Dosen Pengampu
Renie Tri H, M.Pd
: Luhur Miftakhullah
Muhammad Zurrin Nafi
: 1B
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Pola Komunikasi Orang Tua Pada Anak Dalam
Sosiologi Pendidikan.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
menghimbau mahasiswa supaya sadar dan ikut serta
memperbaiki karakter
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Dalam kamus besar bahasa indonesia pola diartikan sebagai bentuk struktur
yang tetap. Sedangkan komunikasi adalah proses penciptaan arti terhadap
gagasan atau ide yang disampaikan.
Wursanto pernah mengatakan bahwa komunikasi dapat berlangsung setiap
saat, dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan dengan siapa saja.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang pasti trjadi dalam kehidupan keluarga.
Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan bicara, berdialog,
bertukar pikiran, dan sebagainya. Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai
strategis dalam pembentukan kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah
mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladanan dan
kebiasaan hidup sehari-hari dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang
diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari akan
mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Keteladanan dan kebiasaan orang
tua tidak lepas dari perhatian dan pengamatan anak.
Keluarga dan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Karena selama ini telah diakui
bahwa keluarga adalah salah satu dari Tri Pusat Pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan secara kodrati
Contoh kasus :
Abim adalah anak laki-laki berusia 12 tahun, masih duduk di kelas 6 SD.
Ayahnya seorang sarjana, pegawai negeri. Ibunya keluaran SMA, tetapi aktif
dalam berbagai organisasi kewanitaan dan membuka usaha salon kecantikan
dan rias pengantin. Abim anak sulung dari tiga bersaudara.
Masalah pada Abim adalah sulit belajar (pernah tidak naik pada kelas 5) dan
lebih suka menyendiri, tidak suka bergaul seperti teman teman yang lain.
Ketika ditanyakan kepada orang tuanya, ayah dan ibu Abim mengaku bahwa
mereka mendidik abim dengan keras. Mereka menghendaki agar abim
menyadari bahwa kemauan orang tuanya lebih utama daripada kemauan anak.
Apapun kemauan Abim jika tidak berkenaan dengan hati kedua orang tuanya,
tidak akan dipenuhi. Akan tetapi, jika Abim menuruti kemauan orang tua,
tidak membantah keinginan orang tua, maa beberpa hari kemudian, kemauan
Abim itu teteap dipenuhi sebagai imbalan atas kepatuhan Abim. Dengan cara
mendidik seperti ini, walaupun Abim tidak pernah dipukul, ia menjadi anak
yang penurut dan tidak pernah melakukan kenakalan yang sifatnya merusak.
Dipihak lain, ia menjadi anak yang mengalami kesulitan belajar dan sulit
bergaul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pola komunikasi?
a. Apa saja jenis komunikasi dalam keluarga?
b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga?
c. Bagaimana Tujuan komunikasi keluarga ditinjau dari kepentingan
orang tua ?
d. Apa saja Fungsi komunikasi dalam keluarga?
e. Apa saja Peranan komunikasi dalam keluarga?
2. Apa itu sosiologi pendidikan?
a. Apa saja jenis pendidikan?
b. Apa saja Tujuan sosiologi pendidikan di indonesia?
c. Apa saja peranan sosiologi pendidikan?
C. Tujuan Pembahasan
Bab 2
Pembahasan
1. Pengertian pola komunikasi
Dalam kamus besar bahasa indonesia pola diartikan sebagai bentuk
struktur yang tetap. Sedangkan komunikasi adalah proses penciptaan arti
terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pendapat pola komunikasi
menurut para ahli:
a. Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua
orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang
tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami (Djamarah).
b. Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu pola yang
berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang
mempunyai arah hubungan yang berlainan. (Sunarto)
c. Tubbs dan Moss mengatakan bahwa pola komunikasi atau hubungan
itu dapat dicirikan oleh : komplementaris atau simetris. Dalam
hubungan komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu
partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri,
tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan.
Dominasi bertemu dengan dominasi atau kepatuhan dengan
kepatuhan
Jadi Dari pengertian diatas maka suatu pola komunikasi adalah bentuk
atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam proses pengiriman
dan penerimaan pesan yang dikaitkan dua komponen, yaitu gambaran atau
rencana yang meliputi langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan
komponen-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinya
hubungan komunikasi antar manusia atau kelompok dan organisasi.
Menurut Suhendi Dengan adanya komunikasi manusia yang tadinya tidak
tahu apa-apa, kemudian belajar memahami nilai yang ada dalam
kelompoknya. Untuk menjadi anggota dapat diterima di lingkungan
kelompoknya, seseorang memerlukan suatu kemampuan untuk menilai
objektif perilaku sendiri dalam pandangan orang lain.
Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan
silih berganti, bisa dari orang tua ke anak atau bisa juga dari anak ke
orang tua, atau bisa juga anak ke anak. Awal terjadinya komunikasi karna
ada suatu pesan yang ingin di sampaikan. Siapa yang ingin berkepentingan
untuk menyampaikan suatu pesan berpeluang untuk memulai sutu
komunikasi. Yang tidak berkepentingan umtuk menyampaikan suatu pesan
cendrung menunda komunikasinya.
Pola komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola asuh orang tua.
Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan tercipta pola asuh
yang baik pula. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa betapa
pentingnya pola asuh orang tua dalam keluarga dalam upaya untuk
mendidik anak. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil dengan baik jika
pola komunikasi yang tercipta dilandasi dengan cinta dan kasih sayang
dengan memposisikan anak sebagai subjek yang harus dibina, dibimbing,
dan dididik, dan bukan sebagai objek semata.
pesan
yang
disampaikan
oleh
komunikator
melalui
mungkin
sudah
ada,
tetapi
kesempatan
untuk
hari. Orang tua yang bekerja sebagai pegawai negeri dari pagi
hingga petang.
B. Faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga
1. Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang memiliki gambaran-gambaran tertentu tentang dirinya,
statusnya, kelebihan, dan kekuranganya. Gambaran itulah yang akan
menentukan apa dan bagaimana ia berbicara, menjadi penjaring bagi
apa yang dilihatnya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi
dan presepsi orang. Tidak hanya citra diri, citra orang lain jyga
mempengaruhi cara dan kemampuan orang berkomunkasi
2. Suasana Psikologis
Suasana psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi
sulit berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, binggung,
marah, merasa kecewa, merasa irihati, diliputi prasangka, dan suasana
psikologis lainya.
3. Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan
gaya, dan cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung pada
keluarga berbeda dengan yang terjadi di sekolah. Karena memang
kedua lingkungan ini berbeda. Suasan di rumah bersifat informal.
Sedangkan suasana disekolah bersifat formal. Demikian juga
komunikasi yang berlangsung pada masyarakat. Karena setiap
masyarakat memiliki norma yang harus ditaati, maka komunikasi yang
berlangsung harus taat norma.
4. Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat
penting dan strategis. Dinamika keluarga dipengaruhi oleh pola
kepemimpinan. Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan
pola komunikasi bagaimana yang akan berproses dalam kehidupan
yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.
5. Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan
bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu
kesempatan bahasa yang digunakan oleh orang tuaketika bicara kepada
anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat.
mengisyaratkan
bahwa
komunikasi
disini
turut
menentukan,
memelihara,
untuk
mengomunikasikan
norma-norma
budaya
tidak
saling
menyudutkan
atau
mencari
kambing
hitam
dalam
proses
sosial
dan
kultural,
proses
perkembangan
ilmu
mengendalikan
yang
berusaha
proses
untuk
pendidikan
mengetahui
untuk
cara-cara
mengembangkan
A. Jenis-jenis pendidikan
singkat
mengadakan
sosialisasi
intelektual
untuk
yang
lebih
banyak
pula,
guna
menambah
terdidik/berpendidikan
dalam
kegiatan
social.
Sejumlah
pakar
berpendapat
bahwa
fungsi
utama
memberi kepada guru- guru (termasuk para peneliti dan siapa pun
yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan latihan yang
efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan
sumbangannya secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan.
Menurut pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan
dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi
saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang
dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk
meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain
peranan (role playing) dan sebagainya.
Bab 3
Kesimpulan
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah
keluarga, yang merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi
dengan anggota lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan
mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Morissan, M.A. dan Wardhani Coorry Andy, M.si. Teori Komunikasi. Jakarta;
Ghalia Indonesia 2011
Ahmadi Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan. Jakarta; PT Rineka Cipta 2010
Djamarah , Syaiful Bahri, M.Ag. Pola Komunikasi orang tua dan anak dalam
keluarga. Jakarta; PT Rineka Cipta
http://mbegedut.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-sosiologi-pendidikanmenurut.html