Anda di halaman 1dari 5

1

Technopreneurship terhadap
Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Nurul Hijriani, Vanda Ayu Nintyas, Winny Dea Monica
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang - Prabumulih KM. 32 Indralaya Ogan Ilir 30662
e-mail: nurulhijriani96@gmail.com1
vandaayunintyas@gmail.com2
wdeamonica@gmail.com3
Abstract Indonesia merupakan negara berkembang yang
memiliki industri Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
merupakan salah satu tulang punggung ekonomi negara.
Masyarakat Indonesia memiliki kreatifitas yang beragam, hal ini
sangat berpotensi membangun UKM yang memiliki daya saing
tinggi dan mampu bersaing dalam menghadapi masyarakat
MEA. Namun, masalah umum yang ditemukan di bidang usaha
Indonesia adalah banyak dari pelaku usaha masih enggan
menggunakan teknologi untuk melakukan kegiatan usahanya
dan tidak mengetahui bagaimana cara membangun suatu
produk menjadi dikenal dan potensi pasar yang luas dengan
pemanfaatan teknologi. Dengan ini pelaku usaha di Indonesia
harus menerapkan ekonomi berbasis pengetahuan dalam
usahanya yang diharapkan mampu meningkatkan produktivitas,
nilai tambah, dan peningkatan keunggulan kompetitif. Salah
satu jawabannya adalah dengan konsep penerapan
technopreneurship untuk mencapai keunggulan masa yang akan
datang. Perspektif bisnis masa yang akan datang harus dibangun
dari pondasi penguasaan teknologi, konsepsi ini memerlukan
sinergi
antara
penguasaan
teknologi
dan
kapasitas
pembangunan, kemudian teknologi ditransformasikan menjadi
dasar bisnis. Esensinya adalah technopreneurship sebagai
pembangunan yang berbasis pada teknologi.
Kata Kunci Pemanfaatan, Technopreneurship,
Entrepreneurship, UKM.

I.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi dan kemampuan berwirausaha


merupakan solusi untuk meningkatkan keadaan ekonomi
Indonesia yang sedang bertumbuh. Technopreneurship yang
memadukan proses teknologi dan kemampuan berwirausaha
merupakan sumber yang sesungguhnya untuk kekuatan
ekonomi
berbasis
pengetahuan.
Technopreneurship
merupakan proses sintesis dalam rekayasa untuk masa depan
manusia, organisasi, negara dan bangsa yang berpotensi
membangun UKM yang memiliki daya saing tinggi dan
mampu bersaing dalam menghadapi masyarakat MEA.
Angka kelahiran technopreneur tampak kian meningkat
dan didasari dengan sejumlah latar belakang yaitu menciptkan
lapangan kerja baru, mengubah peran teknologi tidak hanya

sebagai alat bantu saja, melainkan sebagai sumber bisnis,


menggali potensi diri untuk hidup mandiri, memiliki
kebebasan berkreasi dan pendapatan tidak terbatas.
UKM (Usaha Kecil Menengah) selain sebagai salah
satu alternatif lapangan kerja baru, UKM juga berperan
dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis
moneter di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami
kesulitan dalam mengembangkan usahanya. UKM akan lebih
baik lagi jika digabung dengan adanya teknologi dan harus
diberi pengetahuan mengenai technopreneurship agar usaha
yang dilakukan akan lebih maju dengan adanya bantuan dari
teknologi.
II. Perbedaan Antara Enterpreneurship dan
Technopreneurship
Webster Dictionary (2005) membedakan definisi
enterpreneur dengan technopreneur dalam bidangnya yang
lebih spesifik kearah teknologi tinggi. Bila enterpreneur
didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan,
memanajemen, dan mengambil resiko dari suatu bisnis atau
suatu perusahaan, maka Webster Dictionary mendefinisikan
Technopreneur sebagai seorang entrepreneur dimana
bisnisnya melibatkan teknologi tinggi.
Entrepreneur sukses adalah termasuk pensuplai produk
bagi kebutuhan pasar pemerintah (suplier pemerintah),
pensuplai kebutuhan pasar masyarakat (pedagang), ataupun
pengusaha yang bergerak di sektor jasa yang sifat persaingan
pasarnya dari cenderung monopolistik hingga persaingan
bebas (komoditi). Pendidikan dan keahlian bagi mereka
bukanlah hal yang utama dalam mengembangkan bisnisnya,
tetapi unsur jaringan, lobi, dan pemilihan demografi pasar
sasaran lebih menentukan kesuksesannya.
Berbeda dengan entrepreneur, maka ada entrepreneur yang
mendasarkan pada keahlian yang berbasis pendidikan dan
pelatihan yang didapatkannya di bangku perkuliahan ataupun
percobaan pribadi. Mereka menggunakan teknologi sebagai
unsur utama pengembangan produk suksesnya, bukan sekedar

2
jaringan, lobi, dan pemilihan pasar secara demografis. Mereka
ini disebut sebagai technopreneur. Inovasi dan kreativitas
sangat mendominasi mereka untuk menghasilkan produk
unggulan sebagai dasar dari pembangunan ekonomi bangsa
berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economic).
III. Tren Riset Technopreneur di Indonesia
Pada bagian ini, akan dianalisis tentang perkembangan
artikel technopreneur di Indonesia. Pada data dalam Scopus
menunjukkan bahwa Indonesia menerbitkan artikel yang
berkaitan dengan technopreneur baru dimulai pada awal
tahun 2000 dengan afiliasi Institut Teknologi Bandung, hingga
dekade 2010-an, afiliasi terbanyak dalam menyumbangkan
artikel technopreneur masih dipegang oleh Intitut
Teknologi Bandung, kemudian Prasetya Mulya Business
School, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas
Indonesia.

Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi


yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga
maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang
atau jasa untuk diperniagakan secara komersial
dan
mempunyai omzet penjualan sebesar 1 (satu) miliar rupiah
atau kurang. Sementara Usaha Menengah didefinisikan
sebagai
kegiatan
ekonomi
yang
dilakukan oleh
perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan
bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk
diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet
penjualan lebih dari 1 (satu) miliar.[2]
Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia,
secara
umum
adalah:
1. Manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada
pemisahan yang tegas antara pemilik dengan pengelola
perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola dalam
UKM.
2. Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok
kecil
pemilik
modal.
3. Daearah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat
juga UKM yang memiliki orientasi luar negeri, berupa
ekspor
ke
negara-negara
mitra perdagangan.
4. Ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah
karyawan,
dan
sarana prasarana yang kecil. [3]

Usaha Kecil Menengah tidak saja memiliki kekuatan


dalam ekonomi, namun juga kelemahan, berikut ini diringkas
dalam bentuk table :
Hampir sama seperti United States, bahwa artikel Indonesia
paling banyak melakukan riset pada bidang business,
management, and accounting; economics, econometrics, and
finance; serta social science. Subjek area yang dievaluasi di
Indonesia memiliki keseragaman data dengan United States
dan artikel yang ada di seluruh dunia, yang menunjukkan
bahwa ketiga subjek area tersebut merupakan subjek terfavorit
untuk diteliti dengan dominan pada subjek
business,
management, and accounting. Namun, sangat disayangkan
karena civitas yang ada di Indonesia masih belum mengenal
ilmu technopreneur karena sejak tahun 2000 hingga 2015
hanya ada 14 artikel technopreneur terindeks Scopus yang
diterbitkan. Hal ini dapat menjadi kesempatan dan peluang
yang sangat
baik
untuk
Indonesia
agar
dapat
mengembangkan riset sesuai dengan subjek terpopuler
yang telah di evaluasi.

III. Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Kekuatan

Kelemahan

Kebebasan untuk bertindak

Relatif dalam spesialisasi

Menyesuaikankepada kebutuhan
setempat

Modal dalam
terbatas

Peran serta dalam melakukan


tindakan /usaha

Sulit mendapat karyawan yang


cakap

pengembangan

IV. Perkembangan dan Permasalahan


Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Perlu disadari, UKM berada dalam suatu lingkungan
kompleks
dan
dinamis.
Menurut narasumber, Henny Hendriani yang merupakan
salah satu enterpreneur di Palembang, pelaku usaha berpikir
bahwa menggunakan metode technopreneurship itu sangat
bagus akan tetapi mereka menginginkan metode teknologi
yang membuat biaya operasional menjadi sedikit, tidak
mempersulit pelaku usaha dan bisa menekan harga yang
serendah-rendahnya karena telah kita ketahui bahwa
masyarakat sekarang tidak bisa di bodohi dengan diskonyang

3
diskon karena mereka telah mengetahui harga pasarnya dan
apakah konsumen ingin jika produk yang dijual dengan
memakai metode technopreneurship ini untuk dinaikkan harga
jualnya. Dan bagaimana cara meyakinkan konsumen tersebut.
[4].

Secara umum UKM di Indonesia menghadapi


permasalahan internal dan eksternal. Salah satu dalam
kelompok permasalahan internal tersebut adalah teknologi.
Pemanfaatan teknologi dalam aktifitas bisnis UKM
diharapkan akan mampu memberi peningkatan nilai tambah
berbagai produk (baik barang maupun jasa) UKM. Akan tetapi
di sebagian besar UKM masih ditemui kelemahan di sisi
teknologi sebagai pendukung proses produksi. Kelemahan ini
antara lain dalam hal terbatasnya
bahan
baku,
ketidakmampuan mempertahankan kualitas pelayanan dan
produk, kurang mampu melakukan inovasi, serta peralatan
dan teknologi produksi yang digunakan masih sangat
sederhana sampai dengan setengah modern yang berakibat
relatif rendahnya produktifitas. Sementara itu, akibat
keterbatasan sumber daya manusianya, UKM relatif sulit
mengadopsi perkembangan
teknologi
baru
untuk
meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya. [5]
Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai
berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020 berimplikasi
luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk bersaing
dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau
UKM dituntut untuk melakukan proses produksi dengan
produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produk
yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar
kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan
(ISO 14.000), dan isu Hak Asasi Manusia (HAM) serta isu
ketenagakerjaan. Untuk itu, UKM perlu mempersiapkan
diri agar mampu bersaing baik secara keunggulan komparatif
maupun keunggulan kompetitif dengan menggunakan
teknologi.[6]
Dalam sudut pandang eksternal, dinamika ekonomi,
informasi, dan budaya tidak dapat dibendung. Demikian
pula teknologi dalam proses produksi yang semakin
canggih dan bersaing mencapai tingkat efisiensi yang
maksimal. Dinamikaini membuat dunia bisnis (termasuk
UKM) tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh
teknologi.[7]
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan
sarana dan prasarana yang dimiliki UKM tidak cepat
berkembang dan kurang mendukung kemajuan usaha.Padahal,
UKM yang terlambat memanfaatkan kemajuan teknologi
dipastikan akan terlindas dalam persaingan pasar global.[8]

V. KESIMPULAN
Technopreneurship
sudah
seharusnya
didorong
pengembangannya oleh pemerintah. Hanya dengan
bertambahnya jumlah mereka inilah, maka bangsa Indonesia
akan mampu menjadi bangsa yang berdaya saing pada
tataran persaingan global. Technopreneur tidak sekedar
menjual barang komoditas ataupun barang industri yang
persaingan pasarnya relatif sangat ketat. Mereka menjual
produk inovatif yang mampu menjadi substitusi maupun
komplemen dalam kemajuan peradaban manusia. [10]
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih disampaikan kepada Pak Ali Ibrahim,
S.Kom, M.T selaku dosen pembimbing yang telah mengajar
dan membimbing kami untuk pembuatan paper dan Bu Henny
Hendriani selaku narasumber yang telah memberikan kami
gambaran serta masalah yang harus kami pecahkan.
REFERENSI
[1]

Abereijo.I.O, and Fayomi.A.O.(2005): Innovative Approach to SME


Financing In Nigeria: A Review of small and medium industries
Equity investment scheme
(SMIESIS) jounal of social Sciences,
VoLII, No 3 pp 219-227

[2]

Adetunji.M.O,
and
Olagunju.F.I,(2002):
Socio-Economic
Characteristics of
Cooperative farmers in south western Nigeria.
International journal of Business
and Common Market Studies, V
01.1, No 1

[3]

Olokoyo.S,(1998): Managing your


Small-Scale Enterprises
successfully: A Guide toEntrepreneurs, managers and Students, Ola
Jamon Printers & Publishers, Kaduna,, Nigeria. R. E. Sorace, V. S.
Reinhardt, and S. A. Vaughn, High-speed digital-to-RF converter,
U.S. Patent 5 668 842, Sept. 16, 1997

[4]

(Oshagbemi.T.A,(1983): Small Business Management In Nigeria,


Longman Nigeria limited

[5]

Zainab.D.(2011): The impact of economic reforms on entrepreneurs


performance: A paper IEF conference Tamkeen - Bahrain 9th - 10th

[6]

Basil A.0. (2005): Small and Medium Enterprises (SMEs) in Nigeria,


Problems and Prospects, Unpublished PhD. Thesis,St. clements
university U.S.A

[7]

Beyene Asmelash,(2005 ): Enhancing the competitiveness and


productivity of Small and medium Scale Enterprises (SMEs) in Africa:
An Analysis of Differential Roles of National J. Padhye

[8]

David.B. E, and M.O.Nyong (1992): Small and Medium Scale


Enterprises in Nigeria. Characteristics, problems and sources of finance

[9]

Fry F. L. (1993): Entrepreneurship: A planning Approach, west


publishing Co, New York

[10]

CRE (Centre for Rural Entrepreneurship). (2003). Entrepreneurship


Quick Test:tools for energizing entrepreneurship. www.ruraleship.org

Lampiran

Narasumber: Henny Hendriani (Pengusaha di bidang pangan)


Tanggal

: 13 September 2016

Waktu

: 13.47 WIB

Tempat

: Toko Dea, JL Perindustrian 1, Sukarami, Palembang

Subject

: Pandangan terhadap technopreneur

Durati
Question
on
7
Pembukaan:
Menit 1. Assalamualaikum, permisi bu kami dari
Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem
Informasi ingin melakukan wawancara
untuk tugas paper salah satu mata kuliah
kami. Apakah ibu berkenan dan
mengizinkan kami untuk melakukan
wawancara?
2. Terimakasih atas kesempatan ini.
sebelumnya, perkenalkan saya Winny Dea
Monica dan rekan saya Nurul dan Vanda.
sebagai narasumber, bolehkah kami
mengetahui nama anda?
3. kalau boleh tahu, ibu memilki usaha apa
saja disini?
15
Menit

Part 1
1. baiklah bu, pertama-tama boleh ga sih
kami tau latar belakang berdirinya usaha ini?
2. Sudah berapa lama usaha ini didirikan?
3. Ngomong-ngomong, jumlah pegawai
yang bekerja di Griya cantik muslimah ini
ada berapa ya mbak?
4. Kalau boleh tau omset ibu per bulan
membuka usaha ini berapa?
5. Wah sangat banyak ya keuntungannya bu,
apakah ibu ada kendala selama menggeluti
usaha ini?

Responds
1. Waalaikumsalam. Dengan senang
hati saya bersedia membantu pengerjaan
tugas adik-adik.
2. Perkenalkan nama saya Henny
Hendriani, Panggil saja Bu Henny.
3. Saya konsen usaha di bidang pangan,
baik itu beras dan sembako. Di samping
toko saya, saya juga menyediakan
rumah makan, jadi selain dapat membeli
bahan bakunya disini, kalian juga bisa
menikmati hidangan makanan khas
disini

1. latar belakangnya ya simpel. Saya


sangat suka bekerja jadi ketika saya
berhenti bekerja karena tuntutan
pekerjaan suami saya, saya merasa
bosan dan akhirnya saya membuka
usaha ini
2. Dari tahun 2014
3. Ada 4. Dua di toko, dua ti rumah
makan
4. Wah tidak menentu dik. Kalau ada
acara besar seperti lebaran atau ada
event biasanya kami banyak orderan.
Tetapi kalau sebulan kira kira berkisar
Rp 10.000.000,00 keuntungan bersihnya
5. Alhamdullilah. Kendala pasti ada,
konsumen-konsumen sangat sulit

10
menit

3
menit

ditebak kebutuhannya apa, jadi kita


harus pinter menebak kebutuhan
konsumen untuk kurun waktu tertentu.
Dan usaha di bidang ini sangatlah
banyak di Palembang jadi kita harus
pintar bersaing harga di pasaran dan
jangan kalah dengan harga marketmarket yang telah ada nama. Selain itu
konsumen lebih menyukai produk merk
lama dibanding produk yang newest.
Part 2
1. Saya setuju dengan usaha
1. Baiklah bu, disini kami ingin bertanya
berbasis teknologi tpasti
bagaimana pendapat ibu mengenai
memudahkan kinerja kami.
usaha berbasis teknologi atau yang
2. Saya mau tetapi yang saya
sering disebut technopreneur.
takutkan bahwa nanti biaya
Apakah ibu mau jika usaha ibu
operasionalnya lebih banyak
memakai teknologi meggunakan
dibanding saya sekarang karena
sistem?
pengusaha termasuk saya
2. Apakah ibu mau bidang usahanya
biasanya ingin mendapatkan
masuk ke eCommerce?
keuntungan yang besar. Kami
tidak masalah mengenai
penambahan harga terhadap
produk kami, tetapi apakah
masyarakat bisa menerimanya
karena masyarakat memiliki
prinsip mencari harga serendahrendahnya
Penutup
1. Iya,semoga adik-adik bisa
1. Baiklah bu, terimakasih atas kesediaannya mempermudah usaha-usaha bisnis agar
untuk kami wawancarai dan bila diizinkan
menjadi lebih efektif dan efesien.
nantinya kami akan memberikan solusi
terimakasih kembali dan
terkait masalah yang dialami tadi. sekali lagi waaalaikumsalam.
kami ucapkan terimakasih dan mohon maaf
apabila ada salah kata yang tidak berkenan
dihati ibu. Wassalamualaikum
Palembang, 13 September 2016
Narasumber,

Henny Hendriani

Anda mungkin juga menyukai