Anda di halaman 1dari 98

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
menunjukan tingkat kematian ibu meningkat tajam dibanding survei yang
dilakukan 2007 silam. Hasil estimasi pada 2012, angka kematian ibu (AKI)
mencapai 359 kematian per 100 ribu kelahiran hidup disbanding pada tahun
2007. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) hasil SDKI 2012 adalah 32
kematian per 1000 kelahiran hidup mayoritas
neonatus. 1
Berdasarkan hasil data yang

kematian bayi terjadi pada

diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Garut pada tahun 2014, angka kematian bayi di Jawa Barat
berjumlah 203 bayi dari 58.137 kelahiran hidup.
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu
langsung yaitu perdarahan (25% biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis
(15%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), hipertensi dalam kehamilan
(12%), partus macet (8%), dan sebab-sebab lain (8%). Adapun penyebab tidak
langsung kematian ibu antara lain: anemia, kurang energi kronis (KEK) dan
keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering dan banyak) 2
Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu pada
masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu

meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada


terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan , bahkan dapat menggangu
kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan
dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi dan saluran pernafasan bagian
bawah, ganguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya. Pada keadaan
ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan
angka kematian ibu dan bayi. 3
Ibu hamil dengan Kekurangan energi kronik (KEK) adalah keadaan
dimana seseorang ibu hamil mengalami kekurangan energi dan protein yang
terjadi karena konsumsi bahan pokok yang tidak memenuhi keutuhan disertai
hidangan yang tidak seimbang dan pengabsorbian metabolisme zat gizi yang
terganggu. Kehamilan dengan kekurangan energi kronik (KEK) merupakan
salah satu penyebab tidak langsung pada ibu hamil diindonesia sekitar 19,1 %.2
Di Indonesia banyak terjadi kasus KEK (Kekurangan Energi Kronis)
yang disebabkan karena adanya ketidak seimbangan asupan gizi,sehingga zat
gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi.Hal tersebut mengakibatkan
perubahan tubuh baik fisik maupun mental tidak sempurna seperti yang
seharusnya.2
Gizi pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya. Oleh karena itu sangat penting sekali ibu hamil menjaga asupan
nutrisinya. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan
tambahan, namun sering kali menjadikan kekurangan adalah energi protein dan
beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Bila kebutuhan gizi ibu hamil

saat terjadi kehamilan tidak tercukupi, maka keperluan janin akan diambil dari
cadangan ibu, hal ini akan berpengaruh pada janin dan pertumbuhan bayi serta
kemungkinan hidupnya.
Di Kabupaten Garut Jawa Barat pada tahun 2013, dari sebanyak
50.376 orang ibu hamil, terdapat sebanyak 5.828 atau mencapai 11,56% ibu
hamil menderita kekurangan energy kronik ( KEK).
Berdasarkan hasil survey di wilayah kerja BPM Ny. I terdapat ibu
hamil dengan keluhan sering pusing, mudah letih,susah tidur dan tidak nafsu
makan. Mengaku hamil 23-24 minggu. Pada saat dilakukan pemeriksaan
lingkar lengan atas (LILA) pasien 22,5 cm yang menunjukan nilai Lingkar
lengan atas dibawah normal. Dari data yang didapatkan terdapat 7 orang ibu
hamil yang menderita kekurangan energi kronik (KEK) di BPM Ny.I pada
periode bulan Januari-Mei 2015.
Berdasarkan dari hasil data yang telah dikemukakan, maka penulis
tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan tentang kasus Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1A0 Gravida 23-24 minggu di
wilayah kerja Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong
periode Bulan Mei Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka pada penyusunan karya tulis
ilmiah ini penulis merumuskan masalah Bagaimana asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I

Kampung

Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong periode Bulan Mei Tahun


2015?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Terlaksananya asuhan kebidanan pada Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1A0
Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di
wilayah kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan
1.3.2

Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015?


Tujuan Khusus
1. Terkumpulnya data subjektif dan objektif pada Ny Y Umur 36 Tahun
G2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari
2.

Kecamatan Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015.


Terinterpretasi data dasar pada Ny Y Umur 36 Tahun G2P1A0 Gravida 2324 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja
BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan

3.

Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015.


Teridentifikasinya diagnose dan masalah potensial dan antisipasi
penanganannya pada Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1A0 Gravida 23-24
minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja
BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan

4.

Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015.


Ditetapkannya kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dan rujukan pada Ny Y Umur 36 Tahun G2P1A0 Gravida 23-24 minggu
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I

Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong periode


5.

Bulan Mei Tahun 2015.


Tersusunya rencana asuhan kebidanan antenatal pada Ny Y Umur 36
Tahun G2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa

6.

Banjarsari Kecamatan Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015.


Terlaksananya asuhan secara tepat dan rasional berdasarkan perencanaan
yang dibuat pada Ny Y Umur 36 Tahun G2P1A0 Gravida 23-24 minggu
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I
Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong periode

7.

Bulan Mei Tahun 2015.


Terevaluasinya asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny Y Umur
36 Tahun G2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa

8.

Banjarsari Kecamatan Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015.


Terdokumentasikannya asuhan kebidanan pada Ny Y Umur 36 Tahun
G2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari
Kecamatan Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015

2.4 Definisi Konsep


ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK
Tabel 1.1
Variabel
Asuhan Kebidanan

Konsep
Penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan


pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan
ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi
setelah lahir serta keluarga berencana.
Pelayanan kebidanan tersebut bertujuan
untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Kekurangan Energi Kronik

Keadaan

dimana

seseorang

mengalami

kekurangan gizi (kalori dan protein ) yang


berlangsung lama atau menahun. Dengan
ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau
tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang
`dari 23,5 cm.

Manajemen Kebidanan

7
Proses

Langkah

menurut

pemecahan

masalah

yang

di

hellen
gunakan

sebagai

metode

untuk

varney
mengorganisasi

pikiran

dan

tindakan

Manajemen Kebidanan
berdasarkan

teori

ilmiah.

Penentuan-

penentuan keterampilan dalam rangkaian


atau tahapan yang logis untuk mengambil
suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Pengumpulan data yang diperoleh dari data
subjektif dan data objektif
a. Data subjektif adalah berisi data dari
pasien
Pengumpulan data dasar

melalui

anamnesis

yang

merupakan ungkapan langsung atau


tidak langsung atau segala bentuk
pernyataan atau keluhan dari pasien,
keluarga dan data pasien dari rekam
medik. Data subjektif yang dikaji
diantaranya yaitu biodata, keluhan,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas,

aktifitas, pola

nutrisi, serta pengetahuan klien. Data


subjektif yang didapatkan pada Ny.Y
yaitu dari keluhan umum, riwayat
psikososial

dan

ekonomi,

pola

kebiasaan sehari-hari,
b. Data objektif adalah data yang diperoleh
dari apa yang dilihat dan dari hasil

pemeriksaan,

mulai

dari

keadaan

umum, kesadaran, tanda-tanda vital,


antopometri, dan pemeriksaan fisik.
Data objektif yang didapatkan pada
Ny.Y yaitu dari pemeriksaan lingkar
lengan atas (LILA).
Dilakukan identifikasi yang benar terhadap
masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar

yang

sudah

dikumpulkan

di

Interpretasikan sehingga ditemukan masalah


b. Interpretasi data
atau diagnosa yang spesifik.
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial

lain

berdasarkan

masalah

dan

diagnosa

rangkaian

yang

sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan


antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan,

sambil

mengamati

klien

c. Mengantisipasi
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
Diagnosa/Masalah
diagnosa/masalah potensial ini benarPotensial.

benar terjadi.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan serta ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain
d. Menetapkan Kebutuhan
sesuai dengan kondisi klien ataupun
Tindakan Segera.
dilakukan rujukan.
Direncanakan asuhan yang menyeluruh
sesuai dengan kebutuhan klien sehingga
e.Menyusun

Rencana
dapat menentukan penatalaksanaan asuhan

asuhan Secara Menyeluruh.


yang akan diberikan.
Melaksanakan asuhan dari apa yang sudah
direncanakan. Sehingga dapat dilakukan
f. Pelaksanaan perencanaan
evaluasi.
Melakukan
maupun

evaluasi

pelaksanaan

dari
yang

perencanaan
dilakukan.

Evaluasi sebagai bagian dari proses yang


g. Evaluasi
dilakukan

secara

terus-menerus

untuk

meningkatkan pelayanan sara komprehensif


dan selalu berubah sesuai dengan kondisi
atau kebutuhan.

Dokumentasi

adalah

pemberian

atau

pengumpulan bukti-bukti atau keterangan


S : Subjektif
Adalah seluruh informasi/data subyektif
h. Dokumentasi

yang diperoleh dari apa yang dikatakan


klien atau yang dikeluhkan klien, biodata,
riwayat

kesehatan,

riwayat

kehamilan,

persalinan, dan nifas, serta pengetahuan


klien.
Merupakan langkah ke-I (pengumpulan
data) di manajemen Varney
O : Objektif
Adalah seluruh data yang didapat dari apa
yang dilihat, diperiksa sewaktu melakukan
pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksan
laboratorium serta pemeriksaan penunjang
lainnya.
Merupakan langkah ke-I (pengumpulan data
di manajemen Varney).
A : Analisa
Kesimpulan yang dibuat
interpretasi
subyektif

yang
dan

berdasarkan

benar

terhadap

obyektif

yang

data
sudah

dikumpulkan ( berupa diagnosa)


Merupakan langkah ke II dan III (diagnosa

10

masalah dan masalah potensial)


P : Penatalaksanaan

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi peneliti
Dengan penyusunan KTI ini diharapkan peneliti mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam proses asuhan kebidanan dengan
kasus

kekurangan

energi

kronik

(KEK)

serta

sebagai

sarana

pengembangan ide dan pikiran penulisa dalam mengembangkan potensi


1.5.2

pribadi dan profesi kebidanan


Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai bahan masukan institusi pendidikan dalam penerapan
proses manajemen asuhan kebidanan dengan kasus kekurangan
energi kronik (KEK)
b. Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
Diploma III kebidanan khususnya tentang kekurangan energi
kronik (KEK) dalam kehamilan
1.5.3

Manfaat bagi klien


Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran bagi ibu hamil tentang
manfaat gizi dalam kehamilan dan bahaya KEK

1.6.1

1.6.2

1.6 Sistematika Penulisan


Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang

latar belakang, rumusan masalah, manfaat

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan


Bab II Tinjauan Teori
Menguraikan tentang uraian materi yang berkaitan dengan penelitian

11

1.6.3Bab III Metodologi Penelitian


Menguraikan tentang pendekatan/strategi penelitian, tenpat penelitian,
sasaran penelitian, teknik dan prosedur penelitian data, instrument
penelitian dan analisis data.
1.6.4Bab IV Hasil dan Pembahasan
Menguraikan tentang hasil penelitian dan Pembahasan
1.6.5Bab V Kesimpulan dan Saran
Menguraikan tentang kesimpulan dan Saran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asuhan Kebidanan 4
Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa
persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. Pelayanan
kebidanan tersebut bertujuan untuk mewujudkan kesehatan ibu dan anak dalam
rangka tercapainya keluarga yang berkualitas, bahagia dan sejahtera.
2.2 Kehamilan
2.2.1 Pengertian 5,6
Menurut

Federasi

Obstetri

Ginekologi

Internasional,

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

12

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau fertilisasi.


Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional.
Masa kehamilan merupakan masa yang penting bagi seorang
wanita dalam siklus hidupnya. Masa ini memerlukan perhatian khusus,
karena masa ini akan menentukan kualitas kehidupan selanjutnya.
2.2.2 Standar Asuhan Kehamilan 7
a) Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan.
1. Satu kali pada trimester pertama
2. Satu kali pada trimester kedua
3. Dua kali pada trimester ketiga
Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, ada beberapa
informasi penting yang harus disampaikan, diantaranya :
1. Trimester pertama (sebelum minggu ke-14)
a. Membangun kepercayaan antara petugas dengan klien
b. Mendeteksi masalah dan menanganinya
c. Melakukan pencegahan seperti, tetanus neonatorum,anemia
kekurangan zat besi, praktek tradisional yang merugikan.
d. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi
komplikasi
e. Mendorong perilaku sehat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya).
2. Trimester kedua (sebelum minggu ke-28)
Pada trimester kedua ini sama dengan trimester pertama,
ditambah tentang kewaspadaan khusus mengenai preeklampsi

13

(menanyakan kepada ibu tentang gejala preeklampsi, pantau


tekanan darah, adanya oedema, periksa protein urin)
3. Trimester ketiga (antara minggu ke-28-36 dan setelah minggu
ke-36)
Pada trimester ketiga ini dibagi menjadi 2, yaitu antara minggu
ke 28-36 sama halnya dengan trimster sebelumnya, ditambah
dengan kecurigaan adanya kehamilan ganda.
Sedangkan minggu ke-36, sama halnya dengan trimester
sebelumnya ditambah deteksi dini letak bayi yang tidak normal,
termasuk kecurigaan kemungkinan panggul sempit pada
primipara jika kepala bayi belum turun setelah minggu ke-36
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.
b) Pelayanan/Asuhan Standar Minimal ...T8
1) Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah
2) Tinggi badan dan berat badan diti,bang
3) Temukan kelamaran /periksa daerah muka dan leher
(gondok,venajugularis eksterna), jari dan tungkai
(edema),

lingkaranlengan

ginjal) reflek lutut


4) Tekanan darah diukur
5) Tekan/palpasi
payudara
payudara,

senam

atas,

panggul

(benjolan),

payudara,

tekan

(perkusi

perawatan
titik

(accu

pressure) peningkatan ASI


6) Tentukan tinggi fundus uteri
7) Tentukan posisi janin (Leopold I-IV) dan detak jantung
janin
8) Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa

14

9) Tentukan kadar Hb dan periksa lab (Protein dan


glucosa urin), sediaanvagina dan VDRL (PMS) sesuai
indikasi
10)
Terapi dan pencegahan anemia (tablet fe) dan
penyakit lainnya sesuaiindikasi(gondok, malariadll)
11)
Tetanus toxoid imunisasi
12)
Tingkatkan kesegaran jasmani (accu pressure)
dan senam hamil
13) Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan): makanan
bergizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar tidak
14)

terjadi bahaya pada waktu kehamilan dan persalinan


Temu wicara konseling

2.2.3 Tanda dan Gejala Kehamilan 9


Tanda dan gejala pada masing-masing wanita hamil berbedabeda. Ada yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada
yang beberapa minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala
kehamilan dini. Namun, tanda yang pasti dari kehamilan adalah
terlambatnya periode menstruasi. Selain itu didapatkan tanda-tanda lain
yaitu :
a. Nyeri atau payudara yang terasa membesar, keras, sensitif dengan
sentuhan. Tanda ini muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah
konsepsi

(pembuahan).

Dalam waktu 2 minggu setelah

konsepsi, payudara seorang wanita hamil akan mengalami


perubahan untuk persiapan produksi ASI yang dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron.

15

b. Mual pagi hari (morning sickness) umum terjadi pada triwulan


pertama. Meskipun disebut morning sickness, namun mual dan
muntah dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Penyebab mual
dan muntah ini adalah perubahan hormonal yang dapat memicu
bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah. Gejala ini
dialami oleh 75% wanita hamil.
c. Mudah lelah, lemas, pusing, dan pingsan adalah gejala kehamilan
yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah dalam kehamilan
atau kadar gula darah yang rendah.
d. Sakit kepala pada umumnya muncul pada minggu ke-6 kehamilan
yang disebabkan oleh peningkatan hormon.
e. Konstipasi (sulit BAB) terjadi karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan kontraksi usus menjadi lebih pelan
dan makanan lebih lambat melalui saluran pencernaan.
f.
Perubahan mood karena pengaruh hormon.
g. Bercak perdarahan. Terjadi ketika telur yang sudah dibuahi
berimplantasi (melekat) ke dinding rahim sekitar 10-14 hari setelah
fertilisasi (pembuahan). Tipe perdarahan umumnya sedikit, bercak
bulat, berwarna lebih cerah dari darah haid, dan tidak berlangsung
lama.
2.2.5 Perubahan - Perubahan Ibu Selama Kehamilan 10
Selama masa kehamilan, pada wanita (ibu hamil) terjadi
perubahan-perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan maternal
menjadi 3 bagian besar yaitu:
1). Trimester Pertama (1)

16

Tanda-tanda fisik yang dapat dilihat oleh ibu adalah perdarahan


sedikit atau spotting sekitar 11 hari, setelah konsepsi pada saat
embrio melekat pada lapisan uterus. Jika seorang ibu mempunyai
siklus menstruasi 28 hari, perdarahan ini terjadi beberapa hari
sebelum ia akan mendapatkan menstrasi yang normal setelah
terlambat 1 menstruasi perubahan-perubahan berikutnya biasanya
adalah nyeri dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan
yang sangat dan sering kencing. Ibu ini akan mengalami gejala
terakhir sampai 12 minggu berikutnya morning sickness atau
sakit dipagi hari atau mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8
minggu dan mungkin terakhir sampai 12 minggu. Setelah 12
minggu pertumbuhan janin diatas sympisis pubis dirasakan ibu
biasanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1 sampai 2 kg
selama trimester pertama.
2) Trimester Kedua (2)
Uterus akan bertambah setelah 16 minggu. Uterus biasanya
berada pada pertngahan antara sympisis pubis dan pusat.
Pertambahan berat badan sekitar 0,4 sampai 0,5 kg per minggu.
Ibumungin akan merasa mempunyai banyak energi pada 20 minggu
fundus berada dekat pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolosrum,
ibu akan merasakan gerakan janinnya, ia juga melihat perubahan
kulit yang normal termasuk kloasma, linea nigra dan striae
gravidarum.
17

3) Trimester Ketiga (3)


Pada 28 minggu fundus berada pada pertengahan antara pusat dan
xyphoid pada 32 sampai 36 minggu fundus mencapai prosesus
xyphoid payudara penuh dan lunak. Sering kencing kembali terjadi
sekitar 38 minggu bayi masuk dan akan turun kedalam pelvic. Sakit
unggung dan sering kencing yang meningkat, tidur mungkin akan
2.2.6

sulit, dankontraksi Braxton hick pun meningkat.


Kebutuhan dasar ibu hamil 11
a). Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan wanita hamil meningkat kira-kira 20 % sehingga untuk
memenuhi kebutuhannya itu,wanita hamil selalu bernafas lebih
dalam dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi. Pada
kehamilan 32 minggu atau lebih usus-usus akan tertekan oleh uterus
yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma sulit
bergerak. Akibatnya, tidak jarang wanita hamil mengeluh sesak
nafas dan pendek nafas.
b). Kebutuhan Nutrisi
1. Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap
harinya adalah 2500 kalori. Pengetahuan tentang berbagai jenis
makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori tersebut
sebaiknya dapat dijelaskan secara rinci dan bahasa yang
dimengerti oleh para ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori
yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia.

18

Jumlah penambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12


kg selama hamil.
2. Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85
gram per hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari
tumbuhan-tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan,
ayam, keju, susu, telur. Defisiensi protein dapat menyebabkan
kehamilan premature, anemia, dan edema.
3. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah
diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat
4. Mineral Zat Besi
Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan
selama kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu
hamil. Bayi akan menyerap dan menggunakan zat besi sangat
cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama
hamil, bayi akan mengambil kebutuhannya dari tubuh ibu
sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan merasa lelah.
5. Asam Folat
Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam
folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang dibutuhkan
oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram perhari. Kekurangan asam
folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
c). Merokok, minum alkohol, dan kecanduan narkotik
19

Ketiga kebiasaan tersebut secara langsung dapat memengaruhi


pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan kelahiran
dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat
bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental.
d). Personal Higiene
Mandi diperlukan untuk menjaga kebersihan/hygiene terutama
perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah.
e). Pakaian
Pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih dan tidak ada
ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain itu wanita dianjurkan
memakai bra yang menyokong payudara dan memakai sepatu dengan
hak yang tidak terlalu tinggi, karena titik berat wanita hamil berubah.
Pakaian dalam yang dikenakan harus selalu bersih dan menyerap
keringat. Dianjurkan pula perlu memakai pakaian dari bahan katun
yang dapat menyerap keringat. Pakaian dalam harus selalu kering dan
diganti.
f). Eliminasi
Wanita dianjurkan untuk defekasi teratur dengan mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran, selain itu,
perawatan perineum dan vagina dilakukan setelah BAK/BAB dengan
cara membersihkan dari arah depan ke belakang, sering mengganti
pakaian dalam dan menggunakan pakaian dalam dari bahan katun.
2.2.7 Tanda bahaya Kehamilan 9
a). Perdarahan
1. Perdarahan pada saat hamil muda dapat menyebabkan keguguran

20

2. Perdarahan pada saat hamil tua dapat membahayakan keselamatan


ibu dan janin dalam kandungan
b).Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala kadang kala
disertai kejang. Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat
membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan
c).Demam tinggi, biasanya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau
malaria. Demam tinggi dapat membahayakan keselamatan ibu,
menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.
e).Keluar air ketuban sebelum waktunya, merupakan tanda adanya
gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam
kandungan.
f).Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin.
g).Ibu muntah terus dan tidak mau makan. keadaan ini akan
membahayakan kesehatan ibu.
2.3 Kehamilan resiko tinggi
Kehamilan resiko tinggi dalam kaitan ini adalah keadaan yang dapat
mengganggu optimalisasi ibu maupun janin selama masa kehamilan. 12 Keadaan
dan kondisi tersebut bisa digolongkan sebagai faktor medis dan non medis.13
Faktor non medis antara lain adalah kemiskinan, ketidak tahuan, adat,
tradisi, kepercayaan, dan lain-lain. Hal ini banyak terjadi terutama pada negara
berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi
morbiditas dan mortalitas. Dimasukan pula dalam faktor non medis adalah
sosial ekonomi rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran memeriksakan
kehamilan secara tidak teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba
kekurangan.13
21

Faktor medis antara lain adalah penyakit-penyakit ibu dan janin,


kelainan obstetri, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi
persalinan, penyakit neonatus dan kelainan genetik.13
Menurut Puji Rochyati faktor risiko ibu hamil dan persalinan adalah14:
a. Primipara muda umur kurang dari 16 tahun
b. Primipara tua umur diatas 35 tahun
c. Primipara sekunder dengan umur anak terkecil di atas 5 tahun
d. Riwayat kehamilan yang buruk :
1. Pernah keguguran
2. Pernah persalinan prematur, lahir mati
3. Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi vakum, ekstrasi
forceps, operasi seksio cesaria)
4. Preeklampsi-eklampsia
5. Gravida serotinus
6. Kehamilan perdarahan antepartum
7. Kehamilan dengan kelainan letak
e. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan
Menurut Backett faktor resiko tinggi itu bisa bersifat biologis, genetika,
lingkungan atau psikososial. Namun dalam kesehatan reproduksi kita dapat
membaginya secara lebih spesifik, yaitu :
1. Faktor demografi
: umur, paritas dan tinggi badan
2. Faktor medis bilogis
: underlying disease, seperti penyakit
jantung dan malaria
3. Faktor riwayat obstetri
: abortus habitualis, SC dan lain-lain
4. Faktor lingkungan
: polusi udara, kelangkaan air bersih,
penyakit endemis, dan lain-lain
5. Faktor sosioekonomi budaya
: pendidikan, penghasilan.
Seharusnya faktor resiko dikenali oleh ibu hamil serta keluarga sehingga
ibu dengan kehamilan resiko tinggi mendapat pertolongan yang semestinya.
Ida Bagus Gde Manuaba menyederhanakan faktor resiko yang perlu
diperhatikan sebagi berikut 14:
a. Berdasarkan anamnesa
1. Umur penderita :
Kurang dari 19 tahun
Umur diatas 35 tahun
Perkawinan di atas 30 tahun
2. Riwayat operasi :
22

Operasi plastik pada fistel vagina atau tumor vagina


Operasi persalina atau operasi pada rahim
3. Riwayat kehamilan
Keguguran berulang
Kematian intrauterin
Sering mengalami perdarahan saat hamil
Terjadi infeksi saat hamil
Anak terkecil 5 tahun tanpa KB
Riwayat mola hidatidosa atau korio karsinoma
4. Riwayat persalinan
Persalinan prematur
Persalinan dengan berat bayi lahir rendah
Persalinan lahir mati
Persalinan dengan induksi
Persalinan dengan manual plasenta
Persalinan dengan perdarahan pascapartum
Persalinan dengan tindakan (ekstraksi forceps, ekstrasi vakum, letak
2.3.1

sungsang, ekstraksi versi, dan operasi seksio sesaria)


Resiko dari Kehamilan dengan Resiko Tinggi 15
a. Umur Ibu Terlalu Muda < 20 Tahun
Menurut Rochjati (2003), resiko yang dapat terjadi pada
kehamilan muda (primi muda) adalah :
1. Bayi lahir belum cukup bulan
2. Perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir
3. Perdarahan dapat terjadi setelah bayi lahir
b. Umur ibu 35 tahun
Ibu yang hamil pertama pada umur 35 tahun. Pada usia
tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ
kandungan yang menua. Jalan lahir juga tambah kaku.
Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil mendapatkan

23

anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan.


Bahaya yang terjadi antara lain :
1. Hypertensi/tekanan darah tinggi
2. Pre-eklampsi
3. Ketuban pecah dini, yeitu ketuban pecah sebelum
persalinan
4. Persalinan tidak lancar atau macet : ibu yang
mengejan lebih dari satu jam, bayi tidak dapat lahir
dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.
5. Perdarahan setelah bayi lahir
6. Bayi lahir dengan berat bayi lahir rendah (BBLR <
2500 gr).
c. Tinggi badan kurang dari 145 cm
Terdapat dua batasan pada kelompok resiko ini :
Ibu hamil pertama sangat membutuhkan
perhatian khusus. Luas panggul ibu dan besar kepala
janin mungkin tidak proporsional, dalam hal ini ada dua
kemungkinan yang terjadi :
1. Panggul ibu sebagai jalan lahir ternyata sempit
dengan janin/kepala tidak besar

24

2. Panggul

ibu

ukuran

normal

tetapi

anaknya

besar/kepala besar.
Ibu hamil dengan kehamilan sebelumnya
belum pernah melahirkan cukup bulan, dan berat
badan bayi lahir rendah , 2500 gr. Bahaya yang
dapat terjadi :
a. Persalinan berjalan tidak lancar
b. Persalinan operasi Cesar.
2.3.2 Pencegahan kehamilan dengan Resiko 16
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila
mendapat penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan
dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini
mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan.16Menurut
Kusmiyati pada tahun 2008, antara lain:
a) Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal
4x kunjungan selama masa kehamilan yaitu:
1. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama)
2. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam)
3. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai
bulan kesembilan).
b) Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus munIisaTtkbhlder2,go05ncjiskatmuler/bd.
ImunisaTebkydrlh8untmpeakisTlgBK(N,205).1dbtnerkjahiuposmflydakngjertibuhmls .Japnterv()uiT1dg2mal4.

25

c) Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih


sering dan intensif.
d) Makan makanan yang bergizi
Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan kesehatan
ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang berhubungan
dengan kekurangan zat gizi.
Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu
hamil:
1. Berdekatan dengan penderita penyakit menular
2. Menghindari asap rokok dan jangan merokok
3. Menghindari makanan dan minuman beralkohol
4. Jangan bekerja terlalu berat
5. Menghindar penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk
dokter/bidan
6. Menghindari pemijatan/urut perut selama hamil
7. Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil
e) Mengenal

tanda-tanda

kehamilan

dengan

risiko

tinggi

dan

mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil. Segera periksa bila
ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi. Pemeriksaan
kehamilan

dapat

dilakukan

di

Polindes/bidan

desa,

Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit


pemerintah atau swasta.17
26

2.4 Kekurangan Energi Kronik (KEK)


2.4.1 Pengertian 3
KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi
(kalori dan protein ) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan
ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan
LILA-nya kurang `dari 23,5 cm.
2.4.2

Etiologi

a). Jumlah Asupan makanan


Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada
kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat
yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.
Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam
menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buahbuahan.

Pengukuran

konsumsi

makanan

sangat

penting

untuk

mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini
dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang
menyebabkan malnutrisi.
b) Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang
hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur
muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi

27

dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu
energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi
yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang
dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
c) Beban kerja/Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan
gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada
mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan
energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi
yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil
kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain
untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan
janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi ratarata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari,
yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak ada
perubahan tingkat kegiatan.
d) Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan
juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat
malnutrisi, mekanismenya yaitu :

28

1. Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya


absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
2. Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual,
3.

muntah dan perdarahan yang terus menerus.


Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat

sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.


e) Pengetahuan ibu tentang Gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku
pengetahuan

tentang

nutrisi

melandasi

pemilihan

makanan.

Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai


asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi
makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika
tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan
praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan
yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang
mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih
bergizi dari pada yang kurang bergizi.
f)

Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan
kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah,
sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya
dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut
70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan
29

penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energi


lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan
menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya
pengeluaran untuk pangan.
2.4.3 Patofisiologi 3
Proses terjadinya KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan
faktor manusia yang didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, maka
simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis
2.4.4

dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan.


Tanda dan Gejala 10
Tanda dan gejala KEK yaitu
1. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5
2. Kurang cekatan dan bekerja
3. Sering terlihat lemah, letih, lesu dan lunglai
4. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara premature atau jia
lahir secarannormal bayi akan dilahirknan biasanya berat badan

2.4.5

lahirnya rendah atau kurang dari 2.500 gram


Deteksi Dini KEK 10
Deteksi dini KEK dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1) Dilakukan setiap tahun dengan mengukur Lingkar Lengan Kiri Atas
(LILA) dengan memakai pita LILA
2) Ibu hamil yang LILA-nya <23,5 cm berarti menderita KEK, yang
harus dirujuk ke Puskesmas/ saran pelayanan kesehatan lain, untuk
mendapatkan konseling dan pengobatan.
3) Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh ibu hamil itu sendiri, kader
atau pendidik. Selanjutnya dapat dilakukan oleh petugas gizi, di

30

Puskesmas (Pojok Gizi), sarana kesehatan lain atau petugas


kesehatan/gizi.
2.4.6 Bahaya KEK pada Kehamilan 10
Dampak yang ditimbulkan Kekurangan energy kronik (KEK)
terjadi pada ibu, kehamilan, dan janin.
1) Dampak terhadap ibu
Kurang gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
antara lain: anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara
normal dan terkena penyakit infeksi, sehingga akan meningkatkan
kematian ibu.
2) Dampak terhadap persalinan
Pengaruhn gizi kurang
pada persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),
perdarahan post partum, serta persalinan dengan tindakan operasi cesar
cenderung meningkat.
3) Dampak terhadap janin
Kurang gizi pada waktu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia intra partum,
lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
2.3.7 Pengukuran Status Gizi 10
Status gizi merupakan keadaan fisik seseorang atau kelompik
orang tertentu yang ditentukan dengan salah satu kombinasi darri ukuran
gizi tertentu. Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator yang
dapadipakai untuk menunjukan kualitas hidup satu masyarakat dan juga

31

memberikan intervensi, sehingga akibat lebih buruk dapat di cegah dan


perencanaan lebih baik dapat dilaksanakan.
Penilaian status gizi dapat dibagi dua, yaitu penilaian secara
langsung dan penilaian tidak langsung. Penilaian ecara langsung dibagi
menjadi empat penilaian, yaitu secara klinis, biokimia, biofisik, dan
antopometri.
1) Penilaian secara klinis
Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai
langkah pertama dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena
hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang
Nampak nyata.
2). Penilaian Secara Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia dilapangan banyak
menghadapi masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan
sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks
dari anemia gizi.
3). Penilaian Secara Biofisik
Penilaian fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala
kurang gizi. Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan atau yang
berpengalaman dengan memperhatikan rambut, mata, lidah,
tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.
4). Penilaian Secara Antopometri
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik
seseorang sangat erat berhubungan dengan status gizi. Atas dasardasar ini ukuran-ukuran antopometri diakui sebagai indeks yang baik

32

dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi untuk negara-negara


berkembang.
Mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran
secara langsung dengan menggunakan penilaian antopometri yaitu :
Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu
cara untuk mengetahuirisiko KEK wanita usia subur. Wanita usia
subur adalah wanita dengan usia 15-45 tahun yang meliputi remaja,
ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS), pengukuran
brat badan, dan pengukuran tinggi badan, dan Indeks Masa Tubuh
a.Pengukuran LILA
Ambang batas Lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan
risioko

KEK

adalah

23,5

cm,

yang

diukur

dengan

menggunakanpit aukur. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm


artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan sebaliknya
apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita itu tidak berisiko
dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran LILA yaitu
1) Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2) Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan
dalam keadaan tidak tegang atau kencang.
3) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau

1)
2)
3)
4)
5)
6)

sudah dilipat-lipat, shingga permukaanya sudah tidak rata.


Cara Mengukur LILA :
Tetapkan posisi bahu dan siku
Letakan pita antara bahu dan siku,
Tentukan titik tengah lengan
Lingkaran pita LILA pada tengah lengan
Pita jangan terlalu ketat
Pita jangan terlalu longgar
33

7)

Cara pembacaan skala yang benar.


b. Pengukuran Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antopometris yang paling
banyak disgunakan karena parameter ini mudah dimengerti
sekalipun oleh mereka yang buta huruf. Berat badan adalah satu
parameter yang memberikan gambaran masa tubuh.
c. Pengukuran Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
dulu dan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting
karena dengan menghubungkan berat badab terhadap tinggi badan,
faktor umur dapat dikesampingkan. Ibu hamil pertama sangat
menimbulkan perhatian khusus.
Pengukuran tinggi badan bermaksud untuk menjadikannya
sebagai cara menentukan status gizi. Status gizi yang ditentukan
dengan

tinggi

badanuntuk

mengukur

pertumbuhan

linier.

Pertumbuhab linier adalah pertumbuhan tulang ranngka, terutama


rangka ekstremitas (lingkar atas lengan).
d. Indeks Masa Tubuh
1. Diindonesia istilah Body Massa Index diterjemahkan menjadi
indeks masa tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
2. Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir
renfah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan risiko
34

atau terjadi kesulitan dalam persalinan. Indeks masa tubuh (IMT)


merupakan rumus matematis ynag berkaitan dengan lemak tubuh
dewasa.
3. Penilaian indeks masa tubuh diperoleh dengan memperhitungkan
berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi badan
dalam meter kuadrat.
Sedangkan penilaian secara tidak langsung dibagi menjadi tiga, yaitu survey
konsumsi makanan, statistic vital dan faktorekologi.

2.4.8 Cara mengetahui Resiko KEK 10


Cara mengetahui resiko Kekurangan

Energi

Kronik

(KEK)

menggunakan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah salah satu


cara untuk mengetahui risiko KEK ibu hamil. Pengukuran dilakukan
dengan pita Lingkar Lengan Atas (LILA) dan ditandai dengan sentimeter,
dengan batas ambang 23,5 cm( batas antara merah dan putih). Apabila
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm atau dibagian
merah pita Lingkar Lengan Atas (LILA), artinya ibu hamil mempunyai
risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK).
2.4.9 Pencegahan Kekurangan Energi Kronik (KEK) 10
Untuk mencegah resikoKekurangan Energi Kronik (KEK) pada
ibu hamil sebelum kehamilan, wanita usia subur sudah harus
mempunyai gizi yang baik. Tindakan pencegahan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) yang berkaitan dengan konsumsi energi adalah
35

mengkonsumsi makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori


dan protein, termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang
setiap hari dan makan yang mengandung protein seperti daging, ikan
telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali.
Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan
untuk meningkatkan pasokan kalori.
2.4.10 Penalataksanaan Kekurangan Energi Kronik 3
Terapi kekurangan energi kronik ditujukan pada pengobatan
individu

disertai

tindakan-tindakan

preventif

dimasyarakatdngan

perbaikan- perbaikan pada faktor-faktor penyebab.


Penatalaksanaan ibu hamil dengan kekurangan enregi kronik
(KEK) adalah:
a). Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran.
a. Tambah Makan
makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan
merupakan sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk
perkembangan janin dan tubuhnya sendiri.
Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik,
dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral,
dan energi.
Tabel 2.2
Contoh Menu Ibu Hamil
Bahan Makanan
Nasi
Sayuran
Buah
Tempe

Porsi Hidangan Sehari


Jenis Hidangan
6 porsi
Makan pagi:
3 mangkuk
Nasi 1,5 porsi (150 gr)
4 potong
Ikan/daging 1 potong sedang ( 40gr)
3 potong
Tempe 2 potong sedang (50 gr)

36

Daging
Susu
Minyak
Gula

3 potong
2 gelas
5 sendok the
2 sendok the

Sayur 1 mangkuk
Buah 1 potong
Selingan:
Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan siang :
Nasi 3 porsi (300 gr)
Lauk, sayur dan buah sama dengan
pagi
Selingan:
Susu 1 gelas

b. Istirahat lebih banyak


ibu hamil sebaiknya menfhemat tenaga denga cara mengurangi
kegiatan yang melelahkan siang 4jam/hari, malam
8jam/hari
b). Pemberian makanan tambahan (PMT)
PMT yaitu pemberian makanan tambahan disamping
makanan yang dimakan sehari-hari untuk mencegah kekurangan
energi kronik. Pemberian makanan tambahan harus memenuhi
kalori, protein, serta variasi menu dalam bentuk makanan.
Pememnuhan kalori yang harus diberikan dalam program PMT
untuk ibu hamil dengan kekurangan enrgi kronik (KEK) sebesar
600-700 kalori dan protein 15-20 mg.
Contoh makanan tambahan antara lain: susu untuk ibu
hamil. Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti
dan biji-bijian, buah, sayuran yang kaya vitamin C, sayuran
berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain.

37

c). Apabila terjadi atau timbul masalah medis maka hal perlu
dilakukan adalah:
a) Rujuk untuk konsultasi
b) Perencanaa sesuai kondisi ibu hamil
c) Minum tablet zat besi atau tambah darah
Ibu hamil setiap hari harus minum satu tablet tambah darah (60
mg) selama 90 hari mulai minggu ke 20.
d) Periksa kehamilan secara teratur
setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bias
mengancam jiwanya, ibu hamil sebaiknya memeriksakan
kehamilannya secara teratur kepada tenaga kesehatan agar
resiko pada waktu melahirkan dapat dikurangi.
Pelayanan prenatal yang dilakukan adalah minimal antenatal
care 4 kali dengan ditambah kunjungan rumah bila ada
komplikasi oleh bidan.
2.5 Manajemen Asuhan Kebidanan 17
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah proses yang digunakan sebagai
metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dan rangkaian/tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Berikut ini 7 langkah Manajemen Asuhan Kebidanan:
a. Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini bidan mengumpulkan semua informasi laporan
yang lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pklien,
seperti : hasil anamnesa suami/keluarga, hasil pemeriksaan fisik dan hasil
pemeriksaan lab.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :

38

1) Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas dan


2)
3)
4)
5)

kondisi psikososial.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan penunjang
Melihat catatan rekam medis klien
Langkah ini menetukan pengambilan keputusan yang akan dibuat pada

langkah berikutnya, sehingga pengkajian harus komperhensif, meliputi data


subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan yang dapat menggambarkan/ menilai
kondisi klien yang sebenarnya.
b. Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Kebidanan
Pada langkah ini bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada
langkah pertama, menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga
dapat merumuskan diagnosa atau masalah kebidanan. Rumusan diagnosa
merupakan kesimpulan dari kondisi klien. Diagnosa ini dirumuskan dengan
menggunakan nomenklatur kebidanan (diagnosa yang sudah disepakati
bersama oleh profesi).
c. Langkah III : Mengantisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan
asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang
akan timbul dari kondisi yang ada/sudah terjadi. Dengan mengidentifikasi
maslah sosila atau diagnosa potensial yang akan terjadi berdasarkan
diagnosa/masalah yang sudah ada, bidan harus dapat merumuskan tindakan
yang perlu diberikan untuk mencegah atau menghindari masalah/diagnosa
potensial yang akan terjadi.
d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
39

Pada tahap ini bidan mengindebtifikasi perlunya tindakan segeran baik


tindakan intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau
rujukan berdasarkan kondisi klien.
Langkah keempat dapat mencerminkan kesinambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan dalam kondisi emergensi, berdasarkan hasil
analisa data bahwa klien membutuhkan tindakan segera untuk menyelamatkan
jiwa ibu dan bayinya. Pada tahap ini mungkin juga klien memerlukan tindakan
dari seorang dokter, misalnya terjadi prolaps tali pusat, sehingga perlu
tindakan rujukan dengan segera. Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda
awal dari preeklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes
atau masalah medis yang serius, maka bidan perlu melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter. Seorang wanita/klien dalam kondisi tertentu
mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau
tim kesehatan lain seperti : ahli gizi.
Bidan bila menemukan klien dengan kondisi tersebut harus mampu
mengevaluasi dan menetukan dengan tepat kepada siapa konsultasi dan
kolaborasi ditujukan dalam penatalaksanaan asuhan untuk klien
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakana kelanjutan
penatalaksanaan terhadap maslah atau diagnosa yang telah didentifikasi atau
diantisipasi, yang sifatnya segera ataupun rutin. Setiap rencana asuhan
haruslah disetujui oleh klien (informed concent) dan tindakan yang
dirumuskan harus berdasarkan evidence mennguntungkan.
40

f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seprti yang telah
diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien, efektif dan aman.
Pelaksanaannya dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama
dengan klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
g. Langkah VII : Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, meliputi tindakan yang diberikan, menyelesaikan masalah/tidak,
apakah kebutuhan klien sudah terpenuhi.
2.6 Pengertian Dokumentasi Kebidanan 17
Secara umum, dokumentasi kebidanan merupakan catatan otentik atau
dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hokum. Sedangkan
dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk keentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri.
Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan. Hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien
membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan
untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan
yang mingkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan.
Dokumentasi kebidanan memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai
berikut : sebagai aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum, aspek
keuangan, aspek penelitian, aspek pendidikan, aspek dokumentasi, aspek
jaminan mutu, aspek akreditasi, aspek statistik, aspek komunikasi. Ada
41

beberapa persyaratan dokumentasi kebidanan yang perlu diketahui, yaitu


kesederhanaan, keakuratan, ketepatan, kelengkapan, kejelasan dan keobjektifan.
2.6 Teknik dan Model Dokumentasi Kebidanan 17
Adapun beberapa teknik dalam dokumentasi kebidanan adalah :
a. Teknik dalam bentuk naratif, merupakan teknik pencatatan pada umumnya
banyak digunakan pada dokumentasi kebidanan dalam bentuk narasi.
b. Teknik flowsheet/checklist, merupakan bentuk catatan perkembangan
aktual yang dirancang untuk memperoleh informasi dari pasien secara
spesifik menurut parameter yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun model dokumentasi kebidanan adalah model SOAP, SOAP
umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien meliputi data Subjektif,
Objektif, Analisa dan Penatalaksanaan.
a. Data subjektif adalah berisi data dari pasien melalui anamnesis yang
merupakan ungkapan langsung atau segala bentuk pernyataan atau
keluhan dari pasien dan data pasien dari rekam medik.
b. Data objektif adalah data yang didapat dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik. Data yang diobservasi dari hasil pemeriksaan oleh
bidan atau tenaga kesehatan atau data penunjang.
c. Analisa adalah berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat
kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah
potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.

42

Penatalaksanaan

adalah

proses

kegiatan

membuat

perencanaan,

penatalaksanaan dan evaluasi terhadap kasus atau diagnosa yang telah


ditegakkan

berdasarkan

interpretasi

data

yang

ditujukan

serta

mengusahakan tercapainya kondisi klien seoptimal mungkin.

7 Langkah

Gambar 2.6
Hubungan Langkah-langkah Asuhan Kebidanan
Manajemen Varney dan Metode SOAP
Penerapan Dokumentasi
dalam Catatan Kebidanan
S

Langkah 1

O
Langkah 2

Langkah 3
Langkah 4
P

Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7

2.7 Hasil penelitian orang lain18


Dari hasil penelitian yang dilakukan di kecamatan Wonosalam
kabupaten Demak pada Juli - Agustus 2011 dengan judul Gambaran Karakteristik
Ibu Hamil yang Menderita Kekurangan Energi Kronis (KEK) diperoleh hasil
analisa yaitu pengetahuan, pendidikan, status ekonomi, Hasil penelitian ini

43

didukung oleh teori yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang pasti akan
bertambah karena adanya faktor pendidikan yang diterima oleh responden. Pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan responden akan semakin tinggi pula
pengetahuan dan pemahaman responden dalam menyerap informasi baru, hal ini
tergantung peda keinginan responden untuk memahami sesuatu (Notoatmodjo,
2003)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang yaitu
antara lain umur, sikap, keterjangkauan fasilitas, status pekerjaan, status sosial
ekonomi, dan sosial budaya. Pendidikan secara langsung ataupun tidak langsung,
secara implisit maupun eksplisit memainkan peran yang besar dalam masyarakat
(Nursalam dan Effendi, 2008).
Sosial budaya dan ekonomi merupakan kebiasaan dan tradisi yang
dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau
buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu
fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi
ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan/ Strategi penelitian 19

44

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan


menggunakan studi kasus, dimana metode kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati.
Studi kasus pada penelitian ini tentang Asuhan Kebidanan pada Ny Y Umur
36 Tahun G2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari
Kecamatan Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015.
Teknik penelitian ini diambil dengan cara melakukan pengkajiam data
subjektif, data objektif, analisa, penatalaksanaan dan pendokumentasian (SOAP).
3.2 Tempat penelitian
3.2.1 Letak Fasilitas Kesehatan
Penelitian ini dilakukan di BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari
Kecamatan Bayongbong
3.2.2

Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan
Kekurangan

3.2.3

3.2.4

Kekurangan

Energi

Kronik

yaittu

tensimeter,

timbangan.stetoskop, pita LILA,monoaural.


Jumlah Klien
Jumah klien yang digunakan untuk penelitian adalah 1 orang ibu hamil
dengan kasus kekurangan energi kronik.
Jumlah Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini yaitu
satu orang bidan dan satu orang peneliti

3.3 Objek Penelitian dan Instrumen Penelitian


45

3.3.1 Objek Penelitian


Objek penelitian pada kasus ini Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1A0 Gravida
23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah
kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan
Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015.
3.3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan untuk
mendapatkan data-data kasus. Instrumen yang digunakan adalah format
SOAP, format pertanyaan dan wawancara yang sesuai dengan kasus, yaitu
kasus Ny Y Umur 36 Tahun G2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. I Kampung
Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong periode Bulan Mei
Tahun 2015.

3.4

Metode Pengumpulan Data


3.4.1 Wawancara
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam
oleh peneliti untuk mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh

dengan menggunakan alat lembar panduan

pengkajian. Wawancara ini dilakukan sebagai upaya pengambilan data


primer yang secara langsung dilakukan dengan klien.
3.4.2 Observasi partisipatif
Observasi pasrtisifatif dilakukan melalui pengenalan secara
cermat, baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu berupa data

46

primer data yang diperoleh dari klien dan data sekunder seperti data
yang diperoleh dari buku KIA.
3.4.3 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu dengan mempelajari rekam medis, yang
berhubungan dengan klien

3.4.4 Studi Kepustakaan


Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh dukungan teoritis
terhadap masalah penelitian yang dipilih, maka peneliti perlu
mempelajari buku-buku dan jurnal hasil penelitian.
3.5 Analisis Data/Analisis Tindakan
Analisis data merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian
ini. Analis data adalah tahap berlangsungnya proses penentuan pengukuhan
pendapat dalam sebuah penelitian.
3.5.1 Perpanjang Keikutsertaan
Kegiatan ini akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan
data yang dikumpulkan. Peneliti dengan perpanjangan keikutsertaan akan
banyak mempelajari dan dapat menguji kebenaran informasi yang
disamaikan oleh klien dan keluarga serta membangun kepercayaan.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti itu sangat penting untuk berorientasi
dengans ituasi, juga untuk memastikan apakah konteks itu di difahami dan
3.5.2

dihayati.
Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan cirri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu
yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

47

secara rinci. Dengan pengamatan yang diteliti dan rinci, peneliti akan
mudah menguraikan permasalahan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1

4.1 Deskripsi hasil penelitian


Topik Penelitian
Asuhan Kebidanan

Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1A0 Gravida 23-24

minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja


BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong
periode Bulan Mei Tahun 2015.
5.1.2 Deskripsi data hasil penyelesaian kasus
1.
Studi kasus
Ny. Y mengatakan merasa pusing, susah tidur, letih dan tidak nafsu
2.

makan.
Prosedur/ Tahapan kerja lapangan
a. Melakukan pengambilan data dari hasil primer dan data sekunder
dengan format pengkajian
b. Melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. A serta observasi keadaan
umum dan pemantauan ibu hamil
c. Melakukan pengolahan data, analisa data dan menyusun dalam
karya tulis ilmiah

5.1.3

Pertanyaan Kasus Penelitian


Bagaimana Asuhan kebidanan pada Ny Y Umur 36 Tahun G2P1A0
Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di
wilayah kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan

Bayongbong periode Bulan Mei Tahun 2015?


5.1.4 Observasi kunjungan pertama

48

Melakukan pengumpulan data dasar pada kunjungan pertama pada tanggal


01 mei 2015 pukul 14.35

5.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1AO


Gravida 23-24 Minggu Dengan Kekurangan Energi Kronik Di Wilayah
Kerja BPM NY. I Kp Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong
Kabupaten Garut Periode Bulan Mei Tahun 2015
1. Pengumpulan data Dasar
Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2015
Jam
: 14.30 WIB
Pengkaji
: Nur Tersiana
A. Data Subjektif
1) Identitas
Istri
Suami
Nama
: Ny.Y
Nama
: Tn.I
Umur
: 36 tahun
Umur
: 36 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku bangsa : Sunda
Suku bangsa :Sunda
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Desa Padamukti, kec Pasirwangi, Kab Garut
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan merasakan pusing, letih ,susah tidur dan tidak nafsu makan
3). Riwayat Kehamilan Sekarang
49

a. Jumlah Kehamilan : G2P1A0


b. HPHT
: 18 November 2014
c. Gerakan janin
: Ibu mengatakan merasakan gerakan janin pada
usia kehamilan 4

bulan, gerakannya aktif dan sampai sekarang masih

merasakan gerakan janin.


d. Tanda-tanda bahaya kehamilan: Ibu mengatakan tidak mengalami tanda
bahaya kehamilan seperti sakit kepala yang hebat, pandangan mata
berkabur, mual muntah berlebihan, bengkak pada muka dan tangan,
gerakan janin berkurang atau tidak dirasakan seperti biasanya, nyeri ulu
hati, keluar air-air, ada bercak darah dari jalan lahir
e. Antenatal Care : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke Posyandu
3 kali dan Bidan 2 kali.
f. Imunisasi TT
: ibu mengatakan sudah diimunisasi TT 2 kali pada
kehamilan pertama dan 1 kali pada kehamilan ini yaitu pada bulan maret,
namun ibu lupa tanggalnya.
g. Obat-obatan dan jamu yang dikonsumsi : ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi obat-obatan dari bidan seperti tablet penambah darah dan
asam folat, namun tablet penambah darah tidak di konsumsinya secara
teratur, karena ibu sering merasa bau saat ingin meminumnya
h. Kekhawatiran khusus
: Ibu mengatakan merasa khawatir terhadap
kehamilannya, karena ibu tidak nafsu makan dan selalu merasa pusing

4). Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Kehamilan

Persalinan

50

Anak

Nifas

Usia

Usia

Hamil

Penyulit/
kehamila

ke

Jenis

Penolong

Tempat Kompli kasi Jk

BB

sekaran penyulit

komplikasi
n

1.

9 Bulan

g
Tidak ada

Pervaginam

Bidan

Rumah Tidak ada

2,8

4 tahun Tidak ada

5). Riwayat Kesehatan/Penyakit yang diderita sekarang dan dulu


Ibu mengatakan tidak mengalami diare,infeksi, perdarahan, mual
muntah terus menerus,hipertensi, jantung, ginjal, asma dll.
6). Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
berat/menahun seperti masalah kardiovaskuler,infeksi,

asma, diabetes,

hipertensi, TBC, penyakit jantung dll.


7). Riwayat Psikososial dan Ekonomi
a. Status pernikahan : Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertama,
baik bagi ibu dan suaminya, statusnya syah .
b. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya saat ini dan
ini merupakan kehamilan yang sudah di rencanakan oleh ibu dan keluarga
c. Riwayat kontrasepsi : Ibu mengatakan sejak menikah sampai sekarang
belum menggunakan alat kontrasepsi apapun hanya saja ibu pernah
menggunakan kondom.

51

d. Dukungan keluarga : ibu mengatakan keluarga sangat mendukung dengan


kehamilannya
e. Pengambil keputusan dalam keluarga : Ibu mengatakan pengambil
keputusan keluarga adalah suami.
f. Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan
ibu mengatakan ingin bersalin di rumah dan dibantu oleh bidan.
g. Penghasilan suami : ibu mengatakan penghasilan ibu dan suami selama satu
bulan kurang lebih Rp. 1.000.000, dan menurut ibu hasil dari penghasilan
suaminya dirasakan kurang karena banyak kebutuhan ibu yang belum
terpenuhi seperti untuk persiapan persalinannya
8). Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan : Ibu mengatakan kadang sehari makan 2-3 kali namun tidak teratur
karena nafsu makan ibu berkurang, ibu makan dengan porsi satu piring
sedang, menu seperti nasi tahu, tempe, telur , namun ibu jarang
mengkonsumsi sayuran karena ibu tidak menyukai sayur.

Tidak ada

pantangan terhadap makanan apapun, ibu tidak mempunyai alergi dan tidak
ada adat istiadat yang melarang ibu untuk memakan makanan tertentu.
Minum : ibu mengatakan minum air putih 6-7 gelas dan terkadang minum
susu.
b. Pola Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan BAB satu kali sehari di pagi hari dengan
konsistensi lunak dan warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
BAK : Ibu mengatakan BAK 3-4 kali perhari dengan warna kuning jernih ,
dan tidak ada keluhan
52

c. Pola Aktivitas sehari hari


Ibu mengatakan aktivitas sehari hari sebagai ibu rumah tangga, ibu selalu
melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti menyapu, mengepel , cuci
piring , memasak dan ibu sering merasakan lelah. Ibu mengatakan
pekerjaan ini pekerjaan biasa yang sering dilakukan ibu rumah tangga
namun melihat keadaan ibu yang sedang hamil ibu merasakan pekerjaan
yang dilakukannya termasuk pekerjaan sedang. Dan sebelumnya ibu
melakukan pekerjaan menjahit dan beberapa bulan terakhir ini ibu berhenti
menjahit.
d. Pola Istirahat
Tidur siang : ibu mengatakan tidur siang 1 jam setiap hari tetapi tidak
nyenyak
Tidur malam : ibu mengatakan tidur malam 6 jam sehari namun sering
terbangun di malam hari
e. Personal hyegine : ibu mengatakan sehari mandi 2 x , gosok gigi 2 x sehari,
keramas 1 x seminggu., ganti celana dalam sehari 2 x, lalu ibu cebok dari
depan ke belakang kemudian di lap oleh lap kering. .
f. Pola kebiasaan hidup sehat : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi
minuman berakohol, tidak merokok,. ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan
terlarang , namun di dalam rumah suami ibu suka merokok didalam rumah.
g. Pengetahuan Ibu tentang gizi hamil : ibu mengatakan mengetahui tentang
makanan bergizi tetapi ibu tidak mengkonsumsinya dengan baik.
B.

OBJEKTIF

Keadaan Umum

: Letih
53

Kesadaran

: Compos Mentis

1) Antopometri
BB sebelum hamil: 43 kg

BB sekarang : 47 kg

TB

LILA

: 149 cm

IMT : 19,36

: 22,5 cm

2) Tanda-tanda vital
TD : 90/70 mmHg
R : 24x/menit
N : 83x/menit
S : 36,7 C
3) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :
Rambut: warna rambut hitam,rontok, kulit kepala bersih
Muka : tidak ada oedem, ada cloasma gravidarum
Mata : conjunctiva pucat, sclera putih keruh.
Hidung: bersih, tidak ada polip, tidak sinusitis, penciuman berfungsi baik
Telinga: simetris dan bersih
Mulut dan gigi : bersih, tidak stomatitis, tidak ada caries gigi, lidah bersih,
tidak ada pembengkakan tonsil.
2. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis,
tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
3. Payudara
Simetris, putting susu menonjol areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan,
tidak ada retraksi/dimpling, tidak ada nyeri tekan, kolostrum belum keluar.
4. Abdomen
: tidak ada luka bekas operasi sesar , tidak ada
striae gravidarum, tidak ada linea nigra
Leopold I
: TFU sepusat Teraba ballottement
Leopold II
: tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold III : tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : tidak dilakukan pemeriksaan
Kontraksi
: tidak ada
5. Ekstremitas atas dan bawah

54

Tangan

: Simetris, jumlah hari lengkap, tidak oedem, warna kuku

Kaki

tidak pucat.
: simetris, tidak ada varices, tidak ada oedem, refleks patella

+/+
6. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 9.8 gr%
2. Interpretasi Data Dasar
Data dasar : ibu mengatakan merasa pusing, letih, susah tidur dan tidak nafsu
makan dan ditemukan hasil pemeriksaan LILA ibu 22,5 cm.
3. Identifikasi Masalah Potensial dan Antisipasi penanganannya
Masalah potensial ibu : anemia berat, perdarahan
Masalah potensial janin: BBLR, premature, IUGR
4. Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera
Tidak memerlukan tindakan segera
5. Menyusun Rencana Asuhan
1). Lakukan informed consent bahwa ibu akan dilakukan pemeriksaan tandatanda vital dan pemeriksaan fisik
2). Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
3). Beritahukan kepada ibu tentang keadaanya
4) Antisipasi masalah yang terjadi, dengan memberikan konseling kepada ibu
mengenai kehamilan dengan kekurangan energi kronik (KEK), dampak yang
akan terjadi pada ibu saat persalinan, dan pada bayi
5) Berikan konseling tentang
a. Nutrisi
b. Istirahat
c. Kebersihan diri
d. Pakaian
e. Kegiatan sehari-hari serta pekerjaan
f. Tanda-tanda bahaya
g. Obat-obatan
6) Beritahukan ibu cara mengatasi gangguan tidur dan rasa letih serta gangguan
nafsu makan

55

7) Tanyakan kembali kepada ibu dan keluraga, apabila ada hal yang kurang
mengerti agar bisa ditanyakan.
8) Beritahu ibu usia kehamilan saat ini
6. Pelaksanaan Asuhan Secara Tepat Dan Rasional Berdasarkan Perencanaan
Yang Telah Dibuat
1) Melakukan informed consent kepada ibu bahwa ibu akan dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital dan Pemeriksaan fisik
2) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
3) Memberitahukan keadaan ibu bahwa ibu mengalami kekurangan gizi dan
4)

keadaan janin ibu baik


Mengantisipasi masalah yang terjadi, dengan memberikan konseling
kepada ibu mengenai kehamilan dengan kekurangan energi kronik (KEK),
dampak yang akan terjadi pada ibu saat persalinan seperti perdarahan, dan

pada bayi seperti premature, IUGR, BBLR


5) Memberikan konseling mengenai:
a. Nutrisi
Memberitahu ibu tentang nutrisi yang baik, seperti yang mengandung
kalori, protein (kacang-kacangan,ikan, ayam, susu, telur), kalsium (susu,
keju, yogurt).
b. Istirahat
Memberitahukan ibu istirahat yang cukup dan jangan bekerja terlalu
berat
c. Kebersihan diri
Menganjurkan ibu

untuk menjaga kebersihan badan

selama kehamilan misalnya mandi 2 kali sehari dengan


menggunakan sabun, serta melakukan olahraga ringan.
d. Pakaian

56

Memberitahu ibu tentang pakaian yang harus digunakan sesuai dengan


usia kehamilan ibu, seperti pakaian yang dikenakan harus longgar, bersih
dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Selain itu wanita
dianjurkan memakai bra yang menyokong payudara dan memakai celana
dalam yang berbahan katun.
e. Aktivitas sehari-hari
Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup dan tidak melakukan
hal yang berat, tidak terlalu lama berjalan dan berdiri.
f. Tanda-tanda bahaya
Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya kehamilan,
seperti adanya perdarahan pervaginan, bengkak pada muka dan tangan,
gerakan janin yang berkurang atau tidak sama sekali, sakit kepala yang
hebat, keluar air-air dari jalan lahir, Sakit perut yang hebat.
g. Obat-obatan
Memberitahu tentang fungsi dari tablet Fe serta dampak yang mungkin
timbul dari meminum tablet Fe seperti mual dan menganjurkan kepada
ibu untuk meminum tablet Fe yang diberikan bidan.
6) Memberitahukan ibu cara mengatasi gangguan tidur , gangguan nafsu
makan yaitu dengan memperhatikan posisi ibu saat tidur sehingga
posisi nyaman, jangan berbaring lama-lama ditempat tidur jika ibu
belum ngantuk, istirahat yang cukup tidak bekerja berat,jangan stress
dan makan dengan porsi sedikit tapi sering.
7) Menanyakan kembali kepada ibu dan keluraga, apabila ada hal yang
kurang mengerti agar bisa ditanyakan.
8) Memberitahu ibu usia kehamilan saat ini 23-24 minggu
8. Evaluasi Asuhan Kebidanan

57

1) Ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan


pemeriksaan fisik
2) Ibu telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
3) Ibu mengetahui keadaanya bahwa ibu mengalami kekurangan energi
kronik
4) Ibu mengetahui dan mengerti mengenai masalah dan dampak yang akan
terjadi pada ibu seperti perdarahan pasca salin, pada janin (BBLR, IUGR,
premature)
5) a. ibu mengerti dan mengetahui nutrisi yang baik bagi ibu hamil
b. Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran untuk beristirahat dengan
cukup
c. ibu mengerti dan mau melakukan anjuran untuk menjaga kebersihan diri
d. Ibu mengetahui dan mau melakukan anjuran untuk memakai pakaian
yang longgar dan bra yang menyokong payudara
e. Ibu mengetahui dan mau melakukan anjuran untuk beristirahat yang
cukup dan tidak melakukan pekerjaan yang berat, tidak terlalu lama
berjalan dan berdiri.
f. Ibu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehajamilan, seperti adanya
perdarahan pervaginan, bengkak pada muka dan tangan, gerakan janin
yang berkurang atau tidak sama sekali, sakit kepala yang hebat, keluar
air-air dari jalan lahir, Sakit perut yang hebat.
g. Ibu tahu tentang fungsi dari tablet Fe serta dampak yang mungkin
timbul dari meminum tablet Fe seperti mual dan ibu akan meminum
tablet Fe yang diberikan bidan.
6) Ibu mengatakan tidak ada hal yang ingin ditanyakan.
7) Ibu mengetahui umur kehamilannya saat ini yaitu 23-24 minggu

5.3 Catatan Perkembangan Kunjungan ke II


58

1. Pengumpulan Data Dasar


Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2015
Jam
: 14.30 WIB
Pengkaji
: Nur Tersiana
A. Data Subjektif
1) Keluhan Utama
Ibu mengatakan pusingnya sudah hilang, susah tidurnya berkurang dan
mulai nafsu makan.
2). Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita sekarang dan dulu
Ibu mengatakan tidak mengalami diare, infeksi, perdarahan, muntah
terus-menerus, hipetensi, asma, jantung dll.
3). Pola kebiasaan sehari-hari
a. Konsumsi tablet Fe
Ibu mengatakan mengkonsumsi tablet Fe tetapi bukan dari bidan
melainkan beli dari apotek.
b. Nutrisi
Ibu mengatakan nafsu makannya mulai ada dan mulai sedikit-sedikit
mengkonsumsi sayur serta minum susu hamil
c. Pola aktivitas sehari-hari
Ibu mengatakan masih mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri,
seperti menyapu, mengepel, mencuci dan memasak.
Data Objektif
1) Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
2)
Antopometri
BB
: 48 kg
IMT: 21,62
TB
: 149 cm
LILA
: 22,5 cm
3)
Tanda-tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
R : 21x/menit
S : 36,5 C
N : 80x/menit
9) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :
Mata
: conjunctiva merah muda, sclera putih keruh.
2. Payudara
B.

59

Simetris, putting susu menonjol areola hiperpigmentasi, tidak ada


benjolan, tidak ada retraksi/dimpling, tidak ada nyeri tekan,
kolostrum belum keluar.
3. Abdomen
Leopold I
: TFU 1 jari diatas pusat Teraba ballottement
Leopold II : tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold III : tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold IV : tidak dilakukan pemeriksaan
Kontraksi
: tidak ada
4. Ekstremitas atas dan bawah
Tangan
: simetris, jumlah hari lengkap, tidak oedem, warna
kuku tidak pucat.
Kaki : simetris, tidak ada varices, tidak ada oedem, refleks patella +/
+
5. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Interpretasi Data Untuk Mengidentifikasi Diagnosa/ Masalah Kebidanan
Diagnosa : G2P1A0 gravida 24-25 minggu dengan kekurangan energi kronik
(KEK)
Masalah : Saat dilakukan pemeriksaan antopometri LILA ibu 22,5 cm
3. Identifikasi Masalah Potensial dan Antisipasi penanganannya
Masalah potensial ibu : anemia berat
Masalah potensial janin: BBLR, premature
4. Menetapkan Kebutuhan Tindakan segera
Tidak memerlukan tindakan segera
5. Menyusun Rencana Asuhan
1) Lakukan informed consent bahwa ibu akan dilakukan pemeriksaan tanda2)
3)
4)

5)
6)

tanda vital dan pemeriksaan fisik


Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
Beritahukan kepada ibu tentang keadaannya
Ingatkan kembali ibu tentang:
a. Nutrisi
b. Istirahat
c. Aktifitas sehari-hari
d. Tanda bahaya kehamilan
e. Obat-obatan
Beritahukan usia kehamilan saat ini
Anjurkan ibu agar selalu memeriksakan kehamilannya
60

6.

Pelaksanaan Asuhan Secara Tepat Dan Rasional Berdasarkan


Perencanaan Yang Telah Dibuat
1) Melakukan informed consent bahwa ibu akan dilakukan pemeriksaan
fisik dan tanda-tanda vital
2) Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital
3) Memberitahukan keadaan ibu bahwa ibu mengalami kekurangan gizi dan
keadaan janin ibu baik
4) a. Memberitahukan ibu untuk mempertahankan pola nutisinya yang
sudah baik
b.Memuji ibu untuk mempertahankan pola istirahatnya
c. Mengingatkan kembali ibu untuk tidak bekerja terlalu berat
d. Memuji ibu bahwa ibu sudah mau meminum obat penambah darahnya,
ada perubahan dari kunjungan sebelumnya dan mengajurkan ibu untuk
tetap mempertahankannya.
5) Memberitahu ibu usia kehamilan saat ini 24-25 minggu
6) Menganjurkan ibu untuk selalu memeriksakan kehamilannya
7.Evaluasi Asuhan Kebidanan
1) Ibu bersedia untuk dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan
pemeriksaan fisik
2) Ibu telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
3) Ibu mengetahui keadaanya bahwa ibu mengalami kekurangan energi
kronik
4) a. Ibu mengerti dan akan mempertahankan pola nutrisinya yang sudah
baik
b.Ibu mengerti dan akan mempertahankan pola istirahatnya
c. ibu mengetahui untuk tidak bekerja terlalu berat
d. ibu mengerti dan akan selalu meminum obat penambah darah
3). Ibu mengetahui usia kehamilannya saat ini 24-25 minggu
61

4). Ibu mau melakukan anjuran untuk selalu memeriksakan kehamilannya.


Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny Y Umur 36
Tahun G2P1AO Gravida 23-24 Minggu Dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK)Di Wilayah Kerja BPM Ny. I Kp Cibodas Desa Banjarsari
Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut
Periode Bulan Mei Tahun 2015

Kunjungan Pertama
Tanggal 01-05-2015
Identitas
Nama
: Ny. Y
Umur
: 36 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat
: Ds Padamukti, Kec

Kunjungan Kedua
Tanggal 12-05-2015
Identitas

Pasirwangi Garut
Keluhan Utama
Keluhan utama
Ibu mengatakan merasakan Ibu mengatakan tidak merasakan
pusing, letih, susah tidur dan

keluhan apapun

tidak nafsu makan


Riwayat kesehatan/penyakit
Riwayat Kehamilan
yang diderita sekarang dan
Sekarang
b. Jumlah Kehamilan
Ibu mengatakan ini

dulu
Ibu mengatakan tidak mengalami
diare, infeksi, perdarahan,

merupakan kehamilan
muntah terus-menerus,
kedua dan ibu belum
hipetensi, asma, jantung dll.
pernah mengalami

62

keguguran
c. HPHT
Ibu mengatakan haid
terakhirnta tanggal 18
november 2014
d. Gerakan janin
Ibu
mengatakan
merasakan gerakan janin
pada usia kehamilan 4
bulan, gerakannya aktif
dan

sampai

sekarang

masih merasakan gerakan


janin.
e. Tanda-tanda

bahaya

kehamilan
Ibu mengatakan

tidak

mengalami tanda bahaya


kehamilan
kepala

seperti
yang

sakit
hebat,

pandangan mata berkabur,


mual muntah berlebihan,
bengkak pada muka dan
tangan,
berkurang

gerakan

janin

atau

tidak

63

dirasakan seperti biasanya,


nyeri ulu hati, keluar airair, ada bercak darah dari
jalan lahir
f. Antenatal Care
Ibu
mengatakan
memeriksakan
kehamilannya

ke

Posyandu 3 kali dan Bidan


2 kali.
g. Imunisasi TT
ibu mengatakan

sudah

diimunisasi TT 2 kali pada


kehamilan pertama dan 1
kali pada kehamilan ini
yaitu pada bulan maret,
namun

ibu

tanggalnya.
h. Obat-obatan

dan

lupa
jamu

yang dikonsumsi
ibu

mengatakan

mengkonsumsi

hanya
obat-

obatan dari bidan seperti


tablet penambah darah dan

64

asam folat, namun tablet


penambah darah tidak di
konsumsinya

secara

teratur, karena ibu sering


merasa bau saat ingin
meminumnya.
i. Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa
khawatir
kehamilannya

terhadap
karena

kondisi ibu saat ini


Riwayat Kehamilan,
Persalinan dan Nifas yang Pola kebiasaan sehari-hari
Lalu
Ibu mengatakan anak

a. Nutrisi
Ibu mengatakan

nafsu

pertamanya hamil Sembilan


makannya mulai ada dan
bulan tidak ada komplikasi
mulai

sedikit-sedikit

saat hamil, lahir normal di


mengkonsumsi sayur serta
rumah ditolong oleh bidan
minum susu hamil
Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan

dan tidak ada komplikasi


pada saat persalinan. Jenis

BAB satu kali


kelamin perempuan dengan
sehari
berat badan 2,8 kg. dan usia

65

di

pagi

sekarang 4 tahun. Tidak ada

hari

dengan

komplikasi pada masa nifas.

konsistensi lunak
dan

warna

kuning
kecoklatan,

dan

tidak

ada

keluhan.
BAK : Ibu mengatakan
BAK

3-4

kali

perhari

dengan

warna

kuning

jernih , dan tidak


ada keluhan
c. Pola aktivitas sehari-hari
Ibu mengatakan masih
mengerjakan
rumah
seperti

tangga

pekerjaan
sendiri,
menyapu,

mengepel, mencuci dan


memasak.
d. Konsumsi tablet Fe
Ibu
mengatakan
mengkonsumsi tablet Fe
tetapi bukan dari bidan

66

melainkan

beli

dari

ibu

apotek.
e. Istirahat
Tidur
siang

mengatakan tidur siang 1


jam setiap hari tetapi tidak
nyenyak
Tidur

malam

ibu

mengatakan tidur malam


6

jam

sehari

dan

gangguan tidur ibu mulai


berkurang.
Riwayat kesehatan/penyakit
yang diderita sekarang
dan dulu
Ibu mengatakan tidak mengalami
diare,
muntah

infeksi,

perdarahan,

terus-menerus,

hipetensi, asma, jantung dll.


Riwayat Kesehatan/Penyakit
Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya

67

tidak

mempunyai

penyakit

riwayat

berat/menahun

seperti

masalah

kardiovaskuler,infeksi, asma,
diabetes,

hipertensi,

TBC,

penyakit jantung dll


Riwayat Psikososial dan
Ekonomi
b. Status pernikahan
Ibu
mengatakan
merupakan

ini

pernikahan

pertama, baik bagi ibu dan


suaminya, statusnya syah .
c. Respon ibu dan keluarga
terhadap kehamilan
Ibu mengatakan ibu dan
keluarga senang dengan
kehamilannya saat ini dan
ini merupakan kehamilan
yang sudah di rencanakan
oleh ibu dan keluarga .
d. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sejak

68

menikah sampai sekarang


belum menggunakan alat
kontrasepsi apapun hanya
saja

ibu

pernah

menggunakan kondom.
e. Dukungan keluarga
ibu mengatakan keluarga
sangat mendukung dengan
kehamilannya
f. Pengambil

keputusan

dalam keluarga
Ibu
mengatakan
pengambil

keputusan

keluarga adalah suami.


g. Tempat
dan
petugas
kesehatan yang diinginkan
untuk

membantu

persalinan
ibu mengatakan

ingin

bersalin di rumah dan


dibantu oleh bidan.
h. Penghasilan suami
Ibu
mengatakan
penghasilan ibu dan suami
selama satu bulan kurang

69

lebih Rp. 1.000.000, dan


menurut ibu hasil dari
penghasilan

suaminya

dirasakan kurang karena


banyak
yang

kebutuhan
belum

ibu

terpenuhi

seperti untuk persiapan


persalinannya
Pola kebiasaan seharihari
a. Nutrisi
Makan

:Ibu

mengatakan

kadang
makan

sehari
2-3

kali

namun

tidak

teratur

karena

nafsu makan ibu


berkurang,
makan

ibu
dengan

porsi satu piring


sedang,

menu

seperti nasi tahu,


tempe,

telur

70

namun ibu jarang


mengkonsumsi
sayuran karena ibu
tidak

menyukai

sayur.

Tidak ada

pantangan terhadap
makanan

apapun,

ibu

tidak

mempunyai alergi
dan tidak ada adat
istiadat

yang

melarang ibu untuk


memakan makanan
tertentu.
Minum : ibu mengatakan
minum air putih 67

gelas

terkadang

dan
minum

susu
b. Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan
BAB

satu

kali

sehari di pagi hari

71

dengan
konsistensi lunak
dan warna kuning
kecoklatan,

dan

tidak

ada

keluhan.
BAK : Ibu mengatakan
BAK

3-4

kali

perhari

dengan

warna

kuning

jernih , dan tidak


ada keluhan
c. Pola aktivitas sehari-hari
Ibu mengatakan aktivitas
sehari hari sebagai ibu
rumah tangga, ibu selalu
melakukan
rumah

sendiri

pekerjaan
seperti

menyapu, mengepel , cuci


piring , memasak dan ibu
sering merasakan lelah.
Ibu mengatakan pekerjaan
ini pekerjaan biasa yang

72

sering

dilakukan

rumah

tangga

ibu
namun

melihat keadaan ibu yang


sedang

hamil

ibu

merasakan pekerjaan yang


dilakukannya

termasuk

pekerjaan sedang.
d. Pola Istirahat
Tidur
siang
:

ibu

mengatakan tidur siang 1


jam setiap hari tetapi tidak
nyenyak
Tidur

malam

ibu

mengatakan tidur malam 6


jam seharinamuns sering
terbangun di malam hari
e. Personal hyegine
ibu

mengatakan

sehari

mandi 2 x , gosok gigi 2 x


sehari,

keramas

seminggu., ganti celana


dalam sehari 2 x, lalu ibu

73

cebok

dari

depan

ke

belakang kemudian di lap


oleh lap kering. .

f. Pola

kebiasaan

sehat
ibu mengatakan
pernah

hidup
tidak

mengkonsumsi

minuman berakohol, tidak


merokok,.

ibu

mengkonsumsi

tidak
obat-

obatan terlarang , namun


di dalam rumah suami ibu
suka

merokok

didalam

rumah.
O

Keadaan Umum : Lemah


Kesadaran
: Compos

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran
: Compos

mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 90/70
Nadi
: 83 x/menit
Suhu
: 36,7 C
Respirasi
: 24x / menit
Antopometri
BB : 47
TB : 149

mentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70

74

mmHg
Nadi
: 80x/menit
Suhu
: 36,5 C
Respirasi
: 21x / menit
Antopometri

LILA : 22,5
IMT : 21,17
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :
Rambut : warna

BB : 48
TB : 149
LILA : 22,5
IMT : 21,62
rambut Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
hitam,rontok, kulit
Mata : conjunctiva

Muka

kepala bersih
: tidak ada oedem,

Mata

sclera putih keruh.


ada
cloasma 2. Payudara
Simetris,
putting
susu
gravidarum
:
conjunctiva:
menonjol
areola
merah muda, sclera

putih keruh.
Hidung : bersih, tidak ada

merah muda,

hiperpigmentasi, tidak ada


benjolan,

tidak

ada

retraksi/dimpling, tidak ada


polip,

tidak
nyeri

tekan,

kolostrum

sinusitis,
belum keluar.
4.Abdomen
Leopold I :TFU satu jari

penciuman
berfungsi baik
Telinga : simetris dan

diatas

bersih
Mulut dan gigi

ballottement
Leopold II :Tidak

bersih,

tidak

:
stomatitis,

pusat,

Teraba

dilakukan pemeriksaan
Leopold III :Tidak

tidak ada caries gigi, lidah


bersih,

tidak

ada

pembengkakan tonsil
2. Leher
Tidak ada pembesaran

75

dilakukan pemeriksaan
Leopold IV :Tidak
dilakukan pemeriksaan
Kontraksi

: tidak ada

kelenjar tiroid, tidak ada 5.Ekstremitas atas dan bawah


Tangan : Simetris, jumlah
pembesaran vena jugularis,
Jari lengkap,tidak oedem,
tidak
ada
pembesaran
warna kuku tidak pucat
kelenjar getah bening.
Kaki : Simetris, tidak ada
3. Payudara
Simetris,
putting
susu
varices, tidak ada
menonjol

areola

hiperpigmentasi, tidak ada


benjolan,

tidak

oedem,

patella +/+
Genetalia : Tidak dilakukan

ada
pemeriksaan

retraksi/dimpling, tidak ada


nyeri

tekan,

kolostrum

belum keluar.
4. Abdomen
Tidak ada luka bekas
operasi sesar , tidak ada
striae gravidarum, tidak ada
linea nigra
Leopold I :TFU

sepusat

Teraba ballottement
Leopold II :Tidak
dilakukan pemeriksaan
Leopold III :Tidak
dilakukan pemeriksaan
Leopold IV :Tidak
dilakukan pemeriksaan

76

refleks

Kontraksi

: tidak ada

5. Ekstremitas atas dan bawah


Tangan : Simetris, jumlah
hari

lengkap,

tidak

oedem,

warna kuku tidak


pucat.
Kaki : Simetris, tidak ada
varices, tidak ada
oedem,

refleks

patella +/+
6. Genetalia : Tidak dilakukan
pemeriksaan
7. Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 9,8 gr %
A

G2P1AO gravida 23-24 minggu

G2P1AO gravida 24-25 minggu

dengan kekurangan energi

dengan kekurangan energi

kronik (KEK)
kronik (KEK)
Masalah potensial ibu: Anemia Masalah potensial : Anemia
Sedang, perdarahan
sedang, perdarahan
Masalah potensial janin: BBLR, Masalah potensial janin: BBLR,
P

IUGR, Premature
1) Melakukan

IUGR, Premature
informed 1) Melakukan

informed

consent bahwa ibu akan

consent untuk dilakukan

dilakukan pemeriksaan fisik

pemeriksaan

77

fisik

dan

2) Melakukan

pemeriksaan

fisik dan tanda-tanda vital


3) Memberitahukan keadaan
ibu bahwa ibu mengalami
kekurangan

gizi

tanda-tanda vital
2) Melakukan pemeriksaan
fisik

dan

tanda-tanda

vital
3) Memberitahahukan

dan
keadaan ibu bahwa ibu

keadaan janin ibu baik


4) Mengantisipasi
masalah
yang

terjadi,

dengan

memberikan

konseling

kepada

mengenai

mengalami

kekurangan

gizi dan keadaan ibu baik


4) a. memuji ibu untuk
mempertahankan

ibu

kehamilan

dengan

kekurangan energi kronik


(KEK), dampak yang akan
terjadi

pada

persalinan

ibu

saat
seperti

nutrisinya
b.Memuji

ibu

pola
untuk

mempertahankan
pola istirahatnya
c.Mengingatkan kembali
ibu

untuk

tidak

bekerja terlalu berat


d.Mengingatkan kembali

perdarahan, dan pada bayi


ibu

untuk

meminum

seperti premature, IUGR,


tablet fe yang diberikan
BBLR
5) Memberikan

konseling

mengenai:
Nutrisi
Memberitahu ibu tentang

oleh bidan
7) Membertahu

yang

mengandung

78

usia

kehamilan saat ini 24-25


minggu

nutrisi yang baik, seperti

ibu

kalori, protein (kacangkacangan,ikan,


susu,

telur),

ayam,
kalsium

(susu, keju, yogurt).


Istirahat
Memberitahukan
ibu
istirahat yang cukup dan
jangan

terlalu

bekerja

berat
Kebersihan diri
Menganjurkan
untuk

menjaga

kebersihan
selama

ibu

badan

kehamilan

misalnya mandi 2
kali sehari dengan
menggunakan
sabun,

serta

melakukan olahraga
ringan.
d. Pakaian
Memberitahu ibu tentang
pakaian

yang

harus

digunakan sesuai dengan

79

usia

kehamilan

ibu,

pakaian

yang

seperti

dikenakan harus longgar,


bersih dan tidak ada
ikatan yang ketat pada
daerah perut. Selain itu
wanita

dianjurkan

memakai

bra

menyokong
dan

yang

payudara

memakai

celanan

yang

berbahan

dalam
katun.

Aktivitas sehari-hari
Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup dan
jangan

bekerja terlalu

berat
Tanda-tanda bahaya
Memberitahu ibu

dan

keluarga tentang tandatanda bahaya kehamilan,


seperti
perdarahan

adanya
pervaginan,

80

bengkak pada muka dan


tangan,
yang

gerakan

janin

berkurang

atau

tidak sama sekali, sakit


kepala

yang

hebat,

keluar air-air dari jalan


lahir, Sakit perut yang
hebat.
g. Obat-obatan
Memberitahu

tentang

fungsi dari tablet Fe serta


dampak yang mungkin
timbul dari meminum
tablet Fe seperti mual
dan

menganjurkan

kepada

ibu

untuk

meminum tablet Fe yang


diberikan bidan.
6) Memberitahukan ibu cara
mengatasi gangguan tidur ,
gangguan
yaitu

nafsu

makan
dengan

memperhatikan posisi ibu

81

saat tidur sehingga posisi


nyaman, jangan berbaring
lama-lama ditempat tidur
jika ibu belum ngantuk,
istirahat yang cukup tidak
bekerja berat,jangan stress
dan makan dengan porsi
sedikit tapi sering.
7) Menanyakan
kembali
kepada ibu dan keluraga,
apabila ada hal yang kurang
mengerti
ditanyakan.
8) Memberitahu

agar
ibu

bisa
usia

kehamilan saat ini 23-24


minggu
1.
4.1 Pembahasan
Didalam pembahasan ini, penulis akan menelaah kesenjangan yang
terdapat pada teori dan kasus yang terjadi Ny Y Umur 36 Tahun G 2P1A0
Gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah
kerja BPM Ny. I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan Bayongbong
periode Bulan Mei Tahun 2015 dengan menggunakan manajemen 7 langkah
Varney yaitu sebagai berikut:

82

1. Pengumpulan Data Dasar


a. Subjektif
Pada saat melakukan pengumpulan data-data dari kunjungan pertama dan
kedua, Ny.Y dapat berkomunikasi dengan baik sehingga dapat menjawab
semua pertanyaan dari penulis sehingga penulis menadapatkan data yang
dibutuhkan yaitu:
Biodata
Ibu mengatakan bahwa ibu berusia 36 tahun dan pendidikan ibu sampai
SMA.
Faktor-faktor resiko pada ibu hamil yaitu salah satunya umur >35
tahun. Pada umur ini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak baik seperti
pada umur 20-35 tahun sebelumnya sehingga perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya persalinan lama, perdarahan dan resiko cacat
bawaan. Seperti yang telah diketahui, bahwa perdarahan merupan
penyebab langsung AKI di Indonesia. Kematian ibu dapat dicegah apabila
mendapat penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan
dengan resiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini
mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan. Berdasarkan data
di atas maka ibu merupakan ibu hamil dengan resiko yaitu umur >35 tahun.
Penyebab dari kekurangan energi kronis salah satunya pengetahuan,
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi
pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu
hamil dengan pengetahuan gizi yang rendah, kemungkinan akan
memberikan gizi yang kurang. Dari hasil data yang didapatkan Ny.Y

83

pendidikannya sampai SMA. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga


sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan polapola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan
bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka pengetahuan
nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih
makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga
yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih
bergizi dari pada yang kurang bergizi.
Keluhan Umum
Ibu mengatakan merasa pusing, letih, susah tidur dan tidak nafsu makan
Gejala kekurangan energi kronik (KEK) yaitu nafsu makan
berkurang, mual, badan lemas dan mata berkunang-kunang. Pada kasus ibu
mengatakan tidak nafsu makan. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih
banyak dari pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi
masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang
cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam
menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna
untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang menyebabkan
malnutrisi.
Riwayat kehamilan sekarang
Antenatal Care: ibu mengatakan memeriksakan
posyandu 3 kali dan Bidan 2 kali.

84

kehamilannya ke

Didalam kasus peneliti tidak menanyakan kepada ibu apakah ibu pada
pemeriksaan awal sudah dikatakan KEK atau tidak. Pada saat melakukan
kunjungan ke tiga ibu mengatakan bahwa pada saat pertama kali
melakukan kunjungan ibu hanya disarankan oleh bidan untuk makan
makanan bergizi dan istirahat yang cukup.
Konsumsi tablet Fe : Ibu mengatakan tidak teratur

meminum obat

penambah karena ibu sering merasa bau saat ingin meminumnya.


Berdasarkan standar asuhan minimal, ibu hamil harus diberikan dan
mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan. Pemberian
tablet zat besi tersebut berguna untuk mencegah defisiensi zat besi pada
wanita hamil. Wanita hamil rentan mengalami anemia. Dimana
Hipervolemia menyebabkan terjadinya pengenceran darah, pertambahan
darah menjadi tidak seimbang dengan pertambahan plasma, kurangnya
zat besi dalam makanan, sedangkan kebutuhan zat besi meningkat saat
hamil. Pada kehamilan wanita yang anemia beresiko terjadinya abortus,
partus immaturus atau premature. Berdasarkan data diatas, maka ibu
berisiko tinggi mengalami anemia dan harus diwaspadai.
Kekhawatiran Khusus
Ibu mengatakan merasa khawatir karena kondisi kehamilannya saat ini,
karena ibu sering terbangun di malam hari dan tidak nafsu makan.
Selama kehamilan kebanyakan wanita hamil mengalami perubahan
psikologis maupun emosional. Ada masa dimana wanita hamil tersebut
merasa sangat senang karena akan segera menjdi ibu. Tapi kadang ada pula

85

rasa kekhawatiran karena takut kalo nanati bayinya tidak normal atau
terjadi hal-hal yang tidak terduga.
Berdasarkan data diatas pada kasus ini ibu merasa khawatir terhadap
kondisi kehamilannya saat ini, karena dengan keadaan ibu yang sering letih,
tidak nafsu makan dan susah tidur. Hal ini wajar dialami ibu hamil tapi jika
dibiarkan akan mengalami masalah yang berdampak untuk ibu dan janin
yang dikandungnya.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
Nutrisi : Ibu mengatakan kadang sehari makan 2-3 kali namun tidak teratur
karena nafsu makan ibu berkurang, ibu makan dengan porsi satu piring
sedang, menu seperti nasi tahu, tempe, telur , namun ibu jarang
mengkonsumsi sayuran karena ibu tidak menyukai sayur.

Tidak ada

pantangan terhadap makanan apapun, ibu tidak mempunyai alergi dan tidak
ada adat istiadat yang melarang ibu untuk memakan makanan tertentu.
Didalam kasus peneliti tidak menuliskan sejak kapan nafsu makan ibu
berkurang. Seharusnya penulis menuliskan bahwa Nafsu makan ibu
berkurang mulai sejak saat dia hamil.
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan
sumber gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan
tubuhnya sendiri.Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan
baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral, dan
energi.
Contoh Menu Ibu Hamil
86

Bahan Makanan
Nasi
Sayuran
Buah
Tempe
Daging
Susu
Minyak
Gula

Porsi Hidangan Sehari


Jenis Hidangan
6 porsi
Makan pagi
3 mangkuk
Nasi 1,5 porsi (150 gr)
4 potong
Ikan/daging 1 potong sedang ( 40gr)
3 potong
Tempe 2 potong sedang (50 gr)
3 potong
Sayur 1 mangkuk
2 gelas
Buah 1 potong
5 sendok the
Selingan:
2 sendok the
Susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan siang :
Nasi 3 porsi (300 gr)
Lauk, sayur dan buah sama dengan
pagi
Selingan:
Susu 1 gelas

Bila keutuhan gizi ibu hamil saat terjadi kehamilan tidak


tercukupi, maka keperluan janin akan diambil dari cadangan ibu, hal ini akan
berpengaruh pada janin dan pertumbuhan bayi serta kemungkinan hidupnya.
Selain itu tampak juga berpengaruh buruk pada keadaan ibu hamil antara
lain terjadinya kekurangan energi kronik (KEK).
Aktivitas : Ibu mengatakan aktivitas sehari hari sebagai ibu rumah
tangga, ibu selalu melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti menyapu,
mengepel , cuci piring , memasak dan ibu sering merasakan lelah. Ibu
mengatakan pekerjaan ini pekerjaan biasa yang sering dilakukan ibu rumah
tangga namun melihat keadaan ibu yang sedang hamil ibu merasakan
pekerjaan yang dilakukannya termasuk pekerjaan sedang. Dan sebelumnya
ibu melakukan pekerjaan menjahit dan beberapa bulan terakhir ini ibu
berhenti menjahit.

87

Penyebab KEK adalah akibat dari ketidak seimbangan antara asupan


untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energy.Yang sering terjadi
adalah adanya ketidak tersedian pangan secara musiman atau secara kronis
di tingkat rumah tangga yang tidak proporsional dan beratnya beban kerja
ibu hamil
Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak
aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak.
Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat
gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan
untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut. Oleh
karena itu ibu hamil tidak boleh melakukan aktifitas berat karena dapat
mengganggu kehamilannya.
b. Objektif
Dari data objektif, peneliti memperoleh data sebagai berikut:
Antopometri
Didalam kasus dari hasil pemeriksaan yang dilakukan lingkar lengan atas
(LILA) ibu adalah 22,5 cm. dan IMT 21,17
Ukuran lingkar lengan atas (LILA) merupakan faktor yang paling
utama pada kasus Kekurangan Energi Kronik (KEK), karena kekurangan
energi kronik (KEK) dapat ditandai dengan LILA-nya kurang dari 23,5 cm.
didalam kasus LILA ibu yaitu 22,5 sehingga ibu dikatakan mengalami
Kekurangan Energi Kronik (KEK). Indeks masa tubuh (IMT) juga faktor
penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Namun saat ini LILA sudah tidak menjadi patokan utama untuk
mengukur apakah seseorang mengalami KEK atau tidak. Tetapi masih banyak

88

pemeriksaan dilapangan yang masih menggunakan LILA sebagai penentuan


KEK.
Pemeriksaan Penunjang
Di dalam kasus hasil pemeriksaan menunjukan bahwa Hb ibu 9,8 gr%.
Pemeriksaan hemoglobin(Hb) dapat dilakukan dengan menggunakan
cara sahli dan sianmethemoglobin, dilakukan 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I (umur kehamilan sebelum 12 minggu) dan trimester III(umur
kehamilan 28 sampai 36 minggu). Hasil pemeriksaan hemoglobin dapat
digolongkan sebagai berikut: Hb 11gr%: tidak anemia; Hb 9-10,9gr%: anemia
ringan; Hb 7,0gr%- 8,9gr%: anemia sedang; Hb<7 gr%:anemia berat
(manuaba, 1998).
Kurangnya kadar hemoglobin dalam kehamilan dapat menyebabkan
terjadinya abortus; partus imatur/premature; kelainan congenital; pendarahan
antepartum; gangguan pertumbuhan janin dalam rahim; menurunnya
kecerdasan setelah bayi dilahirkan dan kematian perinatal.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, maka dianjurkan bagi wanita
hamil untuk mengetahui kadar Hb nya, sehingga dapat diketahui apakah ibu
mengalami anemia atau tidak. Bila ibu hamil tidak anemia dapat diberika
konseling untuk meminum tablet Fe minimal sehari sekali, bila ibu hamil
tersebut dinyatakan anemia maka dosis pemberian tablet Fe pun berbeda.
Berdasarkan data diatas, pada kasus ini Hb ibu 9,8 sehingga dapat
dikatakan ibu mengalami anemia sedang.
Berdasarkan hasil pengumpulan data Ny.Y yang didapatkan dari data
subjektif dan data objektif, membuktikan bahwa tidak ada kesenjangan antara
teori dan studi kasus yang telah dilakukan.
2. Menginterpretasi Data untuk mengidentifikasi Diagnosis Kebidanan
89

Interpretasi data dasar yaitu data dasar yang sudah dikumpulkan


diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Analisa merupakan kesimpulan yang dikumpulkan dari data subjektif dan
objektif serta pemeriksaan penunjang, data didalam analisa terdapat diagnosa.
Pada kasus Ny.Y peneliti dapat menginterinterpretasikan data yang
diambil dari data subjektif yaitu ibu mengatakan merasa letih, pusing dan
tidak nafsu makan, dan dari riwayat kebiasaan sehari-hari didapatkan ibu
selalu mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri, dari data objektif yaitu
didapatkan hasil pada saat pemeriksaan LILA ibu 22,5 cm, sehingga peneliti
dapat menentukan diagnose yang tepat pada Ny.Y.
Diagnosa pada Ny.Y Adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny.Y
umur 36 tahun G2P1A0 Gravida 23-24 minggu dengan kekurangan energi
kronik (KEK).
Dengan demikian peneliti menemukan tidak ada kesenjangan antara
kasus dengan teori.
3. Mengidentifikasi Masalah Potensial Dan Antisipasi Penanganan
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasikan. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah
potensial ini benar-benar terjadi.
Adapun masalah potensial dan antisipasi penanganan yang ditetapkan
pada kasus Ny. Y adalah
Masalah Potensial ibu: Perdarahan, anemia berat

90

Ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK) bias menyebabkan


terjadinya perdarahan pada ibu. Ibu hamil dengan KEK biasanya mengalami
anemia.
Pada anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang. Hal ini
mempengaruhi jumlah haemoglobin dalam darah. Berkurangnya jumlah
haemoglobin menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dalam darah juga
sedikit, sehingga mengurangi jumlah pengiriman oksigen ke organ-organ
vital. Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat
kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat
negatif seperti Gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh
maupun sel otak, Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya
oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Sehingga dapat
memberikan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang
dilahirkan.
Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir
kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu dengan
anemia, saat postpartum akan mengalami atonia uteri. Hal ini disebabkan
karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam darah
yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat
sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak
(Manuaba, 2007).

91

Antisipasi penanganan yang dapat dilakukan yaitu memberikan


konseling tentang tablet penambah darah yang harus diminum oleh ibu hamil
90 tablet selama masa kehamilan.
4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera
Menetapkan kebutuhan tindakan segera bagi kondisi Ny.Y dilakukan
rujukan ke puskesmas untuk dilakukan konseling dan penanganan. Kebutuhan
terhadap

tindakan segera dilakukan

apabila dibutuhkan

dan untuk

mengantisipasi diagnose atau masalah potensial pada tahap sebelumnya untuk


menyelamatkan ibu, dalam kasus Ny.Y tindakan segera secara konsultasi,
kolaborasi atau rujukan perlu dilakukan . Namun di dalam kasus peneliti
menuliskan bahwa ny.Y tidak membutuhkan tindakan segera.
5. Menyusun Rencana Asuhan
Rencana yang menyeluruh ditentukan oleh diagnose yang telah
ditegakan. Rencana menyeluruh meliputi apa-apa yang telah diidentifikasi
dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan. Rencana asuhan
terhadap klien mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek
asuhan kebidanan. Semua rencana asuhan harus rasional dan benar-benar
valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang ada.
Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak, agar
dapat dilaksnakan dengan efektif. Kemudian membuat kesepakatan bersama
sebelum melakukannya.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil pengkajian dan
setelah ditentukan diagnose, maka disusun rencan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan Ny.Y, sehingga diharapkan mamapu mengatasi masalah yang
dialami. Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. Y dengan kasus Kehamilan
92

Kekurangan Energi Kronik sesuai kewenangan bidan yaitu dengan


beritahukan ibu hasil pemeriksaan, berikan konseling (nutrisi, obat-obatan,
aktivitas sehari-hari, istirahat , tanda bahaya kehamilan), beritahukan ibu cara
mengatasi gangguan tidur dan rasa letih, beritahu ibu usia kehamilan saat ini.
6. Melaksanakan Asuhan Secara Tepat
Penatalaksanaan merupakan pemberian asuhan kepada klien sesuai
dengan kebutuhan. Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny Y dengan kasus
Kehamilan Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu memberitahukan ibu hasil
pemeriksaan, memberikan konseling (nutrisi, obat-obatan, aktivitas seharihari, istirahat , tanda bahaya kehamilan), memberitahukan ibu cara mengatasi
gangguan tidur dan rasa letih, beritahu ibu usia kehamilan saat ini.
7. Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di
dalam masalah dan diagnose.
Dilakukan evaluasi pada perencanaan asuhan serta pada saat
pelaksanaan asuhan apakah sudah sesuai dengan standar operasional prosedur.
Ibu mengerti dan mengetahui semua yang telah diberitahukan dan akan
mengikuti semua anjuran yang diberikan.
8. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pencatatan atau pengumpulan bukti-bukti atau
keterangan yang sudah dilakukan. Dokumentasi kebidanan yang dilakukan
oleh peneliti yaitu dengan menggunakan 7 langkah Varney dan sudah sesuai

93

dengan nomenklatur kebidanan yang sudah ditetapkan. Penulisan pada analisa


yang ditegakkan oleh peneliti sudah sesuai dengan nomenklatur kebidanan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendokumentasian yang dilakukan di lapangan
sudah sesuai dengan teori.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pengkajian dan penelaahan asuahan pada Ny. Y Umur
36 Tahun G2P1A0 Gravida 23-24 Minggu Dengan Kekurangan Energi Kronik Di
Wilayah Kerja Bidan I Kampung Cibodas Desa Banjarsari Kecamatan
Bayongbong, pada kunjungan pertama ibu mengatakan merasa letih, pusing dan

94

tidak nafsu makan dan ibu tidak mengkonsumsi tablet penambah darah. Pada
kunjungan kedua terjadi peningkatan yaitu ibu sudah tidak merasa pusing, dan
nafsu makan ibu sudah mulai ada, ibu juga mulai mengkonsumsi tablet Fe.
Sehingga penulis dapat menyimpulkan hasil asuhan sesuai tujuan diantaranya:
1. Telah mampu mengumpulkan data subjektiff dan data objektif pada Ny.Y
umur 36 tahun G2P1A0 gravida 23-24 minggu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. Y
Kp. Cibodas,Desa Banjarsari kec Bayongbong Garut
2. Telah mampu menyusun diagnosis kebidanan pada Ny.Y
umur 36 tahun G2P1A0 gravida 23-24 minggu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. Y
Kp. Cibodas,Desa Banjarsari kec Bayongbong Garut
3. Telah mampu mengidentifikasi masalah potensial dan antisipasi
penanganan dan diagnosa pada Ny.Y umur 36 tahun G2P1A0
gravida 23-24 minggu dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) di wilayah kerja BPM Ny. Y Kp. Cibodas,Desa
Banjarsari kec Bayongbong Garut
4. Telah mampu menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera, secara mandiri, konsultasi atau kolaborasi terhadap data yang telah
dikumpulkan

pada Ny.Y umur 36 tahun G2P1A0 gravida 23-24

minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah


kerja

BPM

Ny.

Kp.

Bayongbong Garut

95

Cibodas,Desa

Banjarsari

kec

5. Telah mampu menyusun rencana asuhan sesuai kebutuhan pada Ny.Y


umur 36 tahun G2P1A0 gravida 23-24 minggu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. Y
Kp. Cibodas,Desa Banjarsari kec Bayongbong Garut
6. Telah mampu melaksanakan asuhan yang tepat sesuai rencana yang telah
di buat pada Ny.Y umur 36 tahun G2P1A0 gravida 23-24
minggu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah
kerja

BPM

Ny.

Kp.

Cibodas,Desa

Banjarsari

kec

Bayongbong Garut
7. Telah mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny.Y
umur 36 tahun G2P1A0 gravida 23-24 minggu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) di wilayah kerja BPM Ny. Y
Kp. Cibodas,Desa Banjarsari kec Bayongbong Garut
8. Telah mampu melakukan pendokumentasian asuhan
kebidanan,

dokumentasi

adalah

pencatatan

atau

pengumpulan bukti-bukti atau keterangan yang sudah


dilakukan. Dokumentasi kebidanan yang dilakukan oleh
peneliti

yaitu

pendokumetasian

dengan
SOAP

yang

menggunakan
sudah

sesuai

nomenklatur kebidanan yang sudah ditetapkan.

5.2 Saran
5.2.1. Untuk Klien

96

metode
dengan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa ibu menderita KEK karena


kurang dalam mengkonsumsi makanan sehat maka dari itu peneliti
menyarankan agar ibu bisa mengkonsumsi makanan lengkap yaitu nasi
150 gr, lauk pauk,sayur, buah dan susu serta memakan PMT yang
diberikan oleh bidan.
5.2.2 Untuk Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian menunjukan bahwa masih ada ibu hamil yang
kekurangan enrgi kronik, untuk itu diharapkan tenaga kesehatan selalu
memberikan penyuluhan disaat posyandu tentang kebutuhan gizi ibu
hamil sehingga dapat mengurangi angka kejadian KEK.
5.2.3 Bagi Pendidikan
Dari hasil penelitian didapatkan kesesuaian antara teori dan kenyataan.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan bacaan yang diberikan
kepada mahasiswa mngenai kekurangan energi kronik (KEK) sehingga
mahasiswa mengetahui asuhan yang diberikan pada kasus tersebut.
5.2.4 Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan bisa
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bagi penulis dalam
memberikan asuhan pada kasus KEK.

97

98

Anda mungkin juga menyukai