Anda di halaman 1dari 38

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis

Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

I. PENDAHULUAN
Bisnis penyamakan kulit semenjak jaman penjajahan oleh Belanda dulu
hingga sekarang telah mengalami berbagai perkembangan.

Prospeknya yang

cukup bagus telah mendorong banyak warga untuk terjun ke dalam bisnis ini.
Dari hanya satu dua pabrik pengolahan kulit pada awal perkembangannya,
sekarang, untuk daerah Sukaregang, Garut saja misalnya, sudah sekitar 330
pengusaha kulit yang menjalankan bisnisnya di sentra industri kulit. Bisnis kulit
memang menguntungkan karena pasar masih terbuka lebar.
Sebanyak 30 % dari kebutuhan bahan baku untuk industri kulit dipenuhi
dari pengadaan lokal, sedangkan sisanya masih harus diimpor dari beberapa
negara. Semakin terbatasnya kemampuan industri lokal untuk penyediaan bahan
baku antara lain disebabkan oleh makin sedikitnya jumlah sapi yang dipotong. Di
samping itu harga bahan baku ikut melonjak akibat kelangkaan suplai karena
banyak bahan kulit mentah, setengah proses maupun kulit samak yang diekspor
menyusul depresiasi Rupiah yang semakin tajam.

Keterpurukan Rupiah

menyebabkan naiknya harga bahan baku impor. Harga-harga bahan penolong


(additive) meningkat hampir 250 % dibandingkan sebelum krisis ekonomi.
Meskipun demikian sebenarnya, tingkat permintaan luar negeri seperti negaranegara Eropa, Amerika Serikat dan Asian Timur atas produk-produk kulit dari
Indonesia masih cukup tinggi.
Namun untuk memulainya, para pengusaha membutuhkan modal besar.
Dengan modal Rp 200 juta, pengusaha hanya dapat memiliki 4 molen dan
dikategorikan sebagai pengusaha kecil. Namun, bisnis penyamakan kulit tidak
harus memiliki mesin yang banyak.

Pengusaha yang tidak memiliki modal

peralatan yang cukup dapat menggunakan mesin milik pengusaha besar asal
memberikan bayaran yang sesuai.
Selain mesin, pengusaha pun harus membeli bahan-bahan kimia untuk
proses penyamakan kulit. Bahan-bahan kimia tersebut harganya sangat mahal
karena sebagian besar masih impor dari Eropa. Hanya kapur dan garam yang
tidak perlu impor, sedangkan sisanya yang mencapai 60% dari kebutuhan harus
mengimpor.

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Namun, keuntungan yang diperoleh pun dapat selangit bila pengusaha


mampu membaca peta pasar. Hal ini disebabkan karena pasar masih sangat luas.
Jangankan untuk pasar internasional, pasar lokal dan nasional pun masih memiliki
banyak celah.
Ketika krisis ekonomi melanda, bisnis kulit ini terkena dampaknya.
Sebagian pengusaha, terutama yang mengandalkan pasar lokal, nyaris gulung
tikar. Hal itu disebabkan melonjaknya harga bahan baku kulit, sedangkan jumlah
konsumen terus menurun. Sebagian perusahaan sepatu dan garmen besar yang
tadinya menjalin kerja sama satu per satu mulai menghentikan permintaan kulit.
Krisis ekonomi dan kondisi politik serta keamanan yang tidak stabil
membuat investor asing menarik modalnya dan memindahkan usaha garmen dan
sepatu ke negara lain, seperti Vietnam. Akibatnya, pengusaha kulit kehilangan
konsumen terbesarnya.
Akan tetapi, tidak seluruh pengusaha mengalami masa sulit. Beberapa
pengusaha dalam bisnis penyamakan dan kerajinan kulit, justru meraup untung
besar saat nilai rupiah jatuh. Pasalnya, pada pengusaha ini sudah memiliki pasar
yang tetap di Bali dan mereka menetapkan harga jual berdasarkan kurs dolar.
Ketika krisis ekonomi baru melanda Thailand, mereka menambah stok barangnya
karena saat itu diprediksi Indonesia akan segera terkena krisis. Dan benar, tak
lama kemudian krisis melanda, karena sudah menyimpan stok yang cukup
banyak, para pengusaha ini tinggal melepas barang-barangnya tanpa harus
mengeluarkan modal yang besar.
Namun, untung tak selalu bisa diraih. Lolos saat krisis ekonomi, bukan
berarti bisa lolos saat isu terorisme mencuat. Peristiwa bom Bali cukup membuat
bisnis lesu. Karena sebagian besar konsumen berbondong-bondong pergi
meninggalkan Bali dan hingga kini masih enggan kembali.
Untuk kembali menggairahkan bisnis kulit, berbagai upaya memang terus
dilakukan agar pasar bagi bisnis penyamakan kulit kembali terbuka. Kegiatan
pameran-pameran dan upaya lobby kepada industri garmen atau sepatu mulai
menunjukkan hasil. Saat ini ada produsen sepatu asal Amerika Serikat yang sudah
menunjukkan niat kerja sama. Namun, mereka meminta agar kulit yang berasal

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

dari Indonesia harus melalui proses penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui
kualitasnya.
Pasar lokal pun masih memiliki peluang untuk ditembus. Namun, bagi
pengusaha kecil masih sulit untuk mencari celahnya. Keterbatasan dana pun
masih menjadi masalah. Ketika ada pesanan yang cukup besar, mereka terpaksa
menolaknya karena modal tidak mencukupi.
Di tengah perjalanannya, di kawasan bisnis penyamakan kulit juga
bermunculan para perajin kulit dengan hasil produksi berupa jaket, sepatu, sandal,
terompah, tas, dll. Industri kerajinan kulit itu merupakan efek samping dari
industri penyamakan kulit. Industri kerajinan berkembang setelah muncul orangorang kreatif yang ingin memanfaatkan potensi lingkungan sekitarnya. Yang
menjadi pelopor adalah para pengusaha penyamak kategori kecil dan sedang, yang
ingin membuka segmen pasar baru bagi bisnis kuli.
Selanjutnya bermunculan home industry kerajinan kulit.

Dalam

perkembangan selanjutnya, industri kerajinan tidak hanya berpusat di kawasan


bisnis penyamakan kulit, namun menyebar ke wilayah tetangga sekitarnya.
Perajin juga mengolah kulit limbah, namun bahan bakunya sebagian besar
impor dari luar negeri.

Kulit impor dapat dibuat jaket model tambal atau

kerajinan lain seperti tempat telefon seluler atau aksesoris. Produk berbahan baku
kulit limbah harganya jauh lebih murah. Untuk jaket saja, harga yang ditawarkan
berkisar Rp 60 ribu-Rp 150 ribu.
Seiring semakin banyaknya industri kerajinan kulit, tumbuh pula tokotoko yang menjajakan hasil kerajinan kulit.

Selain menjual barang yang

dipajangnya, toko-toko ini juga menerima pesanan.

Sebagian toko tersebut

merupakan show room milik perajin dan sebagian lagi hanya menjual kerajinan
yang diperolehnya dari pengusaha perajin.
Walaupun terlihat cukup prospektif, menurut para perajin dan pengusaha
toko, bisnis ini sedang lesu. Ketika awal perkembangannya, bisnis kerajinan kulit
sempat menghasilkan keuntungan besar bagi pengusahanya karena belum banyak
saingan. Namun, seiring dengan pertumbuhan jumlahnya, persaingan sering
dikatakan tidak sehat lagi. Saat ini persaingan bukan lagi dari kualitas barang,

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

tetapi pada harga sehingga sering terjadi saling banting harga antar sesama
pengusaha.
Hambatan lainnya, permodalan dan pasar. Para pengrajin dan pengusaha
toko kerajinan kulit ini mengharapkan agar pemerintah membantu membuka pasar
dan mempermudah permodalan. Dulu situasi pasar cukup baik karena konsumen
datang sendiri ke tempat pengolahan kulit ini. Namun sejak krisis ekonomi,
pendatang semakin sepi.

Kalaupun ada yang datang, mereka hanya mencari

barang yang murah dan tidak terlalu memerhatikan kualitas.


Kesulitan permodalan sebenarnya akibat stigma dari bank atau lembaga
permodalan terhadap para pengusaha yang dianggap sulit mengembalikan
pinjaman. Namun pemerintah melalui Bank Syariah telah memberi bantuan dana
yang cukup besar bagi pengusaha kecil dan menengah. Enam puluh persen dari
jumlah dana tersebut untuk kulit dan 57% dari bantuan untuk pengusaha kulit
diserap oleh perusahaan perajin.
Sehubungan dengan maraknya penyakit mulut dan kuku yang berjangkit di
beberapa negara Eropa dan benua Amerika, Pemerintah melalui surat Dirjen
Peternakan Deptan No. TN.10074/IV/03.01 tertanggal 19 Maret 2001 yang
ditandatangani oleh Bachtiar Murad, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner,
melarang

impor

komoditi

kulit

dari

negara

Argentina

dan

Perancis.

Dikeluarkannya surat pelarangan tersebut berdasarkan atas laporan Badan


Kesehatan Hewan Dunia (Office International Des Epizooties /OIE ) pada tanggal
22 Februari 2001.
Impor produk hewan ke dalam wilayah Indonesia dilakukan di bawah
pengawasan yang ketat karena beberapa peraturan membatasi kegiatan importasi
tersebut, tujuannya untuk mencegah penularan atau pemasukan penyakit menular
seperti PMK (penyakit Mulut dan Kuku) dan Rinderpest. Keputusan Presiden No
40 tahun 1997 misalnya menyatakan bahwa kulit mentah hanya bisa diimpor dari
negara-negara yang bebas penyakit hewan menular yang masuk dalam daftar A
dari Office International des Epizootis (OIE). Lalu Undang-undang Nomor 6
tahun 1992 yang mewajibkan setiap impor komoditi hewan untuk wajib menjalani
pemeriksaan. Bahkan lebih jelas lagi seperti dinyatakan dalam Pasal 30 Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 2000 tentang Karantina Hewan, yang memberikan
4

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

kewenangan untuk menolak apabila hewan berasal dari negara atau area yang
dilarang.
Berkurangnya jumlah ternak (ruminansia) yang dipotong di Rumah Potong
Hewan (RPH)

karena imbas krisis ekonomi yang berkepanjangan ikut

menyulitkan industri penyamakan kulit dalam negeri. Beberapa perusahaan yang


bergerak di industri ini sudah kesulitan untuk memperoleh pasokan bahan baku
kulit.

Sebuah perusahaan sejenis di daerah Malang, setiap harinya mampu

menghasilkan produk kulit sebanyak 300 - 500 lembar terdiri dari kulit kambing,
domba dan sapi. Pada saat nilai Dollar menguat akibat terpuruknya nilai Rupiah,
kebanyakan hasil produksi tersebut diekspor ke beberapa negara Eropa dan Asia.
Harga rata-rata kulit sapi setengah jadi dihitung berdasarkan satuan per square feet
yaitu berkisar US$ 1,7 sedangkan harga kulit jadi (kulit sapi) dihargai US$ 2,4 2,6.
Selain tantangan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan membuka
pasar, ada satu hal lagi yang juga menjadi tantangan bagi para pelaku industri
kulit, sejak tiga dekade terakhir yaitu, limbah.

Persoalan limbah sering kali

menjadi isu penting. Sejak digunakannya bahan kimia untuk penyamakan kulit,
pada saat itu pula persoalan limbah muncul. Bahan chroom yang digunakan untuk
menyamak kulit ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama sekali pada
kulit manusia. Dampak dari limbah ini sangat dirasakan oleh masyarakat di
daerah hilir sungai, yang notabene bukan kalangan penggiat bisnis kulit. Protes
pun bermunculan karena banyaknya warga di daerah hilir yang mengalami
gangguan kesehatan kulit.
Persoalan limbah ini memunculkan ide dan rencana-rencana untuk
mengantisipasi peningkatan jumlah limbah yang dibuang ke sungai.

Namun

karena berbagai hambatan, akhirnya yang dapat dilaksanakan adalah revitalisasi.


Artinya, lokasi bisnis penyamakan kulit tersebut akan ditata sedemikian rupa,
termasuk ditetapkannya zona-zona industri serta pembatasan jumlah industri
dengan dilengkapi instalasi pengelolaan air limbah (IPAL).

Kesadaran

masyarakat pengusaha akan persoalan limbah ini juga kurang mendukung.


Hingga kini hanya beberapa yang mau membangun IPAL sendiri. Padahal, untuk

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

menangani masalah limbah idealnya setiap perusahaan memiliki satu mesin


recovery sendiri.
PT MASTROTTO INDONESIA menangkap peluang pasar industri kulit
di Indonesia dengan membangun industri penyamakan kulit berteknologi tinggi
untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan pasar ekspor.

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

II. KERANGKA TEORI


Pohon Industri Kulit

Gambar 1. Pohon Industri Kulit

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Proses Penyamakan Kulit


Terdapat 2 jenis kulit yaitu kulit berkelas yang bebas dari pewarna dan
tidak mengandung metal lebih besar dari 62,5 ppm, sedangkan kulit samak adalah
kulit setengah jadi sebagai bahan baku untuk industri sepatu atau garmen.
Penyamakan kulit terdiri atas banyak proses yang saling berurutan. Pada saat
kulit mentah (rohet) memasuki proses awal, akan diseleksi untuk menghasilkan
(menyisihkan) kulit berkelas.

Tahapan proses dilakukan dalam drum yang

berkapasitas memproses 400 - 600 lembar kulit sekaligus. Penyamakan dilakukan


untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas mikroorganisma,
proses kimia maupun fisik menjadi kulit tersamak yang lebih tahan terhadap
faktor-faktor perusak tersebut. Yaitu dengan memasukkan bahan penyamak ke
dalam jaringan kulit yang berupa jaringan kolagen sehingga terbentuk ikatan
kimia antara keduanya menjadikan lebih tahan terhadap faktor perusak.

Zat

penyamak bisa berupa penyamak nabati, sintetis, mineral, dan penyamak minyak.
Penyamakan kulit terdiri atas banyak proses panjang, dan garis besarnya
dibagi 3 proses utama yaitu proses awal (beam house atau proses rumah basah),
proses penyamakan, dan finishing. Proses awal terdiri atas perendaman (untuk
mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengeringan sebelumnya,
kulit basah lebih mudah bereaksi dengan bahan kimia penyamak, membersihkan
dari sisa kotoran, darah, garam yang masih melekat pada kulit), pengapuran
(membengkakan kulit untuk melepas sisa daging, menyabunkan lemak pada kulit,
pembuangan sisik, pembuangan daging, pembuangan kapur (deliming), (untuk
menghilangkan kapur dan menetralkan kulit dari suasana basa, menghindari
pengerutan kulit, menghindari timbulnya endapan kapur), pengikisan protein,
pengasaman (pickle), (untuk memberikan suasana asam pada kulit sehingga lebih
sesuai dengan senyawa penyamak dan kulit lebih tahan terhadap seranga bakteri
pembusuk). Pada kulit sapi, dilakukan proses pembuangan bulu menggunakan
senyawa Na2S.
Sesuai dengan jenis kulit, tahapan proses penyamakan bisa berbeda. Kulit
dibagi atas 2 golongan yaitu hide (untuk kulit berasal dari binatang besar seperti
kulit sapi, kerbau, kuda dll), dan skin (untuk kulit domba, kambing, reptil dll).
Jenis zat penyamak yang digunakan mempengaruhi hasil akhir yang diperoleh.
8

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Penyamak nabati (tannin) memberikan warna coklat muda atau kemerahan,


bersifat agak kaku tetapi empuk, kurang tahan terhadap panas. Penyamak mineral
paling umum menggunakan krom. Penyamak krom menghasilkan kulit yang
lebih lemas, lebih tahan terhadap panas. Lewat proses penyamakan, dilakukan
proses pemeraman yaitu menumpuk atau menggantung kulit selama 1 malam
dengan tujuan untuk menyempurnakan reaksi antara molekul bahan penyamak
dengan kulit.
Proses penyelesaian (finishing) menentukan kualitas hasil akhir (leather).
Terdiri atas beberapa tahapan proses yang bervariasi sesuai dengan jenis kulit,
bahan penyamak yang digunakan, dan kualitas akhir yang diinginkan. Proses
finishing akan membentuk sifat-sifat khas pada kulit seperti kelenturan,
kepadatan, dan warna kulit.

Proses perataan (setting out) bertujuan untuk

menghilangkan lipatan-lipatan yang terbentuk selama proses sebelumnya dan


mengusahakan terciptanya luasan kulit yang maksimal. proses perataan sekaligus
juga akan mengurangi kadar air karena kandungan air dalam kulit akan terdorong
keluar (striking out).

Beberapa proses lanjutan lainnya adalah pengeringan

(mengurangi kadar air kulit sampai batas standar biasanya 18 - 20 %), pelembaban
(menaikkan kandungan air bebas dalam kulit untuk persiapan perlakuan fisik di
proses selanjutnya), pelemasan (melemaskan kulit dan mengembalikan kerutankerutan sehingga luasan kulit menjadi normal kembali), pementangan (untuk
menambah luasan kulit), pengampelasan (untuk menghalukan permukaan kulit).
Kulit samakan bisa dicat untuk memperindah tampilan kulit.

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Profil Perusahaan
-

Nama Perusahaan

: PT MASTROTTO INDONESIA.

Lokasi Perusahaa/Pabrik

: Kawasan Industri Sentul, Bogor, Indonesia.

Tanggal berdiri

: 11 Agustus 2004

Status investasi

: Penanaman Modal Asing (PMA).

Misi perusahaan

:Membuat

kulit

memberikan

delivery

berkualitas
yang

tinggi,

cepat

dan

membantu pelanggan memperolah efisiensi


waktu dan biaya.
-

Motto

: mengerti apa yang dibutuhkan oleh

pelanggan.
-

Jumlah karyawan

: 290 orang (staf dan tenaga pabrik).

Struktur organisasi

: Dapat dilihat pada lampiran 1.

Bahan Baku
Bahan baku yang akan diolah oleh pabrik penyamakan kulit PT Mastrotto
adalah kulit setengah jadi atau setengah olahan (crust) yang merupakan kulit yang
sudah disamak. Kulit tersebut memiliki ketebalan antara 1-2 cm per lembar.
Kulit ini merupakan kulit hasil olahan dan merupakan bahan baku untuk industri
penyamakan kulit. Kulit yang diolah merupakan kulit bagian badan sapi.
Hasil pengolahan crust yang telah menjadi bahan baku akan digunakan
untuk bahan baku pembuatan furniture, baik untuk sofa maupun otomotif. Bahan
baku yang tersisa setelah proses pengolahan dikumpulkan sebagai limbah.
Limbah tersebut masih memiliki nilai ekonomis dan dapat dijual untuk kerajinan
seperti bola kulit, dompet, klep dan sebagainya.
Jenis bahan setengah olahan (crust) yang digunakan diantaranya

C49, Federica

C59, Madras

C69, Madras

10

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

C79, Madras

C59/69, Madras

C59, Torello
Jenis bahan kimia yang dipergunakan dalam proses penyamakan kulit

tergantung dari prosesnya. Bahan kimia tersebut biasanya didapat langsung dari
Italy. Misalnya, icacryl, formic acid, dan resin.
PT. Mastrotto Indonesia selalu memiliki persediaan bahan baku (crust).
Hal ini dilakukan oleh perusahaan karena :

Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang. Jika barang yang


dipesan terlambat datang sedangkan proses produksi berjalan terus, maka
persediaan akan dikeluarkan dan dipakai untuk keperluan produksi.

Menghilangkan resiko dari material yang dipakai tidak baik. Jika barang
yang dipesan cacat, rusak atau ditolak (reject), maka persediaan dapat
digunakan ambil menunggu barang yang baik untuk dikirimkan. Jika
barang yang datang tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan PT.
Mastrotto Indonesia, maka perusahaan akan menolak atau mereject
barang dengan alasan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam
kontrak.

Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan.

Memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi. Jaminan ini menjadi


sangat penting untuk menjaga dan menentukan image perusahaan PT.
Mastrotto Indonesia di hadapan konsumen. Jika tidak ada persediaan
bahan baku (crust) selalu tersedia, maka konsumen tidak akan pernah
loyal terhadap PT. Mastrotto Indonesia.
Persediaan bahan baku tersebut selalu dikontrol oleh petugas dari bagian

gudang. Tujuan pengawasan persediaan ini pada intinya digunakan untuk menjaga
jangan sampai PT. Mastrotto Indonesia kehabisan persediaan, menjaga supaya
pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang
timbul tidak terlalu besar dan menjaga agar pembelian dalam volume kecil dapat
dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan menjadi besar.

11

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Adapun faktor-aktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku di PT.


Mastrotto Indonesia adalah :

Perkiraan Pemakaian.

Angka ini mutlak diperlukan untuk membuat

keputusan berapa persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi masa


mendatang.

Harga bahan baku.

Harga bahan baku yang mahal di stok oleh PT.

Mastrotto Indonesia dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Hal ini
disebabkan terbenamnya uang yang seharusnya bisa diputar.

Biaya-biaya dari persediaan. Biaya-biaya ini meliputi biaya pemesanan


dan biaya penyimpanan.

Kebijakan pembelajaan. Kebijakan ini ditentukan oleh sifat bahan itu


sendiri. Untuk bahan-bahan yang cepat rusak (perishable), tentunya tidak
mungkin di lakukan penyimpanan yang terlalu lama oleh PT. Mastrotto
Indonesia.

Disamping itu dipertimbangkan juga persediaan yang

mendadak.

Pemakaian riil. Maksudnya adalah pemakaian riil PT. Matrotto Indonesia


dari tahun-tahun sebelumnya.

Dari pemakaian riil tahun-tahun

sebelumnya ini dilakuakn proyeksi untuk pemakaian tahun depan oleh PT.
Mastrotto Indonesia dengan metode-metode forecasting.

Waktu tunggu (Lead Time). Lamanya waktu dari awal pemesanan crust
sampai barang tersebut diterima PT. Mastrotto Indonesia kurang lebih
sekitar dua bulan

Sumber Bahan Baku


Sumber bahan baku kulit untuk olahan berasal dari pabrik pengolahan
kulit di Italy dan Brazil. Bahan baku tersebut sudah ditentukan standar dan
klasifikasinya oleh Gruppo Mastrotto di Itali. Sebagian besar (>55%) crust yang
digunakan berasal dari Brasil. Crust langsung dikirim ke Mastrotto Indonesia
setelah lolos seleksi dari Gruppo. Begitu pula untuk memenuhi kebutuhan bahan
kimia PT Mastrotto Indonesia. Mereka langung dikirim atau dibeli dari Italia.

12

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Produk dan Pemasaran


Produksi kulit PT MASTROTTO INDONESIA adalah kulit digunakan
untuk produk kulit berkualitas tinggi (misalnya kursi sofa), untuk tempat
duduk/jok kursi pada industri permobilan, pesawat dan kapal pesiar. Produk yang
dihasilkan adalah inovatif yaitu bisa dicuci, tahan air dan dari kulit alami
antistatic yang diciptakan oleh metoda yang dipatenkan.

Produk kulit yang

dihasikan mempunyai beberapa tipe/jenis antara lain tipe Madras, Federica dan
Torello:
Sistem produksi dilakukan berdasarkan pesanan (by order/pull system)
dan pada saat ini perusahaan masih kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar
yaitu banyak order yang belum dapat dipenuhi karena permintaan pasar masih di
atas kapasitas pabrik. Dalam hal ini, Perusahaan hanya melayani permintaan
perusahaan besar, sehingga penjualan produk tidak dilakukan secara retail.
Produksi perusahaan sebanyak 30% untuk memenuhi pasar dalam negeri
dan 70% di ekspor ke Asia (antara lain China, Jepang, Malaysia). Limbah bahan
baku yang sudah tidak digunakan oleh PT MASTROTTO dijual ke industri
kulit/pengrajin kulit lokal untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan jaket,
tas, sandal, sepatu, terompah, dompet dan kerajinan tangan lainnya.
Dalam kaitannya dengan promosi, PT MASTROTTO INDONESIA
menggunakan

pameran

sebagai

sarana

memasarkan

produknya,

dengan

pertimbangan perusahaan telah mempunyai nama baik di pasar.


Produk yang dihasilkan mempunyai keunggulan kompetitif. Pada saat ini
hanya terdapat 1 pesaing langsung di dalam negeri yaitu PT SAMWOO
INDONESIA. Industri kulit lainnya bukan merupakan pesaing langsung karena
segmen yang dibidik berbeda. Pada saat ini terdapat hambatan bagi perusahaan
lain di dalam negeri untuk masuk ke segmen yang sama, karena teknologi yang
digunakan khusus dan investasi yang dibutuhkan relative besar (sekitar USD 30
juta).

13

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

IV. PENERAPAN MANAJEMEN TEKNOLOGI


Teknologi yang Digunakan dalam Unit Produksi
Secara umum, tingkat kecanggihan technoware pada PT MASTROTTO
INDONESIA lebih berhubungan dengan tingkat kerumitan kegiatan operatif yang
berhubungan dengan fisik seperti mesin-mesin dimana mesin menggunakan
teknologi tinggi yang pengadaannya melalui impor. Faktor-faktor utama dalam
menentukan tingkat kompleksitas transformasi ini adalah skala operasi, lingkup
output yang dihasilkan, kualitas output, keamanan atau lingkungan yang bebas
polusi. Dalam humanware, tingkat kecanggihan menunjukkan tingkat keunggulan
pengetahuan

dan

keterampilan

manusia.

Faktor-faktor

yang

menentukan

keunggulan seseorang antara lain tingkat pendidikan formal, training atau pelatihan,
pengalaman yang sesuai dengan bidangnya.

Tingkat kecanggihan inforware

menunjukkan adanya peningkatan penggunaan fakta yang tercatat. Beberapa faktor


penting dalam menentukan penggunaan ini antara lain: kesesuaiannya; waktu
penggunaannya serta validitas dan tingkat kepercayaan/keandalan fakta yang
didapat. Peningkatan tingkat kecanggihan orgaware akan berdampak terhadap
perbaikan semua penampilan produk di pasar.

Karena orgaware banyak

berhubungan dengan kebijakan/kerangka kerja pengendalian operasi dan


perencanaan produksi, monitoring, negosiasi, inovasi, manajemen.
Meskipun keempat komponen teknologi ini penting, baik untuk unit
produksi maupun unit jasa, tetapi kepentingan relatif dari keempat komponen ini
untuk berbagai kegiatan akan berbeda.

Dari keempat komponen tersebut,

kecanggihan technoware pada PT MASTROTTO INDONESIA relative lebih


menonjol dibandingkan komponen lainnya. Untuk itu pada bab ini akan diuraikan
tahapan proses produksi pada industri penyamakan kulit di PT MASTROTTO
INDONESIA

14

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Proses Produksi Pengolahan Kulit


Proses produki PT. Mastrotto Indonesia berawal dari crust atau kulit hasil
olahan yang dikirim langsung oleh Gruppo Mastrotto di Italia. Garis besar Proses
penyamakan kulit yang ada di PT Mastrotto Italia adalah sebagai berikut :
1. Proses bahan mentah kulit sapi menjadi bahan baku, yaitu dimana kulit
mentah dilebur di suatu tempat yang dicampur oleh bahan-bahan kimia,
dengan tujuan agar lapisan-lapisan seperti kulit ari, bulu, daging, serta
garam yang ada di kulit sapi tersebut dihilangkan.
2. Proses pemotongan kulit menjadi 2 lapis, yang diatas disebut Kulit Flower
(kulit lembut), biasanya digunakan pada jok atau Sofa di bagian yang
sangat penting, yaitu bagian atas Sofa. Sedangkan bagian bawah dari kulit
disebut Split (kulit kasar), biasanya digunakan pada Sofa bagian belakang.
3. Proses pelebaran kulit, proses ini ditujukan untuk mendapatkan
keuntungan besar karena ukuran kulit dapat dipelebarkan.
4. Buffing Machine, dimana proses ini untuk mendapatkan kulit yang lembut,
dengan cara proses pengamplasan.
5. Spray Machine, dimana proses ini lebih penting dibandingkan proses yang
lain, karena hasil pewarnaan pada kulit harus benar-benar teliti pada saat
pencampuran warna, agar sesuai yang diinginkan pelanggan.
6. Stampa Machine, dimana proses ini untuk mendapatkan cetakan pada kulit
bagian atas agar terlihat indah, dengan seni cetakan yang beraneka ragam,
sesuai yang diinginkan pelanggan
7. Press a Rullo biasanya digunakan untuk kulit lembut (flower), sedangkan
Press a Piato digunakan pada kulit kasar (split).
8. Machine Milling, dimana proses ini untuk melemaskan kulit yang kaku,
dengan cara gaya gesek listrik yang ditimbulkan oleh putaran-putaran
mesin dengan waktu yang telah ditentukan.
9. Staking Machine, dimana proses ini untuk melemaskan kulit dengan cara
pengepresan mesin.

15

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

10. Measuring Machine, dimana proses ini untuk mengukur kulit, dengan cara
memasukan kulit ke mesin, serta tempat pengecekan kualitas kulit yang
akan dikirim ke pelanggan.
Proses produksi yang berlaku di PT. Mastrotto Indonesia secara terperinci adalah
sebagai

berikut

16

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Gambar 2. Flow Chart Proses Produksi PT. Mastrotto Indonesia


Berdasarkan flowchart tersebut, cust yang masuk akan dicek oleh Quality
Control. Kemudian oleh bagian seleksi akan dilakukan proses penyortiran atau
pemilihan untuk menentukan kualitas atau grade kulit tersebut. Adapun kualitas
atau grade kulit dapat di bagi menjadi

1. Kualitas B

C 49 [B] = belum diseleksi ( masih campuran )

C 40

= semua kulit tanpa lubang

C 45

= 100 % lubang

2. Kualitas C

C 59 [C]

= Kulit masih campuran ( berlubang dan tidak )

C 50

= Semua kulit tanpa lubang

C 55

= 100 % lubang

3. Kualitas D

C 69 [D]

= Kulit masih campuran ( berlubang dan tidak )

C 60

= Semua kulit tanpa lubang


17

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

C 65

= 100 % lubang

4. Kualitas E

C 79

= Kulit masih campuran ( berlubang dan tidak )

C 70

= Semua kulit tanpa lubang

C 75

= 100 % lubang

Catatan :

Kualitas D dan E untuk ekonomi

Setelah crust tersebut lolos pemeriksaan kualitas kemudian akan diperiksa


kuantitasnya sesuai atau tidak oleh bagian open pallet.
Setelah proses tersebut apabila crust belum dapat diolah maka akan
masuk ke gudang penyimpanan. Dari gudang penyimpanan crust akan ditransfer
ke bagian milling (untuk melemaskan crust). Tetapi bila dirasakan kelemasan
crust tersebut cukup maka langung dilakukan proses ironing. Setelah itu, bila
diperlukan akan dilakukan proses buffing yang bertujuan untuk mendapatkan kulit
yang lembut.

Setelah proses bufing selesai maka diteruskan dengan proses

spraying atau pengecatan pada kulit.

Proses ini penting sekali, karena hasil

pewarnaan pada kulit harus benar-benar rata. Oleh karena itu pada proses ini
harus dilakukan dengan sangat teliti baik pada saat proses pengecatan berlangung
maupun pada saat pencampuran warna.

Hal ini dilakukan agar warna yang

dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan. Pada proses ini setiap detil proses
harus benar-benar diperhatikan oleh leader dan kepala produksi.
Kemudian dilakukan proses embossing atau stampa untuk memberi cap
atau motif terhadap kulit. Dari proses stampa, kulit akan masuk ke proses milling
lagi. Apabila setelah dicek hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, maka kulit
akan dimasukkan ke bagian stacking untuk mendapatkan softness dan kelembutan
kulit serta untuk merapikan emboss motif kulit finish yang telah dimilling.
Setiap akhir dari suatu proses akan dilakukan cek oleh setiap kepala bagian
(Leader) yang bertanggung jawab dan kepala produksi. Setelah semuanya sesuai
dengan keinginan atau order dari pelanggan maka kulit akan dimeasuring atau
packing serta siap dikirimkan ke konsumen atau pelanggan.
Selain proses produksi seperti diatas, ada juga proses yang tidak melalui
proses milling tetapi langsung ke proses buffing atau langsung ke proses kella.
18

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Proses-proses tersebut secara detil adalah sebagai berikut :


I.

Milling
Yaitu untuk melemaskan kulit (proses lama / waktu pengolahannya

disesuaikan dengan jenis kulit / artikel)


Ruang Lingkup dan Tujuan

: Mendapatkan softness / kelembutan sesuai


dengan
standar masing masing artikel.

Penangung Jawab

: Leader Milling

Proses lama / waktu pengolahan jenis kulit pada saat proses milling :

Madras dan Moldova

9 jam

Export, Torello, Sentul

12 jam => finish

Untuk Sentul awal waktu pengolahannya selama 10 jam

Omega

10 jam

Messico

7 jam

Monza

2 jam atau 3 jam

Supercar dan Roadstar

20 menit

Suzuka

3 jam

Tevere

5 jam => finish

Untuk Tevere awal waktu pengolahannya selama 1 jam


Untuk SPLITE / CROSTE

waktu pengolahannya selama 2 jam

Pemakaian suhu panas

Temperatur

450C

Llimidity

550C

Milling juga berguna untuk menimbulkan proses embossing yang berguna


untuk memperjelas motif kulit. Untuk BOV setelah proses milling, dilakukan
proses ironing yaitu untuk mengkilapkan kulit atau artikel.

19

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Gambar 3. Mesin Milling


Kegiatan Milling
Cek Cartelinno kemudian dilakukan langkah-langkah berikut :
1. Kulit dimasukkan kedalam drum Milling dengan kapasitas maksimal 200
pcs dan dihitung kuantitasnya.
2. Setelah kulit masuk, tutup pintu drum Milling dengan tombol open/close,
kemudian turunkan pagar pengaman dengan tombol down.
3. Pemrograman Milling berdasarkan standard waktu masing-masing article
yang diMilling, dengan melihat waktu Milling yang dibutuhkan, Humidity
dan Temperature pada masing-masing fase.

Adapun standar waktu

Milling bisa dilihat pada label standar Milling.


4. Pastikan kondisi On semua, secara otomatis, kemudian kita tekan tombol
Start dan pastikan pada kecepatan/speed 17 dengan memutar pada tombol
cepat.
5. Apabila waktu putar drum Milling sudah cukup pada fase 3 setelah 1 jam,
kita mulai bongkar kulit, dimulai dengan memutar tombol speed lambat
dan mengaktifkan program penyedot debu dengan layer Milling, dan kita
tekan tombol open pintu Milling dan pintu di buka 1/3 bagian kemudian
nyalakan konveyor untuk transportasi kulit bongkaran.

20

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

6. Kulit bongkaran di konveyor jangan terlalu banyak untuk menghindari


terjadinya lipatan kulit, apabila terlalu banyak tutup pintu Milling dan
putar kembali dengan kecepatan / speed 17.
7. Kulit bongkaran pada capalleto posisinya berdasarkan artikelnya seperti
Tevere, Livorno, Ekspor, kulit yang mau di rimonta, Kahlua posisi fiorefiore (bolak-balik), berbeda dengan kulit Madras tanpa rimonta posisi
normal saja.
8. Setelah bongkaran selesai stop putaran pastikan/check di dalam miling
sudah keluar semua dan tidak ada yang tersangkut di belakang, posisi
pintu terbuka, pagar pengaman posisinya di atas dan konveyor mati.
9. Check ulang lagi Cartelino produksi apabila sudah complete, paraf dan
tulis tanggal Milling kemudian dilanjutkan ke proses berikutnya
berdasarkan alur proses masing-masing artikel.
10. Untuk Cleaning mesin diadakan seminggu sekali untuk mengecek debu
dalam tampungan dan filter air yang kotor.
11. Untuk bongkar muat di Milling diperlukan 3 orang operator untuk 1 mesin
Milling, untuk bongkaran 200 pcs diperlukan waktu +/- 1 jam. 1 orang
menarik kulit yang ada di konveyor dan 2 orang menata kulit di Capaleto.
12. Pelaporan hasil kerja Milling harian berdasarkan planning Milling harian
yang ditulis di Daily Report Milling.
II.

Buffing Machine
Yaitu proses untuk mendapatkan kulit yang lembut, dengan cara proses

pengamplasan.
Penganggung Jawab : Leader Buffing
III.

Spraying
Yaitu proses pengecatan dari hasil proses pencampuran warna yang

dilakukan oleh bagian cucina colare.


Penanggung Jawab : Leader Spraying

21

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Spray ada 3 kabin ( mesin ) menggunakan mesin GEMATA :

Kabin I

Warna dasar gascoat. Pada kabin ini jumlah cat yang digunakan lebih banyak

Kabin II

Warna topcoat ( lapisan kedua ). Pada kabin ini jumlah cat yang digunakan
sepertiga dari jumlah cat cabin I

Kabin III

Penyempurnaan warna / vernis ( pelindung cat lapisan bawah )

Gambar 4. Mesin Spraying


IV.

Embossing atau Stampa


Yaitu proses produksi yang digunakan untuk mendapatkan cetakan pada

kulit bagian atas agar terlihat indah, dengan seni cetakan yang beraneka ragam.
Stampa ada 2 yaitu :
1.

Stampa A piato : Yang diproses adalah jenis kulit CROSTE / SPLITE


menggunakan mesin plat.
PROSESNYA : Seleksi -> Milling -> Stampa Roll ( Capra : pori-pori
kambing )

22

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

2.

Stampa Rullo / Roll : Yang diproses adalah jenis kulit BOVINE /


FLOWER
PROSESNYA : Seleksi -> Stacking -> Spray -> Stampa Roll -> Milling
-> Stacking -> measuring -> Packing

JENIS ARTIKEL BOVINE


Roadstar

Moldova => Stampa

Modras
Monza

=>

Stampa AUTO

Tevere

=> Stampa

Federica
Supercar

Magnolia => Stampa

Madras
o Madras dan California

=>

Stampa MADRAS

o Omega

=>

Stampa URUGUAY

o Tovello dan Mesico

=>

Stampa DOLLARO

o Chesterfield, Export dan Suzuka =>

Stampa FEDERICA

JENIS ARTIKEL CROSTE / SPLITE { CR }


o CR. California

=>

stampa madras

o CR. Monza

=>

stampa auto

o CR. Omega

=>

stampa uruguay

o CR. Messico atau Torello

=>

stampa dollaro

Catatan : Untuk Croste A Curto menggunakan stampa rullo


PROSES DETAIL STAMPA MACHINE
1.

Jenis model Mesin Stampa

2.

Kualitas artikel model

3.

Masalah yang terjadi pada proses stampa

4.

Pemasangan, Pelepasan atau bongkar pasang mesin stampa yang harus


diperhatikan.
23

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

1.

Jenis Model Mesin Stampa

PT. Mastrotto Indonesia memiliki 5 model mesin Stampa yaitu :

Madras Stampa Madras

Omega Stampa Uruguai

Suzuka Stampa Federika

Export Stampa Monza

Tapi setelah 5 model ini, ada kemungkinan akan berdatangan berbagai


macam model dengan jenis stampa yang berbeda, tergantung keinginan atau
permintaan pelanggan.
2.

Kualitas artikel model


Dari berbagai artikel dengan hasil stampa yang berbeda, diharapkan

kualitas dari kulit tersebut dapat terjaga, misalnya dengan mentrial sepotong kecil
kulit sebelum dengan selembar kulit yang besar. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi reject. Reject ini tidak diharapkan karena akan menambah cost atau biaya
produksi kulit tersebut.

Gambar 5. Contoh Sepotong Kulit yang akan di Uji Coba Stampa

24

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Jenis kualitas kulit yang tidak baik adalah sebagai berikut :

Jenis kulit yang melipat dan berlubang (gambar 1). Lipatan dan lubang ini
dapat merugikan karena harga dari kulit tersebut menjadi menurun. Hal ini
dapat terjadi karena pada saat proses berlangsung terdapat gelombang pada
kulit, biasanya terjadi pada bagian tengah kulit.

Gambar 6. Kulit yang terlipat dan berlubang

Jenis kulit yang memiliki lipatan besar (gambar 2), lipatan besar ini terjadi di
sekitar pinggiran dari kulit, karena terjadinya penekukan atau lipatan kulit
sehingga tidak ter-pres oleh mesin.

Gambar 7. Jenis Kulit yang Memiliki Lipatan Besar

Jenis kulit yang tergulung (gambar 3), gulungan ini terjadi bukan kerena
lalainya operator, tetapi penggulungan kulit terjadi dari proses-proses sebelum
25

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

stampa, ini sangat membahayakan karena dapat merusak mesin stampa


tersebut

Gambar 8. Jenis Kulit yang Memiliki Lipatan Besar


3.

Proses Stampa serta Masalah yang dihadapi


Dimana proses kulit ini untuk dilakukan untuk mendapatkan hasil artikel

yang diinginkan, yaitu dengan menggunakan roll yang ada, lihat contoh gambar
dari samping dibawah ini :

Gambar 9. Contoh Gambar Mesin Stampa dari Samping


Sebelum proses ini berjalan yang harus diperhatikan adalah

o Lantai harus bebas debu, karena dapat mengakibatkan kotornya kulit.


o Standar standar tekanan yang ada di mesin
26

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

o Proses kulit yang akan diproses, karena ini akan berhubungan dengan
posisi kulit hasil proses.

Gambar 10. Contoh Gambar Mesin Stampa dari Belakang


Pada gambar ini yang harus diperhatikan adalah

o Lantai harus bebas debu, karena dapat mengakibatkan kotornya kulit


o Kulit jangan menyentuh lantai, yaitu dengan cara ditekuk serta disediakan
plastik.
o Dan yang paling penting adalah keselamatan kerja.
Untuk mesin pada gambar 1 sudah terpasang mesin apabila tangan
pekerja masuk ke mesin maka otomatis mesin akan mati. Tapi pada
gambar 2 yang perlu diperhatikan adalah atapnya karena tidak ada
sensor pengaman pada bagian belakang mesin tersebut.
Pada proses stampa rullo ini, posisi pengepresan sangat menentukan
kualitas dari kulit tersebut, karena jika terjadi kesalahan maka salah satunya akan
terjadi penekukan pada kulit.
4.

Pemasangan Bongkar Pasang Mesin Stampa


Yang perlu diperhatikan pada saat membongkar mesin Stampa

Tekanan yang ada di mesin harus pada posisi off

Selang tertutup
27

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Mulai memindahkan Roll pada mesin, Hati-hati saat memindahkannya


karena menggunakan tuas otomatis, yang mana sudah ada arah panah
panunjuk posisi Roll yang benar.
Pada saat memasangnya sama dengan membongkar, lihat contoh gambar

dibawah ini :

Gambar 11. Pembongkaran Mesin Stampa


Masalah yang Terjadi pada Saat Proses Stampa

Kulit tidak dapat berjalan keluar pada saat proses, karena kulit tersebut
menyangkut disela-sela roll, ini dapat merusak kulit, lihat gambar dibawah
ini :

28

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Gambar 12. Pembongkaran Mesin Stampa


V.

Stacking
Yaitu proses untuk menghilangkan lipatan, menghaluskan permukaan

kulit dan menambah kelemasan kulit.

Untuk masing-masing jenis kulit / artikel yang dipakai dalam stacking


berbeda. Maksudnya untuk setiap jenis kulit maka program mesin yang
digunakan dalam stacking berbeda.

Ruang Lingkup & Tujuan


Pencapaian softness dan kelembutan kulit serta untuk merapikan emboss
motif kulit finish yang telah dimilling.
Penanggung Jawab

Leader Stacking

Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan dalm proses stacking adalah sebagai berikut

1. Cek artikel kulit sesuai dengan kartelino untuk penentuan program


Stacking.
2. Untuk kulit / crust semiterminato berbeda dengan kulit finish untuk
program stackingnya, disesuaikan dengan standar masing-masing artikel
kulitnya.
3. Kulit disiapkan didepan mesin stacking dengan posisi kulit sesuai
artikelnya (fiore-fiore / normal) dan belakang mesin stacking disiapkan
Capaleto.
4. 2 orang operator di depan untuk memasukkan kulit dan menghitung
quantity kulit, dan 2 orang lagi di belakang untuk menata kulit di

29

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Capaleto, target dalam 1 jam masin stacking +/- 200 pcs. Tergantung
artikelnya.
5. kulit masuk ke mesin stacking dengan tumpukan 2 lembar berturut-turut
sampai kulit habis.
6. Sebelum stacking jalan, kita trial dulu sesuai dengan standar stacking
masing masing artikel karena asal supplier kulit menentukan hasil kulit
yang di stacking.
7. Setelah selesai di cek quantity sesuai dengan kartelinonya dilanjutkan
proses berikutnya.
8. Pelaporan sesuai planning stacking harian dan di tulis di Report Daily
Stacking.
9. Cleaning stacking seminggu sekali untuk perawatan mesin.
VI.

Measuring dan Packing

VI. I.

Measuring
Yaitu proses mengukur luas kulit sekaligus seleksi terhadap kualitas kulit

jadi.
Semua kulit yang akan dilakukan ke dalam proses measuring harus mendapatkan
persetujuan dari customer yang bersangkutan.
Setelah OKE langkah selanjutnya siap untuk diproses measuring, tetapi
sebelum itu semua kulit yang akan dilakukan kedalam proses measuring
sebaiknya dilakukan trimming, yaitu menggunting bagian tepi kulit yang
bertujuan agar bagian tepi kulit menjadi rapi.
Isi Per Karton Box
1.
2.
3.
4.

BOV / FLOWER

20 pcs

Thickness

0,9 11 mm

CROSTE [ normal / biasa ]

20 pcs

CROSTE A. CURTO

28 pcs

TORELLO

12 pcs

Thickness

14 16 mm

SUPERCAR / ROADSTAR :

12 pcs
30

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Thickness

11 12 mm

Satuan luas kulit yang digunakan oleh kustomer adalah square meter
[ sqmt ] atau square feet [sqft].
Kualitas 1

=> minimal dapat 4 ukuran sofa [ @ _+ 60x70 cm ]

Kualitas 2

=> hanya mendapat dibawah ukuran kualitas 1.

Dalam 1 pallet

= maksimal berisi 12 karton box

Penanggung Jawab :

Leader Measuring

Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan dalam proses measuring adalah

1. Hidupkan stabilizer dengan menekan tombol ON.


2. Hidupkan mesin measuring dengan memutar tombol pada posisi ON
3. Hidupkan komputer dan mesin Print (cetak) label stiker.
4. Lakukan Kalibrasi internal, kalibrasi dengan menekan C7.
5. Hidupkan roll mesin dengan menekan tombol Start warna hitam.
6. Masukkan contoh kalibrasi sebanyak 2 kali tekan Escape.
7. Masukkan data-data, identitas kulit dengan menekan:
Tabel 1. Fungsi Tombol dalam Proses Measuring
No
1.

Tombol
Q1

Keterangan
Untuk data pengukuran (measuring ) dalam satuan M2

2.

Q2

(square mater) & FT ( square feet).


Untuk memberikan penomeran pada struk hasil

3.
4.

Q5
QL

Measuring.
Untuk data Ketebalan (Thickness) Kulit.
Untuk data Article, Colour, Customer, Sales Order dan

QS

Nomor Produksi.
Untuk Setting dalam Karton Box atau tanpa Karton

5.

Box.
8. Masukkan kulit ke dalam mesin Measuring dengan posisi bagian ekor
terlebih dahulu.

31

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

9. Pisahkan kulit Kualitas II untuk sementara sampai Kualitas I selesai di


ukur.
10. Simpan kulit diatas meja, setelah 4 lembar ambil struk hasil measuring dan
simpan
di bawah kulit sebagai pembatas.
11. Lakukan pengukuran sampai cukup 1 pallet atau selesai 1 order dengan
ketentuan :
Dengan Karton Box
Tabel 2. Ketentuan Pengukuran dengan Karton Box
No
1.
2.
3.
4.

Article
Omega, Export, Madras
Supercar, Roadstar
Kahlua, Torello
Croste (Small)

Thickness
09 11
11 13
14 16
09 11

Quantity / Pallet
240 Lembar
196 Lembar
144 Lembar
336 Lembar

Tanpa Karton Box


Tabel 3. Ketentuan Pengukuran tanpa Karton Box
No Article
1. Omega, Export
2. Kahlua, Torello

Thickness
09 11
14 16

Quantity / Pallet
Max 160 Lembar
Max 110 Lembar

12. Setelah selesai 1 Pallet atau 1 Order, tekan :


Tabel 4. Fungsi Tombol untuk Struk Measuring
No
1.
2.

Tombol
TL
T2

Keterangan
Untuk struk Measuring 1 Pallet
Untuk struk Measuring Keseluruhan ( 1 Order)

13. Matikan roll mesin dengan menekan tombol stop warna merah.
Setelah semua kulit telah melewati mesin misuratice disana terlihat kertas
print yang mencetak hasil pengukuran kulit ( print out ).
VII. II.

Packing

Packing adalah proses pengepakan kulit yang akan dikirim kepada


customer dan packing ini dilakukan sesuai dengan permintaan customer.
32

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Penanggung Jawab :

Leader Measuring dan Packing

Alat dan bahan yang digunakan dalam proses packing


1)

Pallet yaitu alas karton box


Pallet yang digunakan biasanya menggunakan kayu dan plastik tergantung
permintaan / pesanan dari customer.

2)

Karton box
Yaitu tempat menyimpan kulit jadi yang akan dikirim.

Kegiatan dengan Karton


Kegiatan yang dilakukan dalam proses ini adalah

1. Siapkan Pallet sesuai dengan permintaan Customer.


2. Simpan / taruh karton box diatas Pallet.
3. Lipat setiap 4 Lembar Kulit dengan arah dari bagian leher, kemudian
bagian ekor, tempel struk pengukuran (Measuring).
4. Ikat kulit dibagian sisi kanan dan kiri dengan tali rafia,
-

Warna Hijau untuk Kualitas I

Warna Kuning untuk Kualitas II

Warna Merah untuk article Muscat

5. Masukkan kulit ke dalam karton box dengan ketentuan:


Tabel 5. Ketentuan Pemasukkan Kulit dalam Karton Box
No Article

Thickness

Quantity

1.
2.
3.
4.

09 11
11 13
14 16
09 11

BOx
5 Ikat
4 Ikat
3 Ikat
7 Ikat

Omega, Export, Madras


Supercar, Roadstar
Kahlua, Torello
Croste (Small)

Karton

6. Tutup karton box dengan stapless besar.


33

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

7. Susun Karton box diatas pallet sampai 12 Karton.


8. Ikat karton box dengan tali plat warna kuning pada sis kiri, tengah dan
kanan.
9. Timbang Pallet beserta Karton Box.

Gambar 13. Packing dengan Karton Box


Packing tanpa karton box
Kegiatan
1. Siapkan palet kayu dan tumpuk sebanyak 5 6 buah.
2. Letakkan plastik packing diatas Pallet.
3. Letakkan karton lembaran diatas plastik.
4. Simpan kulit satu per satu diatas pallet sampai 4 Lembar.
5. Lipat kulit dari sisi kiri dan kanan, kemudian dirapikan.
6. Tempelkan struk pengukuran (Measuring).
7. Lakukan pengepakan dengan bergantian arah antara ekor dan leher serelah
5 pacco (20 lembar).
8. Setelah selesai 1 Pallet tutup dengan karton lembaran.
9. Tutup dengan plastik packing dan rapikan.
10. Ikat dengan tali plat warna kuning sebanyak 3 kali.
34

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

11. Timbang Pallet beserta kulit.


Cara packing ini sangat tergantung dengan keinginan customer yang
bersangkutan.

Gambar 14. Packing tanpa Karton Box

35

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Strategi Teknologi dan Daya Saing Perusahaan


a. Analisa SWOT
Strategi adalah serangkaian keputusan perusahaan untuk membantu
meningkatkan perusahaan. Keputusan atas berbagai hal tersebut biasanya
merupakan suatu rencana terpadu, lengkap dan terinci guna mencapai sasaran
preusan antara lian, meliputi: evaluasi SWOT termasuk analisa faktor internal dan
eksternalnya.
Dari hasil telaah dan evaluasi kondisi baik secara eksternal maupun
internal pada PT MASTROTTO INDONESIA didapatkan hasil analisis SWOT
perusahaan, sebagai berikut :
I.

Analisa Internal
1. Strength (kekuatan)
-

Kualitas Produk tinggi dan inovatif.

Menggunakan Teknologi Modern.

Lokasi pabrik strategis.

Sistem Quality Control terhadap produk yang handal.

Struktur financial perusahaan baik.

Lokasi pabrik strategis, sehingat time delivery dan time cost


dapat ditekan.

Penanganan komplain cepat

2. Weakness (kelemahan)
-

Harga masih relatif tinggi untuk beberapa customer.

Management masih tergantung pada perusahaan induk di luar


negeri.

Perusahaan belum go public sehingga akuntabilitas belum


teruji.

II.

Pasokan bahan baku sangat tergantung dari Group Mastrotto

Analisa Eksternal
1. Opportunities (peluang)
-

Pasar produk masih terbuka.

Belum banyak pesaing.

36

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Mempunyai

keunggulan

kompetitif

dan

keunggulan

komperatif.
-

Masih

dimungkinkan

melakuan

diversifikasi

produk,

menggunakan limbah bahan baku yang saat ini digunakan


perusahaan lain untuk memproduksi sepatu, tas, dompet
2. Treaths (ancaman)
-

Karena pasar menjanjikan, dimungkinkan terdapat pesaing dari


luar negeri yang melakukan investasi di Indonesia dengan
menawarkan harga yang lebih kompetitif dan kualitas produk
yang lebih baik.

Pengendalian limbah yang realtif sulit berpotensi menimbulkan


masalah di kemudian hari.

b. Integrasi Stategi
Dalam kondisi persaingan ketat di pasar bebas, pertimbangan teknologi
suatu perusahaan haruslah tepat (terpadu) dalam strategi bisnis keseluruhan.
Secara teori, strategi bisnis ini dapat dikelompokkan : Unggul Harga (Price
leadership) dengan melalui efisiensi produksi dan meminimalkan biaya; Unggul
Mutu (Quality leadership) melalui penampilan produk yang baik dan nilai yang
maksimal; Unggul Segmen Pasar (Niche Leadership) dengan memenuhi selera
atas bentuk tertentu yang diminta konsumen; Unggul Teknologi Bersih dengan
melalui pembentukan citra dan promosi gaya bersih lingkungan.
Sementara itu pertimbangan aspek teknologi sebagai salah satu strategi
yang diambil, haruslah memperhatikan daya saing perusahaan. Secara teori,
klasifikasi strategi teknologi dapat digolongkan dalam: Unggul teknologi
(LEADER) dengan memproduksi teknologi yang tercanggih; Pengikut teknologi
tinggi (FOLLOWER) dengan jalan mengadaptasi teknologi tinggi; Pemanfaatan
teknologi (EXPLOITER) dengan memanfaatkan teknologi standar yang ada di
pasar; dan Memperpanjang umur teknologi (EXTENDER) dengan cara masih
memakai teknologi yang telah usang (kuno).
Penerapan integrasi strategi bisnis dan strategi tekologi pada PT
MASTROTTO INDONESIA adalah unggul segemen pasar (nice leadership)
dengan srategi pengikut teknologi (technology follower strategy). Terkait dengan
37

Tugas Mata Kuliah Manajemen Teknologi Agribisnis


Angkatan Eksekutif 27
Program Studi Manajemen dan Bisnis - IPB

Strategi Bisnis, produk kulit PT MASTROTTO INDONESIA ditujukan untuk


memenuhi segemen pasar tertentu dengan nilai pasar yang tinggi. Dalam hal ini,
produk yang dihasilkan digunakan untuk industri dengan menggunakan bahan
baku kulit berkualitas tinggi yaitu bahan perabot dari kulit (misalnya kursi sofa),
untuk tempat duduk/jok kursi pada industri permobilan, pesawat dan kapal pesiar.
Produk yang dihasilkan adalah inovatif yaitu bisa dicuci, tahan air dan dari kulit
alami anistatic yang diciptakan oleh metoda yang dipatenkan
Strategi Teknologi yang digunakan oleh PT MASTROTTO INDONESIA
adalah pengikut teknologi (technology follower strategy) yaitu dengan
mengadopsi dan menggunakan tekonologi maju untuk memasuki pasar global,
dengan cara membeli komponen tekologi. Nilai investasi teknologi sekitar UD 30
juta. Perusahaan selalu menyesuikan pasar dengan melakukan penelitian dan
rekayasa teknologi dan selalu melakukan up grading teknologi permesinan dan
proses pabrikasi. PT MASTROTTO INDONESIA mempunyai laboratorium untuk
menciptakan produk bermutu tinggi. Produk yang dihasilkan cukup inovatif yaitu
bisa dicuci dan tahan air yang diciptakan dengan metoda yang dipatenkan sendiri.
Karena teknologinya khusus, maka terdapat perwakilan dari group
mastrotto Italia yang bertanggung jawab dalam aspek produksi dan quality control
untuk menjamin produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi. Sementara
proses berjalan dilakukan pula transfer knowledge kepada teknisi lokal.

38

Anda mungkin juga menyukai