Anda di halaman 1dari 17

KIMIA FISIKA

Sel Bahan Bakar

Disusun Oleh :
Nama : Thomas Mediza
NIM : 114047

Daftar Isi

i.
ii.
iii.

iv.
v.
vi.

Pendahuluan
Bab I
a) Sejarah sel bahan bakar
b) Pengertian sel bahan bakar
Bab II
a) Sifat-sifat sel bahan bakar
b) Reaksi kimia pada sel bahan bakar
c) Pengoperasian sel bahan bakar
d) Komponen dasar sel bahan bakar
e) Jenis-jenis sel bahan bakar
Bab III
a) Keuntungan sel bahan bakar
b) Pemanfaatan sel bahan bakar pada masa depan
Kesimpulan
Daftar Pustaka

Pendahuluan
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah diberi
kesempatan oleh dosen mata kuliah kimia fisika bernama Padmawati Mangkuwisastra M.Si
untuk membuat tugas makalah tentang materi elektrokimia. Elektrokimia sendiri merupakan
peristiwa terjadinya pemindahan elektron dari reduktor ke oksidator sehingga terjadi perubahan
energi kimia menjadi energi listrik.
Pada elektrokimia sendiri kita dapat mempelajari tentang suatu energi listrik yang
dihasilkan dari suatu reaksi kimia yang terjadi. Reaksi kimia tersebut dapat terjadi karena adanya
kutub-kutub yang berbeda yang nantinya kutub tersebut dapat saling menghantarkan elektron,
kutub tersebut dikenal dengan nama katoda dan anoda.
Untuk dapat menghantarkan elektron perlu adanya perantara atau penghantar dari kutub
positif ke kutub negatif agar dapat menghantarkan arus listrik tersebut, penghantar atau perantara
tersebut dalam elektrokimia kita kenal dengan nama jembatan garam.
Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang pemanfaatan dari elektrokimia
tersebut dalam kehidupan sehari hari, atau bisa dibilang yang akan dimanfaatkan nantinya di
masa depan. Materi yang saya bahas yaitu sel bahan bakar. Sel bahan bakar merupakan sebuah
perangkat elektrokimia yang mengubah energi kimia ke energi listrik secara terus menerus.
Pada sebuah baterai biasa , energi kimia yang diubah oleh sebuah sel adalah tetap. Jika bahan
bakar (fuel) dan oksidan di baterai telah habis , maka baterai tersebut harus di ganti atau di isi
ulang. Perbedaan mendasar sebuah sel bahan bakar dengan baterai biasa ditentukan dengan
supply bahan bakar (oksidan) ke dalam sel . Pada sel bahan bakar , energi dipasok terus menerus.

BAB I

A. Sejarah Sel Bahan Bakar

Seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Sir William Robert Grove, manusia
pertama pembuat alat sederhana yang belakangan disebut sebagai fuel cell. Seorang hakim
pengadilan, penemu, dan ahli fisika lahir tanggal 11 juli 1811 di Swansea, South Wales dan
meninggal di London pada tanggal 1 Agustus 1896.
Setelah menyelesaikan pendidikan privatnya, Grove masuk Brasenose College, Oxford
hingga mendapatkan gelar B.A. di tahun 1832. Beliau juga belajar hukum pada Lincoln Inn.
Kariernya dalam bidang ilmu pengetahuan dimulai sejak dia membuat voltaic battery yang
dijelaskannya pada pertemuan The British Association for the Advancement of Science di tahun
1839.
Fuel cell yang dibuatnya terdiri atas elektrolit asam, keping platina serta tabung gas
oksigen dan hidrogen, dan menggunakan prinsip reaksi balik terbentuknya air, di mana hidrogen
dan oksigen akan bereaksi dalam larutan asam dan menghasilkan air dan listrik dengan arus
sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt. Sel ini kemudian disebut sebagai Grove`s Battery atau
batere Grove atau sel Grove. Sejak saat itu sel groove banyak digunakan. Akan tetapi, karena
listrik yang dihasilkan sedikit dan tidak mencukupi lagi untuk kebutuhan listrik yang semakin
besar, lambat laun sel Grove mulai tergeser. Namun, sel Grove tetap menjadi dasar acuan
pengembangan fuel cell selanjutnya.

Temuan-temuan fuel cell selanjutnya bermunculan. Di tahun 1889, kata fuel cell pertama
kali diperkenalkan oleh Ludwig Mond dan Charles Langer yang mencoba membuat fuel cell
yang dipakai untuk industri batu bara. Walaupun sumber lain ada juga yang mengatakan bahwa
kata fuel cell pertama kali dipakai oleh William White Jaques. Jaques juga adalah peneliti
pertama yang memakai asam fosfat sebagai elektrolit. Di tahun 1920 penelitian fuel cell di
Jerman membuka jalan bagi pembuatan siklus karbonat dan fuel cell oksida padat seperti yang
ada sekarang ini.
Di tahun 1932, seorang insinyur Francis T. Bacon memulai penelitian penting dalam fuel
cell. Dulunya fuel cell menggunakan elektroda platina dan asam sulfat sebagai elektrolit di mana
platina sangat mahal dan asam sulfat sangat korosif. Di sini Bacon mengembangkan katalis
platina yang sangat mahal itu dengan sel oksigen dan hidrogen yang memakai elektrolit alkali
yang tidak korosif serta elektroda yang tidak mahal. Penelitiannya berlangsung hingga tahun
1959. dalam pendemonstrasian model desainnya menghasilkan 5.000 watt yang dapat
menghidupkan mesin pengelas. Fuel cell tersebut akhirnya disebut sebagai Bacon Cell.

B. Pengertian Sel Bahan Bakar


Fuel Cell atau sel bahan bakar adalah sebuah device elektrokimia yang mengubah energi
kimia ke energi listrik secara kontinu. Pada sebuah baterai biasa , energi kimia yang diubah oleh
sebuah sel adalah tetap. Jika bahan bakar dan oksidan di baterai telah habis , maka baterai
tersebut harus di ganti atau di isi ulang. Perbedaan mendasar sebuah sel bahan bakar dengan
baterai biasa ditentukan dengan supply bahan bakar ke dalam sel . Pada sel bahan bakar , energi
dipasok terus menerus , hal ini tidak ubahnya dengan sebuah mesin yang memerlukan bahan
bakar untuk mengubah dari energi kimia menjadi energi mekanik. Sedangkan pada sel bahan
bakar , energi yang dihasilkan langsung menjadi energi listrik.
Fuel cell bekerja berdasar prinsip pembakaran listrik-kimiawi, cell ini akan memproduk- si
energi listrik arus searah. Fuel cell ini terdiri dari elektrolit yang memisahkan katoda dari anoda,
elektrolit hanya dapat menghantar ion saja, sedangkan elektron tidak dapat melewati elektrolit,
jadi elektrolit ini bukan penghantar listrik dan juga menghindarkan terjadinya reaksi kimia. Pada
anoda akan dialirkan secara berkesinambungan bahan bakar dan pada kattode dialirkan oksigen,
pengaliran ini dilakukan secara terpisah. Karena pengaruh katalisator pada elektroda, maka
molekul-molekul dari gas yang dialirkan akan berubah menjadi ion. Reaksi pada anoda
menghasilkan elektron yang bebas, sedang pada katoda elektron yang bebas akan diikat.
Elektron-elektron bebas yang terjadi harus dialirkan keluar melalui penghantar menuju ke anoda,
agar proses listrik-kimiawi dapat berlangsung. Panas yang timbul dari hasil reaksi kimia harus
terus menerus dibuang, agar energy listrik dapat terbentuk secara kontinu.

BAB II

A. Sifat-Sifat Sel Bahan Bakar


Sel bahan bakar ini di klasifikasikan sebagai pembangkit tenaga (power generator) sebab sel
bahan bakar ini dapat beroperasi secara kontinu atau selama ada pasokan bahan bakar (fuel)
dan oksidan. Karakteristik umum suatu sel bahan bakar adalah sebagai berikut :

a. Sangat efisien (>85%)


b. Modular (dapat ditempatkan dimana di perlukan )
c. Ramah lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah)
d. Panas yang terbuang dapat di recovey
e. Bahan bakarnya flexible
f. Cocok untuk keperluan unattended operation

a) Sangat efisien (>85%)


Konversi energi kimia dari bahan bakar ke energi listrik memerlukan tiga (3) langkah
proses . Proses yang saat ini banyak digunakan pembangkit tenaga listrik . Ke tiga tahap
tersebut adalah :
1. Produksi panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
2. Konversi dari panas ke energi mekanik
3. Konversi energi mekanik ke energi listrik

Untuk mesin combusi , tahap a dan b di kombinasikan dengan cara yang umum.
Effisiensi pada tahap B terbatas . Effisiensi totalnya hanya sekitar 41% . Pendekatan lain
yang digunakan untuk menkonversi energi kimia menjadi energi listrik dengan reaksi
elektrokimia dengan supply yang kontinu pada reaktan di dalam sebuah sel galvanik.
Device jenis ini dinamakan Fuel Cell atau sel bahan bakar. Pada sel ini tahap b tidak
diperlukan lagi sehingga effisiensinya bisa mencapai 85 %.
b) Modular (dapat ditempatkan dimana di perlukan )
Sel bahan bakar ini mempunyai rapat energi yang tinggi . Sebuah sel bahan bakar yang
dipakai pada salah satu spacecraft atau wahana antariksa dengan berat 30 kg , panjang
63,5 cm dan diameter 31.7 cm dapat mengasilkan energi 1 Kw pada tegangan 26,5 V,dan
digunakan selama 14 hari misi di luar angkasa.
Dengan rapat energi yang besar dan ukuran (volume ) yang tidak besar , maka sel bahan
bakar ini dapat diletakkan di mana diperlukan.
c) Ramah lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah)
Sel bahan bakar ini bekerja dengan reaksi :
Anode
: 2H2 4H* + 4e
Katode

: O2 + 4H* + 4e 2H2O

Reaksi Sel : 2H2 + O2 2H2O


Secara teoritis , limbah atau emisi yang dihasilkan adalah air (H2O) . Berbeda dengan
pada pembakaran biasa dengan menggunakan mesin , dimana limbah yang dihasilan
adalah gas gas yang berpotensi untuk mencemari lingkungan seperti Sox , Nox , dan CO.
Selain itu jika menggunakan pembangkit daya yang konvensional , polusi kebisingan
juga dapat terjadi . Sel bahan bakar ini tidak menghasilkan suara, karena seperti hal nya
baterai biasa yang tidak menimbulkan suara , sel bahan bakar ini juga demkian ,
perbedaannya , jika baterai biasa memerlukan penggantian elektrolit dan pengisian

ulang , maka sel bahan bakar tidak memerlukan hal tersebut , akan tetapi jika bahan
bakarnya habis , maka sel ini juga tidak dapat berfungsi.
Selain itu keuntungan menggunakan sel bahan bakar ini adalah , limbah limbah emisi
seperti CO , dapat dimasukkan ke sel ini menghasilkan CO2 dan energi
d) Panas yang terbuang dapat di recovey
Ada beberapa jenis sel bahan bakar yang memerlukan suhu operasi diatas 300oC , dan
panas yang terbuang dapat di recovery dan dimasukkan kembali ke sel bahan bakar.
e) Bahan bakarnya flexible
Bahan bakar yang digunakan untuk sel bahan bakar dapat digunakan beberapa macam ,
kebanyakan menggunakan hidrogen dan oksigen sebagai bahan bakar dan oksidan nya.
Selain menggunakan kedua bahan tersebut , bahan bakar lain yang dicoba digunakan
antara lain ammonia , hidrazine, methanol dan batubara.
f) Cocok untuk keperluan unattended operation
Sel bahan bakar ini sangat cocok digunakan untuk keadaan unattended operation dimana
energy dengan rapat energi yang besar diperlukan. Sel bahan bakar ini sangat cocok
untuk aplikasi aplikasi yang memerlukan energi terutama di daerah remote yang jauh dari
jangkauan listrik.

B. Reaksi Kimia pada Sel Bahan Bakar

Sel bahan bakar ini bekerja dengan reaksi :

Anode

: 2H2 4H* + 4e

Katode

: O2 + 4H* + 4e 2H2O

Reaksi Sel : 2H2 + O2 2H2O


Setiap molekul H2 terpecah menjadi dua atom H+(proton), sedang setiap atom hydrogen
melepaskan elektronnya. Proton ini akan bergerak menuju katoda melewati membran.
Elektron yang terbentuk akan menghasilkan arus listrik kalau dihubungkan dengan
penghantar listrik menuju katoda. Pada katoda oksigen dirubah: O2 + 4H* + 4e 2H2O
Molekul oksigen akan bergabung dengan empat elektron, menjadi ion oksigen yang
bermuatan negatif untuk selanjutnya bergabung lagi dengan proton yang mengalir dari anoda.
Setiap ion oksigen akan melepaskan kedua muatan negatifnya dan bergabung dengan dua
proton, sehingga terjadi oxidasi menjadi air.
Reaksi del yang spontan mengikuti kondisi yang standard. Catatan:(reaksi pembakaran
hidrogen , tapi oksidasi dan reduksi dapat terlepas secara terpisah Dari anoda Dan katoda).
Platinum dalam electroda standard hidrogen, elektroda dapat mrnjadi fungsi dua Kali lipat.
Dengan menambahkan electrical conductor (konduktor listrik) dan menyediakan kebutuhan
permukaan huruf awal decomposition molekul dalam spesies atom, dengan men transfer
elektron terlebih dahulu biasanya disebut Elektro Katalis. Logan seperti platinum, nikel Dan
rhodium adalah contoh penghantar listrik yang bail.

C. Pengoperasian Sel Bahan Bakar

Dua buah elektrode karbon yang tercelup dalam larutan elektrolit (dalam hal ini asam) dan
dipisahkan dengan sebuah pemisah gas. Bahan bakar , dalam hal ini hidrogen , di
gelembungkan melewati permukaan satu elektrode melewati elektrode lainnya. Ketika kedua
elektrode yang secara listrik dihubungkan dengan beban luar , beberapa hal terjadi yaitu :
a. Hidrogen menempel pada permukaan katalitik elektrode , membentuk ion ion hidrogen
dan elektron elektron.
b. Ion ion hidrogen (H+) migrasi melewati elektrolit dan pemisah gas ke permukaan
katalitik elektrode oksigen
c. Secara simultan, elektron elektron bergerak melewati lintasan luar (external circuit)
pada permukaan katalitik yang sama
d. Oksigen, ion ion hidrogen , dan elektron bersatu pada permukaan elektrode
membentuk air (H2O)
Mekanisme reaksi pada sel bahan bakar ini sebagai berikut :
Anode

: 2H2 4H* + 4e

Katode

: O2 + 4H* + 4e 2H2O

Reaksi Sel : 2H2 + O2 2H2O


Perbedaan mendasar pada secara elektrokimia adalah , konduktor dalam larutan asam adalah
ion hidrogen (H+) dan (OH-) atau ion hidroksil dalam elektrolit basa. Pada elektrolit asam ,
air dihasilkan di katode sedangkan pada sel bahan bakar jenis basa air di hasilkan di anode.
Reaksi total yang dihasilkan adalah air dan energi. Reaksi dari satu ekivalen elektrokimia
bahan bakar secara teoritis akan menghasilkan 26.8 Ah DC.

D. Komponen Dasar Sel Bahan Bakar

Komponen komponen penting dari sebuah sel bahan bakar adalah :


a) Anode (elektrode bahan bakar) berfungsi menjadi antar muka untuk bahan bakar ,
elektrolit, mengkatalisa reaksi oksidasi dan menghubungkan elektron elektron dari
tempat reaksi ke beban luar (external circuit).
b) Katode (oksigen elektrode) berfungsi sebagai antar muka untuk oksigen dan
elektrolit, katalis reaksi reduksi oksigen, dan menghubungkan elektron elektron dari
sirkuit luar ke tempat reaksi .
c) Elektrolit , berfungsi memindahkan ion ion yang terlibat dalam reaksi reaksi reduksi
dan oksidasi dalam sel bahan bakar. Elektrolit ini sangat berpengaruh pada kinerja
kerja sel bahan bakar.

E. Jenis-Jenis Sel Bahan Bakar


Pada dasarnya sebuah sel bahan bakar terdiri dari beberapa jenis , diantaranya jenis asam
dan jenis basa. Sel bahan bakar jenis asam terdiri dari dari dua jenis yaitu jenis Larutan
polimer padat (SPE) dan asam fosfat. Sedangkan jenis basa terdiri dari sel bahan bakar
molten carbonate, dan Solid Oxide (oksida padat).
1. Sel bahan bakar Jenis Asam
I.
Sistem larutan polimer padat (SPE= Solid Polymer Electrolyte)
Sistem larutan polimer padat (SPE) menggunakan membran penukar ion sebagai
elektrolit. Keuntungan menggunakan sistem ini ;
Elektrolitnya padat , tidak dapat berubah , berpindah atau menguap keluar sistem
Satu satunya phase padat yang ada adalah air, minimalkan korosi
Selain keuntungannya , ada juga kerugian sistem ini antara lain ;
Sistem ini harus jenuh dari air untuk menaikkan unjuk kerja , konsekuensi
yang dihadapi adalah sistem ini harus terhindar dari kondisi uap air yang tidak
boleh menguap melebihi kecepatan pembentukan produk (air); sel bahan

bakar ini beroperasi pada kondisi jangkah 60oC pada tekanan ambient dan
1200C pada tekanan elevated.
SPE ini dapat membeku pada 00C, sehingga untuk kondi seperti ini , sel ini
II.

tidak dapat digunakan.


Sistem asam fosfat
Sistem asam fosfat beroperasi pada suhu 1500C hingga 220oC. Pada suhu lebih
rendah, asam fosfat mempunyai sifat buruk sebagai penghantar listrik. Pada suhu
lebih tinggi , kestabilan material (elektrode) menjadi terbatas (karbon dan platina).
Keuntungan menggunakan sistem ini adalah ;
Elektrolit yang digunakan stabil
Asam fosfat yang digunakan dapat sangat tinggi konsentrasinya ( 100%) dimana
pada kondisi ini tekanan uap air sangat rendah dan keadaan tuna (steady state)

penggantian air oleh reaktan gas akan selalu sama dengan laju pembentukan air
Pada 1500C hingga 220oC , unjuk kerja anode sangat baik bahkan pada saat
unjuk kerja di katode jelek. Pada kenyataannya , teknologi utama yang dipercaya
pada dalam sel jenis ini adalah meningkatkan kemampuan elektrode katode.
Sistem ini juga disiapkan untuk menggunakan bahan bakar yang mengandung gas

CO.
2. Sel bahan bakar Jenis Basa
Walaupun kebanyakan sel bahan bakar jenis ini beroperasi pada suhu tinggi ( > 2500C)
dengan konsentrasi kalium hidoksida (KOH) 85 %, pada kenyataannya sel ini banyak
digunakan pada suhu < 1200C dengan menggunakan konsenteasi KOH antara 35 %-50 %
Suhu yang lebih rendah tersebut di gunakan karena memperpanjang usia komponen serta
elektrolitnya.

Sel bahan bakar jenis basa ini di karakterisasikan sebagai berikut :


Konduksi ionic di hasilkan oleh ion hidroksi (OH-)

Elektrokatalis yang digunakan dapat nikel , perak, oksida logam, spinel, dan logam

mulia.
Konstruksi material elektrode termasuk karbon, nikel, dan stainless steel

Keuntungan menggunakan sel bahan bakar jenis basa antara lain :


Unjuk kerja elektrode di katode jauh lebih baik daripada elektrode yang sama pada sel

bahan bakar jenis asam


Konstruksi materialnya lebih murah

Kerugian menggunakan sistem ini adalah elektrolitnya bereaksi dengan CO2


menghasilkan kalium karbonate (CO-3) . Penggunaan sel jenis ini terbatas , yang
terpenting digunakan pada aplikasi aplikasi luar angkasa atau dalam air dengan kondisi
bahan bakar hidrogen dan oksigen murni.

BAB III

A. Keuntungan Sel Bahan Bakar


Mempunyai efisiensi thermis dan efisiensi listrik yang tinggi
Tidak berpengaruh terhadap efisiensi baik digunakan pada beban penuh atau
setengah
Gas buang yang beracun hanya sedikit, bahkan dapat mencapai zero emission
Kemungkinan terjadinya gangguan kerusakan jarang dan jaraknya cukup lama

Karena tidak ada bagian yang berputar, maka perawatan lebih ringan
Tidak bising

Keuntungan efisiensi lebih tinggi dibandingkan dengan motor bakar, adalah ketidak terikatannya
pada proses Carnot yang membatasi efisiensi motor bakar, dimana proses Carnot adalah proses
motor bakar yang paling ideal. Batas efisiensi maksimum yang dapat dicapai
oleh sebuah motor bakar adalah efisiensi sesuai proses Carnot. Sistem fuel cell mepunyai
efisiensi yang tidak dibatasi oleh proses Carnot.

B. Pemanfaatan sel bahan bakar pada masa depan


Analisis SWOT untuk diaplikasikan dimasa depan air sebagai bahan bakunya,
ketersediaan bahan baku yang melimpah dan terbarukan ini tidak menjadi masalah. fuel cell,
sebagai sebuah sistem pembangkit listrik, menghasilkan energi dari reaksi kimia dari
pencampuran gas hidrogen yang berasal dari air dengan oksigen dari udara. Fuel cell merupakan
energi masa depan yang begitu menjanjikan dilihat dari banyak aspek. Karena menggunakan
penerapan fuel cell juga akan membantu mengurangi konsumsi bahan bakar minyak sehingga
akan menghemat devisa. Dari segi lingkungan hidup pemanfaatan fuel cell di sektor transportasi
akan mengurangi tingkat pencemaran udara di kota besar karena emisi buang sel bakar ini berupa

uap air.
Pembuatan rangkaian pembangkit fuel cell dengan menggabungkan reformer, dilakukan
berdasarkan pengalaman membuat solar home sistem fotovoltaik. Kegiatan riset yang telah
dilakukan meliputi pengkajian kelayakan penerapan pembangkit listrik fuel cell.harga
operasional listrik berdasarkan volume gas hidrogen terpakai pada pembangkit listrik fuel
berkapasitas 500 watt.
Sementera itu, BPPT juga tengah mengkaji penerapan fuel cell pada kendaraan bermotor,
yang saat ini dalam tahap penyelesaian. Selain itu, dikaji kelayakan pemanfaatan methanol
sebagai sumber energi kendaraan bermotor.

Kesimpulan

Sebuah sel bahan bakar (fuel cell) adalah perangkat konversi energi elektrokimia yang
mirip dengan baterai, berbeda dengan baterai, sel bahan bakar itu dirancang untuk terus-menerus
bertambah energinya untuk dikonsumsi. Sebuah sel bahan bakar dengan baterai biasa ditentukan
dengan supply bahan bakar (oksidan) ke dalam sel . Pada sel bahan bakar , energi dipasok terus
menerus , hal ini tidak ubahnya dengan sebuah mesin yang memerlukan bahan bakar untuk
mengubah dari energi kimia menjadi energi mekanik. Sedangkan pada sel bahan bakar , energi
yang dihasilkan langsung menjadi energi listrik.

Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.

Chang, Reymond. 1991. Chemistry. Fouth Edition. Mc.Graw-Hill


Linden, David.1984. Handbook Of Batteries And Fuel Cell,41-1,Mc-Graw-Hill
Breither, Manfred W.1969. Electrochemical Process In Fuel Cell
http://www.alpensteel.com/article/120-109-energi-fuel-cell--sel-bahan-bakar/2626-fuel-

cell-sistem-matisnya-sel-bahan-bakar.com
5. http://umeblogsite.blogspot.com/2012/03/sel-bahan-bakar-fuel-cell.html

Anda mungkin juga menyukai