Skizofrenia YTT
Disusun Oleh :
Samudra Andi Yusuf 030.11.265
Raditya Ibrahim 030.11.240
Pembimbing :
dr. Prasetiyawan, SpKJ
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. F
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 34 tahun
Tanggal Lahir
: 21 April 1982
Agama
: Islam
: Sunda/ Indonesia
Status Pernikahan
: Duda
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Alamat
No. RM
: 03.26.06
Tanggal Masuk RS
: 28 Agustus 2016
Asuransi Kesehatan
: BPJS
II.RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara:
A. Keluhan Utama
Pasien datang diantar oleh keluarganya ke IGD Psikiatri RS Dr. Marzoeki
Mahdi dengan keluhan marah-marah, memukul adek ipak sejak 2 hari SMRS
(sebelum masuk rumah sakit).
2
kepada orang lain terutama wanita. Pasien mengatakan yakin kalau dirinya
dimanfaatkan oleh orang lain karena menurut pengakuan pasien, pasien merupakan
pekerja keras akan tetapi selalu digaji kecil.
Lalu, pasien dibawa oleh kedua orangtuanya ke IGD RS Marzuki Mahdi
Bogor pada tanggal 28 Agustus 2016. Pada saat dirawat di RS Marzuki Mahdi
Bogor, ayah dan ibu tiri pasien sempat menjenguk pasien sekitar 1-2 kali dalam
seminggu. Ketika bertemu dengan orangtuanya, pasien meminta maaf dan
mengatakan ingin cepat sembuh supaya bisa mencari kerja lagi dan ingin menikah.
Keluhan rasa sedih yang berlebihan, rasa bersalah dan ide untuk bunuh diri
disangkal oleh pasien.
Riwayat Gangguan Dahulu
1. Riwayat Psikiatri
Pada awalnya saat pasien berusia 18 tahun (16 tahun yang lalu) pasien
mengatakan dirinya menyukai seorang wanita bernama Nurhayati yang
merupakan temannya. Pasien mengenal wanita tersebut dari seorang temannya
pada saat sedang menonton layar tancep. Setelah mengenal beberapa lama dan
sudah dekat pasien memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada
wanita tersebut. Akan tetapi, wanita tersebut ternyata sudah mempunyai pacar
sehingga rasa suka pasien tidak digubris oleh wanita tersebut. Sejak saat itu
pasien mengatakan dirinya kehilangan minat, menarik diri dari lingkungannya,
galau, murung dan menjadi pendiam. Pasien juga mengatakan dirinya
melampiaskan diri karena cintanya ditolak dengan membeli VCD-VCD porno
dan melakukan onani.
Kemudian pada saat pasien berusia 20 tahun (14 tahun yang lalu tahun
2002) pasien pernah disodomi oleh seorang lelaki sebanyak 2x. Pasien
mengatakan bahwa dirinya disodomi dilingkungan dekat rumahnya karena
pasien saat itu kesulitan ekonomi dan diiming-imingi akan diberikan sejumlah
uang. Namun, pasien tidak mau untuk membicarakan lebih lanjut karena
pengalaman tersebut sangat buruk dan menyakitkan. Pasien hanya mengatakan
dirinya tidak mampu melawan lelaki tersebut. Semenjak itu, pasien mulai
4
mendengar suara-suara orang yang hanya bisa didengar oleh pasien dan tidak
ada sumbernya. Suara-suara tersebut merupakan suara seorang wanita,
berjumlah 1 orang dan menyuruh pasien untuk melakukan onani seperti hayo
atuh onani. Keluhan tersebut berlangsung sampai dengan pasien berusia 24
tahun (10 tahun yang lalu SMRS).
Pada tahun 2006 (umur 24 tahun), pasien dirawat pertama kali di RS
Marzoeki Mahdi karena pasien merasa ada suara-suara yang sumbernya tidak
diketahui dan hanya didengar oleh dirinya sendiri yang memberikan perintah
kepada pasien untuk mencuri kelapa dan mengambil air dari rumah tetangga.
Lalu pasien tertangkap basah sedang mandi di dalam rumah tetangga pasien
lalu pasien mengatakan bahwa dirinya dipukuli warga sampai muka pasien
bonyok. Pasien mengatakan bahwa dirinya hampir dibakar oleh warga tetapi
akhirnya warga hanya mengeroyok pasien dan memukulinya. Pasien
mengatakan diberikan obat trihexifenidil, haloperidol, clorpromazin dan obat
tidur. Setelah minum obat pasien merasa tenang dan gejala-geja yang dialami
oleh pasien berangsur-angsur menghilang. Dari usia 24 tahun sampai dengan
usia 28 tahun (6 tahun yang lalu), pasien rutin kontrol ke RS Marzuki Mahdi
Bogor dan meminum obat-obatan.
Pada saat usia 28 tahun, pasien sempat menikah dengan seorang janda
yang mempunyai 1 anak selama 6 bulan dan kemudian bercerai. Perceraian
tersebut membuat pasien kembali galau, gelisah, murung, menarik diri dari
lingkungannya dan menyendiri. Pasien juga mengatakan bahwa sejak cerai
dengan istrinya pasien mulai meninggalkan obat-obatan yang biasa dikonsumsi
oleh dirinya. Dari usia 28 tahun sampai dengan usia 33 tahun pasien sempat
dirawat kembali di RS Marzuki Mahdi Bogor sebanyak 2x. Akan tetapi, ketika
ditanyakan pasien lupa kapan dan penyebab pasien kembali dirawat.
2. Riwayat Kondisi Medis
Sebelum tahun
2002
2002
2006
2008
September
2016
Keterangan :
* Sebelum tahun 2002 : Pasien terlihat murung, menarik diri, sedih, patah hati, sering
menyendiri dan hilang minat serta kegembiraan akibat putus cinta
* 2002 : Pasien mengaku mendengar suara-suara bisikan yang menyuruh pasien untuk
onani
* 2006 : dirawat pertama kali di RS Marzoeki Mahdi karena mendengar suara-suara
yang memerintah pasien untuk mencuri.
* 2008 : Pasien menikah dengan janda 1 anak selama 6 bulan lalu pasien diceraikan
oleh istrinya karena istrinya baru mengetahui bahwa pasien mempunyai riwayat sakit
jiwa. Pasien merasa sangat sedih, murung, dan kehilangan minat dalam melakukan
kegiatan. Pasien masih meminum obat dengan rutin.
* 2008 2016 : Rutin ke poli psikiatri dan meminum obat secara teratur, tetapi antara
tahun 2008-2016 pasien sempat dirawat 1 kali yang waktu dan penyebabnya tidak
diingat oleh pasien
* 28 Agustus 2016 - sekarang: Dibawa ke IGD Psikiatri RS Dr Marzuki Mahdi dan
dirawat inap
Hubungan Sosial
Berdasarkan autoanamnesis yang diperoleh, pasien mempunyai banyak
teman di lingkungan pergaulannya. Menurut pasien, ia adalah orang yang
biasa-biasa saja di kelompok permainannya dan bukan merupakan seorang
pemimpin. Pasien mengatakan idolanya saat itu adalah Desi Ratnasari.
Riwayat Pendidikan
Berdasarkan autoanamnesis yang diperoleh, pada saat Sekolah Dasar,
pasien tidak mengalami masalah dalam belajar dan mengerjakan tugas
sekolah. Pasien tidak pernah mendapat juara kelas namun nilai-nilai yang ia
peroleh tidak pernah dibawah rata-rata yang ditentukan. Aktivitasnya
selama
di
sekolah
sama
dengan
anak-anak
seusianya.
Kegiatan
5. Masa Dewasa
-
Riwayat Pekerjaan
Pasien mulai bekerja saat umur 6 tahun sebagai kuli panggul sampai
dengan kelas 2 SMP. Dari kelas 2 SMP sampai dengan usia 28 tahun pasien
bekerja menjadi tukang becak. Kemudian pasien pindah kerjaan karena
malu menjadi tukang becak. Pasien juga mengatakan hubungannya dengan
teman-teman yang satu profesi seperti dirinya kurang harmonis. Pasien
mengatakan bahwa dirinya sering direndahkan dan dicemooh oleh sesama
koleganya. Dari mulai usia 28 tahun sampai dengan umur 34 tahun pasien
bekerja sebagai cleaning service. Pasien sering bolos bekerja karena merasa
pekerjaannya tidak sesuai dan gajinya kurang besar sehingga sekitar 1-2
bulan SMRS pasien dipecat oleh atasannya.
10
Agama
Pasien beragama Islam, sama dengan kedua orang tua dan kakakkakaknya. Sikap keluarga terhadap agama cenderung permisif. Kedua orang
tua tidak memaksakan ajaran agama yang ketat dan memaksa kepada
pasien. Pasien mengatakan dirinya yakin akan kehadiran Allah SWT.
Pandangan agama pasien terhadap penyakit psikiatri adalah mendukung
pengobatan, disertai dengan bantuan doa dari keluarga sekitar. Pasien
mengatakan bahwa ide bunuh diri adalah perilaku kafir.
Aktifitas Sosial
Pasien mengatakan, saat ini pasien memiliki sedikit teman. Hal ini
disebabkan karena pikiran pasien yang dipenuhi oleh rasa curiga terhadap
lingkungan di sekitarnya seperti adanya orang-orang yang membicarakan
hal-hal buruk tentang pasien.
Riwayat Seksual
Menurut pasien hubungan seksual seharusnya dilakukan setelah
menikah. Pasien mengatakan pengetahuan seksualnya didapatkan dari hasil
menonton film-film porno pada saat pasien mulai beranjak dewasa (kelas 1
SMP). Kemudian, pasien pernah mempunyai pengalaman alat kelaminnya
diraba, disentuh dan dipijit-pijit alat kelaminnya oleh seorang pria pada saat
11
D. Riwayat Keluarga
Berdasarkan autoanamnesis yang diperoleh, dalam keluarga pasien tidak
terdapat riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti pasien atau
gangguan mental lainnya. Tidak ada yang pernah dirawat akibat gangguan psikiatri
ataupun penyakit medis lainnya. Tidak ada juga riwayat penyalahgunaan alkohol
atau zat lain serta perilaku antisosial di dalam keluarga pasien.
Ibu pasien meninggal pada saat pasien masih bayi. Kemudian ayah pasien
menikah lagi dengan seorang janda yang mempunyai 2 anak. Pasien mempunyai 3
kakak kandung dan 5 adik tiri. Pasien merupakan anak ke-4 dari 9 bersaudara. Saat
ini pasien tinggal bersama dengan ayah dan ibunya.
Genogram keluarga pasien (Keluarga kandung):
12
KELUARGA TIRI
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
13
Impian
dan bekerja
-
Dorongan kehendak
STATUS MENTAL
Dilakukan pada tanggal 14 September 2016 di bangsal Yudhistira RS Marzoeki
Mahdi.
A. Deskripsi Umum
14
: Compos mentis
Psikologi
: Terganggu
Sosial
: Tidak terganggu
B. Alam Perasaan
1. Mood
: Euthym
15
2. Ekspresi Afektif
-
Skala diferensiasi
Kestabilan
Echt / Unecht
Keserasian
Pengendalian
Intensitas
Empati
: Luas
: Stabil
: Echt (sungguh-sungguh)
: Tidak serasi
: Cukup
: Dangkal
: Tidak dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual
1.
Taraf pendidikan
Pengetahuan umum
Baik.
Pasien
mengetahui
nama
presiden
Kecerdasan
Baik.
Pasien
mampu
menjawab
soal
3.
Daya konsentrasi
Terganggu. Pasien tidak bisa menghitung mundur 100-7 (Seven Serial Test).
Pasien juga tidak bisa mengeja kata DUNIA secara terbalik.
Orientasi
-
Orientasi Waktu :
Baik. Pasien dapat mengetahui siang atau malam, hari, dan tanggal .
Orientasi Tempat :
Baik. Pasien mengetahui dirinya sedang berada di Rumah Sakit
Orientasi Personal:
Baik. Pasien dapat mengenali pemeriksa.
4.
Daya ingat
16
5. Pikiran Abstrak
Baik. Pasien mampu menyebutkan persamaan dan perbedaan 2 objek seperti
bola dan semangka.
6. Kemampuan Menolong Diri
Baik. Pasien mampu mandi sendiri dan menyiapkan kebutuhannya sendiri.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi Auditorik
- Halusinasi Visual
- Halusinasi Olfaktorik
- Halusinasi Taktil
2. Ilusi
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Ada. Pasien mengatakan bahwa dirinya sering
asing
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
-Produktivitas
:
Miskin ide, terbatas
-Kontinuitas
: Terdapat asosiasi longgar. Ide yang diungkapkan pasien
tampak tidak berhubungan.
-Hendaya berbahasa :
Tidak ada. Pasien tidak menggunakan bahasa yang tidak dimengerti atau
kata-kata baru yang hanya pasien mengerti (neologisme) dan pasien
mengunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa.
17
2. Isi Pikiran
-Preokupasi
-Waham
F. Pengendalian Impuls
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
: Tidak ada
: Tidak ada.
: Baik
: Baik. Ketika diberi pertanyaan apakah mencuri itu baik
III.
STATUS FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 14 September 2016 di Bangsal
A. Status Internus
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Frekuensi napas
: 24 kali/menit
Frekuensi nadi
: 88 kali/menit
Suhu
: 36,70 C
Status gizi
Kulit
: Sawo matang
Kepala
Rambut
Mata
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas superior
Ekstremitas inferior
B. Status Neurologis
GCS
: 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk
: (-)
Pupil
: Bulat, isokor
Motorik
Sensorik
Reflex fisiologis
: Normal
Reflex patologis
: (-)
Gejala ekstrapiramidal
: (-)
: Normal
19
HASIL
NILAI
KETERANGAN
RUJUKAN
Hematologi
Hb
Leukosit
Trombosit
Hematokrit
Kimia Darah
SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin
GDS
IV.
13,6
9890
305.000
39
14-16
4000-10000
150000-400000
40-50
Normal
Normal
Normal
Normal
21
38
9.7
0,67
132
< 42
< 47
10-50
0,7 1,0
<140
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Sekitar 3 bulan yang lalu SMRS (sekitar bulan Juli 2016), pasien mengatakan
ibu angkatnya (Bu Baiti) meninggal dunia. Pasien merasa sangat kehilangan karena
Bu Baiti sudah dianggap pasien seperti ibu kandungnya sendiri. Sejak saat itu,
pasien menjadi stress, murung, menarik diri dari lingkungannya dan menjadi
pendiam. Kemudian, pasien mulai mendengar suara-suara yang tidak ada
20
sumbernya dan hanya bisa didengar oleh dirinya. Menurut pengakuan pasien,
suara-suara tersebut mengomentari dirinya seperti Bu Baiti meninggal karena
kamu dan menyuruhnya untuk melakukan onani. Suara-suara tersebut merupakan
suara seorang wanita, berjumlah 1 orang. Suara-suara tersebut awalnya terdengar
lemah
namun
semakin
lama
menjadi
semakin
kuat.
Pasien
mencoba
Sebelumnya pasien juga sudah pernah beberapa kali mengalami kejadian yang
sama. Pasien pernah dirawat sebanyak 4x di RS Marzuki Mahdi Bogor dari mulai
usia 20 tahun sampai dengan usia 34 tahun. Pasien rutin mengkonsumsi obatobatan seperti trihexifenidil, haloperidol, clorpromazin dan obat tidur. Pasien
merasa lebih tenang setelah mengkonsumi obat-obat tersebut dan gejala-gejala
yang dialaminya berangsur-angsur menghilang. Saat pasien berusia 20 tahun (14
tahun yang lalu tahun 2002) pasien pernah disodomi oleh seorang lelaki sebanyak
2x. Pasien mengatakan bahwa dirinya disodomi dilingkungan dekat rumahnya
karena pasien saat itu kesulitan ekonomi dan diiming-imingi akan diberikan
sejumlah uang. Semenjak itu, pasien mulai mendengar suara-suara orang yang
hanya bisa didengar oleh pasien dan tidak ada sumbernya. Suara-suara tersebut
merupakan suara seorang wanita, berjumlah 1 orang dan menyuruh pasien untuk
melakukan onani seperti hayo atuh onani. Keluhan tersebut berlangsung sampai
dengan pasien berusia 24 tahun (10 tahun yang lalu SMRS).
Pada tahun 2006 (umur 24 tahun), pasien dirawat pertama kali di RS Marzoeki
Mahdi karena pasien merasa ada suara-suara yang sumbernya tidak diketahui dan
hanya didengar oleh dirinya sendiri yang memberikan perintah kepada pasien
21
untuk mencuri kelapa dan mengambil air dari rumah tetangga. Pada saat usia 28
tahun, pasien sempat menikah dengan seorang janda yang mempunyai 1 anak
selama 6 bulan dan kemudian bercerai. Perceraian tersebut membuat pasien
kembali galau, gelisah, murung, menarik diri dari lingkungannya dan menyendiri.
Pasien juga mengatakan bahwa sejak cerai dengan istrinya pasien mulai
meninggalkan obat-obatan yang biasa dikonsumsi oleh dirinya. Dari usia 28 tahun
sampai dengan usia 33 tahun pasien sempat dirawat kembali di RS Marzuki Mahdi
Bogor sebanyak 2x. Akan tetapi, ketika ditanyakan pasien lupa kapan dan
penyebab pasien kembali dirawat. Keluhan lainnya seperti rasa sedih yang
berlebihan, rasa bersalah dan ide untuk melakukan bunuh diri disangkal oleh
pasien.
Riwayat gangguan medis umum seperti trauma kepala dan kejang kejang
disangkal oleh pasien. Riwayat penggunaan zat-zat psikoaktif seperti ganja, shabu
dan ecstasy juga disangkal oleh pasien. Keluhan mendengar suara-suara yang tidak
ada sumber dan tidak bisa didengar oleh orang lain sudah berlangsung selama lebih
dari bulan. Keluhan lain seperti rasa sedih yang berlebihan, rasa bersalah dan ide
untuk bunuh diri disangkal.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan kesadaran psikologis pasien
tergangguan dan terdapat gangguan proses pikir yaitu asosiasi longgar pada pasien.
Pada pemeriksaan status generalis dari kepala sampai dengan kaki tidak didapatkan
kelainan yang berarti. Pada pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital
didapatkan kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang, tekanan darah 110/70,
nadi 88x/menit, pernafasan 24x/menit dan suhu 36,70 C. Pada pemeriksaan kepala
normosefali, mata conjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik. Pada
pemeriksaan thorax didapatkan pada pulmo suara nafas vesikuler di kedua lapang
paru, tidak ada ronki maupun wheezing. Pada pemeriksaan cor didapatkan bunyi
jantung 1 dan 2 reguler, tidak ada murmur maupun gallop. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan supel dan bising usus (+) dalam batas normal. Pada
pemeriksaan ekstremitas didapatkan akral hangat pada keempat ekstremitas. Pada
pemeriksaan status neurologis tidak didapatkan kelainan
22
V. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala,
kejang, tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Dari hasil pemeriksaan fisik juga
tidak ditemukan adanya kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak.
Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Berdasarkan autoanamnesis, pasien mengatakan bahwa pasien adalah seorang
perokok dan peminum kopi dan pasien tidak memiliki riwayat penggunaan alkohol
maupun zat psikoaktif lainnya. Oleh karena itu, diagnosis gangguan mental dan perilaku
akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.
Pasien mengaku mulai mendengar suara-suara tersebut sejak umur 20 tahun dan
mulai
kembali
mendengar
suara-suara
tersebut
semenjak pasien
kehilangan
Aksis II
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, ciri kepribadian atau jenis
kepribadian pada pasien tidak dapat ditentukan.
Aksis III
Berdasarkan hasil pemeriksaan status generalis, neurologis, dan pemeriksaan
penunjang tidak didapatkan kelainan medis umum pada pasien.
23
Aksis IV
Fungsi sosial
GAF Current
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
: 40 - 31
24
GAF Current
VII.
: 70 - 61
DAFTAR PROBLEM
- Organobiologis
- Psikologi
- Sosiobudaya
PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka
-
Haloperidol tablet 3 x 5 mg
Risperidone 2 x 2 mg
Psikoterapi
Memberi
penyakitnya
kepada
sehingga
pasien
pasien
untuk
menceritakan
menyadari
bahwa
dia
Sosioterapi
-
kesempatan
25
teratur.
Mendukung pasien untuk kembali ke pekerjaannya lagi setelah keluar
dari RS Marzoeki Mahdi untuk membangun rasa percaya dirinya serta
membantu perekonomian keluarga.
X.
PROGNOSIS
Ad vitam
: Ad bonam
Ad fungtionam
: Dubia Ad bonam
Ad sanationam
: Dubia Ad malam
26
Daftar Pustaka
1. Sadock BJ dan Sadock VA. Kaplan & Sadock: Synopsis of psychiatry: Behavioral
Sciences/ Clinical Psychiatry. 10th ed. USA : Lippincott Williams and Wilkins. 2007.
2. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta :
Bagian Ilmu Kedokeran Jiwa FK-Unika Atmadjaya. 2011.
3. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri. Edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. 2013.
27