Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi:
Penguasaan wilayah Indonesia bagian barat dilakukan oleh AFNEI (Allied Forces
of the Nederland East Indies) atau Sekutu di bawah pimpinan Laksamana Lord
Louis Mountbatten yang berkedudukan di Singapura.
Pasukan AFNEI terdiri dari tiga divisi, yaitu:
Divisi India ke-23, pimpinan Mayjen Hawthorn, bertugas di Jakarta dan Jawa Barat.
Divisi India ke- 5, pimpinan Mayjen EC. Mansergh, bertugas di Jawa Timur.
Divisi India ke-26, pimpinan Mayjen HM. Chambers, bertugas di Sumatera.
Karena AFNEI tidak sanggup mengontrol wilayah Indonesia yang begitu luas, maka
tentara Australia (Komando Pasifik Barat Daya) diminta menguasai wilayah timur
Indonesia di bawah pimpinan Letjen Albert Thomas Balmey yang diboncengi oleh NICA
(Netherlands Indies Civil Administration) di bawah pimpinan Letjen Van Mook.
Gerakan yang dilakukan Sekutu dan NICA di Indonesia:
PERJUANGAN FISIK
Pertempuran 5 Hari Semarang (15-20 Oktober 1945), pertempuran ini dilatarbelakangi
oleh terbunuhnya dr. Karyadi yang sedang memeriksa air sungai yang diracuni oleh
pasukan Sekutu dan kaburnya seorang tawanan Jepang.
Pertempuran Surabaya (10 November 1945), pertempuran diprakarsai oleh
kedatangan NICA dan AFNEI ke Surabaya yang bertujuan untuk melucuti tentara
Jepang dan menyelamatkan interniran Sekutu yang dipimpin oleh Bridjen A.W.S.
Mallaby, yang kemudian ditawan dan dibunuh pasukan Indonesia karena
memperintahkan rakyat Indonesia khususnya Jawa Timur untuk menyerah yang
disebar melalui pamflet-pamflet.
Pertempuran Ambarawa (20 November-15 Desember 1945), pertempuran yang terjadi
antara pasukan TKR yang dipimpin Kolonel Jenderal Sudirman dengan Sekutu-Inggris
dan NICA.
Pertempuran Medan Area (Oktober 1945-April 1946), pertempuran yang terjadi di
Medan, Sumatera Utara yang didatangi dan dikuasai Sekutu-Inggris dan NICA yang
dipimpin oleh Brigjen T.E.D. Kelly sejak 9 Oktober 1945.
Bandung Lautan Api (23-24 Maret 1946), sejak tanggal 17 Agustus 1945, NICA dan
AFNEI menduduki Bandung bagian Utara dan meminta rakyat Bandung untuk
mengosongkan kota sejauh 11 km dari Bandung bagian Selatan. Pada akhirnya kota
Bandung Utara ditinggalkan dan dibakar agar tidak dapat digunakan oleh Sekutu.
PERJUANGAN DIPLOMASI
Perundingan Linggarjati
Perundingan Renville
Perundingan Renville dilaksanakan di geladak kapal U.S.S. Renville milik AS
pada 8 Desember 1947 17 Januari 1948.
Dari pihak Indonesia diutus Amir Syarifudin, dan dari pihak Belanda diutus R.
Abdulkadir Wijoyoatmojo, dan dari pihak penengah adalah KTN.
Isi perundingan Renville:
Persetujuan gencatan senjata antara Belanda dengan Indonesia.
Menyelesaikan pertikaian secara damai melalui bantuan KTN.
Kedaulatan Indonesia sementara ada pada pihak Belanda, dan selanjutnya
akan diserah pada Negara Indonesia Serikat, dimana:
o Di antara wilayah RI dan pendudukan Belanda dibuat garis batas daerah
(demarkasi) yang disebut garis Van Mook.
o TNI ditarik dari kantong-kantong gerilya ke wilayah RI.
Waktu Berdiri
Wilayah
Wali Negara
Negara Indonesia
Timur
Desember 1946
Negara Sumatera
Timur
Dr. Mansur
Negara Sumatera
Selatan
30 Agustus 1948
Abdul Malik
Negara Jawa
Timur
26 November
1948
R.T. Kusumonegoro
Negara Pasundan
R.A.A.
Wiranatakusumah
Negara Madura
16 Januari 1948
Cakraningrat
Daerah-daerah
otonom
1946-1949
Sultan Hamid II
Perundingan Roem-Royen