Dalam siaran TV biasa kita mendengar kata kebangsaan. Menurut KBBI, kebangsaan
adalah ciri-ciri yang menandai golongan bangsa; perihal bangsa; mengenai (yang bertalian
dengan) bangsa. Kebangsaan Indonesia telah lahir sejak Budi Utomo berdiri pada 1908 yang
kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928,
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang, Indonesia telah mangalami pasang
surut dan dinamika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Unsur terpenting dalam konsep
kebangsaan adalah kemauan bersama untuk hidup secara nyata (Wibowo, 2016). Saat ini kita
telah berada di era globalisasi, transparansi dan reformasi yang sedang menguji keberadaan
bangsa Indonesia. Tanpa disadari, keadaan tersebut telah mengeser nilai-nilai bangsa yang
selama ini mengakar kuat dan menjiwai kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila tidak lagi menjadi bagian terpenting
dalam kehidupan bermasyarakat.
Keadaan kebangsaan di Indonesia kini sangat memprihatinkan. Masalahnya sebagai
bangsa saat ini Indonesia sedang mengalami krisis kebangsaan yang cukup serius bahkan kronis
yang ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok eklusifisme berdasarkan pada sentiment
primordial sehingga pada gilirannya berbagai konflik sering dan cenderung mudah terjadi di
seluruh Indonesia. Potensi disintegrasi kebangsaan inilah yang dapat memicu tumbuhnya
gerakan separatis di berbagai daerahdi Indonesia. Namun, dari sekian banyak permasalahan
tersebut, yang sedang hangat diperbincangkan ialah kasus di tanah papua.
Dalam berita-berita di surat kabar maupun di layar kaca, negara-negara di Kepulauan
Pasifik mengkritik penegakan HAM Indonesia di Papua dan Papua Barat. Mereka menggunakan
kesempatan berpidato di Majelis PBB untuk mendesak dilakukannya penentuan nasib sendiri di
wilayah tersebut. Delegasi dari Kepulauan Solomon, Vanuatu, Nauru, Kepulauan Marshall,
Tuvalu dan Tonga semua menyatakan keprihatinan atas provinsi, yang terletak di bagian barat
Pulau Papua Nugini dan merupakan rumah bagi sebagian besar populasi warga Melanesia. Nara
Masista Rakhmatia, seorang pejabat di misi tetap Indonesia untuk PBB, pada gilirannya
berbicara menuduh negara-negara Kepulauan Pasifik telah mengganggu kedaulatan nasional
Indonesia. Budi Hernawan, seorang dosen di Sekolah Tinggi Diplomasi Paramadina Jakarta dan
Peneliti di Pusat Lintas Keyakinan dan Perdamaian Abdurrahman Wahid di Universitas
Indonesia di Jakarta, telah bekerja selama lebih dari satu dekade pada isu-isu hak asasi manusia
Jadi, jiwa kebangsaan memang perlu ditanam sejak dini dan merata ke seluruh wilayah
Indonesia. Peranan pemuda dalam membangun wawasan kebangsaan untuk menuju bangsa yang
maju dan mandiri sepatutnya mengedepankan harmoni kedamaian yang indah dalam kawasan
Indonesia Raya yang luas di zambrut khatulistiwa. Dalam konteks ini, Pancasila sebagai perekat
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat seharusnya perlu terus ditingkatkan
pemahaman dan implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta
bermasyarakat serta pembentukan jati diri sebuah bangsa. Pancasila beserta nilai-nilainya
sebagai pandangan ideologi dan hidup bangsa harus terus diamalkan dalam setiap sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat , sehingga kita dapat membuat konsep
kebangsaan yang tepat untuk masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kodam16pattimura.mil.id/news/detail/106-OPINI%E2%80%98%E2%80%99WAWASAN-KEBANGSAAN-PERKOKOH-NKRI
%E2%80%99%E2%80%99 diakses pada 29 September 2016 pukul 21.15 WIB.
http://news.detik.com/australia-plus-abc/d-3308548/indonesia-kecam-tudingan-ham-negara-dikepulauan-pasifik-soal-papua?n992204australia diakses pada 28 September 2016 pukul
15.15 WIB.
http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/item/318-wakapolda-papua-berikan-pandangantentang-kondisi-papua diakses pada 29 September 2016 pukul 20.05 WIB.
http://www.nasbun.com/2011/11/peran-pemuda-dalam-pembangunan-wawasan.html
diakses
Yudhi
Hari.
2016.
Negara
Bangsa
dan
Globalisasi.
diakses
29