Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN GROIN PANTAI SUMEDANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN


Oyong Hadi Putra, Mufti Warman Hasan, Afrizal Naumar
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang
Email : oyonghadip@yahoo.com,
mufti.warman@yahoo.com, zalnaumar@yahoo.com

ABSTRAK
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak lurus garis pantai, dan
berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa mengurangi atau
menghentikan erosi yang terjadi. Salah satu upaya penanganannya yaitu dengan
mendirikannya bangunan pengaman pantai yaitu berupa groin. Tugas akhir ini bertujuan
untuk mempelajari dan mendalami perencanaan sebuah groin. Untuk keperluan perencanaan
bangunan pelindung pantai perlu perhitungan kriteria gelombang, tinggi gelombang
signifikan, periode gelombang signifikan, dan tinggi gelombang ekivalen dengan
menggunakan metode signifikan. Metode ini dipakai pada arah kondisi angin konstan dan
terjadi didaerah yang cukup panjang. Untuk melakukan perhitungan diatas, maka memerlukan
beberapa data berupa data bathimetri, data angin 10 tahun dan data pasang surut untuk
menunjang didalam perhitungan nantinya. Dengan data tersebut, maka didapatkan hasil
perhitungan gelombang, dimensi groin, dan stabilitas groin. Dari hasil perhitungan diperoleh
jumlah groin dengan daerah tinjauan sepanjang 2 km sebanyak 11 buah, jarak antara groin
yaitu 180 m. Panjang groin yaitu 60 m dengan lebar puncak 3 m dan tinggi yaitu 4,32 m. Pada
perencanaan ini digunakan groin tipe lurus ( I ), karena bangunan tersebut dapat menahan
angkutan sedimen sepanjang pantai, dan mengendapkannya disisi hulu bangunan. Material
yang digunakan adalah batu alam, untuk berat struktur badan groin didapat 1392,935 kg
dengan diameter batu 1,06 m, dan berat struktur kepala groin 1459,266 kg dengan diameter
batu 1,08 m.
Kata Kunci : Erosi, Perencanaan, dimensi, Stabilitas.

ABSTRACT
Groin is building coastal protection are usually made perpendicular to the shoreline, and
serves to hold the sediment transport along the coast, so that it can reduce / stop the erosion.
One effort that is handling the building erected in the form of coastal protection groins. This
thesis aims to study and explore the planning of a groin. For the purposes of planning and
building coastal protection needs calculation criteria waves, significant wave height,
significant wave period, and wave height is equivalent to using the method significantly. This
method is used in the direction of the wind conditions occur in areas of constant and long
enough. To perform this computation, it requires some bathymetry data in the form of data,
wind data and 10 years of data to support tidal calculations in the future. With these data, the

results obtained wave calculations, dimensions groin, groin and stability. From the
calculations, the number of groin area 2 km-long review as many as 11 pieces, the distance
between the groin is 180 m. Groin length is 60 m wide and 3 m high peak which is 4.32 m.
On the use of planning type straight groins (I), because the building could withstand sediment
transport along the coast, and upstream settle building. The material used is natural stone,
weight for weight structures obtained groin 1392.935 kg with a diameter of 1.06 m rock, and
heavy structures 1459.266 kg groin head stones with a diameter of 1.08 m.
Keywords: Erosion, Planning, dimensions, Stability.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemanfaatan kawasan pesisir pantai secara
benar

dan

pemilihan

teknologinya

Pasang naik dan surut air laut sangat


berpengaruh

dalam

menentukan

memerlukan kearifan akan lingkungan yang

elevasi

membentuknya.

berpengaruh terhadap pembangunan

Demi

upaya-upaya

tersebut

berdayaguna

dan

terselenggaranya

air

rencana,

serta

atas

secara

berhasilguna

perlu

mempertimbangkan fenomena pantai

dirumuskan kebijakan pengelolaan pantai

serta berkurangnya suplai sedimen

secara terpadu untuk melandasi setiap

menyebabkan

keputusan

terabrasi/erosi.

teknologi

di

muka

pengamanan

prasarana

dan

pemanfaatan pantai, termasuk pengelolaan

Belum

yang

belum

sebagian

adanya

daratan

peraturan

dan

fungsi konservasi yang meliputi fungsi

perundang-undangan yang mengatur

perlindungan dan pengamanan. Wilayah

masalah pantai secara menyeluruh

pantai yang pada dasarnya adalah bagian

sehingga

dari pesisir, merupakan salah satu daerah

masalah baru.

kawasan

permukiman

nelayan.

Akibat

menimbulkan

masalah-

Secara umum kondisi pantai Sumedang

perkembangan prasarana permukiman, akan

sangat

menimbulkan masalah-masalah baru

disebabkan adanya hantaman gelombang

di

memprihatinkan.

Keadaan

ini

daerah pantai Sumedang yaitu :

kearah

Arah gelombang yang datang menuju

semakin mundur ke arah daratan. Menurut

pantai

masyarakat

menyebabkan

perpindahan

sendimen

berubahnya garis pantai.

terjadinya
dan

pantai akibatnya

Sumedang

sekitar

garis pantai

pantai

kemunduran

ini

pesisir
sudah

mencapai 20 m. Kebenaran ini nampak


dari keadaan tebing/bibir pantai yang

sudah mendekati pemukiman dan tumbuhtumbuhan. Kawasan pantai Sumedang ini

b. Pengumpulan data
Pengumpulan

data

dilakukan

dari

merupakan tempat berlabuhnya kapal-

berbagai instansi terkait, seperti data peta

kapal ikan. Guna mengamankan pantai

dasar topografi dan bathymetri, data pasang

Sumedang ini maka pihak pemerintah

surut untuk pantai Sumedang berdasarkan

Kabupaten

sedang

pengukuran pasang surut (tanggal 5 23

mengupayakan pengamanan pantai dari

Agustus 2012 ) yang diperoleh dari Dinas

bahaya erosi dan abrasi pantai yang telah

Pengelolaan Sumber Daya Air Sumatera

mengancam

Barat. Data angin dengan periode tinjau 10

pesisir

selatan

perumahan

dan

sarana-

prasarana yang ada disekitar pantai.

tahun (tahun 2000 sampai tahun 2009) yang

Tujuan :
Perencanaan Groin Pantai Sumedang

berasal dari data angin Teluk bayur yang

Kabupaten Pesisir Selatan ini bertujuan

Geofisika Tabing kota Padang.

untuk Menghitung, dan merencanakan

c. Analisa dan perhitungan

design teknis bangunan pengaman pantai

diperoleh dari Badan Meteorologi dan

1). Perhitungan kriteria gelombang, yang

yaitu Groin.

dihitung diantaranya adalah gelombang

Lokasi :
Pantai Sumedang, Provinsi Sumatera

signifikan, periode gelombang signifikan,

Barat,

Kabupaten

pesisir

selatan,

Kecamatan Ranah Pesisir, yang terletak


140 km sebelah selatan kota padang
dengan panjang garis pantai 2 km.

tinggi gelombang ekivalen.


2).Perhitungan gelombang signifikan,
yang dihitung diantaranya adalah proses
peramalan gelombang dilakukan karena
kompleksnya

gelombang

kenyataannya,
METODOLOGI

pengumpulan data.Kegiatan yang dilakukan


secara garis besar dibedakan atas :

untuk

hal-hal yang berkenaan dengan buku - buku


teknik pantai, dan perencanaan bangunan

akhir.

berasal dari pengolahan data asal dari

maksimum
dilakukan

mendapatkan landasan teoritik mengenai

pantai

hasil peramalan gelombang. Gelombang ini

pengolahan data angin. Dari data angin

a. Studi Pustaka
pustaka

diperlukannya

suatu presentatif yang merupakan bahan

Penulis melakukan studi pustaka, dan

Studi

sehingga

alam

yang berhubungan dengan tugas

pertahun

didapatkan

suatu

model angin maksimum dan arah mayoritas


pergerakan angin dari 10 tahun masa
pencatatan

Badan

Meteorologi

dan

Geofisika Teluk Bayur Padang.


3).Perhitungan gelombang menggunakan
teori gelombang Airy (1845). Dimana

peramalan gelombang signifikan di laut

pelindung yang disusun berdampingan

dalam didasarkan pada Fetch (F) dan faktor

(n=3) (Bambang Triatmodjo, 1999).

tegangan angin (UA) dengan menggunakan

Perhitungan lebar puncak Groin (B)

nomogram kurva peramalan gelombang

dapat dihitung dengan menggunakan

signifikan ( Bambang Triatmodjo ; 2012 )

persamaan.

Faktor Tegangan Angin (UA)

Dimana :

UA = 0,71* ( U )^1,23

B = Lebar puncak

Dimana :

Ka= Koefisien lapis

UA : Faktor tegangan angin

N = Jumlah butir batu

U : Kecepatan angin (m/dt)

r = Berat jenis batu

Sebelum perhitungan faktor tegangan angin

5). Stabilitas Groin

diperoleh, maka terlebih dahulu dihitung

Tekanan yang disebabkan disebabkan

Fetch seperti berikut :

oleh gaya gelombang dan berat dapat

Fetch (F)

digunakan persamaan berikut :

Panjang fetch adalah panjang laut yang

Qf = 0,5.L.N

dibatasi oleh pulau pulau pada kedua

Dimana :

ujungnya.

qf = Daya dukung ultimate (kg/m2)

Dimana :

Feff =

= Berat jenis tanah pondasi (kg/m3)

Xi cos
cos

L = Lebar pondasi (m)


B = Lebar kaki bangunan (m)

Feff

: fetch rerata efektif

Xi

: panjang segmen fetch yang diukur


dari

O = Titik guling (overturning)

Dalam hal tekanan gelombang, GODA

titik observasi gelombang ke

(1985) memberikan distribusi tekanan

ujung akhir fetch

berbentuk trapesium.

: deviasi pada kedua sisi dari arah

sudut

L
W
S

sebesar 420 pada kedua sisi dari arah

sampai

menggunakan

pertambahan

dengan

angin,

4
u

sama dengan lebar dari tiga butir batu

3 2

Lebar puncak Groin minimum adalah

PP

4). Perhitungan lebar puncak Groin

angin.

(Gambar : Gaya yang bekerja pada Groin)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perhitungan jarak seret gelombang Fetch
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Fetch Arah Barat


Cos
Xi (Km)
311,59 0,74315
315,48 0,80902
293,27 0,86603
225,53 0,91355
201,82 0,95106
172,12 0,97815
167,67 0,99452
166,65
1
176,6
0,99452
126,71 0,97815
119,71 0,95106
122,43 0,91355
120,04 0,86603
133,98 0,80902
116,29 0,74315
13,5109

()
42
36
30
24
18
12
6
0
6
12
18
24
30
36
42
Total

Xi Cos
231,5566
255,2287
253,9792
206,0318
191,9423
168,3588
166,7515
166,65
175,6326
123,9411
113,851
111,8453
103,9576
108,3921
86,4203
2464,539

Sumber : Hasil Perhitungan


F eff
= Xi Cos =
Cos

F eff =

NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

()
42
36
30
24
18
12
6
0
6
12
18
24
30
36
42
Total

1770 , 405
13 , 5109

182,4109

= 131 , 0351

Fetch Arah Barat Daya


Xi (Km) Cos
165,26 0,74315
132,51 0,80902
0,86603
125,5
124,92 0,91355
121,25 0,95106
119,12 0,97815
0,99452
125,3
1
115,22
115,29 0,99452
118,22 0,97815
118,29 0,95106
130,36 0,91355
0,86603
137,7
160,17 0,80902
181,93 0,74315
13,5109

Xi Cos
122,8121
107,2028
108,6861
114,12
115,3157
116,517
124,6136
115,22
114,6584
115,6367
112,5005
119,0897
119,2516
129,5803
135,2004
1770,405

Sumber : Hasil Perhitungan


F eff

= Xi Cos =
Cos

F eff =

2464 , 539
13 , 5109

Hasil perhitungan tinggi gelombang dan


periode gelombang maksimal pertahun :
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Rata-rata

Hs

Ts

1
1
1
1
1,08
1
2,8
1,86
2,4
1,17

5,85
5,85
5,85
5,85
6
5,85
8,45
7,45
7,95
6,1

1,431

6,52

(sumber : Hasil Perhitungan )

Hasil perhitungan periode ulang gelombang


rencana (Metoda Statistik) :
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009

Hs
1
1
1
1
1,08
1
2,8
1,86
2,4
1,17

(Hs-Hrata-rata)
5,85
0,185761
5,85
0,185761
5,85
0,185761
5,85
0,185761
6
0,123201
5,85
0,185761
8,45
1,874161
7,45
0,184041
7,95
0,938961
6,1
0,068121
Jumlah
4,11729
Ts

= 182 , 4109

(Ts- Tsrata-rata)
0,4489
0,4489
0,4489
0,4489
0,2704
0,4489
3,7249
0,8649
2,0449
0,1764
9,326

(sumber : Hasil Perhitungan )

Hasil perhitungan periode ulang gelombang


tertentu :
Periode ulang (Tahun )
2
5
10
25
50
100

y
0,3665
1,4999
2,2502
3,1985
3,9019
4,6001

yn
0,495
0,495
0,495
0,495
0,495
0,495

(sumber : Hasil Perhitungan )


131,0351

n
0,94
0,94
0,94
0,94
0,94
0,94

0,67637
0,67637
0,67637
0,67637
0,67637
0,67637

T
1,01795
1,01795
1,01795
1,01795
1,01795
1,01795

Hs
1,3385
2,1541
2,6939
3,3763
3,8824
4,3848

Ts
6,3808
7,6082
8,4208
9,4477
10,2094
10,9655

Pajang gelombang signifikan


Dari

perhitungan

Panjang

= 0,206
1 = 11,890

gelombang

signifikan di dapat :
Hs

= 1,613 m

Koefisien refraksi (Kr) =

Ts

= 6,905 m

Rumus yang digunakan untuk mencari


panjang gelombang adalah :
Lo = 1,56 T2 = 1,56 x 6,9052 = 74,38 m
Jadi panjang gelombang adalah 74,38 m
Perhitungan cepat rambat gelombang

 

 

=

 

 ,

= 0,85

Perhitungan tinggi gelombang ekivalen


laut dalam :
Ho = Kr x Hs

Rumus yang digunakan untuk mencari


cepat rambat gelombang :

Ho = 0,85 x 1,613
Ho = 1,37 m

Co = Lo/T
Co = 74,38/6,905

Gelombang pecah

Co = 10,77 m/detik

Dari grafik lampiran hubungan antara


Hb/Ho dengan m = 0,04 diperoleh nilai :

Refraksi gelombang

Hb/Ho = 1,3

Dari garis kontur pantai lokasi sudut antara


puncak

gelombang

diperairan

Hb

dalam,

= 1,37 x 1,3

dengan garis pantai () = 450 dimana arah


gelombang datang dari barat.

= Ho x (Hb/Ho)

= 1,78 m
Jadi panjang gelombang pecah adalah 1,78
m.

Diambil kedalaman laut dangkal (d) = 1 m


d/L0 = 1/74,38 = 0,013
Dari tabel A-1 diperoleh Ks = 1,35
d/L = 0,04612, maka panjang gelombang
pada kedalaman 1 m.
L = 1/0,04612 = 21,68 m.

Dari grafik lampiran hubungan antara


Db/Hb dengan m = 0,04 diperoleh nilai :
Db/Hb = 1,1
Dengan pertimbangan
= 1,78 x 1,1
= 1,95 m
Dari peta kontur kedalaman laut, kedalaman

Kecepatan gelombang kedalaman 1 m


C1 = L/T = 21,68/6,905 = 3,14 m/detik.
Sin 1 = (c1/c0) Sin 0
= 3,14/10,77 Sin 450

gelombang pecah 1,95 m terjadi pada jarak


60 m dari garis pantai.

DWL= HWL+SLR

Perhitungan Run Up Gelombang :


Ir

Tan
0,5
( H / Lo ) 0.5

,

, ,
(
)

Dimana:

= 3,25

74,38

DWL :

Elevasi muka air rencana

HWL :

High Water Level

SLR

Faktor pemanasan Global

Dari grafik Run Up lampiran didapat :

maka

Ru/H = 1,125

DWL

= 1,32 + 0,50
= 1,82

Ru = H x ( Ru/H )
= 1,78 x 1,125

Tinggi

groin

dihitung

dari

jumlah

=2m

perbedaan tinggi rata-rata air laut tertinggi


dengan rata-rata muka air laut terendah,
Run Up gelombang dan tinggi jagaan.

Perhitungan Elevasi Dan Puncak Groin

Dalam desain ini, tinggi jagaan diambil

Elavasi Groin = DWL + Ru + Fb

0,50 m.

Dimana :
DWL : Elevasi muka air rencana

Tinggi Groin

Ru

: Run Up Gelombang

Fb

: Free board (diambil 0.50)

Untuk

menghitung

elevasi

Elevasi puncak groin dihitung dengan

muka

air

rencana tergantung dari pasang surut,

persamaan:
Elavasi groin = DWL + Ru + Fb
= 1,82 + 2 + 0,5

kenaikan muka air karena gelombang

= 4,32 m

(wave setup), wind setup, tsunami dan


pemanasan global, tapi untuk kasus ini
parameter diatas tidak dipakai seluruhnya,

Panjang Groin

karena

Dalam

kemungkinan

parameter

diatas

perencanaan

panjang

Groin,

terjadi secara bersamaan kecil sekali.

tergantung pada kedalaman gelombang

Parameter yang digunakan adalah : Pasang

pecah (db) = 1.95 m. Berdasarkan hasil

surut

(SLR).

bathimetri, kedalaman tersebut terdapat

terendah

sejarak 60 m dari garis pantai. Untuk

dan

Sementara

pemanasan
itu

global

perkiraan

pemanasan global (SLR) selama 25 tahun

keperluan

umur rencana konstruksi menurut grafik

groin direncanakan sepanjang 60 m.

yang ditampilkan dalam buku Bambang


Triatmojo, adalah sebesar 0.40 cm.

pemecah

gelombang,

maka

Dimensi Batu Struktur Groin

Berat batu alam untuk struktur kepala

Berat dan volume Butir Batu pelindung

groin

Data perhitungan:

Kd = 2.1 untuk gelombang pecah pada

Hs = 1.613

kepala groin.

= 2200 kg/m3 (berat jenis batu alam)

w =

W =

1025 kg/m3 (berat jenis air laut)

= 1 : 2 (cot =2)

Untuk menghitung berat butiran batu


pelindung memakai persamaan :

rxHs 3

r
W =
dimana Sr =
3
a
Kd ( Sr 1) x cot
Untuk nilai Kd diambil dari lampiran.

2200 x(1.613) 3
3

2200
2.1x
1 x 2
1025

W = 1459,266 kg
Volume
V =

W 1459,266
= 0.66 m3
=
r
2200

Jika Batu diangga bulat bola, maka


diameternya:
V

= 0.524d3

Berat batu alam untuk struktur badan groin

= 1,08 m

Kd = 2.2 untuk n>3 kondisi gelombang

Maka diameter batu untuk struktur badan

pecah pada badan groin.

groin 1,08 m.

W =

2200 x(1.613) 3
3

2200
2.2 x
1 x 2
1025

W = 1392,935 kg

Tebal lapisan batu pelindung


Data-data perhitungan:
r = 2200 kg/m3 (berat jenis batu alam)
n = 2 Jumlah lapis pelindung

Volume
V =

W 1392,935
= 0.633 m3
=
r
2200

Jika Batu dianggap bulat bola, maka

W
T = nxKx
r

; K

dilihat pada lampiran , ambil untuk 1,15


untuk batu alam kasar.

diameternya:
V

= 0.524d3

Struktur Badan Groin

= 1,06

W
T = nxKx
r

Maka diameter batu untuk struktur badan


groin 1,06 m.

T= 1,97 m 2 m

Struktur Kepala Groin

W
T = mxKx

WR

= 0,5 m

Maka diameter batu untuk pelindung kaki

groin 0,5 m

T=2 m
Stabilitas Bangunan Groin
Daya Dukung tanah
Elevasi Puncak dan Lebar Pemecah

Data-data kondisi tanah dan geologi di

Gelombang.

sekitar bangunan adalah:

Lebar puncak groin dan elevasi puncak


groin

diukur dari

dasar

pantai

atau

terbawah dari bangunan pelindung.

Sudut Geser () = 30-35


Kohesi pasir (c) = 0
Berat jenis batu alam (batu) = 2200 kg/m3
Berat jenis Pasir (psr)

Lebar puncak struktur badan groin


Diambil n (jumlah butir batu) = 3, maka:

W
B = nxKx
r

= 2000 kg/m3

Lebar puncak bangunan (b) =

3m

Tinggi Bangunan (H)

4,32 m

Lebar Bangunan (B)

20,28 m

Ambil = 30 maka dari grafik faktor


1

1392,935 3
B = 3x1.15x
= 2,96 m 3 m
2200

daya dukung pondasi dangkal didapat N =


18, maka:
qf = 0.5 xBxpsrxN

Lebar puncak struktur kepala groin

= 0.5 x 20,28 x 2000 x 18

Diambil n (jumlah butir batu) = 3, maka :

= 365040 kg/m3

W
B = nxKx
r

Jika angka keamanan diambil (Sr) = 3,

maka tekanan tanah yang didapat:


1

1459,266. 3
B = 3x1.15x
=3m
2200

q=

qf 365040
=
= 121680 kg/m2
3
Sr

Berat Sendiri Groin

Perhitungan pelindung kaki groin

W=A x batu

Volume
W 145,93
= 0.066 m3
V =
=
r
2200

Jika Batu dianggap bulat bola, maka


diameternya:
V

= 0.524d3

W = 69564 kg/m

Tekanan yang terjadi pada tanah pondasi

Faktor keamanan Groin

karena adanya beban konstruksi adalah:

Gaya gelombang

Data data sebagai berikut :

W 69564
=
=
B
11,6

1025 kg/m3

1,95 m

Hs

1,613 m

Perhitungan daya dukung tanah untuk

dbw

15,83 m

groin, selanjutnya dapat dilihat pada tabel

Hmax =

2.8000

berikut.

150

Perhitungan daya dukung tanah konstruksi

Lo

74,38 m

groin

d / lo =

5996,896 < q =..................Oke

0,026

dari tabel fungsi d/lo didapat nilai :


d/L

0,06613

4d/L

0,8310

Sinh(4d/L) =

0,9301

cosh(4d/L) =

1,366

Untuk

menentukan

besarnya

gaya

gelombang tersebut, digunakan persamaan


berikut :
(sumber : Hasil Perhitungan )

1 4d / L

= 0.6 +
2 sin h (4 / L )

Faktor keamanan terhadap guling dan


geser.

aman

maka

perlu

dihitung/dicek terhadap guling dan geser.

Gaya-gaya yang bekerja pada bangunan


pemecah gelombang adalah gaya yang
disebabkan oleh tekanan gelombang di
permukaan dan tekanan gelombang di
permukaan dan tekanan gelombang dari
dasar laut (uplift).

= 0.999

Untuk mengetahui apakah bangunan yang


direncanakan

1 0,8310
0 .6 +

2 0.9301

d'
1
1

d cos h (2 / L )

0.039

dbw h H max 2d
min

,
3dbw h H max
=

0,5074 ; 1.3928

Diambil nilai yang terkecil 2 = 0,5074

Perhitungan

Tekanan gelombang

diasumsikan

1 = (1+cos) (1+ 2 cos2) w.Hmax


= 1336,522 kg/m

2 =

referensi

KESIMPULAN


= 4,128

Dari pengolahan data angin, diperoleh


tinggi gelombang akibat angin barat

{1}
cosh (4 d / L )

1,613 m dengan periode 6,905 detik.

= 4,128 ; 2.65

Terjadinya sedimentasi yang cukup


besar disepanjang garis pantai yaitu

D*c = min(*,dc)

disebabkan oleh pantai.

Diambil yang terkecil yaitu 2.65


P

dengan

(Bambang triadmodjo, 2000).

1
= 1608,33kg / m 2
cosh( 2 d / L )

= 1608,33 kg/m

sesuai

bangunan

* = 0,75 (1 + cos ) Hmax

3 =

stabilitas

Dari hasil perhitungan, didapat groin


pada gelombang pecah (db) = 1,95 m

= 1/2( 1+ 2)d + 1/2( 1+ 3)d*c

dengan panjang 60 m, dan didapat

= 6773,159 kg

jumlah groin 11 buah, dan jarak antara


konstruksi groin 180 m.

Tekanan angkat gaya keatas (Gaya Uplift)

Pada

perencanaan

groin

pantai

sumedang kabupaten pesisir selatan ini

dihitung dengan :

menggunakan groin tipe I, karena

Pu = 1/2 (1+cos) 1.3. w.Hmax

dilihat dari pengangkatan kasus yaitu

= 1/2 (1+cos 150) x 0,999 x 0,039 x

tererosinya pantai sehingga dengan

1025 x 2.8000

adanya

= 109,913 kg/m2

groin

sedimen

Gaya angkat pias 1 m ( U )

yang

ini

dapat

masuk

menahan

dan

pantai

terbentuk kembali.

U = 1/2.Pu.B
= 1114,518 kg

SARAN

Gaya tahan akibat berat sendiri


P4 = P6 = 0,5 . B1 . Htot . w

P5

Perlunya ketelitian dalam pembacaan

= 19128,96 kg

grafik peramalan gelombang (SPM,

= 3 . Htot . w

1984) dan grafik lain yang berkaitan


dengan perhitungan groin.

= 13284 kg

Perlunya

pengkajian

mengenai

material

lebih
yang

lanjut
dipakai

sebagai

bahan

material

bangunan

dengan pertimbangan biaya konstruksi


serta pelaksanaan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang

Triatmodjo,

2012,

Perencanaan Bangunan Pantai, Beta


Offset, Yogyakarta.
Bambang Triatmodjo, 1999, Teknik
Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.
Bambang Triatmodjo, 2000, Teknik
Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.
Nur Yuwono, 1992, Dasar dasar
Perencanaan Bangunan Pantai,Volume
2.
Pratiko, W.A, Armono, H.D, Suntoyo,
1996, Perencanaan Fasilitas Pantai dan
Laut,

Edisi

Pertama,

BPFE,

Yogyakarta.
Kakisina, T.J, 2009, Desain Groin
Untuk

Mengatasi

Erosi

Kawasan

Pesisir Pantai Utara Teluk Baguala


Ambon ; Jurnal Ilmu ilmu Teknik
dan Sains Teknologi ISSN 1693-9425
Vol. 6 Nomor 1 April 2009.

Anda mungkin juga menyukai