Anda di halaman 1dari 3

Pertumbuhan Postnatal Maksilla

(Venkatesh, 2005: p.11-12)

Displacement
Pertumbuhan naso-maxillary complexPertumbuhan pada sutura
Surface remodelling

Pertumbuhan dari naso-maxillary complex dihasilkan dari mekanisme:


a. Perpindahan (displacement)
Perpindahan pasif/ sekunder dari nasomaxillary complex terjadi dengan arah ke
bawah (turun) atau ke depan (maju) dari pertumbuhan basis kranial. Tipe perpindahan ke
depan (maju) merupakan tipe perpindahan yang utama. Akibatnya seluruh maxilla ikut maju
ke depan.
b. Pertumbuhan pada sutura (growt at sutures)
Pertumbuhan sutura seperti frontonasal suture, fronto maxillary suture, zygomaticotemporal suture, zygomatico-maxillary suture, pterygopalatine suture mempengaruhi posisi
maxilla ke bawah dan ke samping. Saat pertumbuhan jaringan lunak di sekitarnya terjadi,
maxilla akan turun dan maju.
c. Surface remodelling
Remodelling besar-besaran oleh deposisi dan resorpsi terjadi untuk menyempurnakan
pertambahan ukuran dan pergantian bentuk dari tulang.
Deposisi tulang terjadi di sepanjang batas posterior tuberositas maksila. Akibatnya
terjadi perpanjangan dental arch dan perluasan dimensi anterio-posterior pada badan
maksila (maxillary body). Hal ini membantu mengakomodasi erupsi gigi molar.
Seiring gigi mulai erupsi, deposisi terjadi pada margin alveolar. Hal ini akan
menambah ketinggian dan kedalaman palatum.
Pertumbuhan Postnatal Mandibula
(Venkatesh, 2005: p.12-13)

Mandibula merupakan tulang yang mengalami pertumbuhan postnatal terbesar.


Perkembangan mandibula terjadi di beberapa tempat, di antaranya:
a. Ramus
Pergerakan ramus terjadi ke arah posterior, atau resorpsinya terjadi pada regio anterior dan
deposisi pada regio posterior (Gambar: Deposisi tulang pada ramus. Meningkatnya ukuran
ramus bertujuan:
-

mengakomodasi pertambahan ukuran dari otot mastikasi yang melekat padanya

mengakomodasi pertambahan luas dari ruang pharyngeal

memfasilitasi perluasan corpus mandibulae yang bertugas mengakomodasi erupsi gigi


molar.

b. Corpus mandibulae
Pertumbuhan ke arah posterior dari ramus, membantu perluasan corpus dari mandibula
menghasilkan ruangan untuk mengakomodasi erupsi gigi molar.
c. Lingual tuberosity
Deposisi tulang terjadi di permukaan medial dari lingual tuberosity dan resorpsi terjadi di
fossa lingual yang pada gilirannya akan menipiskan tonjolan pada lingual tuberosity.
d. Processus alveolar
Processus alveolar berkembang untuk merespon munculnya benih gigi. Seiring erupsi gigi,
processus alveolar berkembang dan bertambah tinggi karena deposisi margin. Tulang
alveolar menambah tinggi dan ketebalannya dari corpus mandibula dan bermanifestasi
sebagai perluasan lingual ke arah ramus untuk mengakomodasi molar 3. Pada kasus ketiadaan
gigi, tulang alveolar gagal berkembang dan mengalami resorpsi saat ekstraksi gigi.
e. Dagu
Pertumbuhan dagu dipengaruhi oleh karakter seksual dan genetik, pria mempunyai dagu lebih
maju daripada wanita.
-

Condyle
Pertumbuhan condyle melalui deposisi tulang. Deposisi tulang ini mengikuti
pertumbuhan sekunder dari jaringan lunak.

Processus coronoideus

Pertumbuhan processus coronoideus mengikuti prinsip perluasan V

1. Tahap Inisiasi / Bud stage


Terdapat 10 tooth buds pada masing-masing rahang, yang merupakan benih gigi
sulung. Dimulai pada minggu ke-6 prenatal.
Tooth buds gigi permanen terbentuk saat fetus usia 17 minggu sampai 5 tahun.
2. Tahap Proliferasi / Cap stage
Sel-sel mesenkim membentuk dental papilla membelah dan tumbuh
menyelubungi enamel organ membentuk dental folicle/sac
Tampak 3 struktur :
- enamel organ (membentuk enamel)
- dental papilla (membentuk dentin dan pulpa)
- dental folicle (membentuk sementum, periodontal ligamen dan tulang
alveolar)
3. Tahap Histodiferensiasi / Bell stage
Terdapat 2 karakteristik :
a. Inner enamel epithelial cell membentuk mahkota gigi
b. Inner enamel epithelial cell memanjang dan berdiferensiasi ke dalam
ameloblast untuk menjadi enamel-forming cell selanjutnya
Sel-sel di perifer dental papilla berdiferensiasi menjadi odontoblast yang akan
berfungsi membentuk dentin
4. Tahap Morfodiferensiasi/ Advance bell stage
. Dentinogenesis
Sel-sel dental papilla berdifferensiasi merangsang odontoblas membentuk
dentin
Odontoblas tertanam pd matriks ekstraseluler predentin mengalami
mineralisasi / kalsifikasi dentin
Amelogenesis
Ameloblast memulai sekresi terjadi sintesa enamel protein amelogen
amelogen mengendap matriks enamel mengalami mineralisasi
maturasi menjadi enamelin kandungan mineral kandungan air dan
bahan organik teresorbsi space antara HA menjadi lebih kecil dan
permukaan enamel menjadi halus

Anda mungkin juga menyukai