BULK BIOREACTOR
Bulk bioreactor, atau batch bioreactor, merupakan jenis bioreaktor yang
paling umum, dimana feed, nutrisi, serta substrat yang akan diperlukan bagi
pertumbuhan dicampur dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan
pencampuran optimum hanya satu kali sebelum kultur dilakukan, yang kemudian
tidak ditambahkan lagi. Bulk bioreactor merupakan suatu sistem tertutup, kecuali
untuk suplai udara kontinu dialirkan kedalam bioreaktor saat yang dikulturkan
adalah organisme-organisme aerobik, juga pengeluaran byproduct yang bersifat
racun di keluarkan.
Biasanya, bulk bioreactor digunakan pada untuk menghasilkan produk
yang memiliki konsentrasi tinggi, tidak tahan lama dan cenderung termasuk
kebutuhan yang musiman. Ia juga lebih sering digunakan untk suatu proses yang
menghasilkan banyak produk sekaligus. Contohnya pada beberapa produk aerobic
komersial seperti citric acid dan penicillin menggunakan tray fermenter. Batch
reactor juga dikenal penggunaannya pada berbagai soil waste-treatment, salah
satunya bioreaktor Lumpur Buangan Teraktivasi. Bioreaktor ini digunakan secara
luas untuk pengolahan secara oksidasi air buangan dan sampah industri lain.
Prosesnya difungsikan untuk meningkatkan pemasukan udara, sehingga bahan
organic massa dapat didegradasi secara optimum. Bioreaktor ini sangat besar,
sehingga untuk mempermudah pencampuran dan penyebaran oksigen diperlukan
sejumlah besar agitator pada kebanyakan pabrik pengolahan air buangan skala kota.
Pada tipe bioreaktor bulk ini, laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan
spesifik jarang konstan, yang ditunjukkan dengan perubahan jumlah sel, perubahan
karakteristik substrat-substrat seperti nutrient, garam dan vitamin, serta konsentrasi
produk sangat bervariasi seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, agar suatu
bioreactor bulk tetap homogen seringkali ia dilengkapi oleh turbin mixing, sehingga
komposisi segala material yang ada di dalam bejana serta suhu nya berada dalam
tingkat yang diinginkan.
Sebelum masuk kedalam bejana bulk bioreactor, dilakukan sterilisasi
terlebih dahulu. Sterilisasi ini perlu dilakukan agar proses yang berlangsung tidak
terkontaminasi. Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama yang amat
diperhatikan dalam proses persiapan bulk bioreactor, karena keberadaan
kontaminan lebih sulit untuk dikontrol secara terus menerus dalam bejananya yang
tertutup. Zat lain biasanya ditambahkan untuk mengontol lingkungan dalam reactor,
contohnya seperti penambahan asam atau alkali agar pH dalam bejana tetap stabil,
dan antifoaming agent yang ditambahkan saat foam berlebihan terindikasi oleh
sensor busa.
Gambar 01: Contoh suatu batch reactor yang dilengkapi dengan heat-transfer fluid pada
jaket pemanasnya.
CONTINUOUS BIOREACTOR
Karakteristik utama untuk bioreaktor kontinyu terletak pada asupan feed
(dapat berupa med=ium steril, substrat, atau suatu medium yang mengandung
mikroba) dan pengeluaran sejumlah fraksi dari volume kultur total yang terus
menerus. Metode kontinu memungkinan organisme tumbuh pada kondisi
setimbang (steady state), dimana pertumbuhan terjadi pada laju konstan dan
lingkungan stabil. Faktor seperti pH dan konsentrasi nutrisi dan produk metabolit
apabila berubah selama siklus pertumbuhan pada suatu continuous bioreactor dapat
dijaga konstan.
SEMI-CONTINUOUS BIOREACTOR
Bioreaktor semi-kontinyu atau sequential-batch bioreactor, atau fed-batch
reactor, merupakan suatu sistem bioreactor yang merupakan gabungan dari sistem
kontinyu dan bulk, dimana ia memiliki suatu sistem input atau feed berupa subtrat
yang ditambahkan secara kontinu atau berurutan ke dalam suatu media atau kultur
diskontinu yang sudah dimasukkan kedalam bejana diawal proses tanpa
mengeluarkan sesuatu dari sistem reaktor tersebut, dan hanya dilakukan satu kali
panen di akhir operasional proses tersebut. Panen dapat dilakukan secara
keseluruhan maupun parsial saja. Apabila diambil sebagian saja, sisanya akan
menjadi inoculum pada operasi fed batch selanjutnya saat dilakukan pengulangan
proses. Pengulangan proses dapat dilakukan beberapa kali (cascading) apabila selsel yang menajdi inoculum masih cukup produktif.
Bioreaktor semi-kontinyu merupakan proses yang dinamis, sehingga
dengan mengatur laju alir feed serta konsentrasi nutrient lain yang mempengaruhi
pertumbuhan, kita dapat mengendalikan proses agar ia tetap konstan dan dalam
keadaan optimal dengan lebih mudah hingga mencapai volume maksimum dari
bejana, kemudian dapat dilakukan pengulangan lagi atau apabila sudah mencapai
akhir produksi dilakukan penyesuaian agar proses selanjutnya berlangsung
layaknya suatu bulk reactor. Ini membantu kita mengefekifkan proses agar
menghasilkan produk yang diinginkan dengan suatu proses yang efisien dan
optimal pula.
Gambar 03: Contoh semi-continuous bioreactor dengan dua kali pengulangan dalam bubble
column.
(Sumber: http://www.rombio.eu/lucr_2_cascaval%20BT_files/image004.gif)
Bioreaktor jenis ini pertama kali diterapkan dalam produksi sel ragi dimana
glukosa ditambahkan secara incremental selama proses fermentasi untuk menjaga
tingkat gula yang rendah agar produksi alcohol berada dalam tingkat minimum.
Fed-batch reactor system ini juga diterapkan dalam produksi penisilin dan berhasil
meningkatkan jumlah dan kualitas yield-nya secara signifikan. Bioreaktor semi-
kontinyu seringkali diterapkan saat metode kontinyu tidak feasible dan saat batch
bioreactor tidak dapat memberikan level produktivias yang diinginkan.
Beberapa keunggulan dari bioreactor semi-kontinyu ini sendiri antara lain:
Yield yang lebih tinggi karena periode kultivasinya yang amat baik,
dimana tidak ada sel atau mikroba yang ditambahkan atau keluar.
REFERENSI
http://assets.cambridge.org/97805215/13364/excerpt/9780521513364_excerpt.pdf
, diakses pada 10 November 2015 (22:08 WIB)
http://people.clarkson.edu/~wwilcox/Design/reactbio.pdf,
diakses
pada
07
pada
09
diakses