Anda di halaman 1dari 8

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Manusia, bintang, dan
tumbuhan memerlukan air untuk kehidupannya. Air dapat pula digunakan sebagai pelarut,
pembersih dan keperluan lain seperti rumah tangga. Industri maupun usaha-usaha lainnya.
Untuk keperluan industry air berfungsi sebagai pendingin mesin, bahan baku maupun pembersih
atau penggelontor limbah. Di samping itu air juga berfungsi untuk usaha-usaha pertanian,
perikanan, olah raga, rekreasi, pemadam kebakaran dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya strategi penyediaan air bersih di KePulauAn di INDONESIA sebaiknya.
2. Membuat rencana tindak (action plan) terhadap kebutuhan bidang air bersih kepulauan /
perdesaan.
1.3 Maksud dan Tujuan
Menganalisa dan membuat rencana tindak (action plan) terhadap kebutuhan bidang air
bersih perdesaan yang dibagi dalam tiga tahapan peningkatan yaitu jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih dalam praktiknya terdiri dari dua sistem penyediaan air
bersih, yaitu Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) Perkotaan dan SPAB Perdesaan. Dengan
pertimbangan jumlah penduduk, distribusi/sebaran penduduk, dan aktifitas dominan yang dilakukan
penduduk, dapat diketahui bahwa perbedaan antara kedua SPAB tersebut terletak pada penerapan
teknologi fisik, tingkat kapasitas pelayanan, tingkat jenis sambungan pelayanan, dan tingkat
institusi pengelolaan sistem. Air Bersih Domestik Kebutuhan domestik ditentukan oleh adanya
konsumen domestik, yang berasal dari data penduduk, pola kebiasaan dan tingkat hidup yang
didukung adanya perkembangan sosial ekonomi yang memberikan kecenderungan peningkatan
kebutuhan air bersih. Fasilitas penyediaan air bersih yang sering dikenal, yaitu;
- Fasilitas perpipaan, yaitu: sambungan rumah, sambungan halaman, sambungan umum.
- Fasilitas non perpipaan, berupa; sumur, mobil air, mata air. Kebutuhan air bersih suatu
kawasan dipengaruhi oleh jumlah penduduk kawasan tersebut. Standar pemakaian dan
pelayanan air bersih masyarakat dapat dilihat dalam Tabel 1.
1

Tabel 1. Kebutuhan Air Domestik


Kategori kota berdasarkan jumlah penduduk
(x1000 jiwa)
No.

Uraian

>1000

500-1000

100-500

10-100

3-10

Metro

Besar

Sedang

Kecil

Desa

Konsumsi unit SR (ltr/org/hr)

190

170

150

130

100

Konsumsi unit HU (lt/org/hr)

30

30

30

30

30

Kehilangan air sistem baru (%)

20

20

20

20

20

Kehilangan air sistem lama (%)

30-40

30-40

30-40

30-40

30-40

Factor harian maksimum

1,15-1,2

1,15-1,2

1,15-1,2

1,15-1,2

1,15-1,2

Factor jam puncak

1,65 - 2

1,65 - 2

1,65 - 2

1,65 - 2

1,65 - 2

Jam oprasi

24

24

24

24

24

17,5 - 20

17,5 - 20

17,5 - 20

17,5 - 20

17,5 - 20

Volume reservoir / m3
(Kebutuhan air rata-rata)

Sumber
Air Bersih Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh adanya konsumen non domestik
yang memanfaatkan fasilitas - fasilitas antara lain:
1. Perkantoran, tempat ibadah.
2. Prasarana pendidikan, prasarana kesehatan.
3. Komersial (pasar, pertokoan, penginapan, bioskop, rumah makan dll).
4. Industri.

2.2 Sistem Distribusi Air Bersih


Dalam pendistribusian air bersih terdapat tiga sistem pengaliran yang
pemilihan sistemnya disesuaikan dengan kondisi di lapangan. yaitu;
1. Sistem Pengaliran Gravitasi
2. Sistem Pemompaan
3. Sistem Kombinasi
Perencanaan sistem distribusi air bersih didasarkan dua faktor utama yaitu:
a. Kebutuhan air (water demand).
b. Tekanan air serta ditunjang dengan faktor kontinuitas dan keamanan (safety).
2

Fungsi pokok jaringan distribusi adalah menghantarkan air bersih ke seluruh pelanggan
dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas, kontinuitas dengan tekanan dan kecepatan
air yang memenuhi standar. Kondisi yang diinginkan pelanggan adalah kapan saja mereka
membuka kran, air selalu tersedia.
Dalam hal pengaliran, terdapat tiga pilihan sistem pengaliran distribusi
penggunaannya

disesuaikan

dengan

kondisi

eksisting

sumber

air

air bersih, yang

baku

dan

wilayah

pengguna/konsumen, yaitu;
1. Sistem Pengaliran Gravitasi
2. Sistem Pemompaan
3. Sistem Kombinasi Kuantitas Air
Tiap orang perhari membutuhkan air dengan jumlah yang ditentukan oleh beberapa faktor
yaitu; faktor kebudayaan, status sosial ekonomi dan standar hidup,

kesadaran terhadap

kebersihan, penggunaan untuk hal-hal produktif, biaya yang dikeluarkan untuk air bersih dan
kualitas air. Pada kondisi normal tubuh manusia memerlukan antara 3 10 liter air per hari,
tergantung cuaca dan aktifitas yang dilakukannya,

sebagian dari jumlah air ini didapat dari

makanan. Kebutuhan air penduduk tergantung dari cuaca, standar hidup, ketersediaan dan metode
distribusi air.
Untuk memperoleh estimasi kebutuhan air dalam suatu wilayah, lebih mudah untuk
mensurvey jumlah rumah tangga daripada harus melakukan sensus dari rumah ke rumah.
Penggunaan air domestik (rumah tangga) dapat dihitung dengan mengasumsikan rata-rata jumlah
anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. Untuk wilayah penelitian, rata-rata jumlah anggota
keluarga digunakan 5 orang dalam satu keluarga. Adanya sekolah, tempat peribadatan, rumah sakit,
hotel, dan fasilitas umum lainnya juga harus dihitung penggunaan airnya. Tabel.2 merupakan
gambaran penggunaan air untuk fasilitas umum di Indonesia.

Cari sumber lagi yaaa..

2.3 Perencanaan Penyediaan Air Bersih


Perencanaan penyediaan air bersih meliputi aspek teknis, aspek finansial, aspek
kelembagaan dan aspek peran serta masyarakat.
1. Aspek Teknis antara lain terdiri dari kebutuhan air pada saat ini dan masa datang,
pengolahan air bersih, Standar teknis, prosedur O&M, kualitas air Penyediaan Air Bersih
Perdesaan Pulau , Kabupaten

Kepulauan-Propinsi Sulawesi Tengah Aspek finansial

meliputi Kemampuan dan kemauan untuk membayar, Serta struktur tarif.


2. Aspek kelembagaan meliputi Strategi ditingkat nasional dan kebijakan/landasan hokum,
Para stakeholder dalam kegiatan ini, yaitu

pengguna dan pemelihara pelayanan air,

sehingga hal ini akan menentukan keberhasilan kegiatan tersebut.


3. Aspek peran serta masyarakat terdiri dari Kebutuhan untuk peningkatan
penyediaan air bersih, Rasa tanggung jawab dan memiliki, kebudayaan, kebiasaan dan
kepercayaan yang berhubungan dengan air bersih.

BAB III. STUDI KASUS

3.1 Permasalahan
Kabupaten ANAMBAS merupakan kepulauan di daerah Kepulauan RIAU
Jumlah penduduk pada 4 kecamatan ini sebanyak 23.226 jiwa yang terdiri dari 5.834
Kepala Keluarga (KK). Mata pencaharian pokok penduduk adalah petani, PNS/TNI/Polri, peternak,
4

dan wiraswasta (usaha perdagangan, kerajinan, dll). Kebutuhan air masyarakat berasal dari air
hujan yang ditampung dengan waduk pada ketinggian + 100 meter diatas Muka Air Laut
Dari hasil identifikasi awal yang dilakukan, ditemukan sumber air baku yang melimpah,
yaitu ketersediaan tampungan waduk tahunan sesuai table berikut (dalam m3/dtk)
199
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003
2
301 290 250 200 190 100
80
150
200
400 365
300

JIka luas genangan waduk 200 m2 dan data infiltrasi diperoleh penelitian berikut
Sebuah daerah tangkapan hujan dengan luas (A) 0,50 km2 terjadi hujan
dengan profil sebagai berikut:

Jika volume limpasan langsung (VLL) adalah 8.250,oo m3,

BAGAIMANA STRATEGI ANDA DALAM PENGADAAN AIR TERSEBUT .

Key problem solved


A. Tentukan dulu nilai infiltrasinya
B. Buat Q andalan Q80 =untuk air minum = yang dapat dimanfaatkan sebagai air minum
C. Jumlah pabrik 10 dengan luas 30.000 m2 , pertumbuhan r = 0,1%
D. Jumlah kantor 50 dengan luas 20.000 m2, pertumbuhan r = 0.5%
E. Jumlah masjid 70 dengan luas 10.000 m2, pertumbuhan r = 0.75%
F. Buat kebutuhan sesuai klasifikasi penduduk, pertumbuhan r = 2%
G. Buat kebutuhan sesuai klasifikasi komersial
H. Buat table kebutuhan jangka panjang dan jangka menegah

I.

3.4 Kesimpulan
1. Dari analisa diperoleh bahwa ketersediaan air bersih lebih besar dari kebutuhan air yang ada
untuk wilayah Pulau . Penduduk dengan jumlah pelayanan terkecil terhadap ketersediaan air bersih
yakni Kecamatan Selatan dimana ketersediaan air bersih belum mencukupi dengan kebutuhan
penduduk secara keseluruhan. Pembangunan dan pengelolaan sarana prasarana penyediaan air
bersih dilakukan masih berdasarkan penetapan kebutuhan dari pemerintah pusat (supply driven).
2. Jenis pelayanan air bersih yang diberikan berupa 87 HU dan 3.903 SR hingga tahun 2019.
Penyesuaian tarif secara berkala berdasarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat
pemakaian air bersih.
3.Besarnya rata-rata kemampuan masyarakat (ATP) adalah Rp.

9.826,93/bulan, besarnya

kemauan(WTP) membayar penyambungan rumah sebesar Rp. Rp 118.363,93/SR dan pembayaran


retribusi sebesar Rp. 11.247/bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Kodoatie, Robert dan Roestam Sjarief.2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.Andi Offset:
Yogyakarta.
Balitbang Dept. Kimpraswil, (2002),
Spesifikasi Teknis
Pengelola,Pedoman/Petunjuk Teknik dan Manual Bagian 5 Volume 1
Departemen Kimpraswil tahun 2002: Jakarta, 2002.

Penyiapan Lembaga
NSPM Kimpraswil

http://www.pu.go.id/index.asp?link=/humas/news2003/ppw050209sony.htm
7

http://www.kimpraswil.go.id/
http://benkoenairbersih.blogspot.com/2009/12/sistem-penyediaan-air-bersih.html

Anda mungkin juga menyukai