Makalah Konsep Kepribadian
Makalah Konsep Kepribadian
Dosen :
Disusun Oleh :
1. Melly Andriyani
: 04.14.4002
2.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak
memberi banyak kenikmatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini setelah
melewati beberapa kesulitan. makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep kepribadian seorang obyektif
Tidak lupa ucapan terima kasih yang setulusnya, penulis sampaikan kepada pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari
pihak-pihak yang terkait, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap meskipun sedikit yang dapat penulis susun, akan banyak manfaatnya
dalam dunia pendidikan. Tidak menutup kemungkinan masih ada terdapat beberapa
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga kritik dan saran membangun penulis
untuk kesempurnaan dalam penyusunan makalah berikutnya.
Yogyakarta, 10 Oktober 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Psikologi kepribadian merupakan salah satu cabang dari psikologi yang menguraikan
struktur-struktur kepribadian manusia sebagai suatu totalitas serta mengenai pemahamanpemahaman tingkah laku yang menjadi cirri-ciri individual.
Oleh sebab itu, dalam mempelajari psikologi tidak lepas dari mempelajari tentang
jiwa, kepribadian seseorang dalam setiap perbuatan tingkah laku dalam kesehariannya.
Dalam mempelajari kepribadian seseorang tidak hanya dapat dilihat dari tampak luarnya saja,
namun bisa dilihat dari dalamnya, karena sering kali apa yang terlihat dari luar tidak sama
dengan kenyataan yang terjadi, yang dialami seseorang, semua yang tampak dari luar
hanyalah sebagai topeng saja. Kepribadian juga merupakan ranah kajian psikologi dalam
pemahaman tingkah laku, pikiran, perasaan, kegiatan manusia, yang memakai rasional
psikologi.
Di dalam makalah ini penulis mencoba untuk menelaah lebih dalam mengenai
Konsep Dasar Kepribadian Ssecara menyeluruh.
.
BAB II
ID
EGO
SUPER EGO
untuk Komponen
moral
kepribadian,
true
reality)
subjektif
(tidak nyata.
yang Mengetahui
dari subjektif
instink-instink,
dan
dari
dan
(dunia nyata)
gudangnya
(reservoir)
energi
psikis
yang digunakan
oleh
ketiga
sistem
kepribadian
Sumber : Syamsu Yusuf Teori Kepribadian 2011
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepribadian
Menurut Syamsu & Juntika dalam bukunya Teori Kepribadian, 2011
mengatakan bahwa perkembangan kepribadian individu dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya faktor hereditas dan lingkungan. Faktor hereditas yang
mempengaruhi kepribadian antara lain: bentuk tubuh, cairan tubuh, dan sifat-sifat
yang diturunkan dari orang tua. Adapun faktor lingkungan antar lain : lingkungan
rumah, sekolah dan masyarakat. Di samping itu, meskipun kepribadian seseorang itu
relatif konstan, kenyataannya sering ditemukan perubahan kepribadian. Perubahan itu
sering dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan.
1.
masyarakat,
maka
mereka
cenderung
akan
memiliki
karakteristik
secara selektif dan menggunakan pandangan subjektif mereka sendiri. Orangorang yang introvert ditandai oleh kecenderungan mudah tersinggung, perasaan
gampang terluka, mudah gugup, rendah diri, mudah melamun, sukar tidur.
Intelegensia relatif tinggi, perbendaharaan kata-kata baik, cenderung tetap pada
pendirian (keras kepala), umumnya teliti tapi lambat, mereka agak kaku, dan
kurang suka lelucon terlebih mengenai seks.
Ciri-ciri orang dengan tipe introvert adalah sulit bergaul, hatinya tertutup, sulit
berhubungan dengan orang lain dan penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar
kurang baik. Hal ini akan menyebabkan seseorang sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan rumah sakit, dimana orang dihadapkan pada berbagai macam tindakan
keperawatan dan orang yang tidak dikenal, seperti dokter, perawat dan pasien
lainnya.
b. Ekstrovert
Sikap ekstrovert mengarahkan pribadi ke pengalaman objektif, memusatkan
perhatiannya ke dunia luar, cenderung berinteraksi dengan orang disekitarnya,
aktif dan ramah. Ciri-ciri tipe ekstrovert adalah mudah bergaul, suka pesta,
mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak suka
membaca atau belajar sendirian, sangat membutuhkan kegembiraan, mengambil
tantangan, sering menentang bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu,
dan biasanya suka menurutkan kata hatinya, gemar akan gurau-gurauan, selalu
siap menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak
pertimbangan (easy going), optimis, serta suka tertawa dan gembira, lebih suka
untuk tetap bergerak dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi agresif dan
cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol,
dan tidak selalu dapat dipercaya (Aiken, 1993 : 86 87). Selain itu orang-orang
yang ekstrovert intelegensia mereka relatif rendah, pebendaharaan kata-kata
kurang, mempunyai kecenderungan tidak tetap pada pendirian, umumnya mereka
cepat namun tidak teliti, mereka tidak begitu kaku, dan mereka menyukai lelucon
terlebih mengenai seks. (Suryabrata, 2002).
1.
pembentukan
dan
perkembangan
anak
dalam
menuju
kedewasaan.
Empirisme
Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme.
Empirisme (empiri = pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau
potensinya di bawah lahir manusia. Dengan kata lain bahwa anak manusia itu
lahir dalam keadaan suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apaapa. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik
besar pengaruhnya pada faktor lingkungan. Dalam teori belajar mengajar,
adalah
konstitusi
psikis
yang
berhubungan
dengan
eksogen
(lingkungan
pendidikan,
pengalaman,
dan sebagainya).
b. Watak
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering dipergunakan secara
bertukartukar, namun Allport memberi pengertian berikut: character is
personality evaluated and personality is character devaluated. Allport
beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah satu
dan sama, akan tetapi, dipandang dari segi yang berlainan. Kalau orang hendak
mengadakan penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih tepat dipakai istilah
watak; tapi kalau bermaksud menggambarkan bagaimana adanya (jadi tidak
melakukan penilaian) lebih tepat dipakai istilah kepribadian.
c. Hubungan antara kepribadian, watak dan temperamen
Kepribadian, watak dan temperamen berkaitan satu sama lain. Ketigatiganya menyangkut diri seseorang. Kepribadian dan watak lebih dekat satu sama
lain, bahkan
sering
disamakan.
Kalau
kita
terutama
bermaksud
juga sekaligus bicara tentang kepribadian, bergantung mana yang kita tekankan,
aspek normatifnya atau aspek deskriptifnya.
Temperamen lebih banyak ditentukan oleh struktur fisik-biologis seseorang,
dan sifatnya tetap, oleh karenanya dapat dibuat perbedaan yang jelas dan bersifat
tetap antara satu orang dengan yang lain. Temperamen merupakan bagian
dari kepribadian, yang di dalamnya unsur bawaan lebih dominan. Namun
berbicara mengenai temperamen juga berarti berbicara mengenai kepribadian,
suatu kepribadian
dengan
tentang perkembangan
temperamen
kepribadian,
maka
tertentu.
bukanlah
Tapi
kalau
terutama
bicara
mengenai
hampir
semua
gerakan
otot-otot
ikut
digerakkan.
Dalam masa ini anak merupakan makhluk yang punya tegangan-tegangan dan
perasaan enak tak enak. Pada masa ini keterangan yang biologistis yang bersandar
pada pentingnya hadiah atau hukum efek atau prinsip kesenangan adalah sangat
cocok. Jadi dengan didorong oleh kebutuhan mengurangi ketidakenakan
sampaiminimal dan mencari keenakan sampai maksimal anak itu berkembang.
Pertumbuhan anak itu bagi Allport merupakan proses deferensiasi dan integrasi
yang berlangsung terus-menerus. Allport menyimpulkan bahwa setidak-tidaknya
pada bagian kedua tahun pertama anak telah menunjukkan dengan pasti sifat-sifat
yang khas.
b. Transformasi Kanak-kanak
Menurut Allport manusia itu adalah organisme yang pada waktu lahirnya
adalah makhluk biologis lalu berubah/berkembang menjadi individu yang egonya
selalu berkembang, struktur sifat-sifatnya meluas dan merupakan inti daripada
tujuan-tujuan dan aspirasi masa depan. Teori Allport terdapat dua teori
kepribadian yang satu ialah yang biologistis yang cocok untuk anak yang baru
lahir dan yang lama (dengan perkembangan kesadaran) makin kurang memadai,
dan pada masa ini harus diadakan reorientasi kalau-kalau kita menghendaki
representasi individu yang makin memadai.
c. Dewasa
Pada orang dewasa factor-faktor yang menentukan tingkah laku adalah sifatsifat yang terorganisasikan dan selaras. Pada umumnya orang dapat lebih tahu
akan apa yang akan hendak dikerjakan seseorang, kalau dia tahu rencana-rencana
yang disadarinya daripada ingatan-ingatan yang tertentu.
4. Faktor-faktor Penghambat Perkembangan Pribadi
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri :
1. Tidak punya tujuan hidup yang jelas;
2. Individu kurang termotivasi;
3. Ada keengganan untuk menelaah diri sendiri ( takut menerima kenyataan
karena memiliki kekurangan / kelemahan );
4. Orang yang usianya sudah tua tidak melihat bahwa kearifan dan
kebijaksanaan bisa dicapai;
5. Merasa tidak ada tantangan;
6. Merasa tidak mampu;
7. Sudah merasa puas;
8. Merasa tidak berharga.
b. Faktor penghambat yang berasal dari lingkungan :
1. Sistem yang dianut ( di lingkungan : pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal );
2. Tanggapan, sikap atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan ( kebiasaan
atau tradisi, misalnya : isteri sebagai pengurus rumah tangga sulit berkembang
dalam bidang profesi yang diminati ).
DAFTAR PUSTAKA
Ayub Sani Ibrahim (2003), Panik Neurosis dan Gangguan Cemas, Jakarta : PT. Dua As As
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010 .
Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan. 2011. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tahsinul,(2008).Kepribadian.http://tahsinul.wordpress.com diakses tanggal 28 Oktober 2011 Jam
10:12:50
Daradjat, Zakiah, et all. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Akrasa kerjasama dengan
Depag,
Feisal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press
Mudyahardjo, Redja. 2002. Pengantar Pendidikan; Sebuah Studi Awal tentang Dasar-dasar
Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Rake Press
Tirharahardja, Umar dan La Sula. 1996. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta