Anda di halaman 1dari 148

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya,
Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksana UKS akhirnya dapat diselesaikan.
Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi Tim Pembina UKS mulai dari tingkat
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga tingkat Kecamatan dan Tim pelaksana di
Sekolah dalam melakukan percepatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan wadah untuk berbagai kegiatan kesehatan
yang ada disekolah, telah lama diimplementasikan dan pertama kali diujicobakan
pada tahun 1956 melalui rintisan kerjasama Departemen Kesehatan, Departemen
Pendidikan dan Departemen Dalam Negeri dalam bentuk proyek UKS perkotaan
di Jakarta dan UKS pedesaan Bekasi.
Hasil evaluasi selama ini menyatakan bahwa walaupun UKS telah dilaksanakan
sejak lebih dari 57 tahun yang lalu, pencapaian masing - masing Provinsi dan
Kabupaten/Kota sangat beragam dan sangat tergantung pada tingkat kepedulian
dan komitmen dari Gubernur dan Bupati/Walikota masing - masing terhadap UKS
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya terobosan dengan
7 strategi Akselerasi UKS yaitu 1). Memperkuat dasar hukum, 2). Meningkatkan
kemampuan, peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan dan kompetensi
personil TP UKS, 3). Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS 4).
Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS, 5). Meningkatkan
peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah, 6).
Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat dan 7). Memfasilitasi kearifan
lokal (lokal wisdom) yang dapat mempercepat pencapaian dari tujuan UKS.
Akhir kata, Kami menghargai dan berterima kasih atas kontribusi semua pihak
dalam penyusunan pedoman ini. Masukan dan saran dengan senang hati kami
terima untuk penyempurnaan buku ini.

Jakarta, November 2015


Direktur Bina Kesehatan Anak
dr. Jane Soepardi

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Analisis Situasi .......................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 5
D. Pengertian ................................................................................................ 6
E. Tujuan ....................................................................................................... 6
1. Tujuan Umum ...................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 6.
F. Sasaran...................................................................................................... 6
II. STRATEGI OPERASIONAL ......................................................................... 7.
A. Strategi ..................................................................................................... 7
B. Kegiatan.................................................................................................... 8
III. PENGUATAN KEMITRAAN SEKTOR TERKAIT.............................................13
A. Peran Pusat ............................................................................................ 13
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan......................................... 14
2. Kementerian Agama .......................................................................... 16
3. KementerianDalam Negeri ................................................................. 18
4. Kementerian Kesehatan...................................................................... 19
5. Pemangku Kepentingan Lainnya ........................................................ 22
B. Peranan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Sekolah ................. 23
1. Provinsi............................................................................................... 23
2. Kabupaten/Kota ................................................................................. 31
3. Kecamatan ......................................................................................... 39
4. Sekolah dan Madrasah ....................................................................... 43
IV.


PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN ........................................45


A. Pemantauan ........................................................................................... 45
B. Penilaian ................................................................................................. 45
C. Pelaporan ............................................................................................... 46.
D. Indikator Keberhasilan ........................................................................... 46

ii

iii

V. PENGEMBANGAN MODEL AKSELERASI PEMBINAAN DAN


PELAKSANAAN UKS DI PUSAT DAN DAERAH ..........................................49
A. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Pusat ............................ 49
B. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
di Provinsi DKI Jakarta............................................................................. 55
C. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
di Provinsi D.I Yogyakarta........................................................................ 67
VI. PENUTUP ...............................................................................................83
Daftar Kepustakaan..................................................................................... 84
Daftar Penyusun dan Kontributor............................................................... 85
LAMPIRAN....................................................................................................86
A. Lampiran 1 : Kalender Kegiatan UKS ..................................................... 87
B. Lampiran 2 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pelaksana UKS Sekolah/
Madrasah.......................................................................... 89
C. Lampiran 3 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Kecamatan ...... 99
D. Lampiran 4 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina
UKS Kabupaten/Kota ...................................................... 109
E. Lampiran 5 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina
UKS Provinsi.................................................................... 121
F. Peraturan bersama antara Mendikbud, Menkes, Menag dan Mendagri
tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah

iii
iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wadah untuk berbagai program seperti
Kesehatan Reproduksi, Gizi, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA, Pengendalian
Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Pengobatan sederhana dan
lain lain. Wadah ini menjadi penting dan strategis, karena pelaksanaan program
melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit lebih besar.
UKS telah dikenal sejak lama, dan pertama kali diujicoba pada tahun 1956
melalui rintisan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan dan
Departemen Dalam Negeri dalam bentuk proyek UKS perkotaan di Jakarta dan UKS
perdesaan di Bekasi. Sejak tahun 1984, pelaksanaan UKS dikukuhkan melalui Surat
Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, dan kemudian
diperbaharui pada tahun 2003 sesuai dengan perkembangan di era Otonomi
Daerah. Mengikuti tuntutan kebutuhan dan perkembangan program, saat ini
sedang dilakukan proses revisi kedua terhadap SKB 4 Menteri tahun 2003 tersebut.
Dasar pelaksanaan UKS adalah Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan, pasal 45 ayat 1, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-Undang
No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 79 yang berbunyi: Kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh,
dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas.
Sementara Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu pada Pasal 3 menyatakan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Anak Usia Sekolah merupakan bagian dari anak, berusia 6 sampai 18 tahun yang
jumlahnya mencapai seperempat dari total penduduk Indonesia, 80 % diantaranya

ada di sekolah, dan ini berarti mencakup lebih dari 50 juta peserta didik. Mereka
adalah sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena
selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sifat keingin tahuan yang tinggi dan
kecenderungan untuk mencoba - coba, menyebabkan mereka mudah dimotivasi
dan cepat menerima serta mengadopsi hal-hal baru termasuk pesan pesan
kesehatan. Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai
agent of change (agen pengubah) di lingkungannya masing-masing.
Oleh karena itu, berbagai terobosan harus dilakukan untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya secara optimal yang difokuskan pada pelaksanaan
Usaha Kesehatan Sekolah yang Efektif (Focusing Resources on Effective School
Health FRESH), karena hampir bisa dipastikan bahwa semua upaya kesehatan,
akan lebih cepat berhasil kalau dikembangkan di sekolah dan madrasah serta akan
berdaya ungkit besar, karena selain diadaptasi oleh peserta didik sendiri, juga akan
disebarluaskan ke masyarakat, khususnya di lingkungan keluarga peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Untuk mendorong dan memacu pelaksanaan UKS, di tingkat sekolah dan madrasah
dibentuk Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah, sementara di tingkat yang lebih
tinggi mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, dibentuk
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS) yang bertugas untuk membina,
mendorong, memfasilitasi dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan UKS
di wilayah kerjanya. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan UKS, antara lain pelaksanaan Lomba Sekolah
Sehat yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan stimulasi
dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengembangan UKS oleh pemangku
kepentingan melalui TP UKS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
Mengingat penting dan strategisnya pelaksanaan UKS ini, sejak tahun 2003
ditetapkanlah penjaringan kesehatan sebagai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
UKS yang diatur berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457 tahun
2003 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu pelaksanaan penjaringan kesehatan sebagai salah satu kegiatan
UKS, wajib dilaksanakan di semua Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Mengacu pada SPM tersebut Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
berkewajiban menyediakan dana dalam Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi, Kabupaten/Kota dan sumber lain untuk melaksanakan UKS
di wilayah kerjanya, memenuhi target yang telah ditetapkan dalam SPM secara

Nasional tersebut, dan hasilnya harus dipertanggung-jawabkan oleh Gubernur dan


Bupati/Walikota kepada rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
masing masing.
Namun kenyataannya, hampir semua Provinsi dan Kabupaten/Kota belum
menyediakan anggaran dalam jumlah yang memadai untuk pelaksanaan UKS,
bahkan di daerah tertentu anggaran untuk pelaksanaaan UKS semata mata
bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui
dana dekonsentrasi, tanpa dukungan yang memadai melalui APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota atau sumber lainnya.
Oleh karena itu bisa difahami hasil evaluasi yang menyatakan bahwa walaupun UKS
telah dilaksanakan sejak hampir 57 tahun yang lalu, pencapaian masing masing
Provinsi dan Kabupaten/Kota, khususnya pelaksanaan penjaringan kesehatan
belum memenuhi target yang sudah disepakati, dengan hasil yang tidak merata
serta sangat tergantung pada tingkat kepedulian dan komitmen dari Gubernur dan
Bupati/Walikota masing masing terhadap UKS.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu dilakukan upaya terobosan
untuk mempercepat pencapaian tujuan UKS melalui Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, dengan menggali, memanfaatkan dan
memaksimalisasi semua potensi sumber daya yang tersedia serta memperkuat
kemitraan dengan semua pemangku kepentingan.
Agar implementasi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan
Sekolah ini dapat diwujudkan sesuai dengan tujuan, perlu disusun pedoman
yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pengelola program di berbagai tingkat
administrasi pemerintahan.
B. Analisis Situasi
Pencapaian hasil pelaksanaan UKS sangat bervariasi antara satu Provinsi dengan
Provinsi lainnya, bahkan antar Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi. Untuk
cakupan penjaringan kesehatan di tingkat SD dan MI misalnya, pada tahun 2013
pencapaiannya secara nasional hanya sebesar 73,91%, dengan sebaran antar
Provinsi yang sangat tidak merata, berkisar antara 13,68 - 100%.
Provinsi atau Kabupaten/Kota yang pencapaian UKS-nya bagus pada umumnya
mendapatkan dukungan komitmen pelaksanaan dan penganggaran dari

Pemerintah Daerah setempat. Untuk mendukung pelaksanaan UKS, di Kabupaten/


Kota tertentu di beberapa Provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DKI Jakarta dan lain lain, selain disediakan dana melalui APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota, juga telah berhasil digali pembiayaan dari masyarakat melalui
swasta termasuk Corporate Social Responsibility (CSR), LSM, Komite Sekolah, dana
mandiri dan lain lain.
Sebaliknya di banyak Provinsi dan Kabupaten/Kota, pengelola program di sektor
kesehatan, pendidikan, dan agama masih menemukan berbagai hambatan untuk
mendapatkan porsi anggaran yang memadai dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/
Kota karena UKS diposisikan sebagai suatu kegiatan yang bukan prioritas. Di
Provinsi dan Kabupaten/Kota seperti ini tentu bisa dimaklumi kalau pencapaian
UKS tidak optimal.
Untuk mendapatkan gambaran keadaan yang sesungguhnya dilapangan pada tahun
anggaran 2012 yang baru lalu, Kementerian Kesehatan telah melakukan kegiatan
evaluasi pelaksanaan Trias UKS di 10 Provinsi terpilih yaitu: Provinsi Sumatera Barat,
Bangka/Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta,
Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Utara. Penilaian dilakukan menggunakan analisis
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan (SWOT), terhadap tiga komponen
utama yaitu sumber daya manusia, manajemen, dan sarana/prasarana.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa, dari sisi sumber daya manusia diperoleh
gambaran antara lain: masih banyak guru pembina UKS belum dilatih, ada Kepala
Sekolah dan Madrasah tidak menunjang UKS, sekolah dan madrasah belum
memiliki dokter kecil atau kader kesehatan remaja, kurangnya motivasi guru
sebagai pelaksana UKS karena belum ada angka kredit untuk guru pembina UKS,
belum ada buku pedoman materi kesehatan untuk pegangan guru, dan masih
banyak tenaga kesehatan yang belum dilatih UKS.
Dari sudut manajemen beberapa hambatan yang ditemukan adalah: tidak
berfungsinya kelembagaan TP UKS, Sekretariat tetap TP UKS, kurang optimalnya
dukungan kebijakan anggaran Pemerintah Daerah dan legislatif terhadap UKS,
belum adanya dukungan sektor swasta melalui CSR untuk pembinaan UKS, dan
belum optimalnya koordinasi Lintas Sektor/Lintas Program.
Sementara ditinjau dari segi penyediaan sarana dan prasarana ditemukan bahwa
masih banyak sekolah yang belum memiliki ruang UKS (hanya ada pojok UKS); sekolah dan madrasah kesulitan air bersih; jamban tidak memadai (rasio dan kebersihan); kantin sekolah dan madrasah yang tidak sehat; kesulitan penggandaan

format penjaringan kesehatan; belum semua sekolah dan madrasah memiliki Kit
UKS, media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), phantom (boneka model) kesehatan reproduksi.
Berbagai hasil evaluasi seperti diuraikan tersebut diatas, perlu ditindak lanjuti dan
diintervensi melalui sejumlah strategi operasional dan langkah-langkah kegiatan
yang akan diuraikan secara rinci pada Bab III.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS meliputi
penyediaan tenaga, sarana, prasarana dan pelaksanaan berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan baik ekstra maupun intra kurikuler;
Pelayanan Kesehatan yang mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
serta Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat baik fisik, mental maupun sosial.
D. Pengertian
1. Akselerasi adalah serangkaian kegiatan terencana dan terarah yang dilakukan
untuk mempercepat pencapaian tujuan.
2. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS adalah berbagai strategi dengan
serangkaian kegiatan terencana dan terarah yang dilakukan secara terpadu
oleh pemangku kepentingan untuk mempercepat proses dan pencapaian
tujuan UKS
3. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kewajiban bagi semua perusahaan
(korporat) untuk menyisihkan sebagian keuntungannya yang harus digunakan
untuk kepentingan sosial masyarakat di sekitar perusahaan, sebagai wujud
tanggung jawab sosial dari perusahaan tersebut.
4. Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang terintegrasi berdasarkan prinsip
prinsip kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan dalam
melaksanakan suatu program/kegiatan secara efektif dan efisien sesuai bidang,
kondisi dan kemampuan masing masing, sehingga hasil yang dicapai menjadi
lebih optimal.
5. Memorandum of Understanding (MoU) adalah suatu Nota Kesepahaman
antara dua pihak atau lebih tentang kerjasama yang saling menguntungkan
dalam pelaksanaan suatu atau sejumlah kegiatan.
6. Penentu kebijakan adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup
sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Semua TP UKS, Sekretariat TP UKS, dan Tim Pelaksana UKS berfungsi.
b. Semua sekolah dan madrasah memiliki minimal 1 guru pembina UKS dan 10%
peserta didik sebagai kader kesehatan aktif
c. Semua sekolah dan madrasah melaksanakan penjaringan kesehatan terhadap
semua peserta didik kelas 1 (SD dan MI), 7 (SMP dan MTs), dan 10 (SMA dan
MA)
d. 50 % sekolah dan madrasah memiliki rasio jamban dan peserta didik yang sesuai standar dan berfungsi
e. Semua sekolah dan madrasahmemiliki sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
dan tempat sampah yang berfungsi di semua kelas.
F. Sasaran
1. Peserta didik mulai dari jenjang TK dan RA sampai SMA/SMK dan MA termasuk
Pondok Pesantren dan Kelompok Belajar yang setara.
2. Kepala Sekolah, Guru, Orang tua peserta didik, Komite Sekolah, dan masyarakat.
3. Pemangku kepentingan.
4. Penentu kebijakan.

BAB II
STRATEGI OPERASIONAL
Agar tujuan pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS seperti
diuraikan di atas dapat terwujud secara optimal, perlu dirancang beberapa strategi
operasional, dan masing-masing strategi dijabarkan dalam bentuk langkah-langkah
kegiatan kongkrit yang perlu dilakukan semua pemangku kepentingan di berbagai
tingkat administrasi pemerintahan.
A. STRATEGI
Ada beberapa strategi yang perlu dilaksanakan secara simultan, sebagian besar
diantaranya merupakan strategi konvensional yang memang sudah dilaksanakan
selama ini dan dikombinasi dengan tambahan strategi baru sebagai upaya
terobosan. Strategi dimaksud adalah:
1. Memperkuat dasar hukum.
2. Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS.
4. Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah.
6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat.
7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom).
Strategi 1 sampai 6, adalah strategi konvensional yang selama ini sudah dilaksanakan
dan masih akan tetap digunakan untuk memacu Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS dengan berbagai penguatan dan lebih fokus dalam implementasinya. Pelaksanaan ke enam strategi ini tidak dengan serta merta segera dapat
dilakukan, dan sangat tergantung pada komitmen penentu kebijakan terhadap
pelaksanaan dan penganggaran kegiatan. Strategi ke 7, merupakan upaya
terobosan karena dapat segera dilaksanakan dengan memanfaatkan segala potensi
masyarakat setempat, termasuk pemanfaatan CSR dunia usaha. Pelaksanaan
kegiatan dapat menggunakan potensi budaya, agama, adat istiadat dan nilai-nilai
lokal.

B. KEGIATAN
1. Memperkuat dasar hukum
a Melaksanakan advokasi terpadu terhadap penentu kebijakan dan
pengambil keputusan.
b Menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Kesehatan
Sekolah sesuai amanat Undang-Undang No. 36 tahun 2009.
c Merevisi Surat Keputusan Bersama 4 Menteri.
d Memfasilitasi penerbitan berbagai Peraturan di Daerah tentang UKS
(Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Peraturan Gubernur,
Peraturan Bupati/Walikota, dan lain lain).
e Memfasilitasi pembuatan regulasi melalui Surat Keputusan pejabat
berwenang tentang UKS dan pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS.
f Membuat Nota Kesepahaman atau MoU terkait pelaksanaan UKS dengan
pemangku kepentingan diluar 4 unsur yang ada dalam SKB 4 menteri,
termasuk sektor swasta.
2. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS
a Memperkuat TP UKS Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan.
b Merumuskan kembali peran TP UKS Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan
Kecamatan.
c Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
d Menempatkan sumber daya di TP UKS Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota,
dan Kecamatan.
e Melatih atau mengorientasi personil TP UKS di setiap tingkat pemerintahan.
f Memperkuat dan merumuskan kembali peran Tim Pelaksana UKS di
sekolah.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS
a Melatih tenaga kesehatan pengelola UKS.
b Melatih kader kesehatan sekolah (dokter kecil, kader kesehatan remaja)
dan konselor sebaya.
c Melatih guru pembina UKS dan Kepala Sekolah.
d Melaksanakan orientasi atau sosialisasi tentang UKS terhadap Kepala
Sekolah
e Melaksanakan orientasi tentang UKS terhadap Camat.

f
g

Melaksanakan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas petugas lainnya


seperti orientasi, on the job training, pelatihan kalakarya dan lain-lain.
Menunaikan peran masing-masing pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan pelatihan, orientasi dan pembinaan di jajarannya.

4. Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS


a

Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaan UKS mulai dari perencanaan


kegiatan, pelaksanaan sampai monitoring dan evaluasi.
b Memantapkan peran peserta didik dalam pelaksanaan penjaringan
kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala serta kegiatan UKS lainnya.
c Memfasilitasi kader kesehatan sekolah dan konselor sebaya untuk berperan
sebagai nara sumber dan agen pengubah bagi teman sebaya, keluarga dan
masyarakat sekitar.
d Memfasilitasi kerjasama antar organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka
khususnya Saka Bakti Husada, dan Palang Merah Remaja) dalam
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan UKS, memberikan masukan
untuk perbaikan dan inovasi.
e Mengembangkan program dari anak untuk anak (child to child program)
termasuk melaksanakan kegiatan kelompok sebaya.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
a Meningkatkan peran aktif kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala, dan pelayanan
kesehatan lain.
b Meningkatkan peran guru dalam memberikan materi kesehatan dan
pemantauan PHBS dan kompetensi psikososial peserta didik.
c Meningkatkan peran orang tua dalam pemantauan pelaksanaan PHBS dan
kompetensi psikososial anak.
d Meningkatkan peran Komite sekolah, dan masyarakat.
e Melibatkan institusi pendidikan kesehatan di wilayah kerjanya untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan UKS.
f Memfasilitasi agar sekolah dan madrasah swasta mampu melaksanakan
UKS secara mandiri, termasuk penyediaan tenaga pelaksana, dibawah
koordinasi puskesmas.
g Memfasilitasi penyampaian pesan kesehatan melalui media tradisional,
acara-acara keagamaan dalam bentuk ceramah agama dan khutbah.
h Memasukkan kegiatan UKS ke dalam Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) dan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)

6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat


a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p

Meninjau ulang dan merumuskan kembali peran pemangku kepentingan.


Meningkatkan komitmen pemangku kepentingan dalam pelaksanaan UKS.
Merevitalisasi konsep dan pelaksanaan UKS.
Memperluas jejaring kemitraan UKS.
Merevitalisasi dan merumuskan kembali peran TP UKS disemua tingkatan.
Memperkuat peran core kemitraan (4 kementerian).
Melaksanakan advokasi terpadu kepada penentu kebijakan/pengambil
keputusan, untuk mengarusutamakan UKS dalam tatanan Pembangunan
Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Melaksanakan sosialisasi terpadu terhadap mitra/calon mitra potensial.
Melaksanakan forum komunikasi berkala lintas program di lingkungan
Kementerian Kesehatan dalam rangka sinkronisasi dan harmonisasi
kegiatan UKS.
Melaksanakan forum komunikasi berkala lintas Direktorat di lingkungan
Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
rangka sinkronisasi dan harmonisasi kegiatan UKS.
Memfasilitasi pemberdayaan, dan pemanfaatan forum koordinasi dan
forum komunikasi antar pemangku kepentingan misalnya melalui TP UKS.
Memfasilitasi pihak swasta, BUMN, BUMD, berperan dalam pengembangan
dan pembinaan UKS.
Membuat MoU dengan mitra potensial (misalnya: BKKBN, LSM, Dunia
Usaha).
Merencanakan kegiatan terpadu yang saling melengkapi dan saling
mendukung pencapaian tujuan bersama berdasarkan prinsip kemitraan.
Melakukan pembinaan terpadu secara berkala.
Mengembangkan percontohan pelaksanaan UKS di Provinsi, Kabupaten/
Kota, Kecamatan, Sekolah dan Madrasah tertentu, untuk direplikasikan
ditempat lain.

7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom).


a Mengoptimalkan pemanfaatan CSR sesuai kondisi lapangan.
b Meningkatkan peran institusi pendidikan kesehatan dalam pelaksanaan
UKS.
c Memfasilitasi dan meningkatkan peran institusi pelayanan kesehatan,
dokter, bidan dan perawat praktik swasta, dalam pelaksanaan UKS.

10

d Memfasilitasi sekolah swasta dan negeri yang mampu untuk melaksanakan


UKS secara mandiri termasuk penyediaan tenaga pelaksana, di bawah
koordinasi puskesmas.
e. Memfasilitasi sekolah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi
dalam rangka penerapan PHBS dan kompetensi psikososial peserta didik
(misalnya pendekatan lewat ceramah keagamaan, media sosial, tayangan
dan siaran TV dan radio lokal, konsultasi interaktif dan media tradisional)
f. Pemanfaatan pendekatan keagamaan untuk pesan dalam rangka
peningkatan PHBS dan kompetensi psikososial
g. Memanfaatkan nilai-nilai lokal, budaya lokal dan acara keagamaan.
h. Membuat kebijakan inovatif lokal yang memiliki daya ungkit terhadap
akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS.

11

11

12

BAB III
PENGUATAN KEMITRAAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
TERKAIT
Kemitraan dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS adalah suatu strategi bersama
antar pemangku kepentingan secara terintegrasi atas dasar prinsip prinsip
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan dalam melaksanakan UKS
secara efektif dan efisien sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, kondisi, dan
kemampuan masing masing, sehingga hasil yang dicapai menjadi lebih optimal.
Dalam pelaksanaannya semua mitra mempunyai kedudukan yang sama dan
sederajat. Walaupun demikian, agar kemitraan bisa berjalan dengan baik, salah
satu mitra harus bertindak sebagai Prime Mover (penggerak pertama/inisiator),
dan selanjutnya semua mitra harus difasilitasi agar secara bergantian bertindak
sebagai penggerak.
Khusus untuk UKS wadah kemitraan ini sudah tersedia di semua tingkat
pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan melalui
TP UKS, dan di sekolah melalui Tim Pelaksana UKS.
A. PERAN PUSAT
Peranan masing masing stakeholder (pemangku kepentingan) khususnya 4
Kementerian terkait, sudah diatur melalui Surat Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri tahun 1984 yang telah direvisi sesuai dengan perkembangan program dan
otonomi daerah pada tahun 2003. Meskipun pada awalnya UKS hanya melibatkan
4 Kementerian tersebut diatas, namun dalam kenyataan praktik di lapangan saat
ini, khususnya beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota terutama di Pulau Jawa
telah berhasil melibatkan berbagai pemangku kepentingan lainnya, baik yang
berasal dari sektor Pemerintah maupun dari masyarakat seperti Swasta, LSM.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pengaturan pelaksanaan UKS melalui SKB
4 Menteri sudah tidak memadai lagi, sehingga upaya yang sedang dilakukan untuk
meningkatkan SKB menjadi Peraturan Presiden atau Peraturan Pemerintah menjadi
suatu langkah yang sangat strategis dalam menangkap aspirasi yang berkembang.
Secara garis besar, peranan masing masing mitra dalam melaksanakan akselerasi
pembinaan dan pelaksanaan UKSdapat diuraikan sebagai berikut:

12

13

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler, mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat, serta menyediakan anggaran untuk penyediaan sarana dan
prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan
sekolah khususnya untuk sekolah sekolah dan Kelompok Belajar Masyarakat yang
berada dibawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanyang mencakup:
a

Merumuskan dan menetapkan kebijakan umum, norma, standar, prosedur,


dan kriteria, terkait dengan pendidikan Kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat, melalui kurikuler, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
b Membuat surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ke
seluruh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi tentang UKS, Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan
kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru, dan pemeriksaan berkala
untuk semua kelas sekali enam bulan di sekolah.
c Menyediakan pendanaan UKS melalui APBN Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dana dekonsentrasi; dan mendorong penyediaan anggaran
Provinsi dan Kabupaten/Kota melalui APBD; serta mengoptimalkan
pemanfaatan dana CSR dunia usaha atau dana lain yang tidak mengikat.
d Melaksanakan training of trainer (pelatihan bagi pelatih) guru pembina UKS,
dokter kecil, kader kesehatan remaja (KKR), dan konselor sebaya tingkat
nasional
e Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di tingkat Pusat
bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan
Kementerian Dalam Negeri.
f Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasan terpadu dalam pembinaan
UKS.
g Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi; pengumpulan dan
pengolahan data; dan pemetaan UKS.
h Menyusun, menggandakan prototip dan mendistribusikan buku-buku materi
pendidikan kesehatan, buku-buku UKS, dan media penyuluhan lainnya,
termasuk penyebarluasannya melalui berbagai media dan website/internet
untuk memenuhi kebutuhan sekolah umum di bawah binaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
i Melakukan kerjasama dalam hal pengembangan, pembinaan dan pelak-sanaan
UKS dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuatan MoU
j Mengembangkan metodologi, penelitian dan pengembangan dalam
pendidikan, pembinaan dan pelaksanaan UKS serta pembudayaan PHBS dalam

13
14

rangka mewujudkan peserta didik yang berkarakter.


k. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Dinas Pendidikan
Provinsi untuk:
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Kementerian Agama tingkat Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan dan
Sekretariat Daerah
2) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam melakukan TRIAS
UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua
b Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu;
maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman
dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling).
3) Melaksanakan pelatihan guru UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya.
4) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa
ruang UKS, formulir penjaringan kesehatan dan buku pemantauan
kesehatan peserta didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
5) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
6) Mengembangkan model sekolah sehat, untuk dapat direplikasikan di
sekolah lain.

14

15

7) Menyediakan perlengkapan sarana sekolah sehat.


8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di sekolah yang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Pendidikan
tingkat Kabupaten/Kota
9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Sekolah.
10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
2. Kementerian Agama
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler, mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
madrasah sehat, serta menyediakan anggaran untuk pengadaan sarana dan
prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan
sekolah khususnya untuk madrasah dan pondok pesantren yang berada dibawah
binaan Kementerian Agama. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan umum, norma, standar, prosedur,
dan kriteria, terkait dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah sehat, melalui kurikuler, baik intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler.
b. Membuat surat edaran dari Kementerian Agama ke seluruh kantor Kementerian
Agama tingkatProvinsi dan tingkat kabupaten/kotatentang UKS, Akselerasi
Pembinaan dan Plekasanaan UKS termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan
kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru, dan pemeriksaan berkala
untuk semua kelas sekali enam bulan di sekolah.
c. Menyediakan pendanaan UKS melalui APBN Kementerian Agama, kantor
kementerian agama tingkat provinsi dan kantor kementeriana agama
tingkat kabupaten/kota, dan mendorong penyediaan anggaran Provinsi dan
Kabupaten/Kota melalui APBD; serta mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR
dunia usaha atau dana lain yang tidak mengikat.
d. Melaksanakan training of trainer (pelatihan bagi pelatih) guru pembina UKS,
dokter kecil, kader kesehatan remaja (KKR), dan konselor sebaya tingkat
nasional
e. Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di tingkat Pusat
bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kementerian Dalam Negeri.
f. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasan terpadu dalam pembinaan
UKS.

15
16

g. Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi; pengumpulan dan


pengolahan data; dan pemetaan UKS.
h. Menyusun, menggandakan prototip dan mendistribusikan buku-buku materi
pendidikan kesehatan, buku-buku UKS, dan media penyuluhan lainnya,
termasuk penyebarluasannya melalui berbagai media dan website/internet,
untuk memenuhi kebutuhan Madrasah di bawah binaan Kementerian Agama.
i. Melakukan kerjasama dalam hal pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan UKS dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuatan
MoU
j. Mengembangkan metodologi, penelitian dan pengembangan dalam
pendidikan, pembinaan dan pelaksanaan UKS serta pembudayaan PHBS dalam
rangka mewujudkan peserta didik yang berakhlaq mulia dan berkarakter.
k. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Dinas Pendidikan
Provinsi untuk:
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS bersama sama
dengan Sekretariat Daerah, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan tingkat Kabupaten Kota.
2) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam melakukan TRIAS
UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c. Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu;
maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman
dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling).
3) Melaksanakan pelatihan guru UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya.

16

17

4) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa


ruang UKS, formulir penjaringan kesehatan dan buku pemantauan
kesehatan peserta didik perlengkapan/obat-obatan sederhana.
5) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
6) Mengembangkan model madrasah sehat, untuk dapat direplikasikan di
madrasah lain.
7) Menyediakan perlengkapan sarana madrasah sehat.
8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di madrasah yang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Kantor Kementerian
Agama tingkat Kabupaten/Kota
9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di madrasah.
10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
3. Kementerian Dalam Negeri
Ditingkat Pusat, Kementerian Dalam Negeri bersama sama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Agama, berkewajiban untuk merumuskan, dan mengamankan kebijakan teknis
pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan UKS; melaksanakan monitoring,
evaluasi, penelitian dan pengembangan. Pemerintah Provinsi, Kabupaten/
Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan; bertanggung jawab untuk mengamankan
kebijakan teknis tersebut.Secara rinci peran Kementerian Dalam Negeri dalam
mendukung pelaksanaan UKS adalah sebagai berikut:
a. Memfasilitasi sektor terkait untuk menyusun norma, standar, prosedur, dan
kriteria UKS.
b. Memperkuat kebijakan yang dikeluarkan oleh sektor terkait melalui
penerbitan surat edaran kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk mendorong
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan UKS di daerah termasuk kewajiban
pelaksanaan penjaringan kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru,
dan pelaksanaan pemeriksaan berkala untuk semua kelas sekali enam bulan.
c. Mendorong Gubernur/Bupati/Walikota untuk mengkoordinir pengembangan
dan pembinaaan UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di
wilayah masing-masing.

17
18

d. Memperkuat peran Provinsi dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan


UKS di kabupaten/kota melalui TP UKS Provinsi.
e. Mengkoordinir pembinaan, optimalisasi fungsi dan peran TP UKS dan
sekretariat TP UKS Pusat.
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS
g. Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di tingkat pusat
bersama-sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama dan Kementerian Kesehatan.
h. Melakukan kerjasama dalam hal pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan
UKS dengan pemangku kepentingan terkait termasuk pembuatan MoU.
i. Memfasilitasi pemerintah daerah Provinsi dan kabupaten/kota untuk:
1) Menerbitkan Peraturan Daerah/peraturan lainnya di daerah tentang UKS.
2) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan, Kabupaten/
Kota, dan Provinsi.
3) Mengalokasikan pembiayaan pelaksanaan UKS dalam APBD berdasarkan
pedoman penyusunan APBD.
4) Membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS, sekretariat TP
UKS Provinsi/Kabupaten/Kota, termasuk penempatan personilnya.
5) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Daerah,
bersama-sama dengan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan Dinas
Kesehatan.
4.

Kementerian Kesehatan

Mengkoordinir, mengembangkan, membina dan memfasilitasi pelaksanaan


pelayanan kesehatan di sekolah; dan secara bersama-sama dengan kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam
Negeri, mengembangkan pendidikan kesehatan melalui jalurekstrakurikuler,
serta mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Perankementerian kesehatan secara rinci adalah:
a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan umum, norma, standar, prosedur,
dan kriteria, terkait dengan pelayanan kesehatan.
b. Membuat surat edaran dari Kementerian Kesehatan ke seluruh Dinas Kesehatan
Provinsi tentang UKS termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan kesehatan
pada saat penerimaan peserta didik baru, dan pemeriksaan berkala untuk
semua kelas sekali enam bulan.

18

19

c. Menyediakan pendanaan UKS melalui APBN Kementerian Kesehatan, dana


dekonsentrasi; dan mendorong penyediaan anggaran Provinsi dan Kabupaten/
Kota melalui APBD; serta mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR dunia usaha
atau dana lain yang tidak mengikat.
d. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, dengan menyelenggarakan
pelatihan bagi pelatih untuk pengelola UKS tingkat nasional.
e. Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan
Kementerian Dalam Negeri.
f. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasan terpadu dalam
pelaksanaan dan pembinaan UKS dengan pemangku kepentingan termasuk
pembuatan MoU.
g. Melaksanakan pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi; pengumpulan dan
pengolahan data; dan pemetaan UKS.
h. Melakukan dan memfasilitasi persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan penyediaan semua vaksin.
i. Berkoordinasi dengan sektor terkait untuk mendapatkan dukungan
penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
j. Memonitor, mengendalikan dan mengelola penjaringan Kesehatan,
pemeriksaan berkala dan mengevaluasi pelaksanaan rujukan kasus hasil
temuan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala.
k. Menyusun, menggandakan dan mendistribusikan prototipe media KIE dan
buku-buku materi kesehatan, buku-buku UKS, dan media penyuluhan lainnya,
serta memfasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
menggandakannya dan menyebarluaskannya melalui berbagai media termasuk
melalui website/internet.
l. Melakukan kerjasama dalam hal pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan
UKS dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuatan MoU
m. Mengembangkan metodologi, penelitian dan pengembangan dalam
pendidikan, pembinaan dan pelaksanaan UKS serta pembudayaan PHBS dalam
rangka mewujudkan yang berkarakter.
n. Memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Dinas Kesehatan
Provinsi untuk:
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS bersama sama
dengan Sekretariat Daerah, Kantor Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/
Kota dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kabupaten Kota.
2) Memfasilitasi sekolah/madrasah melalui pemberdayaan guru pembina
UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam
melakukan TRIAS UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:

19
20

3)
4)

5)

6)

a. Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS, kesehatan


reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll) terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua.
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c. Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu;
maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman
dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling).
Menyediakan biaya transport pertugas kesehatan ke sekolah dan madrasah
untuk pembinaan kegiatan promotif dan preventif.
Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
Menyediakan anggaran untuk pengadaan reagen untuk pemeriksaan
hemoglobin guna kebutuhan penjaringan kesehatan dan pemerksaan
kesehatan berkala, bahan habis pakai dan penyediaan tablet tambah
darah.
Menyediakan biaya yang diperlukan untuk tindak lanjut dan rujukan kasus
hasil temuan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kejadian
yang bersifat insidentil ke Puskesmas dan Rumah Sakit.

Selain itu jajaran Kementerian Kesehatan berkewajiban mengembangkan


dan melaksanakan upaya kesehatan masyarakat yang berbasis sekolah sesuai
permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan pemeliharaan kesehatan di sekolah
dan madrasah.

20

21

Pelaksanaan upaya kesehatan yang dititik beratkan pada aspek promotif dan
preventif yang didukung aspek kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas merupakan
tanggung jawab utama dari Kementerian Kesehatan. Upaya dimaksud antara lain
mencakup:

5.

Promosi Kesehatan melalui kegiatan penyuluhan, pembinaan PHBS,


pembinaan dari anak untuk anak melalui kelompok sebaya, dan lain lain.
Pencegahan Penyakit, baik penyakit tidak menular; maupun penyakit
menular seperti diare dan kecacingan, demam berdarah dengue, malaria,
penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS;antara lain melalui penerapan
PHBS dan pemberian imunisasi.
Pembinaan Kesehatan Lingkungan mencakup higiene perorangan,
penyediaan dan penggunaan fasilitas jamban dan air bersih, pengelolaan
sampah dan air limbah, pengawasan kebersihan dan keamanan makanan
jajanan dan lain lain.
Pelayanan Gizi, mencakup pengukuran tinggi badan dan penimbangan
berat badan, memfasilitasi pemberian makanan di sekolah dan madrasah
PMT AS, makan siang dan pemberian susu di sekolah dan madrasah; dan
lain - lain).
Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak, termasuk kesehatan reproduksi dan
persiapan pranikah.
Pengobatan.
Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut, kampanye gosok gigi, pemeriksaan
dan perawatan gigi di sekolah dan madrasah.
Pelayanan Kesehatan Jiwa termasuk pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
Pelayanan Kesehatan indra, penyuluhan tentang kesehatan mata dan
telinga, pemeriksaan kelainan refraksi dan pendengaran.
Dan lain lain.
Pemangku Kepentingan Lainnya

Selain empat pemangku kepentingan utama tersebut diatas, masih banyak


pemangku kepentingan lain yang berpotensi untuk berperan dalam pembinaan
dan pelaksanaan UKS, antara lain: Kementerian Komunikasi dan Informasi, Badan
Pengawasan Obat dan Makanan, Badan Narkotika Nasional, Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional, Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian
Pertanian, Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Pekerjaan Umum,
Kementerian Lingkungan Hidup, LSM, dan Swasta termasuk dunia usaha.

21
22

Peran mereka sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat diformulasikan
dalam bentuk MoU baik secara bilateral, maupun secara multilateral.
B. PERAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA DAN KECAMATAN
1. Provinsi
Provinsi berkewajiban untuk mengkoordinir pelaksanaan UKS dan bertanggung
jawab memfasilitasi penyelenggaraan UKS di semua Kabupaten/Kota yang ada di
wilayahnya. Provinsi juga berkewajiban untuk mengatur dan mendorong kerjasama
antar Kabupaten/Kota, membuat pedoman teknis pelaksanaan yang dibutuhkan,
melaksanakan pelatihan lintas Kabupaten/Kota, melaksanakan pembinaan dan
bimbingan teknis. Selain itu Gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 jo
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas
dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
di Wilayah Provinsi, berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang diselenggarakan di Kabupaten/ Kota. Oleh
karena itu, pemerintah Provinsi memiliki tugas untuk memfasilitasi, membina
dan mengawasi pelaksanaan UKS yang menjadi salah satu bagian dari urusan
pemerintahan yang diselenggarakan di Kabupaten/Kota.
Secara rinci peran Provinsi dalam melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS diuraikan sebagai berikut:
1) Sekretariat Daerah Provinsi
Jajaran Sekretariat Daerah Provinsi bersama sama dengan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Dinas Kesehatan Provinsi
berkewajiban untuk mengamankan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan UKS diProvinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
serta melaksanakan monitoring dan evaluasi. Peran Sekretariat Daerah Provinsi
secara rinci adalah:
a. Membuat surat edaran kepada Bupati/Walikota untuk mengkoordinir
pelaksanaan UKS termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan kesehatan
pada saat penerimaan peserta didik baru dan pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan berkala terhadap semua kelas sekali enam bulan.
b. Membuat surat penegasan berdasarkan surat dari sektor terkait kepada

22

23

Bupati/Walikota untuk menghkoordinir pelaksanaan UKS termasuk melakukan


Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di daerahnya.
c. Menyediakan anggaran koordinasi, fasilitasi, pengawasan, dan pembinaan TP
UKS Provinsi ke Kabupaten/Kota.
d. Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan dinas pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Kementerian Agama tingkat
Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi
e. Mengkoordinir pembinaan UKS, revitalisasi dan optimalisasi fungsi dan peran
TP UKS dan sekretariat TP UKS Provinsi termasuk penyediaan personilnya.
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS di Kabupaten/Kota.
g Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk:
1) Memperkuat dasar hukum dan kelembagaan UKS termasuk TP UKS
Kabupaten/Kota dan Kecamatan melalui penetapan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota, Peraturan Bupati/Walikota atau Keputusan Bupati/
Walikota, MoU, dan lain-lain.
2) Membuat surat edaran kepada camat untuk mengkoordinir Akselerasi
Pembinaan dan pelaksanaan UKS termasuk kewajiban pelaksanaan
penjaringan kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru dan
pemeriksaan kesehatan semua kelas secara berkala sekali tiap enam bulan.
3) Membuat surat penegasan berdasarkan surat dari sektor terkait kepada
semua pemangku kepentingan dan Camat untuk mendukung pelaksanaan
Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.
4) Menyediakan anggaran koordinasi, fasilitasi, pengawasan dan pembinaan
TP UKS Kabuoaten/Kota.
5) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Dinas Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
6) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui Musrenbang, mulai
tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota.
7) Melaksanakan orientasi atau sosialisasi tentang UKS terhadap semua
Camat diwilayahnya.
8) Melakukan revitalisasi dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS dan
sekretariat TP UKS Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS.
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap
pelaksanaan UKS di semua kecamatan.
10) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS.

23
24

2) Dinas Pendidikan Provinsi


Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta menyediakan dan/atau memfasilitasi penyediaan anggaran
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk sekolah sekolah
dan Kelompok Belajar Masyarakat yang berada dibawah binaan Dinas Pendidikan
mencakup:
a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis tingkat daerah yang terkait
dengan pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat,
mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang sudah ditetapkan
pusat.
b. Membuat surat edaran kepada semua dinas pendidikan kabupaten/kota
tentang kewajiban pelaksanaan penjaringan kesehatan pada saat penerimaan
peserta didik baru dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan semua kelas sekali
tiap enam bulan.
c. Menyediakan pendanaan UKS melalui APBD Provinsi dan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR dunia usaha atau sumber dana lain
yang tidak mengikat
d. Melaksanakan pelatihan bagi pelatih, guru pembina UKS, dokter kecil, KKR,
dan konselor sebaya tingkat provinsi.
e. Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Kantor Kementerian Agama tingkat Provinsi, Dinas Kesehatan dan
Sekretariat Daerah Provinsi.
f. Melaksanakan monitoring, evaluasi, pemetaan dan pelaporan pelaksanaan
UKS serta pembinaan secara terpadu di Provinsi dan Kabupaten/Kota
g. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasan, pengembangan,
pembinaan dan pelaksanaan UKS; serta melakukan kerjasama dengan
pemangku kepentingan terkait termasuk membuat MoU.
h. Menggandakan, dan mendistribusikan buku-buku materi pendidikan Kesehatan,
buku-buku UKS dan media penyuluhan lainnya, termasuk penyebarluasannya
melalui berbagai media dan website/internet, untuk memenuhi kebutuhan
sekolah umum di bawah binaan Dinas Pendidikan.
i. Melaksanaan pengembangan metodologi, penelitian dan pengembangan
dalam pendidikan, pembinaan dan pelaksanaan UKS serta pembudayaan PHBS
dalam rangka mewujudkan peserta didik yang berkarakter.
j. Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
k. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kabupaten untuk :

24

25

1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, bersama-sama


dengan Kementerian Agama tingkat Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan dan
Sekretariat Daerah
2) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam melakukan TRIAS
UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c. Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali
seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
3) Melaksanakan pelatihan guru UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya.
4) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa
ruang UKS, formulir penjaringan kesehatan dan buku pemantauan
kesehatan peserta didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
5) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
6) Mengembangkan model sekolah sehat, untuk dapat direplikasikan di
sekolah lain.
7) Menyediakan perlengkapan sarana sekolah sehat.
8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di sekolahyang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Pendidikan
tingkat Kabupaten/Kota

25
26

9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di madrasah.


10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
3) Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
madrasah sehat; serta menyediakan dan/atau memfasilitasi penyediaan anggaran
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk madrasah dan
pondok pesantren. Kegiatannya termasuk:
a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis tingkat daerah yang terkait
dengan pendidikan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat,
mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang sudah ditetapkan
Kementerian Agama Pusat.
b. Membuat surat edaran ke seluruh Kanwil Kementerian Agama Kabupaten/
Kota secara berjenjang hingga madrasah dan pondok pesantren tentang UKS
termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan kesehatan pada saat penerimaan
peserta didik baru dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan semua kelas sekali
tiap enam bulan
c. Menyediakan pendanaan UKS melalui Anggaran Kementerian Agama Provinsi
dan dengan mengoptimalkan pemanfaatan CSR dunia usaha atau sumber dana
lain yang tidak mengikat.
d. Melaksanakan pelatihan bagi pelatih, guru pembina UKS, dokter kecil, KKR,
dan konselor sebaya.
e. Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Kanwil Kementerian Agama tingkat Provinsi, Dinas Kesehatan dan
Sekretariat Daerah Provinsi.
f. Melaksanakan monitoring dan evaluasi, pemetaan dan pelaporan pelaksanaan
UKS serta pembinaan secara terpadu di Provinsi dan Kabupaten/Kota kepada
kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
g. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasan, pengembangan,
pembinaan dan pelaksanaan UKS; serta melakukan kerjasama dengan
pemangku kepentingan terkait termasuk membuat MoU.
h. Menggandakan, dan mendistribusikan buku-buku materi pendidikan kesehatan,
buku-buku UKS, dan media penyuluhan lainnya, termasuk penyebarluasannya
melalui berbagai media dan website/internet, untuk memenuhi kebutuhan
madrasah dan pondok pesantren.

26

27

i.
j.

Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS.


Mengembangkan model madrasah sehat untuk dapat direplikasi di madrasah
lain.
k. Memfasilitasi Kanwil Kementerian Agama tingkat Kabupaten/Kota untuk :
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan dan Sekretariat
Daerah
2) Memfasilitasi madrasah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam melakukan TRIAS
UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua.
b) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah.
c) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali
seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
3) Melaksanakan pelatihan guru UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya.
4) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa
ruang UKS, formulir penjaringan kesehatan dan buku pemantauan
kesehatan peserta didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
5) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
6) Mengembangkan model madrasah sehat,untuk dapat direplikasikan di
madrasah lain.

27
28

7) Menyediakan perlengkapan sarana sekolah sehat.


8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di sekolahyang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Pendidikan
tingkat Kabupaten/Kota
9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di madrasah.
10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
4) Dinas Kesehatan Provinsi
Mengkoordinir, mengembangkan, membina dan memfasilitasi pelaksanaan
pelayanan kesehatan di sekolah; dan secara bersama-sama dengan Dinas
Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama dan Sekretariat Daerah Provinsi,
mengembangkan UKS melalui jalur ekstrakurikuler, serta mengembangkan dan
melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Perannya secara rinci adalah:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan teknis tingkat daerah yang terkait
dengan pelayanan kesehatan mengacu pada norma, standar, prosedur dan
kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
b. Membuat surat edaran kepada semua Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas tentang kewajiban pelaksanaan penjaringan kesehatan pada saat
penerimaan peserta didik baru di sekolah dan madrasah dan pemeriksaan
kesehatan berkala sekali tiap enam bulan.
c. Menyediakan pendanaan UKS melalui APBD Kabupaten/Kota dan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR dunia usaha atau sumber dana lain
yang tidak mengikat.
d. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, dengan menyelenggara-kan
pelatihan bagi pelatih bagi pengelola UKS Kabupaten/Kota.
e. Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS dengan Dinas
Pendidikan Provinsi, Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Sekretariat
Daerah.
f. Memonitor, mengendalikan dan mengelola Dinas Kesehatan Kabupaten/kota
agar penjaringan kesehatan danpemeriksaan kesehatan secara berkala oleh
tenaga kesehatan dilapangan dapat terlaksana dengan baik sesuai target.
g. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasan, pengembangan,
pembinaan dan pelaksanaan UKS; serta melakukan kerjasama dengan
pemangku kepentingan terkait termasuk membuat MoU.
h. Melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota dan Puskesmas pelayanan kesehatan di sekolah.
i. Memperkuat sistem rujukan kasus hasil temuan penjaringan kesehatan,

28

29

j.
k.
l.
m.
n.

3)
4)

pemeriksaan kesehatan berkala, dan kejadian yang bersifat insidentil ke


Puskesmas dan Rumah Sakit.
Melakukan dan memfasilitasi persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Berkoordinasi dengan sektor terkait tingkat provinsi untuk mendapat dukungan
penyelenggaran Pemberian MAkanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
Menyediakan dan menyebarluaskanmedia KIE melalui berbagai media dan
website/internet, pedoman dan buku-buku tentang materi kesehatan.
Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
Memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk Memfasilitasi
Puskesmasdengan melibatkan guru, dokter kecil, dan KKR sesuai dengan
kewenangan, tugas pokok dan fungsi, serta tanggungjawab masing-masing
untuk :
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS bersama sama
dengan Sekretariat Daerah, Kantor Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/
Kota dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kabupaten Kota.
2) Memfasilitasi sekolah/madrasah melalui pemberdayaan guru pembina
UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam
melakukan TRIAS UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua.
b) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali
seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
Menyediakan biaya transport petugas kesehatan ke sekolah dan madrasah
untuk kegiatan promotif dan preventif.
Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang baru

29
30

masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap seluruh


peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan kesehatan
lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru dokter kecil, dan
KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawab
masing-masing.
5) Menyediakan anggaran untuk pengadaan reagen untuk pemeriksaan
hemoglobin guna kebutuhan penjaringan kesehatan, dan pemeriksaan berkala,
bahan habis pakai dan penyediaan tablet tambah darah.
6) Menyediakan biaya yang diperlukan untuk tindak lanjut dan rujukan kasus
hasil temuan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kejadian yang
bersifat insidentil ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
5) Pemangku Kepentingan lainnya
Selain empat pemangku kepentingan utama tersebut diatas, masih banyak
pemangku kepentingan lain yang berpotensi untuk berperan dalam pelaksanaan
UKS, misalnya Dinas Komunikasi dan Informasi, Balai Pengawasan Obat dan
Makanan, Badan Narkotika Daerah, BKKBN, Kepolisian Republik Indonesia Daerah,
Dinas Pertanian, Badan Lingkungan HIdup Daerah (BLHD), Lembaga Swadaya
Masyarakat, Swasta termasuk dunia usaha.
Pemangku kepentingan dapat berperan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
serta dapat dilibatkan dalam keanggotaan TP UKS Provinsi. Kerjasama yang lebih
intens dapat dituangkan dalam bentuk kesepakatan yang dirumuskan dalam
bentuk MoU baik secara bilateral, maupun secara multilateral.
II. Kabupaten/Kota
Sesuai dengan prinsip otonomi daerah, Kabupaten/Kota bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap penyelenggaraan UKS yang dilaksanakan oleh Perangkat
Daerah Kabupaten/Kota dan masyarakat. Khusus untuk pelayanan kesehatan
pembinaan dan pelaksanaanya secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Berkaitan dengan ditetapkannya Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota melalui Kepmenkes RI No.1457/ MENKES/ SK/X/2003, Pemerintah
Kabupaten/Kota berkewajiban menyediakan anggaran yang sesuai dengan target
yang ingin dicapai.

30

31

Untuk mengamankan penyelenggaraan UKS sesuai dengan SPM dimaksud, Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota bersama mitra kerja lainnya berkewajiban untuk
mengarusutamakan UKS di wilayahnya antara lain dengan memfasilitasi penerbitan
Peraturan Daerah (Perda) tentang UKS, sehingga pembiayaan pengembangan,
pembinaan, dan pelaksanaan UKS lebih terjamin dalam APBD Kabupaten/Kota.
Selain itu Forum Kemitraan Kabupaten/Kota harus sudah melaksanakan berbagai
upaya menfokuskan sumber daya yang ada secara maksimal untuk melaksanakan
UKS yang efektif (Focusing Resources on Effective School Health FRESH) antara
lain dengan: memaksimalkan pemanfaatan anggaran dan mengoptimalkan
pelaksanaan oleh masing masing pemangku kepentingan, proaktif menggali
potensi masyarakat untuk mendukung pelaksanaan UKS dalam hal pengadaan
sarana dan prasarana, biaya operasional dan penyediaan tenaga teknis khusus di
sekolah dan madrasah.
Potensi masyarakat ini mungkin bisa muncul dari Komite Sekolah, LSM, Swasta,
Usaha Mandiri Sekolah misalnya kebun sekolah, kolam sekolah, usaha produktif
lainnya, CSR dan lain lain.
1) Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota
Jajaran Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabersama sama dengan Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan, Kanwil Kementerian Agama, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota berkewajiban untuk mengamankan kebijakan teknis pengembangan dan
pembinaan UKS di Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan; dan
melaksanakan monitoring, evaluasi. Peranan Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota
secara rinci adalah:
a) Memperkuat dasar hukum dan kelembagaan UKS termasuk TP UKS Kabupaten/
Kota dan Kecamatan melalui penetapan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota,
Peraturan Bupati/Walikota atau Keputusan Bupati/ Walikota, MoU, dan lainlain.
b) Membuat surat edaran kepada camat untuk mengkoordinir Akselerasi
Pembinaan dan pelaksanaan UKS termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan
kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru dan pemeriksaan
kesehatan semua kelas secara berkala sekali tiap enam bulan.
c) Membuat surat penegasan berdasarkan surat dari sektor terkait kepada semua
pemangku kepentingan dan Camat untuk mendukung pelaksanaan Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.

31
32

d) Menyediakan anggaran koordinasi, fasilitasi, pengawasan dan pembinaan TP


UKS Kabuoaten/Kota.
e) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Dinas Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
f) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui Musrenbang, mulai
tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota.
g) Melaksanakan orientasi atau sosialisasi tentang UKS terhadap semua Camat
diwilayahnya.
h) Melakukan revitalisasi dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS dan
sekretariat TP UKS Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS.
i) Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS di semua kecamatan.
j) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS.
2) Dinas Pendidikan Kabupaten/kota
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta menyediakan anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah
khususnya untuk sekolah sekolah dan Kelompok Belajar Masyarakat yang berada
dibawah binaan Dinas Pendidikan. Kegiatannya mencakup:
a) melaksanakan kebijakan teknis tingkat daerah yang terkait dengan pendidikan
kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat, mengacu pada norma,
standar, prosedur dan kriteria yang sudah ditetapkan pusat
b) Membuat surat edaran kepada semua sekolah tentang UKS termasuk kewajiban
pelaksanaan penjaringan kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru
di sekolah dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan semua kelas sekali tiap
enam bulan.
c) Menyediakan pendanaan UKS melalui APBD Dinas PendidikanKabupaten/
Kota untuk biaya narasumber/pelatih pada pelatihan guru pembina UKS,
peningkatan kapasitas tenaga pelaksana UKS ( Guru, dokter kecil, KKR, dan
konselor sebaya), pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan UKS, serta
dengan mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR dunia usaha atau sumber
dana lain yang tidak mengikat.
d) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan, Kenwil Agama dan sekretariat daerah tingkat
Kabupaten/Kota.

32

33

e) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter


kecil, KKR, dan konselor sebaya dalam melakukan TRIAS UKS sesuai dengan
kapasitasnya untuk:

f)
g)
h)

i)
j)
k)
l)
m)

1) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan reproduksi


remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan makanan, Kesehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap masyarakat sekolah termasuk
pengelola kantin, produsen/penjaja makanan, peserta didik, guru, orang
tua
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan pendengaran; program
kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet tambah darah
3) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian faktor
risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi
bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan
sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun
lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman,
menyediakan layanan bimbingan dan konseling).
Melaksanakan pelatihan guru pembina UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor
sebaya.
Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
Menyediakan buku-buku materi pendidikan kesehatan, buku-buku UKS, dan
media penyuluhanlainnya, termasuk penyebarluasannya melalui berbagai
media dan website/internet, untuk memenuhi kebutuhan sekolah umum
dibawah binaan Dinas Pendidikan.
Melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi terhadap sekolah
dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat .
Mengembangkan model sekolah sehat untuk dapat direplikasikan di sekolah
lain.
Menyediakan sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta
didik terpenuhi
Menyediakan sarana cuci tangan, sabun dan air mengalir sesuai jumlah kelas
Memfasilitasi sekolah untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat, orang
tua, guru, dokter kecil, KKR dan konselor sebayadalam pelaksanaan UKS.

33
34

n) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS


3) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta menyediakan anggaran melalui APBN Kementerian Agama
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk madrasah dan
pondok pesantren. Kegiatannya mencakup:
a) melaksanakan kebijakan teknis tingkat daerah yang terkait dengan pendidikan
kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat, mengacu pada norma,
standar, prosedur dan kriteria yang sudah ditetapkan pusat
b) Membuat surat edaran kepada semua madrasah dan pondok pesantren
tentang UKS termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan kesehatan pada
saat penerimaan peserta didik baru. dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan
semua kelas sekali tiap enam bulan
c) Menyediakan pendanaan UKS melalui APBN Kantor Wilayah Kementerian
Agama Kabupaten untuk biaya narasumber/pelatih pada pelatihan guru
pembina UKS, peningkatan kapasitas tenaga pelaksana UKS ( Guru, dokter kecil,
KKR, dan konselor sebaya), pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
UKS, serta dengan mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR dunia usaha atau
sumber dana lain yang tidak mengikat.
d) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Kabupaten/Kota,
bersama-sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Kabupaten/kota
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
e) Melaksanakan pelatihan guru pembina UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor
sebaya.
f) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya dalam melakukan TRIAS UKS sesuai dengan
kapasitasnya untuk:
1) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan reproduksi
remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan makanan, Kesehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap masyarakat sekolah termasuk
pengelola kantin, produsen/penjaja makanan, peserta didik, guru, orang
tua
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak

34

35

g)
h)

i)

j)
k)
l)
m)
n)
0)

Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan kesehatan gigi dan


mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan pendengaran; program
kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet tambah darah.
3) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian faktor
risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi
bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan
sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun
lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman,
menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
Menyediakan buku-buku materi pendidikan kesehatan, buku-buku UKS, dan
media penyuluhanlainnya, termasuk penyebarluasannya melalui berbagai
media dan website/internet, untuk memenuhi kebutuhan sekolah umum
dibawah binaan Dinas Pendidikan
Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas, dan pelayanan kesehatan lainnya melalui
kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru, dokter kecil, dan KKR sesuai
dengan kewenangann, tugas pokok dan fungsi tanggung jawab masing-masing.
Melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi terhadap sekolah
dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat .
Mengembangkan model madrasah sehat untuk dapat direplikasikan di
madrasah lain.
Menyediakan sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta
didik terpenuhi
Menyediakan sarana cuci tangan, sabun dan air mengalir sesuai jumlah kelas
Memfasilitasi madrasah untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat, orang
tua, guru, dokter kecil, KKR dan konselor sebayadalam pelaksanaan UKS.
Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS

4) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


Mengkoordinir, mengembangkan, membina dan memfasilitasi pelaksanaan
pelayanan kesehatan di sekolah dan madrasah; dan secara bersama-sama dengan
Dinas Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama dan Sekretariat Daerah Kabupaten/

35
36

Kota, mengembangkan UKS melalui jalur ekstrakurikuler, serta mengembangkan


dan melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Perannya secara rinci
adalah:
a) melaksanakan kebijakan teknis tingkat daerah yang terkait dengan pelayanan
kesehatan mengacu pada norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan.
b) Membuat surat edaran kepada semua Puskesmas tentang kewajiban
pelaksanaan penjaringan kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru
di sekolah dan madrasah dan pemeriksaan kesehatan berkala sekali tiap enam
bulan.
c) Menyediakan pendanaan UKS melalui APBD Kabupaten/Kota dan dengan
mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR dunia usaha atau sumber dana lain
yang tidak mengikat.
d) Menyelenggarakan peningkatan kapasitas terkait UKS untuk tenaga Kesehatan
Puskesmas.
e) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS dengan Dinas
Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama dan Sekretariat Daerah kabupaten/
kota.
f) Memonitor, mengendalikan, mengelola agar penjaringan kesehatan dan
pemeriksaan berkala oleh tenaga kesehatan dilapangan dapat terlaksana
dengan baik sesuai target
g) Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasaan, pengembangan,
pembinaan dan pelaksanaan UKS; serta melakukan kerjasama dengan
pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuatan MoU.
h) Melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi kepada puskesmas
tentang pelayanan kesehatan di sekolah.
i) Memperkuat sistem rujukan kasus hasil temuan penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala, dan kejadian yang bersifat insidentil ke
Puskesmas dan Rumah Sakit.
j) Melakukan dan memfasilitasi perispan penyelenggaraan dan pelaksanaan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
k) Berkoordinasi dengan sektor terkait tingkat kabupaten/kota untuk mendapat
dukungan penyelenggaran Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMT-AS).
l) Menyediakan dan menyebarluaskan media KIE melalui berbagai media dan
website/internet, pedoman dan buku-buku tentang materi kesehatan.
m) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS.
n) Memfasilitasi Puskesmas untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam
pelaksanaan UKS.

36

37

o) Memfasilitasi Puskesmas dengan melibatkan guru, dokter kecil, dan KKR sesuai
dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi, serta tanggungjawab masingmasing untuk :
1) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan reproduksi
remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan makanan, Kesehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap masyarakat sekolah termasuk
pengelola kantin, produsen/penjaja makanan, peserta didik, guru, orang
tua.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan pendengaran; program
kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet tambah darah
3) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian faktor
risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi
bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan
sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun
lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman,
menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
p) Menyediakan biaya transport petugas kesehatan ke sekolah dan madrasah
untuk kegiatan promotif dan preventif.
q) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang baru
masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap seluruh
peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan kesehatan
lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru dokter kecil, dan
KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawab
masing-masing.
r) Menyediakan anggaran untuk pengadaan reagen untuk pemeriksaan
hemoglobin guna kebutuhan penjaringan kesehatan, dan pemeriksaan berkala,
bahan habis pakai dan penyediaan tablet tambah darah.
s) Menyediakan biaya yang diperlukan untuk tindak lanjut dan rujukan kasus
hasil temuan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kejadian yang
bersifat insidentil ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
5. Pemangku kepentingan lainnya
Selain empat pemangku kepentingan utama tersebut diatas, masih banyak
pemangku kepentingan lain yang berpotensi untuk berperan dalam pelaksanaan
UKS, misalnya Dinas Komunikasi dan Informasi, Dinas Pertanian, Badan Narkotika,

37
38

BKKBN Kabupaten/Kota, Kepolisian Resort, Dinas, TP PKK, LSM, Swasta termasuk


dunia usaha, dan lain-lain.
Pemangku kepentingan dapat berperan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
serta dapat dilibatkan dalam keanggotaan TP UKS Kabupaten/Kota. Kerjasama
yang lebih erat dapat dituangkan dalam bentuk kesepakatan yang dirumuskan
dalam bentuk MoU baik secara bilateral, maupun secara multilateral.
III. Kecamatan
Kecamatan merupakan garda terdepan dalam pengembangan, pembinaan dan
pelaksanaan UKS, oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan UKS di suatu Kabupaten/
Kota sangat dipengaruhi oleh hasil kerja TP UKS di semua Kecamatan yang ada di
wilayah Kabupaten/Kota tersebut. Kecamatan juga memiliki potensi besar untuk
menggali sumber daya yang berasal dari masyarakat untuk keberhasilan UKS.
Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan pengelola UKS di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota,ternyata tidak banyak kecamatan yang memiliki anggaran yang
memadai untuk pelaksanaan UKS melalui APBD Kabupaten/Kota, oleh sebab itu
agar pelaksanaan UKS di Kecamatan dapat berhasil dengan baik, perlu diupayakan
alokasi anggaran dalam APBD dan berbagai sumber lainnya.
a. Sekretariat Kecamatan
Sekretariat kecamatan bersama sama dengan Unit Pelaksana Teknis
Daerah(UPTD) Dinas Pendidikan,Pengawas Pendidikan Madrasah, dan Puskesmas,
berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan UKS di Kecamatan,Sekolah dan Madrasah; serta melaksanakan
monitoring, evaluasi dan pelaporan. Peranan Pemerintah Kecamatan secara rinci
adalah:
1) Memperkuat dasar hukum dan kelembagaan UKS termasuk TP UKS Kecamatan
melalui Surat Keputusan Camat, dan lain-lain.
2) Membuat surat edaran kepada semua pemangku kepentingan untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan
PelaksanaanUKS.
3) Menyediakan anggaran koordinasi, fasilitasi, pengawasan, dan pembinaan TP
UKS Kecamatan ke Sekolah
4) Melakukan revitalisasi danmengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS,
sekretariat TP UKS Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS, termasuk personilnya.

38

39

5) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui forum Musrenbang


tingkat Kecamatan.
6) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Kecamatan,
bersama-sama dengan Puskesmas, UPTD Dinas Pendidikan dan Pengawas
Pendidikan Madrasah.
7) Mengkoordinir pemangku kepentingan dalampelaksanaan UKS.
8) Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS dikecamatan, sekolah dan madrasah.
9) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
b. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan
Kegiatan yang dilakukan oleh UPTD adalah kegiatan UPTD tingkat Sekolah Dasar
(SD), bila disuatu daerah ternyata tidak ada UPTD, maka kegiatan pada UPTD
melekat pada DInas kesehatan Kabupaten/Kota.
UPTD Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta mengusulkan penyediaan anggaran APBD Kabupaten/Kota
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk sekolah sekolah
dan Kelompok Belajar Masyarakat yang berada dibawah binaan UPTDDinas
Pendidikan. Kegiatannya mencakup:
1) Meneruskan usulan sederhana ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
mendistribusikannya ke sekolah umum yang memerlukan:
kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kela
kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
2) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di kecamatan
bersama-sama camat, puskesmas dan pengawas pendidikan madrasah.
3) Menyampaikan kebijakan Dinas pendidikan kabupaten/kota dalam memastikan
pelaksanaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara
lain higiene dan sanitasi bangunan, pangan; pengelolaan sampah; penyediaan

39
40

air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan limbah; penghijauan; dan PSN
sekali seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling, di
lingkungan sekolah oleh Tim Pelaksana UKS.
4) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
c. Pengawas Pendidikan Madrasah
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembi naan lingkungan
sekolah sehat; serta mengusulkan penyediaan anggaran APBN Kementerian
Agama dan APBD Kabupaten/Kota, untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah
khususnya untuk madrasah dan pondok pesantre. Pelaksanaan kegiatan tersebut
diatas diserahkan sepenuhnya kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota, dengan menugaskan pejabat KUA kecamatan, atau pengawas pendidikan
Madrasah, atau Pejabat lainnya yang ditunjuk.
Kegiatannya mencakup:
1) Meneruskan usulan sederhana ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
mendistribusikannya ke sekolah umum yang memerlukan:
kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kelas
kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
2) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di kecamatan
bersama-sama camat, puskesmas dan pengawas pendidikan madrasah.
3) Menyampaikan kebijakan Dinas pendidikan kabupaten/kota dalam memastikan
pelaksanaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara
lain higiene dan sanitasi bangunan, pangan; pengelolaan sampah; penyediaan
air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan limbah; penghijauan; dan PSN
sekali seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling, di
lingkungan sekolah oleh Tim Pelaksana UKS.
4) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS

40

41

d. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Kesehatan (Puskesmas)


Melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah; dan secara bersama-sama dengan
UPTD Dinas Pendidikan, Pengawas Pendidikan Madrasah dan Sekretariat Kecamatan,
mengembangkan UKS melalui jalur ekstra kurikuler, serta mengembangkan dan
melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Perannya secara rinci adalah:
1) Melaksanakan UKS mengacu pada kebijakan teknis, standar, norma, pedoman,
kriteria dan prosedur yang terkait dengan pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
2) Mengoptimalkan penggunaandana yang tersedia dari APBD, Biaya Operasional
Kesehatan (BOK), CSR untuk pelaksanaan kegiatan promotif dan preventif
sesuai kalender kegiatan UKS termasuk Penjaringan Kesehatan.
3) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS bekerjasama
dengan kecamatan, UPTD Dinas Pendidikan dan Pengawas madrasah.
4) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan reproduksi
remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan makanan, Kesehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap masyarakat sekolah/madrasah
termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja makanan, peserta didik, guru,
orang tua.
5) Melaksanakan pelayanan kesehatan : penjaringan kesehatan, pemeriksaan
berkala, Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; kesehatan
gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan pendengaran; program
kecacingan; P3K; P3P, Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
dan tablet tambah darah.
6) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian faktor risiko
lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi bangunan,
pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan sampah dan
limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun lingkungan mental
sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan
bimbingan dan konseling).
7) Melibatkan partisipasi aktif masyarakat,orang tua, guru, dokter kecil, dan KKR
sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi, serta tanggungjawab
masing-masing, dalam melaksanakan UKS.
8) Menindaklanjuti dan melakukan rujukan kasus hasil temuan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala, dan kejadian yang bersifat
insidentil ke Rumah Sakit.

41
42

9) Meningkatkan
kapasitas
tenaga
kesehatan
di
Puskesmas,
denganmenyelenggarakan pelatihan kala karya, on the job training, dan
sosialisasi.
10) Mengusulkan kebutuhan pelatihan tenaga kesehatan di Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
11) Menggunakanmedia KIE, pedoman dan buku-buku tentang materi kesehatan
dalam pelaksanaan UKS.
12) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
IV.

Sekolah dan Madrasah

Keberhasilan pelaksanaan UKS di sekolah dan madrasah sangat ditentukan oleh


seberapa besar komitmen kepala sekolah dan madrasah serta masyarakat sekolah
terhadap pentingnya pelaksanaan UKS; dan dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan terkait. Peran sekolah dan madrasah dalam pelaksanaan UKS antara
lain:
1) Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan UKS.
2) Membentuk dan memberdayakan Tim Pelaksana UKS di sekolah dan madrasah.
3) Memasukkan kegiatan UKS ke dalam RKS (Rencana Kegiatan Sekolah) dan RKAS
(Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)
4) Melakukan sosialisasi rencana dan pembinaan kegiatan UKS kepada warga
sekolah dan masyarakat sekitar.
5) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan reproduksi
remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan makanan, Kesehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap termasuk pengelola kantin, produsen/
penjaja makanan, peserta didik, guru, orang tua.
6) Memfasilitasi pelaksanaan pelayanan kesehatan : penjaringan kesehatan,
pemeriksaan berkala, Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian
penyakit; kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet tambah darah.
7) Melaksanakan penyehatan lingkungan sekolah (pengendalian faktor risiko
lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi bangunan,
pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan sampah dan
limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun lingkungan mental
sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan
bimbingan dan konseling).
8) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan UKS.

42

43

9) Mengusulkan
a. kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
b. sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kelas
c. kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
d. penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
e. sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
10) Mengupayakan dan membina pelaksanaan sekolah sehat di sekolah dan
madrasah.
11) Memfasilitasi Komite Sekolah untuk dapat berperan aktif dalam pelaksanaan
UKS, misalnya dalam hal pendanaan, penyediaan tenaga, sarana dan prasarana.
Melengkapi permintaan sesuai dengan kebutuhan yang disinkronisasi dengan
tupoksi UPTD dan dinas

43
44

BAB IV
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
1. Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengawasan, pengontrolan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan melalui
proses pengumpulan dan analisis data secara teratur yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah program berjalan dengan benar sesuai rencana, bagaimana
kemajuannya, apakah ada penyimpangan, apakah input dan proses menghasilkan
perbaikan, apa ada umpan balik dikaitkan dengan input dan proses dan apakah
ada faktor eksternal yang berpengaruh.
Pemantauan dapat dilakukan oleh tatanan administrasi yang lebih tinggi terhadap
tatanan administrasi yang ada di bawahnya melalui analisis laporan rutin atau
pengamatan lapangan.
2. Penilaian
Penilaian (evaluasi) adalah proses pengumpulan dan analisis data pada jangka
waktu tertentu dan fokus sasarannya lebih luas dan biasanya dilaksanakan pada
awal, pertengahan dan akhir tahun. Pelaksanaan penilaian Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, lebih difokuskan pada penilaian terhadap keberhasilan dan
menemukan faktor faktor yang merupakan kunci keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan akselerasi.
Penilaian Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS ini dilakukan terhadap
komponen input, proses dan output dari tujuh strategi dan rangkaian kegiatan
yang sudah ditetapkan. Tata cara penilaian, format yang digunakan, cara pengisian
dan interpretasi hasil penilaian dapat dilihat pada bagian lampiran.
Penilaian sangat bermanfaat untuk menjamin agar pelaksanaan akselerasi sudah
sesuai dengan rencana, dan hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki
pelaksanaan akselerasi dimasa yang akan datang.
Dalam kegiatan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, penilaian dilakukan
secara terpadu oleh TP UKS secara berjenjang menggunakan format sebagai
berikut:

44

45

1. Format 1: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan


untuk Tim Pelaksana UKS di Sekolah dan Madrasah.
2. Format 2: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
untuk TP UKS Kecamatan.
3. Format 3: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
untuk TP UKS Kabupaten/Kota.
4. Format 4: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
untuk TP UKS Provinsi.

dan Pelaksanaan UKS


dan Pelaksanaan UKS
dan Pelaksanaan UKS
dan Pelaksanaan UKS

Keempat format di atas selain dapat digunakan oleh masing-masing TP UKS untuk
menilai TP UKS atau Tim Pelaksana UKS yang di bina, juga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk melaksanakan penilaian mandiri terhadap kinerja masingmasing. Misalnya, Format 1 tidak hanya dapat digunakan oleh TP UKS Kecamatan
untuk menilai Tim Pelaksana UKS di sekolah dan madrasah, akan tetapi juga bisa
bisa dimanfaatkan oleh Tim Pelaksana UKS untuk menilai kinerja secara mandiri dan
hasilnya langsung dimanfaatkan untuk perbaikan dan inovasi dalam pelaksanaan
akselerasi.
3. Pelaporan
Pelaporan (reporting) adalah serangkaian proses yang dimulai dengan pencatatan
tentang kegiatan dan hasil hasilnya yang dilaporkan kepada institusi yang lebih
tinggi. Pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS dilaporkan secara
berjenjang mulai Tim Pelaksana UKS di sekolah dan madrasah sampai ke TP UKS
Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat.
Jumlah variabel yang dilaporkan diupayakan seminimal mungkin, dan dipilih
yang paling sensitif, terukur dan mudah diperoleh. Laporan tersebut sebaiknya
terintegrasi dengan laporan-laporan yang ada, dan bukan merupakan laporan
tersendiri.
4. Indikator keberhasilan
Penilaian tingkat keberhasilan (indikator keberhasilan) terhadap Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS dilaksanakan dengan cara memantau dan menilai
aspek input, proses dan out put, dari berbagai aktivitas yang terkait dengan ke
tujuh strategi dalam pelaksanaan akselerasi.

45
46

Variabel indikator yang akan ditetapkan sebagai indikator keberhasilan dipilih


yang paling sensitif, dapat diukur, tersedia datanya, dapat dipercaya, tepat waktu,
dan merupakan cerminan keberhasilan pelaksanaan akselerasi pembinaan dan
pelaksanaan UKS secara keseluruhan.
Oleh karena itu untuk akselerasi ini, ditetapkan beberapa indikator keberhasilan,
yaitu:
a. Semua TP UKS, Sekretariat TP UKS dan Tim Pelaksana UKS berfungsi.
b. Semua sekolah dan madrasah memiliki minimal 1 guru pembina UKS dan 10%
peserta didik sebagai kader kesehatan aktif.
c. Semua sekolah dan madrasah melaksanakan penjaringan kesehatan terhadap
semua peserta didik kelas 1 (SD dan MI), 7(SMP dan MTs, dan 10(SMA dan
MA).
d. 50 % sekolah memiliki ratio jamban dan peserta didik yang sesuai standar dan
berfungsi.
e. Semua sekolah memiliki sarana CTPS dan tempat sampah yang berfungsi di
semua kelas.

46

47

48

BAB V
PENGEMBANGAN MODEL AKSELERASI PEMBINAAN DAN
PELAKSANAAN UKS DI PUSAT DAN DAERAH
A. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Pusat
Kekuatan:
1. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Pasal 170: anggaran kesehatan
pusat minimal 5%;pasal 171 anggaran kesehatan provinsi, Kabupaten/kota
minimal 10% - diluar gaji).
2. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 49, anggaran
pendidikan 20% dari APBN dan APBD diluar gaji).
3. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Permendiknas no 57 tahun 2009 tentang pemberian bantuan sekolah sehat.
5. Permendiknas no 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
6. Permenkes No. 1429 Tahun 2006 tentang Lingkungan Sekolah Sehat.
7. Permenkes no 741 tentang SPM bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
8. Pedoman-Pedoman pelaksanaan UKS.
9. Pedoman Pemanfaatan CSR.
10. Modul Mandiri bagi Guru dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan bagi Siswa
SD.
11. Sentralisasi sektor agama (APBN Kementerian Agama).
12. Dana Dekonsentrasi Kementerian Kesehatan, Pendidikan dan Dalam Negeri.
13. Bantuan Operasional Kesehatan.
14. Biaya Operasional Sekolah.
15. Rapat Kerja Nasional UKS.
16. Lomba Sekolah Sehat.
17. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain.
18. Tersedia data kependudukan, sekolah, peserta didik.
19. Forum komunikasi Lintas Sektor dan Lintas Program terkait.
20. Tersedianya website yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi
mengenai UKS dan buku-buku tentang UKS termasuk pedoman.
Kelemahan:
1. Belum adanya sekretariat tetap TP UKS di tingkat Pusat.
2. Belum adanya angka kredit bagi guru Pembina UKS.
3. Pembinaan oleh 4 kementerian mitra inti UKS, belum dilaksanakan secara
sinkron, berkesinambungan dan terpadu.

47

49

4. Kesepahaman tentang UKS dari 4 kementerian mitra inti UKS masih belum
optimal.
5. Revisi SK Tim Pembina TP UKS Pusat pasca perubahan struktur organisasi
kementerian, belum dilaksanakan.
6. Belum optimalnya koordinasi internal masing-masing kementerian.
7. Kurangnya advokasi untuk pengalokasian anggaran.
8. Belum adanya panduan penyusunan anggaran yang memungkinkan UKS masuk
dalam APBN Kantor Wilayah Agama Provinsi dan Kanwil Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.
9. Pemanfaatan berbagai pedoman tentang UKS oleh sektor pendidikan belum
maksimal.
Peluang:
1. Memfasilitasi agar semua sekolah memasukkan kegiatan UKS kedalam Rencana
Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
2. Rencana kebijakan agar salah satu syarat untuk menjadi kepala sekolah adalah
terorientasi tentang UKS yang dibuktikan dengan sertifikat.
3. Kementerian Agama masih bersifat sentralistis dalam penentuan kebijakan
dan anggaran.
4. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Sekolah.
5. Rancangan Permenkes tentang Upaya Kesehatan Anak.
6. Disusunnya Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.
Tantangan:
1. Perubahan struktural unit penanggung jawab UKS, khususnya di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (di likuidasinya Pusat Kesegaran Jasmani)
2. Wilayah Indonesia yang sangat luas dan beragam.
3. Terlalu banyak daerah otonomi karena otonomi yang berbasis kabupaten/kota
dan bukan provinsi. (lebih dari 500 kabupaten/kota).
4. Materi pendidikan kesehatan terutama pendidikan kesehatan reproduksi
belum masuk kurikulum pendidikan.
Intervensi Pembinaan dan Pelaksanaan Akselerasi UKS tingkat Pusat
I. Memperkuat dasar hukum:
a. Menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Sekolah.
b. Menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Reproduksi
c. Menyusun Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Upaya
Kesehatan Anak.

48
50

d. Menyusun Rancangan Revisi SKB 4 Menteri tentang UKS (dimasukan


mengenai pedoman akselerasi UKS).
e. Surat edaran kemdikbud dan kemenag untuk memasukan UKS dalam RKS
dan RKAS secara berjenjang ke provinsi, kabupaten/kota hingga ke sekolah)
f. Mengembangkan MoU dengan PKK yang sudah ada.
g. Merevisi Permendiknas no 57 tahun 2009 tentang pemberian bantuan
sekolah sehat.
h. Membuat Kebijakan pengalokasian anggaran paket ruang kelas baru
dengan toilet/jamban sesuai standar, dan memaksimalkan pemanfaatan
jamban yang ada.
ii. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS:
a. Mereformulasi tugas, peran dan fungsi 4 sektor UKS dengan merevisi SKB
4 Menteri tentang UKS.
b. Menyusun rancangan Kelompok Kerja Anak Usia Sekolah, Remaja dan
Pemuda di Kementerian Kesehatan.
c. Menyusun Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Akselerasi UKS.
d. Menyusun Rencana Aksi Nasional Promosi Kesehatan di Sekolah.
e. Merevisi SKB 4 menteri tentang Pembinaan UKS.
f. Merevisi SKB 4 menteri tentang susunan organisasi TP UKS.
g. Membentuk sekretariat tetap TP UKS Pusat, termasuk penempatan sumber
daya (manusia, anggaran, sarana dan prasarana).
h. Membuat Surat Edaran Kemendagri tentang pembinaan UKS agar provinsi,
Kabupaten/kota memperkuat dasar hukum pelaksanaan UKS (PERGUB,
PERBUP/PERKO).
i. Membuat surat edaran untuk memfasilitasi Gubernur, Kantor Wilayah
Kementerian Agama, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan provinsi
dalam pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.
J. Membuat Surat Edaran Kemenag dan Kemdikbud untuk pelaksanaan UKS
dalam RKS dan RKAS secara berjenjang ke provinsi, kabupaten/kota hingga
ke sekolah.
iii. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS:
a. Menyusun Modul pelatihan kader kesehatan remaja.
b. Menyusun Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.
c. Menyusun Buku Pemantauan dan Informasi Kesehatan bagi Peserta didik
tingkat SD/MI.
d. Menyusun Buku Pemantauan dan Informasi Kesehatan bagi Remaja (SMP/
MTs dan SMA/SMK/MA).

49

51

e. Menyusun Materi Kesehatan Reproduksi Remaja Pegangan Guru SD, SMP,


SMA sederajat.
f. Menyusun Modul Pelatihan Materi Kesehatan Reproduksi Remaja
Pegangan Guru SD, SMP, SMA sederajat.
g. Menyusun Modul Mandiri bagi Guru SMP, SMA dan Sederajat tentang
pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi.
h. Membuat surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian
Kesahatan ke jajaran masing-masing untuk memfasilitasi pelaksanaan
pelatihan sesuai peran, fungsi, dan tanggung jawabnya.
iv. Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS:
a. Menyusun Modul pelatihan kader kesehatan remaja.
b. Menyusun Buku Pemantauan dan Informasi Kesehatan bagi Peserta didik
tingkat SD/MI.
c. Menyusun Buku Pemantauan dan Informasi Kesehatan bagi Remaja (SMP/
MTs dan SMA/SMK/MA).
d. Membuat surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Kementerian Agama kejajaran masing-masing di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota sampai ke sekolah dan madrasah; agar sekolah dan
madrasah mendorong dan memastikan keterlibatan peserta didik
khususnya dokter kecil, KKR, dan KS dalam pelaksanaan UKS.
v. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Memasukan materi mengenai UKS dalam pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah.
b. Memberikan penghargaan dalam bentuk angka kredit terhadap Kepala
Sekolah dan Guru Pembina UKS seperti halnya guru bidang studi lainnya.
c. Pemanfaatan Kurikulum.
d. Merancang kebijakan yang mempersyaratkan calon kepala sekolah untuk
mengikuti orientasi UKS.
e. Membuat surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Kementerian Agama kejajaran masing-masing di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota sampai ke sekolah dan madrasah; agar Kepala Sekolah
dan Madrasah mendorong dan memastikan keterlibatan guru, orang
tua peserta didik (Komite sekolah), masyarakat sekitar sekolah dalam
pelaksanaan UKS.

50
52

vi. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat:


a. Mengupayakan kolaborasi dengan lembaga internasional dan donor (WHO,
UNICEF, UNFPA, AusAID).
b. Mengembangkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Sekolah dengan
metode pemicuan.
c. Sosialisasi pedoman pemanfaatan CSR secara masif dan totalitas.
d. Mengembangkan dan atau menyediakan website yang dapat digunakan
untuk menyebarluaskan informasi mengenai UKS, termasuk penyebarluasan
buku dan pedoman tentang UKS.
e. Menyusun Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Akselerasi UKS.
f. Menyusun RAN Promkes disekolah.
g. Membuat surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan kementerian
Kesehatan, kejajaran masing-masing di tingkat Provinsi, Kabupaten/
Kota untuk memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat dengan
mendayagunakan semua potensi yan ada (misalnya: CSR, Institusi
Pendidikan dan Sarana Pelayanan Kesehatan, LSM).
vii. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom):
a. Menglokasikan dana Dekonsentrasi Kesehatan untuk pengembangan
akselerasi UKS di 34 Provinsi, dan dukungan dana lain melalui APBN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,
Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri.
b. Pendokumentasian berbagai best practice dan Success Story tentang UKS
terutama yang terkait dengan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS
c. Mengoptimalkan pemanfaatan CSR Perusahaan Multi Nasional dan NGO
untuk membantu memperkuat pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS.
d. Memfasilitasi Provinsi, Kabupaten/Kota untuk memaksimalkan
pemanfaatan CSR dalam pelaksanaan akselerasi pembinaan dan
pelaksanaan UKS.
e. Memfasilitasi Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengembangkan
berbagai inovasi lokal yang berpotensi untuk di tingkatkan menjadi kearifan
lokal.
f. Memfasilitasi Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menggali dan
menginventarisir potensi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pelaksanaan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS.
g. Membuat surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan kementerian
Kesehatan, kejajaran masing-masing secara berjenjang untuk memfasilitasi

51

53

Foto-foto kegiatan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS


di Pusat:

Pertemuan
Penyusunan
Pedoman
Akselerasi UKS ke 2 , di Bandung, 27
Februari 1 Maret 2013

Pertemuan
Penyusunan
Pedoman
Akselerasi UKS ke 1, di Bandung, 30
Januari 1 Februari 2013

Pertemuan Pengembangan Akselerasi


UKS di Bandung, 7-9 Maret 2013

Ujicoba Draft Pedoman Akselerasi


Pembinaan dan Pleaksanaan UKS di Bali,
13-15 Maret 2013

Ujicoba draft Pedoman Akselerasi


Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di
Yogyakarta D.I.Y 10-12 April 2013

Ujicoba Draf Pedoman Akselerasi


Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Kab.
Cirebon, 8-10 April 2013

52
54

B. Model Akselerasi Pembinaandan Pelaksanaan UKSdi Provinsi DKI Jakarta


Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Provinsi DKI Jakarta
Kekuatan:
1. Peraturan Gubernur Nomor 839 Tahun 2012 tentang Tim Pembina UKS Tingkat
Provinsi berdasarkan perubahan struktur di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2. Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Remaja.
3. Peraturan Gubernur tentang kantin sehat.
4. Dana BOS untuk UKS.
5. Keterlibatan sektor lain diluar yang tercantum dalam SKB 4 Menteri, dalam TP
UKS Provinsi seperti Dinas Pertanian dan Kelautan, Dinas Pertamanan, Badan
Lingkungan Hidup Daerah, PMI, Dinas Kebersihan dan TP PKK Provinsi.
6. Penetapan sekretariat tetap TP UKS di Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
7. Cakupan penjaringan kesehatan tahun 2012 yang melebihi target cakupan
nasional (92%).
8. Akses, transportasi dan komunikasi relatif mudah.
9. Dukungan perlengkapan di ruang sekretariat TP UKS yang cukup memadai
seperti ruang rapat, meja rapat dan peralatan komputer.
10. Cukup banyak sumber potensial untuk penggalangan sponsor dalam kegiatan
UKS, termasuk unsur LSM.
11. Mayoritas petugas UKS di Puskesmas sudah terlatih.
12. Dukungan APBD di setiap Suku Dinas Kesehatan dan Puskesmas, relatif cukup
memadai untuk melakukan pelayanan kesehatan pada anak usia sekolah dan
remaja.
Kelemahan:
1. Pemahaman bebebrapa sektor terhadap visi dan misi UKS masih belum sama.
2. Keaktifan anggota TP UKS relatif baik hanya pada saat Lomba Sekolah Sehat.
3. Kesadaran mitra potensial dalam mendukung pelaksanaan UKS masih rendah.
4. Pembebasan biaya karena kebijakan wajib belajar menyebabkan dana
pembinaan dan pemeliharaan terkait kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekolah berkurang.
5. Belum ada reward terhadap guru Pembina UKS dalam bentuk angka kredit.
Peluang:
1. Otonomi provinsi dan besarnya peluang APBD karena Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang tinggi.
2. Potensi CSR yang sangat besar.

53

55

3. Peluang bermitra dengan Institusi Pendidikan Kesehatan yang besar.


4. Potensi kearifan lokal cukup banyak.
Tantangan:
1. Kemajuan Iptek yang luar biasa.
2. Arus globalisasi yang sulit dibendung.
3. Jumlah sekolah yang sangat banyak.
4. Kompleksitas masalah kesehatan, khususnya pada anak usia sekolah dan
remaja.
Rencana Intervensi melalui 7 strategi dan kegiatan masing-masing strategi
1. Memperkuat dasar hukum:
a. Revisi Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 68 Tahun 2003 tentang
pedoman tugas dan koordinasi TP UKS.
b. Perubahan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 797 Tahun 2002
menjadi Nomor 839 Tahun 2012 tentang tim pembina UKS Provinsi DKI
Jakarta.
c. Proses verbal peraturan gubernur tentang kantin sehat.
d. Penyusunan petunjuk teknis pembinaan dan pelaksanaan UKS berdasarkan
hasil rakerda UKS Tahun 2013.
2. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi, dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS:
a. Advokasi terpadu melalui Biro Kesejahteraan Sosial sebagai leading sektor
dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS dengan sasaran TP UKS Kota
Administrasi.
b. Memperkuat fungsi kesekretariatan TP UKS Kota Administrasi melalui
pembagian peran dan tugas, serta pelaksanaan rapat koordinasi tahunan.
c. Melakukan rakerda UKS di awal tahun anggaran.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS:
a. Pemetaan tenaga terlatih oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan
dalam forum rakerda UKS.
b. Pemetaan peran dan tanggung jawab, khususnya pembinaan guru pembina
UKS dan kader kesehatan, termasuk petugas Puskesmas.
c. Melibatkan mitra potensial dalam peningkatan tenaga terlatih seperti LSM
dan Sektoral lainnya.
d. Mengembangkan kerjasama dan MoU pihak sekolah atau TP UKS dengan
pihak ketiga seperti PT Unilever, Hers Protect dan Yayasan Cinta Anak

54
56

Bangsa (YCAB) untuk Kampanye Global Warming.


e. Bekerjasama dengan Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Provinsi DKI Jakarta untuk pelatihan konselor sebaya.
4. Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS:
a. Memfasilitasi keterlibatan peserta didik dalam pelaksanaan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala dan kegiatan promosi
kesehatan di sekolah.
b. Memfasilitasi keterlibatan peserta didik dalam kampanye global warming.
c. Memfasilitasi keterlibatan mitra potensial seperti LSM untuk mengisi masa
orientasi siswa (MOS) di setiap awal tahun ajaran.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Mendorong TP UKS Provinsi untuk melibatkan peran Kepala Sekolah dan
Guru dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS.
b. Dinas Pendidikan memfasilitasi pembinaan guru pembina UKS.
c. Inisiasi kebijakan kegiatan UKS masuk dalam orientasi calon kepala sekolah.
6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat:
a. Mou antara TP UKS Provinsi dengan LSM YCAB dalam bentuk pelatihan
peserta didik sebagai agen pengubah kampanye global warming.
b. Kerjasama PT Unilever dan PT. Sosro dengan beberapa sekolah.
c. Kerjasama dengan RS AINI dan Hellen Keller Internasional (HKI) dalam
pelaksanaan skrining penglihatan dan pemberian kacamata gratis pada
1.000 peserta didik.
d. Memperluas kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak ketiga.
e. Membentuk dan melaksanakan program promosi kesehatan melalui forum
Saka Bakti Husada (SBH).
7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom):
a. Gerakan Jumat bersih yang melibatkan siswa sebagai kader jumantik
sekolah melalui gerakan PSN mulai pukul 09.00 09.30, dalam bentuk
Peraturan Daerah tentang PengendalianDBD yang melibatkan anak sekolah.
b. Penerapan Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur tentang pengendalian
kawasan merokok, termasuk di lingkungan sekolah.
c. Instruksi Gubernur tentang kewajiban publikasi informasi tentang larangan
merokok dilingkungan sekolah.
d. Instruksi Gubernur Nomor 1 Tahun 2013 perihal larangan mencoret di
berbagai tempat, termasuk dilingkungan sekolah.

55

57

Akselerasi Pembinaandan Pelaksanaan UKSdi Kota Administrasi Jakarta Timur


Kekuatan:
1. Sudah terbentuk kemitraan dan forum komunikasi yang melibatkan semua
pemangku kepentingan.
2. Beberapa NGO dan perusahaan sudah membantu melalui CSR kepada pihak
sekolah, termasuk dalam peningkatan kualitas guru pembina UKS dan peserta
didik.
3. Pelatihan Guru pembina UKS dan Kepala sekolah dilaksanakan Sudin Pendidikan
Dasar dan Menengah secara rutin.
4. Sekretariat TP UKS Kota dan Kecamatan sudah memiliki ruang tersendiri.
5. Pembinaan Sekolah Sehat dilaksanakan secara terpadu, dengan dikoordinir
oleh Bagian Kesejahteraan Sosial Walikota.
Kelemahan:
1. Sekretariat TP UKS dianggap tidak penting, dan hanya berfungsi ketika ada
Lomba Sekolah Sehat.
2. Jumlah guru pembina UKS, dokter kecil, dan KKR terlatih; jumlah sekretariat TP
UKS Kecamatan aktif masih jauh dari target yang ingin dicapai.
3. Pemanfaatan dana BOS untuk UKS secara umum belum optimal karena
pemahaman yang kurang, dan UKS belum dimasukkan dalam RKS dan RKAS.
4. Penggalangan dana melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate
Social Responsibility (CSR) masih belum optimal dan fokus.
Peluang:
1. Jakarta Timur relatif sering menjadi Juara Nasional, yang memungkinkan untuk
selalu meningkatkan prestasinya dengan baik.
2. Jakarta Timur merupakan wilayah terbesar di Provinsi DKI Jakarta sebagai
sumber potensial dikembangkan sekolah sehatnya.
3. Juara Nasional dari sekolah sehat yang ada, menjadi rujukan sekolah-sekolah
lainnya untuk pembinaan.
Tantangan:
1. Mempertahankan prestasi lebih sulit daripada meraih prestasi.
2. Memelihara trust dan komitment relatif sulit dari semua sektor yang terlibat
dalam pembinaan sekolah sehat selama ini.
3. Rotasi pejabat yang cenderung beda visi dan misinya terhadap UKS.

56
58

Rencana Intervensi melalui 7 strategi dan kegiatan masing-masing strategi


1. Memperkuat dasar hukum:
a. Revisi SK Walikota terhadap penyesuaian struktur pemerintahan di Kota
Administrasi Jakarta Timur.
b. Penerbitan surat edaran Walikota dalam rangka akselerasi pembinaan dan
pelaksanaan UKS.
c. Rapat kerja wilayah UKS untuk menyusun program kerja prioritas.
2. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi, dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS:
a. Advokasi terpadu untuk memfasilitasi pembentukan sekretariat tetap TP
UKS Kecamatan.
b. Membentuk dan menetapkan sekretariat TP UKS di Kantor Camat.
c. Advokasi berkesinambungan dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS.
d. Memperkuat fungsi kesekretariatan TP UKS Kecamatan melalui pembagian
peran dan tugas, serta pelaksanaan rapat koordinasi tahunan.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS:
a. Pelatihan dokter kecil bekerjasama dengan Hers Protect, di beberapa
SDN terpilih di Kecamatan Jatinegara; pelatihan konselor sebaya di SMP/
SMA terpilih berkerja sama dengan Poltekes Jakarta III dan Universitas
Indonesia.
b. Peningkatan wawasan guru pembina UKS tentang manajemen UKS,
kerjasama Sudinkes Jakarta Timur dengan TP UKS Jakarta Timur.
c. Kerjasama Sudinkes dengan Sudin Pendidikan dalam pelatihan guru
pembina UKS.
4. Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS:
a. Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan,
pemeriksaan kesehatan berkala dan kegiatan promosi kesehatan di sekolah.
b. Melibatkan peserta didik dalam kampanye global warming.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Melibatkan guru dalam penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan
berkala, konseling dan promosi kesehatan di sekolah.
b. Melibatkan Komite Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan UKS.
c. Membentuk dan melaksanakan forum komunikasi UKS yang melibatkan
guru pembina UKS, Petugas Kesehatan dan Perwakilan Tokoh Masyarakat.

57

59

6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat:


a. Kerjasama dengan perusahaan seperti Hers Protec untuk peningkatan
kualitas KKR di 1 (satu) SMP dan 1 (satu) SMA untuk setiap Kecamatan.
b. Kerjasama PT Unilever dan PT. Sosro dengan beberapa sekolah.
c. Memperluas kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak ketiga.
7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom):
Memfasilitasi pelaksanaan inovasi lokal yang berpotensi untuk dikembangkan
menjadi kearifan lokal:
1) Kerjasama dengan UI sebagai bapak angkat dalam pelatihan konselor
sebaya 10% dari jumlah peserta didik (SMA 54 Jatinegara);
2) Apel setiap Senin dengan sisipan pesan kesehatan di MAN 8 Jakarta Timur;
3) Memasukkan lagu kesehatan pada kesenian rampak gendang sebagai
kegiatan ekstra kurikuler di SDN 09 Pagi Makasar Jakarta Timur;
4) Menyisipkan lagu-lagu kesehatan diantara lagu-lagu perjuangan ketika
apel pagi dan sore hari di SMP 193 Cakung.
Kisah keberhasilan (success story):
Satu komitmen peserta didik sebagai pelopor kebersihan
1. Dasar pemikiran pemilihan upaya terobosan;
Peribahasa lama, kebersihan adalah pangkal kesehatan, masih relevan untuk
terus dikampanyekan dan dibudayakan Inovasi lokal mewujudkan lingkungan
sekolah yang bersih dan indah muncul dari SDN 09 Pinang Ranti Kecamatan
Makasar Jakarta Timur, karena kenyataan selama ini peserta didik membuang
sampah secara sembarangan. Selain itu sekolah ini berinisiatif untuk mengangkat
kesenian daerah rampak gendang untuk penguatan karakter bangsa sebagai
kegiatan ekstrakurikuler unggulan.
Keindahan dan keasrian menjadi impian dari SMPN 120 Penjaringan Jakarta Utara
yang secara geografis hanya berjarak 2 KM dari pantai, yang berarti suasananya
gersang, panas dan bau, serta jarang sekali adanya pohon atau tanaman.
Selain itu, ada 2 (dua) isu yang menjadi perhatian hampir semua pihak, khususnya
sektor kesehatan dan pendidikan yaitu permasalahan kantin sehat; permasalahan
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan remaja yang begitu nyata dan
kompleks.

58
60

Berdasarkan kedua issue dimaksud, Biro Kesejahteraan Sosial bersama SKPD


terkait pada tahun 2012 ini mulai menyusun rancangan peraturan gubernur
tentang penyelenggaraan kantin sehat dan penyelenggaraan kesehatan reproduksi
remaja yang diharapkan pada tahun 2013 ini sudah ditandatangani oleh Gubenur.
Ini adalah upaya terobosan atau kearifan lokal dalam bentuk kebijakan untuk
mewujudkan generasi sehat dan cerdas yang berkualitas.
Laporan TP UKS Kabupaten/Kota menggambarkan adanya berbagai inovasi lokal
sebagai terobosan dalam mewujudkan sekolah sehat telah dilakukan oleh banyak
sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA, diantaranya: SMA 90 Jakarta Selatan
sebagai sekolah berbasis riset, mengelola beberapa jenis makanan ringan di kantin
sekolah; SMK 60 Jakarta Barat mengutamakan proses daur ulang untuk kreasi
rumah tangga dan sebagian diperjualbelikan; MAN 8 Jakarta Timur fokus pada
penguatan nilai agama dengan menjadwalkan pembacaan ayat suci Al Quran 10
menit sebelum masuk kelas; dan SMA 77 Jakarta Pusat memberdayakan siswa
dalam proses pembuatan sabun cuci tangan dari daun sirih dan daur ulang air
wudlu untuk menyiram tanaman.
Bentuk kemitraan yang sudah dikembangkan adalah dukungan CSR dari Yayasan
CInta Anak Bangsa (YCAB) terkait kampanye global warming dalam bentuk TOT
kepada 150 siswa dari SMP dan SMA terpilih se Provinsi DKI Jakarta. Dukungan
CSR lainnya adalah melalui NGO HKI mulai dari tahun 2011, bahkan untuk tahun
2013 terjadi peningkatan alokasi dana sebesar 1 juta dollar US untuk 1.000 siswa
SMP guna memenuhi kebutuhan tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan, yang
penentuan sekolahnya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan.
2. Langkah-langkah pelaksanaan;
a. Tahap persiapan
Persiapan untuk mendapatkan komitmen dari semua sektor diawali melalui
rapat koordinasi terkait Musrenbang dan lomba sekolah sehat, yang dikoordinir
langsung oleh Bagian Kesejahteraan Sosial Kantor Walikota Jakarta Timur. Setiap
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dengan UKS dipastikan memiliki
dukungan kegiatan melalui anggarannya masing-masing, sehingga mempermudah
dan meningkatkan percepatan pelaksanaan pembinaan sekolah sehat.
Inisiasi kebijakan Tingkat Provinsi terkait dengan rapergub kantin sehat dan
kesehatan reproduksi remaja dimulai sejak tahun 2012. Persiapan dikoordinasikan
oleh Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi DKI Jakarta yang melibatkan beberapa
SKPD seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BPMPKB, Dinas Sosial, Biro Hukum

59

61

termasuk unsur Balai POM serta beberapa LSM terpilih. Fokus persiapan adalah
pemetaan peran dan tugas dari masing-masing SKPD terhadap judul rapergub.
SDN 09 Pinang Ranti Jakarta Timur mengawali inovasi lokal melalui rapat dengan
komite sekolah, guru, petugas Puskesmas, termasuk tokoh masyarakat sekitar
sekolah dengan melaksanakan advokasi terpadu yang fokus pada pembinaan
untuk menciptakan sekolah yang bersih, sejuk dan indah. Pada forum ini dibahas
pula maksud dan tujuan pemilihan rampak gendang sebagai rencana unggulan
kegiatan ekstrakurikuler Forum menyepakati: 1) pembelian alat musik rampak
gendang dibiayai oleh komite sekolah dan anggaran sekolah, 2) gerakan sadar
bersih berbasis peserta didik dan masyarakat sekolah berupa gerakan memungut
sampah mulai dari pintu gerbang sekolah sampai ke ruang kelas masing-masing, 3)
gerakan memungut sampah dilakukan saat masuk dan akan pulang sekolah.
Gerakan penghijauan di SMPN 120 Penjaringan Jakarta Utara disepakati oleh tim
Pembina UKS Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara yang menjadikan SMPN 120
sebagai sekolah percontohan di Jakarta Utara. Bagian Kesejahteraan Sosial Kantor
Walikota Jakarta Utara melakukan advokasi kepada Wakil Walikota.
Persiapan penggalangan dukungan melalui CSR dengan YCAB dan HKI diawali
dengan rapat koordinasi yang di pimpin oleh Biro Kesejahteraan Sosial Setda
Provinsi DKI Jakarta selaku Sekretaris TP UKS Provinsi bersama dengan TP UKS
Kabupaten/Kota.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dengan menempatkan semua guru sebagai supervisor atau
pemantau gerakan memungut sampah yang harus berdiri di depan kelas masingmasing saat siswa akan masuk kelas. Kemitraan dilakukan dengan pihak swasta
yaitu dari PT Unilever dalam bentuk penyediaan tempat cuci tangan di depan
semua ruang kelas.
Pemilihan siswa dari setiap kelas dilakukan oleh guru kelas untuk menjadi tim
dalam rampak gendang dengan jadwal latihan 2 kali seminggu yang dimainkan pada
awalnya hanya lagu nasional atau lagu daerah saja, selanjutnya didorong untuk
memasukkan beberapa lagu kesehatan seperti aku anak sehat, pemberantasan
sarang nyamuk dan trias UKS. Gerakan menanam pohon menjadi salah satu jenis
kegiatan menciptakan SMPN 120 sebagai oase ditengah-tengah lingkungan pinggir
pantai yang gersang, panas dan nyaris tidak ada pohon pelindung. Pelaksana
kegiatan melibatkan siswa dan Suku Dinas Pertanian Jakarta Utara.

60
62

Pelaksanaan kegiatan untuk kebijakan lokal berupa lahirnya peraturan gubernur


tentang kantin sehat dan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui konsultasi
publik dan kegiatan seminar yang menghadirkan narasumber dari unsur akademisi,
praktisi dan pakar dalam bidangnya serta mengundang peserta dari hampir semua
pemangku kepentingan terkait, untuk mendapatkan masukan dan saran untuk
penyempurnaan rapergub dimaksud.
Sedangkan penerapan kearifan lokal di Jakarta Timur berupa gerakan memungut
sampah, gerakan PSN 30 menit serta gerakan sikat gigi bersama dilakukan oleh
setiap sekolah dibawah koordinasi TP UKS Kecamatan.
Pelaksanaan TOT kampanye global warming dilakukan di kantor Dinas Pendidikan
yang bersinergis dengan kegiatan MOS (masa orientasi siswa) pada bulan Juli 2012
dan dievaluasi 6 bulan berikutnya. Launching penjaringan kesehatan yang dibiayai
CSR dari HKI dilaksanaan di salah satu SMPN Jakarta Pusat. Kegiatan skrining
dilakukan oleh petugas Puskesmas dan tim dari HKI di sekolah terpilih.
c. Tahap pembinaan
Pembinaan terhadap berbagai kegiatan selalu dilakukan yang dipantau langsung
oleh Kepala Sekolah yang melibatkan Puskesmas untuk lebih mengembangkan
bentuk dan jenis kegiatannya. Bentuk pembinaan antara lain mengadakan lomba
kebersihan kelas setiap tiga bulan, melakukan pengecekan tidak terjadual terhadap
beberapa kelas dan selalu mengingatkan peserta didik untuk memungut sampah
yang ada didekatnya. Pembinaan untuk kerindangan dan keasrian di SMPN 120
melibatkan PAM Jaya untuk penyiraman tanaman Pemantauan langsung dilakukan
oleh TP UKS Kecamatan Penjaringan.
Pengawalan terhadap pembinaan kebijakan dalam rangka menyonsong lahirnya
peraturan gubernur tentang kantin sehat dan kesehatan reproduksi remaja
dilakukan melalui sosialisasi dan mengusulkan kegiatan dan anggaran yang
mendukung isi peraturan gubernur tersebut. Sedangkan pembinaan terhadap
berjalannya beberapa gerakan sehat di Jakarta Timur dikoordinasikan melalui TP
UKS Kecamatan dan dibahas dalam forum komunikasi UKS dan rapat koordinasi di
tingkat Kecamatan dan tingkat Walikota.
Pemantauan tindak lanjut kerjasama dengan YCAB dan HKI dilakukan oleh guru
pembina UKS di setiap sekolah dan pemantauan dan tindak lanjut hasil skrining
refraksi dilakukan oleh petugas Puskesmas.

61

63

3. Hasil, daya ungkit dan kemungkinan pengembangan kedepan;


a. Pilihan kearifan lokal untuk Jakarta Timur kedepan adalah: gerakan
memungut sampah, gerakan sikat gigi bersama, gerakan PSN 30 menit
setiap Jumat yang melibatkan kader jumantik anak sekolah, serta
kampanye anti narkoba di setiap sekolah.
b. Gerakan PSN 30 menit setiap Jumat terbukti meningkatkan komitmen
Walikota Jakarta Timur yang menciptakan lagu PSN 30 menit version
Cucakrowo karya Didi Kempot yang dinyanyikan setiap Jumat saat akan
dan sedang melakukan PSN. Hal ini mampu meningkatkan kemauan dan
semangat peserta didik dan masyarakat sekolah lain untuk melakukan
gerakan PSN.
c. Gerakan memungut sampah telah menjadi bagian dari budaya bersih di
SDN 09 Pinang Ranti Jakarta Timur.
d. Selama hampir 1 (satu) tahun setelah gerakan memungut sampah
dilakukan, terbukti sekolah tampak bersih dan indah.
e. Adanya kebanggan peserta didik yang mendapatkan sampah saat masuk
sekolah, karena merasa peduli terhadap kebersihan lingkungan.
f. Advokasi yang dilakukan khususnya kepada komite sekolah dan pihak
swasta cukup berhasil, yang dibuktikan dengan adanya pemberian tempat
cuci tangan, renovasi kamar mandi, tempat cuci tangan, dan rencana
pembuatan kantin sekolah yang lebih permanen.
g. Kegiatan rampak gendang cukup diminati dan terbukti mampu
meningkatkan semangat peserta didik untuk belajar.
h. Rampak gendang sering tampil dalam berbagai acara di sekolah dan di
Kantor Kecamatan, bahkan pada acara peringatan 17 Agustus di masyarakat
sekitar dan
i. akan dikembangkan untuk mengisi acara di Kantor Walikota dan acara lain.
j. Peserta didik terpilih yang ikut dalam tim rampak gendang menjadi pelopor
dalam belajar, khususnya berperilaku sehat dan bersih.
k. SMPN 120 menjadi sekolah atau lingkungan asri ditengah-tengah
lingkungan pinggir pantai yang cenderung panas dan gersang.
l. Siswa SMPN 120 lebih nyaman dalam belajar bahkan lebih betah di
sekolah yang terbukti tidak segera pulang ke rumah saat bel selesai
pelajaran sekolah berbunyi.
m. Pengembangan kearifan lokal yang paling ditunggu sebagai ending dari
proses akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Provinsi DKI Jakarta
adalah lahirnya peraturan daerah tentang UKS yang akan menjadi dasar
hukum pelaksanaan UKS. Peraturan gubernur tentang kantin sekolah dan
kesehatan reproduksi remaja dapat dijadikan sebagai batu loncatan untuk
penyusunan Raperda UKS.

62
64

n. Terfasilitasinya 1.000 kacamata bagi siswa SMP dari HKI berdasarkan hasil
skrining refraksi pada tahun 2012 untuk sekolah terpilih di Provinsi DKI
Jakarta.
4. Pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan upaya terobosan ini.
a. Komitmen dari pengambil keputusan sangat efektif untuk mempengaruhi
lahirnya keputusan dan implementasi dari keputusan tersebut.
b. Strategi nabok nyilih tangan dengan mndorong pengambil keputusan
untuk mengkoordinasikan SKPD untuk saling berbagi tugas sesuai fungsi,
peran dan tanggung jawab masing-masing berhasil mewujudkan kemitraan
yang lebih konstruktif. Keterlibatan SKPD dalam UKS menjadi sebuah
kenyataan, dan bukan hanya sekadar impian.
c. Kepala Sekolah memegang peranan sentral dalam upaya penerapan PHBS
di tatanan sekolah.
d. Puskesmas perlu terus melakukan pendampingan sebagai tenaga teknis
dalam penerapan PBHS di sekolah.
e. Pembinaan terhadap kegiatan yang dipilih untuk penerapan PBHS perlu
terus dilakukan sekolah, khususnya guru dan kader kesehatan sekolah.
f. Hasil kegiatan perlu dikembangkan dan dipublikasikan hasil melalui forum
yang ada termasuk media massa.
g. Perlu disusun paket topik diskusi untuk kelompok belajar peserta didik
pada saat saat mereka: di kantin sekolah, jam pelajaran tidak ada atau
menunggu waktu pulang.
h. Kearifan lokal berupa peraturan gubernur tentang kantin sehat dan
kesehatan reproduksi remaja diharapkan mampu memperkuat pelaksanaan
dan pembinaan UKS pada peserta didik, dan dapat dijadikan landasan
penerbitan kebijakan yang lebih tinggi yaitu peraturan daerah tentang UKS
di Provinsi DKI Jakarta.
i. Secara umum pesan dari peraturan gubernur tersebut adalah penjaminan
jenis dan kualitas jajanan anak sekolah yang sehat dan aman; serta
kesehatan dan kebersihan penjamah makanan terlatih.
j. Pesan dari peraturan gubernur tentang kesehatan reproduksi antara
lain pembagian peran dan tugas dari masing-masing SKPD seperti Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan, BPMPKB, Dinas Sosial dan LSM dalam rangka
pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja.
k. Dukungan dan kerjasama dari pihak ketiga khususnya melalui CSR
sesungguhnya adalah stimulus. Tindak-lanjut untuk kesinambungan
kegiatan skrining refraksi harus diupayakan melalui penguatan kompetensi
petugas Puskesmas dan advokasi pemberian kacamata kepada siswa yang
mengalami gangguan refraksi melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS).

63

65

Kumpulan foto akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Provinsi DKI Jakarta:

Pembinaan peer educator dalam


penanggulangan HIV/AIDS (KPA Provinsi
- Dinas Pendidikan)

Snack kalsium hasil karya siswa


SMA 90 Jakarta Selatan

Demo Komposting SMKN 60 Jakarta


Barat

Diskusi penyusunan rencana kerja


akselerasi pembinaan UKS di Kecamatan
Cakung Jakarta Timur

Tempat cuci tangan dari pihak ketiga di


SDN 09 Pinang Ranti Jakarta Timur

Toilet hasil kerjasama dengan komite


sekolah di SDN 09 Pinang Ranti Jakarta
Timur

Rampak gendang sebagai alternatif


ekstrakurikuler di SDN 09 Pinang Ranti
Jakarta Timur

Pelatihan konselor sebaya, kerjasama


Puskesmas Kecamatan Makasar dengan
Poltekkes Jakarta III

64
66

C. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di D.I. Yogyakarta.


Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kekuatan:
1. Visi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang katalistik dan mendukung
terciptanya status kesehatan masyarakat DIY yang tinggi, serta sebagai pusat
pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermutu dan beretika.
2. Peraturan yang mendukung: UU No. 36 tahun 2009, UU No. 20 tahun 2003;
SKB 4 Menteri; SE Mendagri No. 441.5/1650/SJ/2010 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS di Daerah.
3. SK Gubernur Nomor 28/TIM/2013: tentang Pembentukan Tim Pembina UKS
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Surat Edaran Sekretaris Daerah 10/SE/2012 untuk optimalisasi pelaksanaan
penjaringan kesehatan SD/MI.
5. Dukungan pembiayaan peningkatan kesehatan anak usia sekolah melalui
dana APBD DIY, APBD Kabupaten/Kota, BOK, dan dana yang ada di lintas SKPD
sebagai unsur Tim Pembina UKS.
6. Cakupan Penjaringan peserta didik untuk tingkat SD/MI mencapai 100%
sekolah.
7. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain; data
kependudukan, sekolah, dan peserta didik.
8. Surat Keputusan Gubernur Nomor 42 tahun 2009 tentang Kawasan Dilarang
Merokok.
9. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2010 tentang Penanggulangan HIV dan
AIDS di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
10. Koordinasi dan kerjasama antar satuan kerja perangkat dearah (SKPD) dalam
Forum SKPD.
11. Potensi kemitraan dengan dunia usaha cukup besar (Unilever, hotel, restoran,
dan lain lain).
Kelemahan:
1. Belum optimalnyaperan dan fungsi TP UKS sebagai wadah koordinasi,
kemitraandan integrasi.
2. Belum optimalnya pembinaan TP UKS Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap
TP UKS Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
3. Bentuk penghargaaan (reward) angka kredit bagi tenaga UKS belum diterapkan.
4. Kurang kuatnya komitmen Kepala Sekolah/guru termasuk orang tua murid.
5. Kurangnya pemahaman Kepala Sekolah/guru terhadap pentingnya kesehatan
bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar.

65

67

6. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi.


7. Hasil penjaringan kesehatan belum di tindak lanjuti dalam bentuk kebijakan
yang terintegrasi antar SKPD/TP UKS.
8. Terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelaksana UKS terlatih di Puskesmas
dan sekolah.
9. Kurangnya intergasi dan sinergitas lintas program dalam upaya peningkatan
kesehatan anak sekolah di DIY.
10. Terbatasnya sarana dan prasarana (KMS, Buku Pemantauan, UKS Kit, Ruang
UKS, dan lain-lain).
11. Rendahnya PHBS dan tingginya persentase perilaku berisiko terutama
kebiasaan merokok.
12. Faktor Lingkungan di sebagian wilayah yang kurang baik yang menyebabkan
terjadinya penyakit DBD, leptospirosis, diare, hepatitis A, flu burung, TBC.
13. Penerapan Kepmenkes No. 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang faktor risiko
Lingkungan Sekolah belum optimal karena kebijakan pengadaan bangunan
fisik sekolah belum mengacu pada aturan ini.
Peluang:
1. Pendidikan kesehatan sangat memungkinkan untuk diintegrasikan dalam
kurikulum pendidikan mengacu kepada kompetensi dasar masing-masing
tingkat sekolah.
2. Wilayah DIY relatif tidak terlalu luas, serta penduduk DIY yang cukup kooperatif.
3. Pemberian reward yang mendukung akreditasi dan sertifikasi bagi guru
Pembina UKS.
4. Maksimalisasi pemanfaatan dana BOS, BOK Bantuan Sosial APBD, Anggaran
dekonsentrasi APBN dan sumber dana lainnya.
5. Pelaksanaan pelatihan dan implementasi kegiatan berkolaborasi dengan
Perguruan Tinggi/Institusi Pendidikan Kesehatan yang ada.
6. Potensi kemitraan dengan stakeholder lainnya cukup besar (Unilever, PT
Otsuka, PDGI, Perguruan tinggi, Lions Club, Rotary, Perdami dan lain lain).
7. Adanya Forum SKPD sebagai wadah koordinasi, advokasi, kemitraan, integrasi;
serta adanya sponsor dari lembaga swasta.
8. Integrasi pendidikan kesehatan ke dalam kurikulum pendidikan melalui
Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), maupun kurikulum 2013 yang akan
diterapkan.
9. Pengembangan media promosi kesehatan di sekolah selain dengan media
visual, dengan menggali kreasi serta peran aktif peserta didik.
10. Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, Rumah Sakit dan organisasi profesi dalam
peningkatan kesehatan sekolah melalui deteksi ketajaman mata, pendengaran
dan kesehatan gigi.

66
68

Tantangan:
1. Mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi.
2. Perubahan gaya hidup anak dan remaja yang berisiko mengganggu kesehatan.
3. Beban ganda penyakit yang diderita masyarakat.
4. Asuransi kesehatan Jamkesos DIY belum bisa mendukung dalam tindak lanjut
penjaringan kesehatan pada peserta didik.
Rencana Intervensi melalui 7 strategi dan kegiatan masing-masing strategi
1. Memperkuat dasar hukum:
a. Mengimplementasikan Visi RPJMD kedalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan DIY tahun 2009 2013.
b. Merevisi SK Gubernur tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS dan SK
Gubernur tentang susunan organisasi TP UKS.
c. Penggiatan UKS melalui Surat Edaran Sekretaris Daerah Pemda DIY kepada
Bupati dan Walikota.
2. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi, dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS:
a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Akslerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS terhadap SKPD dan anggota DPRD (Forum SKPD).
b. Memantapkan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Kota
Yogyakarta dan mendorong pengembangannya di wilayah lain, dengan
memfasilitasi/menggali sumber dana dari APBD Kabupaten/Kota.
c. Mensosialisasikan pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
dan hasil pelaksanaannya di Kota Yogyakarta, kepada TP UKS Kabupaten
lainnya agar menjadi acuan dalam mengembangkan akselerasi UKS.
d. Mengembangkan pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS secara bertahap ke Kabupaten lain melalui dana APBD DIY dan APBD
Kabupaten/Kota.
e. Memperkuat sekretariat TP UKS DIY dengan menempatkan sumber
daya dan pembagian peran, fungsi, dan tanggungjawab yang jelas dan
dikukuhkan dengan SK Gubernur
f. Memperkuat kemitraan dan Koordinasi TP UKS DIY dan Kabupaten/Kota
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan melalui Rakor TP
UKS Provinsi.
g. Intensifikasi pertemuan koordinasi TP UKS DIY dengan TP UKS Kabupaten/
Kota.

67

69

h. Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk mendorong Kepala Sekolah dan


Komite Sekolah memasukkan UKS dalam RKS dan RKAS.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS
a. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan pengelola UKS Puskesmas dalam
penjaringan Kesehatan peserta didik di sekolah lanjutan (SMP/SMA).
b. Penguatan sekolah, guru dan dokter kecil melalui kemitraan dalam kegiatan
School Program berupa pelatihan bagi guru pembina UKS, fasilitasi
sanitasi sekolah, pelatihan duta sehat/dokter kecil, gerakan 21 hari (G21H)
cuci tangan dengan sabun, melibatkan PKK dan orang tua murid dalam
memantau pelaksanaan G21H.
c. Penguatan peran guru pembina UKS/kepala sekolah melalui orientasi
PHBS.
d. Workshop/Orientasi/Sosialisasi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS terhadap Kepala Sekolah.
e. Penguatan integrasi pendidikan kesehatan dalam kurikulum pendidikan
bekerja sama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
f. Bimbingan teknis terpadu ke TP UKS DIY ke TP UKS Kabupaten/Kota dan
Kecamatan lokasi Akselerasi UKS
4. Memantapkan peran serta peserta didik dalam pelaksanaan UKS
a. Mendorong Keterlibatan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi, melalui pertemuan koordinasi dan sosialisasi di TP UKS, dan
kegiatan lain seperti peer educator (HIV, Kespro), dan school program.
b. Mendorong TP UKS untuk meningkatkan peran sekolah, peserta didik dan
guru saat pelaksanaan penjaringan dan pemeriksaan kesehatan berkala.
c. Mendorong Kader Kesehatan Sekolah sebagai agen pengubah di sekolah
dan di rumah.
d. Peningkatan kerjasama dengan persada dengan dukungan CSR dari PT
Unilever.
e. Mengembangkan program dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa bermitra
dengan Persada dan PT Unilever melalui school program dengan kegiatan
antara lain pembentukan duta sehat/dokter kecil, sebagai agen pengubah
dilingkungan teman-teman di sekolah.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
a. Memfasilitasi TP UKS Kabupaten/Kota untuk mendorong peran TP UKS
Kecamatan dalam penguatan dan peningkatan peran Tim Pelaksana UKS.
b. Mendorong peningkatan Koordinasi TP UKS Kecamatan dan optimalisasi
pemanfaatan tenaga yang ada di TP UKS Kecamatan.

68
70

c. Mendorong penggalian sumber dana melalui Pagu Indikatif Wilayah


Kecamatan (PIWK) untuk peningkatan peran dan penguatan guru pembina
UKS. PIWK merupakan kebijakan Provinsi untuk menyediakan anggaran
yang di manfaatkan untuk kegiatan non fisik termasuk UKS disemua
kecamatan, dan untuk 2014 dimulai dari Kabupaten Gunung Kidul.
d. Mendorong sinkronisasi dan integrasi kegiatan dan perencanaan UKS di
tingkat Kecamatan.
e. Mendorong optimalisasi dan intensifikasi koordinasi di UKS TP Kecamatan
untuk akselerasi UKS di wilayahnya.
f. Mendorong peningkatan peran Kepala Sekolah dan guru dalam penjaringan
kesehatan.
g. Memfasilitasi peran guru memberikan materi PHBS dan kompetensi
psikososial yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran.
h. Mendorong peran orang tua dalam memantau PHBS dan kompetensi
psikososial anak melalui kegiatan school program.
6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat
a. Review, reformulasi, revitalisasi konsep dan pelaksanaan UKS, serta sharing
peran stakeholder melalui revisi SK TP UKS.
b. Melakukan advokasi untuk meningkatkan komitmen stakeholder dalam
pembinaan dan pelaksanaan UKS.
c. Memperluas jejaring kemitraan UKS dengan melibatkan Perguruan Tinggi,
YKI, YJI, QTI, Perdami dan lain lain.
d. Melaksanakan Forkom LP, dan LS melalui TP UKS.
e. Mendorong sekolah yang sudah maju untuk membina sekolah imbas
terdekat melalui kemitraan dengan Persada dan Unilever.
7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)
a. Mendorong lahirnya petisi kepala sekolah untuk mewujudkan Sekolah
Bebas Asap Rokok, sesuai dengan Peraturan Gubernur nomor 42 tahun
2009 tentang Kawasan dilarang Merokok.
b. Mendorong TP UKS Kabupaten/Kota untuk membentuk forum Guru
Pembina UKS/Guru Penjaskes sebagai wadah koordinasi, berbagi informasi
dan kegiatan.
c. Mendorong implementasi gerakan Sebelum Pulang Sepuluh Menit Untuk
Lingkungan Sekolah (Selang Semutlis) untuk kebersihan lingkungan kelas
dan sekolah dapat dilakukan oleh semua peserta didik di seluruh wilayah
DI Yogyakarta.

69

71

d. Mendorong implementasi car free day pada hari hari tertentu, dan
implementasi Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe (Sego Segawe)
dapat diimplementasikan di seluruh wilayah DI Yogyakarta.
e. Mendorong pembentukan Pusat Pemulihan Gizi (PPG) untuk penanganan
peserta didik yang menderita gizi buruk dan gizi lebih di semua Kabupaten/
Kota.
f. Mendorong semua kabupaten/kota untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan melalui Pengelolaan Lingkungan dengan metode reuse, recycle
terhadap sampah dan limbah limbah sekolah terutama air bekas wudlu,
serta pemanfaatan biopori sebagai resapan air.
g. Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk mendorong anak untuk dapat
memantau jentik di lingkungan sekolah dan di rumah.
h. Pemanfaatan pendekatan keagamaan untuk pesan PHBS dan kompetensi
psikososial yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran pendidikan
agama.
i. Memfasilitasi pelaksanaan inovasi lokal yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi kearifan lokal (Radio komunitas, lomba-lomba
kesenian tradisional: tari, langencarita dan lain lain).
Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Kota Yogyakarta
Kekuatan:
1. Visi kota Yogyakarta dan Perda No. 7 tahun 2012 tentang RPJMD kota Yogyakarta
2012-2016.
2. Penunjukkan kota Yogyakarta sebagai percontohan Akselerasi UKS DIY
Yogyakarta.
3. Peraturan yang mendukung (UU No. 36 tahun 2009, UU No. 20 tahun 2003;
SKB 4 Menteri; SE Mendagri No. 441.5/1650/SJ/2010 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS di Daerah.
4. SK Walikota No. 146/KEP/2006 tentang Struktur organisasi dan sekretariat TP
UKS Kota Yogyakarta.
5. Surat Edaran Walikota No.440/um/349 tanggal. 14 Februari 2008 tentang
Pengelolaan Kantin Sehat.
6. Ada dukungan dana APBD Kota Yogyakarta, BOK, BOS.
7. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain; data
kependudukan, sekolah, peserta didik.
8. Koordinasi dan kerjasama antar satuan kerja perangkat dearah (SKPD).

70
72

Kelemahan:
1. Belum optimalnya koordinasi dan pembinaan TP UKS Kota Yogyakarta,
Kecamatan dan Sekolah.
2. Belum optimalnya program kemitraan.
3. Bentuk penghargaaan (reward) angka kredit bagi tenaga UKS belum diterapkan.
4. Kurangnya komitmen Kepala Sekolah/guru termasuk orang tua murid.
5. Kurangnya etos kerja dan kedisiplinan.
6. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi.
7. Hasil penjaringan kesehatan belum di tindak lanjuti.
8. Terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelaksana UKS di Puskesmas dan
sekolah.
9. Beban tugas petugas UKS belum merata.
10. Terbatasnya sarana dan prasarana (KMS, UKS Kit, Ruang UKS, dan lain-lain).
11. Rendahnya PHBS dan tingginya persentase perilaku berisiko terutama
kebiasaan merokok (56,3%).
12. Asuransi kesehatan belum mencakup semua peserta didik.
13. Kepmenkes No. 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang faktor risiko Lingkungan
Sekolah belum di implementasikan.
Peluang:
1. Wilayah tidak terlalu luas dan penduduk tidak terlalu banyak.
2. Adanya Forum SKPD sebagai wadah koordinasi, advokasi dan kemitraan, dan
sponsor lembaga swasta.
3. Maksimalisasi BOS, BOK Bantuan Sosial APBD, Anggaran dekonsentrasi APBN.
4. Melaksanakan pelatihan dan kerjasama dengan Perguruan Tinggi/Institusi
Pendidikan Kesehatan.
5. Mengupayakan reward bagi pengelola TP UKS.
6. Menyempurnakan kurikulum kesehatan berkerjasama dengan Perguruan
Tinggi.
7. Mengembangkan media promosi kesehatan di sekolah dengan media visual
dan peran aktif peserta didik.
8. Mewajibkan sekolah untuk melaksanakan Pendidikan Kesehatan (Trias UKS).
Tantangan:
1. Mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi.
2. Masih terjadi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan bidang
kesehatan dan produk hukum lain.
3. Faktor Lingkungan kurang baik yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD,
leptospirosis, diare, hepatitis A, flu burung, TBC.
4. Beban ganda penyakit yang diderita masyarakat.

71

73

Rencana Intervensi melalui 7 strategi dan kegiatan masing-masing strategi.


1. Memperkuat dasar hukum:
a. Implementasi Visi RPJMD 2012-2016 Kota Yogyakarta.
b. Advokasi dan penyempurnaan Pedoman Akslerasi UKS (Forum SKPD).
c. Sosialisasi Pedoman Akselerasi UKS (SKPD- DPRD).
d. Penggiatan UKS melalui Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan untuk Tim
Pelaksana UKS.
e. MOU dengan institusi pendidikan kesehatan dan sektor swasta (Poltekes,
Stikes Betesda, Stikes Aisyiah, Stikes Global, Stikes Karya Husada, FK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, FK UII, FK UGM).
f. Mengusulkan reward/angka kredit bagi guru pembina UKS di Sekolah
melalui surat TP UKS Kota Yogyakarta kepada Kementerian Pendidikan;
Kementerian Kesehatan; Kementerian Dalam Negeri; dan Kementerian
Agama.
2. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi, dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS:
a. Memperkuat dan menyempurnakan SK TP UKS Kota, Kecamatan, dan Tim
Pelaksana UKS.
b. Memperkuatsekretariat TP UKS Kecamatan dengan memperjelas
pembagian fungsi, peran tanggungjawab.
c. Meningkatkan Koordinasi TP UKS Kota, Kecamatan, dan Tim Pelaksana UKS
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan.
d. Mengsinkronkan perencanaan terpadu sesuai dengan peran masingmasing unsur dalam TP UKS.
e. Melaksanakan sosialisasi dan advokasi ke Komite Sekolah melalui RAPBS
sekolah (BOS, BOK, dana lainnya).
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS:
a. Melatih tenaga kesehatan pengelola UKS.
b. Melatih KKS (Dokcil, PKPR, Pelatihan Penanggulangan Bencana Gawat
Darurat/PPBGD).
c. Melatih guru pembina UKS dan kepala sekolah.
d. Workshop/Orientasi/Sosialisasi Akselerasi UKS Kepala Sekolah.
e. Personil TP UKS Kecamatan memanfaatkan Kepala Pengawas UPT Dinas
Pendidikan untuk pembinaan TK, SD, SMP dan SMA.
f. Bimbingan teknis terpadu ke TP UKS Kecamatan lokasi Akselerasi UKS.
g. Intensifikasi pertemuan koordinasi TP UKS Kota dengan TP UKS Kecamatan.
h. Intensifikasi pertemuan koordinasi TP UKS Kec dengan Tim Pelaksana UKS;

72
74

4. Memantapkan peran serta peserta didik dalam pelaksanaan UKS:


a. Melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b. Memantapkan peran peserta didik dalam penjaringan dan pemeriksaan
kesehatan berkala pada Trias UKS.
c. Mendorong Kader Kesehatan Sekolah sebagai agen pengubah.
d. Mendorong kerjasama organisasi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan
UKS.
e. Mengembangkan program dari siswa untuk siswa.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Menyempurnakan SK pembentukan Tim Pelaksana UKS.
b. Meningkatkan koordinasi TP UKS Kecamatan untuk optimalisasi tenaga
yang ada di TP UKS Kecamatan.
c. Mengsinkronkan kegiatan dan perencanaan UKS di tingkat Kecamatan.
d. Melaksanakan optimalisasi dan intensifikasi koordinasi di TP Kecamatan
untuk mencapai target/indikator kinerja akselerasi.
e. Meningkatkan peran Kepala Sekolah dan guru dalam penjaringan
kesehatan.
f. Memfasilitasi peran guru memberikan materi PHBS dan kompetensi
psikososial.
g. Mendorong peran orang tua dalam memantau PHBS dan kompetensi
psikososial.
h. Meningkatkan peran Komite Sekolah, masyarakat dan Kelurahan Siaga.
6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat:
a. Melaksanakan review dan reformulasi peran stakeholder.
b. Meningkatkan komitmen stakeholder.
c. Memaksimalkan pemanfaatan DUKS dan BOK, BOS.
d. Merevitalisasi konsep dan pelaksanaan UKS.
e. Memperluas jejaring kemitraan UKS.
f. Melaksanakan sosialisasi terpadu/MoU dengan mitra potensial.
g. Melaksanakan forkom LP, dan LS melalui TP UKS.
h. Mengembangkan percontohan pelaksanaan UKS.
i. Menyebarluaskan Informasi melalui mitra potensial(RRI Yogya, Persatuan
Radio Siaran Swasta Nasional Nasional Indonesia/PRSSNI; NDM Grup;
Humas Kota Yogyakarta; TVRI Yogya; Jogja TV).

73

75

7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom):


a. Jaminan pembiayaan tindak lanjut penjaringan kesehatan dan peserta didik
yang mengalami kecelakaan bersepeda oleh Jamkesda melalui Perwali No.
57 tahun 2012.
b. Sebelum Pulang Sepuluh Menit Untuk Lingkungan Sekolah (Selang
Semutlis) untuk kebersihan lingkungan kelas dan sekolah yang dilakukan
peserta didik.
c. Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe (Sego Segawe) untuk
melestarikan transportasi tradisional menggunakan sepeda yang ramah
lingkungan dan sarat kegiatan fisik (Gerakan oleh peserta didik, pegawai
dan karyawan).
d. Penanganan peserta didik yang menderita gizi buruk dan gizi lebih di
Rumah Pemulihan Gizi (RPG) berdasarkan rujukan dari puskesmas.
e. Pengelolaan Lingkungan dengan metode reuse, recycle terhadap sampah
dan limbah limbah sekolah terutama air bekas wudlu, serta pemanfaatan
biopori sebagai resapan air.
f. Komunitas antar peserta didik bertujuan mengembangkan Yogya Sehat
Tanpa Tembakau (JSTT).
g. Upaya mencegah penyakit DBD dengan mengganti bak mandi/
penampungan air dengan ember dilengkapi kran untuk mengurangi
populasi jentik.
h. Peningkatan jejaring informasi UKS pada pelaporan antar Tim Pelaksana
UKS, TP UKS Kecamatan dan TP UKS Kota.
i. Pemanfaatan pendekatan keagamaan untuk pesan PHBS dan kompetensi
psikososial aktivitas: Pesantren Kilat di Sekolah; Kantin Kejujuran; Lomba
MTQ Sekolah; PKPR di Pondok Pesantren; Pelayanan psychologi klinis di
Puskesmas se Kota Yogyakarta termasuk bagi anak usia sekolah.
j. Memfasilitasi pelaksanaan inovasi lokal yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi kearifan lokal:
1) Memaksimalkan pemanfaatan CSR: RS Mata YAP bagi siswa Low Vision;
Etika Berlalulintas dengan Astra Motor; Bantuan kaca mata dengan
Rotary Club; Cuci Tangan dengan Tupperware; PHBS Sekolah dengan
Persada/Unilever.
2) Meningkatkan peran institusi pendidikan kesehatan dengan MoU
antara: SMPN 1 FK UGM (NAPZA, PHBS); (KAHMI SMPN 1 Pelestarian
Lingkungan Hidup); Stikes Aisyiah dengan Sekolah Muhammadiyah
3) Melibatkan institusi pelayanan kesehatan/praktik swasta: SMP N 1
PKU Muhammadiyah, Bethesda, Panti Rapih).
4) Mendorong UKS mandiri di sekolah swasta, antara lain: SD
Muhammadiyah Wirobrajan 3; SD Suronatan; SD Budya Wacana; SMA

74
76

Muhammadiyah I Yogyakarta ; SMP Muhammadiyah 3 Wirobrajan;


5) Memanfaatkan budaya lokal.
6) Mendorong lomba kreatif terkait kesehatan, seperti: Lomba Orasi
Berhenti Merokok untuk SMP; Lomba Orasi Peduli HIV/AIDS untuk
SMA; Lomba design STIKER untuk SMP; Lomba Krida SBH untuk SMP
dan SMA (Design poster dengan komputer; Lomba Jelajah Krida (5
Krida); Lomba PPGD; Lomba Menggambar untuk SD dan SMP.
7) Mencetuskan Petisi Pelajar Remaja Sehat Bebas Rokok.
8) Merumuskan kesepakatan Gaya Hidup Sehat untuk Generasi Muda.
9) Melaksanakan sarasehan Kesehatan Remaja untuk SMA/K.
10) Melaksanakan penyuluhan Reproduksi di Pondok Pesantren.
11) Mengembangkan posyandu remaja dengan sistim 5 meja yang
mengutamakan penyuluhan dan pendidikan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja sekaligus sebagai pengkaderan bidang kesehatan.
12) Mengembangkan gerakan Laskar Berlian (Laskar Bersih Lingkungan Anti
Nyamuk), yang melaksanakan pemantauan jentik untuk meningkatkan
ABJ dan mencegah DBD yang dilakukan oleh peserta didik di lingkungan
sekolah (Kecamatan Danurejan).
13) Memanfaatkan radio sebagai media informasi, untuk mengembangkan pendidikan kesehatan sesuai karakter peserta didik (SMA
Muhammadiyah 1).
14) Mengembangkan kantin sehat termasuk penyelenggaraan kantin
kejujuran bekerja sama dengan BPOM.
15) Pemantauan Terpadu bersama Kelurahan Siaga sebagai upaya untuk
pemantauan lingkungan, perilaku masyarakat dan peserta didik di
sekitar sekolah, termasuk upaya mencegah tawuran dan peredaran
NAPZA. (Kecamatan Gondokusuman).

75

77

Kisah Keberhasilan (Success Story) Kota Yogyakarta:


SEGOSEGAWE
Gema tentang sego segawe (sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe) adalah
salah satu ikon terbesar dari masyarakat kota Yogyakarta. Inovasi yang diluncurkan
pada Oktober 2008 ini merupakan gerakan sehat yang di inisiasi oleh masyarakat.
Segera setelah diluncurkan, terlihat antusiasme warga masyarakat Yogyakarta yang
ditandai dengan tumbuhnya berbagai komunitas bersepeda. Inilah bentuk apresiasi
positif masyarakat Yogyakarta terhadap gerakan yang membangkitkan kesadaran
untuk hidup lebih sehat dan sekaligus mencintai lingkungan bersih dengan polusi
minimal. Sepeda adalah solusi alternatif terbaik dan merupakan moda transportasi
jarak dekat pilihan, baik bagi anak sekolah maupun untuk pekerja. Sego Segawe
sekaligus juga merupakan gerakan untuk melestarikan transportasi tradisional
menggunakan sepeda yang ramah lingkungan dan sarat kegiatan fisik. Gerakan ini
dipelopori oleh peserta didik/anak usia sekolah, pegawai dan karyawan.
Sego Segawe adalah gerakan nilai untuk melatih diri bersikap sederhana, khususnya
bagi generasi muda. Sego Segawe bukan untuk mengembalikan Yogya sebagai kota
sepeda, melainkan mendorong Yogya menjadi kota yang lebih humanis dan ramah
lingkungan. Sego Segawe bukan program, tapi merupakan gerakan berbudaya
yang didukung oleh banyak komunitas. Sebagai suatu gerakan bila ditemukan
banyak orang yang menggandrungi kegiatan ini karena sesuai dengan visi mereka,
tentu akan sangat berdampak positif terhadap kesinambungan pelaksanaannya.
Gerakan ini bersifat massal dan bukan perorangan, namun sebagian dari mereka
yang memiliki kemampuan leadership tinggi, diharapkan mampu menggerakkan
sebagian besar orang lainnya, dan ketokohan mereka diharapkan mampu
mempengaruhi orang banyak. Nilai ini harus digerakkan banyak pihak yang akan
terus mengobarkan semangat Sego Segawe.
Peluncuran gerakan ini juga diikuti dengan berbagai kebijakan Pemerintah
Kota Yogyakarta yang lebih memotivasi warga untuk menggunakan sepeda.
Infrastruktur dilengkapi, misalnya dengan menyediakan jalur alternatif sepeda,
ruang tunggu sepeda, fasilitas parkir sepeda, termasuk asuransi khusus bagi
pengguna sepeda yang difasilitasi melalui Yogya Emergency Services 118 (YES 118)
dengan akses terhadap 12 Rumah sakit anggota jejaring pelayanan Rumah sakit se
Kota Yogyakarta, yang dibiayai Jamkesda yang mengacu pada Peraturan Walikota
Yogyakarta No 57 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Jamkesda Kota Yogyakarta
dan SK Kadinkes No 202 Tahun 2012 tentang Juklak Jamkesda Kota Yogyakarta.
Cakupan pelayanan Jamkesda Kota Yogyakarta antara lain menjamin pelayanan

76
78

kesehatan bagi: penyandang cacad (disable), Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak/
Balita (DDTKA/B), Penjaringan Anak Sekolah, HIV/AIDS/B20, TB Paru, Kusta, KDRT,
Korban Kerusuhan, Lansia, KtP/A, YES 118, dan Sego segawe. Penjaminan pelayanan
kesehatan bagi anak usia sekolah melalui Jamkesda merupakan kebijakan utama
Pemerintah Kota Yogyakarta yang bertujuan mengurangi risiko dan beban biaya
akibat dari aktivitas Segosegawe termasuk tindak lanjut terhadap hasil penjaringan/
screening anak sekolah misalnya: gigi, penglihatan, pendengaran, dan sebagainya.
Moda transportasi untuk Sego Segawe adalah sepeda, meskipun Yogya punya
becak dan andong yang sama-sama ramah lingkungan. Andong dan becak
merupakan transportasi umum, sehingga penggunaan becak dan andong juga
harus di dorong, karena keduanya merupakan bagian dari moda transportasi yang
ramah lingkungan. Tujuan utama sego segawe adalah menjadikan sepeda sebagai
alternatif moda transportasi jarak dekat. Kalau misalnya untuk menempuh jarak
yang hanya sejauh 2-3 kilometer saja, dan cuaca enak serta tidak hujan, tentu lebih
baik naik sepeda.
Sego Segawe bagi anak sekolah adalah bicara nilai, dan butuh dukungan orang tua.
Coba bayangkan bila ada orangtua yang sampai membelikan sepeda motor untuk
anaknya yang masih duduk di bangku SMP. Apa filosofi di balik itu? Ya, orangtua
sudah mengajari anak melanggar hukum, karena anak SMP tidak mungkin punya
SIM. Bagi kita penanaman sadar hukum adalah bahwa hukum itu tidak untuk
pribadi, hukum itu untuk keseimbangan sosial, pengaturan ketertiban sosial. Tapi
kalau mulai SMP sudah diajari melanggar hukum, terus bagaimana? Dan yang jauh
lebih penting bagi generasi muda adalah membentuk karakter kesederhanaan.
Karakter anak yang nanti akan menjadi pemimpin, harus mampu menghargai apa
yang dikerjakan, bukan menghargai atau menghormati orang lain dari apa yang
dikenakan dan apa yang dikendarai.
Kecintaan warga Yogya terhadap gerakan Sego segawe, terlihat dengan tumbuhnya
banyak komunitas sepeda dan juga maraknya berbagai event kebersamaan
menggunakan sepeda. Ini adalah bukti keberhasilan gerakan sego segawe. Berbagai
event ini dikemas dalam kegiatan Fun Bike yang mendapatkan dukungan
dan respon yang baik dari berbagai kelompok swasta/dunia usaha, instansi
pemerintahan, sekolah, akademisi, komunitas di masyarakat. Penyelenggaraan
event Fun Bike yang dilaksanakan pada hampir setiap minggu/hari libur di segenap
penjuru kota Yogyakarta, biasanya berkolaborasi dengan tampilan kreativitas
budaya masyarakat. Gerakan ini diperkuat dengan dijadikannya Yogyakarta kota
yang berwawasan lingkungan sebagai bagian dari visi pembangunan jangka
panjang dan menengah Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal ini dituangkan dalam

77

79

dokumen resmi yang di syahkan oleh DPRD, yang berarti bahwa ini adalah cita-cita
kota, dan cita-cita bersama seluruh masyarakat kota Yogyakarta.
Pada akhirnya masalah pemanasan global yang pasti akan berdampak pada semua
makhluk di planet bumi ini, ini menjadi tanggung jawab semua orang planet bumi.
Sedangkan dari segi agama ada ayat yang mengingatkan agar manusia jangan
sampai meninggalkan generasi yang lemah di kemudian hari. Ini berarti bahwa
sesungguhnya kita wajib mewariskan sesuatu yang lebih baik, termasuk lingkungan
dengan polusi minimal untuk generasi yang akan datang. Dengan konsep sego
segawe diharapkan kualitas lingkungan Yogya haruslah menjadi lebih baik, lebih
baik, dan lebih baik lagi SEGO SEGAWE maju terus, Salam Yogya, Indonesia Jaya.

78
80

Foto-foto kegiatan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Yogyakarta:

SEGOSEGAWE gerakan anak usia sekolah, pegawai dan masyarakat di Kota Yogyakarta
menumbuhkembangkan komunitas bersepeda dan membudayakan gaya hidup sehat dengan
beraktivitas serta moda transportasi ramah lingkungan.

Budaya Selang Semutlis (Sebelum Pulang Sepuluh Menit Untuk Lingkungan Sekolah) sebagai
upaya implementasi PHBS di Sekolah bagi anak didik menanmkan kebiasaan terus menerus
yang berdampak positif pada perilaku anak didik, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Implementasi budaya Selang Semutlis antara lain Sekolah Bebas Jentik Nyamuk DBD (ABJ 100
%) dan kondisi sanitasi terutama kamar mandi dan jamban bersih tanpa adanya risiko jentik
nyamuk, yang ditandai dengan label Bebas Jentik Nyamuk DBD. Pemantauan dilakukan setiap
hari sebelum pulang sekolah oleh siswa.

79

81

82

VI. PENUTUP
Masalah kesehatan yang dihadapi anak usia sekolah saat ini dan masa depan adalah masalah
higiene perorangan pada periode pra-remaja dan masalah perilaku berisiko pada periode remaja
yang sangat berkaitan erat dengan lingkungan fisik, mental dan sosial, perlilaku guru, orang tua dan
masyarakat. Penyelesaiannya memerlukan penanganan terpadu melalui kerjasama multisektoral
dan multi dimensional dengan intervensi utama pada aspek promotif dan preventif yang didukung
upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara komprehensif.
Anak usia sekolah merupakan calon orang tua, tenaga kerja dan pemimpin dimasa depan. Ini
berarti bahwa kepada merekalah kendali kualitas bangsa ini akan diserahkan. Oleh karena itu, sejak
dini mereka harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya agar dapat diharapkan menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga mampu membawa bangsa ini kearah yang lebih baik dan
bermartabat.
Untuk mewujudkannya tentu bukanlah merupakan hal yang mudah, melainkan memerlukan kerja
keras dan dukungan semua pihak, mulai dari penentu kebijakan, semua pemangku kepentingan,
pengelola program, masyarakat sekolah, swasta, LSM dan masyarakat secara keseluruhan.
Intervensi yang dilakukan melalui UKS selama ini, ternyata masih belum memberikan hasil yang
memadai. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS yang dieksekusisecara sungguh-sungguh,
merupakan upaya terobosan dalam rangka mempercepatproses untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas tersebut.
Akhirnya keberhasilan UKS termasuk Pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di
suatu daerah, antara lain akan sangat tergantung pada seberapa besar perhatian dan komitmen
penentu kebijakan dan pengambil keputusan di daerah tersebut.

80

83

DAFTAR KEPUSTAKAAN:
1.

Departemen Kesehatan & Kesos RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Pedoman
Kemitraan Lintas Sektor dalam Pembinaan Usia Lanjut bagi Petugas Kecamatan, 2001
2. Depertemen Kesehatan RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS) Bagi Petugas Kesehatan, Tahun 2004.
3. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar, Tahun 2010.
4. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan, Tahun 2010.
5. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Gizidan Kesehatan Ibu dan Anak,Pedoman
untuk Tenaga Kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
dan Pondok Pesantren, 2011.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan,
Tahun 2011.
7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Pedoman
Pelaksanaan UKS di Sekolah, Jakarta, 2012.
8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar , Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, Jakarta, 2012.
9. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/
SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26 Tahun 2003; tanggal 23 Juli 2003, tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah;
10. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar, Tahun 2010.Jakarta
2004.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan

81
84

TIM PENYUSUN:
PENASEHAT
DIrektur Bina Kesehatan Anak Dirjen Gizi KIA,
Kementerian Kesehatan RI
KONSULTAN
dr. Anasrul Said Rahman
TIM PENYUSUN
drg. Ratna Kirana, MS
drg. Melly Juwitasari, MKM
Childa Maisni, SKM, M.Kes
Dhito Pemi Aprianto, SKep
dr. Lia Meyliana
KONTRIBUTOR
Drs Abdul Muin (Kementerian Agama RI)
Drs Win Untoro (Kementerian Dalam Negeri)
Purwadi, SKep (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta)
Triswanto SKM (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat)
Syaifuddin SPd (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Rakean Sundaya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Ir Chandra Rudyanto MPH (Pusat Promosi Kesehatan Kemkes)
Posma H. Pasaribu (Puskesmas Cakung, Jakarta Timur)
Jaojatun SKM (Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon)
dr. Dewi Kepakisan (Dinas Kesehatan Provinsi Bali)
dr. I Ketut Ardika MKes (Dinas Kesehatan Badung)

TIM SEKRETARIAT
Bayu Wijayanto

82

85

LAMPIRAN
A. Lampiran 1: Kalender Kegiatan UKS
B. Lampiran 2: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pelaksana UKS Sekolah/Madrasah
C. Lampiran 3: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Kecamatan
D. Lampiran 4: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota
E. Lampiran 5: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Provinsi

83
86

LAMPIRAN 1

84

87

88

LAMPIRAN 2
DAFTAR TILIK SUPERVISI
AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS
TIM PELAKSANA UKS SEKOLAH/MADRASAH

Tanggal
Nama Sekolah/Madrasah
Alamat Sekolah/Madrasah
Kecamatan/Kabupaten/Kota
Provinsi
No. Telp/Fax
Email

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK


1. Objek supervisi adalah sumber daya, kegiatan dan hasil kegiatan Tim Pelaksana
UKS Sekolah/Madrasah.
2. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen-komponen kegiatan
berikut ini. Beri tanda ceklist ()pada kolom YA (Y) atau TIDAK (T) sesuai dengan
hasil pengamatan dan penilaian.
3. Isi kolom nilai aktual dengan menjumlahkan jawaban YA (Y).

85

89

PEMBINAAN UKS DI SEKOLAH/MADRASAH


1. KAJIAN SITUASI
Kajian Situasi
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.2.9
1.2.10
1.2.11
1.2.12
1.2.13
1.2.14

1.3

Kebijakan Sekolah
Apakah sekolah/madrasah memiliki:
Visi, Misi, dan program sekolah mendukung pelaksanaan UKS?
SK Tim Pelaksana (Tim Pelaksana) UKS?
Program kerja UKS?
Ketersediaan Data
Apakah Sekolah/Madrasah memiliki data tentang:
Jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan?
Materi kesehatan yang diajarkan melalui intrakurikuler, ekstrakurikuler, Masa Orientasi Siswa, dan Muatan Lokal?
Jumlah kader kesehatan sekolah/madrasah (dokter kecil/kader
kesehatan remaja/konselor sebaya)?
Guru Pembina UKS terlatih?
Guru BP terlatih?
Hasil penjaringan kesehatan?
Tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka penjaringan kesehatan?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pemeriksaan berkala?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka BIAS?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka penyuluhan kesehatan?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pembinaan lingkungan sekolah sehat?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pelayanan kesehatan lainnya?
5 penyakit terbanyak anak usia sekolah dan remaja berdasarkan hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
berkala?
Sarana dan Prasarana mengacu pada standar UKS paripurna
Apakah sekolah/ madrasah memiliki:

86
90

AKTUAL
Y
T

1.3.2
1.3.3

Kantin Sehat?
Rekapitulasi absen dan persentase absen peserta didik karena
sakit?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat pencapaian

20
... %

2. PROSES AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS


2.1 MEMPERKUAT DASAR HUKUM
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah di sekolah/madrasah ada:


2.1.1

Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Pelaksana UKS?


PROSES
Apakah pernah dilaksanakan:
2.1.2
Rapat internal yang membahas tentang Penyusunan rencana
kerja UKS?
2.1.3
Rapat koordinasi Tim Pelaksana UKS?
OUTPUT
Apakah:
2.1.4
Ada Program Kerja UKS?
2.1.5
Program Kerja UKS masuk dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS)
dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

87

91

5
... %

2.2 PENINGKATAN KEMAMPUAN, PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB


KELEMBAGAAN DAN KOMPETENSI PERSONIL TP UKS
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah di sekolah/madrasah memiliki:


2.2.1

2.2.2
2.2.3
2.2.4

Program Kerja UKS?


PROSES
Apakah sekolah/madrasah:
Pernah melaksanakan Rapat Tim Pelaksana UKS?
Memiliki rencana kerja tentang UKS?
Melaksanakan program kerja sesuai rencana?
OUTPUT
Apakah sekolah/madrasah membuat dan mengirimkan:

2.2.5
Laporan hasil kegiatan?
Hasil Penilaian
Tanggal:

2.3

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS TENAGA TERLATIH UKS


INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah sekolah/madrasah memiliki:


2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4

Guru Pembina UKS terlatih?


Dokter kecil atau kader kesehatan remaja terlatih?
Konselor sebaya terlatih?
Kepala Sekolah yang telah mengikuti orientasi atau sosialisasi
tentang UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:

2.3.5

2.3.6

5
... %

Kepala Sekolah mengikuti orientasi/sosialisasi UKS?


Guru yang mengikuti pelatihan UKS?

2.3.7

Peserta didik yang mengikuti pelatihan dokter kecil atau kader


kesehatan remaja?

2.3.8

Peserta didik yang mengikuti pelatihan konselor sebaya?

88
92

OUTPUT
Apakah sekolah/madrasah ini memiliki:
2.3.9 Kepala Sekolah yang aktif mengkoordinir pelaksanaan UKS?
2.3.10 Guru yang aktif berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.3.11 Jumlah dokter kecil atau kader kesehatan sekolah 10 % dari
jumlah peserta didik?
2.3.12 Jumlah konselor sebaya mencapai 10 % jumlah peserta
didik?
Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan

12

Tingkat Pencapaian

... %

2.4 PEMANTAPAN PERAN AKTIF PESERTA DIDIK DALAM PELAKSANAAN UKS


INPUT

2.4.1
2.4.2
2.4.3

2.4.4
2.4.5
2.4.6
2.4.7

AKTUAL
Y
T

Apakah peserta didik:


Ada yang sudah dilatih sebagai dokter kecil, kader kesehatan remaja, konselor sebaya?
Difasilitasi guru untuk memilih kegiatan yang ada di UKS
sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler?
Dimotivasi guru untuk menjadi kader kesehatan sekolah
(dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor sebaya)?
PROSES
Apakah dokter kecil atau kader kesehatan remaja, dan
konselor sebaya sudah berperan aktif:
Mempersiapkan pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan pelayanan kesehatan lain?
Dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan
berkala, dan pelayanan kesehatan lain sesuai kapasitasnya?
Sebagai penerima curhat dan motivator bagi teman sebayanya?
Sebagai kader kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya
(misalnya kader posyandu)?

89

93

2.4.8

Dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan


UKS di sekolah masing-masing?
OUTPUT
Apakah dokter kecil atau kader kesehatan remaja, dan konselor sebaya bersama tenaga kesehatan melaksanakan:
2.4.9 Penjaringan kesehatan untuk semua peserta didik kelas
1,kelas 7 atau kelas 10?
2.4.10 Pemeriksaan kesehatan berkala untuk semua kelas?
2.4.11 Kegiatan pelayanan kesehatan lain (misalnya Bulan Immunisasi Anak Sekolah (BIAS), pemberian Makanan tambahan anak sekolah(PMT AS), Usaha kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS))?
2.3.12 Jumlah konselor sebaya mencapai 10 % jumlah peserta
didik?
Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

11

Tingkat Pencapaian

... %

2.5 PENINGKATAN PERAN KEPALA SEKOLAH, GURU, ORANG TUA DAN


MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH
INPUT

2.5.1
2.5.2
2.5.3
2.5.4

2.5.5
2.5.6
2.5.7

AKTUAL
Y
T

Apakah sekolah/madarasah memiliki:


Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosialisasi UKS?
Guru Pembina UKS yang sudah dilatih?
Komite sekolah yang tersosialisasi UKS?
Masyarakat sekolah yang mendukung kegiatan UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini ada:
Kepala Sekolah mengikuti pelatihan/orientasi?
Guru yang mengikuti pelatihan?
Masyarakat sekolah lainnya termasuk petugas kantin sekolah yang mengikuti pelatihan/orientasi?

90
94

2.5.8
2.5.9

2.5.10
2.5.11
2.5.12
2.5.13
2.5.14
2.5.15

Sosialisasi dan advokasi terhadap komite sekolah termasuk


dewan penyantun, untuk mendapatkan dukungan pelaksanaan kegiatan UKS?
Sosialisasi/orientasi UKS terhadap masyarakat di sekitar
sekolah?
OUTPUT
Apakah Kepala Sekolah, guru, orangtua peserta didik, dan
masyarakat yang sudah dilatih/diorientasi berperan aktif
pada persiapan dan pelaksanaan:
Penjaringan kesehatan?
Pemeriksaan kesehatan berkala?
Pelayanan Kesehatan lain?
Pendidikan Kesehatan?
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat?
Pemanfaatan media tradisional, acara keagamaan untuk
penyampaian pesan kesehatan?

Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

15

Tingkat Pencapaian

... %

2.6 MEMPERKUAT KEMITRAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


INPUT

2.6.1
2.6.2

2.6.3

AKTUAL
Y
T

Apakah sudah dilakukan inventarisasi:


Mitra potensial dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS?
Orang tua peserta didik yang memiliki potensi untuk mendukung pelaksanaan UKS (misalnya dokter atau tenaga
kesehatan lain, pengusaha, pengurus LSM)?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR)?

91

95

2.6.4

Fasilitasi terhadap organisasi masyarakat (misalnya, PKK,


NU, Muhammadiyah), organisasi/wadah pemuda (misalnya, karang taruna, remaja masjid, remaja gereja), institusi
pendidikan kesehatan agar memberikan dukungan pelaksanaan?
2.6.5 Pemanfaatan pertemuan Komite Sekolah untuk membahas
UKS?
2.6.6 Pendekatan kepada orang tua peserta didik dan alumni
sekolah yang berpotensi membantu pelaksanaan UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir:
2.6.7 Ada dunia Usaha yang membantu pelaksanaan UKS menggunakan CSR?
2.6.8 Ada LSM dan organisasi masyarakat yang membantu pelaksanaan UKS?
2.6.9 Ada institusi pendidikan kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.10 Ada orang tua peserta didik yang berperan aktif dalam
pelaksanaan UKS?
2.6.11 Komite Sekolah berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS?
Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

11

Tingkat Pencapaian

... %

2.7

MEMFASILITASI KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM)


INPUT

2.7.1

AKTUAL
Y
T

Apakah:
Sudah dilakukan inventarisasi potensi pengembangan kearifan lokal, misalnya perusahaan swasta; Bank Swasta dan
Pemerintah; BUMN dan BUMD; institusi pendidikan kesehatan; institusi pelayanan kesehatan; dokter dan bidan
praktik swasta; yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan
UKS?

92
96

2.7.2

Ada seni tradisional dan acara keagamaan yang dapat difasilitasi untuk berperan dalam penyebarluasan UKS?
2.7.3 Kegiatan rutin yang dapat disisipkan materi kesehatan
untuk peserta didik?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.4 Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Kesehatan; Institusi pelayanan kesehatan; dokter, bidan,
perawat praktik swasta; Seni tradisional; dan tokoh agama,
yang memiliki potensi untuk berperan dalam pelaksanaan
UKS?
OUTPUT
Apakah pelaksanaan UKS di sekolah/madrasah:
2.7.5 Dibantu dunia usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank,
BUMN, BUMD)?
2.7.6 Dibantu sekolah atau Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan; institusi pelayan kesehatan; dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.7 Dilakukan secara mandiri dan tetap berkoordinasi dengan
Puskesmas?
2.7.8 Dibantu orang tua peserta didik yang berprofesi sebagai
tenaga kesehatan?
2.7.9 Didukung oleh kebijakan inovatif sekolah yang mempunyai
daya ungkit terhadap pencapaian UKS?
2.7.10 Didukung oleh budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan
yang dimanfaatkan untuk penyebarluasan pesan tentang
kesehatan dalam rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

10

Tingkat Pencapaian

... %

93

97

Rekapitulasi Hasil Penilaian:


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Aktivitas

Nilai
Tingkat
Harapan Pencapaian

Kajian Situasi
Memperkuat dasar hukum
Meningkatkan kemampuan kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
tenaga terlatih UKS
Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS
Meningkatkan peran kepala sekolah,
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
Memperkuat kemitraan dan peran serta
masyarakat
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)

20
5
5
12
11
15

11
10
89

94
98

Persentase

LAMPIRAN 3
DAFTAR TILIK SUPERVISI
AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS
TIM PEMBINA UKS KECAMATAN

Tanggal
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK


1. Objek supervisi adalah sumber daya, kegiatan dan hasil kegiatan Tim Pembina
(TP) UKS Kecamatan.
2. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen-komponen kegiatan
berikut ini. Beri tanda ceklist ()pada kolom YA (Y) atau TIDAK (T) sesuai dengan hasil pengamatan dan penilaian.
3. Isi kolom nilai aktual dengan menjumlahkan jawaban YA (Y).

95

99

PEMBINAAN UKS DI TINGKAT KECAMATAN


1. KAJIAN SITUASI
Kajian Situasi

AKTUAL
Y
T

Apakah Kecamatan memiliki data tentang:


1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11

Jumlah Penduduk?
Jumlahanak usia sekolah 5-19 tahun?
Jumlah sekolah dan peserta didik?
Jumlah dan alamat sekolah UKS?
Jumlah sekolah yang memiliki ruang UKS?
Jumlah sekolah yang memiliki Tim Pelaksana UKS?
Jumlah Puskesmas dan Puskesmas PKPR?
Jumlah guru pembina UKS terlatih di sekolah dan madrasah?
Jumlah tenaga UKS terlatih di puskesmas?
Jumlah tenaga PKPR terlatih di puskesmas?
Jumlah dokcil, KKR dan konselor sebaya di sekolah dan madrasah?
1.12
Pencapaian penjaringan kesehatan?
1.13
5 penyakit terbanyak anak usia sekolah dan remaja berdasarkan
hasil penjaringan kesehatan?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

13
... %

2. PROSES AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS


2.1 MEMPERKUAT DASAR HUKUM
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah selama ini sudah ada:


2.1.1
2.1.2

Surat Keputusan Camat tentang TP UKS?


Surat Keputusan Camat tentang sekretariat TP UKS?

96
100

2.1.3

Kebijakan Camat tentang pelaksanaan UKS seperti Surat Edaran


Camat tentang pelaksanaan UKS dan Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS; kepada TP UKS, semua pemangku kepentingan, dan sekolah?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilaksanakan:
2.1.4
Pertemuan koordinasi yang membahas tentang peningkatan
dasar hukum pelaksanaan UKS?
OUTPUT
Dalam setahun terakhir apakah ada:
2.1.5
Penerbitan Surat Keputusan Camat tentang pelaksanaan UKS;
akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS; dan TP UKS?
2.1.6
Surat edaran dari Camat tentang pelaksanaan UKS termasuk
akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, kepada TP UKS,
seluruh pemangku kepentingan dan sekolah?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

6
... %

2.2 PENINGKATAN KEMAMPUAN PERAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB


KELEMBAGAAN DAN KOMPETENSI PERSONIL TP UKS
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah di Kecamatan ini:


2.2.1
2.2.2

2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6

2.2.7

TP UKS sudah terbentuk?


Sekretariat TP UKS sudah terbentuk?
PROSES
Apakah TP UKS Kecamatan:
Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/tahun?
Memiliki rencana kerja?
Melaksanakan Rapat Koordinasi Tahunan UKS?
Memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah TP UKS Kecamatan:
Melakukan pembinaan ke sekolah dan madrasah?

97

101

2.2.8

Memiliki personil yang mendukung kegiatan kesekretariatan TP


UKS?
2.2.9
Berhasil membentuk dan memfungsikan Tim Pelaksana UKS di
semua sekolah dan madrasah?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

9
... %

2.3 PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS TENAGA TERLATIH UKS


INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah ada data tentang:


2.3.1
2.3.2
2.3.3

2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9
2.3.10
2.3.11
2.3.12
2.3.13

2.3.14

Jumlah tenaga kesehatan terlatih UKS dan PKPR?


Jumlah guru, dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor
sebaya terlatih?
Jumlah Kepala Sekolah yang telah mengikuti orientasi atau sosialisasi tentang UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
Orientasi/sosialisasi kepada Kepala Sekolah?
Pelatihan guru pembina UKS?
Orientasi, on the job training, dan pelatihan kalakarya untuk
petugas kesehatan pelaksana UKS dan PKPR Puskesmas?
Pelatihan dokter kecil di sekolah?
Pelatihan dokter kecil di madrasah?
Pelatihan kader kesehatan remaja/konselor sebaya di sekolah
Pelatihan kader kesehatan remaja/konselor sebaya di madrasah?
Orientasi pengelola kantin di sekolah?
Orientasi pengelola kantin di madrasah?
Orientasi Orang Tua peserta didik tentang UKS dan kesehatan
OUTPUT
Adakah ada data tentang jumlah tenaga yang dilatih atau di
orientasi dalamsetahun terakhir?:
Kepala Sekolah yang telah di orientasi dan sosialisasi?

98
102

2.3.15
2.3.16
2.3.17
2.3.18
2.3.19
2.3.20
2.3.21
2.3.22
2.3.23
2.3.24

Guru yang dilatih UKS?


Tenaga kesehatan Puskesmas yang dilatih UKS?
Tenaga kesehatan Puskesmas yang dilatih PKPR?
Dokter kecil di sekolah?
Dokter kecil di madrasah?
Kader kesehatan remaja/Konselor sebaya di sekolah?
Kader kesehatan remaja/Konselor sebaya di madrasah?
Pengelola kantin sekolah yang telah di orientasi?
Pengelola kantin madrasah yang telah di orientasi?
Orang tua peserta didik yang diorientasi tentang UKS atau kesehatan?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

2.4

PEMANTAPAN PERAN AKTIF PESERTA DIDIK DALAM PELAKSANAAN UKS


INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah ada data peserta didik:


2.4.1

2.4.4
2.4.5

2.4.6
2.4.7

24
... %

Yang sudah pernah dilatih sebagai dokter kecil?


Yang sudah pernah dilatih sebagai kader kesehatan remaja/konselor sebaya?
PROSES
Apakah TP UKS Kecamatan memfasilitasi sekolah dan madrasah
untuk:
Mempersiapkanpelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan pelayanan kesehatan lain?
Meningkatkan peran aktif dokter kecil, kader kesehatan remaja/
konselor sebaya dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan pelayanan kesehatan lain sesuai kapasitasnya?
Mendorong kader kesehatan sekolah/konselorsebaya berperan
sebagai penerima curhat dan motivator bagi teman sebaya?
Peran aktif kader kesehatan di lingkungan tempat tinggal (misalnya kader posyandu balita)?

99

103

OUTPUT
Apakah semua sekolah telah melibatkan kader kesehatan sekolah (dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor sebaya)
dan peserta didik dalam hal:
2.4.8
Persiapan dan pelaksanaan penjaringan kesehatan?
2.4.9
Persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala?
2.4.10 Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lain
(misalnya Bulan Immunisasi Anak Sekolah, pemberian PMT AS)?
2.4.11 Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan UKS di sekolah
masing-masing?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
11
Tingkat Pencapaian
... %

2.5 PENINGKATAN PERAN KEPALA SEKOLAH, GURU, ORANG TUA DAN


MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah ada data-data tentang:


2.5.1
2.5.2
2.5.3

2.5.4
2.5.5
2.5.6

2.5.7

Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosialisasi


UKS?
Guru pembina UKS yang sudah dilatih?
Kepala sekolah, guru, Komite sekolah, pengelola kantin sekolah
yang yang sudah mengikuti orientasi atau sosialisasi tentang UKS
atau kesehatan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini ada:
Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala Sekolah tentang UKS?
Pelatihan terhadap guru pembina UKS?
Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala sekolah, Guru, komite
sekolah, pengelola kantin sekolah, tentang UKS atau kesehatan?
OUTPUT
Apakah:
Kepala Sekolah yang sudah di orientasi telah membentuk dan
memfungsikan Tim Pelaksana UKS?

100
104

2.5.8

Guru yang sudah dilatih UKS aktif mempersiapkan dan membantu pelaksanaan Penjaringan kesehatan, Pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan lain?
2.5.9
Semua Komite Sekolah telah berperan aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi UKS ?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
9
Tingkat Pencapaian
... %

2.6 MEMPERKUAT KEMITRAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah sudah dilakukan inventarisasi:


2.6.1 Mitra potensial dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS?
2.6.2 Forum/pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk advokasi, koordinasi, dan menggalang kemitraan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
2.6.3 Pemanfaatan Musrenbang untuk advokasi dan sosialisasi
UKS?
2.6.4 Forum Komunikasi dan Koordinasi Lintas Program/Lintas
Sektor?
2.6.5 Kerjasama dengan LSM dan Swasta?
2.6.6 Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan dana
Corporate Social Responsibility (CSR)?
2.6.7 Kerjasama dengan media massa (misal TV, radio, koran,
majalah)
2.6.8 Kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan (misalnya:
PKK, NU, Muhammadiyah)?
2.6.9 Kerjasama dengan organisasi/wadah pemuda yang ada
di masya-rakat (misalnya Karang Taruna, Remaja Mesjid,
Remaja Gereja)?
2.6.10 Kerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan
(missal nya Akademi keperawatan, Akademi kebidanan,
FKM, STIKES)?

101

105

2.6.11 Surat edaran kepada semua sekolah agar memanfaatkan


pertemuan Komite Sekolah untuk membahas UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.6.12 Kegiatan UKS masuk APBD berdasarkan usulan Musrenbang?
2.6.13 Kesepakatan kerja hasil pertemuan forum komunikasi dan
koordinasi?
2.6.14 LSM yang berperan dalam pembinaan dan pengembangan
UKS ?
2.6.15 Dunia Usaha yang membantu pembinaan dan pengembangan UKS menggunakan dukungan dana perusahaan termasuk CSR?
2.6.16 Media massa (misalnya TV lokal, Radio, Koran lokal) yang
aktif berperan dalam penyebarluasan informasi tentang
UKS?
2.6.17 Organisasi masyarakat dan pemuda yang membantu pelaksanaan UKS?
2.6.18 Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.19 Sekolah swasta/negeri yang melaksanakan UKS secara
mandiri dan tetap berkoordinasi dengan Puskesmas?
Hasil Penilaian
Tanggal:

2.7

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

MEMFASILITASI KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM)


INPUT

2.7.1
2.7.2

19
...%

AKTUAL
Y
T

Apakah telah dilakukan inventarisasi potensi pengembangan kearifan lokal tentang:


Perusahaan swasta, Bank Swasta dan Pemerintah, BUMN,
dan BUMD?
Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan UKS?

102
106

2.7.3
2.7.4
2.7.5

2.7.6

2.7.7
2.7.8
2.7.9
2.7.10

2.7.11

2.7.12
2.7.13

Sekolah swasta dan negeri yang berpotensi melaksanakan


UKS mandiri?
Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang dapat diminta perannya dalam pelaksanaan UKS?
Media massa nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, media tradisional) yang dapat memfasilitasi
penyebarluasan informasi UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
Kesepakatan atau Nota Kesepahaman (MoU) dengan dunia
usaha (misalnya: perusahaan swasta, Bank, BUMN, BUMD)
dalam pembinaan UKS (misalnya: sebagai bapak angkat,
membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan prasarana
UKS)?
Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Tenaga Kesehatan yang sudah berperan dalam pelaksanaan UKS?
Pendekatan dan sosialisasi kepada Sekolah Swasta dan
Negeri yang berpotensi untuk melaksanakan UKS Mandiri?
Pendekatan dan sosialisasi pada Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, berperan
dalam UKS?
Pendekatan dan sosialisasi ke media massa Nasional/lokal
(misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradisional) yang dapat berperan dalam penyebarluasan informasi
UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
Dunia usaha (misal: perusahaan swasta, Bank, BUMN/
BUMD) yang aktif membina UKS (misalnya sebagai bapak
angkat, membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan
prasarana UKS)?
Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang sudah berperan dalam pelaksanaan UKS?
Sekolah Swasta/Negeri yang sudah melaksanakan UKS
Mandiri?

103

107

2.7.14 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, yang telah berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.15 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradisional) yang telah berperan dalam
penyebarluasan informasi UKS?
2.7.16 Kebijakan inovatif lokal yang mempunyai daya ungkit terhadap UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS?
2.7.17 Budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan yang dimanfaatkan untuk penyebarluasan pesan tentang kesehatan dalam
rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

Rekapitulasi Hasil Penilaian:


No
Aktivitas

Nilai
Harapan

1.

Kajian Situasi

2.

Memperkuat dasar hukum

3.

Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi


dan tanggung jawab kelembagaan dan kompetensi personil TP UKS
Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga
terlatih UKS
Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS
Meningkatkan peran kepala sekolah, guru,
orang tua dan masyarakat sekitar sekolah
Memperkuat kemitraan dan peran serta
masyarakat
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)

4.
5.
6.
7.
8.

17
...%

104
108

13
6
9
11
24
9
19
17
108

Tingkat
Pencapaian

Persentase

LAMPIRAN 4

Tanggal
Kabupaten
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK


1. Objek supervisi adalah sumber daya, kegiatan dan hasil kegiatan Tim
Pembina UKS Kabupaten/Kota.
2. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen-komponen
kegiatan berikut ini. Beri tanda ceklist ()pada kolom YA (Y) atau TIDAK (T)
sesuai dengan hasil pengamatan dan penilaian.
3. Isi kolom nilai aktual dengan menjumlahkan jawaban YA (Y).

105

109

PEMBINAAN UKS DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA


1. KAJIAN SITUASI
Kajian Situasi

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13

AKTUAL
Y
T

Apakah Kabupaten/Kota memiliki data tentang:


Jumlahanak usia 5-19 tahun?
Jumlah sekolah dan peserta didik?
Jumlah dan sebaran sekolah UKS per kecamatan?
Jumlah sekolah yang memiliki ruang UKS ?
Sekolah yang memiliki Tim Pelaksana UKS ?
Jumlah Puskesmas dan Puskesmas PKPR?
Jumlah guru Pembina UKS terlatih di sekolah dan madrasah?
Jumlah tenaga UKS terlatih di puskesmas?
Jumlah tenaga PKPR terlatih di puskesmas?
Jumlah dokcil, KKR dan konselor sebaya di sekolah dan
madrasah?
Jumlah kecamatan yang memiliki TP UKS?
Pencapaian penjaringan kesehatan ?
5 penyakit terbanyak anak usia sekolah dan remaja berdasarkan hasil penjaringan kesehatan?

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

106
110

13
... %

2. PROSES AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS


2.1 MEMPERKUAT DASAR HUKUM
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah selama ini sudah ada:


2.1.1 Peraturan di Daerah (Perda Kabupaten/Kota, Peraturan
Bupati/Walikota) yang mengatur pelaksanaan UKS?
2.1.2 Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang pelaksanaan UKS
dan TP UKS?
2.1.3 Kebijakan Bupati/Walikota tentang pelaksanaan UKS seperti Surat edaran dari Bupati/Walikota tentang UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, kepada
seluruh pemangku kepentingan dan Camat?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilaksanakan:
2.1.4 Pertemuan koordinasi yang membahas tentang peningkatan dasar hukum pelaksanaan UKS?
2.2.5 Advokasi terpadu kepada Bupati/Walikota dan DPRD Kabupaten/ Kota untuk meningkatkan dasar hukum pelaksanaan UKS?
2.1.6 Pengajuan draft Surat Keputusan kepada Bupati/Walikota
tentang pelaksanaan UKS termasuk Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS?
2.1.7 Pengajuan Rancangan Peraturan di Daerah (Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan Bupati/Walikota)?
2.1.8 Pengajuan surat edaran dari Bupati/Walikota tentang UKS
termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, kepada seluruh pemangku kepentingan dan Camat?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.1.9 Peraturan di Daerah (Perda Kabupaten/Kota, Peraturan
Bupati/Walikota) tentang pelaksanaan UKS?
2.1.10 Penerbitan Surat Keputusan Bupati/ Walikota tentang
pelaksanaan UKS; Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS; dan TP UKS?

107

111

2.1.11 Surat edaran dari Bupati/Walikota tentang pelaksanaan


UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS,
kepada seluruh pemangku kepentingan dan Camat?
Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

11
... %

2.2 PENINGKATAN KAPASITAS PERAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN DAN PERSONIL TP UKS
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah di Kabupaten/Kota:
2.2.1 TP UKS sudah terbentuk dan berfungsi?
2.2.2 Sekretariat TP UKS sudah terbentuk dan memiliki tenaga
tetap?
2.2.3 Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota UKS yang melibatkan
pemangku kepentingan dan TP UKS Kecamatan pernah
dilaksanakan?
PROSES
Apakah TP UKS Kabupaten/Kota:
2.2.4 Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/tahun?
2.2.5 Memiliki rencana kerja?
2.2.6 Melakukan pembinaan terhadap TP UKS Kecamatan?
2.2.7 Melaksanakan Rapat Tahunan/Rapat Kerja Daerah UKS
dengan melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS
Kecamatan?
2.2.8 Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah:
2.2.9 Semua kecamatan sudah memiliki TP UKS?
2.2.10 Semua kecamatan sudah memiliki Sekretariat TP UKS?
2.2.11 Semua TP UKS dan Sekretariat TP UKS sudah berfungsi?

108
112

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

11
... %

2.3 PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS TENAGA TERLATIH UKS


INPUT

2.3.1
2.3.2
2.3.3

2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9

2.3.10
2.3.11
2.3.12
2.3.13
2.3.14
2.3.15

AKTUAL
Y
T

Apakah ada data tentang:


Jumlah dan sebaran tenaga kesehatan terlatih UKS dan
PKPR?
Jumlah dan sebaran guru, dokter kecil, kader kesehatan
remaja, dan konselor sebaya terlatih?
Jumlah dan sebaran Kepala Sekolah yang telah mengikuti
orientasi atau sosialisasi tentang UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilakukan:
Orientasi/sosialisasi tentang UKS kepada Kepala Sekolah
Pelatihan guru pembina UKS?
Pelatihan tenaga pelaksana UKS Puskesmas?
Pelatihan tenaga pelaksana PKPR Puskesmas?
Pelatihan dokter kecil?
Pelatihan Kader Kesehatan Remaja/Konselor Sebaya?
OUTPUT
Apakah:
Semua Kepala Sekolah telah mengikuti orientasi atau sosialisasi tentang UKS?
Semua sekolah sudah memiliki guru Pembina UKS terlatih?
Semua Puskesmas memiliki tenaga UKS terlatih?
Semua Puskesmas PKPR memiliki tenaga terlatih PKPR?
Semua sekolah memiliki dokter kecil, kader kesehatan
remaja?
Sekolah di bawah binaan Puskesmas PKPR memiliki konselor sebaya?

109

113

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan

15

Tingkat Pencapaian

... %

2.4 PEMANTAPAN PERAN AKTIF PESERTA DIDIK DALAM PELAKSANAAN UKS


INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah di Kabupaten/Kota ini tersedia data tentang:


2.4.1 Sekolah yang memiliki dokter kecil?
2.4.2 Sekolah yang memiliki, kader kesehatan remaja,?
2.4.3 Sekolah yang memiliki konselor sebaya?
2.4.4 Sekolah yang memiliki dokter kecil, kader kesehatan remaja 10 persen dari jumlah peserta didik?
PROSES
Apakah TP UKS kabupaten/kota memfasilitasi:
2.4.5 TP UKS kecamatan untuk berkoordinasi dalam mempersiapkan pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan
berkala, dan kegiatan UKS lainnya?
2.4.6 TP UKS Kecamatan untuk berkoordinasi dalam rangka pencapaian target penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala dan kegiatan UKS lainnya?
2.4.7 TP UKS Kecamatan untuk meningkatkan peran serta konselor sebaya/kader kesehatan sekolah sebagai penerima
curhat dan sebagai motivator bagi teman sebayanya?
2.4.8 TP UKS Kecamatan untuk meningkatkan peran serta kader
kesehatan di lingkungan tempat tinggal, misalnya kader
posyandu ?
OUTPUT
Apakah semua sekolah sudah melibatkan kader kesehatan
sekolah (dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor sebaya) dan peserta didik, dalam hal:
2.4.9 Persiapan dan pelaksanaan penjaringan kesehatan?
2.4.10 Persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala?

110
114

2.4.11 Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan


lain (misalnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah, pemberian
PMT AS)?
Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

12

Tingkat Pencapaian

... %

2.5 PENINGKATAN PERAN KEPALA SEKOLAH, GURU, ORANG TUA DAN MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH
INPUT

2.5.1
2.5.2
2.5.3

2.5.4
2.5.5
2.5.6

2.5.7
2.5.8

AKTUAL
Y
T

Apakah ada data tentang:


Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosialisasi UKS?
Guru Pembina UKS yang sudah dilatih?
Guru selain guru Pembina UKS, Komite sekolah, pengelola
kantin sekolah yang yang sudah mengikuti orientasi atau
sosialisasi tentang UKS atau kesehatan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini dilaksanakan:
Orientasi dan sosialisasi tentang UKS terhadap Kepala
Sekolah?
Pelatihan guru Pembina UKS?
Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala sekolah, Guru,
komite sekolah, pengelola kantin sekolah, tentang UKS
atau kesehatan?
OUTPUT
Apakah:
Semua TP UKS Kecamatan dengan Kepala sekolah yang telah terorientasi UKS telah membentuk dan memfungsikan
Tim Pelaksana UKS?
Semua TP UKS Kecamatan dengan Guru Pembina UKS yang
sudah dilatih aktif mempersiapkan dan membantu pelaksanaan Penjaringan Kesehatan, Pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan lain?

111

115

2.5.9

Semua TP UKS Kecamatan dengan komite sekolah berperan


aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi UKS?

Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

Tingkat Pencapaian

... %

2.6

MEMPERKUAT KEMITRAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah sudah dilakukan inventarisasi:


2.6.1 Mitra potensial dalam pelaksanaan UKS?
2.6.2 Forum/pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk advokasi, koordinasi, dan menggalang kemitraan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
2.6.3 Pemanfaatan Musrenbang untuk advokasi dan sosialisasi?
2.6.4 Forum Komunikasi dan Koordinasi Lintas Program/Lintas
Sektor?
2.6.5 Kerjasama dengan LSM dan Swasta?
2.6.6 Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan dana
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR)?
2.6.7 Kerjasama dengan media massa (misalnya TV, radio, koran,
majalah)?
2.6.8 Kerjasama dengan organisasi masyarakat (PKK, NU, Muhammadiyah, pramuka dan lain-lain)?
2.6.9 Kerjasama dengan organisasi/wadah pemuda yang ada
di masyarakat (misalnya Karang Taruna, Remaja Mesjid,
Remaja Gereja)?
2.6.10 Kerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan
(misalnya Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan,
FKM, STIKES, Poltekes)?

112
116

2.6.11 Surat edaran kepada semua TP UKS Kecamatan agar sekolah memanfaatkan pertemuan Komite Sekolah untuk
membahas UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.6.12 Kegiatan UKS masuk dalam APBD berdasarkan usulan
melalui Musrenbang?
2.6.13 Kesepakatan kerja hasil pertemuan forum komunikasi dan
koordinasi?
2.6.14 LSM yang berperan dalam pembinaan dan pengembangan
UKS?
2.6.14 Dunia Usaha yang membantu pembinaan dan pengembangan UKS menggunakan dukungan dana perusahaan termasuk CSR?
2.6.15 Media massa (misalnya TV lokal, Radio, Koran lokal) yang
aktif berperan dalam penyebarluasan informasi UKS?
2.6.16 Organisasi masyarakat dan pemuda yang membantu pelaksanaan UKS?
2.6.17 Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.18 Sekolah swasta atau negeri yang melaksanakan UKS mandiri di bawah koordinasi Puskesmas?
2.6.19 Sejumlah Komite Sekolah yang berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS?
Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

19

Tingkat Pencapaian

... %

113

117

2.7 MEMFASILITASI KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM)


INPUT

2.7.1
2.7.2
2.7.3
2.7.4
2.7.5

2.7.6

2.7.7
2.7.8
2.7.9

AKTUAL
Y
T

Apakah telah dilakukan inventarisasi potensi pengembangan kearifan lokal tentang:


Perusahaan swasta, Bank Swasta dan Pemerintah, BUMN,
dan BUMD yang dapat dilibatkan dalam pembinaan dan
pelaksanaan UKS?
Institusi pendidikan tenaga Kesehatan yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan UKS?
Sekolah Swasta dan Negeri yang berpotensi melaksanakan
UKS Mandiri di bawah koordinasi Puskesmas?
Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang dapat diminta perannya untuk pelaksanaan UKS?
Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat
Kabar, Majalah, seni tradisional) yang dapat memfasilitasi
penyebarluasan informasi UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
Kesepakatan atau Nota Kesepahaman (MoU) dengan dunia
usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN, BUMD)
dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai bapak angkat,
membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan prasarana
UKS)?
Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Tenaga Kesehatan yang sudah berperan dalam pelaksanaan UKS?
Pendekatan dan sosialisasi kepada Sekolah Swasta dan
Negeri yang berpotensi untuk melaksanakan UKS Mandiri
di bawah koordinasi Puskesmas?
Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, yang dapat
berperan dalam pelaksanaan UKS?

114
118

2.7.10 Pendekatan dan sosialisasi ke media massa Nasional/lokal


(misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradisional) yang dapat berperan dalam penyebarluasan informasi
UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir sudah ada:
2.7.11 Dunia usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN,
BUMD) yang aktif dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai
bapak angkat, membiayai pelatihan, menyediakan sarana
dan prasarana UKS)?
2.7.12 Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang sudah berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.13 Sekolah Swasta dan Negeri yang sudah melaksanakan UKS
Mandiri?
2.7.14 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, yang telah berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.15 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradisional) yang telah berperan dalam
penyebarluasan UKS?
2.7.16 Kebijakan inovatif lokal yang mempunyai daya ungkit terhadap UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS?
2.7.17 Budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan yang dimanfaatkan untuk penyebarluasan pesan tentang kesehatan dalam
rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian

Nilai Aktual

Tanggal:

Nilai Harapan

17

Tingkat Pencapaian

... %

115

119

Rekapitulasi Hasil Penilaian:


No.
1.
2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.

Aktivitas

Nilai
Tingkat
Harapan Pencapaian

Kajian Situasi
Memperkuat dasar hukum
Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi
dan tanggung jawab kelembagaan dan
kompetensi personil TP UKS
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
tenaga terlatih UKS
Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS
Meningkatkan peran kepala sekolah,
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
Memperkuat kemitraan dan peran serta
masyarakat
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)

13
11
11

15
12
9

19
17

107

116
120

Persentase

LAMPIRAN 5

DAFTAR TILIK SUPERVISI


AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS
TIM PEMBINA UKS PROVINSI

Tanggal
Kabupaten
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TILIK


1. Objek supervisi adalah sumber daya, kegiatan dan hasil kegiatan Tim
Pembina UKS Provinsi.
2. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen-komponen
kegiatan berikut ini. Beri tanda ceklist ()pada kolom YA (Y) atau TIDAK (T)
sesuai dengan hasil pengamatan dan penilaian.
3. Isi kolom nilai aktual dengan menjumlahkan jawaban YA (Y).

117

121

PEMBINAAN UKS DI TINGKAT PROVINSI


1. KAJIAN SITUASI
Kajian Situasi

1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
1.1.6
1.1.7
1.1.8
1.1.9
1.1.10
1.1.11
1.1.12
1.1.13

AKTUAL
Y
T

Apakah Provinsi ini memiliki data tentang:


Jumlah sekolah, madrasah dan peserta didik?
Jumlah sekolah dan madrasah yang melaksanakan UKS?
Jumlah sekolah dan madrasah yang memiliki kader aktif 10
% dari jumlah peserta didik?
Jumlah sekolah dan madrasah yang memiliki ruang UKS ?
Jumlah Puskesmas?
Jumlah Puskesmas PKPR?
Jumlah guru Pembina UKS terlatih di sekolah dan madrasah?
Jumlah tenaga UKS terlatih di puskesmas?
Jumlah tenaga PKPR terlatih di puskesmas?
Jumlah dokcil, KKR dan konselor sebaya di sekolah dan
madrasah?
Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki TP UKS?
Pencapaian penjaringan kesehatan?
Lima penyakit terbanyak anak usia sekolah dan remaja
berdasarkan hasil penjaringan kesehatan?

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

118
122

13
... %

2. PROSES AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS


2.1 MEMPERKUAT DASAR HUKUM
INPUT

AKTUAL
Y
T

Apakah ada:
2.1.1 Peraturan di Daerah (Perda Provinsi, Peraturan Gubernur)
yang mengatur pelaksanaan UKS?
2.1.2 Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS Provinsi?
2.1.3 Surat dari Gubernur kepada seluruh Bupati/Walikota tentang perlunya dasar hukum pelaksanaan UKS di Kabupaten/Kota diperkuat dengan menerbitkan Peraturan Daerah
atau Peraturan Bupati/Walikota?
2.1.4 Kebijakan Gubernur tentang pelaksanaan UKS seperti Surat
edaran dari Gubernur kepada seluruh pemangku kepentingan dan Bupati/Walikota tentang UKS termasuk Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilaksanakan:
2.1.5 Pertemuan koordinasi yang membahas tentang peningkatan dasar hukum pelaksanaan UKS?
2.1.6 Advokasi terpadu kepada Gubernur dan DPRD Provinsi
untuk meningkatkan dasar hukum pelaksanaan UKS sudah
dilakukan?
2.1.7 Pengajuan draft Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS
Provinsi?
2.1.8 Pengajuan Rancangan Peraturan di Daerah (Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Gubernur) tentang UKS?
2.1.9 Pengajuan surat edaran dari Gubernur tentang Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, kepada seluruh pemangku kepentingan?
2.1.10 Pengajuan Surat pertama atau susulan dari Gubernur
kepada seluruh Bupati/Walikota tentang perlunya dasar
hukum pelaksanaan UKS diperkuat dengan menerbitkan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota atau Peraturan Bupati/
Walikota?

119

123

OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.1.11 Penerbitan peraturan di Daerah (Perda Provinsi, Peraturan
Gubernur) tentang pelaksanaan UKS?
2.1.12 Penerbitan Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS
Provinsi?
2.1.13 Surat edaran dari Gubernur tentang pelaksanaan UKS kepada seluruh pemangku kepentingan dan Bupati/Walikota?
Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

13
... %

2.2 PENINGKATAN KAPASITAS PERAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB


KELEMBAGAAN DAN PERSONIL TP UKS
INPUT

2.2.1
2.2.2
2.2.3

2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8

AKTUAL
Y
T

Apakah di Provinsi:
TP UKS sudah terbentuk dan berfungsi?
Sekretariat TP UKS sudah terbentuk dan memiliki tenaga
tetap?
Rapat Kerja Daerah Provinsi UKS yang melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS Kabupaten/Kota pernah
dilaksanakan?
PROSES
Apakah TP UKS Provinsi:
Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/tahun?
Memiliki rencana kerja?
Melakukan pembinaan terhadap TP UKS Kabupaten/Kota?
Melaksanakan Rapat Tahunan/Rapat Kerja Daerah UKS
dengan melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS
Kabupaten/Kota?
Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir:

120
124

2.2.9

Diterbitkan Surat Keputusan Gubernur tentang pembentukan TP UKS?


2.2.10 Diterbitkan Surat Keputusan Gubernur tentang pembentukan Sekretariat TP UKS?
2.2.11 Semua kabupaten/ kota sudah memiliki TP UKS dan Sekretariat TP UKS yang berfungsi?
Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

11
... %

2.3 PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS TENAGA TERLATIH UKS


INPUT

2.3.1
2.3.2
2.3.3

2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7

2.3.8

AKTUAL
Y
T

Apakah ada data tentang:


Jumlah dan sebaran tenaga kesehatan terlatih UKS dan
PKPR dari setiap kabupaten/kota?
Jumlah dan sebaran guru, dokter kecil, kader kesehatan
remaja, dan konselor sebaya terlatih dari setiap kabupaten/kota?
Jumlah dan sebaran Kepala Sekolah yang telah mengikuti
orientasi atau sosialisasi tentang UKS dari setiap kabupaten/kota?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilakukan:
Pelatihan bagi pelatih guru Pembina UKS?
Pelatihan bagi pelatih tenaga pelaksana UKS Puskesmas
Pelatihan bagi pelatih tenaga pelaksana PKPR Puskesmas?
Pelatihan bagi pelatih dokter kecil, kader kesehatan sekolah, dan konselor sebaya?
OUTPUT
Apakah:
Semua Kabupaten/Kota sudah memiliki tenaga pelatih
bagi pelatih tenaga pelaksana UKS/PKPR di Puskesmas,
kader kesehatan sekolah/konselor sebaya, dan guru Pembina UKS?

121

125

2.3.9
2.3.10
2.3.11
2.3.12
2.3.13
2.3.14

Semua Kepala Sekolah telah mengikuti orientasi atau sosialisasi tentang UKS?
Semua sekolah sudah memiliki guru Pembina UKS terlatih?
Semua Puskesmas memiliki tenaga UKS terlatih?
Semua Puskesmas PKPR memiliki tenaga terlatih PKPR?
Semua sekolah memiliki dokter kecil, kader kesehatan
remaja?
Sekolah di bawah binaan Puskesmas PKPR memiliki konselor sebaya?

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

14
... %

2.4 PEMANTAPAN PERAN AKTIF PESERTA DIDIK DALAM PELAKSANAAN UKS


INPUT

2.4.1
2.4.2

2.4.4
2.4.5
2.4.6
2.4.7

AKTUAL
Y
T

Apakah di Provinsi ini tersedia data tentang:


Sekolah yang memiliki dokter kecil, KKR 10 persen dari
jumlah peserta didik?
Sekolah yang memiliki konselor sebaya?
PROSES
TP UKS Provinsi memfasilitasi TP UKS Kabupaten/Kota
untuk:
Berkoordinasi dalam mempersiapkan pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kegiatan UKS
lainnya?
Berkoordinasi dalam rangka mengevaluasi pencapaian
target penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala dan
kegiatan UKS lainnya?
Meningkatkan peran serta konselor sebaya/KKR sebagai
penerima curhat dan motivator bagi teman sebaya
Meningkatkan peran serta kader kesehatan di lingkungan
tempat tinggal, misalnya kader posyandu?
OUTPUT

122
126

Apakah semua sekolah sudahmelibatkan kader kesehatan


sekolah (dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya) dan peserta didik, dalam hal:
2.4.8 Persiapan dan pelaksanaan penjaringan kesehatan?
2.4.9 Persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala?
2.4.10 Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
lain (misalnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah, pemberian
PMT AS)?
2.4.11 Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS di sekolah
Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

11
... %

2.5 PENINGKATAN PERAN KEPALA SEKOLAH, GURU, ORANG TUA DAN


MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH
INPUT

2.5.1
2.5.2
2.5.3

2.5.4
2.5.5
2.5.6

AKTUAL
Y
T

Apakah ada data-data tentang:


Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosialisasi UKS?
Guru pembina UKS yang sudah dilatih?
Kepala sekolah, guru, Komite sekolah, pengelola kantin
sekolah yang sudah mengikuti orientasi atau sosialisasi
tentang UKS atau kesehatan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini dilaksanakan:
Orientasi dan sosialisasi tentang UKS terhadap Kepala
Sekolah?
Pelatihan UKS untuk guru?
Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala sekolah, Guru,
komite sekolah, pengelola kantin sekolah, tentang UKS
atau kesehatan?
OUTPUT
Apakah:

123

127

2.5.7
2.5.8

2.5.9

Semua TP UKS Kabupaten/Kota dengan semua Kepala


sekolah yang telah terorientasi UKS telah membentuk dan
memfungsikan Tim Pelaksana UKS?
Semua TP UKS Kabupaten/Kota dengan semua Guru
pembina UKS yang sudah dilatih aktif mempersiapkan dan
membantu pelaksanaan Penjaringan Kesehatan, Pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan lain?
Semua TP UKS Kabupaten/Kota dengan semua komite sekolah berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi UKS?

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

9
... %

2.6 MEMPERKUAT KEMITRAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT


INPUT

2.6.1
2.6.2

2.6.3
2.6.4
2.6.5
2.6.6
2.6.7
2.6.8

AKTUAL
Y
T

Apakah sudah dilakukan inventarisasi:


Mitra potensial dalam pelaksanaan UKS?
Forum/pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk advokasi, koordinasi, dan menggalang kemitraan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilakukan:
Pemanfaatan Musrenbang untuk advokasi dan sosialisasi
Forum Komunikasi dan Koordinasi Lintas Program/Lintas
Sektor?
Kerjasama dengan LSM dan Swasta serta memfasilitasi
Kabupaten/Kota untuk melakukan hal yang sama?
Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan dana
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR?
Kerjasama dengan media massa (misalnya TV, radio, koran,
majalah)?
Kerjasama dengan organisasi masyarakat (PKK, NU, Muhammadiyah, pramuka dan lain-lain)?

124
128

2.6.9
2.6.10

2.6.11
2.6.12
2.6.13
2.6.14
2.6.15
2.6.16
2.6.17
2.6.18
2.6.19

Kerjasama dengan organisasi/wadah pemuda yang ada


di masyarakat (misalnya Karang Taruna, Remaja Mesjid,
Remaja Gereja)?
Kerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan
(misalnya Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan,
FKM, STIKES. Poltekes)?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
Kegiatan UKS masuk dalam APBD Provinsi berdasarkan
usulan melalui Musrenbang?
Kesepakatan kerja hasil pertemuan forum komunikasi dan
koordinasi?
LSM yang berperan dalam pembinaan dan pengembangan
UKS?
Dunia Usaha yang membantu pembinaan dan pengembangan UKS menggunakan dukungan dana perusahaan termasuk CSR?
Media massa (misalnya TV lokal, Radio, Koran lokal) yang
aktif berperan dalam penyebarluasan informasi tentang
UKS?
Organisasi masyarakat dan pemuda yang membantu pelaksanaan UKS?
Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
Sekolah swasta atau negeri yang melaksanakan UKS mandiri dibawah koordinasi Puskesmas?
Sejumlah Komite Sekolah yang berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS?

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

125

129

19
... %

2.7 MEMFASILITASI KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM)


INPUT

2.7.1
2.7.2
2.7.3
2.7.4
2.7.5

2.7.6
2.7.7

2.7.8

AKTUAL
Y
T

Apakah telah dilakukan inventarisasi potensi pengembangan kearifan lokal tentang:


Perusahaan swasta, Bank Swasta dan Pemerintah, BUMN,
dan BUMD yang dapat dilibatkan dalam pembinaan dan
pelaksanaan UKS?
Institusi pendidikan tenaga Kesehatan yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan UKS?
Sekolah Swasta dan Negeri yang berpotensi melaksanakan UKS Mandiri dibawah koordinasi Puskesmas?
Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang dapat diminta perannya untuk pelaksanaan UKS?
Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat
Kabar, Majalah, seni tradisional) yang dapat memfasilitasi
penyebarluasan UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
Surat edaran Gubernur yang mendorong Bupati/Walikota
untuk menggalakkan pemanfaatan kearifan lokal dalam
memacu Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS?
Kesepakatan atau Nota Kesepahaman (MoU) dengan dunia
usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN, BUMD)
dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai bapak angkat,
membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan prasarana
UKS)?
Fasilitasi kepada Bupati/Walikota untuk melakukan
pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Tenaga Kesehatan; institusi pelayanan kesehatan, dokter,
bidan dan perawat praktik swasta; sekolah swasta dan
negeri yang berpotensi untuk melaksanakan UKS mandiri;
untuk berperan dalam pelaksanaan UKS?

126
130

2.7.9

2.7.10

2.7.11
2.7.12
2.7.13
2.7.14
2.7.15
2.7.16

Pendekatan dan sosialisasi ke media massa Nasional/lokal


(misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, media tradisional) yang dapat berperan dalam penyebarluasan UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
Dunia usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN,
BUMD) yang aktif dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai
bapak angkat, membiayai pelatihan, menyediakan saran
dan prasarana UKS)?
Intitusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang sudah berperan
dalam pelaksanaan UKS?
Sekolah Swasta dan Negeri yang sudah melaksanakan UKS
Mandiri dibawah koordinasi Puskesmas?
Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, yang telah berperan dalam pelaksanaan UKS?
Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradisional) yang telah berperan dalam
penyebarluasan UKS?
Kebijakan inovatif lokal yang mempunyai daya ungkit terhadap UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS?
Budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan yang dimanfaatkan untuk penyebarluasan pesan tentang kesehatan dalam
rangka pelaksanaan UKS?

Hasil Penilaian
Tanggal:

Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian

127

131

16
... %

Rekapitulasi Hasil Penilaian:


No.
1.
2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.

Aktivitas

Nilai
Tingkat
Harapan Pencapaian

Kajian Situasi
Memperkuat dasar hukum
Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi
dan tanggung jawab kelembagaan dan
kompetensi personil TP UKS
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
tenaga terlatih UKS
Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS
Meningkatkan peran kepala sekolah,
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
Memperkuat kemitraan dan peran serta
masyarakat
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)

13
13
11

14
11
9

19
16

106
106

128
132

Persentase

I KH

LA S B E RA MA L

Anda mungkin juga menyukai