berlangsung
maupun
setelah
selesai
pekerjaan.Dari
mutu
proyek
yang
harus
dikuasai
oleh
dalam kontrak.
Pengendalian mutu bahan
Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan standar
yang ditetapkan. Untuk memudahkan perencanaan dan pelaksanaan
untuk
suatu
pekerjaan
konstruksi
ada
beberapa
standar
acuan,diantaranya yaitu :
1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,NI- 2
2. Peraturan semen portland Indonesia, NI- 8
3. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1961, NI-3
4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI- 5
5. American Standard for Testing Material
Pengendalian mutu bahan dilapangan meliputi inspeksi dan test yang
dilakukan dilaporatoriu maupun dilapangan saat bahan tersebut datang
kedalam lapangan pengendalian produk yang tidak sesuai, serta
pengendalian catatan mutu.
1.1.2 Pengendalian Mutu Beton
a. Uji Beton dengan Slump Test
Untuk pengawasan terhadap mutu beton yang akan digunakan ini,
pihak kontraktor dan pengawas lapangan telah melakukan pengujian
terhadap mutu beton antara lain dengan metode slump test. Adapun
tujuan
dari
pengujian
ini
adalah
untuk
mengetahui
20
nilai Slump Test
hH
Gambar uji
b.
slump test
Gambar Sampel
1.1.3
silinder beton
Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan - batuan atau berupa pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat - alat pemecah batu.
Persyaratan Agregat halus dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971 NI-2 adalah :
1. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang tajam dan keras,
butir - butir Agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan
hujan.
2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %
(ditentukan dengan berat kering).
3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan - bahan organis terlalu
banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams Harder (dengan larutan NaOH).
4. Agregat halus harus terdiri dari butir - butir yang beraneka ragam
besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat - syarat berikut :
a. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2 % berat
b. Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10 % berat
c. Sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80 % dan
95 % berat.
Adapun syarat-syarat agregat halus menurut spesifikasi teknis
proyek adalah:
1.
1.
2.
3.
2.
3.
4.
Gambar agregat
Agregat
Agregat
halus
Kasar
kasar
untuk
beton
dapat
berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan batuan atau berupa batu pecah yang di peroleh dari pemecahan
batu. Pada umumnya yang di maksudkan dengan agregat kasar
adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm.
merupakan
batang
proporsianal
dengan
tulangan.
Pengendalian Mutu Semen
Semen/Portland Cement adalah bahan pengikat yang sangat penting,
terutama dalam pembuatan konstruksi beton bertulang. Semen yang
digunakan harus memenuhi syarat-syarat SII dan NI-8.
Adapun persyaratan semen yang tercantum dalam syarat-syarat
spesifikasi teknik proyek adalah sebagai berikut:
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II
menurut NI-8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut
standart cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement
Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa
persetujuan Pengawas lapangan.
3. Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh
semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan.
4. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang
sudah digunakan harus disertai jaminan dari kontraktoryang
dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen
pengganti setaraf dengan mutu semen yang digantinya.
5. Batas-batas pengecoran
2.
3. Semen harus dalam keadaan yang belum mulai mengeras jika ada bagian
yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh
tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini
tidak lebih dari 5% berat semen.
4.
bahan - bahan lain yang dapat merusak beton dan baja Tulangan
(PUBI 1971 Ps 1).
1.2 Pengendalian Biaya (Budget Control )
Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan
pada proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah
direncanakan.
Pengendalian
biaya
pelaksanan
pekerjaan
dapat
harus
sesuai
dengan
yang
dibutuhkan,dihitung
dengan mempertimbangan
untuk
menyelaisaikan
masing-masing
pekerjaan,