Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya,
Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksana UKS akhirnya dapat diselesaikan.
Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi Tim Pembina UKS mulai dari tingkat
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga tingkat Kecamatan dan Tim pelaksana di
Sekolah dalam melakukan percepatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan wadah untuk berbagai kegiatan kesehatan
yang ada disekolah, telah lama diimplementasikan dan pertama kali diujicobakan
pada tahun 1956 melalui rintisan kerjasama Departemen Kesehatan, Departemen
Pendidikan dan Departemen Dalam Negeri dalam bentuk proyek UKS perkotaan
di Jakarta dan UKS pedesaan Bekasi.
Hasil evaluasi selama ini menyatakan bahwa walaupun UKS telah dilaksanakan
sejak lebih dari 57 tahun yang lalu, pencapaian masing - masing Provinsi dan
Kabupaten/Kota sangat beragam dan sangat tergantung pada tingkat kepedulian
dan komitmen dari Gubernur dan Bupati/Walikota masing - masing terhadap UKS
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya terobosan dengan
7 strategi Akselerasi UKS yaitu 1). Memperkuat dasar hukum, 2). Meningkatkan
kemampuan, peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan dan kompetensi
personil TP UKS, 3). Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS 4).
Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS, 5). Meningkatkan
peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah, 6).
Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat dan 7). Memfasilitasi kearifan
lokal (lokal wisdom) yang dapat mempercepat pencapaian dari tujuan UKS.
Akhir kata, Kami menghargai dan berterima kasih atas kontribusi semua pihak
dalam penyusunan pedoman ini. Masukan dan saran dengan senang hati kami
terima untuk penyempurnaan buku ini.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Analisis Situasi .......................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 5
D. Pengertian ................................................................................................ 6
E. Tujuan ....................................................................................................... 6
1. Tujuan Umum ...................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 6.
F. Sasaran...................................................................................................... 6
II. STRATEGI OPERASIONAL ......................................................................... 7.
A. Strategi ..................................................................................................... 7
B. Kegiatan.................................................................................................... 8
III. PENGUATAN KEMITRAAN SEKTOR TERKAIT.............................................13
A. Peran Pusat ............................................................................................ 13
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan......................................... 14
2. Kementerian Agama .......................................................................... 16
3. KementerianDalam Negeri ................................................................. 18
4. Kementerian Kesehatan...................................................................... 19
5. Pemangku Kepentingan Lainnya ........................................................ 22
B. Peranan Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Sekolah ................. 23
1. Provinsi............................................................................................... 23
2. Kabupaten/Kota ................................................................................. 31
3. Kecamatan ......................................................................................... 39
4. Sekolah dan Madrasah ....................................................................... 43
IV.
ii
iii
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wadah untuk berbagai program seperti
Kesehatan Reproduksi, Gizi, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA, Pengendalian
Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Pengobatan sederhana dan
lain lain. Wadah ini menjadi penting dan strategis, karena pelaksanaan program
melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit lebih besar.
UKS telah dikenal sejak lama, dan pertama kali diujicoba pada tahun 1956
melalui rintisan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan dan
Departemen Dalam Negeri dalam bentuk proyek UKS perkotaan di Jakarta dan UKS
perdesaan di Bekasi. Sejak tahun 1984, pelaksanaan UKS dikukuhkan melalui Surat
Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, dan kemudian
diperbaharui pada tahun 2003 sesuai dengan perkembangan di era Otonomi
Daerah. Mengikuti tuntutan kebutuhan dan perkembangan program, saat ini
sedang dilakukan proses revisi kedua terhadap SKB 4 Menteri tahun 2003 tersebut.
Dasar pelaksanaan UKS adalah Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan, pasal 45 ayat 1, yang kemudian diperbaharui melalui Undang-Undang
No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 79 yang berbunyi: Kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik
dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh,
dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas.
Sementara Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu pada Pasal 3 menyatakan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Anak Usia Sekolah merupakan bagian dari anak, berusia 6 sampai 18 tahun yang
jumlahnya mencapai seperempat dari total penduduk Indonesia, 80 % diantaranya
ada di sekolah, dan ini berarti mencakup lebih dari 50 juta peserta didik. Mereka
adalah sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena
selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sifat keingin tahuan yang tinggi dan
kecenderungan untuk mencoba - coba, menyebabkan mereka mudah dimotivasi
dan cepat menerima serta mengadopsi hal-hal baru termasuk pesan pesan
kesehatan. Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai
agent of change (agen pengubah) di lingkungannya masing-masing.
Oleh karena itu, berbagai terobosan harus dilakukan untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya secara optimal yang difokuskan pada pelaksanaan
Usaha Kesehatan Sekolah yang Efektif (Focusing Resources on Effective School
Health FRESH), karena hampir bisa dipastikan bahwa semua upaya kesehatan,
akan lebih cepat berhasil kalau dikembangkan di sekolah dan madrasah serta akan
berdaya ungkit besar, karena selain diadaptasi oleh peserta didik sendiri, juga akan
disebarluaskan ke masyarakat, khususnya di lingkungan keluarga peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Untuk mendorong dan memacu pelaksanaan UKS, di tingkat sekolah dan madrasah
dibentuk Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah, sementara di tingkat yang lebih
tinggi mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, dibentuk
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS) yang bertugas untuk membina,
mendorong, memfasilitasi dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan UKS
di wilayah kerjanya. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan UKS, antara lain pelaksanaan Lomba Sekolah
Sehat yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan stimulasi
dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengembangan UKS oleh pemangku
kepentingan melalui TP UKS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
Mengingat penting dan strategisnya pelaksanaan UKS ini, sejak tahun 2003
ditetapkanlah penjaringan kesehatan sebagai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
UKS yang diatur berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457 tahun
2003 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu pelaksanaan penjaringan kesehatan sebagai salah satu kegiatan
UKS, wajib dilaksanakan di semua Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
Mengacu pada SPM tersebut Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
berkewajiban menyediakan dana dalam Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi, Kabupaten/Kota dan sumber lain untuk melaksanakan UKS
di wilayah kerjanya, memenuhi target yang telah ditetapkan dalam SPM secara
format penjaringan kesehatan; belum semua sekolah dan madrasah memiliki Kit
UKS, media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), phantom (boneka model) kesehatan reproduksi.
Berbagai hasil evaluasi seperti diuraikan tersebut diatas, perlu ditindak lanjuti dan
diintervensi melalui sejumlah strategi operasional dan langkah-langkah kegiatan
yang akan diuraikan secara rinci pada Bab III.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS meliputi
penyediaan tenaga, sarana, prasarana dan pelaksanaan berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan Pendidikan Kesehatan baik ekstra maupun intra kurikuler;
Pelayanan Kesehatan yang mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif;
serta Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat baik fisik, mental maupun sosial.
D. Pengertian
1. Akselerasi adalah serangkaian kegiatan terencana dan terarah yang dilakukan
untuk mempercepat pencapaian tujuan.
2. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS adalah berbagai strategi dengan
serangkaian kegiatan terencana dan terarah yang dilakukan secara terpadu
oleh pemangku kepentingan untuk mempercepat proses dan pencapaian
tujuan UKS
3. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kewajiban bagi semua perusahaan
(korporat) untuk menyisihkan sebagian keuntungannya yang harus digunakan
untuk kepentingan sosial masyarakat di sekitar perusahaan, sebagai wujud
tanggung jawab sosial dari perusahaan tersebut.
4. Kemitraan adalah bentuk kerjasama yang terintegrasi berdasarkan prinsip
prinsip kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan dalam
melaksanakan suatu program/kegiatan secara efektif dan efisien sesuai bidang,
kondisi dan kemampuan masing masing, sehingga hasil yang dicapai menjadi
lebih optimal.
5. Memorandum of Understanding (MoU) adalah suatu Nota Kesepahaman
antara dua pihak atau lebih tentang kerjasama yang saling menguntungkan
dalam pelaksanaan suatu atau sejumlah kegiatan.
6. Penentu kebijakan adalah Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup
sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Semua TP UKS, Sekretariat TP UKS, dan Tim Pelaksana UKS berfungsi.
b. Semua sekolah dan madrasah memiliki minimal 1 guru pembina UKS dan 10%
peserta didik sebagai kader kesehatan aktif
c. Semua sekolah dan madrasah melaksanakan penjaringan kesehatan terhadap
semua peserta didik kelas 1 (SD dan MI), 7 (SMP dan MTs), dan 10 (SMA dan
MA)
d. 50 % sekolah dan madrasah memiliki rasio jamban dan peserta didik yang sesuai standar dan berfungsi
e. Semua sekolah dan madrasahmemiliki sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
dan tempat sampah yang berfungsi di semua kelas.
F. Sasaran
1. Peserta didik mulai dari jenjang TK dan RA sampai SMA/SMK dan MA termasuk
Pondok Pesantren dan Kelompok Belajar yang setara.
2. Kepala Sekolah, Guru, Orang tua peserta didik, Komite Sekolah, dan masyarakat.
3. Pemangku kepentingan.
4. Penentu kebijakan.
BAB II
STRATEGI OPERASIONAL
Agar tujuan pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS seperti
diuraikan di atas dapat terwujud secara optimal, perlu dirancang beberapa strategi
operasional, dan masing-masing strategi dijabarkan dalam bentuk langkah-langkah
kegiatan kongkrit yang perlu dilakukan semua pemangku kepentingan di berbagai
tingkat administrasi pemerintahan.
A. STRATEGI
Ada beberapa strategi yang perlu dilaksanakan secara simultan, sebagian besar
diantaranya merupakan strategi konvensional yang memang sudah dilaksanakan
selama ini dan dikombinasi dengan tambahan strategi baru sebagai upaya
terobosan. Strategi dimaksud adalah:
1. Memperkuat dasar hukum.
2. Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS.
4. Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah.
6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat.
7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom).
Strategi 1 sampai 6, adalah strategi konvensional yang selama ini sudah dilaksanakan
dan masih akan tetap digunakan untuk memacu Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS dengan berbagai penguatan dan lebih fokus dalam implementasinya. Pelaksanaan ke enam strategi ini tidak dengan serta merta segera dapat
dilakukan, dan sangat tergantung pada komitmen penentu kebijakan terhadap
pelaksanaan dan penganggaran kegiatan. Strategi ke 7, merupakan upaya
terobosan karena dapat segera dilaksanakan dengan memanfaatkan segala potensi
masyarakat setempat, termasuk pemanfaatan CSR dunia usaha. Pelaksanaan
kegiatan dapat menggunakan potensi budaya, agama, adat istiadat dan nilai-nilai
lokal.
B. KEGIATAN
1. Memperkuat dasar hukum
a Melaksanakan advokasi terpadu terhadap penentu kebijakan dan
pengambil keputusan.
b Menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Kesehatan
Sekolah sesuai amanat Undang-Undang No. 36 tahun 2009.
c Merevisi Surat Keputusan Bersama 4 Menteri.
d Memfasilitasi penerbitan berbagai Peraturan di Daerah tentang UKS
(Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota, Peraturan Gubernur,
Peraturan Bupati/Walikota, dan lain lain).
e Memfasilitasi pembuatan regulasi melalui Surat Keputusan pejabat
berwenang tentang UKS dan pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS.
f Membuat Nota Kesepahaman atau MoU terkait pelaksanaan UKS dengan
pemangku kepentingan diluar 4 unsur yang ada dalam SKB 4 menteri,
termasuk sektor swasta.
2. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS
a Memperkuat TP UKS Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan.
b Merumuskan kembali peran TP UKS Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan
Kecamatan.
c Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
d Menempatkan sumber daya di TP UKS Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota,
dan Kecamatan.
e Melatih atau mengorientasi personil TP UKS di setiap tingkat pemerintahan.
f Memperkuat dan merumuskan kembali peran Tim Pelaksana UKS di
sekolah.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS
a Melatih tenaga kesehatan pengelola UKS.
b Melatih kader kesehatan sekolah (dokter kecil, kader kesehatan remaja)
dan konselor sebaya.
c Melatih guru pembina UKS dan Kepala Sekolah.
d Melaksanakan orientasi atau sosialisasi tentang UKS terhadap Kepala
Sekolah
e Melaksanakan orientasi tentang UKS terhadap Camat.
f
g
10
11
11
12
BAB III
PENGUATAN KEMITRAAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
TERKAIT
Kemitraan dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS adalah suatu strategi bersama
antar pemangku kepentingan secara terintegrasi atas dasar prinsip prinsip
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan dalam melaksanakan UKS
secara efektif dan efisien sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, kondisi, dan
kemampuan masing masing, sehingga hasil yang dicapai menjadi lebih optimal.
Dalam pelaksanaannya semua mitra mempunyai kedudukan yang sama dan
sederajat. Walaupun demikian, agar kemitraan bisa berjalan dengan baik, salah
satu mitra harus bertindak sebagai Prime Mover (penggerak pertama/inisiator),
dan selanjutnya semua mitra harus difasilitasi agar secara bergantian bertindak
sebagai penggerak.
Khusus untuk UKS wadah kemitraan ini sudah tersedia di semua tingkat
pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan melalui
TP UKS, dan di sekolah melalui Tim Pelaksana UKS.
A. PERAN PUSAT
Peranan masing masing stakeholder (pemangku kepentingan) khususnya 4
Kementerian terkait, sudah diatur melalui Surat Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam
Negeri tahun 1984 yang telah direvisi sesuai dengan perkembangan program dan
otonomi daerah pada tahun 2003. Meskipun pada awalnya UKS hanya melibatkan
4 Kementerian tersebut diatas, namun dalam kenyataan praktik di lapangan saat
ini, khususnya beberapa Provinsi dan Kabupaten/Kota terutama di Pulau Jawa
telah berhasil melibatkan berbagai pemangku kepentingan lainnya, baik yang
berasal dari sektor Pemerintah maupun dari masyarakat seperti Swasta, LSM.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pengaturan pelaksanaan UKS melalui SKB
4 Menteri sudah tidak memadai lagi, sehingga upaya yang sedang dilakukan untuk
meningkatkan SKB menjadi Peraturan Presiden atau Peraturan Pemerintah menjadi
suatu langkah yang sangat strategis dalam menangkap aspirasi yang berkembang.
Secara garis besar, peranan masing masing mitra dalam melaksanakan akselerasi
pembinaan dan pelaksanaan UKSdapat diuraikan sebagai berikut:
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
Kementerian Kesehatan
18
19
19
20
3)
4)
5)
6)
20
21
Pelaksanaan upaya kesehatan yang dititik beratkan pada aspek promotif dan
preventif yang didukung aspek kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas merupakan
tanggung jawab utama dari Kementerian Kesehatan. Upaya dimaksud antara lain
mencakup:
5.
21
22
Peran mereka sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat diformulasikan
dalam bentuk MoU baik secara bilateral, maupun secara multilateral.
B. PERAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA DAN KECAMATAN
1. Provinsi
Provinsi berkewajiban untuk mengkoordinir pelaksanaan UKS dan bertanggung
jawab memfasilitasi penyelenggaraan UKS di semua Kabupaten/Kota yang ada di
wilayahnya. Provinsi juga berkewajiban untuk mengatur dan mendorong kerjasama
antar Kabupaten/Kota, membuat pedoman teknis pelaksanaan yang dibutuhkan,
melaksanakan pelatihan lintas Kabupaten/Kota, melaksanakan pembinaan dan
bimbingan teknis. Selain itu Gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 jo
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas
dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
di Wilayah Provinsi, berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang diselenggarakan di Kabupaten/ Kota. Oleh
karena itu, pemerintah Provinsi memiliki tugas untuk memfasilitasi, membina
dan mengawasi pelaksanaan UKS yang menjadi salah satu bagian dari urusan
pemerintahan yang diselenggarakan di Kabupaten/Kota.
Secara rinci peran Provinsi dalam melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS diuraikan sebagai berikut:
1) Sekretariat Daerah Provinsi
Jajaran Sekretariat Daerah Provinsi bersama sama dengan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Dinas Kesehatan Provinsi
berkewajiban untuk mengamankan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan UKS diProvinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
serta melaksanakan monitoring dan evaluasi. Peran Sekretariat Daerah Provinsi
secara rinci adalah:
a. Membuat surat edaran kepada Bupati/Walikota untuk mengkoordinir
pelaksanaan UKS termasuk kewajiban pelaksanaan penjaringan kesehatan
pada saat penerimaan peserta didik baru dan pelaksanaan pemeriksaan
kesehatan berkala terhadap semua kelas sekali enam bulan.
b. Membuat surat penegasan berdasarkan surat dari sektor terkait kepada
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
i.
j.
27
28
28
29
j.
k.
l.
m.
n.
3)
4)
29
30
30
31
31
32
32
33
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
33
34
34
35
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
0)
35
36
36
37
o) Memfasilitasi Puskesmas dengan melibatkan guru, dokter kecil, dan KKR sesuai
dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi, serta tanggungjawab masingmasing untuk :
1) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan reproduksi
remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan makanan, Kesehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap masyarakat sekolah termasuk
pengelola kantin, produsen/penjaja makanan, peserta didik, guru, orang
tua.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan pendengaran; program
kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet tambah darah
3) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian faktor
risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi
bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan
sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun
lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman,
menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
p) Menyediakan biaya transport petugas kesehatan ke sekolah dan madrasah
untuk kegiatan promotif dan preventif.
q) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang baru
masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap seluruh
peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan kesehatan
lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru dokter kecil, dan
KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawab
masing-masing.
r) Menyediakan anggaran untuk pengadaan reagen untuk pemeriksaan
hemoglobin guna kebutuhan penjaringan kesehatan, dan pemeriksaan berkala,
bahan habis pakai dan penyediaan tablet tambah darah.
s) Menyediakan biaya yang diperlukan untuk tindak lanjut dan rujukan kasus
hasil temuan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kejadian yang
bersifat insidentil ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
5. Pemangku kepentingan lainnya
Selain empat pemangku kepentingan utama tersebut diatas, masih banyak
pemangku kepentingan lain yang berpotensi untuk berperan dalam pelaksanaan
UKS, misalnya Dinas Komunikasi dan Informasi, Dinas Pertanian, Badan Narkotika,
37
38
38
39
39
40
air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan limbah; penghijauan; dan PSN
sekali seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling, di
lingkungan sekolah oleh Tim Pelaksana UKS.
4) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
c. Pengawas Pendidikan Madrasah
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembi naan lingkungan
sekolah sehat; serta mengusulkan penyediaan anggaran APBN Kementerian
Agama dan APBD Kabupaten/Kota, untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah
khususnya untuk madrasah dan pondok pesantre. Pelaksanaan kegiatan tersebut
diatas diserahkan sepenuhnya kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota, dengan menugaskan pejabat KUA kecamatan, atau pengawas pendidikan
Madrasah, atau Pejabat lainnya yang ditunjuk.
Kegiatannya mencakup:
1) Meneruskan usulan sederhana ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
mendistribusikannya ke sekolah umum yang memerlukan:
kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kelas
kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
2) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di kecamatan
bersama-sama camat, puskesmas dan pengawas pendidikan madrasah.
3) Menyampaikan kebijakan Dinas pendidikan kabupaten/kota dalam memastikan
pelaksanaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara
lain higiene dan sanitasi bangunan, pangan; pengelolaan sampah; penyediaan
air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan limbah; penghijauan; dan PSN
sekali seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling, di
lingkungan sekolah oleh Tim Pelaksana UKS.
4) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
40
41
41
42
9) Meningkatkan
kapasitas
tenaga
kesehatan
di
Puskesmas,
denganmenyelenggarakan pelatihan kala karya, on the job training, dan
sosialisasi.
10) Mengusulkan kebutuhan pelatihan tenaga kesehatan di Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
11) Menggunakanmedia KIE, pedoman dan buku-buku tentang materi kesehatan
dalam pelaksanaan UKS.
12) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
IV.
42
43
9) Mengusulkan
a. kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
b. sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kelas
c. kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
d. penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
e. sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
10) Mengupayakan dan membina pelaksanaan sekolah sehat di sekolah dan
madrasah.
11) Memfasilitasi Komite Sekolah untuk dapat berperan aktif dalam pelaksanaan
UKS, misalnya dalam hal pendanaan, penyediaan tenaga, sarana dan prasarana.
Melengkapi permintaan sesuai dengan kebutuhan yang disinkronisasi dengan
tupoksi UPTD dan dinas
43
44
BAB IV
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
1. Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengawasan, pengontrolan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan melalui
proses pengumpulan dan analisis data secara teratur yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah program berjalan dengan benar sesuai rencana, bagaimana
kemajuannya, apakah ada penyimpangan, apakah input dan proses menghasilkan
perbaikan, apa ada umpan balik dikaitkan dengan input dan proses dan apakah
ada faktor eksternal yang berpengaruh.
Pemantauan dapat dilakukan oleh tatanan administrasi yang lebih tinggi terhadap
tatanan administrasi yang ada di bawahnya melalui analisis laporan rutin atau
pengamatan lapangan.
2. Penilaian
Penilaian (evaluasi) adalah proses pengumpulan dan analisis data pada jangka
waktu tertentu dan fokus sasarannya lebih luas dan biasanya dilaksanakan pada
awal, pertengahan dan akhir tahun. Pelaksanaan penilaian Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, lebih difokuskan pada penilaian terhadap keberhasilan dan
menemukan faktor faktor yang merupakan kunci keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan akselerasi.
Penilaian Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS ini dilakukan terhadap
komponen input, proses dan output dari tujuh strategi dan rangkaian kegiatan
yang sudah ditetapkan. Tata cara penilaian, format yang digunakan, cara pengisian
dan interpretasi hasil penilaian dapat dilihat pada bagian lampiran.
Penilaian sangat bermanfaat untuk menjamin agar pelaksanaan akselerasi sudah
sesuai dengan rencana, dan hasilnya dapat digunakan untuk memperbaiki
pelaksanaan akselerasi dimasa yang akan datang.
Dalam kegiatan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, penilaian dilakukan
secara terpadu oleh TP UKS secara berjenjang menggunakan format sebagai
berikut:
44
45
Keempat format di atas selain dapat digunakan oleh masing-masing TP UKS untuk
menilai TP UKS atau Tim Pelaksana UKS yang di bina, juga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk melaksanakan penilaian mandiri terhadap kinerja masingmasing. Misalnya, Format 1 tidak hanya dapat digunakan oleh TP UKS Kecamatan
untuk menilai Tim Pelaksana UKS di sekolah dan madrasah, akan tetapi juga bisa
bisa dimanfaatkan oleh Tim Pelaksana UKS untuk menilai kinerja secara mandiri dan
hasilnya langsung dimanfaatkan untuk perbaikan dan inovasi dalam pelaksanaan
akselerasi.
3. Pelaporan
Pelaporan (reporting) adalah serangkaian proses yang dimulai dengan pencatatan
tentang kegiatan dan hasil hasilnya yang dilaporkan kepada institusi yang lebih
tinggi. Pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS dilaporkan secara
berjenjang mulai Tim Pelaksana UKS di sekolah dan madrasah sampai ke TP UKS
Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat.
Jumlah variabel yang dilaporkan diupayakan seminimal mungkin, dan dipilih
yang paling sensitif, terukur dan mudah diperoleh. Laporan tersebut sebaiknya
terintegrasi dengan laporan-laporan yang ada, dan bukan merupakan laporan
tersendiri.
4. Indikator keberhasilan
Penilaian tingkat keberhasilan (indikator keberhasilan) terhadap Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS dilaksanakan dengan cara memantau dan menilai
aspek input, proses dan out put, dari berbagai aktivitas yang terkait dengan ke
tujuh strategi dalam pelaksanaan akselerasi.
45
46
46
47
48
BAB V
PENGEMBANGAN MODEL AKSELERASI PEMBINAAN DAN
PELAKSANAAN UKS DI PUSAT DAN DAERAH
A. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Pusat
Kekuatan:
1. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Pasal 170: anggaran kesehatan
pusat minimal 5%;pasal 171 anggaran kesehatan provinsi, Kabupaten/kota
minimal 10% - diluar gaji).
2. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 49, anggaran
pendidikan 20% dari APBN dan APBD diluar gaji).
3. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Permendiknas no 57 tahun 2009 tentang pemberian bantuan sekolah sehat.
5. Permendiknas no 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
6. Permenkes No. 1429 Tahun 2006 tentang Lingkungan Sekolah Sehat.
7. Permenkes no 741 tentang SPM bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
8. Pedoman-Pedoman pelaksanaan UKS.
9. Pedoman Pemanfaatan CSR.
10. Modul Mandiri bagi Guru dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan bagi Siswa
SD.
11. Sentralisasi sektor agama (APBN Kementerian Agama).
12. Dana Dekonsentrasi Kementerian Kesehatan, Pendidikan dan Dalam Negeri.
13. Bantuan Operasional Kesehatan.
14. Biaya Operasional Sekolah.
15. Rapat Kerja Nasional UKS.
16. Lomba Sekolah Sehat.
17. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain.
18. Tersedia data kependudukan, sekolah, peserta didik.
19. Forum komunikasi Lintas Sektor dan Lintas Program terkait.
20. Tersedianya website yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi
mengenai UKS dan buku-buku tentang UKS termasuk pedoman.
Kelemahan:
1. Belum adanya sekretariat tetap TP UKS di tingkat Pusat.
2. Belum adanya angka kredit bagi guru Pembina UKS.
3. Pembinaan oleh 4 kementerian mitra inti UKS, belum dilaksanakan secara
sinkron, berkesinambungan dan terpadu.
47
49
4. Kesepahaman tentang UKS dari 4 kementerian mitra inti UKS masih belum
optimal.
5. Revisi SK Tim Pembina TP UKS Pusat pasca perubahan struktur organisasi
kementerian, belum dilaksanakan.
6. Belum optimalnya koordinasi internal masing-masing kementerian.
7. Kurangnya advokasi untuk pengalokasian anggaran.
8. Belum adanya panduan penyusunan anggaran yang memungkinkan UKS masuk
dalam APBN Kantor Wilayah Agama Provinsi dan Kanwil Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.
9. Pemanfaatan berbagai pedoman tentang UKS oleh sektor pendidikan belum
maksimal.
Peluang:
1. Memfasilitasi agar semua sekolah memasukkan kegiatan UKS kedalam Rencana
Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
2. Rencana kebijakan agar salah satu syarat untuk menjadi kepala sekolah adalah
terorientasi tentang UKS yang dibuktikan dengan sertifikat.
3. Kementerian Agama masih bersifat sentralistis dalam penentuan kebijakan
dan anggaran.
4. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Sekolah.
5. Rancangan Permenkes tentang Upaya Kesehatan Anak.
6. Disusunnya Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.
Tantangan:
1. Perubahan struktural unit penanggung jawab UKS, khususnya di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (di likuidasinya Pusat Kesegaran Jasmani)
2. Wilayah Indonesia yang sangat luas dan beragam.
3. Terlalu banyak daerah otonomi karena otonomi yang berbasis kabupaten/kota
dan bukan provinsi. (lebih dari 500 kabupaten/kota).
4. Materi pendidikan kesehatan terutama pendidikan kesehatan reproduksi
belum masuk kurikulum pendidikan.
Intervensi Pembinaan dan Pelaksanaan Akselerasi UKS tingkat Pusat
I. Memperkuat dasar hukum:
a. Menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Sekolah.
b. Menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Reproduksi
c. Menyusun Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Upaya
Kesehatan Anak.
48
50
49
51
50
52
51
53
Pertemuan
Penyusunan
Pedoman
Akselerasi UKS ke 2 , di Bandung, 27
Februari 1 Maret 2013
Pertemuan
Penyusunan
Pedoman
Akselerasi UKS ke 1, di Bandung, 30
Januari 1 Februari 2013
52
54
53
55
54
56
55
57
56
58
57
59
58
60
59
61
termasuk unsur Balai POM serta beberapa LSM terpilih. Fokus persiapan adalah
pemetaan peran dan tugas dari masing-masing SKPD terhadap judul rapergub.
SDN 09 Pinang Ranti Jakarta Timur mengawali inovasi lokal melalui rapat dengan
komite sekolah, guru, petugas Puskesmas, termasuk tokoh masyarakat sekitar
sekolah dengan melaksanakan advokasi terpadu yang fokus pada pembinaan
untuk menciptakan sekolah yang bersih, sejuk dan indah. Pada forum ini dibahas
pula maksud dan tujuan pemilihan rampak gendang sebagai rencana unggulan
kegiatan ekstrakurikuler Forum menyepakati: 1) pembelian alat musik rampak
gendang dibiayai oleh komite sekolah dan anggaran sekolah, 2) gerakan sadar
bersih berbasis peserta didik dan masyarakat sekolah berupa gerakan memungut
sampah mulai dari pintu gerbang sekolah sampai ke ruang kelas masing-masing, 3)
gerakan memungut sampah dilakukan saat masuk dan akan pulang sekolah.
Gerakan penghijauan di SMPN 120 Penjaringan Jakarta Utara disepakati oleh tim
Pembina UKS Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara yang menjadikan SMPN 120
sebagai sekolah percontohan di Jakarta Utara. Bagian Kesejahteraan Sosial Kantor
Walikota Jakarta Utara melakukan advokasi kepada Wakil Walikota.
Persiapan penggalangan dukungan melalui CSR dengan YCAB dan HKI diawali
dengan rapat koordinasi yang di pimpin oleh Biro Kesejahteraan Sosial Setda
Provinsi DKI Jakarta selaku Sekretaris TP UKS Provinsi bersama dengan TP UKS
Kabupaten/Kota.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dengan menempatkan semua guru sebagai supervisor atau
pemantau gerakan memungut sampah yang harus berdiri di depan kelas masingmasing saat siswa akan masuk kelas. Kemitraan dilakukan dengan pihak swasta
yaitu dari PT Unilever dalam bentuk penyediaan tempat cuci tangan di depan
semua ruang kelas.
Pemilihan siswa dari setiap kelas dilakukan oleh guru kelas untuk menjadi tim
dalam rampak gendang dengan jadwal latihan 2 kali seminggu yang dimainkan pada
awalnya hanya lagu nasional atau lagu daerah saja, selanjutnya didorong untuk
memasukkan beberapa lagu kesehatan seperti aku anak sehat, pemberantasan
sarang nyamuk dan trias UKS. Gerakan menanam pohon menjadi salah satu jenis
kegiatan menciptakan SMPN 120 sebagai oase ditengah-tengah lingkungan pinggir
pantai yang gersang, panas dan nyaris tidak ada pohon pelindung. Pelaksana
kegiatan melibatkan siswa dan Suku Dinas Pertanian Jakarta Utara.
60
62
61
63
62
64
n. Terfasilitasinya 1.000 kacamata bagi siswa SMP dari HKI berdasarkan hasil
skrining refraksi pada tahun 2012 untuk sekolah terpilih di Provinsi DKI
Jakarta.
4. Pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan upaya terobosan ini.
a. Komitmen dari pengambil keputusan sangat efektif untuk mempengaruhi
lahirnya keputusan dan implementasi dari keputusan tersebut.
b. Strategi nabok nyilih tangan dengan mndorong pengambil keputusan
untuk mengkoordinasikan SKPD untuk saling berbagi tugas sesuai fungsi,
peran dan tanggung jawab masing-masing berhasil mewujudkan kemitraan
yang lebih konstruktif. Keterlibatan SKPD dalam UKS menjadi sebuah
kenyataan, dan bukan hanya sekadar impian.
c. Kepala Sekolah memegang peranan sentral dalam upaya penerapan PHBS
di tatanan sekolah.
d. Puskesmas perlu terus melakukan pendampingan sebagai tenaga teknis
dalam penerapan PBHS di sekolah.
e. Pembinaan terhadap kegiatan yang dipilih untuk penerapan PBHS perlu
terus dilakukan sekolah, khususnya guru dan kader kesehatan sekolah.
f. Hasil kegiatan perlu dikembangkan dan dipublikasikan hasil melalui forum
yang ada termasuk media massa.
g. Perlu disusun paket topik diskusi untuk kelompok belajar peserta didik
pada saat saat mereka: di kantin sekolah, jam pelajaran tidak ada atau
menunggu waktu pulang.
h. Kearifan lokal berupa peraturan gubernur tentang kantin sehat dan
kesehatan reproduksi remaja diharapkan mampu memperkuat pelaksanaan
dan pembinaan UKS pada peserta didik, dan dapat dijadikan landasan
penerbitan kebijakan yang lebih tinggi yaitu peraturan daerah tentang UKS
di Provinsi DKI Jakarta.
i. Secara umum pesan dari peraturan gubernur tersebut adalah penjaminan
jenis dan kualitas jajanan anak sekolah yang sehat dan aman; serta
kesehatan dan kebersihan penjamah makanan terlatih.
j. Pesan dari peraturan gubernur tentang kesehatan reproduksi antara
lain pembagian peran dan tugas dari masing-masing SKPD seperti Dinas
Kesehatan, Dinas Pendidikan, BPMPKB, Dinas Sosial dan LSM dalam rangka
pembinaan kesehatan reproduksi pada remaja.
k. Dukungan dan kerjasama dari pihak ketiga khususnya melalui CSR
sesungguhnya adalah stimulus. Tindak-lanjut untuk kesinambungan
kegiatan skrining refraksi harus diupayakan melalui penguatan kompetensi
petugas Puskesmas dan advokasi pemberian kacamata kepada siswa yang
mengalami gangguan refraksi melalui Kartu Jakarta Sehat (KJS).
63
65
Kumpulan foto akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Provinsi DKI Jakarta:
64
66
65
67
66
68
Tantangan:
1. Mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi.
2. Perubahan gaya hidup anak dan remaja yang berisiko mengganggu kesehatan.
3. Beban ganda penyakit yang diderita masyarakat.
4. Asuransi kesehatan Jamkesos DIY belum bisa mendukung dalam tindak lanjut
penjaringan kesehatan pada peserta didik.
Rencana Intervensi melalui 7 strategi dan kegiatan masing-masing strategi
1. Memperkuat dasar hukum:
a. Mengimplementasikan Visi RPJMD kedalam Rencana Strategis Dinas
Kesehatan DIY tahun 2009 2013.
b. Merevisi SK Gubernur tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS dan SK
Gubernur tentang susunan organisasi TP UKS.
c. Penggiatan UKS melalui Surat Edaran Sekretaris Daerah Pemda DIY kepada
Bupati dan Walikota.
2. Meningkatkan kemampuan peran, fungsi, dan tanggung jawab kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS:
a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Akslerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS terhadap SKPD dan anggota DPRD (Forum SKPD).
b. Memantapkan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Kota
Yogyakarta dan mendorong pengembangannya di wilayah lain, dengan
memfasilitasi/menggali sumber dana dari APBD Kabupaten/Kota.
c. Mensosialisasikan pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
dan hasil pelaksanaannya di Kota Yogyakarta, kepada TP UKS Kabupaten
lainnya agar menjadi acuan dalam mengembangkan akselerasi UKS.
d. Mengembangkan pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS secara bertahap ke Kabupaten lain melalui dana APBD DIY dan APBD
Kabupaten/Kota.
e. Memperkuat sekretariat TP UKS DIY dengan menempatkan sumber
daya dan pembagian peran, fungsi, dan tanggungjawab yang jelas dan
dikukuhkan dengan SK Gubernur
f. Memperkuat kemitraan dan Koordinasi TP UKS DIY dan Kabupaten/Kota
dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan melalui Rakor TP
UKS Provinsi.
g. Intensifikasi pertemuan koordinasi TP UKS DIY dengan TP UKS Kabupaten/
Kota.
67
69
68
70
69
71
d. Mendorong implementasi car free day pada hari hari tertentu, dan
implementasi Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe (Sego Segawe)
dapat diimplementasikan di seluruh wilayah DI Yogyakarta.
e. Mendorong pembentukan Pusat Pemulihan Gizi (PPG) untuk penanganan
peserta didik yang menderita gizi buruk dan gizi lebih di semua Kabupaten/
Kota.
f. Mendorong semua kabupaten/kota untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan melalui Pengelolaan Lingkungan dengan metode reuse, recycle
terhadap sampah dan limbah limbah sekolah terutama air bekas wudlu,
serta pemanfaatan biopori sebagai resapan air.
g. Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk mendorong anak untuk dapat
memantau jentik di lingkungan sekolah dan di rumah.
h. Pemanfaatan pendekatan keagamaan untuk pesan PHBS dan kompetensi
psikososial yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran pendidikan
agama.
i. Memfasilitasi pelaksanaan inovasi lokal yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi kearifan lokal (Radio komunitas, lomba-lomba
kesenian tradisional: tari, langencarita dan lain lain).
Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Kota Yogyakarta
Kekuatan:
1. Visi kota Yogyakarta dan Perda No. 7 tahun 2012 tentang RPJMD kota Yogyakarta
2012-2016.
2. Penunjukkan kota Yogyakarta sebagai percontohan Akselerasi UKS DIY
Yogyakarta.
3. Peraturan yang mendukung (UU No. 36 tahun 2009, UU No. 20 tahun 2003;
SKB 4 Menteri; SE Mendagri No. 441.5/1650/SJ/2010 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS di Daerah.
4. SK Walikota No. 146/KEP/2006 tentang Struktur organisasi dan sekretariat TP
UKS Kota Yogyakarta.
5. Surat Edaran Walikota No.440/um/349 tanggal. 14 Februari 2008 tentang
Pengelolaan Kantin Sehat.
6. Ada dukungan dana APBD Kota Yogyakarta, BOK, BOS.
7. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain; data
kependudukan, sekolah, peserta didik.
8. Koordinasi dan kerjasama antar satuan kerja perangkat dearah (SKPD).
70
72
Kelemahan:
1. Belum optimalnya koordinasi dan pembinaan TP UKS Kota Yogyakarta,
Kecamatan dan Sekolah.
2. Belum optimalnya program kemitraan.
3. Bentuk penghargaaan (reward) angka kredit bagi tenaga UKS belum diterapkan.
4. Kurangnya komitmen Kepala Sekolah/guru termasuk orang tua murid.
5. Kurangnya etos kerja dan kedisiplinan.
6. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi.
7. Hasil penjaringan kesehatan belum di tindak lanjuti.
8. Terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelaksana UKS di Puskesmas dan
sekolah.
9. Beban tugas petugas UKS belum merata.
10. Terbatasnya sarana dan prasarana (KMS, UKS Kit, Ruang UKS, dan lain-lain).
11. Rendahnya PHBS dan tingginya persentase perilaku berisiko terutama
kebiasaan merokok (56,3%).
12. Asuransi kesehatan belum mencakup semua peserta didik.
13. Kepmenkes No. 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang faktor risiko Lingkungan
Sekolah belum di implementasikan.
Peluang:
1. Wilayah tidak terlalu luas dan penduduk tidak terlalu banyak.
2. Adanya Forum SKPD sebagai wadah koordinasi, advokasi dan kemitraan, dan
sponsor lembaga swasta.
3. Maksimalisasi BOS, BOK Bantuan Sosial APBD, Anggaran dekonsentrasi APBN.
4. Melaksanakan pelatihan dan kerjasama dengan Perguruan Tinggi/Institusi
Pendidikan Kesehatan.
5. Mengupayakan reward bagi pengelola TP UKS.
6. Menyempurnakan kurikulum kesehatan berkerjasama dengan Perguruan
Tinggi.
7. Mengembangkan media promosi kesehatan di sekolah dengan media visual
dan peran aktif peserta didik.
8. Mewajibkan sekolah untuk melaksanakan Pendidikan Kesehatan (Trias UKS).
Tantangan:
1. Mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi.
2. Masih terjadi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan bidang
kesehatan dan produk hukum lain.
3. Faktor Lingkungan kurang baik yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD,
leptospirosis, diare, hepatitis A, flu burung, TBC.
4. Beban ganda penyakit yang diderita masyarakat.
71
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
kesehatan bagi: penyandang cacad (disable), Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak/
Balita (DDTKA/B), Penjaringan Anak Sekolah, HIV/AIDS/B20, TB Paru, Kusta, KDRT,
Korban Kerusuhan, Lansia, KtP/A, YES 118, dan Sego segawe. Penjaminan pelayanan
kesehatan bagi anak usia sekolah melalui Jamkesda merupakan kebijakan utama
Pemerintah Kota Yogyakarta yang bertujuan mengurangi risiko dan beban biaya
akibat dari aktivitas Segosegawe termasuk tindak lanjut terhadap hasil penjaringan/
screening anak sekolah misalnya: gigi, penglihatan, pendengaran, dan sebagainya.
Moda transportasi untuk Sego Segawe adalah sepeda, meskipun Yogya punya
becak dan andong yang sama-sama ramah lingkungan. Andong dan becak
merupakan transportasi umum, sehingga penggunaan becak dan andong juga
harus di dorong, karena keduanya merupakan bagian dari moda transportasi yang
ramah lingkungan. Tujuan utama sego segawe adalah menjadikan sepeda sebagai
alternatif moda transportasi jarak dekat. Kalau misalnya untuk menempuh jarak
yang hanya sejauh 2-3 kilometer saja, dan cuaca enak serta tidak hujan, tentu lebih
baik naik sepeda.
Sego Segawe bagi anak sekolah adalah bicara nilai, dan butuh dukungan orang tua.
Coba bayangkan bila ada orangtua yang sampai membelikan sepeda motor untuk
anaknya yang masih duduk di bangku SMP. Apa filosofi di balik itu? Ya, orangtua
sudah mengajari anak melanggar hukum, karena anak SMP tidak mungkin punya
SIM. Bagi kita penanaman sadar hukum adalah bahwa hukum itu tidak untuk
pribadi, hukum itu untuk keseimbangan sosial, pengaturan ketertiban sosial. Tapi
kalau mulai SMP sudah diajari melanggar hukum, terus bagaimana? Dan yang jauh
lebih penting bagi generasi muda adalah membentuk karakter kesederhanaan.
Karakter anak yang nanti akan menjadi pemimpin, harus mampu menghargai apa
yang dikerjakan, bukan menghargai atau menghormati orang lain dari apa yang
dikenakan dan apa yang dikendarai.
Kecintaan warga Yogya terhadap gerakan Sego segawe, terlihat dengan tumbuhnya
banyak komunitas sepeda dan juga maraknya berbagai event kebersamaan
menggunakan sepeda. Ini adalah bukti keberhasilan gerakan sego segawe. Berbagai
event ini dikemas dalam kegiatan Fun Bike yang mendapatkan dukungan
dan respon yang baik dari berbagai kelompok swasta/dunia usaha, instansi
pemerintahan, sekolah, akademisi, komunitas di masyarakat. Penyelenggaraan
event Fun Bike yang dilaksanakan pada hampir setiap minggu/hari libur di segenap
penjuru kota Yogyakarta, biasanya berkolaborasi dengan tampilan kreativitas
budaya masyarakat. Gerakan ini diperkuat dengan dijadikannya Yogyakarta kota
yang berwawasan lingkungan sebagai bagian dari visi pembangunan jangka
panjang dan menengah Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal ini dituangkan dalam
77
79
dokumen resmi yang di syahkan oleh DPRD, yang berarti bahwa ini adalah cita-cita
kota, dan cita-cita bersama seluruh masyarakat kota Yogyakarta.
Pada akhirnya masalah pemanasan global yang pasti akan berdampak pada semua
makhluk di planet bumi ini, ini menjadi tanggung jawab semua orang planet bumi.
Sedangkan dari segi agama ada ayat yang mengingatkan agar manusia jangan
sampai meninggalkan generasi yang lemah di kemudian hari. Ini berarti bahwa
sesungguhnya kita wajib mewariskan sesuatu yang lebih baik, termasuk lingkungan
dengan polusi minimal untuk generasi yang akan datang. Dengan konsep sego
segawe diharapkan kualitas lingkungan Yogya haruslah menjadi lebih baik, lebih
baik, dan lebih baik lagi SEGO SEGAWE maju terus, Salam Yogya, Indonesia Jaya.
78
80
SEGOSEGAWE gerakan anak usia sekolah, pegawai dan masyarakat di Kota Yogyakarta
menumbuhkembangkan komunitas bersepeda dan membudayakan gaya hidup sehat dengan
beraktivitas serta moda transportasi ramah lingkungan.
Budaya Selang Semutlis (Sebelum Pulang Sepuluh Menit Untuk Lingkungan Sekolah) sebagai
upaya implementasi PHBS di Sekolah bagi anak didik menanmkan kebiasaan terus menerus
yang berdampak positif pada perilaku anak didik, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
Implementasi budaya Selang Semutlis antara lain Sekolah Bebas Jentik Nyamuk DBD (ABJ 100
%) dan kondisi sanitasi terutama kamar mandi dan jamban bersih tanpa adanya risiko jentik
nyamuk, yang ditandai dengan label Bebas Jentik Nyamuk DBD. Pemantauan dilakukan setiap
hari sebelum pulang sekolah oleh siswa.
79
81
82
VI. PENUTUP
Masalah kesehatan yang dihadapi anak usia sekolah saat ini dan masa depan adalah masalah
higiene perorangan pada periode pra-remaja dan masalah perilaku berisiko pada periode remaja
yang sangat berkaitan erat dengan lingkungan fisik, mental dan sosial, perlilaku guru, orang tua dan
masyarakat. Penyelesaiannya memerlukan penanganan terpadu melalui kerjasama multisektoral
dan multi dimensional dengan intervensi utama pada aspek promotif dan preventif yang didukung
upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara komprehensif.
Anak usia sekolah merupakan calon orang tua, tenaga kerja dan pemimpin dimasa depan. Ini
berarti bahwa kepada merekalah kendali kualitas bangsa ini akan diserahkan. Oleh karena itu, sejak
dini mereka harus dipersiapkan dengan sebaik baiknya agar dapat diharapkan menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga mampu membawa bangsa ini kearah yang lebih baik dan
bermartabat.
Untuk mewujudkannya tentu bukanlah merupakan hal yang mudah, melainkan memerlukan kerja
keras dan dukungan semua pihak, mulai dari penentu kebijakan, semua pemangku kepentingan,
pengelola program, masyarakat sekolah, swasta, LSM dan masyarakat secara keseluruhan.
Intervensi yang dilakukan melalui UKS selama ini, ternyata masih belum memberikan hasil yang
memadai. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS yang dieksekusisecara sungguh-sungguh,
merupakan upaya terobosan dalam rangka mempercepatproses untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas tersebut.
Akhirnya keberhasilan UKS termasuk Pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di
suatu daerah, antara lain akan sangat tergantung pada seberapa besar perhatian dan komitmen
penentu kebijakan dan pengambil keputusan di daerah tersebut.
80
83
DAFTAR KEPUSTAKAAN:
1.
Departemen Kesehatan & Kesos RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Pedoman
Kemitraan Lintas Sektor dalam Pembinaan Usia Lanjut bagi Petugas Kecamatan, 2001
2. Depertemen Kesehatan RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS) Bagi Petugas Kesehatan, Tahun 2004.
3. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar, Tahun 2010.
4. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan, Tahun 2010.
5. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Gizidan Kesehatan Ibu dan Anak,Pedoman
untuk Tenaga Kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
dan Pondok Pesantren, 2011.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan,
Tahun 2011.
7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Pedoman
Pelaksanaan UKS di Sekolah, Jakarta, 2012.
8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar , Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, Jakarta, 2012.
9. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/
SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26 Tahun 2003; tanggal 23 Juli 2003, tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah;
10. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar, Tahun 2010.Jakarta
2004.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
81
84
TIM PENYUSUN:
PENASEHAT
DIrektur Bina Kesehatan Anak Dirjen Gizi KIA,
Kementerian Kesehatan RI
KONSULTAN
dr. Anasrul Said Rahman
TIM PENYUSUN
drg. Ratna Kirana, MS
drg. Melly Juwitasari, MKM
Childa Maisni, SKM, M.Kes
Dhito Pemi Aprianto, SKep
dr. Lia Meyliana
KONTRIBUTOR
Drs Abdul Muin (Kementerian Agama RI)
Drs Win Untoro (Kementerian Dalam Negeri)
Purwadi, SKep (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta)
Triswanto SKM (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat)
Syaifuddin SPd (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Rakean Sundaya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Ir Chandra Rudyanto MPH (Pusat Promosi Kesehatan Kemkes)
Posma H. Pasaribu (Puskesmas Cakung, Jakarta Timur)
Jaojatun SKM (Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon)
dr. Dewi Kepakisan (Dinas Kesehatan Provinsi Bali)
dr. I Ketut Ardika MKes (Dinas Kesehatan Badung)
TIM SEKRETARIAT
Bayu Wijayanto
82
85
LAMPIRAN
A. Lampiran 1: Kalender Kegiatan UKS
B. Lampiran 2: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pelaksana UKS Sekolah/Madrasah
C. Lampiran 3: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Kecamatan
D. Lampiran 4: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota
E. Lampiran 5: Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Provinsi
83
86
LAMPIRAN 1
84
87
88
LAMPIRAN 2
DAFTAR TILIK SUPERVISI
AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS
TIM PELAKSANA UKS SEKOLAH/MADRASAH
Tanggal
Nama Sekolah/Madrasah
Alamat Sekolah/Madrasah
Kecamatan/Kabupaten/Kota
Provinsi
No. Telp/Fax
Email
85
89
1.3
Kebijakan Sekolah
Apakah sekolah/madrasah memiliki:
Visi, Misi, dan program sekolah mendukung pelaksanaan UKS?
SK Tim Pelaksana (Tim Pelaksana) UKS?
Program kerja UKS?
Ketersediaan Data
Apakah Sekolah/Madrasah memiliki data tentang:
Jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan?
Materi kesehatan yang diajarkan melalui intrakurikuler, ekstrakurikuler, Masa Orientasi Siswa, dan Muatan Lokal?
Jumlah kader kesehatan sekolah/madrasah (dokter kecil/kader
kesehatan remaja/konselor sebaya)?
Guru Pembina UKS terlatih?
Guru BP terlatih?
Hasil penjaringan kesehatan?
Tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka penjaringan kesehatan?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pemeriksaan berkala?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka BIAS?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka penyuluhan kesehatan?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pembinaan lingkungan sekolah sehat?
Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pelayanan kesehatan lainnya?
5 penyakit terbanyak anak usia sekolah dan remaja berdasarkan hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
berkala?
Sarana dan Prasarana mengacu pada standar UKS paripurna
Apakah sekolah/ madrasah memiliki:
86
90
AKTUAL
Y
T
1.3.2
1.3.3
Kantin Sehat?
Rekapitulasi absen dan persentase absen peserta didik karena
sakit?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat pencapaian
20
... %
AKTUAL
Y
T
87
91
5
... %
AKTUAL
Y
T
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
Laporan hasil kegiatan?
Hasil Penilaian
Tanggal:
2.3
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
AKTUAL
Y
T
2.3.5
2.3.6
5
... %
2.3.7
2.3.8
88
92
OUTPUT
Apakah sekolah/madrasah ini memiliki:
2.3.9 Kepala Sekolah yang aktif mengkoordinir pelaksanaan UKS?
2.3.10 Guru yang aktif berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.3.11 Jumlah dokter kecil atau kader kesehatan sekolah 10 % dari
jumlah peserta didik?
2.3.12 Jumlah konselor sebaya mencapai 10 % jumlah peserta
didik?
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
12
Tingkat Pencapaian
... %
2.4.1
2.4.2
2.4.3
2.4.4
2.4.5
2.4.6
2.4.7
AKTUAL
Y
T
89
93
2.4.8
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
11
Tingkat Pencapaian
... %
2.5.1
2.5.2
2.5.3
2.5.4
2.5.5
2.5.6
2.5.7
AKTUAL
Y
T
90
94
2.5.8
2.5.9
2.5.10
2.5.11
2.5.12
2.5.13
2.5.14
2.5.15
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
15
Tingkat Pencapaian
... %
2.6.1
2.6.2
2.6.3
AKTUAL
Y
T
91
95
2.6.4
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
11
Tingkat Pencapaian
... %
2.7
2.7.1
AKTUAL
Y
T
Apakah:
Sudah dilakukan inventarisasi potensi pengembangan kearifan lokal, misalnya perusahaan swasta; Bank Swasta dan
Pemerintah; BUMN dan BUMD; institusi pendidikan kesehatan; institusi pelayanan kesehatan; dokter dan bidan
praktik swasta; yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan
UKS?
92
96
2.7.2
Ada seni tradisional dan acara keagamaan yang dapat difasilitasi untuk berperan dalam penyebarluasan UKS?
2.7.3 Kegiatan rutin yang dapat disisipkan materi kesehatan
untuk peserta didik?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.4 Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Kesehatan; Institusi pelayanan kesehatan; dokter, bidan,
perawat praktik swasta; Seni tradisional; dan tokoh agama,
yang memiliki potensi untuk berperan dalam pelaksanaan
UKS?
OUTPUT
Apakah pelaksanaan UKS di sekolah/madrasah:
2.7.5 Dibantu dunia usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank,
BUMN, BUMD)?
2.7.6 Dibantu sekolah atau Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan; institusi pelayan kesehatan; dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.7 Dilakukan secara mandiri dan tetap berkoordinasi dengan
Puskesmas?
2.7.8 Dibantu orang tua peserta didik yang berprofesi sebagai
tenaga kesehatan?
2.7.9 Didukung oleh kebijakan inovatif sekolah yang mempunyai
daya ungkit terhadap pencapaian UKS?
2.7.10 Didukung oleh budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan
yang dimanfaatkan untuk penyebarluasan pesan tentang
kesehatan dalam rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
10
Tingkat Pencapaian
... %
93
97
7.
8.
Aktivitas
Nilai
Tingkat
Harapan Pencapaian
Kajian Situasi
Memperkuat dasar hukum
Meningkatkan kemampuan kelembagaan
dan kompetensi personil TP UKS
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
tenaga terlatih UKS
Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS
Meningkatkan peran kepala sekolah,
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
Memperkuat kemitraan dan peran serta
masyarakat
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)
20
5
5
12
11
15
11
10
89
94
98
Persentase
LAMPIRAN 3
DAFTAR TILIK SUPERVISI
AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS
TIM PEMBINA UKS KECAMATAN
Tanggal
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email
95
99
AKTUAL
Y
T
Jumlah Penduduk?
Jumlahanak usia sekolah 5-19 tahun?
Jumlah sekolah dan peserta didik?
Jumlah dan alamat sekolah UKS?
Jumlah sekolah yang memiliki ruang UKS?
Jumlah sekolah yang memiliki Tim Pelaksana UKS?
Jumlah Puskesmas dan Puskesmas PKPR?
Jumlah guru pembina UKS terlatih di sekolah dan madrasah?
Jumlah tenaga UKS terlatih di puskesmas?
Jumlah tenaga PKPR terlatih di puskesmas?
Jumlah dokcil, KKR dan konselor sebaya di sekolah dan madrasah?
1.12
Pencapaian penjaringan kesehatan?
1.13
5 penyakit terbanyak anak usia sekolah dan remaja berdasarkan
hasil penjaringan kesehatan?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
13
... %
AKTUAL
Y
T
96
100
2.1.3
6
... %
AKTUAL
Y
T
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
97
101
2.2.8
9
... %
AKTUAL
Y
T
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9
2.3.10
2.3.11
2.3.12
2.3.13
2.3.14
98
102
2.3.15
2.3.16
2.3.17
2.3.18
2.3.19
2.3.20
2.3.21
2.3.22
2.3.23
2.3.24
2.4
AKTUAL
Y
T
2.4.4
2.4.5
2.4.6
2.4.7
24
... %
99
103
OUTPUT
Apakah semua sekolah telah melibatkan kader kesehatan sekolah (dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor sebaya)
dan peserta didik dalam hal:
2.4.8
Persiapan dan pelaksanaan penjaringan kesehatan?
2.4.9
Persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala?
2.4.10 Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lain
(misalnya Bulan Immunisasi Anak Sekolah, pemberian PMT AS)?
2.4.11 Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan UKS di sekolah
masing-masing?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
11
Tingkat Pencapaian
... %
AKTUAL
Y
T
2.5.4
2.5.5
2.5.6
2.5.7
100
104
2.5.8
Guru yang sudah dilatih UKS aktif mempersiapkan dan membantu pelaksanaan Penjaringan kesehatan, Pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan lain?
2.5.9
Semua Komite Sekolah telah berperan aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi UKS ?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
9
Tingkat Pencapaian
... %
AKTUAL
Y
T
101
105
2.7
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
2.7.1
2.7.2
19
...%
AKTUAL
Y
T
102
106
2.7.3
2.7.4
2.7.5
2.7.6
2.7.7
2.7.8
2.7.9
2.7.10
2.7.11
2.7.12
2.7.13
103
107
2.7.14 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, yang telah berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.15 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradisional) yang telah berperan dalam
penyebarluasan informasi UKS?
2.7.16 Kebijakan inovatif lokal yang mempunyai daya ungkit terhadap UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS?
2.7.17 Budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan yang dimanfaatkan untuk penyebarluasan pesan tentang kesehatan dalam
rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
Nilai
Harapan
1.
Kajian Situasi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
17
...%
104
108
13
6
9
11
24
9
19
17
108
Tingkat
Pencapaian
Persentase
LAMPIRAN 4
Tanggal
Kabupaten
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email
105
109
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
AKTUAL
Y
T
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
106
110
13
... %
AKTUAL
Y
T
107
111
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
11
... %
2.2 PENINGKATAN KAPASITAS PERAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB KELEMBAGAAN DAN PERSONIL TP UKS
INPUT
AKTUAL
Y
T
Apakah di Kabupaten/Kota:
2.2.1 TP UKS sudah terbentuk dan berfungsi?
2.2.2 Sekretariat TP UKS sudah terbentuk dan memiliki tenaga
tetap?
2.2.3 Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota UKS yang melibatkan
pemangku kepentingan dan TP UKS Kecamatan pernah
dilaksanakan?
PROSES
Apakah TP UKS Kabupaten/Kota:
2.2.4 Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/tahun?
2.2.5 Memiliki rencana kerja?
2.2.6 Melakukan pembinaan terhadap TP UKS Kecamatan?
2.2.7 Melaksanakan Rapat Tahunan/Rapat Kerja Daerah UKS
dengan melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS
Kecamatan?
2.2.8 Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah:
2.2.9 Semua kecamatan sudah memiliki TP UKS?
2.2.10 Semua kecamatan sudah memiliki Sekretariat TP UKS?
2.2.11 Semua TP UKS dan Sekretariat TP UKS sudah berfungsi?
108
112
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
11
... %
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
2.3.9
2.3.10
2.3.11
2.3.12
2.3.13
2.3.14
2.3.15
AKTUAL
Y
T
109
113
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
15
Tingkat Pencapaian
... %
AKTUAL
Y
T
110
114
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
12
Tingkat Pencapaian
... %
2.5 PENINGKATAN PERAN KEPALA SEKOLAH, GURU, ORANG TUA DAN MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH
INPUT
2.5.1
2.5.2
2.5.3
2.5.4
2.5.5
2.5.6
2.5.7
2.5.8
AKTUAL
Y
T
111
115
2.5.9
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
... %
2.6
AKTUAL
Y
T
112
116
2.6.11 Surat edaran kepada semua TP UKS Kecamatan agar sekolah memanfaatkan pertemuan Komite Sekolah untuk
membahas UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.6.12 Kegiatan UKS masuk dalam APBD berdasarkan usulan
melalui Musrenbang?
2.6.13 Kesepakatan kerja hasil pertemuan forum komunikasi dan
koordinasi?
2.6.14 LSM yang berperan dalam pembinaan dan pengembangan
UKS?
2.6.14 Dunia Usaha yang membantu pembinaan dan pengembangan UKS menggunakan dukungan dana perusahaan termasuk CSR?
2.6.15 Media massa (misalnya TV lokal, Radio, Koran lokal) yang
aktif berperan dalam penyebarluasan informasi UKS?
2.6.16 Organisasi masyarakat dan pemuda yang membantu pelaksanaan UKS?
2.6.17 Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.18 Sekolah swasta atau negeri yang melaksanakan UKS mandiri di bawah koordinasi Puskesmas?
2.6.19 Sejumlah Komite Sekolah yang berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS?
Hasil Penilaian
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
19
Tingkat Pencapaian
... %
113
117
2.7.1
2.7.2
2.7.3
2.7.4
2.7.5
2.7.6
2.7.7
2.7.8
2.7.9
AKTUAL
Y
T
114
118
Nilai Aktual
Tanggal:
Nilai Harapan
17
Tingkat Pencapaian
... %
115
119
4.
5.
6.
7.
8.
Aktivitas
Nilai
Tingkat
Harapan Pencapaian
Kajian Situasi
Memperkuat dasar hukum
Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi
dan tanggung jawab kelembagaan dan
kompetensi personil TP UKS
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
tenaga terlatih UKS
Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS
Meningkatkan peran kepala sekolah,
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
Memperkuat kemitraan dan peran serta
masyarakat
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)
13
11
11
15
12
9
19
17
107
116
120
Persentase
LAMPIRAN 5
Tanggal
Kabupaten
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email
117
121
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
1.1.6
1.1.7
1.1.8
1.1.9
1.1.10
1.1.11
1.1.12
1.1.13
AKTUAL
Y
T
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
118
122
13
... %
AKTUAL
Y
T
Apakah ada:
2.1.1 Peraturan di Daerah (Perda Provinsi, Peraturan Gubernur)
yang mengatur pelaksanaan UKS?
2.1.2 Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS Provinsi?
2.1.3 Surat dari Gubernur kepada seluruh Bupati/Walikota tentang perlunya dasar hukum pelaksanaan UKS di Kabupaten/Kota diperkuat dengan menerbitkan Peraturan Daerah
atau Peraturan Bupati/Walikota?
2.1.4 Kebijakan Gubernur tentang pelaksanaan UKS seperti Surat
edaran dari Gubernur kepada seluruh pemangku kepentingan dan Bupati/Walikota tentang UKS termasuk Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilaksanakan:
2.1.5 Pertemuan koordinasi yang membahas tentang peningkatan dasar hukum pelaksanaan UKS?
2.1.6 Advokasi terpadu kepada Gubernur dan DPRD Provinsi
untuk meningkatkan dasar hukum pelaksanaan UKS sudah
dilakukan?
2.1.7 Pengajuan draft Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS
Provinsi?
2.1.8 Pengajuan Rancangan Peraturan di Daerah (Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Gubernur) tentang UKS?
2.1.9 Pengajuan surat edaran dari Gubernur tentang Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, kepada seluruh pemangku kepentingan?
2.1.10 Pengajuan Surat pertama atau susulan dari Gubernur
kepada seluruh Bupati/Walikota tentang perlunya dasar
hukum pelaksanaan UKS diperkuat dengan menerbitkan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota atau Peraturan Bupati/
Walikota?
119
123
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.1.11 Penerbitan peraturan di Daerah (Perda Provinsi, Peraturan
Gubernur) tentang pelaksanaan UKS?
2.1.12 Penerbitan Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS
Provinsi?
2.1.13 Surat edaran dari Gubernur tentang pelaksanaan UKS kepada seluruh pemangku kepentingan dan Bupati/Walikota?
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
13
... %
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.2.6
2.2.7
2.2.8
AKTUAL
Y
T
Apakah di Provinsi:
TP UKS sudah terbentuk dan berfungsi?
Sekretariat TP UKS sudah terbentuk dan memiliki tenaga
tetap?
Rapat Kerja Daerah Provinsi UKS yang melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS Kabupaten/Kota pernah
dilaksanakan?
PROSES
Apakah TP UKS Provinsi:
Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/tahun?
Memiliki rencana kerja?
Melakukan pembinaan terhadap TP UKS Kabupaten/Kota?
Melaksanakan Rapat Tahunan/Rapat Kerja Daerah UKS
dengan melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS
Kabupaten/Kota?
Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir:
120
124
2.2.9
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
11
... %
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
AKTUAL
Y
T
121
125
2.3.9
2.3.10
2.3.11
2.3.12
2.3.13
2.3.14
Semua Kepala Sekolah telah mengikuti orientasi atau sosialisasi tentang UKS?
Semua sekolah sudah memiliki guru Pembina UKS terlatih?
Semua Puskesmas memiliki tenaga UKS terlatih?
Semua Puskesmas PKPR memiliki tenaga terlatih PKPR?
Semua sekolah memiliki dokter kecil, kader kesehatan
remaja?
Sekolah di bawah binaan Puskesmas PKPR memiliki konselor sebaya?
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
14
... %
2.4.1
2.4.2
2.4.4
2.4.5
2.4.6
2.4.7
AKTUAL
Y
T
122
126
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
11
... %
2.5.1
2.5.2
2.5.3
2.5.4
2.5.5
2.5.6
AKTUAL
Y
T
123
127
2.5.7
2.5.8
2.5.9
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
9
... %
2.6.1
2.6.2
2.6.3
2.6.4
2.6.5
2.6.6
2.6.7
2.6.8
AKTUAL
Y
T
124
128
2.6.9
2.6.10
2.6.11
2.6.12
2.6.13
2.6.14
2.6.15
2.6.16
2.6.17
2.6.18
2.6.19
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
125
129
19
... %
2.7.1
2.7.2
2.7.3
2.7.4
2.7.5
2.7.6
2.7.7
2.7.8
AKTUAL
Y
T
126
130
2.7.9
2.7.10
2.7.11
2.7.12
2.7.13
2.7.14
2.7.15
2.7.16
Hasil Penilaian
Tanggal:
Nilai Aktual
Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian
127
131
16
... %
4.
5.
6.
7.
8.
Aktivitas
Nilai
Tingkat
Harapan Pencapaian
Kajian Situasi
Memperkuat dasar hukum
Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi
dan tanggung jawab kelembagaan dan
kompetensi personil TP UKS
Meningkatkan kuantitas dan kualitas
tenaga terlatih UKS
Memantapkan peran aktif peserta didik
dalam pelaksanaan UKS
Meningkatkan peran kepala sekolah,
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
Memperkuat kemitraan dan peran serta
masyarakat
Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom)
13
13
11
14
11
9
19
16
106
106
128
132
Persentase
I KH
LA S B E RA MA L