya akan mengancam keberadaan hutan dan terganggunya keseimbangan tata air.
Memburuknya kondisi hutan akibat deforestasi yang meningkat pesat dan
memburuknya penutupan lahan di wilayah hulu daerah aliran sungai menyebabkan
menurunnya ketersediaan air yang mengancam turunnya debit air waduk sungai pada
musim kemarau serta berkurangnnya pasokan air untuk pertanian dan pengopreasian
pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Sementara itu, kelangkaan energi tak terbaurkan juga terus terjadi karena pola
konsumsi energi masih menunjukkan ketergantungan pada sumber energi tak
terbarukan. Tantangan utama dalam penyediaan energi adalah meningkatkan
kemampuan produksi minyak dan gas bumi yang sekaligus memperbesar penerimaan
devisa, memperbanyak infrastruktur energi untuk memudahkan layanan kepada
masyarakat, serta mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan meningkatkan
kontribusi gas, batubara, serta energi terbarukan seperti biogas, biomassa, panas bumi
(geothermal), energi matahari, arus laut, dan tenaga angin. Selain itu, terdapat
kemungkinan Pembangunan energi tenaga nuklir yang memerlukan penelitian
mendalam tentang keamanan teknologi yang digunakan, lokasi geografis, dan resiko
yang mungkin akan dihadapi15.
Kemajuan dapat diperoleh dengan memanfaatkan (a) sumber daya alam daratan
(seperti hutan, tambang, dan lahan untuk budidaya yang cakupannya dibatasi oleh
wilayah kedaulatan negara) dan (b) sumber daya kelautan, yang tersebar di wilayah
teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sampai dengan 200 mil laut dan hak
pengelolaan sumber daya kelautan untuk perhubungan laut. Mengoptimalkan
pendayagunaan sumber daya kelautan untuk perhubungan laut, perikanan,
pariwisata, pertambangan, industri maritim, bangunan laut, dan jasa kelautan menjadi
tantangan yang perlu dipersiapkan agar dapat menjadi tumpuan masa depan bangasa.
Sumbangan sumber daya kelautan terhadap perekonomian nasional cukup besar
merupakan urutan kedua setelah jasa-jasa. Bahkan, terdapat kecenderungan daya
saing industri pada saat ini telah bergeser ke arah industri berbasis kelautan.
Pembangunan kelautan pada masa mendatang memerlukan dukungan politik dan
15

RPJPN, bagian lampiran hal.33

CV. CIPTA PERSADA

II-29

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

pemihakan yang nyata dari seluruh pemangku kepentingan, yang tentunya menjadi
tantangan seluruh kompenen bangsa16.
Meningkatnya kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh laju
pertumbuhan penduduk yang terkonsentrasi di wilayah perkotaan, perubahan gaya
hidup yang konsumtif, serta rendahnya kesadaran masyarakat perlu ditangani secara
berkelanjutan. Kemajuan transportasi dan industrialisasi, pencemaran sungai dan
tanah oleh industri, pertanian, dan rumah tangga memberi dampak negatif yang
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan sistem lingkungan secara keseluruhan
dalam menyangga kehidupan manusia. Keberlanjutan pembangunan dalam jangka
panjang juga menghadapi tantangan akan adanya perubahan iklim dan pemansan
global yang berdampak pada aktivitas dan kehidupan manusia. Sementara itu,
pemanfaatan keanekaragaman hanyati belum berkembang sebagaimana mestinya.
Pembangunan nilai tambah kekayaan keanekaragaman hayati dapat menjadi alternatif
sumber daya pembangunan yang dapat dinikmati, baik oleh generasi sekarang
maupun mendatang, sehingga memerlukan berbagai penelitian, perlindungan, dan
pemanfaatan secara lestari selain upaya ke arah pematenan (hak atas kekayaan
intelektual/HAKI) oleh karena itu penyelamatan ekosistem beserta flora-fauna di
dalamnya menjadi bagian integral dalam membangun daya saing Indonesia 17.
2) Visi Pembangunan Nasional Tahun 2005-202518,
berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20
tahun mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia dan amanat pembangunan yang tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Visi Pembangunan Nasional
tahun 2005-2025 adalah ;
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 itu mengarah pada pencapaian tujuan
nasional, seperti tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Visi pembangunan nasional tersebut harus dapat diukur untuk
dapat mengetahui tingkat kemandiriaan, kemajuan, keadilan dan kemakmuran yang
ingin dicapai.

RPJPN, bagian lampiran hal.33


RPJPN, bagian lampiran hal.34
18
RPJPN, bagian lampiran hal.36
16

17

CV. CIPTA PERSADA

II-30

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

A. Makna Visi Mandiri.


Kemandiriaan adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi bangsanya.
Oleh karena itu, pembangunan, sebagai usaha untuk mengisi kemerdekaan,
haruslah pula merupakan upaya membangun kemandirian. Kemandiriaan
bukanlah kemandiriaan dalam keterisolasian. Kemandirian mengenal adanya
kondisi saling ketergantungan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan
bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun bangsa. Terlebih lagi dalam era
globalisasi dan perdagangan bebas ketergantungan antar bangsa semakin kuat.
Kemandirian yang demikian adalah paham yang proaktif dan bukan reaktif atau
defensif. Kemandirian merupakan konsep yang dinamis karena mengenali bahwa
kehidupan dan kondisi saling ketergantungan senantiasa berubah, baik
konsentrasinya, perimbangannya, maupun nilai-nilai yang mendasari dan
mempengaruhinya.
Bangsa mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain yang telah mampu dengan mengandalkan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun
kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk
berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian.
Kemandirian suatu bangsa tercermin antara lain pada ketersediaan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan
kemajuan pembangunannya; kemandirian aparatur pemerintah dan aparatur
penegak hukum dalam menjalankan tugasnya; ketergantuangan pembiayaan
pembangunan yang bersumber dari dalam negeri yang makin kokoh sehingga
ketergantungan kepada sumber dari luar negeri menjadi kecil; dan kemampuan
memenuhi sendiri kebutuhan pokok. Apabila karena sumber daya alam tidak lagi
memungkinkan, kelemahan itu diimbangi dengan keunggulan lain sehingga
tidak membuat ketergantungan dan kerawanan serta mempunyai daya tahan
tinggi terhadap perkembangan dan gejolak ekonomi dunia. Secara lebih
mendasar lagi, kemandirian sesungguhnya mencerminkan sikap seseorang atau
sebuah bangsa mengenai dirinya, masyarakatnya, serta semangatnya dalam
menghadapi tantangan-tantangan. Karena menyangkut sikap, kemandirian
harus dicerminkan dalam setiap aspek kehidupan, baik hukum, ekonomi, politik,
sosial budaya, maupun pertahanan keamanan.

CV. CIPTA PERSADA

II-31

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

B. Makna Visi Maju.


Tingkat kemajuan suatu bangsa dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau
dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu negara diukur dari kualitas sumber
daya manusianya. Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya
manusianya memiliki keperibadian bangsa, berahlak, mulia, dan berkualitas
pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikan penduduknya ditandai
oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya
partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan
oleh sistem pendidikan.
Kemajuan suatu bangsa juga diukur berdasarkan indikator kependudukan, ada
kaitan yang erat Antara kemajuan suatu bangsa dengan laju pertumbuhan
penduduk, termasuk derajat kesehatan. Bangsa yang sudah maju ditandai dengan
laju pertumbuhan penduduk yang relatif kecil; angka harapan hidup yang lebih
tinggi; dan kualitas pelayanan sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas
sumber daya manusia yang makin baik akan tercermin dalam produktivitas yang
semakin tinggi. Ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan suatu
bangsa diukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat
pendapatan dan pembagiannya.
Tingginya pendapatan rata-rata dan ratanya pembagian ekonomi suatu bangsa
menjadikan bangsa tersebut lebih makmur dan maju. Negara yang maju pada
umumnya adalah negara yang sektor industri dan sektor jasanya telah
berkembang. Peran sektor industri manufaktur sebagai penggerak utama laju
pertumbuhan makin meningkat, baik dalam segi penghasilan, sumbangan dalam
penciptaan pendapatan nasional maupun dalam penyerapan tenaga kerja. Selain
itu, dalam proses produksi berkembang keterpaduan antar sektor, terutama
sektor industri, sektor pertanian, dan sektor-sektor jasa; serta pemanfaatan
sumber alam yang bukan hanya ada pemanfaatan ruang daratan, tetapi juga di
transformasikan kepada pemanfaatan ruang kelautan secara nasional, efisien,
dan berwawasan lingkungan, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan
yang berciri nusantara. Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata,
dan berfungsi dengan baik sehingga mendukung perekonomian yang efisien
dengan produktivitas yang tinggi. Negara yang maju umumnya adalah negara
yang perekonomiannya stabil. Gejolak yang berasal dari dalam maupun luar
negeri dapat diredam oleh ketahanan ekonominya.

CV. CIPTA PERSADA

II-32

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Selain memiliki indikator sosial ekonomi yang lebih baik, bangsa yang maju juga
telah memiliki sistem dan kelembagaan politik, termasuk hukum yang mantap.
Lembaga politik dan kemasyarakatan telah berfungsi berdasarkan aturan dasar,
yaitu konstitusi yang ditetapkan oleh rakyatnya. Bangsa maju juga ditandai oleh
adanya peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala aspek
kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan keamanan. Dalam
aspek politik, sejarah menunjukkan adanya keterkaitan erat Antara kemajuan
suatu bangsa dan sistem politik yang dianutnya. Bangsa yang maju pada
umumnya menganut sistem demokrasi, yang sesuai dengan budaya dan latar
belakang sejarahnya. Bangsa yang maju adalah bangsa yang hak-hak warganya,
keamanannya, dan ketentramannya terjamin dalam kehidupannya. Selain unsurunsur tersebut, bangsa yang maju juga harus didukung dengan infrastruktur
maju.
Pembangunan bangsa Indonesia bukan hanya sebagai bangsa yang mandiri dan
maju, melainkan juga bangsa yang adil dan makmur. Sebagai pelaksana dan
penggerak pembangunan sekaligus objek pembangunan, rakyat mempunyai hak,
baik

dalam

merencanakan,

melaksanakan,

maupun

menikmati

hasil

pembangunan. Pembangunan haruslah dilaksanakan dari rakyat, oleh rakyat,


dan untuk rakyat. Oleh karena itu, masalah keadilan merupakan ciri yng
menonjol pula dalam pembangunan nasional.
D. Makna Visi Adil dan Makmur.
Keadilan dan kemakmuran harus tercermin pada semua aspek kehidupan. Semua
rakyat mempunyai kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan;
memperoleh lapangan pekerjaan; mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan
kesehatan; mengemukakan pendapat; melaksanakan hak politik; mengamankan
dan mempertahankan negara; serta mendapatkan perlindungan dan kesamaan di
depan hukum. Dengan demikian, bangsa adil berarti tidak ada deskriminasi
dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah. Bangsa
yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh kebutuhan
hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsabangsa lain di dunia.

CV. CIPTA PERSADA

II-33

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

3) Misi Pembangunan Nasional Tahun 2005-202519


dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan)
misi pembangunan nasional sebagai berikut:
A. Mewujudkan masyarakat berahlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah pancasila,
Mewujudkan masyarakat berahlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah pancasila, adalah memperkuat jati diri dan
karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antar umat beragama,melaksanakan interaksi antar
budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya
bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka
memantapkan landasan spritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
B. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing,
adalah mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan
berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan Iptek melalui
penelitian, pembangunan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;
membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di bidang hukum aparatur
negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap
wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem
produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.
C. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum,
adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat
peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi otonomi daerah;
menjamin

pembangunan

media

dan

kebebasan

media

dalam

mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan pembenahan


struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil.

19

RPJPN, bagian lampiran hal.39

CV. CIPTA PERSADA

II-34

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

D. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu


adalah membangun kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial
minimum serta disegani di kawasan regional dan internasional; memantapkan
kemampuan dan meningkatkan profesionalisme Polri agar mampu melindungi
dan menganyomi masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan
tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga intelejen dan kontra
intelejen negara dalam penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan
kesiapan komponen cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kontribusi
industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanan semesta.
E. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
adalah meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial
secara

menyeluruh,

keberpihakan

kepada

masyarakat,

kelompok

dan

wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan pengangguran


secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai
pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan
dikriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.
F. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat
menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan
kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga
fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan
masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk
permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan
pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan
kehidupan;

serta

meningkatkan

pemeliharaan

dan

pemanfaatan

keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.


G. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasisikan kepentingan nasional
adalah menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah agar
pembangunan Indonesia berorientasi kelautan; meningkatkan kapasitas sumber
daya manusia yang berwawasan kelautan melalui Pembangunan ilmu
CV. CIPTA PERSADA

II-35

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

pengetahuan dan teknologi kelautan; dan membangun ekonomi kelautan secara


terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara
berkelanjutan.
H. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional
adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan
kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap pembentukan
identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan mendorong
kerja sama internasional, regional dan bilateral antar masyarakat, antar
kelompok, serta antar lembaga di berbagai bidang.
4) Sasaran, Arah, Tahapan dan Skala Prioritas RPJP 2005-2025,
Sasaran, Arah, Tahapan dan Skala Prioritas RPJP 2005-2025, yaitu sebagai berikut :
A. Sasaran Pokok Jangka Panjang Tahun 2005-2025
Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan
bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan
berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45).
Sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri dan adil,
pembangunan nasional dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian
salah satu sasaran pokok untuk terwujudnya pembangunan yang lebih merata
dan berkeadilan20 ditandai oleh hal-hal berikut ;
a. Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem
pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien dan
akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh.
b. Terwujudnya lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan
kehidupan baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi
masyarakat.

20

RPJPN, bagian lampiran hal.43

CV. CIPTA PERSADA

II-36

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

B. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025


Adapun arah pembangunan nasional jangka panjang tahun 2005-2025,
diarahkan pada berbagai bidang yang meliputi :
B.1. Arah Pembangunan Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing dalam
bidang sarana dan prasarana yang memadai dan maju.
Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk
mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta kebutuhan
sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri, perdagangan, transportasi,
pariwisata, dan jasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan melalui pendekatan tanggap
kebutuhan (demand responsive approach) dan pendekatan terpadu dengan
sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta
kesehatan21.
B.2. Arah Pembangunan Untuk Mewujudkan Pembangunan yang Lebih Merata
dan Berkeadilan
a. Pembangunan yang merata dapat dinikmati oleh seluruh komponen
bangsa di berbagai wilayah Indonesia akan meningkatkan partisipatif
aktif

masyarakat

dalam

pembangunan,

mengurangi

gangguan

keamanan, serta menghapuskan potensi konflik sosial untuk tercapainya


Indonesia yang maju, mandiri dan adil.
b. Pembangunan kota-kota metropolitan, besar, menengah, dan kecil di
seimbangkan pertumbuhan dengan mengacu pada sistem pembangunan
perkotaan nasional. Upaya itu diperlukan untuk mencegah terjadinya
pertumbuhan fisik kota yang tidak terkendali (urban sprawl &

conurbation), seperti yang terjadi di pulau jawa, serta untuk


mengendalikan arus migrasi masuk langsung dari desa ke kota-kota
besar dan metropolitan, dengan cara menciptakan kesempatan kerja,
termasuk peluang usaha, di kota-kota menengah dan kecil, terutama di
luar pulau jawa. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan
keterkaitan kegiatan ekonomi sejak tahap awal.
c. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dengan
kegiatan ekonomi di wilayah perdesaan didorong secara sinergis (hasil
produksi wilayah perdesaan merupakan backward linkages dari
21

RPJPN, bagian lampiran hal.57

CV. CIPTA PERSADA

II-37

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

kegiatan ekonomi di wilayah perkotaan dalam suatu sistem wilayah


Pembangunan ekonomi. Peningkatan keterkaitan tersebut memerlukan
adanya perluasan dan diversifikasi aktivitas ekonomi dan perdagangan

(nonpertanian) di perdesaan yang terkait langsung dengan pasar di


perkotaan.
d. Rencana tata ruang digunakan sebagai acuan kebijakan spasial bagi
pembangunan di setiap sektor, lintas sektor, maupun wilayah agar
pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan. Rencana
Tata

Ruang

Wilayah

disusun

secara

hierarki.

Dalam

rangka

mengoptimalkan penataan ruang perlu ditingkatkan (a) kompetensi


sumber daya manusia dan kelembagaan di bidang penataan ruang, (b)
kualitas rencana tata ruang, dan (c) efektivitas penerapan dan
penegakkan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan, maupun
pengendalian pemanfaatan ruang.
e. kapasitas pemerintah daerah harus dikembangkan melalui peningkatan
kapasitas aparat pemerintah daerah, kapasitas kelembagaan pemerintah
daerah, kapasitas keuangan pemerintah daerah, serta kapasitas lembaga
legislatif daerah. Selain itu, pemberdayaan masyarakat akan terus
dikembangkan

melalui

peningkatan

pengetahuan

keterampilan;

peningkatan akses pada modal usaha dan sumber daya alam; pemberian
kesempatan luas untuk menyampaikan aspirasi terhadap kebijakan dan
perarturan yang menyangkut kehidupan mereka; serta peningkatan
kesempatan dan kemampuan untuk mengelola usaha ekonomi produktif
yang mendatangkan kemakmuran daan mengatasi kemiskinan.
f. Peningkatan kerjasama antar daerah akan terus ditingkatkan dalam
rangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif
setiap daerah; menghilangkan ego pemerintah daerah yang berlebihan;
serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik.
Pembangunan kerja sama antar daerah melalui sistem jejaring antar
daerah akan sangat bermanfaat sebagai sarana berbagai pengalaman,
berbagi keuntungan dari kerjasama, maupun tanggung jawab
pembiayaan secara proporsional, baik dalam pembangunan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana maupun dalam pembangunan
lainnya.
g. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya
diarahkan pada (1) penyelenggaraan pembangunan perumahan yang

CV. CIPTA PERSADA

II-38

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

berkelanjutan, memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli


masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana permukiman
yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional,
kredibel, mandiri, dan efisien; (2) penyelenggaraan pembangunan
perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang mandiri
mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari
masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja, serta
meningkatkan pemertaan dan penyebaran pembangunan; dan (3)
pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya
yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.
h. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan
sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset

management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2)


pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi
masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi
yang kredibel dan profesional; (4) penyediaan sumber-sumber
pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin.
C. Tahapan Skala Prioritas dan Strategi Pembangunan dalam RPJPN
Untuk mencapai sasaran pokok sebagaimana dimaksud diatas, pembangunan
jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi
agenda dalam remncana pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala
prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak
diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu,
tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu
harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka
mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang.
Setiap sasaran pokok dalam misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan
prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat
diperas kembali menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan
makna strategis dan urgensi permasalahan. Atas dasar tersebut, tahapan dan
skala prioritas utama dapat disusun sebagai berikut ;

CV. CIPTA PERSADA

II-39

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

C.1. RPJM Ke-1 (2005-2009)


Berlandaskan

pelaksanaan

dan

pencapaian

pembangunan

tahap

sebelumnya, RPJM I diarahkan untuk menata kembali dan membangun


Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia
yang aman damai, yang adil dan demokratis, dan tingkat kesejahteraan
rakyatnya meningkat.
C.2. RPJM Ke-2 (2010-2014)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM
Ke-1, RPJM Ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali
Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya penigkatan kualitas
sumber daya manusia termasuk Pembangunan kemampuan ilmu dan
teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
C.3. RPJM Ke-3 (2015-2019)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM
Ke-2, RPJM Ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan
secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian
daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber
daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu
dan teknologi yang terus meningkat.
C.4. RPJM Ke-4 (2020-2024)
Berlandaskan pelaksanaan, pecapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke3, RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai

bidang

dengan

menekankan

terbangunnya

struktur

perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di


berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
1) Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Ke-2 (20102014)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM
ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala
bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

CV. CIPTA PERSADA

II-40

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta


penguatan daya saing perekonomian.
A) Visi Indonesia
Memperhatikan uraian di atas dan mencermati tantangan ke depan, maka
kerangka Visi Indonesia 2014 adalah :
Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, Dan Berkeadilan
dengan penjelasan sebagai berikut ;
Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui
pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan
sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini
dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demokrasi. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis,
berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung
jawab serta hak asasi manusia.
Keadilan.

Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan

oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh
bangsa Indonesia.
B) Misi Pembangunan
Misi pemerintah dalam periode 2010-2014 diarahkan untuk mewujudkan
Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang
lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Usaha-usaha Perwujudan visi
Indonesia 2014 akan dijabarkan dalam misi pemerintah tahun 2010-2014
sebagai berikut.
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
2) Arahan Pembangunan Nasional Terkait Pengembangan Permukiman dan Infrastuktur
A) Bidang Permukiman
Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang
layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah telah memfasilitasi
penyediaan perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah serta memberikan

CV. CIPTA PERSADA

II-41

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

dukungan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air


minum, air limbah, persampahan dan drainase.

Tabel II.10
Pembangunan Perumahan 2005-2009
No

Pembangunan Perumahan

Jumlah

1
2
3

Pembangunan rumah baru layak huni


Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
Fasilitasi pembangunan Rumah Susun
Sederhana Milik
Fasilitasi pembangunan/perbaikan
perumahan swadaya

1.331.580 unit
37.709 unit
6.716 unit

3.659.037 unit

Sumber: Kementerian Negara Perumahan Rakyat, 2009

Sampai akhir tahun 2009, pembangunan perumahan masih dihadapkan pada


empat permasalahan pokok sebagai berikut.
a. Penyediaan rumah masih terbatas. Jumlah kekurangan rumah (backlog)
meningkat dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit pada tahun
2009.
b. Masih terdapat Rumah tangga yang menempati rumah tidak layak huni.
c. Jaminan kepastian bermukim (secure tenure) masih lemah.
d. Semakin meluas permukiman kumuh.
Berbagai permasalahan pokok di atas disebabkan oleh berbagai faktor berikut:
a. Akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap penguasaan dan legalitas
lahan terbatas.
b. Akses masyarakat terhadap pembiayaan perumahan terbatas.
c. Kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman
belum mantap.
d. Belum mantap pasar primer dan pembiayaan sekunder perumahan.
e. Masih rendah efisiensi dalam pembangunan perumahan.
f. Pemanfaatan sumber daya perumahan dan permukiman belum optimal.
Kebijakan Pengembangan Perumahan dan Permukiman
Dengan memperhatikan berbagai kondisi umum, permasalahan dan sasaran di
atas, akan dikembangkan berbagai arah kebijakan sebagai berikut:
a. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan rendah terhadap
hunian yang layak dan terjangkau, dengan:
CV. CIPTA PERSADA

II-42

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

1.

Meningkatkan penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi


masyarakat berpenghasilan rendah.

2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat berpenghasilan menengah-bawah


terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
3.

Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui penyediaan


prasarana, sarana dasar, dan utilitas umum yang memadai dan terpadu.

4. Meningkatkan jaminan kepastian hukum dalam bermukim (secure


tenure).
5. Meningkatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan bangunan
gedung.
6. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan
perumahan dan permukiman.
7. Memantapkan pasar primer dan pembiayaan sekunder perumahan yang
didukung oleh sumber pembiayaan jangka panjang yang berkelanjutan.
b. Meningkatkan aksesibilitasi masyarakat terhadap layanan air minum dan
sanitasi yang memadai, melalui
1.

Menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau Daerah;

2.

Memastikan ketersediaan air baku air minum;

3.

Meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana permukiman


(air minum dan sanitasi);

4.

Meningkatkan

kinerja

manajemen

penyelenggaraan

air

minum,

penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan;


5.

Meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan


sanitasi;

6.

Meningkatkan cakupan pelayanan air minum, air limbah, persampahan


dan drainase;

7.

Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku


hidup bersih dan sehat (PHBS);

8.

Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan air


minum, air limbah dan persampahan;

9.

Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan


persampahan;
CV. CIPTA PERSADA

II-43

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

10. Mengurangi volume air limpasan.


B) Bidang Infrastuktur
Bidang infrastruktur meneruskan pembangunan dan pasokan infrastruktur yang
ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai prasarana
penunjang pembangunan seperti jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan laut,
pelabuhan udara, listrik, irigasi, air bersih dan sanitasi serta pos dan
telekomunikasi.
Tabel II.11
Sasaran Utama Pembangunan Nasional Bidang Infrastuktur
dalam RPJMN 2010-2014
Infrastruktur
a)
b)

c)
d)

Pembangunan Jalan Lintas Sumatera, Jawa,


Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, dan Papua
Pembangunan
jaringan
prasarana
dan
penyediaan sarana transportasi antar-moda dan
antar-pulau yang terintegrasi sesuai dengan
Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru
Transportasi Multimoda
Penuntasan pembangunan Jaringan Serat Optik
di Indonesia Bagian Timur
Perbaikan sistem dan jaringan transportasi d 4
kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan
Medan)

Hingga
tahun
2014
mencapai sepanjang 19.370
km
Selesai tahun 2014

Selesai sebelum tahun 2013


Selesai tahun 2014

Oleh karena itu, substansi inti program aksi bidang infrastruktur adalah sebagai
berikut:
1. Tanah dan tata ruang: Konsolidasi kebijakan penanganan dan pemanfaatan
tanah untuk kepentingan umum secara menyeluruh di bawah satu atap dan
pengelolaan tata ruang secara terpadu;
2. Jalan: Penyelesaian pembangunan Lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua sepanjang
total 19.370 km pada 2014;
3. Perhubungan: Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana
transportasi antarmoda dan antarpulau yang terintegrasi sesuai dengan Sistem
Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda dan penurunan
tingkat kecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih kecil dari 50%
keadaan saat ini;

CV. CIPTA PERSADA

II-44

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

4. Perumahan rakyat: Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi,


180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan
permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu
pada 2012;
5. Pengendalian banjir: Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian
banjir, diantaranya Banjir Kanal Timur Jakarta sebelum 2012 dan penanganan
secara terpadu Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo sebelum 2013;
6. Telekomunikasi: Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia
bagian timur sebelum 2013 dan maksimalisasi tersedianya akses komunikasi
data dan suara bagi seluruh rakyat;
7. Transportasi perkotaan: Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota
besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan) sesuai dengan Cetak Biru
Transportasi Perkotaan, termasuk penyelesaian pembangunan angkutan kereta
listrik di Jakarta (MRT dan Monorail) selambat-lambatnya 2014.

Strategi Dan Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Sarana Dan Prasarana


Penyediaan

infrastruktur

dasar

diprioritaskan

untuk

menjamin

akses

masyarakat terhadap jasa kegiatan infrastruktur, seperti air bersih, sanitasi,


perumahan, transportasi, listrik serta informasi dengan harga terjangkau bagi
seluruh

masyarakat,

khususnya

masyarakat

berpenghasilan

rendah;

meningkatkan pembangunan telekomunikasi pita lebar untuk mendekatkan


jarak fisik yang berjauhan mengingat negara Indonesia adalah negara
kepulauan; serta pengelolaan sungai beserta daerah tangkapan air.
Penyediaan sarana dan prasarana diprioritaskan pada terjaminnya kelancaran
distribusi barang, jasa, dan informasi, diantaranya adalah dengan melakukan
penataan sistem logistik nasional melalui penyusunan rencana induk pelabuhan
nasional; mengurangi hambatan-hambatan dalam arus distribusi barang dan
jasa baik yang bersifat teknis maupun nonteknis; menangani arus barang di
dalam pelabuhan, antar-pelabuhan, serta proses intermoda antara angkutan
laut dan moda lainnya, dengan tetap memenuhi standar keselamatan dan
keamanan pelayaran internasional..
Berdasarkan kondisi sarana dan prasarana di atas, maka prioritas bidang
pembangunan sarana dan prasarana lima tahun ke depan adalah pertama,
menjamin ketersediaan infrastruktur dasar untuk mendukung peningkatan

CV. CIPTA PERSADA

II-45

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

kesejahteraan, yang difokuskan pada peningkatan pelayanan sarana dan


prasarana sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM).
Kedua,menjamin kelancaran distribusi barang, jasa, dan informasi untuk
meningkatkan daya saing produk nasional

PRIORITAS BIDANG
1.

2.

Menjamin ketersediaan
infrastruktur dasar untuk
mendukung peningkatan
kesejahteraan
Menjamin kelancaran distribusi
barang, jasa dan informasi untuk
meningkatkan daya saing produk
nasional

SASARAN:
a. Meningkatnya kuantitas dan
kualitas berbagai sarana dan
prasarana penunjang
pembangunan;
b. Menjamin ketersediaan
aksesibilitas masyarakat terhadap
jasa pelayanan sarana dan
prasarana;
c. Meningkatnya ketahanan energi
(diversifikasi energi, renewable
energy, energi yang bersih dan
ekonomis)untuk industri rumah
tangga, industri besar dan
transportasi.

Indikator:
Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat (meningkatnya
PDRB wilayah setempat)
Memperkecil kesenjangan
pelayanan sarana dan
prasarana
Terjaminnya distribusi barang,
jasa, dan informasi

FOKUS PRIORITAS

Meningkatkan pelayanan sarana dan


prasarana sesuai dengan SPM

INDIKATOR
KINERJA
% tingkat pelayanan sarana
dan prasarana

Mendukung peningkatan daya saing


sektor riil

% peningkatan kapasitas dan


kuantitas pelayanan sarana
dan prasarana

Meningkatkan Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS)

% investasi swasta dalam


bidang sarana dan prasarana

Gambar 2.1.
Kerangka Pikir Prioritas Bidang Sarana Prasarana
Sumber : Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, 2009.

CV. CIPTA PERSADA

II-46

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2.2.3 Pengembangan Wilayah Sulawesi ,Pengembangan wilayah Sulawesi, sebagai salah satu pulau besar di Indonesia,
sangat penting dalam mendukung peningkatan kinerja pembangunan nasional. Wilayah
Sulawesi berpotensi besar sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Timur Indonesia dan
sub-regional ASEAN. Dengan kondisi ini, wilayah Sulawesi memiliki akses perdagangan
yang cukup strategis.
1) Pengembangan Wilayah Sulawesi Tahun 20102014
Wilayah Sulawesi menghadapi kendala sarana dan prasarana transportasi, antara lain
belum meratanya ketersediaan prasarana, kurang memadainya mutu, dan lemahnya
integrasi jaringan transportasi multimoda antarwilayah. Wilayah Sulawesi juga
menghadapi terbatasnya ketersediaan energi listrik sebagai akibat rendahnya pasokan
tenaga listrik. .
Pengembangan sistem pusat permukiman di wilayah Sulawesi ditekankan pada
terbentuknya fungsi dan hirarki pusat permukiman sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional yang meliputi Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN) di kawasan perbatasan negara. Pengembangan PKN di Pulau Sulawesi
diarahkan untuk: (1) mendorong optimalisasi pengembangan kawasan perkotaan
Mamminasata (MakassarMarosSungguminasaTakalar) dan Manado-Bitung sebagai
pusat pelayanan primer yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya, (2)
mendorong pengembangan kota-kota Gorontalo, Palu, dan Kendari sebagai pusat
pelayanan sekunder.
Pengembangan PKW di Pulau Sulawesi diarahkan untuk:

(1) mendorong

pengembangan kota-kota Tomohon, Kotamobagu, Tondano, Isimu, Marisa, Kwandang,


Luwuk,

Pare-pare,

Kolonodale,

Palopo,

Watampone,

Bulukumba,

Jeneponto,

Pangkajene, Barru, Lasolo, Rarowatu, Raha, Baubau, dan Kolaka sebagai pusat
pelayanan sekunder; (2) mengendalikan pengembangan kota-kota Mamuju, Poso,
Buol, Donggala, Toli-Toli, Tondano, dan Unaha sebagai pusat pelayanan sekunder
sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Pengembangan PKL di Pulau Sulawesi
diarahkan ditetapkan melalui peraturan daerah provinsi berdasarkan usulan
pemerintah kabupaten/kota dengan kriteria sebagaimana ditetapkan dalam RTRWN.
Pengembangan PKSN di kawasan perbatasan negara diarahkan pada pengembangan
kota Melonguane dan Tahuna.

CV. CIPTA PERSADA

II-47

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2) Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah


Berdasarkan arahan pengembangan wilayah Sulawesi, tujuan pembangunan wilayah
Sulawesi dalam kurun waktu 20102014, adalah:
1. Meningkatkan standar hidup masyarakat di wilayah Sulawesi;
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan,
perikanan dan pertambangan di wilayah Sulawesi;
3. Meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan
sarana transportasi, baik darat, laut, maupun udara;
4. Meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar
(jalan, pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon);
5. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat wilayah Sulawesi terhadap pelayanan
publik dasar;
6. Mewujudkan keseimbangan pembangunan wilayah Sulawesi bagian selatan,
Sulawesi bagian tengah dan Sulawesi bagian utara;
7. Terwujudnya jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran;
8. Meningkatkan peran wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan nasional;
9. Meningkatkan kesiapan daerah dalam menghadapi bencana alam;
10. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung hingga mencapai luasan
minimal 40 persen dari luas wilayah Sulawesi.
Dengan demikian, sasaran pengembangan wilayah Sulawesi pada tahun 2010 2014
adalah sebagai berikut.
1. Meningkatnya standar hidup masyarakat wilayah Sulawesi yang ditunjukkan
dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan, yaitu : pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan, pengangguran, angka kematian bayi, angka harapan hidup,
serta pendapatan perkapita.
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian, perkebunan,
perikanan dan pertambangan di wilayah Sulawesi.
3. Meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan jangkauan pelayanan prasarana dan
sarana transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
4. Meningkatnya jumlah, mutu dan jangkauan sistem jaringan prasarana dasar
(jalan, pelabuhan, lapangan udara, telekomunikasi, listrik dan telepon).

CV. CIPTA PERSADA

II-48

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

5. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat wilayah Sulawesi terhadap pelayanan


publik dasar.
6. Terwujudnya keseimbangan pembangunan wilayah Sulawesi bagian selatan,
Sulawesi bagian tengah dan Sulawesi bagian utara.
7. Terwujudnya jati diri dan karakter bangsa yang tangguh dan toleran, yang antara
lain ditandai dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat
terhadap nilai budaya yang positif dan produktif, serta meningkatnya apresiasi
masyarakat terhadap keragaman dan kekayaan budaya.
8. Meningkatnya kontribusi wilayah Sulawesi sebagai lumbung pangan nasional.
9. Meningkatnya kesiapan daerah dalam menghadapi bencana.
10. Mewujudkan kawasan lindung hingga mencapai luas minimal 40 persen dari luas
wilayah Sulawesi.
3) Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Berdasarkan

arah

pengembangan,

tujuan

dan

sasaran,

serta

dengan

mempertimbangkan isu strategis wilayah Sulawesi, arah kebijakan dan strategi


pengembangan wilayah Sulawesi kurun waktu 20102014 adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan wilayah Sulawesi sebagai sentra produksi pertanian dan perikanan
dan lumbung pangan nasional dilaksanakan dengan strategi:
a. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan perkebunan;
b. Meningkatkan produksi dan efisiensi usaha perikanan tangkap;
2. Pengembangan gugus industri unggulan wilayah, dengan strategi:
a. Mengembangkan Manado-Bitung sebagai pusat industri pengolahan berbasis
hasil laut;
b. Mengembangkan Gorontalo, Palu, Kendari, dan Mamuju sebagai pusat industri
pengolahan tanaman pangan dan hortikultura;
c. Mengembangkan metropolitan Maminasata sebagai pusat industri pengolahan
berbasis pertanian dan perkebunan;
3. Pengembangan jalur wisata alam dan budaya dengan strategi memperkuat jalur
wisata Toraja-Tomohon-Bunaken dengan Bali.
4. Pengembangan wilayah Sulawesi sebagai satu kesatuan ekonomi domestik, dengan
strategi:
a. Mengembangkan integrasi sistem jaringan transportasi darat lintas Sulawesi;
CV. CIPTA PERSADA

II-49

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

b. Meningkatkan intensitas perhubungan laut;


c. Meningkatkan integrasi jaringan perhubungan udara.
5. Pengembangan Sulawesi sebagai hub Kawasan Timur Indonesia, dilaksanakan
dengan strategi meningkatkan kapasitas pelayanan pelabuhan Makassar dan
Bitung.
6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, dilaksanakan dengan strategi:
a. Meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan ketrampilan kerja;
b. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan;
c. Meningkatkan efektivitas dan sinergi program penanggulangan kemiskinan
dan perlindungan sosial.
7. Peningkatan kapasitas dan integrasi sistem jaringan listrik, dilaksanakan dengan
strategi:
a. meningkatkan kapasitas dan integrasi sistem jaringan listrik;
b. diversifikasi sumber energi primer.
8. Penguatan ketahanan dan harmonisasi masyarakat dilaksanakan dengan strategi:
a. Memperkuat kelembagaan dan kearifan lokal;
b. Meningkatkan kerja sama lintas agama, suku, ras, antara pemerintahmasyarakat.
9. Pembangunan kawasan perbatasan sebagai beranda depan wilayah nasional
dengan strategi:
a. Meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban kawasan perbatasan;
b. Meningkatkan kegiatan ekonomi lokal dan keterkaitan kawasan perbatasan
dengan pusat pertumbuhan terdekat.
10. Penguatan daerah otonom dan kualitas pelayanan publik dengan strategi:
a. Meningkatkan kualitas legislasi dan regulasi;
b. Meningkatkan penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi;
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
11. Peningkatan daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana, dengan strategi:
a. Meningkatkan kualitas penataan ruang wilayah.
b. Meningkatkan penegakan hukum dalam pengendalian pemanfaatan ruang,
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
c. Memperkuat mitigasi bencana.

CV. CIPTA PERSADA

II-50

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2.2.4 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kab. Tolitoli


1) Visi
Berdasarkan kondisi daerah saat ini baik kondisi eksternal maupun internal yang akan
dihadapi 20 tahun ke depan dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh
Kabupaten Tolitoli dan amanat pembangunan yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, maka Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Tolitoli Tahun 20062026 adalah:
KABUPATEN TOLITOLI YANG MAJU, DAMAI, SEJAHTERA, MANDIRI
DAN AGAMIS
dengan pengertian:
Maju

: Menggambarkan peningkatan kualitas hidup masyarakat Kabupaten


Tolitoli

Damai

: Masyarakat yang taat hukum dan beradab,

Sejahtera : Menggambarkan terpenuhinya kebutuhan masyarakat, khususnya


kebutuhan primer,
Mandiri

: Menggambarkan masyarakat Tolitoli sebagai daerah otonomi yang


mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan
prakarsa sendiri menurut aspirasi masyarakat dengan tetap menjalin
kerjasama dengan semua pihak,

Agamis

: Menggambarkan masyarakat Tolitoli yang taat dan percaya kepada


agamanya masing-masing, serta toleransi antar satu dengan yang lainnya.

2) Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut ditempuh melalui 7 (tujuh)
misi pembangunan sebagai berikut:
1.

2.

Mewujudkan Masyarakat Berkualitas


a.

Terselenggaranya Pembangunan Mutu Modal Manusia

b.

Berkurangnya Jumlah penduduk Miskin

c.

Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat

Mewujudkan Suasana Aman, Damai dan Teteram Bagi Seluruh Masyarakat Yang
Berlandaskan Hukum
a.

Mewujudkan Keamanan Dan Ketertiban Melalui Peningkatan Peran Aktif dan


Partisipasi Aktif Masyarakat
CV. CIPTA PERSADA

II-51

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

b.

Terselenggaranya Perlindungan Dan Pelayanan Ketertiban dan Keamanan


Pada Masyarakat

c.
3.

4.

Terciptanya Supremasi Hukum dan HAM

Meningkatnya Daya Saing Daerah


a.

Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan

b.

Tersedianya infrastruktur yang memadai

c.

Pemberdayaan ekonomi rakyat

Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan


berkelanjutan
a.

Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan SDA yang


berkelanjutan dan bermatra keruangan.

b.

Meningkatnya profesionalisme penggunaan SDA yang tercermin oleh


terjaganya fungsi dan daya dukung serta kemampuan pemulihan dalam
mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi yang serasi.

5.

Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan berahlak mulia.


a.

Terwujudnya masyarakat yang tangguh dan kompetitif.

b.

Mantapnya budaya lokal untuk memperkuat jati diri dan kepribadian


masyarakat.

c.
6.

Terciptanya keharmonisan sosial antar golongan dan antar umat beragama.

Mewujudkan pemerintahan yang partisipatif, transparansi dan akuntabilitas.


a.

Meningkatnya

profesionalisme

aparatur

untuk

mewujudkan

tata

pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta bertanggung jawab.


b.

Menumbuhkan kerjasama dan saling kepercayaan antar pemerintah dan


masyarakat.

7.

Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Wilayah Yang Berkeadilan


a.

Mengurangi kesenjangan sosial antar wilayah

b.

Adanya keberpihakan kepada kelompok/wilayah yang masih tertinggal

c.

Menyediakan akses yang sama kepada semua masyarakat

CV. CIPTA PERSADA

II-52

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2.2.5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab.Tolitoli


A. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Tolitoli Tahun 2010-2015
1. Visi

TERWUJUDNYA KABUPATEN TOLITOLI SEBAGAI KAWASAN PERTUMBUHAN


EKONOMI TAHUN 2015, DALAM BINGKAI PEMERINTAHAN YANG AMANAH,
MERAKYAT, ADIL DAN NASIONALIS .
Makna dasar yang terkandung dalam visi diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Pertumbuhan Ekonomi adalah kebijakan pembangunan ekonomi daerah yang
berorientasi pada terbukanya akses investasi padat modal dan investasi padat tenaga
kerja, dengan tidak mengeyampingkan kebijakan pembangunan ekonomi yang
berorientasi pemerataan pendapatan.
b) Pemerintahan Yang Amanah

adalah berupaya untuk menjalankan roda

pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dengan tetap


menghormati, menjunjung tinggi kepercayaan yang telah diberikan oleh
masyarakat Kabupaten Tolitoli.
c) Pemerintahan

Yang

Merakyat

adalah

berupaya

pemerintahan dengan karakter dan kepribadian

menjalankan,

mengelola

kepemimpinan yang tidak

terpisahkan dengan kehendak dan aspirasi publik.


d) Pemerintahan Yang Adil

adalah mendorong konsep kebijakan pemerintahan

dan pembangunan terdistribusi secara merata, adil dan proporsional, bagi sebesarbesarnya untuk kemaslahatan rakyat Kabupaten Tolitoli.
e) Pemerintahan Yang Nasionalis adalah menghormati, menghargai,

menjunjung

tinggi perbedaan suku, agama, adat istiadat, status sosial, budaya dan aliran politik.
2. Misi
Dalam upaya mewujudkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Tolitoli Tahun
2010-2015 sebagaimana tersebut diatas maka Misi Pembangunan Kabupaten
Tolitoli adalah sebagai berikut:
1) Memajukan Dunia Usaha Kecil dan Menengah, dengan konsep peran
pemerintah sebagai entrepreneur.
2) Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas Umum, dengan
mempertimbangkan aspek pemerataan dan perimbangan wilayah kecamatan
secara proporsional.

CV. CIPTA PERSADA

II-53

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

3) Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Berbasis Wilayah, dengan mengacu


pada azas pemerataan pendapatan.
4) Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat, dalam prinsip pro rakyat
transparansi dan akuntabilitas.
5) Meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia, yang dibarengi
dengan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan.
6) Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam pembangunan partisipasitif.
7) Meningkatkan kehidupan beragama, politik, hukum,budaya atas prinsip saling
menghormati, menghargai, menjunjung tinggi perbedaan.

B. Tujuan Pembangunan Daerah Tahun 2010-2015


Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tolitoli Tahun 2010-2015
dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemantapan
stabilitas ekonomi makro dan mikro daerah;
2) Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing komoditi
pertanian dan perikanan
3) Mewujudkan masyarakat yang produktif dan kreatif melalui perluasan dan
pengembangan kesempatan kerja guna menciptakan pemerataan pendapatan;
4) Mewujudkan peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih merata
serta berkualitas;
5) Mewujudkan peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
infrastruktur melalui pemerataan pembangunan daerah;
6) Mewujudkan daerah yang memiliki tata pemerintahan yang amanah, merakyat,
adil, nasionalis dengan mengedepankan profesionalisme dan akuntabilitas;
7) Mewujudkan harmonisasi, toleransi dan keserasian dalam kehidupan, beragama,
berpolitik, hukum dan berbudaya.
C. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Tahun 2010-2015
Strategi pembangunan

daerah merupakan suatu

cara atau metode

untuk

memformulasikan kebijakan yang diambil ke dalam langkah kerja yang lebih teknis
operasional baik berupa program maupun kegiatan. Selain itu strategi pembangunan
juga merupakan payung dalam merumuskan program dan kegiatan yang akan

CV. CIPTA PERSADA

II-54

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

dilaksanakan setiap tahunnya, untuk mencapai Misi Pembangunan Daerah Kabupaten


Tolitoli Tahun 2010-2015 yang telah ditetapkan sebelumnya.
1) Strategi dan Arah Kebijakan dalam mewujudkan misi kesatu
Dalam upaya mewujudkan Misi Kesatu yaitu Memajukan Dunia Usaha Kecil dan

Menengah, dengan Konsep Pemerintah sebagai Entrepreneur , maka strategi yang


dilaksanakan

oleh

Pemerintah

Daerah

adalah

akan

difokuskan

pada

pembangunan dunia usaha dan investasi, sehingga dimasa datang kedudukan


Pemerintah Daerah lebih memainkan peran

sebagai Entrepreneur daripada

Service Provider.
Arah dan Kebijakan Pembangunan Daerah akan diarahkan pada usaha untuk
membuka akses bagi terbangunnya investasi atau industri padat modal, dimana
hal tersebut akan berkonsekwensi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Adapun secara rinci strategi pembangunan yang akan ditempuh adalah sebagai
berikut :
a. Memberdayakan dan mengembangkan usaha kecil dan mikro dalam upaya
meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor informal;
b. Meningkatkan dan memajukan usaha kecil, mikro dan menengah dengan
menambah akses pemerintah terhadap peningkatan modal usaha;
c. Meningkatkan bantuan teknis dalam aspek pengembangan produk dan sistem
pemasaran;
d. Menciptakan dan melaksanakan regulasi kebijakan yang berpihak untuk
memberikan ruang usaha bagi pengusaha kecil dan menengah;
e. Membangun dan mengembangkan fungsi pasar desa/pasar tradisional;
f. Mengembangkan skema pembiayaan perbankan yang mudah diakses oleh
pelaku usaha kecil dan menengah;
g. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan koperasi,
UMKM dan Perdagangan;
h. Menciptakan iklim usaha investasi yang lebih kondusif bagi para investor,
sehingga tercipta kerjasama kemitraan;
i. Menjaga ketersediaan sembako dan barang barang komoditas strategi
lainnya, serta terjaminnya kestabilan harga pasar;

CV. CIPTA PERSADA

II-55

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

j. Menciptakan inovasi bagi peningkatan pertumbuhan wirausaha baru, baik


yang bergerak disektor industri, perdagangan maupun disektor aneka jasa;
k. Mengembangkan lembaga pendukung usaha yang dapat menfasilitasi
perkembangan kompetensi dan posisi tawar para pelaku usaha mikro
l. Meningkatkan kemampuan technopreneurship koperasi dan UMKM;
2) Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Kedua
Misi Kedua yaitu Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas

Umum, dengan Mempertimbangkan Aspek Pemerataan dan Perimbangan Wilayah


Kecamatan secara Proporsional. Pembangunan infrastruktur makin penting jika
dilihat

dari

berbagai

dimensi.

Percepatan

pertumbuhan

ekonomi

jelas

membutuhkan tambahan kuantitas dan perbaikan kualitas infrastruktur.


Revilitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil tanpa infrastruktur yang memadai,
mengingat biaya pemasaran makin dominan dalam struktur biaya akhir suatu
komoditas pertanian.
Berkenaan dengan hal tersebut maka strategi yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah adalah pembangunan infrastruktur daerah yang memiliki
daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang
berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum di seluruh
wilayah Kabupaten Tolitoli terutama pada kawasan Desa Tertinggal dan Terpencil
dengan mendorong partisipasi masyarakat. Adapun secara rinci strategi
pembangunan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :
a) Melakukan percepatan pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana
infrastruktur dasar perdesaan seperti penyediaan sarana air bersih dan MCK,
pembangunan pasar desa, pembangunan jalan desa dan jalan usaha tani/jalan
kantung produksi, serta pembangunan kantor desa.
b) Meningkatkan pembangunan infrastruktur perhubungan seperti peningkatan
dan rehabilitasi jalan dan jembatan, khususnya pada ruas-ruas yang
merupakan jalur poros yang menghubungkan Kabupaten Tolitoli dengan
Kabupaten/Provinsi lainnya. Pengembangan dermaga pelabuhan penumpang,
Dermaga Feri, pelabuhan

peti kemas serta dermaga-dermaga kecil lainnya.

Pengembangan Bandar Udara Sultang Bantilan serta pengembangan sarana


terminal angkutan darat antar kecamatan dan pengembangan jembatan
timbang.

CV. CIPTA PERSADA

II-56

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

c) Peningkatan penyiapan infrastruktur pertanian dalam bentuk pembangunan


dan rehabilitasi serta operasi pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi,
penambahan/pembukaan areal persawahan baru dan lahan perikanan baru.
d) Pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
Adapun yang terkait dengan infrastruktur pendidkan meliputi rehabilitasi
bangunan ruangan belajar, rehabiltasi rumah kepala sekolah, rumah guru dan
rumah

penjaga

sekolah,

pengembangan

sarana

laboratorioum

dan

perpustakaan sekolah, pembangunan sekolah menengah atas pada beberapa


kecamatan dan pengembangan SD dan SMP Satu Atap serta secara bertahap
melakukan penyediaan ruangan belajar dan ruangan bermain bagi kegiatan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Selanjutnya yang terkait dengan
infrastruktur kesehatan meliputi pengembangan sarana dan prasarana
poskesdes, pengembangan sarana prasarana puskesmas kecamatan menjadi
puskesmas rawat inap, penyediaan perumahan bagi tenaga medis di wilayah
perdesaan dan wilayah tertinggal/terpencil, dan Pengembangan Sarana dan
Prasarana Laboratorium dan Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Daerah
Mokopido.
e) Pembangunan dan pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas Umum Perkotaan
yang meliputi rehabilitasi saluran drainase dalam kota dan pembangunan kanal
serta normalisasi aliran sungai dalam kota sebagai bagian dari kegiatan
penanggulangan bencana banjir; Rehabilitasi kawasan perumahan kumuh
dalam kota; Relokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Persampahan; Relokasi
atau Pembukaan Baru Lahan Pekuburan Umum; Penyediaan Ruang Terbuka
Hijau dan Penataan Taman Kota; Peningkatan dan Pemeliharaan Jalan Dalam
Kota; serta Pengembangan dan Penataan Kawasan Perdagangan Dalam Kota
Tolitoli.
f) Pembangunan Infrastruktur Pemerintahan yang meliputi Rehabiltasi Bangunan
Gedung Perkantoran; serta Pembangunan Sarana Gedung bagi KegiatanKegiatan Pelatihan.
g) Pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kawasan Pusat Pertumbuhan
Strategis lainnya yang meliputi penyediaan dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli serta dokumen rencana detail teknis
pengembangan wilayah kota dan sekitarnya; Terciptanya pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang daerah, khususnya
penataan

ruang

kota;

Menciptakan

sinkronisasi

perencanaan

dalam

CV. CIPTA PERSADA

II-57

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

pemanfaatan lahan yang sesuai dengan kesesuaian penggunaan tanah dan tidak
menyimpang dari Dokumen RTRW Kabupaten; Melaksanakan perizinan,
pengendalian dan pengawasan pemanfaatan ruang dengan tetap mengacu pada
dokumen RTRW yang ada;
h) Mengembangkan kawasan-kawasan strategis yang diharapkan berfungsi
sebagai pusat pertumbuhan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi serta
menciptakan keterkaitan dengan daerah disekitarnya seperti Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), Kawasan Agropolitan, Kawasan
Andalan, Kawasan Pusat Perdagangan; serta Meminimalisir ketimpangan
pembangunan baik antar desa maupun antar kecamatan
3) Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Ketiga
Dalam upaya mewujudkan Misi Ketiga yaitu Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat Berbasis Wilayah, dengan Menagacu pada Azas Pemerataan


Pendapatan maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
yaitu berupaya untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya
manusia, antara lain terbukanya lapangan kerja; meningkatnya pendapatan per
kapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkat pengangguran, seiring dengan
terjadinya tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Adapun secara rinci strategi pembangunan yang akan ditempuh adalah sebagai
berikut :
a) Mengembangkan kawasan pusat pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat
berbasis kewilayahan yang sesuai dengan daya dukung wilayah tersebut;
b) Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan dengan tujuan kawasan
tersebut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal berbasis agribisnis sehingga
menjadi lokomotif penggerak perekonomian di kawasan tersebut;
c) Pengembangan Wilayah Perdesaan untuk meningkatkan kapasitas desa dengan
mengoptimalkan daya dukung lokal;
d) Meningkatkan keterkaitan ekonomi antar wilayah yaitu keterkaitan antara
pusat produksi dengan pusat pengolahan dan pemasaran (termasuk jasa
pendukung);

CV. CIPTA PERSADA

II-58

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

e) Menciptakan dukungan regulasi kebijakan baik dalam bentuk peraturan bupati


maupun peraturan daerah yang tidak saling tumpang tindih, berpihak pada
kalangan usaha kecil serta tidak bersifat membebani masyarakat kecil;
f) Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pengelolaan ekonomi daerah,
terutama di bidang permodalan dan perizinan usaha;
g) Meningkatkan kompotensi sumber daya manusia (Masyarakat/Pengusaha
Lokal/Daerah) dalam hal pengembangan usaha dan manajemen keuangan;
h) Menciptakan keharmonisan hubungan kerja sama dan kemitraan antara
pemerintah dan swasta dalam upaya pengembangan ekonomi daerah;
i) Meningkatkan pemerataan pembangunan sarana dan prasarana pendukung
dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan daerah.

4) Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Keempat


Misi Keempat yaitu Meningkatkan Pelayanan Prima kepada Masyarakat,

dalam Prinsip Pro Rakyat, Transparansi dan Akuntabilitas.

Terkait misi tersebut

maka Pemerintah Daerah menyadari bahwa pelayanan publik merupakan hal


yang penting karena kewajiban utama pemerintah di setiap daerah adalah
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakatnya agar dapat hidup
lebih aman, nyaman dan sejahtera.Oleh karena itu, guna mewujudkan visi
pembangunan daerah Kabupaten Tolitoli Tahun 2015 berupa kesejahteraan,
masyarakat, demokrasi, dan keadilan, maka tata kelola pemerintahan yang baik
dalam manajemen pemerintahan harus dilaksanakan secara konsisten dan
berkelanjutan. Penerapan tata kelola pemerintah yang baik tersebut harus
dilakukan pada seluruh aspek manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya.
Adapun secara rinci strategi pembangunan yang akan ditempuh dalam
upaya mewujudkan Misi Keempat adalah sebagai berikut :
a) Melaksanakan

penerapan

tatakelola

pemerintahan

yang

baik

dengan

mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;


b) Mengarahkan sistem pelayanan masyarakat kepada sistem pelayanan prima
yang dilandaskan pada aspek keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan
efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi.
c) Meningkatkan sistem pelayanan publik yang lebih berkualitas berkualitas
dengan melakukan pembenahan pada aspek prosedur yang sifatnya tidak
CV. CIPTA PERSADA

II-59

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

berbelit-belit atau penyederhaan proses perijinan dan memberikan kepastian


dan kejelasan pada aspek regulasi;
d) Mengembangkan mutu pelayanan kepada seluruh masyarakat dan secara
bertahap mengarah kepada sistem pelayanan bebas biaya khususnya kepada
masyarakat yang masuk pada kategori rumah tangga miskin;
e) Melaksanakan sistem layanan informasi yang bersifat up to date khususnya
yang terkait dengan layanan informasi proses pembangunan di daerah,
termasuk hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah
daerah;
f) Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja bikrokrasi yang tinggi dalam
rangka mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah

5) Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Kelima


Dalam upaya mewujudkan Misi Kelima

yaitu

Meningkatkan dan

Mengembangkan Sumberdaya Manusia yang Dibarengi dengan Pengelolaan


Sumberdaya Alam yang Berwawasan Lingkungan maka arah kebijakan yang
akan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah yaitu Menciptakan peningkatan akses
pendidikan

yang

berkualitas,

terjangkau,

relevan,

dan

efisien

menuju

terangkatnya kesejahteraan hidup masyarakat Tolitoli, kemandirian, keluhuran


budi pekerti, dan karakter daerah yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan
diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan
antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan
lapangan kerja atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan
tenaga kerja.
Oleh karena itu secara rinci strategi pembangunan yang akan ditempuh
dalam upaya mewujudkan Misi Kelima adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan dan mengembangkan akses pendidikan dasar-menengah melalui
Peningkatan Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar dan APM
pendidikan setingkat serta Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan setingkat
SMA; Pemantapan/rasionalisasi implementasi Dana Bantuan Operasional
Sekolah serta penyesuaian/penurunan harga buku standar di tingkat sekolah
dasar dan menengah; Penyediaan sambungan internet ber-content pendidikan
ke sekolah tingkat menengah dan terus akan diperluas hingga ke tingkat
sekolah dasar;

CV. CIPTA PERSADA

II-60

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

b) Mengembangkan penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa


pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan
menyeluruh yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti,
kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia; dan secara fokus terus berupaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan peserta Ujian Akhir Nasional pada
semua tingkatakn pendidikan;
c) Melaksanakan sistem pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manajer
sistem pendidikan yang unggul, revitalisasi peran pengawas sekolah sebagai
entitas quality assurance, serta mendorong aktivasi peran Komite Sekolah untuk
menjamin keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembelajaran, dan
Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten;
d) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik/guru dalam pengelolaan dan layanan
sekolah, melalui : 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2)
penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) memastikan
perbandingan guru:murid di setiap SD & MI pada nilai perbandingan yang
sangat wajar; 4) mendorong terciptanya penyediaan sarana dan prasarana
sekolah menuju kearah Sekolah Berstandar Nasional.
e) Secara

berkesinambungan

dan

berkelanjutan

terus

berupaya

untuk

meningkatkan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup. Upaya ini dilakukan


melalui peningkatan kualitas sumber daya air, rehabilitasi dan konservasi hutan
dan lahan, pengelolaan sumber daya kelautan, serta peningkatan kualitas daya
dukung lingkungan hidup.
f) Melaksanakan identifikasi kerusakan dan rehabilitasi hutan yang berfungsi
sebagai daerah penyangga serta menyusun Model Pengelolaan Daerah
Penyangga Kawasan Konservasi;
g) Mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup dalam
perencanaan pembangunan dan penataan ruang wilayah serta menata regulasi
dan rekomendasi kebijakan pemanfaatan ruang pulau berdasarkan daya
dukung lingkungan;
h) Melaksanakan

koordinasi

dalam

rangka

penyiapan

instrumen

Kajian

Lingkungan Hidup Strategis untuk mendukung terlaksananya Program Menuju


Indonesia Hijau (MIH).
i) Meningkatkan Kapasitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup yang diimplementasikan melalui berbagai kegiatan
CV. CIPTA PERSADA

II-61

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

pengembangan data dan informasi, seperti penyusunan Laporan Status


Lingkungan Hidup Daerah serta melaksanakan kegiatan evaluasi Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD)

6) Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Keenam


Dalam upaya mewujudkan Misi Keenam yaitu Meningkatkan Peran Serta

Masyarakat dalam Pembangunan Partisipatif maka arah kebijakan yang akan


dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah yaitu mengembangkan pelaksanaan
pemberdayaan dan pengembangan kapasitas masyarakat, yang berorientasi
kepada karakteristik dan kebutuhan serta aspirasi lokal. Hal ini menitikberatkan
pada proses pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural yang dimotori oleh
masyarakat

lokal

dengan

memanfaatkan

potensi-potensi

lokal

untuk

pembangunan dalam upaya untuk mengatur dan mengurus kepentingan dan


kesejahteraan masyarakat setempat.
Secara rinci strategi pembangunan yang akan ditempuh dalam upaya
mewujudkan Misi Keenam adalah sebagai berikut :
a) Mengembangkan pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan kapasitas
masyarakat terutama dalam proses pembangunan dengan mengutamakan
aspirasi lokal sebagai bagian dari perencanaan pembangunan daerah;
b) Mengembangkan metode-metode penggalian gagasan pembangunan daerah
dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat serta mengembangkan
peran masyarakat dalam proses pembangunan kawasan perdesaan yang
dilakukan atas prakarsa masyarakat meliputi penataan ruang secara
partisipatif, pengembangan pusat pertumbuhan terpadu antar desa, serta
penguatan

kapasitas

masyarakat,

kelembagaan

dan

kemitraan,

yang

dilaksanakan melalui Pusat Pertumbuhan Terpadu Antardesa (PPTAD).


c) Mengembangkan metode dari, untuk dan oleh masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan perdesaan sehingga masyarakat selain menikmati hasil
pembangunan juga akan merasa memiliki dan bertanggung jawab;
d) Memberikan porsi tanggung jawab dan peran kepada masyarakat untuk
menjaga keseimbangan ekosistem wilayah perdesaan, termasuk dalam hal
penataan ruang perdesaan, peningkatan kualitas lingkungan setempat dan
wilayah yang didukungnya, konservasi sumber daya alam, pelestarian warisan
budaya lokal, pertahanan kawasan lahan pangan berkelanjutan yang
memberikan kemandirian pangan bagi masyarakatnya.
CV. CIPTA PERSADA

II-62

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

e) Mewujudkan terciptanya keseimbangan pembangunan perdesaan perkotaan.

7) Strategi dan Arah Kebijakan dalam Mewujudkan Misi Ketujuh


Dalam upaya mewujudkan Misi Keenam yaitu Meningkatkan Kehidupan

Beragama, Politik, Hukum, Budaya atas Prinsip Saling Mengahormati,


Menghargai, Menjunjung Tinggi Perbedaan . Pembangunan bidang agama
merupakan bagian integral pembangunan nasional yang bertujuan untuk
mewujudkan Indonesia yang damai, adil, demokratis dan sejahtera. Untuk itu
pemerintah daerah akan menempatkan Pembangunan bidang agama sebagai
upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat yang dijamin oleh konstitusi.
Pemerintah berkewajiban memberikan jaminan dan perlindungan atas hak setiap
warganya untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, serta
memberikan fasilitasi dan pelayanan pemenuhan hak dasar warga tersebut.
Dengan demikian, aspek perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan
hak beragama sebagai bagian dari hak asasi warga negara menjadi landasan
pokok dalam pembangunan bidang agama.
Keragaman seni-budaya dan tradisi telah menjadikan Indonesia sebagai
bangsa yang kaya dengan berbagai bentuk ekspresi budaya dan pengetahuan
tradisional.

Demikian pula dengan Kabupaten Tolitoli yang memiliki begitu

banyak keragaman budaya daerah seperti seni tari-tarian, nyanyian daerah, cerita
rakyat, permainan tradisional, peninggalan budaya serta upacara tradisional.
Keragaman seni budaya tersebut mendorong pemerintah berupaya untuk terus
memelihara, melindungi dan mengembangkan kekayaan budaya tersebut.
Pemerintah menyadari bahwa pengembangan seni, budaya, dan tradisi memiliki
fungsi yang sangat penting dalam meningkatkan apresiasi masyarakat dari
generasi ke generasi terhadap keragaman budaya, yang adaptif terhadap pengaruh
positif budaya global untuk kemajuan daerah.
Secara rinci strategi pembangunan yang akan ditempuh dalam upaya
mewujudkan Misi Ketujuh adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama melalui Peningkatan
bimbingan dan penerangan keagamaan; mendorong terciptanya kehidupan
harmonis umat beragama yang ditandai dengan menurunnya konflik sosial
bernuansa

keagamaan,

berkembangnya

kerjasama

berdirinya
lintas

forum-forum

agama;

kerukunan,

meningkatnya

kualitas

CV. CIPTA PERSADA

dan
dan

II-63

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

pemerataan pelayanan keagamaan, termasuk berkembangnya pengelolaan


sumber dana keagamaan secara lebih produktif;
b) Mengembangkan kapasitas lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan
keagamaan;

meningkatnya

kapasitas

sumber

daya

keagamaan;

dan

berkembangnya pusat-pusat informasi keagamaan. Hal ini akan diwujudkan


dengan sasaran meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran
agama pada masyarakat; terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis, rukun
dan damai di kalangan umat beragama.
c) Menjaga dan menciptakan iklim kondusif yang menjamin kebebasan sipil dan
penghormatan terhadap hak-hak politik rakyat dan perkembangan demokrasi
di Kabupaten Tolitoli.
d) Menjamin terciptanya peningkatan iklim politik yang kondusif dalam rangka
pengembangan kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang
semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum.
e) Melaksanakan pendidikan politik, termasuk di dalamnya pendidikan pemilih,
pendidikan politik demokratis, serta pendidikan kewarganegaraan dan
pengembangan budaya dan etika politik demokrasi yang berdasarkan empat
pilar bangsa. Perlu menjadi pembelajaran ke depan adalah bahwa penanganan
dengan cara-cara kekerasan, tidak demokratis, dan tanpa menghargai hak asasi
manusia jelas terbukti menyebabkan ketidakharmonisan di dalam masyarakat
dan berlarutnya persoalan.
f) Meningkatkan akuntabilitas lembaga demokrasi termasuk di dalamnya
terwujudnya akuntabilitas peran masyarakat sipil dan organisasi masyarakat
sipil, peran parpol, dan peran lembaga legislatif. Lembaga-lembaga demokrasi
tersebut diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan
amanat Konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
sesuai dengan keinginan dan tuntutan rakyat.
g) Meningkatkan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana kesenian,
seperti taman budaya, gedung kesenian, dan mesium daerah
h) Mengembalikan minat masyarakat dalam menonton kegiatan seni-budaya;
i) Mendorong peran masyarakat untuk terus melindungi, mengembangkan dan
memelihara

serta menciptakan kreativitas keragaman seni budaya daerah

sehingga dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya.

CV. CIPTA PERSADA

II-64

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

j) Mendorong optimalisasi pendanaan bagi pengembangan keragaman seni dan


budaya.
k) Merumusan kebijakan regulasi dan meningkatkan koordinasi antar berbagai
sektor serta mengembangkan upaya kerja sama

dengan kalangan swasta

terhadap upaya pengembangan keragaman budaya daerah Kabupaten Tolitoli;

D. Program Pembangunan Daerah Tahun 2010-2015


program pembangunan daerah adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam
bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya
yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD.
Berdasarkan hal tersebut, penentuan kebijakan program dan kegiatan prioritas
yang akan mendapatkan porsi anggaran pada tahun 2010-2015 disusun dengan
beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a) Memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian Visi dan Misi pembangunan
daerah sesuai dengan prioritas pembangunan daerah seperti yang tercantum dalam
Dokumen RPJM Daerah.
b) Memiliki sasaran-sasaran dan indikator kerja yang terukur sehingga langsung
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;
c) Memiliki sifat penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan;
d) Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli untuk
melaksanakannya;
e) Realistis untuk dilaksanakan dan diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun.
f) Program dan kegiatan tersebut di atas diselaraskan dengan prioritas pembangunan
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Dengan asumsi mempertimbangkan
perkembangan ekonomi makro dan perubahan pokok kebijakan fiskal yang
ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan pada kerangka ekonomi makro, kebijakan belanja program yang
dijabarkan kedalam kegiatan setiap SKPD berdasarkan urusan Wajib dan Urusan
Pilihan pada tahun 2010-2015 diarahkan pada :
1. Program dibidang Pekerjaan Umum
Penyediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu prasyarat
utama untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan daya saing
daerah. Disadari atau tidak tanpa dukungan sektor infrastruktur khususnya pada
bidang jalan dan jembatan akan meningkatkan biaya produksi serta menghambat
CV. CIPTA PERSADA

II-65

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

tumbuh dan berkembangnya iklim investasi di daerah.

Adanya keterbatasan

pembiayaan dalam rangka pemeliharaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan
mengakibatkan masih banyaknya ruas jalan di wilayah Kabupaten Tolitoli yang
masih mengalami kerusakan, yang pada akhirnya berdampak pada terhambatnya
arus transportasi yang masuk maupun keluar dari Kabupaten Tolitoli. Disamping
itu kecepatan kerusakaan juga dipengaruhi oleh berat dan tekanan gandar
kendaraan, dimana saat ini banyak kendaraan berat yang mengangkut muatan lebih
(vehicle overloading), yang melebihi kapasitas beban jalan, melewati jalan-jalan di
jalur trans Tolitoli yang mengakibatkan kondisi jalan tersebut mengalami kerusakan
lebih cepat daripada umur teknis dan ekonomis yang seharusnya.
Permasalahan lain yang juga membutuhkan perhatian dari Pemerintah
Daerah Kabupaten Tolitoli adalah upaya untuk terus melakukan pembukaan dan
peningkatan ruas jalan pada wilayah-wilayah marginal seperti perdesaan, wilayah
tertinggal, terisolasi maupun pada wilayah perbatasan dalam rangka menciptakan
akses bagi pengembangan wilayah-wilayah tersebut.
Sektor infrastruktur yang juga masih membutuhkan penanganan yang serius
dari pemerintah daerah adalah pada bidang penyediaan air baku dan pengelolaan/
pengembangan jaringan irigasi persawahan.

Masalah yang terkait dengan

ancaman terhadap penyediaan air baku adalah meningkatnya kerusakan daerah


aliran sungai (DAS) yang pada akhirnya mengakibatkan berkurangnya pasokan air.
Untuk itu diperlukan adanya upaya konservasi dan pendayagunaan sumber-sumber
air, khususnya dalam hal penanggulangan banjir. Sementara itu untuk mendukung
Revitalisasi Pertanian maka pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan
keperluan air irgasi membutuhkan adanya upaya peningkatan fungsi jaringan
irigasi yang sudah dibangun, rehabilitasi pada daerah irigasi yang mengalami
kerusakan dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
dengan tetap melibatkan kelembagaan ditingkat petani (Petani Pemakai Air/P3A).
Dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan yang dihadapi, maka
telah dirumuskan beberapa indikator yang akan berfungsi sebagai tolak ukur dalam
pencapaian target pembangunan pada sektor infrastruktur jalan dan jembatan serta
pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Tolitoli pada tahun 2011-2015 dengan
uraian sebagai berikut :
(1) Meningkatnya kualitas pelayanan sarana transportasi jalan dan jembatan,
khususnya untuk jalan dan jembatan yang berada pada ruas jalan kabupaten
dan desa yang ditandai dengan indikator antara lain : Meningkatnya kualitas
CV. CIPTA PERSADA

II-66

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

jalan dalam kota Tolitoli; Berkurangnya jumlah jembatan yang mengalami


kerusakan pada ruas jalan kabupaten; Meningkatnya kualitas jalan dalam Ibu
Kota Kecamatan; Meningkatnya jalan usaha tani dari jalan tanah menjadi jalan
dengan kondisi beraspal lapen; Terbukanya ruas jalan rintisan/ruas jalan baru
pada daerah-daerah terisolir/perdesaan terpencil sehingga dapat dilalui oleh
kendaraan roda empat; Meningkatnya kondisi jembatan dari jembatan dengan
konstruksi kayu menjadi jembatan konstruksi besi pada wilayah perdesaan
utamanya desa-desa lumbung pertanian.
(2) Meningkatnya

pengendalian

daya

rusak

air

khususnya

dalam

hal

penanggulangan banjir dengan tolak ukur antara lain; Berkurangnya peristiwa


banjir pada musim penghujan khususnya pada daerah-daerah rawan banjir
baik yang berada di dalam Kota Tolitoli maupun yang berada di daerah
perdesaan; Terpeliharanya daerah aliran sungai melalui pemasangan bronjong;
Meningkatnya penyaluran air bersih melalui pipa jaringan air bersih ke
daerah-daerah yang tergolong rawan/kritis air bersih.
(3) Meningkatnya pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan
air irgasi dengan sasaran target indikator;

Terlaksananya pembangunan

jaringan irigasi baru khususnya pada daerah-daerah lumbung padi yang dapat
mengaliri lahan sawah;

Peningkatan fungsi jaringan irigasi yang sudah

dibangun, tetapi belum berfungsi; Rehabilitasi pada areal irigasi yang berfungsi
yang mengalami kerusakan; dan Peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan
irigasi pada 5 Daerah irigasi yang ada; Meningkatnya pembinaan dan
perkuatan kelembagaan Petani Pemakai Air (P3A/GP3A).
Pencapaian target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan berdasakan
indikator-indikator diatas, akan dilaksanakan melalui program pembangunan
sektor Infrastruktur Jalan dan Jembatan serta serta pengelolaan sumber daya air
yang meliputi :
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
2. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
3. Program Rehabilitasi/Pembangunan Jalan dan Jembatan
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
5. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya
6. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
CV. CIPTA PERSADA

II-67

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

7. Program Pengendalian Banjir


8. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
9. Program Pemberdayaan Komunitas Pemukiman
2. Program dibidang Perumahan
Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia secara nasional pada tahun 1997
hingga saat ini kualitas pelayanan infrastruktur, khususnya sektor perumahan dan
permukiman, mengalami degradasi setiap tahunnya.

Jumlah penduduk yang

semakin meningkat setiap tahun dengan laju pertambahan penduduk lebih dari 1%
per tahun, mengakibatkan kebutuhan terhadap perumahan serta prasarana dan
sarana permukiman (yang meliputi air minum, air limbah, persampahan dan
jaringan drainase) semakin bertambah.
Walaupun berbagai upaya secara nasional telah dilakukan ternyata belum
dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat.

Hingga saat ini aksebilitas

masyarakat terhadap perumahan serta parasarana dan sarana permukiman


penunjangnya masih sangat terbatas.

Hal ini ditandai dengan rendahnya

hasil/perubahan yang diperoleh terhadap masyarakat yang telah memiliki rumah


sendiri serta masih rendahnya akses masyarakat terhadap air minum. Disamping
itu dilihat dari penanganan kawasan kumuh dan rumah tidak layak huni maka
masih menunjukkan angka yang tinggi yang tersebar hampir diseluruh wilayah
Kabupaten Tolitoli.
Dari sekian banyak keterbatasan pemerintah daerah dalam mengelolah
sektor perumahan dan permukiman maka kendala pembiayaan adalah merupakan
faktor utama bagi pengembangan sektor ini, untuk itu Pemerintah Daerah
Kabupaten Toli pada tahun 2011-2015 akan berupaya semaksimal mungkin untuk
memanfaatkan ketersediaan dana yang ada dalam rangka meningkatkan
pembangunan pada sektor perumahan dengan merumuskan beberapa indikator
pencapaian target sebagai berikut :
(1) Menurunnya sebaran luasan kawasan kumuh yang diikuti oleh meningkatnya
kualitas penataan perumahan menjadi rumah yang sehat dan layak huni
dengan sarana sanitasi yang memadai serta ditunjang oleh ketersediaan air
bersih. Indikator ini lebih difokuskan pada daerah-daerah yang masuk pada
kawasan perkumuhan.
(2) Meningkatnya kualitas perumahan berdasarkan kebijakan pemerintah daerah
tentang pengembangan perumahan swadaya dan penguatan kelembagaan
dalam pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung.
CV. CIPTA PERSADA

II-68

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

(3) Meningkatnya

pemahaman

seluruh

pihak

terkait

tentang

peraturan

perundang-undangan tentang pembangunan perumahan.


Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan
berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada sektor
perumahan akan diimplemntasikan dalam bentuk program-program sebagai
berikut :
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2. Program Pengembangan Perumahan
3. Program Perencanaan Tata Ruang
4. Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
5. Program Peningkatan Kesigapan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
6. Program Pengelolaan Areal Pemakaman
7. Program Pengelolaan Ruang Terbuku Hijau (RTH)
Pencapaian Indikator target sasaran tersebut dapat terwujud dengan asumsi
bahwa (a) adanya partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pembangunan
perumahan dan permukiman (b) tersedianya sarana dan prasarana lingkungan
perumahan yang layak.
3. Program dibidang Penataan Ruang
Kebijakan Pembangunan dalam hal pentaan ruang dipandang cukup
penting karena memiliki kedudukan strategis dalam menentukan strategi
pembangunan di Kabupaten dan sebagai pedoman yang akan dijadikan acuan
semua pelaksanaan pembangunan. Rencana pemanfaatan Tata Ruang diperlukan
guna mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kawasan kota dan kawasan
tertentu lainnya, serta kebijakan-kebijakan strategis pelaksanaan pemanfaatan
ruang wilayah yang serasi dan optimal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daya dukung wilayah.
Untuk menjamin kebijakan tata ruang yang transparansi, kapasitas hukum,
desentralisasi dan rasa keadilan masyarakat melalui keterlibatan masyarakat dalam
penyusunan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
dengan tidak mengabaikan lingkungan hidup, maka pemerintah seyogyanya
bersama dengan masyarakat meerumuskan kebijakan pengaturan Pemanfaatan
Ruang yang mampu :
1. Mengakomodasikan pertumbuhan ekonomi wilayah.
CV. CIPTA PERSADA

II-69

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

2. Memproteksi

ruang-ruang

yang

berkepentingan

dengan

masyarakat

berpenghasilan rendah.
3. Menjamin kelestarian lingkungan.
Penataan Ruang Kota Tolitoli maupun Penataan Ruang Kota Ibu Kota
Kecamatan belum mengacu pada Tata Ruang yang telah disusun, sehingga kondisi
umum kota Kabupaten dan Kecamatan masih berkembang secara sporadis atau
secara alami dengan tidak memperhatikan keserasian lingkungan dan pemukiman,
sehingga muncul permasalahan antara lain rusaknya kelestarian lingkungan dan
kemanan.
Berdasarkan keterbatasan dalam bidang penataan maka pemerintah daerah
telah merumuskan kebijakan sasaran yang akan berperan sebagai indikator
pencapaian target dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, yaitu sebagai
berikut :
(1) Terciptanya raung-ruang kota yang terintegrasi dengan ruang kota lainnya.
(2) Meningkatnya kesadaran semua pihak terkait terhadap aturan tata ruang.
(3) Terwujudnya tata ruang dan tata guna tanah yang terencana.
(4) Terumusnya pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan
berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada sektor
penataan ruang akan diimplementasikan dalam bentuk program-program sebagai
berikut :
1. Program Perencanaan Tata Ruang
2. Program Pemanfaatan Tata Ruang
3. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
4. Program Perencanaan Pembangunan
RPJM Daerah Kabupaten Tolitoli merupakan bentuk kebijakan pemerintah
dalam perencanaan pembangunan untuk mewujudkan visi, misi dan program
Bupati dan

Wakil Bupati terpilih yang secara praktis akan diimplementasikan

disetiap tahun anggaran.

Berkenaan dengan hal tersebut maka perencanaan

pembangunan Kabupaten Tolitoli pada tahun anggaran 2010-2015 diarahkan pada


pencapaian sasaran dengan indikator pencapaian target sebagai berikut :
(1) Tersedianya data dan informasi yang akurat dan sistematis yang bersifat online menyangkut hasil-hasil pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Tolitoli.

CV. CIPTA PERSADA

II-70

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

(2) Terlaksananya hubungan kerjasama dengan berbagai pihak dan kalangan


dalam

upaya

mewujudkan

sistem

perencanaan

pembangunan

yang

terkordinasi (sinergis) dan meminimalisir timbulnya kesalahan/kekeliruan


dalam mekanisme perencanaan.
(3) Tersedianya dokumen-dokumen perencaanaan pembangunan daerah dan
pengembangan wilayah.
(4) Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur perencana di Kabupaten Tolitoli.
Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan
berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada sektor
perencanaan pembangunan akan diimplementasikan dalam bentuk programprogram sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Data/Informasi
2. Program Kerjasama Pembangunan
3. Program Kerjasama dengan Mas Media
4. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh.
5. Program Peningktan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan
Daerah
6. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
7. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
8. Program Perencanaan Sosial dan Budaya
9. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya.
5. Program dibidang Perhubungan
Tujuan pembangunan bidang perhubungan adalah terciptanya sistem
transportasi manusia dan/atau barang secara lancar, aman, cepat, murah dan
nyaman. Di sisi lain peningkatan ekonomi akan meningkatkan peran sektor
transportasi dalam menunjang sasaran pembangunan dan hasil-hasilnya, sehingga
dengan sendirinya fungsi sektor transportasi akan merangsang peningkatan
pembangunan ekonomi, karena antara fungsi sektor transportasi dan pembangunan
ekonomi mempunyai hubungan kausal (timbal balik).
Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli pada tahun 2011-2015
yaitu berupaya meningkatkan peran sektor transportasi melalui pengelolaan dan
pengembangan sistem transportasi dengan skala prioritas yang memperhitungkan

CV. CIPTA PERSADA

II-71

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

faktor-faktor teknis dan non teknis. Berkenaan dengan kebijakan tersebut maka
pada tahun 2010-2015 indikator pencapaian sasaran kebijakan dititikberatkan
pada :
(1) Terlaksananya pengembangan prasarana pendukung bidang transportasi yang
meliputi Terminal, Fasilitas Rambu Jalan, Marka Jalan, dan Trafic Light.
(2) Meningkatnya sistem pengamanan lalu lintas yang ditandai dengan menurunya
angka kecelakan kendaraan bermotor dan kendaraan umum.
(3) Meningkatnya sistem pengujian kelayakan kendaraan dengan indikator semakin
rendahnya jumlah kendaraan umum yang beroperasi dengan kondisi tidak layak
jalan.
Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan
berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada sektor
perhubungan akan diimplementasikan dalam bentuk program-program sebagai
berikut :
1. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
2. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
3. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
4. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
6. Program dibidang Lingkungan Hidup
Ketentuan perundang-undangan mengisyaratkan bahwa sumber daya alam
harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap
memperhatikan
mewujudkan

kelestarian

ketentuan

fungsi

lingkungan

perundang-undangan

hidupnya.
tersebut

Dalam

rangka

Pemerintah

Daerah

Kabupaten Tolitoli telah menetapkan kebijakan yang berupa menciptakan


keseimbangan antara

aspek pemanfaatan sumber daya alam sebagai modal

pertumbuhan ekonomi (kontribusi sektor Pertanian, Perikanan, Kehutanan,


Pertambangan dan Mineral terhadap PDRB) dengan aspek perlindungan terhadap
kelestarian fungsi lingkungan hidup sebagai penopang sistem kehidupan secara
luas. Dengan prinsip, bahwa dengan adanya keseimbangan tersebut berarti
menjamin keberlanjutan pembangunan.

CV. CIPTA PERSADA

II-72

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Berkenaan dengan kebijakan tersebut maka pada tahun 2011-2015


indikator pencapaian sasaran kebijakan pada bidang lingkungan hidup diarahkan
pada :
(1) Meningkatnya sistem pengelolaan Persampahan pada Lokasi TPA (Tempat
Pembuangan Akhir)
(2) Menurunnya Pencemaran dan kerusakan lingkungan utamanya pada daerahdaerah strategis seperti DAS dan Pesisir Pantai
(3) Meningkatnya penegakkan hukum khususnya dalam pemberantasan illegal
logging dan penyeludupan kayu.
(4) Meningkatnya kegiatan rehabilitasi hutan dengan indikator semakin luasnya
areal pemulihan cadangan sumber daya alam.
(5) Tersedianya data dan informasi yang akurat dibidang kehutanan yang
dibarengi dengan peningkatan profesionalisme dan sumber daya aparat serta
berkembangnya pemahaman masyarakat mengenai fungsi hutan bagi
keberlanjutan kehidupan.
Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan
berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada sektor
perhubungan akan diimplementasikan dalam bentuk program-program sebagai
berikut :
1. Program Pengenndalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
3. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
7. Program dibidang Pertanahan
Pelaksanakan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pembaruan
Pokok Agraria merupakan salah satu wujud nyata upaya pemerintah untuk
berusaha tetap berpihak kepada rakyat dalam menyelesaiakan permasalahan
pertanahan yang ada di daerah. Salah satu permasalahan yang hingga kini masih
membutuhkan perhatian pemerintah dalam penyelesaiannya adalah tentang
penerbitan sertifikasi tanah.
Kendala-kendala dalam kegiatan penertiban sertifikat meliputi masih adanya
prosedur yang cukup berbelit yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk
menerbitkan sebuah sertifikat membutuhkan waktu yang cukup lama, kurangnya
kegiatan penerbitan sertifikat pada daerah-daerah pertanahan yang berada diluar
CV. CIPTA PERSADA

II-73

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

ibu kota kabupaten, serta masih adanya konflik-konflik pertanahan yang belum
terselesaikan dengan baik, konflik pertanahan ini menyangkut antara pemerintah
dan masyarakat setempat maupun antara masyarakat setempat.
Dengan tetap mengacu pada berbagai peraturan perundangan seperti
Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pembaruan Pokok Agraria,

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun


2000, dan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006, maka Pemerintah Daerah
Kabupaten Tolitoli dalam upaya menyelesaikan seluruh permasalahan di bidang
pertanahan telah menentapkan indikator pencapaian sasaran pembangunan dan
penanganan di bidang pertanahan diseluruh wilayah Kabupaten Tolitoli yang
meliputi :
(1) Terlaksananya tertib administrasi dan terpenuhinya pelayanan yang baik dalam
upaya menerbitkan sertifikat tanah masyarakat dan tanah pemerintah.
(2) Terselesaikannnya dengan baik dan bersifat tuntas terhadap seluruh konflikkonflik pertanahan antar masyarakat maupun konflik pertanahan antara
masyarakat dan pemerintah.
Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan
berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada sektor
pertanahan akan diimplementasikan dalam bentuk program-program sebagai
berikut:
1. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah.
2. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
3. Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
4. Program Sistem Informasi Pertanahan
8. Program dibidang Sosial dan Ketenagakerjaan
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan soaial, masyarakat kita
mempunyai keanekaragaman budaya, sosial, agama dan tingkat ekonomi sehingga
apabila tidak dikelola dan diatur maka dapat menjadi kendala di kemudian hari.
Oleh karena itu dalam kemajuan kebudayaan yang semakin meningkat intensitas
dan ekstensitasnya karena proses globalisasi, maka penanganan solusi masalah
kesejahteraan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat haruslah berbasis kepada
pelayanan bimbingan dan konseling serta pengawasan dan evaluasi terhadap
ancaman timbulnya penyakit sosial dikalangan masyarakat.

CV. CIPTA PERSADA

II-74

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Masalah ketenagakerjaan adalah adalah merupakan problem yang besar


karena menyangkut ribuan jiwa dan juga dapat dikatakan komplek karena
masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling
berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah untuk difahami.
Masalah ketenagakerjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
yang penting adalah masih adanya berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang
kurang kondusif bagi pengembangan usaha, serta tekanan kenaikan upah di tengah
dunia usaha yang masih lesu. Masalah ketenagakerjaan secara langsung maupun
tidak langsung berkaitan dengan masalah-masalah lainnya termasuk kemiskinan,
ketidakmerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan stabilitas
politik. Semua ini secara intuitif tampaknya telah dipahami oleh kebanyakan
pengambil kebijakan. Yang tampaknya kurangnya dipahami adalah bahwa masalah
ketenagakerjaan bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan
yang multi-dimensi pula. Tidak ada jalan pintas dan sederhana untuk
mengatasinya. Secara teoritis, ada tiga cara pokok untuk menciptakan kesempatan
kerja atau berusaha dalam jangka panjang; Cara pertama adalah dengan
memperlambat laju pertumbuhan penduduk yang diharapkan dapat menekan laju
pertumbuhan sisi penawaran tenaga kerja; Cara kedua adalah dengan
meningkatkan intensitas pekerja dalam menghasilkan output (labour intensity of
output); Cara ketiga adalah melalui pertumbuhan ekonomi.
Berangkat dari tiga metode sebagaimana yang tersebut diatas maka
Pemerintah Daerah Kabupaten Tolitoli telah menentapkan indikator sasaran dalam
menuntaskan permasalah ketenagakerjaan di Kabupaten Tolitoli yaitu sebagai
berikut :
(1) Tersedianya data base ketenagakerjaan yang bersifat sistematis, valid dan akurat
(Up to date).
(2) Tersedianya Pusat Pendidikan dan Latihan ketenagakerjaan yang memenuhi
syarat dengan fasilitas yang memadai
(3) Dihasilkannya tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri.
(4) Tersedianya informasi bursa tenaga kerja dan dapat diakses oleh seluruh
kalangan masyarakat
(5) Menurunnya kasus penyelewengan/pelanggaran dalam hal perlindungan dan
penegakkan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

CV. CIPTA PERSADA

II-75

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan


berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada bidang
ketenagakerjaan akan diimplementasikan dalam bentuk program-program sebagai
berikut :
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.
4. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.
9. Program dibidang Koperasi, UMKM dan Perdagangan
Kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi merupakan wujud
kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia. Keberadaan kelompok ini
tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan perekonomian secara nsional. Kelompok
usaha kecil, menengah dan koperasi mampu menyerap lebih dari 64 juta tenaga
kerja dan memberikan kontribusi sebesar lebih kurang 58,2% dalam pembentukan
Produk Domestika Bruto. Di Kabupaten Tolitoli jumlah kelompok usaha kecil,
menengah dan koperasi dengan peluang daya serap tenaga kerja yang cukup besar
ternyata perkembangannya masih jauh dari yang diharapkan. Kelompok ini hanya
selalu menjadi sasaran program pengembangan dari berbagai institusi pemerintah,
namun program pengembangan tersebut belum menunjukkan terwujudnya
pemberdayaan terhadap kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi tersebut.
Sejalan dengan kebijakan Otonomi Daerah yang memberikan kewenangan
kepada Daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya maka
pembinaan usaha kecil, menengah dan koperasi di Kabupaten Tolitoli harus
melibatkan seluruh komponen yang terkait. Peran Pemerintah Daerah sebagai
pelaksana kewenangan penyelenggaraan pemerintahan Daerah Otonom akan
sangat menentukan bagi pembinaan KUKM. Untuk itu pemerintah daerah telah
menyusun program kerja dalam suatu bentuk pola pembinaan yang dapat
memberdayakan dan mendorong peningkatan kapasitas usaha kecil, menengah dan
koperasi dengan sasaran indikator pencapaian target sebagai berikut :
(1) Terciptanya iklim usaha yang kondusif yang didukungan oleh lingkungan yang
strategis bagi pertumbuhan Koperasi dan UKM serta semakin kuatnya struktur
permodalan.
(2) Meningkatnya Kualitas SDM Pengelola Koperasi dan UKM serta terciptanya
jalinan kemitraan antara UKM.

CV. CIPTA PERSADA

II-76

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

(3) Terwujudnya usaha koperasi yang tangguh dan mandiri sehingga mampu
memainkan perannya sebagai lembaga pembiayaan alternatif.
Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan
berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada bidang
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah akan diimplementasikan dalam bentuk
program-program sebagai berikut :
1. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Komperatif Usaha
Kecil Menengah
3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah
4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
5. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
6. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
7. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
8. Program Peningkatan dan Pengembangan Usaha Koperasi
9. Program Peningkatan Kapasitas dan Kwalitas Layanan KSP/USP Koperasi
10. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Salah satu kebijakan makro pembangunan daerah Kabupaten Tolitoli
berdasarkan Dokumen RPJM tahun 2010-2015 dititikberatkan pada aspek
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Untuk menunjang perwujudan kebijakan makro
pembangunan, maka dibutuhkan adanya kebijakan dalam bidang pemberdayaan
masyarakat.
Dengan bergulirnya paradigma Otonomi Daerah

maka secara otomatis

pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan membutuhkan adaya


upaya-upaya pemberdayaan masyarakat lokal dan optimalisasi pemanfaatan
sumber daya alam unggulan. Pergeseran paradigma pembangunan pada era
Otonomi Daerah ini menuntut Pemerintah Daerah untuk merubah peranan
Pemerintah sebagai pelaku utama berganti menjadi fasilitator, stimulator dan
dinamisator pembangunan daerah.
Pemberdayaan

masyarakat

lokal

harus

diwujudkan,

yaitu

dengan

menciptakan kondisi yang memungkinkan masyarakat mampu membangun dirinya


berdasarkan potensi, kebutuhan, aspirasi dan kewenangan termasuk lembagalembaganya.
CV. CIPTA PERSADA

II-77

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah berkewajiban


menfasilitasi masyarakat mengakses berbagai sumber daya pembangunan, yakni
akses terhadap sumber daya alam, akses terhadap sumber pembiayaan, akses
terhadap tekhnologi usaha dan penyediaan prasarana serta sarana produksi. Hal ini
sangat urgen mengingat kedepan nanti kita akan menghadapi era globalisasi yang
tentu saja menuntut sumber daya manusia yang tangguh dan mandiri serta
memahami perkembangan teknologi. Dengan peran aktif masyarakat lokal nantinya
akan mampu menjadikan Kabupaten Tolitoli sebagai sentra industri pertanian,
peternakan, perikanan sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Tolitoli.
Sarana maupun prasarana umum di tingkat Desa maupun di tingkat
kecamatan perlu terus ditingkatkan untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat khususnya yang berkaitan langsung dengan penumbuhan ekonomi
masyarakat Desa. Pembenahan sumber daya manusia Perangkat Aparatur
Desa/Kelurahan maupun Kecamatan menjadi hal prioritas untuk dilaksanakan.
Demikian pula halnya dengan kebijakan menyangkut upaya peningkatan sumbersumber penerimaan Desa/Kelurahan.
Berkenaan dengan kebijakan tersebut maka pada tahun 2011-2015
indikator pencapaian sasaran kebijakan pada bidang Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa diarahkan pada :
(1) Meningkatnya kuliatas sumber daya manusia diperdesaan
(2) Terdistribusinya

bantuan

kepada

pemerintahan

desa

dalam

upaya

penanggulangan kemiskinan sesuai dengan sasaran dan target yang telah


ditentukan.
(3) Meningkatnya sarana dan prasarana peredesaan
(4) Meningkatnya pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
(5) Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan
pembangunan wilayah perdesaan
(6) Tersedianya aparat desa yang terampil dan profesional dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya pada Pemerintahan Desa
(7) Meningkatnya keterlibatan perempuan dalam setiap proses pembangunan
wilayah peredesaan
(8) Terlaksananya penerapan Teknologi Tepat Guna di kalangan masyarakat
perdesaan.

CV. CIPTA PERSADA

II-78

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Untuk mencapai target sasaran sebagaimana yang telah digambarkan


berdasarkan indikator diatas, maka pelaksanaan pembangunan pada bidang
pemberdayaan masyarakat dan desa akan diimplementasikan dalam bentuk
program-program sebagai berikut :
1. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
2. Program Pengembanagan Lembaga Ekonomi Perdesaan
3. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa
4. Program Peningkatan Kapasitas Aaparatur Pemerintah Desa
5. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
6. Program Pemasyarakatan dan Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna
7. Program Penguatan Kelembagaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD)
8. Program Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan SDA

2.3

Keselarasan Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kota Tolitoli ,Kajian keselarasan dan strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Tolitoli dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi dokumen


spatial plan dan development yang menjadi payung terselenggaranya kegiatan
pembangunan. Konsistensi Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten Tolitoli adalah
sebagai berikut :
1) Visi dalam RPJP dan RPJM Kabupaten Tolitoli selaras dengan Visi RJPN dan RPJMN
2) RTRW Kabupaten Tolitoli memuat visi dan Misi yang isinya Relatif konsisten dengan
visi dan misi RPJP dan RPJM Kabupaten Tolitoli.
3) Penetapan Kota Tolitoli sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sesuai yang termuat
dalam RTRW Provinsi Sulawesi Tengah yang mengarahkan Kota Tolitoli sebagai PKW,
yang selaras dengan RTRW Nasional.
4) Dokumen spatial plan dan development plan pada tingkat Kabupaten Tolitoli masih
relatif konsisten, kebijakan yang sifatnya turunan saling mendukung satu dengan yang
lain. Permasalahan yang timbul adalah permasalahan sistematisasi, penentuan
prioritas dan pendetailan.
Adapun matriks kajian kebijakan dan strategi pembangunan antara visi-misi, kebijakan,
strategi dan program pembangunan permukiman dan infrastruktur Kabupaten Tolitoli dan
matriks sinkronisasi antar kebijakan yang terdapat pada dokumen-dokumen terkait yang
mendukung review kebijakan penyusunan dokumen SPPIP ini, dapat dilihat pada tabel
berikut :
CV. CIPTA PERSADA

II-79

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

Tabel II.12
Matriks Kajian Kebijakan dan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Kabupaten Tolitoli
NO

SUMBER/
DOKUMEN

MUATAN
KEBIJAKAN

A. DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN


1.
RPJPD
A. Visi
Kabupaten
Tolitoli
Kabupaten Tolitoli Yang Maju, Damai, Sejahtera,
(2006-2025)
Mandiri Dan Agamis.
B. Misi
1) Mewujudkan Masyarakat Berkualitas
2) Mewujudkan Suasana Aman, Damai dan Teteram
Bagi Seluruh Masyarakat Yang Berlandaskan Hukum
3) Meningkatnya Daya Saing Daerah
4) Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
5) Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan
berahlak mulia
6) Mewujudkan pemerintahan yang partisipatif,
transparansi dan akuntabilitas
7) Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Wilayah
Yang Berkeadilan

2.

RPJMD
Kabupaten
Tolitoli
(2010-2015)

PROGRAM

STRATEGI

C. Visi
Terwujudnya Kabupaten Tolitoli Sebagai Kawasan

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015, Dalam Bingkai


Pemerintahan Yang Amanah, Merakyat, Adil Dan
Nasionalis.
D. Misi
1) Memajukan Dunia Usaha Kecil dan Menengah,
dengan konsep peran pemerintah sebagai
entrepreneur.
2) Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan
Fasilitas Umum, dengan mempertimbangkan aspek
pemerataan dan perimbangan wilayah kecamatan
secara proporsional.
3) Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Berbasis
Wilayah, dengan mengacu pada azas pemerataan
pendapatan.

Bertolak dari visi dan misi Kabupaten Tolitoli maka strategi pembangunan dijabarkan
berdasarkan Misi Kabupaten Tolitoli Tahun 2006-2025 yang berkaitan dengan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan sebagai berikut:
1. Mewujudkan Masyarakat Berkualitas. Arah Pembangunan yang dicapai dalam
misi ini adalah:
a) Terselenggaranya Pembangunan Mutu Modal Manusia
b) Berkurangnya Jumlah penduduk Miskin
c) Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat
2. Mewujudkan Suasana Aman, Damai dan Teteram Bagi Seluruh Masyarakat Yang
Berlandaskan Hukum. Arah Pembangunan yang dicapai dalam misi ini adalah:
a) Mewujudkan Keamanan Dan Ketertiban Melalui Peningkatan Peran Aktif dan
Partisipasi Aktif Masyarakat
b) Terselenggaranya Perlindungan Dan Pelayanan Ketertiban dan Keamanan Pada
Masyarakat
c) Terciptanya Supremasi Hukum dan HAM
3. Meningkatnya Daya Saing Daerah. Arah Pembangunan yang dicapai dalam misi
ini adalah:
a) Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
b) Tersedianya infrastruktur yang memadai
c) Pemberdayaan ekonomi rakyat
4. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan. Arah Pembangunan yang dicapai dalam misi ini adalah:
a) Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan SDA yang
berkelanjutan dan bermatra keruangan
b) Meningkatnya profesionalisme penggunaan SDA yang tercermin oleh
terjaganya fungsi dan daya dukung serta kemampuan pemulihan dalam
mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi yang serasi
5. Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan berahlak mulia
a) Terwujudnya masyarakat yang tangguh dan kompetitif
b) Mantapnya budaya lokal untuk memperkuat jati diri dan kepribadian
masyarakat
c) Terciptanya keharmonisan sosial antar golongan dan antar umat beragama
6. Mewujudkan pemerintahan yang partisipatif, transparansi dan akuntabilitas
a) Meningkatnya profesionalisme aparatur untuk mewujudkan tata pemerintahan
yang baik, bersih dan berwibawa serta bertanggung jawab
b) Menumbuhkan kerjasama dan saling kepercayaan antar pemerintah dan
masyarakat
7. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan Wilayah Yang Berkeadilan
a) Mengurangi kesenjangan sosial antar wilayah
b) Adanya keberpihakan kepada kelompok/wilayah yang masih tertinggal
c) Menyediakan akses yang sama kepada semua masyarakat
Bertolak dari visi dan misi Kabupaten Tolitoli maka strategi pembangunan dijabarkan
berdasarkan Misi Kabupaten Tolitoli Tahun 2010-2015 yang berkaitan dengan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan sebagai berikut:
1. Memajukan Dunia Usaha Kecil dan Menengah, dengan konsep peran pemerintah
sebagai entrepreneur. Strategi Pembangunan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai misi ini adalah:
a) Memberdayakan dan mengembangkan usaha kecil dan mikro dalam upaya
meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor informal;
b) Meningkatkan dan memajukan usaha kecil, mikro dan menengah dengan
menambah akses pemerintah terhadap peningkatan modal usaha;
c) Meningkatkan bantuan teknis dalam aspek pengembangan produk dan sistem
pemasaran;
d) Menciptakan dan melaksanakan regulasi kebijakan yang berpihak untuk
memberikan ruang usaha bagi pengusaha kecil dan menengah;
e) Membangun dan mengembangkan fungsi pasar desa/pasar tradisional;
f) Mengembangkan skema pembiayaan perbankan yang mudah diakses oleh

CV. CIPTA PERSADA

II-80

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Pembangunan Mutu Modal Manusia


Mengurangi Jumlah Penduduk Miskin
Meningkatkan Status Kesehatan Masyarakat
Mewujudkan Keamanan Dan Ketertiban Melalui Peningkatan
Peran Aktif dan Partisipasi Aktif Masyarakat
Mewujudkan Perlindungan Dan Pelayanan Ketertiban dan
Keamanan Pada Masyarakat
Menciptakan Supremasi Hukum dan HAM
Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
Menyediakan infrastruktur yang memadai
Pemberdayaan ekonomi rakyat
Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan SDA
yang berkelanjutan dan bermatra keruangan
Meningkatkan profesionalisme penggunaan SDA yang tercermin
oleh terjaganya fungsi dan daya dukung serta kemampuan
pemulihan dalam mendukung kualitas kehidupan sosial dan
ekonomi yang serasi
Menciptakan masyarakat yang tangguh dan kompetitif
Melestarikan budaya lokal untuk memperkuat jati diri dan
kepribadian masyarakat
Menciptakan keharmonisan sosial antar golongan dan antar umat
beragama
Meningkatkan profesionalisme aparatur untuk mewujudkan tata
pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta
bertanggung jawab
Menumbuhkan kerjasama dan saling kepercayaan antar
pemerintah dan masyarakat
Mengurangi kesenjangan sosial antar wilayah
Menyediakan akses yang sama kepada semua masyarakat

1. Program dibidang Pekerjaan Umum :


a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
b. Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
c. Program Rehabilitasi/Pembangunan Jalan dan Jembatan
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
e. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
f. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai,
Danau dan Sumber Daya Air Lainnya
g. Program Pengendalian Banjir
h. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
i. Program Pemberdayaan Komunitas Pemukiman
2. Program dibidang Perumahan:
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

NO

MUATAN

SUMBER/
DOKUMEN
4)
5)
6)
7)

KEBIJAKAN
Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat,
dalam prinsip pro rakyat
transparansi dan
akuntabilitas.
Meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya
manusia, yang dibarengi dengan pengelolaan
sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan.
Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam
pembangunan partisipasitif.
Meningkatkan kehidupan beragama, politik,
hukum,budaya atas prinsip saling menghormati,
menghargai, menjunjung tinggi perbedaan

(Lanjutan Halaman sebelumnya)

STRATEGI
pelaku usaha kecil dan menengah;
g) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan koperasi,
UMKM dan Perdagangan;
h) Menciptakan iklim usaha investasi yang lebih kondusif bagi para investor,
sehingga tercipta kerjasama kemitraan;
i) Menjaga ketersediaan sembako dan barang barang komoditas strategi
lainnya, serta terjaminnya kestabilan harga pasar;
j) Menciptakan inovasi bagi peningkatan pertumbuhan wirausaha baru, baik
yang bergerak disektor industri, perdagangan maupun disektor aneka jasa;
k) Mengembangkan lembaga pendukung usaha yang dapat menfasilitasi
perkembangan kompetensi dan posisi tawar para pelaku usaha mikro
l) Meningkatkan kemampuan technopreneurship koperasi dan UMKM;
2. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas Umum, dengan
mempertimbangkan aspek pemerataan dan perimbangan wilayah kecamatan
secara proporsional. Strategi Pembangunan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai misi ini adalah:
a) Melakukan percepatan pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana
infrastruktur dasar perdesaan seperti penyediaan sarana air bersih dan MCK,
pembangunan pasar desa, pembangunan jalan desa dan jalan usaha tani/jalan
kantung produksi, serta pembangunan kantor desa.
b) Meningkatkan pembangunan infrastruktur perhubungan seperti peningkatan
dan rehabilitasi jalan dan jembatan
c) Peningkatan penyiapan infrastruktur pertanian dalam bentuk pembangunan
dan rehabilitasi serta operasi pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi,
penambahan/pembukaan areal persawahan baru dan lahan perikanan baru.
d) Pengembangan sarana dan prasarana infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
e) Pembangunan dan pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas Umum Perkotaan
yang meliputi rehabilitasi saluran drainase dalam Kota dan pembangunan kanal
serta normalisasi aliran sungai dalam Kota.
f) Pembangunan Infrastruktur Pemerintahan yang meliputi Rehabiltasi Bangunan
Gedung Perkantoran; serta Pembangunan Sarana Gedung bagi KegiatanKegiatan Pelatihan.
g) Pengembangan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kawasan Pusat Pertumbuhan
Strategis lainnya yang meliputi penyediaan dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Tolitoli serta dokumen rencana detail teknis
pengembangan wilayah kota dan sekitarnya;
h) Mengembangkan kawasan-kawasan strategis yang diharapkan berfungsi
sebagai pusat pertumbuhan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi serta
menciptakan keterkaitan dengan daerah disekitarnya.
3. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Berbasis Wilayah, dengan mengacu pada
azas pemerataan pendapatan. Strategi Pembangunan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai misi ini adalah:
a) Mengembangkan kawasan pusat pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat
berbasis kewilayahan yang sesuai dengan daya dukung wilayah tersebut;
b) Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan dengan tujuan kawasan
tersebut sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal berbasis agribisnis sehingga
menjadi lokomotif penggerak perekonomian di kawasan tersebut;
c) Pengembangan Wilayah Perdesaan untuk meningkatkan kapasitas desa dengan
mengoptimalkan daya dukung lokal;
d) Meningkatkan keterkaitan ekonomi antar wilayah yaitu keterkaitan antara
pusat produksi dengan pusat pengolahan dan pemasaran (termasuk jasa
pendukung);
e) Menciptakan dukungan regulasi kebijakan baik dalam bentuk peraturan bupati
maupun peraturan daerah yang tidak saling tumpang tindih, berpihak pada
kalangan usaha kecil serta tidak bersifat membebani masyarakat kecil;
f) Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan pengelolaan ekonomi daerah,
terutama di bidang permodalan dan perizinan usaha;
g) Meningkatkan kompotensi sumber daya manusia (Masyarakat/Pengusaha
Lokal/Daerah) dalam hal pengembangan usaha dan manajemen keuangan;
h) Menciptakan keharmonisan hubungan kerja sama dan kemitraan antara
pemerintah dan swasta dalam upaya pengembangan ekonomi daerah;

CV. CIPTA PERSADA

II-81

PROGRAM

b.
c.
d.
e.

Program Pengembangan Perumahan


Program Perencanaan Tata Ruang
Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan
Program Peningkatan Kesigapan dan Pencegahan Bahaya
Kebakaran
f. Program Pengelolaan Areal Pemakaman
g. Program Pengelolaan Ruang Terbuku Hijau (RTH)
3. Program dibidang Penataan Ruang :
a. Program Perencanaan Tata Ruang
b. Program Pemanfaatan Tata Ruang
c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
4. Program Perencanaan Pembangunan:
a. Program Pengembangan Data/Informasi
b. Program Kerjasama Pembangunan
c. Program Kerjasama dengan Mas Media
d. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
e. Program Peningktan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
f. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
g. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
h. Program Perencanaan Sosial dan Budaya
i. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan irigasi, Rawa
dan Jaringan Pengairan Lainnya
5. Program dibidang Perhubungan :
a. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
b. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
c. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
d. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
6. Program dibidang Lingkungan Hidup:
a. Program Pengenndalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup
b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
c. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
7. Program dibidang Pertanahan :
a. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
b. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
c. Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
d. Program Sistem Informasi Pertanahan
8. Program dibidang Sosial dan Ketenagakerjaan:
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
c. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
d. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
9. Program dibidang Koperasi, UMKM dan Perdagangan :
a. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan
Komperatif Usaha Kecil Menengah

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

NO

SUMBER/
DOKUMEN

MUATAN
KEBIJAKAN

(Lanjutan Halaman sebelumnya)

STRATEGI
i) Meningkatkan pemerataan pembangunan sarana dan prasarana pendukung
dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan daerah
2. Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat, dalam prinsip pro rakyat
transparansi dan akuntabilitas. Strategi Pembangunan yang akan dilaksanakan
untuk mencapai misi ini adalah:
a) Melaksanakan penerapan tatakelola pemerintahan yang baik dengan
mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
b) Mengarahkan sistem pelayanan masyarakat kepada sistem pelayanan prima
yang dilandaskan pada aspek keterbukaan, akuntabilitas, efektivitas dan
efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan partisipasi.
c) Meningkatkan sistem pelayanan publik yang lebih berkualitas berkualitas
dengan melakukan pembenahan pada aspek prosedur yang sifatnya tidak
berbelit-belit atau penyederhaan proses perijinan dan memberikan kepastian
dan kejelasan pada aspek regulasi;
d) Mengembangkan mutu pelayanan kepada seluruh masyarakat dan secara
bertahap mengarah kepada sistem pelayanan bebas biaya khususnya kepada
masyarakat yang masuk pada kategori rumah tangga miskin;
e) Melaksanakan sistem layanan informasi yang bersifat up to date khususnya
yang terkait dengan layanan informasi proses pembangunan di daerah,
termasuk hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah
daerah;
f) Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja bikrokrasi yang tinggi dalam
rangka mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
3. Meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia, yang dibarengi dengan
pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan. Strategi
Pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi ini adalah:
a) Secara berkesinambungan dan berkelanjutan terus berupaya untuk
meningkatkan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup. Upaya ini dilakukan
melalui peningkatan kualitas sumber daya air, rehabilitasi dan konservasi
hutan dan lahan, pengelolaan sumber daya kelautan, serta peningkatan kualitas
daya dukung lingkungan hidup.
b) Melaksanakan identifikasi kerusakan dan rehabilitasi hutan yang berfungsi
sebagai daerah penyangga serta menyusun Model Pengelolaan Daerah
Penyangga Kawasan Konservasi;
c) Mengintegrasikan pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup dalam
perencanaan pembangunan dan penataan ruang wilayah serta menata regulasi
dan rekomendasi kebijakan pemanfaatan ruang pulau berdasarkan daya
dukung lingkungan;
d) Melaksanakan koordinasi dalam rangka penyiapan instrumen Kajian
Lingkungan Hidup Strategis untuk mendukung terlaksananya Program Menuju
Indonesia Hijau (MIH).
e) Meningkatkan Kapasitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup yang diimplementasikan melalui berbagai kegiatan
pengembangan data dan informasi, seperti penyusunan Laporan Status
Lingkungan Hidup Daerah serta melaksanakan kegiatan evaluasi Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD)
4. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam pembangunan partisipasitif. Strategi
Pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi ini adalah:
a) Mengembangkan pelaksanaan pemberdayaan dan pengembangan kapasitas
masyarakat terutama dalam proses pembangunan dengan mengutamakan
aspirasi lokal sebagai bagian dari perencanaan pembangunan daerah;
b) Mengembangkan metode-metode penggalian gagasan pembangunan daerah
dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat serta mengembangkan
peran masyarakat dalam proses pembangunan kawasan perdesaan yang
dilakukan atas prakarsa masyarakat meliputi penataan ruang secara
partisipatif, pengembangan pusat pertumbuhan terpadu antar desa, serta
penguatan kapasitas masyarakat, kelembagaan dan kemitraan, yang
dilaksanakan melalui Pusat Pertumbuhan Terpadu Antardesa (PPTAD).
c) Mengembangkan metode dari, untuk dan oleh masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan perdesaan sehingga masyarakat selain menikmati hasil
pembangunan juga akan merasa memiliki dan bertanggung jawab;
d) Memberikan porsi tanggung jawab dan peran kepada masyarakat untuk
CV. CIPTA PERSADA

II-82

PROGRAM

c. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha


d.
e.
f.
g.
h.
i.

Mikro Kecil Menengah


Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
Program Peningkatan dan Pengembangan Usaha Koperasi
Program Peningkatan Kapasitas dan Kwalitas Layanan KSP/USP
Koperasi

10. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa :


a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
b. Program Pengembanagan Lembaga Ekonomi Perdesaan
c. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Membangun Desa
d. Program Peningkatan Kapasitas Aaparatur Pemerintah Desa
e. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan
f. Program Pemasyarakatan dan Pendayagunaan Teknologi Tepat
Guna
g. Program
Penguatan
Kelembagaan
Tim
Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)
h. Program Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam
Pengelolaan SDA

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

NO

SUMBER/
DOKUMEN

MUATAN
KEBIJAKAN

STRATEGI
menjaga keseimbangan ekosistem wilayah perdesaan, termasuk dalam hal
penataan ruang perdesaan, peningkatan kualitas lingkungan setempat dan
wilayah yang didukungnya, konservasi sumber daya alam, pelestarian warisan
budaya lokal, pertahanan kawasan lahan pangan berkelanjutan yang
memberikan kemandirian pangan bagi masyarakatnya.
e) Mewujudkan terciptanya keseimbangan pembangunan perdesaan perkotaan.
5. Meningkatkan kehidupan beragama, politik, hukum,budaya atas prinsip saling
menghormati, menghargai, menjunjung tinggi perbedaan. Strategi Pembangunan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi ini adalah:
a) Meningkatkan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana kesenian,
seperti taman budaya, gedung kesenian, dan mesium daerah
b) Mengembalikan minat masyarakat dalam menonton kegiatan seni-budaya;
c) Mendorong peran masyarakat untuk terus melindungi, mengembangkan dan
memelihara serta menciptakan kreativitas keragaman seni budaya daerah
sehingga dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya.
d) Mendorong optimalisasi pendanaan bagi pengembangan keragaman seni dan
budaya.
e) Merumusan kebijakan regulasi dan meningkatkan koordinasi antar berbagai
sektor serta mengembangkan upaya kerja sama dengan kalangan swasta
terhadap upaya pengembangan keragaman budaya daerah Kabupaten Tolitoli;

(Lanjutan Halaman sebelumnya)

B. DOKUMEN PENATAAN RUANG


1.
RP4D Provinsi 1. Menetapkan agenda penanganan backlog kebutuhan
Sulawesi
rumah serta pertumbuhan rumah akibat pertambahan
Tengah
penduduk.
(2010-2030)
2. Menetapkan
kawasan
prioritas
penanganan
permukiman yang ditangani bersama antara pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten dalam hal ini
Kawasan Toli-toli dan Buol.

2.

RTRW
Kabupaten
Tolitoli
(2010-2030)

Kebijakan Penataan Ruang Kota Tolitoli :


1. Menciptakan keterpaduan sistem perkotaan dan
perdesaan;
2. Pengembangan prasarana wilayah untuk mendukung
kawasan agropolitan dan minapolitan dalam rangka
pengembangan Kawasan Andalan Tolitoli dan sekitarnya;
3. Mendorong terlaksananya peran kawasan strategis
kabupaten
dalam
mewujudkan
pemerataan
pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk;
4. Peningkatan kualitas ruang kawasan lindung dan
budidaya;

Strategi pelaksanaan penanganan kebutuhan rumah untuk 20 tahun akan meliputi:


a. Strategi Penanganan Rumah Kebutuhan melalui Pasar Perumahan Formal
b. Strategi pelaksanaan penanganan kebutuhan rumah melalui pasar perumahan
formal diarahkan untuk memenuhi backlog kebutuhan rumah dan kebutuhan dari
pertumbuhan penduduk di kawasan perkotaan yakni meliputi Pembangunan
rumah baru bagi PNS di Toli-toli.

Strategi Penataan Ruang Kota Tolitoli:


1. Strategi menciptakan keterpaduan sistem perkotaan dan perdesaan terdiri atas:
a. Memantapkan dan meningkatkan fungsi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat
Kegiatan Lokal (PKL) serta sentra-sentra produksi pertanian dan perikanan;
b. Mendorong pengembangan kawasan perkotaan;
c. Menguatkan sistem perkotaan dengan meningkatkan fungsi dan hirarki serta
aksesibilitas kota-kota pusat kegiatan dan
d. Membina keterkaitan antar kota sebagai pusat kegiatan dengan sentra-sentra
produksi pertanian dan perikanan di wilayah belakangnya.
1. Strategi pengembangan prasarana wilayah untuk mendukung kawasan agropolitan
dan minapolitan dalam rangka pengembangan Kawasan Andalan Tolitoli dan
sekitarnya terdiri atas :

CV. CIPTA PERSADA

II-83

PROGRAM

(Lanjutan Halaman sebelumnya)

Program Pembangunan Kabupaten Tolitoli yang termuat dalam


Dokumen RP4D Provinsi Sulawesi Tengah (2010-2030) adalah sebagai
berikut :
8. Program Perumahan Baru (ditangani dalam kurun waktu 20
Tahun)
9. Pembangunan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Ditangani dalam waktu 20 tahun, dan dibagi menjadi 4 tahap
(PJM)
10. Peningkatan Kualitas Perumahan dan Permukiman berupa
Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan Tolitoli
11. Penanganan Kawasan Permukiman di Sepanjang Pesisir Pantai di
luar Kawasan Perkotaan Tolitoli yang berada pada lokasi
pengembangan kawasan minapolitan dalam kawasan prioritas
12. Penanganan dan Penataan Kawasan Permukiman Berbasis Nilai
Budaya/Tradisional Tinggi dan dikembangkan menjadi kawasan
permukiman yang berbasis cagar budaya
13. Penanganan dan Penataan di Kawasan Permukiman Rawan
Bencana Gempa dengan Mengembangkan sistem kewaspadaan
dan kesiapsiagaan terhadap gempa
14. Penanganan dan Penataan di Kawasan Permukiman Rawan
Bencana Longsor dengan Mengembangkan sistem kewaspadaan
dan kesiapsiagaan terhadap bahaya tanah longsor
15. Penanganan dan Penataan di Kawasan Permukiman Rawan
Bencana Banjir dengan Mengembangkan sistem kewaspadaan
dan kesiapsiagaan terhadap bahaya banjir
16. Penanganan dan Penataan di Kawasan Permukiman Rawan
Bencana
Tsunami
dengan
Mengembangkan
tanaman
mangrove/tanaman lainnya sepanjang garis pantai
Program-program Pembangunan Kabupaten Tolitoli dalam Dokumen
RTRW Kabupaten Tolitoli adalah sebagai berikut :
1. Pemantapan Kawasan Perkotaan Tolitoli-Lalos sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW)
2. Penyusunan RUTR Kota Tolitoli
3. Penyusunan RDTR dan Zoning Regulation
4. Pemantapan Laulalang dan Bangkir sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL)
5. Penyusunan RDTR dan Zoning Regulation Pusat Kegiatan Lokal
(PKL)
6. Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan(PPK)

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

NO

SUMBER/
DOKUMEN

MUATAN
KEBIJAKAN
5. Peningkatan produktifitas lahan pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan guna menjaga
ketahanan pangan di Kabupaten Tolitoli;
6. Peningkatan fungsi kawasan untuk menunjang
kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

(Lanjutan Halaman sebelumnya)

STRATEGI
a. Memantapkan Pelabuhan Tolitoli sebagai pelabuhan nasional untuk mendukung
peran Kabupaten Tolitoli dalam kerjasama ekonomi regional BIMP-EAGA dengan
memanfaatkan posisi geostrategisnya di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKIII);
b. Meningkatkan aksesibilitas kawasan agropolitan dan minapolitan sebagai sentra
produksi dengan pelabuhan;
c. Mengembangkan sistem transportasi multimoda secara terintegrasi, jaringan
jalan, terminal, transportasi laut dan transportasi udara;
d. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana serta sarana
pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan;
e. Mengembangkan dan meningkatkan sistem jaringan energi untuk
memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta
mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik yang dapat
memantapkan fungsi kota sebagai PKW, PKL, PKLp, PPK dan PPL;
f. Peningkatan ketersediaan dan kualitas prasarana sumber daya air berbasis DAS
untuk menunjang kegiatan perkotaan dan pertanian serta untuk mendukung
kebijakan pengembangan kawasan agropolitan.
2. Strategi mendorong terlaksananya peran kawasan strategis kabupaten dalam
mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk terdiri atas :
a. Penentuan fungsi setiap kawasan strategis kabupaten agar terjadi sinergitas
pembangunan;
b. Penentuan arah pengembangan wilayah sesuai potensi dan kendala di setiap
kawasan strategis kabupaten;
c. Pencapaian fungsi PKW dan PKL di kabupaten dan
d. Peningkatan ketersediaan dan kualitas prasarana untuk mendukung mobilitas
dan pemenuhan kebutuhan dasar di dalam kawasan strategis kabupaten.
3. Strategi peningkatan kualitas kawasan lindung dan budidaya terdiri atas :
a. Pengendalian dan pembatasan pengembangan prasarana wilayah di sekitar
kawasan lindung untuk menghindari tumbuhnya kegiatan perkotaan yang
mendorong alih fungsi lahan kawasan lindung;
b. Optimalisasi pendayagunaan kawasan lindung hutan dan non hutan melalui jasa
lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat;
c. Melakukan reboisasi di kawasan hutan lindung yang mengalami kerusakan
akibat perambahan;
d. Melakukan penyadaran pentingnya lingkungan hidup pada masyarakat yang
tinggal di sekitar kawasan lindung;
e. Mempertahankan dan melestarikan kawasan pantai berhutan bakau dan
f. Mengoptimalkan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam guna mendorong
pertumbuhan sosial ekonomi di wilayah yang belum berkembang karena
keterbatasan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
g. Penyusunan arahan insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi dalam hal
alih fungsi dan/atau penerbitan izin pembangunan dan/atau kegiatan di dalam
kawasan lindung, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. Pemantauan terhadap pembukaan lahan dan kegiatan pembangunan yang
beresiko menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup;
i. Melakukan mitigasi bencana untuk mengurangi resiko bencana geologi melalui
penyediaan peta kawasan rawan bencana, pemetaan resiko bencana,
penyelidikan bencana, diseminasi penguatan ketahanan masyarakat, penyusunan
rencana kontijensi, kegiatan tanggap darurat dan pasca bencana;
4. Strategi peningkatan produktifitas lahan pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan guna menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Tolitoli
terdiri atas :
a. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan non produktif sebagai kawasan budidaya
pertanian yang didukung oleh penyediaan seluruh sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, peningkatan SDM dan penguatan kapasitas kelembagaan dan sistem
agribisnis;
b. Meningkatkan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan,
perikanan dan kelautan;
c. Meningkatkan sistem pengamanan kawasan peruntukan hutan produksi dan
hasil hutan;
d. Pengembangan kawasan peternakan, intensifikasi budidaya ternak unggas dan

CV. CIPTA PERSADA

II-84

PROGRAM

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi dan


Perhubungan
Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Air Bersih
Pengembagan Sistem Jaringan Prasarana Air Limbah
Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Irigasi
Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi
Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
Pengembangan Sarana Sosial dan Ekonomi
Inventarisasi kawasan lindung
Penetapan tata batas kawasan Hutan Lindung
Penghutanan kembali (reforesty) dan reboisasi kawasan hutan
lindung
Pengembangan dan pengelolaan kawasan lindung nasional
pemantauan dan pengawasan di kawasan lindung
Pembangunan jalan inspeksi untuk pengendalian kawasan suaka
alam
Pengelolaan hutan bersama masyarakat
Pemanfaatan lahan tidur
Pengembangan pola mina padi
Pembenihan ikan
Pengembangan perikanan tambak
Penyediaan infrastruktur pendukung pariwisata
Pengembangan infrastruktur dan sarana sosial ekonomi
Pengembangan dan pengelolaan kawasan lindung nasional
Pemantauan dan pengawasan di kawasan Untuk menjaga fungsi
dan kelestariankawasan
Pengembangan infrastruktur penunjang kegiatan pertanian dan
perikanan

(Lanjutan Halaman sebelumnya)

Laporan Akhir
Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)
Kabupaten Tolitoli

NO

SUMBER/
DOKUMEN

MUATAN
KEBIJAKAN

STRATEGI
pemanfaatan lahan untuk penangkaran ternak di semua kecamatan; dan
e. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, mitigasi bencana alam laut,
Pengembangan budidaya perikanan dan optimalisasi pemasaran serta
kelembagaan hasil perikanan dan penguatan agribisnis perikanan.
5. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
terdiri atas :
a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;
b. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
di sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan;
c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus
pertahanan dan keamanan;
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara.

Sumber : Review Dokumen Kebijakan 2012

CV. CIPTA PERSADA

II-85

PROGRAM

Anda mungkin juga menyukai