Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


IV.1 Analisa Data
Setelah melakuna percobaan impact, data-data yang di hasilkan dari
percobaan tersebut dapat dilihat dibawah ini
Tabel IV.1 Data Percobaan Uji Impact

spesimen

Panjang (mm)

55,8

54,65

55

Tebal (mm)

8,65

8,9

8,1

9,2

9,15

9,35

79,58

81,435

75,535

Temperature (C)

100

29

-64,2

Energi Impact (Joule)


Kekuatan Impact
(Kgm/mm2)

112

86

47

1,40738879

1,05605698

0,62222811

Tebal (b), mm
2

Luas (mm )

IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Perbandigan Energi Impact
judulnya perbandingan energy impact tp kenapa sumbu y-nya kekuatan impact

Perbandingan Energi Impact

Gambar IV.1 Perbandingan Energi Impact

Jelaskan lebih detail temperatur2nya


Dapat dilihat dari gambar IV.1 bahwa ketika specimen baja AISI 1045 ketika
dipanaskan sampai 100C mempunyai nilai kekuatan impact sebesar 112 Joule,
lalu baja AISI 1045 tanpa perlakuan (temperature ruangan 29C)mempunyai nilai
kekuatan impact sebesar 86 Joule, dan yang terakhir adalah baja AISI 1045
dengan tempoeratur rendah (-64,2C) mempunyai nilai kekuatan impact sebesar
47 Joule. Ketika temperature dinaikan energy dan amplitudo getaran meningkat,
hal tersebut menyebabkan regangan dan kekuatan antar sesama atom
berkurang sehingga material yang getas dapat menjadi material yang ulet saat
temperature tinggi(freedman,2014). Diketahui bahwa nilai dari energy impact
untuk baja dengan kadar karbon sebesar 0.45% adalah sebesar 20 sampai 30
joule dalam temperature ruangan sedangkan yang di dapat dari percobaan kali
ini adalah 86 joule, hal ini terjadi karena specimen kurang sesduai dengan
standart yang ada.(Callister,2014)
Bandingkan dengan nilai teori
IV.2.2 perbandingan pola patahan
Fotonya lebih bagus dong ditaro di kertas trus jelas engga banyak background
begitu

A
A.
B.
C.

Specimen tanpa perlakuan


Specimen temperature
tinggi
Specimen temperature

Gambar IV.2

Pola patahan material yang ulet dang etas berbeda beda, dari gambar
4.2 dapat dilihat bahwa material yang getas dalam percobaan ini adalah
specimen baja AISI 1045 temperatur rendah terlihat mengkilap sendankan untuk
specimen baja AISI 1045 tanpa perlakuan tyerlihan tidak rata tetapi masih ada
sedikit mengkilapnya, dan yang terakhir adalaha specimen baja AISI 1045
temperatur tinggi dengan bentuk patahan yang tidak rata. Mnurut Callister,2007
bahwa patahan material yang ulet akan terlihat tidak rata dan tampak berserat,

sedangkan untuk material getas akan terlihat rata dan mengkilap. Jadi dapat di
simpulkan bahwa specimen temperature dingin adalah material getas, specimen
temperature kamar semi getas, dan specimen temperature tinggi adalah
material ulet.
Kenapa dingin getas panas ulet?
IV.2.3 Kurva Transisi Temperature

Energi Impact (Joule)Persen Patahan (%)

Dapat dilihat dari gambar kurva diatas bahwa ketika temperature


Temperature (C)
meningkat maka energy impact pun meningkat ini di sebabkan vibrasi atom
yang terjadi ketika material dipanaskan dan menjadi lebih ulet dari pada
sebelumnya. Dan untuk persen patahan semakin tinggi temperature maka akan
semakin rendah persen patahannya karena ke getasan berkurang dan keuletan
meningkat jadi daerah benda untuk bereaksi secara getas berkurang.
Penjelasan kurang. Jelaskan T1-T5 seperti pada referensi yang aku kasih.

Anda mungkin juga menyukai